NovelToon NovelToon

Ketika Menjadi Orang Ketiga

Bab 1

Saya seorang wanita yang saat ini belum mempunyai pasangan dan seseorang yang selalu merasa kesepian sebut nama saya PURI, saya wanita yg biasa biasa saja, baik dari segi penampilan,wajah atau postur tubuh. Puri tidak memiliki banyak teman, karena Puri tipe orang yang tidak terlalu mudah untuk bergaul. kehidupan Puri juga biasa-biasa saja. Tetapi Puri memiliki teman dekat yang bernama Yoana dan Wulan, mereka berdua teman curhat, teman ketawa, temain main. Mereka berdualah yang selalu menghibur Puri. Karena Puri tidak tinggal bersama kedua orangtuanya, Puri bekerja diluar kota dengan pekerjaan yang sebenarnya cukup membosankan, tetapi Puri bertahan karena mencari kerja sekarang susah ;)

***

Ada beberapa laki-laki yang berusaha mendekati Puri, dari segi penampilan mereka cukup bagus, pekerjaan juga cukup bagus, tetapi Puri belum tertarik untuk menjalin hubungan dengan salah satu diantara mereka. Mungkin karena Puri belum merasa tertarik saja dengan salah satu dari mereka, walaupun umurnya sudah tidak mudah lagi (27tahun) umur yang sudah sangat cukup matang untuk menikah.

*

suatu hari Puri mengalami kejenuhan dan kebosanan yang luar biasa, salah satu lelaki yang mendekatinya mengajak berjalan-jalan kepantai. Awalnya ia menolak dan sebenarnya sudah sering kali juga ia menolak ajakan jalan-jalan dengannya, akan tetapi beda dengan hari ini, ketika bunyi trttttt,,, sebuah notif pesan masuk.....

"hey Puri, lagi apa? " - widi

"Nih baru kumpul sama teman, kenapa?" -puri

"Weekend ada acara tidak? jalan kepantai yuk!" -widi

Dan saat itu ternyata Yoana dan Wulan mengintip pesan Puri dan seketika ponsel Puri direbut Wulan dan dibacalah pesan dari widi, seketika Yoana mengambil alih hape tersebut dan membalas pesan Widi...

"Oke, tapi aku ngajakin dua temen aku boleh? yoana dan wulan" -puri

"Yah gak berdua saja nih?" -widi

"Kalau kamu keberatan kita bisa batalkan" -puri

"Jangan! oke aku setuju" -widi

Dan setelahnya ponsel tersebut diberikan ke Puri, ia menerima ponsel tersebut dengan tatapan yg sangat kesal dan bibir mengerucut tanda tidak kesetujuannya. Karena lebih menghargai teman-temannya yang sama halnya mengalami kejenuhan yang luar biasa samanya, akhirnya puri memutuskan menyetujui ajakan Widi dan tentu saja Wulan dan Yoana begitu bahagi dengan keputusan Puri. "Menjengkelkak!" gumam puri

***

Hari berganti hari mereka lewati dengan bersemangat terutama Yoana dan Wulan. Berbeda dengan puri, ia merasa seperti tidak menginginkan hari sabtu dan ingin segera dilewati saja.

Pagi begitu cerah, Puri membuka gorden dan jendela kamarnya melihat tanaman yang sudah mulai meninggi, ia menghirup udara pagi yang begitu sejuk "selamat hari sabtu. Besuk aku menerima ajakan jalan Widi, semoga keputusan yang tepat." gumam Puri

Karena hari ini dikantor tempat bekerja Puri tidak terlalu sibuk, ia memutuskan untuk berangkat kerja setengah hari. Karena ia sudah janjian dengan Yoana dan Wulan kalau akan berbelanja.

***

Teriknya matahari tak menghalangi semangat Wulan dan Yoana. Siang begini, mereka sudah berteriak didepan pintu kamar Puri.

Ketika handle pintu rumah telah dibuka sak pemilik rumah, dua wanita dengan baju yang sama bukannya mengucap salam saat bertamu, malah meberondong pertanyaan.

"purii!!!!!bagaimana? bahagia bukan besuk mau jalan dengan Widi atau kamu menyesal mengajak kita dan hanya ingin berdua saja dengan Widi?" Wulan dan Yoana memasang wajah memelas.

"Berisik kalian berdua, sini masuk dulu!"

Yoana dan Wulan masuk keruang tamu, duduk disofa berwarna pink.

"Sialan lo! yang pingin jalan2 kalian berdua. Aku yang dikambing hitamkan!"Puri menunjukkan ekpresi kekesalan kepada kedua temannya tersebut.

"sorry deh sorry. Dari pada marah muluk, yuk belanja!" ajak Wulan

"gih sana, cepetan mandi. Bauk!" protes Yoana dan mereka berdua pura-pura menutup hidung. Agar Puri bergegas ganti baju dan tidak cerewet lagi.

Setelah beberapa saat Puri sudah tampil manis dengan rambut terikat diatas, rok 7/8 dan atasan t-shirt berwarna putih. "Yuk berangkat! kalian keluar dulu. Aku mau mengunci pintu terlebih dahulu!" Yoana dan Wulan mengacungkan jempol kanannya, seketika Puri mengikuti mereka keluar dan mengunci pintu rumah.

Mereka bertiga pergi ke minimarket dengan menggunakan taxi online. Perbincangan ringan selama perjalanan, membuat mereka tidak terasa kalau sudah didepan minimarket yang cukup besar.

"Neng, sudah sampai" Pak Sopir melihat kekursi belakang.

"Maaf pak, kami terlalu asyik mengobrol. Ini Pak uangnya, kembaliannya buat Bapak saja." Pak Sopir terlihat senang, karena mereka naik taxi online harusnya hanya membayar 20ribu saja. Tetapi Puri memberikan lembaran 50 ribuan.

Mereka bertiga berjalan kearah Minimarket, banyak sekali camilan. Seperti orang kalap, mereka mengambil camilan hampir memenuhi keranjang belanjaan.

"Gak kebanyakan ni?" tanya Puri

"Segini kebanyakan?" Wulan mengekorkan matanya ke arah Yoana, karena satu temannya itu sangat menyukai makan dan tidak tahan lapar.

Yoana yang merasa diperhatikan wulan hanya tersenyum.

Waktu tidak terasa begitu cepatnya. Sekarang sudah pukul 7 malam.

"Kalian pada lapar gak sih? kok gak makan-makan?" protes Yoana

"Yuk, aku juga laper nih" saut Wulan

Mereka bertiga bergegas menuju tempat makan, bakso ada pilihan mereka bertiga. Mereka memesan bakso besar, karena merasa sangat lapar. Selang 15 menit pesanan mereka datang. Saat mereka makan dengan lahap, terdengar ponsel Puri bergetar dan terdapat sebuah pesan masuk.

"Puri, besuk jadi kan? kamu tidak mebatalkan jalan kita besuk?" -widi

"Jadi. Ini aku baru keluar sama Wulan dan Yoana. Mereka mengajak beli camilan buat perjalanan besuk." -Puri

"Semangatnya yang mau jalan-jalan. Aku sekalian dibeliin camilan dong! Aku lembur kerja ni, pulangku nanti malam. Senin dikumpul nih laporan." -Widi

"Semangat apaan? Mereka berdua kali yang semangat sama lu. Tenang, kita sudah beli camilan banyak. Cukup untuk kita ber-empat." -Puri

"Terimakasih Puri. Aku lanjut kerja dulu. Sampai ketemu besuk." -Widi

"Baiklah." -Puri

.

.

.

.

.

Bersambung..........

Segini dulu ya author nulisnya. Ternyta susah juga ya😅 mohon masukannya tetapi jangan dibully ya 😘 author orangnya gampang nangisan wkwkwkwwkk, duhhhh kaya bayiiii aja nangisan 😂

Tolong tekan tombol like dan ketik dalam kolom komentar, apapun yang ingin disampaikan tapi jangan bully ya😘

Karena itu bentuk kasih sayang dr pembaca buat author 😘

Salam ketcup manjaaaaah😘

Kalau punya point lebih, boleh dong vote karya author yang masih berantakan ini. Biar author makin smngath nulis dan smngath untuk belajarnya.

Kalau tidak keberatan, balik lagi kehalam utama. Bintang 5 nya jangan lupa ya!.

Terimkasih ;)

Bab 2

Pagi yang begitu cerah, Puri nampak berkeringat karena selesai berolahraga. Ia bergegas ganti baju dan membereskan rumah.

Sebuah ponsel diatas meja berdering, Puri mengusap layar ponsel tersebut. Ada sebuah nama yang tak asing menghubunginya. Siapa lagi kalau bukan Yoana atau Wulan.

"Puri! aku sama Wulan didepan nih. Keluar gih!"

"Baiklah!" Puri mematikan ponselnya dan bergegas keluar.

Puri menghampiri Yoana dan Wulan didepan rumah. "Pagi bener sih kalian" Puri mendengus kesal, "Semangat sekali sih kalian kalau jalan-jalan. Aku saja belum mandi."

"iya dong, harus semangat" jawab Wulan dengan senyum mengembang.

"Lama gak jalan-jalan ni, sudah kaya anak pingith saja" timpal yoana dengan menampakkan ekpresi pura-pura sedih."

"Kalian sama saja. Kalau jalan-jalan saja nomer satu. Sudah ah, aku tinggal mandi dulu. Lengket ni badan."

"Ya sana cepat mandi, bauk bener anak prawan." Yoana dan Wulan menutup hidung mereka.

15 menit berlalu akhirnya Puri selesai mandi. Ia terlihat sudah memakai pakaian casual, menggerai rambutnya dan menyemprotkan parfum kebeberapa titik.

Mereka bertiga sudah siap dengan perlengkapan masing-masing. Tas ransel yang berisi pakaian ganti dan camilan beberapa plastik.

"Puri, tongsisnya sudah kamu bawa?"

"Oh iya. Sebentar aku cari dulu, aku lupa naruhnya." Puri nampak sibuk mencari tongsis yang sudah tidak lama ia pakai, dibukanya laci satu persatu.

"KETEMU" teriaknya saat menemukan tongsis yang berwarna pink. Ia memasukkan tongsis tersebut kedalam tasnya.

Setelah semuanya siap mereka hendak menuju dapur untuk sarapan, karena Puri tadi sudah beli mie instant tapi belum sempat bikinnya.

Saat Puri mengambil panci untuk diisi air, ada sebuah pesan masuk diponselnya.

"Aku sudah didepan nih. Kalian sudah siap?" -widi

"Baiklah." -puri.

Puri nampak menghela napas. "Guys, gak jadi bikin mie instannya. Widi sudah nungguin diluar. Nanti kita makan diluar saja!" Ajak Puri.

Yoana nampak keberatan, karena ia merasa lapar. Tapi tidak mungkin ia egois dengan membikin mie, padahal Widi sudah menunggunya diluar.

Mereka bertiga keluar rumah dan bergegas menghampiri Widi.

"Hay!" sapa widi dengan melambaikan tangan kearah mereka bertiga.

Merekapun membalas lambaian tangan Widi.

Widi mengampiri mereka. Tapi tatapan mereka teralihkan dengan lelaki yang berada dibelakang Widi. Lelaki yang cukup tampan, kulit bersih, senyum manis, hidung mancung dan tinggi sekitar 170cm.

Puri melihat kearah lelaki tersebut. Pertama kali bertemu entah kenapa ia merasa ada desiran didada. Merasakan ada hal yang berbeda yang membuatnya salah tingkah.

"Yosi" lelaki tersebut memperkenalkan diri dan menjabat tangan Puri, Wulan dan Yoana secara bergantian. Ketika Yosi menjabat tangan Puri mereka beradu pandang yang cukup lama membuat Widi melirik heran.

"Sudah selesai?" tangan Widi memisahkan jabat tangan mereka berdua yang menurutnya cukup lama.

Wulan dan Yoana menatap heran, tetapi mereka memilih diam.

Mereka masuk mobil bersama-sama. Wulan, yoana dan Puri duduk dibelakang. Yosi menyetir dan Widi duduk dikursi depan. Mereka bercakap-cakap dan tertawa membahas sesuatu yang menurut mereka lucu. Apalagi dengan kehadiran Wulan dan Yoana yang akan membuat suasana selalu ceria.

Disela perbincangan mereka, ada hal yang berbeda. Terlihat Yosi melihat Puri dari spion depan. Begitupun sebaliknya diam-diam Puri mencuri pandang kearah Yosi tetapi tidak terlalu ketara.

Widi yang mendengarkan percakapan mereka hanya tersenyum dan sesekali menimpali percakapan kaum wanita tersebut. Wulan dan Yoana sangat antusias menceritakan hal-hal konyol mereka, yang mendengarkan pasti akan membuatnya tertawa.

"puri, tadi sudah sarapan belum?" tanya Widi disela perbincangan mereka.

"Seperti itu! Puri saja yang ditawarin makan? kamu kira yg lain gak punya perut?" jawab Yoana dengan tatapan kesal. Karena sedari tadi ia menahan lapar.

"iya deh iya. Maaf deh, aku ralat nih. KALIAN sudah makan belum?" tanya widi dengan melihat kearah mereka dengan senyum manisnya dan menekankan kalimat KALIAN.

"Laper banget, tadi kita mau bikin mie instant. Ehhhh kalian cepet bener sampainya." Gerutu Wulan

"Makan soto enak kali ya, apalagi pagi-pagi gini." yoana membayangkan soto dengan berbagai macam sate dan gorengan yang membuat perutnya semakin keroncongan

"boleh juga! gimana dengan yang lainnya?" tanya Wulan

"Aku ngikut saja sih, yang penting makan." jawab Puri dan diikuti anggukan Yosi dan Widi.

Selama perjalanan berangkat, Yosi banyak diam. Karena ia belum mengenal mereka, merasa agak sungkan kalau terlalu banyak berbicara.

Sampailah mereka ditempat soto. Sesuai bayangan Yoana, soto yang mereka datangi adalah tempat soto dengan berbagai macam sate dan gorengan yang mebuat Yoana tidak sabar memesan dan mencari tempat duduk.

Wulan berjalan mengekor Yoana, "kamu tu sudah laper banget?" tanya wulan. Karena heran melihat Yoana yang sudah begitu antusias melihat makanan.

"Diem aja lu ah! Yang penting makan." jawab yoana dengan melirik kanan kiri makanan yang cukup banyak.

Widi dan Yosi masih berdiri didepan menunggu Puri yang baru ditoilet.

"Ngapain kamu disini? gabung sana, sama Yoana dan Wulan?" tanya Widi heran, karena melihat Yosi yang hanya berdiri disampingnya. "apa dia menunggu Puri juga? tapi untuk apa?" batin Widi

"Sorry, aku kira kamu minta ditemenin. Kalau begitu duluan ya. Aku gabung ke mereka." jawab Yosi berlalu meninggalkan Widi

selang 5 menit terlihat Puri yang keluar dari toilet.

"Lama banget ditoiletnya?" tanya widi

"Maaf. Tapi ngapain kamu disini? Apa aku menyuruh kamu menunggu?" jawab Puri menatap heran.

"Enggak ada yang menyuruh. Tapi aku kasihan kalau kamu sendiri"

"sudah ah, yuk kesana. Kasian yang lain." Puri berjalan duluan dan Widi mengekor dibelakangnya.

wulan dan yoana duduk bersampingan. Yosi duduk menghadap Wulan, Puri yang datang seketika memilih duduk disamping Yosi, karena terlihat masih ada kursi kosong.

Widi melihat mereka berdua ada tatapan tidak suka. Yosi yang menyadari kehadiran Widi langsung berdiri, "widi, duduk sini!" mempersilahkan Widi untuk duduk ditempat duduknya. Puri memalingkan wajahnya ketika Widi duduk disampingnya.

Tidak selang berapa lama, soto pesenan mereka datang, ketika Puri mau menyendok soto, dengan percaya dirinya Widi hendak menyuapi dirinya.

"tidak lihatkah? Aku mempunyai dua tangan yang sehat dan kuat. Kalau hanya untuk mengangkat sendok kemulutku aku masih mampu." Puri memperagakan menyendok makan dan mendarat sempurna dimulutnya.

Yoana dan Wulan melihat kejadian tersebut hanya diam, mereka menjaga perasaan Widi. Berbeda dengan Yosi, ia terlihat menaikkan salah sudut bibirnya dan tersenyum tipis.

Mereka melanjutkan makan soto, Yoana terlihat yang paling lahap makan soto dengan beberapa tusuk sate dan gorengan yang sudah dimakan.

Setelah selesai makan soto, Yoana dan Wulan menuju mobil duluan dikarenakan sangat kenyang. Puri danYosi terlihat berjalan berdua jauh dibelakang mereka.

"Kamu pacar Widi?" Tanya Yosi

"Tidak!" jawab Puri mantap

"Ohya? Widi selalu bercerita tentang kamu seperti apa ke aku." yosi melihat kearah puri, "sampai aku penasaran dan akhirnya aku paham apa yang membuat Widi menyukaimu." sambungnya

"memangnya Widi bercerita apa saja tentangku?."

Belum sempat Yosi menjawab, Widi sudah menyusul mereka, karena tadi ia kekasir terlebih dahulu untuk membayar makanan mereka.

"Kalian berduaan saja?" tanya w

Widi penuh selidik

"Mereka duluan masuk kemobil, mau rebahan dikursi. Kekenyangan katanya." jawab Puri sekenanya.

Mereka menuju mobil, sebelum masuk mobil Puri dan Yosi saling beradu pandang yang membuat Widi heran.

Mobil melaju dengan santainya untuk melanjutkan perjalanan kepantai. Mereka dimobil saling bercerita dan tertawa sesekali bernyanyi bersama.

Tepat dilagu ada band...Puri dan Yosi bernyanyi berdua. Puri menyandarkan kepalanya dibelakang kursi Yosi, sebaliknya Yosi sesekali melihat kearah Puri. Sehingga siapa saja yang melihatnya membuat terheran.

Widi yang tidak menyukai kedekatan mereka langsung mengganti lagunya "ini suasana ceria bukan lagi drama!" widi menekan tombol next dan melihat kearah mereka dengan tatapan dingin.

Wulan dan Yoana dibuat bingung dengan tingkah mereka.

"pura-pura tidur adalah pilihan terbaik, bangun nanti saja kalau suasananya sudah bagus atau kalau sudah sampai pantai saja." batin yoana. ia memberi kode kepada wulan untuk pura-pura tidur dan wulan menjawab dengan anggukan.

.

.

.

Bersambung

sekian dulu ya, author masih mikirin cerita buat besuk sampai kepantai 😂,,, maaf ya author masih banyak belajar buat menulis dan bikin cerita. masih banyak kekurangan disetiap tulisan author, mohon masukan dr pembaca yang tercinta dan tersayang, ulalahhhh 😋😘.................

Jangan lupa, like, coment dan vote yaaaak, biar author makin semngath buat nulis. Salam ketcup mantjaaaaaaah 😘😘😘😘😘😘😘😘

Bab 3

Tidak terasa akhirnya mereka sampailah dipantai. Puri yang melihat kedua temannya masih tertidur langsung membangunnya, ternyata yang semula Wulan dan Yoana berpura-pura tidur akhirnya tertidur sampai terlelap.

Wulan dan Yoana mengerjapkan matanya beberapa kali dan menggerakan angota badannya, dilihat sekeliling tempat dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Terdengar desiran air pantai dan ombak yang membuat mereka ingin segera turun dan menuju Pantai.

*

Wulan, Yoana dan Puri berlari menuju pantai saling beradu pandang dan senyum mengembang menandakan bahagianya mereka, karena sudah lama tidak lama pergi kepantai.

Widi dan Yosi menghampiri mereka, nampak wajah yang begitu heran melihat antusias mereka.

"Sudah berapa lama kalian tidak kepantai? sampai kalian lupa bawaan kalian." Widi dan Yosi menyodorkan tas mereka yang tertinggal dimobil. "Kalian mau pulang telanjang?" sambung Widi dengan melipatkan kedua tangannya kearah dada dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sialan lu!" jawab Yoana, "Keenakan di kalian!" sambung Wulan.

Puri hanya tersenyum menyaksikan adegan saling cibir antar 2 wanita dan 1 cowok.

"Dasar cowok MESUM!" seru Yoana dan Wulan kompak, mengalihkan pandangan mereka kearah Widi.

"Loh....Loh, kenapa memandangnya ke aku? kalian kira cuma aku cowoknya? gak liat ni?" menunjuk kearah Yosi, "apa kalian kira dia bukan cowok.?" sambungnya

Yosi hanya tersenyum, mengalihkan pandangan ke arah Puri. Angin pantai yang kencang membuat rambut Puri berantakan dan sesekali terlihat ia nampak merapikan rambutnya dengan tangan yang mebuatnya semakin manis.

Setelah terjadi perdebatan kecil tadi, mereka berlima memutuskan untuk berjalan menuju air pantai. Angin yang menyejukkan dan ombak yang indah membuat mereka tidak tahan untuk bermain. Mereka saling lempar air dan lempar pasir dengan riangnya dan tidak lupa mereka berfoto dengan tongsis yang dibawa Puri dengan berbagai gaya.

Tidak terasa waktu sudah semakin sore, mereka berjalan menjauh dari air pantai. "bahagia sekali aku hari ini." Yoana merenggangkan kedua tangannya

"Makanya baik-baik sama aku, nanti sering-sering deh aku ajakin kesini!" jawab Widi

Terlihat mata Yoana dan Wulan berbinar kebahagiaan.

Mereka menuju toilet masing-masing untuk bergantai pakaian. Setelah bergantian pakaian mereka singgah sebentar ke tepi jauh dari pantai untuk menikmati keindahan pantai disore hari dan menikmati air degan dan udang goreng. Setelah dirasa cukup, mereka bergegas pulang dengan memesan kembali air degan dan udang goreng untuk dimakan nanti waktu perjalanan pulang, sebelum semakin larut.

***

Dalam perjalanan pulang, mereka meminum air degan dan camilan yang memang sengaja mereka bungkus tadi.

Setelah seharian dipantai membuat hati mereka bahagia dan terlihat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka.

Puri duduk dibelakang Widi karena paksaan dari Yoana dan Wulan, mereka tidak mau pulang dengan keadaan saling diam dan kecanggungan melanda kembali.

Seperti waktu berangkat tadi mereka saling berbicara, melempar senyum dan bernyanyi. Untuk kali ini Puri mengajak Widi bernyanyi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Yosi yang melihatnya hanya diam.

Yoana yang merasa sangat lapar, memegang perutnya, "Laper banget nih, makan dulu yuk! Aku gak mau mati kelaparan karena kalian!"

"Ternyata udang goreng sebungkus dan air degan tadi hanya nempel didinding ususmu doang ya?" ledek Widi

"Udang sebungkus kecil gitu kamu kira bikin kenyang? Apa kamu kira lainnya tidak lapar?" Yoana melihat kaerah lainnya kecuali Widi. Semua serempak mengganguk, sebagai jawaban mereka juga merasa lapar. "Lihat tu! bukan hanya aku saja kan?" Yoana menatap sinis kearah Widi.

"Iya deh, hanya bercanda" Widi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalian mau makan apa?" tanya yosi

"Itu...tu.....didepan kira-kira 500M nanti ada warung Nasi Goreng Pak Kumis. Nasi gorengnya enak, gak kalah sama nasi goreng buatanku! " Seru Yoana dengan senyuman bangga

"Baiklah" jawab yosi singkat lalu melajukan arah kendaraanya sesuai arahan yang diberikan yoana. "Yoana, memang nasi goreng buatanmu enak?" yosi mengekor kearah Yoana.

"Tanya aja ke mereka!" Yoana menatap kearah Wulan dan Puri secara bergantian secara bangga. Yang ditatappun hanya berseloroh.

Yosi menatap mereka dari spion hanya tersenyum. Ia melanjutkan melihat kedepan untuk mengikuti arahan Yoana tadi untuk menemukan tempat Nasi goreng Pak Kumis.

Dari kejauhan nampak lampu remang-remang dengan banyak kendaraan, "Yosi! kita nanti berhenti disitu ya!" seru Yoana.

"Yang lampunya remang-remang dan banyak kendaraanya itu?" tanya Yosi

"Betul!" jawab jawab Yoana singkat

Kendaraan berhenti tepat didepan Nasi goreng Pak Kumis. Mereka turun lalu mengedarkan pandangan untuk mencari lesehan yang masih kosong. Karena malam ini warung cukup ramai, mungkin karena hari minggu jadi banyak pelanggan yang menyempatkan untuk makan dan penasaran dengan rasanya yang dikata banyak orang sangat enak.

"Disana!" Puri menunjuk tempat yang masih kosong

Mereka berlima berjalan ketempat tikar yang masih nampak kosong. "Lelahnya!" Yosi meluruskan kaki dan menggerakan tangannya saat mereka sudah duduk lesehan ditikar.

"capek banget ya?" tanya Puri dengan menatap kearah Yosi

"Seperti yang kamu lihat!" jawab Yosi

"Cium-cium!" Yoana mengendus, menghirup aroma nasi goreng, membuat yang lain tertawa akan tingkahnya.

Selang beberapa saat, nampak pelayan mengedarkan pandangan mencari si-empu yang mempunyai pesanan yang ia bawa.

"Bang! disini!" seru Yoana dengan melambaikan tangan kepegawai abang kumis yang nampak kebingungan.

Pelayan tersebut memberikan nasi goreng dan minuman kemereka berlima. "Nikmat sekali dan tidak perlu lagi diragukan rasanya!" Kata pertama yang Yoana keluarkan setelah mendaratkan 1 sendok penuh nasi goreng dimulutnya.

"Wah.benar-benar enak. Kau benar sekali Yoana!" Puri juga merasakan masakan Abang kumis yang sangat enak dilidahnya.

Mereka melanjutkan makan nasi goreng dengan lahapnya.

Setelah selesai makan nasi goreng, mereka melanjutkan perjalan pulang. Mobil berjalan dengan santai sambil menikmati keindahan perjalanan malam. Wulan dan Yoana sudah tertidur tapi Puri masih terjaga. Ia mengeluarkan ponsel dari tasnya dan melihat galeri ponselnya. Terlihat foto-foto mereka dengan berbagai gaya sewaktu dipantai yang membuatnya tersenyum.

Yosi yang melihat kearah Puri sedari tadi tersenyum merasa heran, "Kamu kenapa senyum-senyum sendirian?"

"Ini foto-foto kuta tadi. Coba lihat!" Puri menyodorkan ponsel kearah Yosi memperlihatkan beberapa foto mereka waktu dipantai.

"Lucu juga. Kirim ke aku ya!"

"Aku gak punya nomer kamu"

Yosi mengambil hp Puri lalu memasukkan nomer ponselnya, "Save ya nomer aku!"

"Oke!"

"Foto-Foto kita tadi memangnya seperti apa?" Widi terlihat penasaran

Puri memperlihatkan foto-foto mereka dan mengirimkan ke Widi.

***

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 10 malam, perjalanan mereka pulang kerumah hampir sampai.

Puri membangunkan kedua temannya tersebut, "Hey bangun! Sudah sampai." Puri menggoyangkan bahu mereka

Yoana dan Wulan mengerjkapkan matanya berkali-kali "Sudah sampaikah?" terlihat wajah Yoana dan Wulan yang sangat mengantuk.

Kendaraan mereka telah sampai tepat didepan tempat tinggal Puri.

"Makasih ya Widi, Yosi" diikuti senyum puri

"Nanti jangan tidur dulu ya! tungguin telfon dari aku!" Seru Widi

Puri hanya menjawab dengan senyuman.

Mereka bertiga masuk kedalam rumah. "Aku sama yoana pulang saja ya, gak nginep sini."

"Pulang? Sudah malam loh ini. Besuk pagi sajalah pulangnya!"

"Enggak apa-apa. Kita pulang saja deh, nanti ganggu deh....kan ada yang mau telfon" jawab Wulan dengan melirik ke arah Yoana, lalu mereka tersenyum.

"Apaan sih kalian gak lucu!" Puri telihat mengerucutkan bibirnya dan kedua tangannya terlipat kearh dada.

Wulan dan Yoana melihat tingkah lucu Puri hanya tertawa dan mereka berpamitan pulang.

Puri menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan mencuci kaki tangannya. Setelah keluar dari kamar mandi, ia mendengar suara nada dering dari ponselnya. "Niat banget tu orang, nelfon beneran!" gumam Puri, ia mengira Widi yang menelfonnya.

Ponsel Puri yang masih didalam tas diambil dan betapa terkejutnya ketika melihat layar ponsel dan melihat siapa yang menghubunginya.

"Ha? Dia.....??????"

.

.

.

.

.

Bersambung .........

.

.

.

Hayooooo tebak siapa yang telpon puri ?

jangan lupa like , coment dan votenya yaaaaaah 😘😘😘

.

.

.

Salam ketcup manjaaaaah dari mamitsu 😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!