NovelToon NovelToon

Derita Gadis Cantik

Bab 1. Jangan panggil Luna, pembantu

Aluna Damayanti yang sering dipanggil dengan Luna. Luna memiliki 3 bersaudara, dari 3 bersaudara ini tidak ada yang mendapatkan perlakuan baik pada Luna.

Umur Luna menginjak 17 tahun, ia seperti seorang budak yang dipekerjakan dan tidak memperoleh gaji sedikitpun.

3 bersaudara itu memiliki kebiasaan yang suka mengatur, dan menyuruh kepada keburukan sehingga ibu dari mereka selalu mencubit pinggang, melempari Luna dengan batu kerikil sampai keningnya berdarah.

3 saudara Aluna adalah, Fitri Karlina, ia anak paling tua yang suka menggangu temanya disekolah. usianya 16 tahun. Ia bahkan suka mengusili kedua adiknya yang bernama

Novi Amelia, usia 14 tahun yang suka mengatur bahkan ia tidak suka dengan Luna yang setiap hari selalu buat orang penasaran.

Ayu Mustika, yang merupakan salah satu saudara yang paling menyebalkan, ia sangat tidak suka jika Luna selalu bersama dengan seorang pemuda yang ia sukai.

Tetapi, hati Luna seperti cahaya yang selalu memaafkan segala kesalahan saudara saudaranya. Sudah biasa, Luna mendapatkan perlakuan tidak baik pada ibu dari anak 3 ini, namanya Lusiana Ros Syahfitri, Lusi seharian kerja menjadi guru paud yang tidak jauh dari rumahnya. Padahal, Lusi adalah seorang guru paud,otomatis ia bisa membimbing keempat anaknya menjadi lebih baik lagi.

Lusi selalu membuat Luna ingin dibenci, karena ia tidak suka dengan anak tersebut. Ia sering mendapatkan tamparan dari Lusi, ketika tugas pekerjaan rumah belum terselesaikan.

Saat 3 saudaranya sudah pergi ke sekolah, ia selalu dipekerjakan dengan menyapu dan membersihkan seluruh rumahnya. baginya, ia bisa melakukan di pulang sekolah nanti. Tapi, setelah ia mendapatkan hal yang tak lazim dari Lusi ia yang menyempatkan dirinya agar selalu membersihkan rumahnya sebelum pergi kesekolah. Itulah makanannya, ia harus sabar walaupun ia sering tak mendapatkan jatah makan untuk ia pergi kesekolah.

pukul 07: 15 mereka sudah berada dimeja makan, sambil melihat jika Luna tengah membersihkan apa saja yang diperintahkan oleh Lusi. sikap yang menonjolkan bahwa Lusi lebih memilih anaknya ketimbang Luna yang dipekerjakan sebagai seorang budak/ pembantu.

Tak lama, sengaja Fitri Karlina sebagai anak paling tua menuangkan sayuran dibawah meja agar Luna segera membersihkan bekas sayuran yang sengaja Fitri lakukan.

"Hei pembantu, tolong dong bersihkan bekas minyak dibawah meja. Lagian tadi ga sengaja, kamu kan sekarang jadi pembantu, tolong bersihkan semua dengan kilat,jangan ada noda yang membandel, iya kan mama" ucap Fitri yang tertawa renyah dan kedua saudaranya tertawa dirinya dikerjain oleh saudaranya.

"Baik kak, tapi kenapa sebanyak itu?"bolehkah Luna istirahat bentar Luna capek kak, Luna haus"ucapnya terasa lemas dirinya sudah kehabisan tenaga untuk membersihkan noda yang sengaja Fitri lakukan kepadanya.

"Haus?"minum aja air comberan dipinggir jalan. Biasanya Luna sering seperti itu, udahlah ngalah aja biasanya kamu yang rajin bersihkan rumah ini. Dasar pembantu, maunya mencari kenikmatan"sambung Ayu yang melanjutkan pembicaranya dirinya sengaja menginjak tangan Luna sampai berbekas.

"Rasakan, makanya jangan bandel kalau disuruh. Udah tahu ada noda membandel, disuruh kerja lelet amat, hanya kerja dirumah belum lagi di restoran bintang lima" ujar Amel yang menyudahi permainan ini dan pergi untuk pergi kesekolah karena jam sudah pukul setengah delapan.

Hati Luna teriris sakit, tak percaya jika mereka tak habisnya menyiksa Luna seperti hewan yang ingin meminta makan. rasa pegal mulai terasa, semua sudah pergi meninggalkan Luna seorang diri dirumah tersebut.

Ia menangis sesenggukan karena sudah tidak ada oranglain ingin bersamanya. Waktu sudah terbuang menyita, tak ada salahnya ia melihat di meja makan untuk sarapan agar mengganjal perutnya.

sudah tak tersisa lagi, rasanya ingin makan tapi semuanya sudah habis.

"hiks,,

"hiks,,

Luna menyempatkan makan nasi yang bekas ketiga saudaranya, walaupun nasi yang sudah dimakan sudah habis tapi masih ada Korean yang tersisa walaupun hanya sedikit.

hati ini menangis karena sudah tak ada oranglain yang peduli denganya. walaupun Luna selalu berprestasi dikelasnya, ia juga tak memiliki seorang yang begitu menyayanginya.

Ia pun berangkat kesekolah menaiki sepeda butut yang tak layak pakai, walaupun sudah burik dan ia tidak menyempatkan melihat jam.

apa yang dilakukan ketiga saudaranya saat Luna sudah sampai disekolahnya?

Episode 2. Sakit

Luna berangkat ke sekolah begitu ceria, juga bahagia ia tidak ingin menampakan sisi kesedihan yang mendalam pada hatinya. Rasanya ia hidup tidak ada rasa dendam juga benci tapi ia jadikan pelajaran sebagai manusia yang baik. Sadar bahwa dunia hanyalah sementara, terkadang sikap kita kepada sang maha pencipta lebih banyak mengeluh daripada bersyukur.

Luna adalah seorang gadis berprestasi, selain ia pintar ia sering dipanggil dengan cantik. Ya! kulitnya yang putih, seperti susu juga rambutnya hitam, panjang juga berkilau.

Luna hampir saja tertabrak dengan seorang siswa laki laki yang begitu Luna tidak mengenalinya. Namun, sosok anak laki laki tersebut sangat ramah dan mengajak perkenalan.

"Hai cantik siapakah namamu, bolehkah kita mengenal satu sama lain mana tau kita bisa menjadi sahabat yang baik, ataupun lebih dari itu?"ucapnya yang tengah malu melihat jika gadis itu begitu cantik saat rambutnya di urai dan lesung pipinya sangat memukau.

"Maaf kak, tidak ada waktu lagi?"Soalnya sudah jam 08.12 Luna harus segera sampai di kelas. Luna takut jika mendapatkan berdiri didepan kelas,permisi kak" ujarnya Luna ia begitu takut mendapatkan hal semacam itu.

Luna yang takut, namun ternyata juga ada datang gurunya. Ia berpikir, kenapa dirinya begitu takut? apakah ketakutannya membuat ia harus terbiasa datang lebih awal. kelas Luna kali ini yang masuk adalah pak Arif yang merupakan guru Matematika. Ia adalah idaman para muridnya yang terdengar sangat tampan juga murah senyum. Tapi, dibalik itu pak Arif sangat ingin memiliki Luna yang merupakan seorang anak yang berprestasi juga pintar disekolahnya.

Tak lama, ia masuk disambut dengan Tion. Seorang anak laki-laki yang juga menyukai Luna. Banyak dari mereka yang iri kepada Luna karena memiliki paras yang begitu cantik juga anggun dilihat semua orang.

Sementara Amel merasa geram, jika kehadiran Luna mendapatkan perlakuan tidak baik pada saudaranya. Namun, Amel tak mengungkapkan jika dirinya adalah saudara denganya.

Sengaja Amel menampar Luna dengan tangannya sendiri, tapi melihat sikap Amel yang tidak tahu tempat malah ditampar oleh Tion yang tidak suka jika temanya sering disakiti.

"Eh Kau kenapa sih selalu jahat dengan Luna, apa salah Luna coba?"Apa kau saudara dia, meskipun Kau tidak suka jika kau itu parasnya jelek"sindiran untuk Amel yang suka membully saudaranya sendiri.

"Kamu Tion emang parasnya saya jelek, kamu sendiri tidak sadar jika parasmu juga jelek, peringkat saja tidak naik, tapi masih katakan pada temanya, malu ga kamu"sindiran pedas buat Tion sudah berani mengusik Amel dengan sebutan yang sangat memalukan.

pertengkaran mereka berhenti, kini ada seorang siswa yang datang dari Jakarta. Ia bernama Rio Febrian yang merupakan seorang anak berumur 17 tahun, dengan tatapan dingin kepada semua temanya, tapi ia melirik hanya tertuju pada seorang gadis cantik saat ia berjumpa denganya.

"Dia?"mengapa ia sekelas denganku tidak apalah yang terpenting gadis itu adalah idolaku." ucap Rio yang tidak menyangka jika kehadiran gadis itu ada disampingnya.

Pak Arif mempersilahkan diri kepada Rio untuk memperkenalkan diri kepada temanya. Namun, Amel yang tak percaya jika ada yang lebih tampan dari seorang gurunya tersebut.

"Itu keren banget, coba aja kak Fitri dan Ayu juga kelas duduk sama dengan Amel mungkin mereka akan bisa memiliki sosok idaman yang mengagumkan" batin Amel yang tidak menyangka jika bisa dipertemukan dengan seorang laki laki tampan.

sementara Luna terasa pusing, perutnya terus bunyi karena ia hanya memakan sisa nasi dirumahnya. Ia permisi untuk pergi ke kantin. Luna takut dirinya lemas dan tidak semangat untuk belajar.

Tak lama, Luna permisi kepada pak Arif, padahal pak Arif baru saja memperkenalkan diri pada murid baru. Bukanya tidak sopan, tetapi Luna sangat sakit perut ia yang tidak makan sayur juga buah.

"Pak permisi bentar ya! Luna mau ke toilet sepertinya perut Luna sangat sakit pak" ucapnya yang tanya kepada pak Arif.

"Silahkan Luna, kenapa dengan raut wajah kamu Luna. Apakah Luna sakit?"datar pak Arif melihat raut wajah Luna sangat pucat.

"Tidak pak, Luna baik baik saja. Maaf untuk semuanya, Luna sakit perut ingin ke toilet, maaf untuk kamu " ucapnya yang sopan terhadap temanya dan menayakan kepada seorang murid baru.

Luna segera keluar dari kelasnya, segera ia pergi ke kantin. Namun saat menuju ke kantin kepala Luna sudah pusing, dan ia tak sadarkan diri. Sontak Gio, dan Bu Mifta melihat jika Luna kelas sebelah pingsan tak sadarkan diri.

"Luna, Bu itu Luna kenapa?"ucap Gio teman sekelas Fitri juga Ayu.

Mereka berdua segera menolong Luna, wajah cantiknya Luna seperti mumi. Namun, Gio sebagai ketua OSIS langsung mengangkat tubuh Luna.

"Ya Allah Luna, angkat segera Luna."jawab Bu Mifta ia merasa sedih dengan wajah muridnya ini.

Gio yang tak terbiasa melihat jika wajah Luna seperti ini. Gio salah satu yang pertama kali menyukai Luna. karena Luna anaknya baik, pintar juga banyak disukai oranglain. Gio sangat mengenal Luna yang tidak seperti biasanya ia sakit seperti ini.

Kemudian pak Arif yang penasaran, mengapa tidak balik juga Luna untuk saat ini. Kemungkinan apakah Luna sedang bolos? Tidak mungkin, karena Luna anak yang baik.

Setelah murid baru memperkenalkan dirinya, pak Arif batin nya tak tenang ia terus memikirkan Luna yang saat ini belum kembali ke kelas. perasaan yang menyelimuti semua orang sangat sayang kepada Luna, begitu juga dengan temanya juga guru tersebut.

Pak Arif yang sedang dilanda gelisah, ia keluar sejenak agar bisa mencari keberadaan Luna dimana. Kenapa dirinya setelah melihat Luna, selalu merasakan cemas dan tidak enak dengan muridnya.

"Baiklah semuanya, bapak permisi dulu karena bapak lagi ada berkas ketinggalan di meja kantor. Untuk yang lainya, Dio tolong atur temanya, jika tidak bisa kerjakan halaman bab 150 pembagian Silangan ya"ucap pak Arif kepada Dio sebagai ketua kelas yang ia percayakan.

"Itu pak Arif kenapa gelisah terus, Amel tahu pasti kepikiran tentang Luna. Dasar Luna, tidak bisa dibiarkan ini harus ku adukan dengan kak Fitri, juga kak Ayu pasti Luna akan dimarahin oleh ibu" pekik Amel yang iri dengan Luna selalu mendapatkan perhatian lebih terhadap gurunya.

Gio melihat wajah cantiknya Luna pucat . Walaupun ia harus bisa lebih baik kepada Luna. Karena Gio adalah teman sekaligus mengagumi Luna.

Bu Mifta segera pergi ke kantin, ia membeli botol minum untuk mengganjal perut Luna. Ketika Bu Mifta keluar, tak sengaja bertemu dengan pak Arif yang super gelisah tak menentu.

"loh Bu Mifta kenapa ga menghajar anak anak?" Bu Mifta mau kemana,"

"Saya mau ke kantin bentar?"Emang bapak ga masuk keruangan sebelah. Permisi pak, saya harus segera ke kantin soalnya Luna pingsan"

Deg

Pak Arif mengelus dadanya, ternyata benar dugaannya jika Luna tidak ingin merepotkan temanya juga gurunya. Ia dibawa oleh Gio juga Bu Mifta keruangan UKS.

Ia segera ke ruangan UKS agar bisa melihat wajah Luna yang sekarang, walaupun status pak Arif masih jomblo ia ingin menginginkan Luna sebagai calon pendampingnya nanti.

Gio tak percaya, jika ia sudah di tunggu oleh Gio. musuh bagi pak Arif pada saat ini. Tapi, ia tidak mungkin berantem hanya karena perkara sepele. Gio melihat penampakan pak Arif yang didepan pintu menyaksikan Luna terbaring lemah dengan wajah pucat pasi.

"Pak Arif silahkan masuk pak, maaf tadi Gio melihat Luna sudah pingsan menuju kantin, apakah bapak yang masuk pelajaran Luna. sekali lagi, Gio minta maaf pak"papar Gio yang tak sengaja melihat pak Arif sudah didepan pintu menyaksikan Luna.

"Oh, semoga Luna cepat baik dan sembuh. bapak hanya sempat kecarian,soalnya tadi Luna ingin ke toilet, permisi bapak izin masuk lagi ke kelas Gio" sahut pak Arif sekilas menayakan mengapa diri Luna bisa pingsan saat ini.

"Aamiin pak, silahkan pak"

Ternyata sudah ada yang menunggu! kedatangan pak Arif sudah tak layak untuk disisinya? Ia yang tak ingin berlarut lama memikirkan hal yang tak layak dipikirkan.

sementara keadaan Luna juga belum sadar dari pingsannya. Bu Mifta membelikan sebuah sarapan pagi, gorengan juga roti untuk Luna. Sikap baik yang dimiliki Bu Mifta sangat berpengaruh besar kepada Luna. Baginya, Bu Mifta juga tak melihat jika Luna masih memiliki saudara. Jika benar, kata Gio Luna masih memiliki 3 bersaudara, namun 3 saudaranya sangat tidak memperdulikan, memperhatikan kepada Luna.

"Kita tunggu Luna sadar ya?" biar kita tahu penyebab Luna sakit apa.

Apakah Luna setelah sadar ingin menyatakan sejujurnya pada Bu Mifta juga Gio?Sementara, pikiran Gio sudah menebak jika ini karena ulah Fitri juga 2 saudara lainya.

Episode 3. Iri kepada Luna

Luna menggerakkan tangannya dan membuka matanya dengan perlahan lahan. Ia merasakan sakit yang luarbiasa pada perutnya. Nyeri, perih yang sudah Luna rasakan setiap hari. Tetapi, hari ini ia berbeda kondisi Luna sangat tidak baik tangannya susah untuk digerakan lemas tak berdaya.

Alhamdulillah sekarang sudah sadar, tetapi kenapa Luna bersedih. apa yang terjadi denganmu Luna ceritakan pada Bu.

Apakah dirinya harus jujur kepada gurunya, tapi keadaaan mendesak karena perutnya begitu melilit seperti orang berhalangan saja. Luna memegangi perut yang terasa sakit. Ia tak percaya jika kehadiran Gio juga Bu Mifta sudah ada disini. Tapi, mereka juga baik kepada Luna.

"Bu, maaf tadi pagi Luna tidak sarapan pagi karena nasinya habis Bu. Maafkan Luna sudah banyak merepotkan ibu juga kak Gio" tutur Luna mencari alasan agar dirinya tak mengucapkan jika dirinya tidak diberi jatah oleh saudaranya sekaligus ibunya sendiri.

"Tidak Luna, ini ada makanan untuk kamu makan yang banyak biar cepat sembuh sakit perutnya. Kamu pasti berbohong kan Luna, jika yang menyakiti mu adalah saudaramu kan, maaf kalau kakak mengetahui ini. Karena Kaka tidak ingin kamu sakit"bisik Gio yang menyatakan jujur kepada Luna ditelinganya.

Deg!

Mengapa kak Gio mengetahui hal itu, apa selama ini kak Gio selalu mengawasi ku. Yaa Allah, makasih ada orang baik tapi Luna tidak bisa berkata yang sejujurnya.

Luna tak percaya,jika kaka Gio yang lebih mengetahui apa yang terjadi dengannya.

"Terimakasih banyak Bu, sekali lagi Luna banyak terimakasih kepada ibu"senyum semangat diwajah Luna yang memancarkan cahayanya.

"Sama sama juga Luna, tapi lain kali Luna jangan lupa sempatin sarapan pagi karena itu bagus untuk kesehatan dan tenaga kita. karena ibu takut terjadi hal yang serupa. Oh iya, ini ada bekal untuk Luna pulang," ujar Bu Mifta menyerahkan bekal dan didalamnya terdapat uang karena dirinya merasa iba jika Bu Mifta sudah mengetahui jika Luna sudah berbohong. dirinya yang mengetahui dari Gio.

Mereka bertiga senyum ceria, ditambah dengan senyuman Gio yang lebar menyatakan jika Gio begitu senang karena semua ulah jahatnya saudaranya akan terbongkar. Tidak hanya itu, Gio akan mencari rencana lain agar bisa semaksimal mungkin.

"Gio bisa tolong ibu tidak?"soalnya ibu mau masuk keruangan anak anak, sedangkan kamu tolong jaga Luna disini dulu. karena takut, jika Luna sendirian di UKS tidak ada oranglain yang peduli pada Luna" jawab Bu Mifta menyerahkan Luna pada Gio.

"Siap Bu,"

Setelah kepergian Bu Mifta Gio yang tak sadar jika dirinya selalu senang memandang Luna dengan asyik memakan roti yang dibelikan pada Bu Mifta.

Tak hanya itu, jika Luna mulai merasa ada yang diperlihatkan pada sosok ketua OSIS tersebut. Dengan demikian jika Gio menyukai secara diam-diam pada Luna untuk saat ini.

"Cie cie dari tadi melihat wajah Luna saja Kaka Gio. apakah Kaka Gio menyukai Luna?" pertanyaan yang Luna sebutkan baginya Gio merasa malu karena tak sadar jika Luna begitu serius memperhatikan pandanganya.

"Gak ah kok, ah kamu Luna mana cocok kaka Gio bersanding denganmu. Karena Kaka Gio itu orang ga punya, tapi nanti kalau Luna ada yang suka terima aja".

"Yakin?"kalau diterima Kaka Gio ga patah hati. Atau Kaka Gio ga cemburu" usil Luna yang sekedar menayakan yang tidak penting.

"Yaa Allah Luna kenapa sih bilang yang seperti itu. Udah tau perasaan pada kamu sangat besar, begini kah jika dilihatin oleh pujaan sendiri. Kenapa gue jadi salting begini ya! "

Dor

Dor

"Ihh apaan sih ga jelas banget Luna, udah dihabisin atau mau disuapin"

"Jangan melamun Kaka Gio, nanti datang setan bila Kaka Gio melamun. Udah ya, Kaka Gio ini tolong habisin"

"Ga mau, ini semua buat kamu Luna. Kaka Gio sangat mengetahui jika kamu pasti sedang dikerjain oleh saudaramu yang lebay, sok lebay itu kan" tegas Gio sudah lebih mengenal Luna.

Luna tak harus bertindak sebagai apa. Karena Gio banyak sudah mengetahui jika diri Luna sering mendapatkan perlakuan kasar kepada ketiga saudaranya.

^^^"Maafkan Luna, itu sudah lama kak. jangan diungkit lagi karena bagi Luna wajar kok. mungkin Luna bukan orang yang tersayang. Tapi Luna selalu mendoakan mereka supaya selalu menjadi lebih baik lagi"^^^

Gio sudah lancang menayakan perihal tentang keluarga Luna. Rasanya ingin memeluk Luna yang tak suka jika Luna menangis karena perkataan Gio berlebihan.

"Maafkan kaka Gio, Kaka Gio sudah banyak tahu tentang dirimu tapi maaf jika Kaka berlebihan kepadamu Luna. "

"Luna sudah melupakan dan memaafkan kesalahan Kaka Gio. Tapi Luna mohon jangan diulang kembali ucapan tersebut.

Waktu terus berjalan, sudah pukul 10.00 siang mereka saatnya beristirahat.

KRING

KRING

Bunyi bel berbunyi, mereka langsung berlari kesana kemari. sebagian ada yang di kantin, dan sebagian ada di perpustakaan.

Fitri dan Ayu merasa tidak tenang jika Luna masuk sekolah. karena jika Luna masuk pasti harus bertemu dengan Gio. Fitri dan Ayu sama sama menyukai Gio karena Gio selain ia tampan, pintar dan Ketua OSIS di sekolahnya.

"Elu nampak pujaan hati gue ga yu?"atau jangan jangan ketemu sama anak pembantu itu."

"Mana mungkin lah kak, mungkin aja lagi di strap ditengah lapangan yang sedang panas gini."

Datanglah Amel sebagai perusuh diantara saudaranya. Amel super cerewet dan kepo masalah yang menyangkut oranglain.

"Eh kak cantik berdua, lagi ngapain bengong di dinding gitu. Nanti ketemu cicak bisa kemakan lagi"

"Mulut ga bisa di jaga, yang bengong itu siapa?"loh apa kita berdua. Nampak ga Gio tadi lewat sini"

"Ga kak. Amel aja langsung masuk ke kelas tapi tadi ada cogan ganteng loh kak. Cogannya kalahkan kak Gio ketua OSIS itu loh" ucap Amel yang menyimpulkan duluan.

"Murid baru, mana orangnya kamu jangan mengadi Ngadi loh mel. Mana sih orangnya?"Sok ganteng ia kali"tukas Ayu penasaran.

Tak lama karena penasaran dengan sosok Rio Febrian yang sebagai murid baru di Sekolah SMA NEGERI PELITA munculah Rio bersama Tion, dan teman yang lainya.

Ayu belum sempat foto, sudah meleleh duluan. Sementara Fitri dan Amel ingin minta tandatangan karena baginya wajah Rio seperti orang bule dengan mata sipit kayak opa Korea.

Lama kemudian, keluar Luna yang dibantu oleh Gio sebagai ketua OSIS. Semua murid melihat jika mereka begitu sosweet bareng seperti itu.

Nampaknya Fitri geram melihat jika Luna bisa saling berpegangan yang merupakan tidak halal untuk dipegang.

Segera Fitri murka menuangkan minuman oranglain di kepala Luna yang tidak mengetahui hal apapun. Tapi, Rio merasa cemburu karena Luna bersama seorang siswa yang Rio tak mengenalinya.

Minuman air itu bukanya mengenai Luna, tetapi mengenai seragam Fitri yang ceroboh karena sifatnya.

"Dasar kamu Luna, dasar perebut cowok oranglain. ga tahu malu kamu, gara gara Kamu seragam sekolah gue jadi basah seperti ini. Kamu harus tanggung jawab Luna, atau tidak__" ucap Fitri terdengar oleh seluruh siswa yang menyaksikan mereka bertengkar hebat.

"Atau apa Hah?"Berani loh menyakiti Luna lagi gue sebagai cowok Luna tidak akan membiarkan kalian bertiga ingin menghancurkan hidup Luna. Kamu sebagai Kaka paling tertua seharusnya lebih paham kepada situasi, Luna hampir pingsan dan karena apa iya pingsan?"karena kalian terlalu serakah dengan kebodohan yang didalam pikiran kalian, dasar serakah maunya menang sendiri"jawab Gio yang membuka percakapan dirinya tak mampu melihat air mata Luna bersedih.

Deg

deg

ucapan yang terdengar dari mulut Gio keluar dengan geram, tidak percaya jika Gio lebih memilih Luna ketimbang dirinya yang pertama sekali menyukai Gio.

Sedih sudah ia pergi meninggalkan pertengkaran ini dan berlari sekuat mungkin tidak percaya jika Gio orang yang pertama mencintainya telah percaya kepada Luna.

Seru banget kebongkaran mulut jahat Fitri tidak berlama disini saja. bahkan Gio sampai menyatakan dirinya jika Luna adalah pendamping hidupnya.

Dapatkah Fitri akan membalas dendam kepada Luna?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!