1.Andika (Pemeran utama)
Dia merupakan adik dari Bintang tapi beda ibu, ibu Andika adalah ibu sambung Bintang, Andika mempunyai sifat manja, kekanak-kanakan dan labil soal cinta, walau dia tampan tapi sejak dulu dia tidak pernah berpacaran,
2.Bintang (Pemeran utama ke 2)
Bintang merupakan anak pertama di keluarga Aditama, ibunya sudah meninggal saat dia kecil setelah 5 tahun ibu Bintang meninggal, Bintang termasuk orang yang playboy, dari SD hingga sekarang dia sudah berpacaran dengan lebih dari 50 wanita, dia juga merupakan pawang dalam hal cinta,
Nana (Pemeran utama wanita)
Nana adalah pemeran utama wanita, dia memiliki sifat periang cenderung mudah akrab dengan orang baru, dia tidak pernah pilih-pilih dalam berteman, dia juga sering mendapatkan masalah dimanapun dia berada, dia tidak pernah menghampiri masalah tetapi masalah yang menghampirinya, entah eps berapa nanti akan muncul tokoh pemeran utama wanita ke 2 dan beberapa tokoh pembantu lainnya,
4.Lastri dan Ardi
Mereka berdua adalah orang tua Nana, Ardi sering pergi dinas ke luar kota jadi sampai sekarang Nana tidak memiliki adik, mungkin ini faktor karena Ardi tidak sering di rumah hehe,
5.Neli dan Hendri
Mereka berdua adalah orangtua Bintang dan Andika, Hendri juga sering ke luar kota sedangkan Neli selalu di rumah menjadi ibu rumah tangga,
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
PT. Indotama merupakan perusahaan impian semua orang, selain CEO perusahaan yang terkenal tampan tetapi sarana dan prasarana yang tersedia sangat memadai dan juga memuaskan hal ini membuat perusahaan tersebut memiliki nilai khusus di mata umum, banyak yang berusaha masuk ke sana tapi perusahaan itu terkenal menyulitkan setiap pekerja yang ingin masuk.
Tapi tidak dengan Nana, mungkin dia sedang beruntung atau bagaimana saat pertama kali mencoba langsung diterima masuk ke dalam perusahaan dan ditempatkan di bagian sekretaris utama CEO.
Awalnya Nana senang dengan perolehan jabatannya tersebut tersebut, bagaimana tidak senang? tanpa wawancara tanpa apapun dia langsung diterima dan ditempatkan di bagian sekretaris utama CEO, akan tetapi, saat hari pertama bekerja, banyak orang melihatnya dengan sinis terutama para pekerja perempuan perbandingan antara pekerja perempuan dan laki-laki hampir 1 : 4, Nana bergegas memasuki lift pekerja dan menuju lantai atas khusus CEO, setelah sampai di atas ada 2 satpam yang khusus di tugaskan di depan ruangan CEO.
"Silahkan masuk, sudah ditunggu bos di dalam," kata salah seorang satpam.
"Selamat pagi pak, nama saya..." tiba tiba Nana berhenti bicara karena perkataannya langsung dipotong oleh CEO.
"Sudah nggak usah memperkenalkan diri saya sudah tau nama kamu, kamu Nana kan? lulusan Universitas S alamat kamu di Jl.Mangkubumi no 6?" ucap Bintang, Bintang adalah nama CEO di perusahaan Indotama di mejanya juga terdapat tanda pengenal berupa nama, Bintang memaparkan alamat dan status Nana yang baru saja lulus kuliah dengan sangat teliti membuat Nana menjadi bingung,
"Kok bapak bisa tau detail saya?" tanya Nana dengan bingung.
"Ya saya tau lah kan saya sudah nye...," tiba tiba berhenti berkata.
"Nye apa pak?," tanya Nana penasaran.
aduh nggak mungkin kan saya bilang kalau saya sudah menyelidiki, hadeh gimana ini malah udah mau keceplosan lagi. (Batin Bintang)
"Nggak papa, nggak jadi," ucap Bintang.
"Oh iya perkenalkan nama saya Bintang," katanya Bintang sambil mengulurkan tangannya kepada Nana untuk berjabat tangan,
"Saya juga sudah tau nama bapak, siapa sih yang nggak kenal sama Bintang Aditama seorang CEO di perusahaan Indotama," sahut Nana dia tidak menyambut jabatan tangan Bintang hingga Bintang langsung menarik kembali tangannya,
"Oh gitu ya," kata Bintang dengan nada kecewa,
"Oh iya saya haus, kamu sekarang buatin kopi untuk saya, sana ke dapur," kata Bintang sambil mengayunkan telapak tangannya mengisyaratkan agar Nana cepat bergegas pergi, dia sebenarnya hanya beralasan untuk mengerjai Nana di hari pertamanya bekerja.
"Siap pak," Nana langsung bergegas menuju dapur untuk membuat kopi.
***
10 menit kemudian,
"Ini pak kopinya, silahkan diminum," Nana meletakkan cangkir kopi di meja Bintang, kemudian Bintang mencicipi kopinya dan berkata,
"Ini terlalu panas sana buat lagi yang hangat," Nana bingung padahal kopinya tidak terlalu panas tapi ya sudahlah ini perintah CEO mana bisa membantah, Nana bergegas menuju ke dapur untuk membuat kopi lagi,
"Ini pak yang hangat," kata Nana, saat mencicipi lagi Bintang berkata
"Ini terlalu dingin Nana, sana buat lagi," Nana pun segera membuat lagi ke dapur saat ini Nana sudah sedikit kesal,
"Ini pak, udah pas hangatnyaaa," kata Nana dengan kesal,
"Ini terlalu manis," kata bintang
"Manis gimana sih pak orang kopinya aja udah pas gini!" kata Nana meninggikan suaranya kini dia sudah merasa sangat kesal hingga ingin mencabik-cabik orang yang berada di hadapannya itu, Bintang langsung berdiri dan mendekati Nana sambil berbisik,
"Karena kamu ada disini jadi kopinya tambah manis," perkataan Bintang tersebut membuat pipinya merona merah karena malu, Nana langsung mundur satu langkah tetapi Bintang malah mempersempit jarak meraka, jantung Nana serasa mau copot ketika tiba tiba bintang mencium pipi Nana dan memeluk Nana dengan erat sehingga Nana tidak bisa bergerak, Nana mendorong Bintang dengan sekuat tenaga dan berkata,
"Jangan kurang ajar ya pak, saya tuh sekretaris bapak!" kata Nana malu dan kesal, Nana pun meninggalkan ruangan Bintang dengan pipi merona dan rasa kesal yang sudah memuncak sedari tadi, Bintang hanya bisa menatap punggung Nana yang semakin menjauh, ada sedikit rasa kecewa dan penyesalan di hatinya.
"Baru hari pertama bekerja udah kaya gini, gimana kalo udah berbulan bulan apalagi bertahun tahun, bisa bisa gue jadi istrinya si Bintang kalau gini, idih mikir apa sih gue siapa juga yang mau jadi istri bintang yang kurang ajar itu!" gumam Nana, Nana berjalan dengan marah sehingga tidak memperhatikan jalan sehingga dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya...
.
.
.
.
.
Terima kasih sudah membaca 🌺
Komen dong kalian bilang lanjut kek apa kek biar Author tambah semangat (≧▽≦)
Follow IG author @feraasiaha32_ dan @feraaisha32
Sampai jumpa di episode berikutnya (◍•ᴗ•◍)
maaf ya kalau ada typo² 🙏
Tbc.
Nana melihat ke atas karena perbedaan tinggi mereka yang begitu terlihat,
"Maaf maaf saya tidak sengaja, maaf ya pak" Nana langsung berlari begitu saja karena dari penampilan orang tersebut seperti orang penting, dia takut jika disalahkan.
Laki-laki tersebut nampak bingung karena gadis yang baru saja meminta maaf tiba-tiba langsung pergi berlari begitu saja, tapi jika dilihat-lihat laki-laki tersebut terpesona dengan kecantikan Nana.
Laki laki tersebut bergegas naik lift khusus CEO kemudian pergi ke ruangan Bintang,
"Hai kak," sapa laki laki tersebut
"Ada apa kau kemari andika," tanya Bintang, laki laki yang tadi tertabrak oleh Nana bernama Andika Aditama dia adalah adik Bintang akan tetapi dia merupakan adik tiri Bintang.
"Tadi aku sedang jalan-jalan menggunakan mobil dan tidak sengaja lewat di depan perusahaan kakak, jadi akupun berbelok ke perusahaan kakak," kata Andika, dia sebenarnya memiliki tujuan lain datang ke tempat kakaknya.
"Tidak usah basa basi, apa sebenarnya tujuan kamu datang kemari?!" Bintang telah lama mengenal adiknya tersebut dia juga sudah tau watak adiknya yang selalu saja 'ada udang di balik rempeyek'
"Kakak tau aja, begini...bisakah kamu mensponsori produk baru yang telah dibuat perusahaan ku?" Andika berkata tanpa basa basi lagi, dia juga tidak mau menyita waktunya hanya untuk berlama-lama bicara dengan kakaknya, dia juga sebenarnya sibuk tapi tetap membela-belakan datang hanya untuk ini.
"Oke, itu saja kah?" tanya Bintang, dia selalu menuruti adik kesayangannya itu.
"Oh iya kak gadis manis yang keluar dari ruangan kakak tadi siapa ya?" tanya Andika, dia sebenarnya ingin bertanya sedari tadi tapi sepertinya lebih baik membicarakan hal pentingnya terlebih dahulu.
"Kau jangan berani menggangu gadis itu! dia adalah milikku!" bentak Bintang dengan percaya diri.
"Wohh, santuy, sebelum janur kuning melengkung, masih berlaku hukum tikung tikung, wlee." ejek Andika sambil menjulurkan lidahnya keluar, dia tidak mau kalah dengan kakaknya.
"Kita lihat saja nanti!" seru Bintang sedikit meninggikan suaranya. Bintang sebenarnya sudah me mata mata Nana sejak Nana mengajukan surat lamaran bisa dibilang Bintang itu jatuh cinta pada pandangan pertama tapi entah dengan Nana.
Sementara itu Nana yang berada di cafe depan perusahaan Indotama tampak sedang kesal, dia meminum kopi dengan santai untuk mereda amarahnya tersebut, tiba tiba seorang perempuan datang,
"Hai bolehkah saya duduk di sini," sapa perempuan tersebut.
"Oh boleh boleh silahkan" Nana mempersilahkan duduk.
"Kamu Nana kan?" perempuan itu langsung bertanya tanpa basa basi.
"Iya kok kamu tau?" tanya Nana dengan ekpresi bingung.
"Siapa yang nggak tau? kamu kan sekretaris baru di kantor, semua orang sedang menggosipkan kamu katanya kamu jadi sekretaris secara instan karena menggoda pak Bintang, tapi aku tidak seperti mereka yang mudah terhasut oleh kata-kata nggak benar,” dia berkata sambil tersenyum cukup tulus.
"Hah? masa sampai ada gosip seperti itu di kantor kok saya nggak tau ya?" Nana cukup terkejut karena pernyataan tersebut, padahal dia mendapatkan jabatannya sekarang dengan jujur tapi memang rada janggal sih tapi yang penting Nana tidak menggoda pak Bintang seperti rumor yang sedang digosipkan.
"Kamu nggak tahu kan kamu berada di ruangan berbeda dengan kami, oh iya ngomong ngomong namaku Sinta, salam kenal, mulai sekarang kita berteman ya," wanita itu mengulurkan tangannya kemudian berjabat tangan dengan Nana
"Iya makasih sudah mau berteman dengan saya," mereka akhirnya berbicara dengan sangat akrab .
Nana hampir lupa jika Ia pergi tanpa berpamitan dengan bos nya sedangkan Sinta tiba-tiba keluar untuk membeli kopi tapi tidak bilang-bilang yang lain, Nana dan Sinta pun segera bergegas kembali ke kantor,
Di ruangan Bintang,
"Maaf pak saya tadi pergi nggak bilang bilang dulu" kata Nana sedikit menyesal.
"Iya, tidak apa apa saya mengerti,” kata Bintang memaklumi
fiuh untungnya pak Bintang orangnya agak baik, tapi dikit. (Batin Nana)
"Kamu rapikan berkas berkas-berkas saya," kata Bintang dengan lembut.
"Ya pak," Nana segera merapikan berkas berkas Pak Bintang.
"Oh ya Nana, sebagai permintaan maaf malam ini saya ajak kamu pergi makan malam..." belum selesai bicara Nana segera menjawab
"Tapi saya..." belum sempat Nana berbicara tiba-tiba perkataannya dipotong kembali.
"Kamu tidak boleh menolak atau kamu mau gaji kamu dipotong?" tanya Bintang sengaja agar Nana mau makan malam dengannya
"Ya pak saya mau" Nana tampak lesu karena dia tidak bisa menolak ajakan CEO nya itu...
.
.
.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca ☺️
Jangan lupa vote + follow author ya
Semoga hari kalian menyenangkan
Sampai jumpa di episode berikutnya 👋
Setalah malam tiba Bintang menjemput Nana di rumahnya kemudian memencet bel ting tong ting tong bunyi bel berkali kali membuat seisi rumah langsung riuh dan seorang wanita yang mirip dengan Nana membukakan pintu, wanita itu adalah Bu Lastri yang merupakan ibu Nana.
"Oh cari Nana ya? mari masuk dulu nak," kata Bu Lastri mempersilahkan Bintang untuk masuk, Bu Lastri mengira kalau Bintang adalah pacar Nana karena sebelumnya tidak pernah membawa seorang laki laki ke rumah.
"Iya bu, terima kasih." jawab Bintang dengan ramah dia pun melangkah ke dalam.
Bintang kemudian duduk di sofa setelah beberapa lama menunggu, akhirnya seorang wanita turun mengenakan gaun berwarna merah dengan rambut disanggul dan sepatu hak tinggi serta riasan yang tidak terlalu tebal, membuat Bintang kagum dan tidak bisa berkedip saat melihatnya.
Lastri segera mendekat dengan putrinya,
"Dia pacar kamu ya na? ganteng lo orangnya," bisik Lastri dengan menyenggol nyenggol tangan Nana.
"Ibuk apaan sih, dia itu bos di perusahaan tempat aku bekerja," jawab Nana malu tapi Bu Lastri hanya terkekeh melihat tingkah anaknya tersebut.
"Ayo pak Bintang," Nana segera menyadarkan Bintang dari lamunannya.
"Oh iya Na, tante saya pinjam anaknya sebentar ya," Bintang pun meminta ijin kepada Lastri
"Lama juga nggak papa kok nak tante mah ikhlas," jawab Bu Lastri yang sedari tadi terkekeh itu, Nana pun hanya diam karena malu dengan kata kata ibunya tersebut
"Yaudah bu saya sama Nana pamit ya, Assalamu'alaikum." kata Bintang dengan sangat sopan kemudian dia berbalik dan berjalan pergi keluar menyusul Nana.
"Wa'alaikumsalam,” jawab Lastri.
Bintang segera pergi menuju mobil dan membukakan pintu untuk Nana,
"Silahkan tuan putri," Bintang membungkuk seperti seorang pangeran di sebuah negri dongeng.
"Apaan sih pak kan saya bisa sendiri," jawab Nana malu malu.
Mereka berdua langsung pergi menuju restoran setelah mengendarai mobil selama 10 menit mereka pun sampai di sebuah restoran, restoran tersebut bernama “Restoran Cinta Pertama”.
*La*h kok ke restoran ini nama restorannya pun cinta pertama, apa pak Bintang sebenarnya suka sama aku ya?, ah jangan mikir yang tidak-tidak dulu dia kan membawaku ke restoran untuk meminta maaf. (Batin Nana)
Mereka pun masuk ke restoran dengan bergandengan tangan, Bintang segera memesan makanan spesial hari ini. Nana merasa suasana di restoran ini begitu menenangkan dengan lembut yang mengiringi suasana. setalah menunggu beberapa saat pesanan mereka telah tiba,
"Tidak perlu sungkan makan saja semau kamu," Bintang mencairkan suasana yang sedari tadi sangat canggung.
"Iya pak, tapi ini makanannya banyak banget apa bisa habis kalau cuma kita berdua?" Nana bingung karena makanan yang dipesan oleh Bintang sangat banyak.
"Tidak apa apa, makanannya tidak perlu dihabiskan, bisa-bisa perut kamu nanti buncit karena makan semua makanan ini,” ucap Bintang sambil terkekeh, Nana pun segera makan tidak mau menjawab lagi karena Bintang terlalu ceplas ceplos.
Bintang tidak tahu jika Nana memakan makanan seperti anak kecil sampai belepotan ke mana mana, kemudian dia segera mengambil lap yang ada disakunya dan membersihkan mulut Nana dengan lembut.
Nana jadi berpikir kalau Bintang itu baik dan tampan tapi kelakuan tadi siang yang membuat Nana memiliki pandangan yang berbeda terhadap Bintang.
"Terima kasih pak," ucap nana malu dan wajahnya pun merona merah bak tomat yang sudah masak.
"Tidak usah panggil pak ini kan bukan di kantor lagi, saat di luar kantor kamu bisa memanggil saya 'Bintang' saja tidak usah pakai pak, mengerti?" tanya Bintang, sedari tadi Nana tidak memanggil Bintang dengan nama melainkan dengan sebutan yang sangat formal ‘Pak’.
"Mengerti pak ehh...Bin..tang," jawab Nana ragu-ragu rasanya tidak enak kalau memanggil bos dengan namanya saja.
Meskipun malam itu agak canggung akan tetapi Nana merasa kalau malam itu adalah malam yang paling mengesankan bagi Nana, dia merasa ada seseorang yang mengetuk hatinya yang telah lama kosong...
.
.
.
.
.
Makasih sudah mampir baca 🌺
Follow IG Author @feraaisha32_ 🍒
Jangan lupa tambah ke favorite 😗
Sampai jumpa di episode berikutnya
Tbc.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!