Putri Chandradewi, beliau adalah Ketua dan Direktur Utama dari Wiratama Grup. Wanita tangguh yang seumur hidupnya telah melalui banyak sekali rintangan dan ujian yang berat. Putri adalah gambaran dari perempuan mandiri yang berhasil mempertahankan kejayaan perusahaan di tengah gejolak dan badai yang selalu berusaha merubuhkannya.
Putri memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing. Wanita yang kini berusia 58 tahun itu tampak jelas tengah menahan amarah di dadanya.
Disampingnya. Reza sang suami yang juga telah menua berdiri tanpa sepatah katapun. Reza tidak berani berkata apapun
BRAK! Putri memukul keras meja kerja di depannya. Wanita paru baya itu tampak sangat murka.
Reza sudah tidak kaget lagi. Pria paru baya itu sudah sangat hapal dengan tabiat buruk sang istri yang telah dia nikahi sejak 12 tahun lamanya itu.
"Keterlaluan! Arka benar-benar sudah kelewat batas! Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia tidak datang dalam meeting sepenting itu?! Aku terlalu memanjakan dia! Aku terlalu sering memaafkan dia! Jadi dia seenaknya sendiri!" Pekik Putri
Dia sudah berusaha mati-matian menahan amarahnya. Namun dia rasa dia akan gila jika tidak meluapkan amarahnya
"Sabar,Mama. Kita dengarkan penjelasan Arka dulu" kata Reza
"Sabar apalagi,Pa? Kurang sabar gimana Mama sama dia? Mama sudah terlalu sering mewajarkan tingkah dia! Mama sudah tidak bisa lagi! Anak itu! Dia sedang berusaha menghancurkan masa depan yang sudah susah payah Mama bentuk untuk dia!"
"Demi apapun itu,Alhmarhum Papanya akan sedih jika melihat putra kesayangannya seperti ini! Jadi lelaki yang tidak bertanggung jawab!" Teriak Putri murka
Wanita paru baya itu sangat kecewa pada sang putra. Bagaimana bisa Arka tidak hadir dalam meeting penting itu? Sedangkan meeting yang sudah terjadwal itu memiliki tender senilai miliyaran.
Untungnya,Reza berhasil membujuk client untuk tidak membatalkan kerjasama mereka. Kalau tidak,mungkin mereka akan benar-benar rugi besar
Selama belasan tahun terakhir,memang Reza yang membantu Putri mengurus perusahaan. Keduanya bahu membahu kerjasama menjalankan perusahaan yang telah di amanahkan Almarhum suami pertama Putri padanya.
Kini mereka sudah menua. Putri dan Reza sudah merasa lelah. Mereka ingin istirahat dan menikmati hari senja mereka menimang cucu dari anak-anak Putri.
Arka adalah pewaris dari Wiratama Grup. Meski dia bukanlah anak tertua. Karena Putri memiliki satu anak lelaki lain yang lebih tua dari Arkana
Dialah Alvaro Wiratama, putra pertama Putri dengan mendiang suaminya. Alvaro memilih jalannya sendiri. Dia memutuskan untuk menempuh pendidikan di AAL dan menjadi seorang Perwira TNI AL.
Selain Alvaro dan Arkana, Putri juga memiliki satu anak perempuan yang bernama Ayana Wiratama. Putri bungsunya dari mendiang sang suami.
Putri dan Reza memang sudah sepakat untuk tidak memiliki keturunan bersama. Mereka sepakat untuk fokus membesarkan ketiga anak Putri dan mendiang suaminya
Hanya Arka yang tersisa. Dialah harapan besar Putri untuk meneruskan perusahaan mereka. Tapi putranya itu belakangan ini selalu saja membuatnya kecewa.
Entah karena Arka terpaksa atau bagaimana. Putri tidak habis pikir jika anak lelakinya akan berubah seperti itu
"Arkana...Mama kecewa padamu'' ujarnya
Tidak lama,seorang Asisten yang diperintahkan oleh Reza untuk menemukan keberadaan Arka. Masuk ke dalam ruangan kebesaran Putri
"Permisi, Tuan dan Nyonya" ujarnya sopan
"Katakanlah" sahut Reza
"Tuan Muda sedang tidak ada di kota. Beliau sedang berada diluar kota" ujar Asisten itu
"Dimana dia? Dan bersama siapa?" Tanya Putri
Dimas si Asisten tampak ragu untuk menjawab pertanyaan dari Putri
"Itu,Nyonya. Tuan Muda bersama dengan Nona Tatjana. Mereka berada di area offroad sejak pagi tadi" sahut Dimas dengan hati-hati
Putri memejamkan kedua matanya dengan erat. Wajahnya tampak merah padam. Dia siap untuk kembali meledakkan amarahnya
Reza yang mengerti langsung memerintahkan Dimas untuk keluar.
"Mama,tenanglah. Jangan emosi" ucap Reza
Putri meremas kertas yang ada di tangannya hingga kertas itu hancur. Lalu kembali menggerbak meja
"Sudah aku duga! Dia pasti bersama gadis itu! Tatjana,dia yang merubah putraku! Gadis itu dia membawa pengaruh buruk untuk Arka!"
"Sampai kapanpun,aku tidak akan merestui mereka bersama! Tidak akan pernah!" Tegasnya
Reza hanya bisa menghela nafas kasar. Istrinya akan sangat sulit ditangani saat sedang marah
Sementara itu di tempat lain,
Lebih tepatnya disebuah tempat yang diperuntukkan khusus offroad motor trail. Sebuah daerah dekat pegunungan dengan medan yang curam. Namun juga mengasyikkan bagi pecinta kegiatan offroad. Inilah surganya para pecinta trabas
Seorang lelaki muda tengah mengendarai motor trailnya dengan kecepatan tinggi. Helm khusus menutupi wajahnya. Dia terlihat sangat mahir mengemudikan motornya
Hingga akhirnya,dia berhasil mencapai garis finish dan segera melakukan selebrasi dengan mentrailkan motornya. Berputar sebanyak beberapa kali di tempat.
Tidak lama,motor lain ikut menyusul dan segera mendekati lelaki itu.
Pengemudi itu adalah seorang gadis muda. Dia memarkiran motornya lalu membuka helm yang menutupi wajahnya
"Great job, dear. Kamu sangat hebat" puji gadis itu
Lelaki itu membuka helm yang telah menutupi wajahnya sejak tadi
"Aku memang selalu hebat,Nana. Kekasihmu ini sangat hebat" ujarnya
Nana mendekat dan segera memeluk erat tubuh kekasihnya
"I know. Makanya aku makin cinta samu kamu,Tuan Muda Arkana" sahut Nana
Lelaki itu adalah Arkana Wiratama, putra kebanggaan dari Putri Chandradewi. Sedangkan gadis yang bersamanya adalah kekasihnya,Tatjana Abigail.
Seorang model berusia 25 tahun yang selama 5 tahun ini berkencan dengan Arkana. Lelaki itu sangat mencintai Tatjana. Apapun akan dia lakukan demi kebahagiaan gadis itu.
Arkana akan menuruti apapun yang diperintahkan oleh Tatjana padanya. Apapun yang gadis itu inginkan maka Arka akan mewujudkannya. Everything for her, sebucin itu Arkana terhadap Tatjana. Atau bisa disebut cinta buta? Entahlah
Nana,itulah nama panggilan khusus dari Arka untuk sang kekasih.
Arka sudah tumbuh menjadi lelaki dewasa yang sangat tampan. Tubuhnya tinggi dan gagah. Usianya 25 tahun dan dia terlihat sangat mirip dengan Mendiang Sang Papa.
"Nana,aku mulai lelah. Lebih baik kita segera kembali" ajak Arka
Tatjana atau Nana mengerutkan keningnya. Gadis itu masih ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan sang kekasih
"Baby,ini masih sore. Aku masih mau sama kamu terus. Kalau kita balik sekarang kita berpisah dong" ujarnya manja
"Nana,kamu tahu? Saat ini pasti Mama sedang sangat marah padaku. Papa bahkan tidak akan bisa meloloskan aku dari amarah Mama,"
"Aku harus cepat kembali lalu membujuk Mama. Aku sudah melewatkan meeting penting hari ini demi keinginan kamu" ujar Arka
"Jadi kamu menyalahkanku? Kamu menganggap aku merusak?" Tanya Tatjana tidak terima
Gadis itu berkaca-kaca lalu segera meninggalkan Arka begitu saja. Arka tentu langsung mengejar Tatjana
"Sayang,Nana. Jangan marah,aku tidak bermaksud begitu" ujar Arka
Dia segera menahan pergelangan Tatjana lalu menariknya agar gadis itu mendekat
"Dengarkan aku. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin kamu mengerti saja. Apapun akan kulakukan demi kebahagiaanmu,"
"Aku bahkan rela menentang Mamaku demi kamu. Jadi tolong jangan salah paham lagi. Ayo kita pulang sekarang. Kamu tidak ingin kan? Kalau Mama makin menentang hubungan kita? Nana,aku ingin bersama denganmu selamanya" kata Arka
Arka berucap sambil memegangi wajah Tatjana. Membuat gadis itu luluh dan akhirnya menuruti ajakan Arka untuk pulang.
"Baiklah. Aku tidak ingin Tante Putri semakin tidak suka padaku, Arka" sahut Tatjana
Arka lega mendengarnya, lelaki tampan itu mengusap lembut pucuk kepala Tatjana. "Itu baru gadisku."
Setelah mandi dan bersiap. Akhirnya kedua sejoli itu sudah berada diatas mobil untuk pulang. Arka yang mengemudi sedang Tatjana ada di sebelahnya
******
Di lain tempat,
Seorang gadis muda terlihat sangat sibuk di depan kasir. Gadis itu bekerja paru waktu sebagai seorang kasir di supermarket
"Totalnya adalah dua juta empat ratus ribu rupiah,Nyonya" ujarnya sopan
Gadis itu mengemas barang belanjaan milik pelanggan lalu mengemasnya dengan sopan
Dia menghela nafas yang berat. Melirik jam di pergelengan tangannya. Sudah pukul 17.00, menadndakan kalau sudah waktunya pergantian shift
Gadis itu segera berjalan meninggalkan meja kasir menuju ruang ganti
"Mbak,aku udah selesai" ujarnya pada temannya yang lain
"Oke,Syif. Aku juga udah siap" sahut teman dari gadis itu
"Syifa,besok kamu masuk siang lagi ya? Aku masih harus jagain adekku di rumah sakit"
"Oke,Mbak. Semoga adek Mbak cepat sembuh ya, kasihan dia. Aku jadi ingat adekku" ujar Syifa
Syifa bergegas untuk mengganti pakaiannya. Menggunakan jaket lalu berjalan meninggalkan area supermarket. Gadis itu berjalan dengan langkah yang cepat
"Syahrul sama Bunda pasti belum makan. Biar aku bungkusin makanan buat mereka sekalian" ujar Syifa
Gadis itu terus merekahkan senyuman diwajahnya. Gadis yang berhijab itu memiliki wajah cantik yang meneduhkan mata dan hati
Syifa memilih untuk berjalan kaki agar bisa lebih menghemat ongkos. Dia berkeliling untuk mencari makanan yang tepat untuk disantap malam ini
Pilihan Syifa jatuhkan pada warung nasi goreng kaki lima. Sebentar lagi Maghrib jadi warung sudah mulai ramai pembeli. Ini juga adalah warung langganann6a
"Pak,Syifa bungkus nasi gorengnya tiga ya? Yang satu enggak usah pakai telor. Yang dua lagi kasih telor" kata Syifa
"Eh neng Syifa. Siap,Neng! Bapak buatin pesanan Neng. Seperti biasa enggak pedes kan neng?" Tanya penjual itu
Syifa hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Aroma dari nasi goreng yang sedang di olah itu membuat perut Syifa makin keroncongan
"Aku tidak sabar" gumam Syifa
Dia menatap damba pada nasi goreng yang masih diatas wajan besar itu
Tidak lama kemudian,pesanan Syifa akhirnya disajikan.
"Berapa,Pak?"
"48 ribu aja neng"
Syifa langsung merogoh dompetnya. Dia mengeluarkan uang 50 ribu dan meminta agar penjual itu menyimpan saja kembaliannya
Syifa menenteng kantong berisi nasi goreng di tangannya. Adzan maghrib mulai berkumandang. Syifa memutuskan untuk menunaikan Sholat Maghrib sekalian di Masjid yang tidak jauh dari tempat dia berdiri
Syifa langsung melepas sepatunya lalu bergegas mengambil air wudhu. Gadis cantik itu tidak pernah lalai pada kewajibannya sebagai seorang muslim. Dia adalah gambaran dari seorang gadis muslimah yang selalu taat dan tidak pernah lalai akan perintah Tuhan
"Assalammualikum warohmatullah"
Usai mengucapkan salam di akhir Sholat. Syifa mengangkat kedua tangannya,berdzikir dan bermunajat pada sang pencipta
'Semoga Ayah diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan. Semoga Bunda dan Syahrul senantiasa diberikan kebaikan dan kebehagiaan dalam hidupnya. Dan semoga Allah memampukan Syifa untuk selalu bisa memberikan yang terbaik untuk Bunda dan Syahrul.' Syifa berdoa dengan tulus
Syifa memperbaiki penampilannya. Kembali memasang hijabnya lalu bergegas keluar dari Masjid
"Kok enggak ada ojek ya? Aku jalan dikit ke depan deh. Siapa tahu ada Abang ojek, kalau ojek online kan mahal" ujar Syifa
Gadis itu melangkah sambil berusaha menemukan keberadaan ojek untuk pulang. Namun sepertinya sedang tidak ada satu pun tukang ojek di sekitar area ini
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!