Diego Xu adalah anak yatim piatu, sejak kecil dia tidak tau siapa orang tuanya, ia ditemukan oleh kepala desa dan warga setempat saat mencari buruan di hutan, desa yang ditempati kepala desa dan warganya hanya berjumlah 20 kepala keluarga termasuk pak kepala desa.
Diego adalah anak kesayangan kepala desa, sejak ditemukannya bayi mungil yang tidak berdosa itu, kepala desa mengangkatnya sebagai anak, walaupun begitu, kepala desa sudah memperlihatkan kekejaman dunia kepada anaknya sejak umur 7 tahun, sejak saat itulah Diego bertekat untuk menjadi kuat agar tidak ada yang menindasnya..
Kehidupan Diego sangatlah biasa biasa saja, setiap pagi berangkat sekolah, dan sore hari dia membantu ayahnya jualan ikan dipasar, dia tidak pernah malu dengan keadaannya yang serba kekurangan, karena keramahan dan suka menolongnya, membuat para warga menghormati Diego..
Diego adalah seorang anak yang baik, jujur dan rendah hati, sejak kecil, dan kini berumur 10 tahun, meninggalnya kepala desa, membuatnya berubah drastis, dia mulai bekerja keras sebagai kuli panggul di pasar dan malamnya sebagai petarung karena dia tidak memiliki banyak uang, karena untuk biaya pemakaman orang tuanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dari situlah Diego nekat mengikuti street fight karena membutuhkan banyak uang..
Desa Wugu adalah desa kecil yang berada di pesisir pulau Kulawu, meskipun jauh dari kota, tapi setiap malam akan ada orang orang kaya yang datang ke desa tersebut hanya untuk melihat pertarungan jalanan, serta melakukan pertaruhan dengan nominal yang luar biasa, dengan tekat yang kuat Diego menjadi juara bertahan selama 4 tahun ini dan berhasil mengumpulkan uang sebanyak 100 juta dolar, dibagi untuk biaya pemakaman ayah sambungnya, uang khas untuk warga dan sisanya ia tabung..
Setiap kali pulang kerumah, dia selalu babak belur, tak jarang dia mempertaruhkan nyawanya hanya demi bertahan dari kerasnya hidup, luka sabetan senjata tajam adalah makanan sehari hari. Tidak heran jika ditubuhnya banyak luka senjata tajam, anak umur 14 tahun yang seharusnya berteman dengan lingkungan sekitar, tapi Diego lebih memilih berteman dengan pertarungan..
Semenjak kepergian kepala desa, Diego menjadi pendiam dan tidak banyak bicara jika orang tersebut tidak akrab dengannya..
Malam sebelumnya setelah memenangkan pertarungan, Diego yang biasa pulang lewat jalur utama, karena bosan, dia lewat jalan setapak tepi hutan..
Ketika melewati pohon berusia ratusan tahun, Diego merasa ada yang memanggilnya, karena menganggap itu hanya halusinasi efek penat, dia mengabaikannya..
Dan pada hari ini panggilan itu semakin terdengar, membuat dirinya penasaran dan mencari sumber suara tersebut. Saat Diego mencari suara tersebut, tanpa sengaja dia menekan tuas yang disamarkan dan masuk kedalam pohon tersebut..
Sejenak Diego tertegun melihat betapa luasnya ruangan di dalam pohon itu..
"Akhirnya, kamu datang juga setelah banyak kali aku memanggilmu" ucap sosok tersebut
"siapa kamu, dan kenapa memanggilku??" tanya Diego heran dan tanpa rasa takut
"Aku yang memanggilmu karena merasa sedikit familiar dengan wajah serta aura yang ada di kalungmu itu" jawab sosok itu
"Maksudmu kalung ini??, ini adalah kalung dari orang tuaku, kata ayah angkatku, aku di temukan di kedalaman hutan ini bersama kalung ini tanpa petunjuk apapun" ucap Diego
"memangnya kamu tau siapa pemilik kalung ini sebelumnya??" tanya Diego
"Entahlah, karena aura kalungmu itu sangat familiar sekali" ucap sosok itu dan tanpa sengaja melihat ada tulisan Xu dikalung tersebut
"Tu- tunggu dulu, i-ini bu-bukankah ini kalung keluarga Xu" tanya sosok itu terkejut
"keluarga Xu, siapa itu keluarga Xu?? Bahkan aku tidak ingat ada marga Xu di desa ini" gumam Diego sambil berfikir
"Apakah kamu memiliki tanda lahir semacam tatto kepala harimau di pundakmu" tanya sosok itu kembali
Sambil membuka baju, Diego menunjukkannya,
"Apakah yang kau maksud gambar ini??" tanya Diego
"Hahahaha, akhirnya aku menemukanmu tuan muda" ucap sosok itu berlutut sambil menangis
Diego yang terkejut mundur beberapa langkah,
"Tuan muda?? Siapa yang kau panggil tuan muda?? Aku??" tanya Diego yang bingung, karena dia sendiri tidak kenal dengan sosok itu, dan sekarang dia memanggilnya tuan muda
"Ceritanya sangat panjang tuan muda, intinya keluarga tuan muda dibantai habis oleh keluarga dari timur tengah karena persaingan bisnis" ucap sosok tersebut
Mendengar berita tersebut, entah kenapa hati Diego sakit dan ia pun menguatkan dirinya untuk bertanya.
"Tolong ceritakan kenapa keluargaku memiliki konflik serumit ini, dan juga siapa kamu sebenarnya" perintah Diego
"Baiklah, keluarga tuan muda adalah keluarga terbesar di kota Green, ayah tuan muda adalah pewaris keluarga Xu yang berasal dari dunia lain, dan menetap disini. Dan pada saat itu usia tuan muda masih 3 bulan, mereka mengikuti sebuah pelelangan di kota Paris, ayah tuan muda berhasil mendapatkan sebuah pulau tak bertuan disana, karena keluarga timur tengah gila kekuasaan dan menginginkan pulau tersebut, orang tua tuan muda diburu, saya yang mendiami kalung yang tuan muda pakai sebelumnya, kalung itu sebenarnya satu set dengan gelang hitam dan cincin hitam yang saat ini berada di kotak hitam yang berada di belakang tuan muda berdiri. kalung, gelang dan cincin itu memiliki entitas masing masing, saya adalah yang tertua, sebelum ibu tuan muda menyerahkan tuan muda, beliau berpesan untuk menyelamatkan tuan muda, beliau menitipkan pesan kepada saya untuk menyegel ketiga benda tersebut, karena kekuatan saya sudah habis karena untuk menyelamatkan nyonya, saat itulah saya terpaksa keluar dari kalung tersebut dan menemukan tempat yang cocok didesa ini, dan meletakkan tuan muda di tengah hutan ini bersama kalung yang tuan muda pakai, setelah itu saya kehilangan jejak tuan muda karena kekuatan saya semakin melemah tanpa kalung itu. Maafkan saya dan keempat adik saya karena tidak bisa melindungi tuan, nyonya dan tuan muda" ucap sosok tersebut sambil menundukkan kepala
Sedangkan Diego yang mengetahui kenyataan pahit itu hanya menghela nafas panjang, dia sadar jika dirinya sangat lemah, untuk balas dendam pun dia harus berfikir ulang..
"Intinya, mereka masih hidup dan sedang bersembunyi. Jadi, siapa kalian sebenarnya, apakah kalian bukan dari dunia ini??" tanya Diego mencoba tetap tenang
"Benar tuan muda, kami sebenarnya entitas dari dunia lain, karena kami lalai menjalankan tugas, kami berlima dihukum dan disegel di dalam ketiga benda tersebut, lalu kami dibuang ke dunia dimana ayah tuan muda tinggal, beruntung kami di beli oleh ayah tuan muda disebuah tempat barang antik, dan sejak saat itu kami mengabdikan diri kami kepada keluarga Xu" ucap soso tersebut
"Lalu kemana keempat adikmu, dan siapa namamu??" tanya Diego
"Maaf tuan muda, saya lupa memberi tahu. Nama saya Greg, dan untuk keempat adik saya, silahkan tuan muda meneteskan darah tuan muda, setelah itu tuan muda dapat berinteraksi dan bisa melihat mereka seperti tuan berinteraksi dengan saya" ucap Greg
Diego melukai tangannya dan meneteskan darahnya ke kotak hitam didepannya, tiba tiba kotak terbuka dan terlihat cincin dan gelang melayang mendekati Diego dan terpasang secara otomatis di pergelangan tangan dan jari manisnya..
Setelah memakainya gelang dan cincin tersebut berubah menjadi tatto, setelah itu muncul empat sosok yang cantik dan tampan, mereka saling pandang dan memperkenalkan diri mereka,
Wanita berumur 20 tahun bermata pink bernama Luna, kedua adalah laki laki berumur sekitar 23 tahun berbaju hitam berdasi putih bernama Ares, yang ketiga, pria dengan badan kekar bermata biru berumur sekitar 22 tahun bernama Bob, dan terakhir wanita dengan rambut sebahu, bermata abu-abu berumur 20 tahun bernama Lina, sedangkan untuk Greg berumur 26 tahun berciri ciri berbadan kekar dan bermata merah darah.. Walaupun terlihat masih muda, umur mereka sebenarnya sudah ribuan tahun..
Mereka memiliki skill spesial masing masing, Luna spesialis IT, Ares spesialis strategi, Bob spesialis assasin, Lina skill spesialis sniper dan untuk Greg spesialis penyerang. Walaupun begitu kemampuan bertarungnya tidak perlu dipertanyakan lagi..
Kelimanya adalah pasukan bayangan milik keluarga Xu yang sangat mematikan, karena kesalahan dari ayah Diego membuat mereka tidak bisa mengeluarkan kekuatan penuhnya dan berakhir dengan kekalahan, meski begitu mereka tetap setia menemani keluarga Xu, hingga saat ini mereka dipertemukan dengan pewaris satu satunya yang masih hidup..
Diego pagi itu sedang termenung di bawah pohon tempat dia mendapatkan keberuntungan bertemu pengawal setia keluarganya..
Greg keluar dari bayangan Diego dan menemaninya ngobrol..
"Kenapa tuan muda melamun di tempat ini?" tanya Greg
"Aku ingin pergi merantau ke kota, tapi ilmu beladiriku sangatlah kurang, karena aku hanya bisa ilmu dasar saja" jawab Diego murung
Tiba tiba dia memiliki ide dan memandang Greg dengan mata berbinar..
"Bisakah kamu dan adik adikmu melatihku beladiri?? Tidak peduli seberapa keras pelatihan yang kamu berikan, aku akan melakukannya" ucap Diego
"Apakah tuan yakin??" Tanya Greg
"Tentu saja, kalau aku lemah, bagaimana aku bisa membalaskan dendam kedua orang tuaku??" jawab Diego
"Baiklah, kapan tuan muda ingin berlatih??"
"Sekarang juga" jawab Diego mantap
Greg, Luna, Ares, Lina, dan juga Bob sudah muncul di depan Diego..
"Untuk pelatihan pertama, tuan muda harus melatih fisik terlebih dahulu hingga batas paling ekstrem" ucap Greg memberi arahan
Diego pergi ke TPA untuk mencari besi dan membawanya ke tempat peleburan untuk membentuk pemberat di kaki dengan berat berbeda beda, mulai dari ringan, sedang dan berat, Diego menghabiskan uang hampir 30 ribu dolar untuk membuatnya..
Melihat kesungguhan tuan mudanya membuat kelimanya menjadi yakin jika suatu saat sang tuan muda bisa menjadi penguasa..
Keesokan paginya, Diego sudah bersiap di hutan belakang desa bersama kelima pasukan bayangannya..
"Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang??" tanya Diego
"Tuan muda harus melatih fisik terlebih dahulu dengan berlari sejauh 500 meter, dan akan bertambah jika tuan muda sudah bisa beradaptasi dengan pemberat dan jarak tersebut, jadi pasangkan pemberat itu di tangan dan kaki tuan muda" perintah Greg
Diego pun langsung menggunakan pemberat dan sudah bersiap untuk lari..
Dengan pemberat di tangan dan kaki tidak membuat Diego menyerah untuk berlatih..
Setiap seminggu sekali Diego pasti mengikuti pertarungan, untuk menambah tabungannya..
Waktu terus berlalu dengan cepat, dan setiap harinya Diego berlatih beladiri, berlari, dan malamnya meditasi dibawah air terjun, membuat insting bertahan dan menyerang mulai meningkat berkat latihan tanding.
Dan sekarang dia bisa mengobrol dengan pasukannya dengan telepati, dia di latih sangat lama, bisa menguasai telepati selama 6 bulan lebih, dengan begitu Diego tidak kesepian lagi, ..
*****
Kini sudah hampir 1 tahun Diego berlatih, dan sekarang umurnya 15 tahun.
Pagi itu Diego berpamitan dengan para warga yang dulu pernah merawat dan membantu mereka, dia ingin hidup lebih baik lagi di kota. Dan jika nanti dia sukses akan membangun desa tersebut menjadi kota..
Para warga akan mendoakan Diego agar sukses kedepannya..
Diego meninggalkan desa tempat tinggalnya, walaupun sedih, dia tetap bertekat untuk mengubah hidup dikota dan mencari informasi tentang siapa yang membunuh kedua orang tuanya, sedangkan untuk orang tua dari ayah yang masih hidup, tak tahu dimana mereka, berbeda dengan orang tua sang ibu yang telah meninggal karena menyelamatkan Diego dari serangan dadakan..
Dari cerita tersebut, lawan dia adalah orang licik, maka dari itu Diego selalu belajar strategi dari para mentornya, Diego selalu mengikut sertakan semua untuk memberi saran, dan saran tersebut akan di gabungkan diambil jalan tengahnya..
Pasukan bayangan Diego tentu saja terharu, karena perjuangan dan sarannya selalu di hargai..
Di perjalanan, Diego mengutarakan isi hatinya, dan ingin memanggil kelimanya dengan sebutan "kakak" karena Diego merasa nyaman dan ingin melanjutkan pelatihannya di kedalaman hutan selama 2 tahun untuk meningkatkan seluruh pengalamannya bertarung..
Walaupun awalnya di tolak, Diego tetap memaksa, dan akhirnya di izinkan, dengan syarat mereka berlima tetap akan memanggilnya dengan sebutan "tuan muda". Kesepakatan pun terjalin oleh keenamnya..
Hari hari Diego berlatih, bahkan kelima pasukannya terkejut melihat luka bekas pertarungan yang ada ditubuh Diego..
Mereka sangat sedih karena baru tau bahwa luka tersebut Diego dapatkan dari perjuangannya seorang diri untuk bertahan hidup didunia yang keras ini..
Diego sebenarnya adalah sosok ceria, baik, ramah, tapi semenjak kepergian ayah angkatnya, dia berubah 360° menjadi sosok pendiam, tidak berbicara banyak dan selalu menyendiri, bahkan para warga menjulukinya "Dragon Lonely" atau naga penyendiri karena kemanapun dia pergi selalu sendiri, dan jarang berkumpul dengan warga sekitar..
Hari berlalu sangat cepat, tidak terasa Diego melakukan pelatihannya selama 2 tahun dihutan bersama Greg dan lainnya, sekarang umur Diego sudah menginjak 18 tahun, dia tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan..
Sekarang saatnya Diego keluar dari hutan menuju kota, tapi sebelum itu, dia harus menaiki kapal untuk menyebrang ke kota tersebut, sebenarnya Diego ingin naik pesawat, tapi karena takut uangnya habis, dia pun menghematnya..
Dua jam perjalanan, Diego sampai dikota besar, walaupun banyak yang memandang jijik, Diego tidak mempedulikannya, dia begitu takjub melihat banyaknya gedung gedung bertingkat, setelah 10 menit melangkah, dia melihat bangunan yang tak begitu mewah, berada di tengah kota, bangunan tersebut bernama "Motel Sakura", Diego memasuki bangunan tersebut, hanya ada beberapa orang yang sedang makan, melihat ada orang masuk ke penginapan, sang resepsionis mendekatinya..
"Selamat sore, apakah ada yang bisa saya bantu??" tanya pria tua tersebut
"Apakah masih ada kamar kosong untuk 2 hari kedepan??" tanya Diego balik
"Masih, mari saya antar ke kamar" ajak pria tua itu..
"Untuk dua hari, anda wajib membayar 400 dolar, dan untuk makan pagi dan malam, anda bisa menambahkan 100 dolar, jadi total semua 500 dolar" jelas pria tua tersebut
Tanpa menunggu lama, Diego mengeluarkan uangnya dari dompet dan memberikan kepada pria tua tersebut..
"Jika butuh sesuatu, cari saja aku di bawah, namaku Liu, dan ini kunci kamarmu, selamat istirahat" ucap pria tua itu
"Baik paman Liu, terima" jawab Diego sambil membungkukkan sedikit badan
Melihat kesopanan Diego, Liu hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu meninggalkan Diego di depan kamarnya.
Diego memasuki kamarnya dan melihat sekelilingnya,
"Lumayan untuk 2 hari kedepan" ujarnya sambil berbaring dan terlelap
Pagi harinya Diego ingin membeli beberapa baju dan celana, karena dia berangkat dari desa tidak membawa apapun, hanya baju dan celana yang ia pakai sedikit robek..
Selesai mandi, Diego turun untuk sarapan dan bertanya dimana dia bisa membeli baju di daerah sini, Liu menyarankan untuk pergi kepasar besar, karena disana harganya terjangkau..
Memasuki pasar, Diego membeli 5 setel baju dan celana, (termasuk celana dalam juga). Dia memakai satu baju berwarna putih dan celana jeans berwarna navy, dia keluar dari pasar dan akan melanjutkan jalan jalan..
Tetapi tiba tiba ada beberapa orang menggendong anak berusia 5 tahun dengan paksa untuk dibawa pergi, kejadian tersebut membuat panik orang orang sekitar termasuk orang tua anak tersebut..
"Tolong lepaskan anakku, aku akan memberikan semua yang aku miliki" ucap orang tersebut,
"Hahaha baiklah, aku ingin seluruh aset keluargamu" ucap pria kekar bertato
Melihat keduanya saling berdiskusi alot, Diego berjalan mendekati orang yang memegang gadis kecil berusia 5 tahun itu karena sang gadis terus berteriak dan menangis..
Ketika mata Diego bertatapan dengan sang gadis kecil, Diego menaruh telunjuknya di depan bibir menandakan untuk tenang sambil tersenyum, sang ibu yang awalnya panik, melihat interaksi dari sang anak dan pemuda itu menjadi sedikit tenang..
Teriakan dan tangisan gadis itu mulai reda, dan kesepakatan tidak menemukan titik terang..
"Bagaimana??, jika kamu tidak bisa memberikan seluruh kekayaanmu, maka anak mu itu akan aku berikan kepada tuan Bill agar kelak dewasa bisa menjadi istrinya hahaha" ucap pria bertato sambil tertawa
Keamanan di tempat tersebut tidak berani bergerak karena ancaman tersebut..
Diego melesat merebut gadis kecil tersebut tanpa diketahui siapapun kecuali sang ibu karena orang tersebut lengah..
Diego mengganti gadis kecil tersebut dengan boneka yang ada di sebelah Diego,
Setelah menyerahkan gadis kecil kepada ibunya, Diego berjalan dengan santai sambil berkata,
"Hei paman bertato, siapa yang di pegang anak buahmu itu?? Kenapa mirip dengan mukamu??" tanyanya santai
Pria bertato tersebut menoleh kearah anak buahnya terkejut melihat boneka b*b* yang dipegang oleh anak buahnya..
Dengan marah dia melesat menyerang Diego, tapi dengan entengnya ia menghindari..
"Kenapa kamu marah padaku paman, apa kau tidak malu menyerang bocah kecil sepertiku??" tanya Diego pura pura kebingungan
"Kau tanya kenapa?? Karena kau menunjuk boneka itu dan mengatakan mirip denganku" ucapnya tetap menyerang Diego
"Hah?? Hanya karena itu, ternyata otakmu kecil dan gampang emosian" jawab Diego dan menendangnya hingga masuk mobil blind van..
BRUAK
"Eh, padahal aku cuma menendang pelan, kenapa dia malah terbang masuk ke mobil??" tanya Diego yang pura pura terkejut
Keenam anak buah pria bertato pun terkejut dan menyerang Diego dengan brutal, tapi serangan mereka tidak ada yang mengenai tubuhnya..
Karena bosan menghindar, Diego menghajar keenam orang tersebut dan memasukkannya kedalam mobil, setelah itu berjalan menjauhi kerumunan orang orang yang sedang terkejut melihat dengan entengnya Diego menumbangkan ketujuh orang tersebut dalam waktu kurang dari 30 menit..
Gadis kecil yang dia selamatkan pun berlari dan memeluk kaki Diego..
"Kakak, kakak mau kemana?? jangan pergi" ucap gadis kecil itu menggenggam tangan Diego
Diego langsung menggendongnya dan menjawabnya,
"Kakak masih ada urusan, jadi kakak harus pergi" jawab Diego
"Aku ikut" jawab gadis itu lagi
"Eh, jangan, nanti orang tuamu pasti mencarimu" balas Diego
"Aku tidak peduli, pokoknya aku iikkuuuuuuut" teriak gadis itu..
Orang tua gadis tersebut mendekati Diego dan mengucapkan terima kasih..
Diego hanya tersenyum dan mengangguk..
"Sudah siang, bagaimana kalau kamu ikut kami pulang, sebagai ucapan terimakasihku, aku mengundangmu untuk datang kerumah dan makan bersama" ucap pria tersebut
"Kakak Greg dan yang lainnya, bagaimana pendapat kalian" tanya Diego menggunakan telepatinya
"Terima saja tuan muda, toh hanya undangan kerumah dan hanya makan saja kan?? Lagi pula gadis kecil itu sepertinya tidak ingin pisah dari anda" jawab Greg
"Kami setuju" jawab keempat lainnya
"Baiklah" ucap Diego menghela nafas
Gadis kecil itu selalu menempel kepada Diego dan tidak mau lepas seperti anak koala..
Bahkan kedua orang tua gadis tersebut sangat terkejut melihat anaknya nempel terus kepada Diego, dan hari ini mereka melihatnya secara langsung, sebelumnya anak gadisnya tidak pernah dekat dengan siapapun, diajak kemana pun selalu tidak mau, dan ini??
Orang tuanya dibuat sangat bingung dengan sikap anak gadis mereka..
Setibanya dirumah yang sangat besar dan mewah, Diego diajak masuk dan dijamu dengan sangat banyak makanan..
"Untuk siapa makanan sebanyak ini??" tanya Diego
"Untuk kamu" jawab perempuan itu
"Eh, tante tidak perlu repot repot menjamuku seperti ini, ini terlalu banyak??" tanya Diego
"Tidak apa apa, makanlah, jika kurang, kamu bisa nambah" jawab perempuan itu
Diego melihat 10 orang berdiri di belakangnya pun mengajaknya makan
"Ayo paman, bibi, temani aku makan" ajak Diego
Melihat reaksi dari para pembantu ragu, Diego pun bertanya sesuatu yang mengejutkan..
"Apakah ada aturan antara pembantu dan majikan untuk makan bersama??
Mendengar pertanyaan Diego membuat yang lain diam..
"Kalau begitu izinkan saya makan bersama kalian" tambah Diego
Ucapan Diego membuat pasangan suami istri tersebut terkejut..
"Kenapa ingin makan dengan mereka??" tanya wanita itu
"Karena almarhum ayah angkatku pernah berkata, mau sekaya apapun kita nanti, jangan pernah lupa siapa kita sebelum kaya"
"Dan itulah prinsip yang sekarang aku pakai, kita sama sama manusia, yang membedakan hanyalah status" jawab Diego
Jawaban Diego seakan menampar keduanya, dan sejak menjadi kaya, mereka menjadi lupa siapa mereka dulu..
Suasana menjadi canggung karena ucapan Diego, sedangkan Diego sendiri tidak mempedulikannya, dia lebih nyaman menikmati makan bersama pelayan dan penjaga dengan candaan darinya, membuat kebersamaan menjadi hidup.
Tidak ada batasan, semua setara..
sedangkan untuk pasangan suami istri tersebut melihat interaksi antara Diego, anaknya dengan para pekerja dirumahnya sangat gembira merasakan sebuah kekeluargaan yang tumbuh karena Diego..
"Oh iya, gadis kecil, siapa namamu?? Dari tadi aku tidak tau namamu" tanya Diego
"Namaku Lucia, kalau kakak sendiri?? Tanya balik Lucia
"Salam kenal Lucia, salam kenal semuanya namaku Diego" jawab Diego
Mereka saling memperkenalkan diri mereka, dan Diego mulai mengenal satu per satu nama pekerja yang ada di mansion..
Sedangkan untuk pasutri itu mulai duduk memperkenalkan diri mereka, sang suami bernama Edward York dan sang istri bernama Mala Puspita, obrolan berlanjut seperti biasa, hingga selesai makan..
Diego yang akan kembali ke penginapan terus ditahan oleh Lucia, karena kasih sayang dari Diego sangat tulus, sehingga Lucia merasa aman jika ada didekat Diego..
"Nak Diego, kenapa tidak tinggal disini saja lagi pula sudah malam??" tanya Mala
"Benar, sepertinya Lucia akan sangat senang jika dia memiliki teman ngobrol" tambah York
Karena tidak bisa mencari alasan, mau tak mau Diego menyetujuinya
"Huft, baiklah" jawab Diego tak berdaya
Sedangkan untuk pasutri dan anaknya tersenyum senang..
"Ngomong ngomong, kamu tinggal dimana sebelumnya?? Tanya Mala
"Aku tinggal di desa tempat para pengusaha kaya menghamburkan uang untuk taruhan street fighting" jawab Diego
"Desa yang berada dipesisir pantai itu?? Lalu kemana orang tuamu??" tanya York
"Orang tua kandung saya sudah meninggal, sejak kecil, saya tinggal bersama ayah angkat saya hingga umur 9 tahun, tapi ayah angkat saya meninggal karena sakit ketika saya berumur 10 tahun.karena biaya pemakaman ayah saya mahal, jadi saya mau tidak mau, siap tidak siap harus terjun langsung ke street fight hingga umur saya 15 tahun" ucapnya tersenyum tapi ada rasa kesedihan dimata Diego
Suasana menjadi hening, sedangkan Lucia tidur di pangkuan Diego sambil memeluknya erat, takut jika Diego pergi..
"Diego, maukah kamu jadi anak angkat kami untuk menjadi kakak Lucia?? Sepertinya Lucia sangat nyaman berada disisimu" ucap Mala
Diego melihat Lucia dipangkuannya, ekspresinya seperti sedang ketakutan, dengan refleks Diego memeluk Lucia, gumaman Lucia terdengar ditelinga Diego dan kedua orang tuanya
"Kakak, jangan pergi" gumam Lucia
"Tenanglah, kakak tidak akan pergi dan akan menemani kamu" bisik Diego
Seketika tidur Lucia menjadi lebih tenang..
Diego pun menjadi ragu untuk pergi, setelah beberapa saat berfikir, Diego pun mau tinggal bersama Edward, Mala & Lucia..
"Huft Baiklah, aku akan tinggal disini dan menerima tawaran tante" jawab Diego dengan mantap
Mala pun tersenyum dan berkata
"Kalau begitu, tante siapkan kamar dulu untuk istirahat, biar om antar kamu ke kamar untuk menidurkan Lucia" balas Mala dengan gembira
"Maaf ya kalau tantemu tingkahnya seperti itu, sejak dia tidak bisa hamil lagi, dia jadi depresi dan selalu menyalahkan dirinya" ucap Edward
"Memangnya kenapa tante tidak bisa hamil lagi om??" tanya Diego
"Mungkin karena dulu dia sering minum obat penunda kehamilan karena keseringan, jadinya kandungannya agak kering, itu kata dokter" jawab Edward sambil membukakan pintu
Diego meletakkan Lucia di tempat tidur dan beranjak keluar menuju kamar yang akan Diego tempati bersama Edward..
Didalam kamar Mala membersihkan dengan semangat..
Setelah selesai mengganti bantal, guling dan selimut, Mala keluar..
Sedangkan Diego dan York sedang berbincang seru didepan kamar..
"Kamar sudah siap, sekarang kamu istirahatlah.." ucap Mala
"Terima kasih, mama, papa selamat istirahat juga" ucap Diego tersenyum sambil masuk kamar,
Sedangkan Mala yang dipanggil mama mematung sambil bergumam
"D-dia me-memanggilku mama" tanpa sadar dia meneteskan air mata bahagianya
Diego langsung memeluk sang istri dan membawanya kembali kekamar mereka..
Untuk Sean sendiri sedang berbaring melihat langit langit kamar
"Apa yang harus aku lakukan sekarang??" tanya Diego pada dirinya sendiri
"Fikirkan besok saja lah" ucap Diego
Dia pun tertidur dan bangun sangat pagi untuk olahraga dihalaman, hanya bibi Mun yang sudah bangun untuk menyiapkan makanan yang sangat banyak, sejak ucapan Diego menyadarkan Edward dan istri, mereka akhirnya membuat masakan yang banyak untuk semua pekerja yang ada di mansion.
Diego keluar kamar dan turun dari lantai dua, dia berpapasan dengan bibi Mun,
"Pagi bibi Mun" sapa Diego
"Pagi juga tuan muda, mau kemana pagi pagi begini??" tanya bibi Mun
"Olahraga bi, udah kebiasaan dari kecil" jawab Diego lalu menuju halaman, dia mulai pemanasan dan memperagakan beladiri yang selama 3 tahun dia pelajari..
Dari lantai dua, Edward dan sang istri mengamati Diego dari atas..
"Ayo kita turun dan melihatnya dari dekat" ajak York
Mala mengangguk dan mengikuti suaminya turun untuk melihat Diego latihan dari dekat..
Diego yang sedang latihan merasakan ada yang mendekat pun menoleh dan menyapa mereka..
"Pagi mama, pagi papa" sapa Diego
"Pagi, lanjutkan latihanmu, papa dan mama ingin melihat latihanmu" ucap Edward
Diego hanya mengangguk dan mulai memperagakan karate, jiujitsu, dan muay thay..
Karena suhu badan semakin meningkat, Diego membuka bajunya, dan melanjutkan gerakannya, sedangkan Mala dan Edward langsung menutup mulutnya karena terkejut melihat tubuh Diego banyak bekas luka sayatan bekas senjata tajam, mereka mengira ucapan Diego yang bilang bahwa dia ikut street fighter hanya bualan, ternyata itu kenyataan..
Mereka berdua tidak bisa membayangkan bagaimana tersiksanya Diego selama dia mencari sesuap nasi untuk makan..
Setelah selesai, Diego pun memakai baju kembali dan duduk berhadapan dengan York dan Mala
"Em, Diego, bolehkah papa tanya??" ucap York
"Mau tanya apa pa??" tanya balik Diego
"Ee, itu, soal tubuhmu.." jawab York
"Oh, ini di perut saat Diego bertarung terkena pedang, ini di dada saat Diego terkena pisau, dan yang di punggung saat Diego tidak fokus dan terkena sabetan pedang pendek saat fight di hari ulang tahun Diego"ucap sambil tersenyum,
Air mata yang tak tertahankan terjatuh dari mata Mala saat mendengar cerita Diego..
"KAAAAKKKKKAAAAAAAKKKKKK DDDIIIIIIEEEEEGGGOOOOO, KKKAMU DIMANAAA" teriak Lucia
"Walah, KAKAK DIBAWAH SAMA MAMA SAMA PAPA, TURUNLAH" teriak balik Diego
"GAK MAU, LUCIA MAUNYA DIGENDONG KAK DIEGO" balas Lucia
"Diego jemput Lucia dulu ma, pa" izin Diego
Keduanya hanya mengangguk, Diego berlari menuju kamar Lucia..
Setibanya dikamar, Diego langsung menggendong Lucia dan mengajaknya turun..
Di depan York dan Mala, Lucia yg msh ngantuk nempel seperti anak koala
"Ini pertama kalinya aku melihat Lucia manja kepada seseorang, sebelumnya dia tidak pernah mau seperti ini" ucap Mala
"Benar, dia selalu takut takut untuk berinteraksi, tapi setelah ada Diego, semua terbantahkan" tambah Edward
"Eh, benarkah?? Ini pertama kalinya Diego dekat dengan anak kecil, sebelumnya tidak pernah Diego sedekat ini" ucap Diego
"Wah, sepertinya kamu memiliki pesona yang menarik" balas Mala sambil tersenyum
Setelah beberapa menit Lucia terbangun dan turun dari pangkuan Diego dan duduk disebelah Diego..
"Lucia, ayo kita mandi, setelah itu kita sarapan" ajak Mala
"Baik mama, kak Diego, Lucia mandi dulu" ucap Lucia
"Iya, kak Diego mau mandi juga" balas Diego
Mereka pun kembali ketempat masing masing untuk membersihkan diri sebelum sarapan bersama..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!