NovelToon NovelToon

Pembalasan Mawar Hitam

chapter 01

Maaf sebelumnya. Ini karyawan pertama q jadi banyak kesalahan yang q buat. jika tidak suka, silakan tinggalkan saja😊😊😊

__________________

Tokyo, 2013

Disebuah panti asuhan REN'AI, awal cerita dimulai. Dibelakang bangunan ada sebuah pohon besar dan disamping pohon ada kolam ikan yang sudah tak terpakai lagi. Seorang anak tengah berbaring dibawah pohon. Menikmati hembusan angin. Dia semakin terlelap dalam tidurnya.

Zyan nama anak yang sedang berbaring. Zyan takkan bisa melupakan kejadian 4 tahun yang lalu saat keluarganya dihabisi oleh sekelompok orang tak dikenal. Mengingat kejadian itu membuat hatinya sakit, dan Zyan bertekad untuk membalas dendam suatu hari nanti.

#flashback on#

...Malam itu dikediaman keluarga Zhan sedang mengadakan pesta ulang tahun putra pertama mereka. Zhan Ryu pemilik rumah memilik sepasang anak laki laki dan perempuan. Anak laki laki mereka bernama Zhan Yin berusia 10 tahun dan anak perempuan mereka bernama Zhan Naya berusian 1.5 tahun. Hari ini ulang tahun Yin yang ke 10. Semua keluarga hadir dalam pesta....

..."Yin yuk. sudah waktunya" kata ibu Yin....

...Yin yang sedang duduk menemani adiknya bermain langsung berdiri....

...Yin yang digandeng ibunya menuju ruang pesta. Suasana begitu ramai penuh canda tawa....

..."Yin sebelum meniup lilinnya jangan lupa berdoa dulu" kata ibu Yin sambil menggendong Naya....

...Yin tersenyum dan memejamkan matanya sambil berdoa....

..."Tuhan, dihari ulang tahunku aku berdoa semoga keluarga ini selalu bahagia selamanya. hanya itu doaku. terima kasih" ucap Yin dalam hati....

...Selesai berdoa Yin membuka matanya, semua orang tersenyum....

..."Yin, tiuplah lilinnya" kata ayah yin....

...Yin meniup lilin dan suara tepuk tangan yang meriah terdengar. 'plok plok plok'....

..."selamat ulang tahun Zhan Yin. semoga panjang umur" ucap semua orang....

..."mam ue mam ue" kata naya berusaha meraih kue ulang tahun kakaknya....

...Tingkah laku naya membuat semua orang tertawa....

..."Yin selamat ulang tahun putraku" kata ibu Yin sambil mencium kening yin....

..."selamat ulang tahun putra kebanggaan ayah" kata ayah Yin, memeluk Yin....

...Nenek dan kakek yin menghampiri dan memberi sebuah kotak kecil berwarna biru langit....

..."selamat ulang tahun cucuku. ini hadiah dari kami. bukalah kadonya" ucap kakek....

..."semoga kau menyukainya, yin" sambung nenek....

...Yin tersenyum dan membuka kotak itu. Yin terkejut dengan hadiah yang diberikan kakek dan neneknya. sebuah kalung cristal berwarna biru dan didalamnya terukir semua tulisan. yin langsung memeluk kakek dan neneknya....

..."terima kasih banyak kek, nek. Yin sangat senang" kata Yin....

..."Yin ibu punya sesuatu untukmu." kata ibu menyerahkan bingkisan kado....

...Yin membukanya dan terlihatlah sebuah syal berwarna ungu dan sebuah kotak permata berisi sepasang anting cantik....

..."terima kasih ayah ibu. naya." ucap yin....

...tiba tiba terdengar suara keras didepan rumah, 'braak' suara pintu. sekelompok orang berpakaian hitam memakai penutup muka dan membawa senjata....

...'Dor dor dor' suara tembakan terdengar dan mengenai berapa orang yang hadir. Semua orang yang hadir dipesta jadi panik. Ryu bergegas mengambil pistol dimeja kerjanya dan mulai perlawanan....

..."siapa kalian?" kata paman yin....

..."kau tak perlu tau siapa kami!! dengar semua?!! habisi keluarga Zhan jangan sisakan seorangpun" perintah pemimpin mereka....

..."hana bawa anak anak ketempat yang aman. yang disini biar aku yang urus. aku akan menyusul kalian nanti." kata ryu....

...hana ibu ryu memeluk naya dengan erat dan menggandeng yin. hana berlari kearah dapur namun sayang disana sudah ada 4 orang yang menunggu. Hana mencari sesuatu yang bisa untuk melawan. ada tongkat baseball disamping lemari dapur....

..."yin jaga adikmu. ibu akan membukakan jalan dan kau bawa pergi adikmu. kamu mengertikan" kata hana menyerahkan naya....

...yin menggendong naya yang terus menangis ketakutan....

..."aku mengerti" kata yin....

...hana mengambil tongkat itu dan berusaha melawan ke empat orang itu. hana terpukul mundur dan terluka. yin tak bisa melewati orang orang itu. hana terjatuh, tak mampu untuk bangun....

..."ibu kau baik baik saja" kata yin menghampiri ibu yang berbaring tak berdaya....

...ibunya hanya tersenyum pahit. yin menyerahkan adiknya dan yin mengambil tongkat dan mukul seseorang yang berbadan besar tadi yang membuat ibunya jatuh. BRAK suara hantaman....

..."hei, bocah berani sekali kau!!" ucap salah satu laki laki....

...pria itu menyerang yin hingga yin tak berdaya....

..."ha ha ha ha rasakan itu bocah" kata penjahat itu....

...yin sudah tak mampu berdiri....

...hana segera bangun saat seorang laki laki membawa katana dan bersiap membunuh yin. hana membiarkan tubuhnya menahan katana itu. hana terjatuh berlumuran darah....

..."yin maafkan ibu" kata terakhir ibunya....

...melihat ibu sudah tak bernyawa lgi membuat hatinya sangat sakit....

..."mam, kak" kata naya ketakutan....

...suara tangisan naya membuat yin tersadar dan berusaha untuk bangkit....

..."woi buat anak itu berhenti. berisik sekali" kata penjahat itu....

...salah satu orang yang sejak tadi diam, tiba tiba mengeluarkan pistolnya dan menembak tubuh kecil naya....

...naya pun seketika meninggal, yin tak mampu bergerak hanya bisa menangis...

..."naya tidak. naaayyyyyaaaaa" teriak yin....

...penjahat yang tadi menghajar yin, menendang tubuh yin hingga membentur tembok dan yin pun tak sadarkan diri....

...beberapa saat kemudian. yin mulai sadar, matanya membelalak melihat tubuh dingin ibu dan adiknya. yin hanya bisa menangis terduduk menyesali dirinya yang tak berguna....

..."ibu, naya, maafkan aku" ucapnya....

...yin bangun berjalan kearah depan, yang terlihat mayat mayat keluarga Zhan yang tergeletak dimana mana....

...yin terus berjalan sambil menahan rasa sakit ditubuhya mencari ayahnya. dan nampaklah ayahnya yang sudah tak bernyawa lagi. hati yin semakin sakit....

...'drap drap drap' suara langkah kaki. yin bergegas pergi dari rumah itu....

...yin berjalan gontai menyelusuri jalan hingga rasa sakit itu tak tertahankan dan dia pun terjatuh didepan panti asuhan....

...yin ditemukan oleh pengurus panti dan karena tubuh yin penuh luka jadi pemilik panti membawanya kerumah sakit. sudah 2 hari yin tak sadar diri. ini hari ke 3....

..."uh, dimana ini" ucap yin lemah....

..."syukurlah kau sudah sadar nak." ucap seorang perempuan dengan lembut....

...yin bingung apa yang terjadi....

..."nak bagaimana keadaanmu? siapa namamu? apa yang terjadi padamu nak?" tanya perempuan itu....

...membuat yin bingung....

...perempuan itu masih menunggu jawaban yin....

..."aku. aku tidak ingat" yin berpura pura tak tau apa apa....

..."jadi kamu tak ingat siapa namamu",ucap hana, nama perempuan itu....

...yin menggelengkan kepalanya....

..."baiklah nak. bagaimana kalo panggil Zyan. seperti yang terukir dikalung" ucap aya....

...yin memandang kalung yang dipake dan menganggukan kepalanya. sejak saat itu yin tinggal dipanti asuhan dengan identitas barunya. zyan....

#flashback off#

Didalam panti, seorang anak laki laki berjalan kebingungan mencari seseorang bertanya kesetiap anak penghuni panti yang dia temui.

"eh, kamu lihat Zy egak?" tanyanya pada seorang anak perempuan yang sedang duduk.

"tadi pagi aku lihat zy pergi kebelakang panti" kata anak perempuan itu.

anak laki laki tadi langsung bergegas menuju halaman belakang. dia sangat ingin menemui sahabatnya itu. Jin nama anak laki laki itu. Jin sampai dihalaman belakang dimenenggok kekanan dan kekiri mencari Zyan atau biasa dipanggil Zy.

berjalan dan matanya terus mencari sampai akhirnya matanya menemukan seseorang yang sedang berbaring. dengan wajah riang Jin bergegas menghampiri temannya yang tertidur.

chapter 02

jin duduk disamping zyan. jin memandang wajah zyan yang sedang tertidur, terlihat damai.

"jangan! jangan sentuh dia. tidaak naya" zyan mengigau dalam tidurnya membuat jin kaget.

"berhenti! ibu, naya" zyan mengigau lagi.

zyan berkeringat banyak, tubuhnya gemetar ketakutan.

Dalam mimpi kejadian 4 tahun yang lalu terjadi. jin kebingungan melihat zyan yang begitu ketakutan.

"zy, bangun. zy" kata jin.

jin mencoba membangunkan zyan dengan menggoyangkan tubuh zyan pelan.

tapi zyan masih belum terbangun dari mimpi buruknya.

" zyaaannn bangun!!" teriak keras jin membuat zyan akhirnya terbangun, nafasnya terengah engah.

jin merasa lega karna dia berhasil membangunkan zyan.

"zy, kamu baik baik saja?" tanya jin merasa khawatir.

zyan tak menjawab dan hanya bangun dari tidur dan duduk bersandar dipohon.

mereka berdua duduk dalam diam. tak seorang pun yang memulai pembicaraan, semua sibuk dengan pikiran masing masing. matahari mulai bergerak ketempat istirahatnya.

"zy, apa kamu ingat pertama kali kita bertemu? saat itu kamu baru kembali dari rumah sakit." jin memulai pembicaraan.

zyan tetap diam tak menanggapi ucapan jin.

"saat aku dengar ada anak baru yang datang. aku ingin melihat tapi aku takut makanya aku cuma melihat kamu dari balik tembok." jin mulai bercerita awal pertemuan mereka.

"aku melihatmu dari balik tembok, banyak anak anak yang datang menyapamu tapi kamu diam dan hanya merespon dengan anggukan. sorot matamu begitu tajam dan itu membuat aku merinding" kata jin.

jin menundukan kepalanya tak berani menatap zyan. zyan masih memandang langit sore. sejenak tak ada yang bicara, jin pun belum melanjutkan ceritanya.

"saat itu ingin sekali mataku berpaling darimu tapi aku tak bisa dan saat mata kita bertemu, aku merasa ada sesuatu didalam mata yang begitu familiar. tapi aku tak tau itu apa. malam itu saat aku akan masuk kekamar aku melihatmu sedang duduk diatas kasur. aku ingin mengajak ngobrol tapi tak berani sampai saat kamu menolong aku ketika aku dibully sama anak anak lain, saat itu aku seperti melihat seorang malaikat. kamu datang menolong aku dan terus melindungiku, aku merasa sangat senang. sejak kejadian itu kita jadi sering bersama dan kita juga sering ngobrol." kata jin tersenyum pada zyan.

zyan melihat sahabatnya itu tersenyum ceria seketika hatinya merasa hangat.

"zy, selain dirimu tak ada lagi yang aku punya. seluruh keluargaku telah pergi dibunuh oleh sekelompok orang tak dikenal. aku punya paman tapi pamanku sendiri tak mau merawat aku, dia malah menyerahkan aku kepanti asuhan ini." jin diam.

matanya terasa perih ingin sekali menangis namun dia tahan.

"zy, kumohon jangan pernah tinggalkan aku sendirian, aku takut" air mata jin pecah,

jin tak mampu menahannya lagi. jin menangis pelan dan menundukan kepalanya, tak ingin zyan melihat wajahnya yang sedang menangis.

jin merasa malu menangis didepan zyan. zyan melirik kearah sahabatnya itu. suara isak tangis terdengar, zyan mengangkat tangan kanannya dan mengusap pelan kepala jin.

jin terkejut ada yang mengusap kepalanya. jin mengangkat kepalanya dan melihat wajah dingin sahabatnya itu. wajah jin nampak terkejut dengan perlakuan zyan yang tiba tiba menjadi lembut padanya. jin menatap mata zyan begitu lama.

"sampai kapan mau menatapku?!" tanya zyan.

jin langsung tersadar dan menundukan kembali kepalanya, wajahnya memerah malu.

zyan beranjak bangun.

"zy, kamu mau kemana?" tanya jin yg masih duduk.

"balik." jawab singkat zyan.

memang hari sudah mulai magrib, jin juga ikut berdiri dan mengekor dibelakang zyan.

waktu makan malam tiba.

semua anak penghuni panti asuhan bergegas menuju ruang makan. begitu pula dua anak adam ini. zyan dan jin selalu bersama dimanapun mereka berada.

"zy, mau sekalian diambilkan gak?" tanya jin.

zyan hanya menganggukan kepalanya dan duduk. jin pergi mengambil makanan untuk mereka berdua. zyan dan jin makan dalam diam tak ada satupun yang berbicara. selesai makan, mereka menuju kekamar.

zyan langsung menuju meja belajar dan mengambil berapa buku pelajaran dan berbaring sambil membaca. jin pun melakukan hal yang sama seperti zyan.

sinar mentari pagi masuk melalui sela jendela. zyan terbagun dan bergegas kekamar mandi.

'kriiiiinnngggg' suara alarm berbunyi sangat keras, sehingga membangunkan seseorang dari dunia mimpi. zyan selesai mandi dan bersiap berpakaian.

"cepat bagun atau aku tinggal" kata zyan pada jin yang masih berbaring.

mendengar kata kata zyan tadi, jin langsung beranjak dari tempat tidur. dengan wajah manyun jin masuk keluar kamar dan bergegas kekamar mandi.

zyan sudah berpakaian rapi dan sudah siap untuk sarapan. langkahnya terhenti oleh jin yang menghadang di depan pintu.

wajah jin semakin manyun karna melihat zyan yang sudah siap pergi sarapan.

zyan menatap jin seolah bertanya 'mau apa?'.

jin langsung menarik zyan kembali masuk kekamar dan mengunci pintu kamar agar zyan tak pergi duluan.

"zy, jangan tinggalin aku dong. kita keluar bersama sama ya" pinta jin dengan nada manja.

dengan terpaksa, zyan duduk dikasur menunggu jin bersiap.

zyan dan jin menunggu dihalte bis. karena sekolah mereka cukup jauh sehingga mereka harus menaiki bis untuk berangkat dan pulang sekolah.

bis datang semua orang berdesakan masuk kedalam bis. setiap pagi bis selalu penuh, tak jarang zyan dan jin tak dapat tempat duduk. satu per satu penumpang bis mulai berkurang membuat bis jadi longgar. akhirnya jin dan zyan bisa duduk.

mereka sampai di AKIRA JUNIOR SCHOOL.

"zy, hari ini temenin aku ketoko buku ya. aku ada yang mau dibeli." kata jin.

zyan hanya menganggukan kepala. saat ini mereka berdua duduk di kelas 2.

"janji ya sepulang sekolah temenin aku. soalnya buku ini limited edition" pinta jin dengan nada manja.

zyan hanya diam, merasa lelah dengan sikap manja sahabatnya itu.

jam pelajar dimulai, kelas menjadi sunyi. semua murid mendengarkan guru menjelaskan pelajaran.

'teng teng teng'

bel istirahat berbunyi.

"hy zyan kekantin yuk?!" ajak teman cewek.

"jin ayo" kata zyan tak menanggapi ajakan teman ceweknya itu.

"oke zy." senyum mengejek diwajah jin membuat temen ceweknya kesal.

zyan tak berjalan kekantin tapi dia menuju halaman samping sekolah yang sepi namun sejuk. zyan sangat menyukai tempat yang sepi itu membuat pikirannya tenang.

'teng teng'

suara bel lagi. semua siswa siswi bergegas masuk kelas. pelajaran pun dimulai kembali.

waktu pulang tiba, semua siswa berlarian keluar sekolah.

"zy, kamu udah janji tadi pagi mau nemenin aku ketoko bukukan?" tanya jin tapi zyan diam sejenak dan menganggukan kepalanya.

mereka berdua berjalan kaki menuju toko buku yang tak terlalu jauh. sampai ditoko keduanya berpisah mencari buku masing masing. zyan melihat sebuah buku bersampul hitam tanpa judul.

karna penasaran dia pun membelinya. sedang jin masih mencari buku yang dia inginkan. setelah mereka menemukan bukunya, mereka bergegas pulang.

hari ini suasana hati jin sedang senang karna akhirnya dia dapat buku yang dia inginkan selama ini.

"zy tadi kamu beli buku apa si ditoko?" tanya jin sambil berjalan menuju halte bus.

zyan membuka tasnya dan menunjukan buku yang tadi dia beli. sebuah buku bersampul hitam tanpa judul atau nama penulisnya.

"ini buku apa? ko gak ada nama buku atau nama penulisnya si? zy kamu suka banget si beli buku yang aneh aneh gini?" tanya jin.

lagi zyan hanya diam, karna dia sendiri juga tidak tau itu buku apa.

malamnya selesai makan malam, zyan dan jin kembali kekamar mereka. jin sedang berbaring sambil membaca buku. terkadang dia tertawa sendiri karna merasa lucu. sedangkan zyan duduk dimeja belajar sambil membaca buku hitam yang dia beli.

buku itu ternyata isi buku itu tentang sebuah kehidupan yang dipenuhi dengan kepalsuan. malam terus berjalan tanpa terasa sudah pukul 12.00 malam.

jin sudah tertidur pulas, zyan menutup bukunya dan pergi ketempat tidur. pagi telah datang, sinar mentari memasuki kamar. seperti biasa zyan bagun terlebih dulu dan bergegas pergi kekamar mandi sebelum kamar mandi rame.

hari ini jin bagun lebih awal 5 menit dari biasanya. jin melihat sekitar matanya langsung tertuju pada buku hitam yang tergeletak diatas meja.

jin bangun dan mengambil buku itu. jin bingung karna tak mengerti maksud buku itu. kepalanya pening melihat tulisan dibuku, jin menutup kembali buku itu dan pergi keluar kamar.

"eh zy udah mandi ya" kata jin saat berpapasan didepan kamar mandi.

"pergi mandi sana" kata zyan menyerahkan handuknya pada jin.

jin hanya tersenyum dan pergi kekamar mandi.

hari terus berlalu tanpa terasa sudah hari minggu. pagi yang cerah semua anak panti bermain dihalaman, bermain berbagai mainan.

Dihalaman belakang panti, seperti biasa zyan dan jin duduk dibawah pohon. jin sedang asyik bermain game di pspnya, sedangkan zyan sibuk membaca buku.

Didepan panti asuhan ren'ai, sebuah mobil avanza berhenti. keluarlah dua orang perempuan cantik. satu paruh baya dan yang satu lagi masih muda.

"permisi bu. numpang nanya. pemilik panti ini dimana ya? saya ada perlu dengan beliau" kata wanita paruh baya itu kepada salah satu pengurus panti yang sedang membersihkan halaman.

"oh bunda, beliau ada di dalam. silakan masuk. saya panggilkan beliau dulu." kata pengurus panti itu,

pergi memanggil pemilik panti asuhan.

kedua wanita itu masuk kedalam panti dan melihat berapa anak yang sedang bermain.

"apa ibu yakin dia ada disini?" tanya wanita muda itu kepada ibunya.

"elena, ibu yakin dia ada disini. informasi itu tak mungkin salah karna ibu sudah mengecek informasi itu berkali kali" kata ibu elena.

wanita muda yang dipanggil elena itu hanya bisa diam dan terus memperhatikan anak anak yang sedang bermain. tak lama, seorang wanita cantik keluar.

"selamat pagi." sapa pemilik panti kepada kedua tamu tadi.

"oh, selamat pagi juga" kata ibu elena.

"oh silakan masuk" kata pemilik panti mempersilakan tamu itu masuk ke dalam panti dan mempersilakan tamunya untuk duduk.

"maaf, kalau boleh saya tau anda berdua ini ada perlu apa ya mencari saya?" tanya bu hana, nama pemilik panti asuhan.

"maaf kalau kami menggangu waktu ibu. kedatang kami kesini untuk mencari seorang anak laki laki. saya mendapat kabar kalau dia tinggal disini. nama anak itu jin hou." kata ibu elena menjelaskan.

bunda hana berpikir sebentar.

"memang benar ada anak laki laki yang bernama jin hou disini." kata bunda hana.

"oh syukurlah. saya ingin membawa jin pulang bersama kami." kata ibu elena.

"oh begitu. kalau seperti itu ibu harus melengkapi berapa berkas" kata bunda hana.

"baiklah" jawab ibu elana tersenyum.

"oya bu. boleh kami melihat jin?" tanya elena.

"oh tentu saja. tunggu sebentar saya panggilkan dia." kata bunda hana.

bunda hana pergi memanggil seorang anak.

"din apa kamu tau dimana jin?" tanya bunda hana.

"jin tadi pergi kehalaman belakang sama zyan, bun" jawab anak itu.

"tolong panggilkan jin ya. bilang saja dipanggil bunda y" kata bunda hana lembut. anak itu menganggukan kepalanya dan pergi mencari jin.

chapter 03

Dinda bergegas menuju halaman belakang.

"Jin.. jin.. jin.." panggilnya.

Jin merasa ada yang memanggil menenggok kebelakang dan dia melihat dinda. Dinda melihat jin yang sedang duduk dibawah pohon besar langsung menghampirinya.

"Ada apa din kamu manggil manggil aku?" tanya jin saat dinda sudah berada disampingnya.

"Bunda manggil kamu tuh" kata dinda.

"Hm ada apa bunda manggil aku? tumben banget" tanya jin lagi.

"Gak tau. pokoknya bunda nyuruh aku manggil kamu tuh aja" kata dinda sedikit merasa kesal.

"Pergi sana." kata zyan tak memalingkan matanya dari buku.

"Iya aku pergi. tunggu sini ya zy jangan pergi" kata jin beranjak bangun.

zyan tak menanggapi perkataan jin.

Jin dan dinda pergi menemui bunda hana yang masih berada diruang tamu.

"Bun, ini jin sudah aku panggil." kata dinda.

"oh iya terima kasih dinda." kata bunda hana tersenyum.

Dinda pergi dan jin masuk keruangan.

"Ada apa bunda manggil aku" kata jin.

Jin melangkah masuk namun langkahnya terhenti ketika matanya melihat dua orang wanita sedang duduk bersama bunda. seketika jin miliki firasat. bunda yang melihat jin berhenti segera menghampiri jin.

"Jinn, kenalkan itu ibu ruan dan yang duduk disampingnya itu putri ibu ruan namanya elena." kata bunda memperkenalkan tamu yang tadi datang.

ibu ruan tersenyum ramah pada jin.

"Hy adik kecil" sapa elena tersenyum.

Jin diam memperhatikan mereka berdua. jantungnya berdetak kencang,

"Jin mulai hari ini, jin akan tinggal bersama mereka. Jin sekarang punya ibu dan juga punya kakak. Jin senangkan?" tanya bunda

tapi jin diam saja dan menundukan kepalanya. Tubuhnya gemetar menahan rasa takut,

"Bun, apa zy juga ikut?" tanya jin pelan.

"Zy tidak ikut sayang. zy akan tetap disini sampai ada keluarga yang akan membawanya pergi untuk tinggal bersama seperti jin saat ini" kata bunda menjelaskan.

Tubuh jin semakin bergemetar, air matanya sudah tak dapat ditahan lagi. Jin terisak

"AKU TAK MAU PERGI. AKU MAU DISINI BERSAMA ZY" teriaknya keras membuat semua orang kaget.

jin berlari keluar dan terus menangis.

"jin tunggu" teriak bunda mencoba menghentikan jin.

tapi jin tak mau berhenti malah semakin kencang dia berlari.

"maaf bu. jin mungkin butuh waktu. biar saya bujuk dia" kata bunda hana.

" tak apa bu. saya mengerti. ini pasti tak mudah untuknya." kata ibu ruan.

"maaf bu, kalau boleh tau zy itu siapa ya? kenapa jin begitu ingin bersama zy?" tanya elena merasa penasaran.

"zy itu teman sekamar jin. mereka sangat dekat seperti saudara kandung dan jin tak pernah berpisah dari zy. cuma zyan satu satunya anak yang dekat dengan jin." kata bunda menjelaskan.

"sebaiknya kita kejar jin. aku penasaran kemana jin akan pergi" kata elena.

ibu ruan, elena dan bunda hana pergi menyusul jin.

jin berlari tanpa memperdulikan didepannya, berapa kali dia tanpa sengaja menabrak berapa anak. jin terus berlari sampai dia dihalaman belakang.

dia langsung memeluk erat zyan dan masih terus menangis. zyan merasa bingung dengan tingkah sahabatnya yang datang langsung memeluknya sambil menangis.

"ada apa?" tanya zyan.

"zy aku gak mau pergi. tolong katakan sama bunda aku gak mau pergi. aku mau disini denganmu. huh huh huh" kata jin disela tangisnya.

mendengar ucapan jin baru saja, zyan langsung paham dengan apa yang terjadi.

"emangnya kenapa? bukankah itu bagus. kamu akan punya keluarga baru dan punya seseorang yang akan melindungimu" kata zyan menenangkan sahabatnya itu.

tangis jin semakin menjadi dan pelukannya semakin erat membuat baju zyan basah.

"huft.. ayo ikut" ajak zyan merasa lelah dengan tingkah manja sahabatnya.

zyan bangun tapi jin masih engga mau melepaskan pelukkannya, dia takut akan terpisah dari zyan. mereka berjalan sambil berpelukan sehingga banyak orang yang melihatnya.

zyan dan jin berhenti di lorong saat akan menuju ruang tamu karna mereka berpapasan dengan bunda hana dan para tamu. jin yang merasa zyan tiba tiba berhenti, melihat zyan yang memandang kearah depan. mata jin mengikuti pandangan zyan dan jin langsung ketakutan. zyan berjalan mendekat.

"ini anaknya sudah aku bawa" kata zyan.

zyan menggandeng tangan jin agar jin kedepan tapi jin malah bersembunyi dibelakang zyan dan terus mencengkram baju zyan dengan erat.

"jin kemarilah. jangan takut kami takkan menyakitimu" kata ibu ruan,

berjalan mendekat jin tapi jin malah semakin mempererat pelukannya.

tubuhnya gemetar takut. akhirnya ibu ruan menjauh. elena terus memperhatikan zyan dari bawah hingga atas. elena merasa ada yang familiar dengan zyan.

mata elena berhenti tepat pada kalung yang dipake zyan. kalung cristal biru. kalung yang begitu elena kenal dan hanya pewaris aslilah yang bisa memakai kalung itu.

"jin jangan seperti ini. jin mau ya pergi dengan ibu ruan? nanti jin akan punya rumah yang bagus teman yang banyak dan masih banyak lagi. jin mau kan?" bujuk bunda.

jin terus menggelengkan kepalanya dan masih terisak. bunda melihat jin yang seperti ini, merasa tak tega dan akhirnya menyerah. semua orang diam tak tahu harus bagaimana.

"hm kamu yang namanya zyan?" tanya elena membuka suara.

zyan hanya menganggukan kepalanya.

entah kenapa elena tiba tiba mendapat sebuah ide. elena mendekati jin yang bersembunyi dibelakang zyan. dan berjongkok didepan jin yang masih menyembunyikan wajahnya.

"jin, kalau zyan pergi apa jin juga mau pergi?" tanya elena dengan penuh kelembutan.

jin yang mendengar pertanyaan elena langsung berhenti menangis dan melihat kearah elena yang tersenyum.

"iya" jawab singkat jin membuat elena tersenyum senang.

elena bangkit dan menghampiri ibunya.

"bu kenapa tidak kita bawa saja mereka berdua. tak ada salahnyakan menambah satu orang lagi" kata elena pada ibunya sambil tersenyum penuh harap.

ibunya memperhatikan elena, merasa ada sesuatu yang elena sembunyikan.

"ibu rasa tak masalah. semakin banyak keluarga semakin rame. baiklah sudah ibu putuskan. kita bawa mereka berdua" kata ibu ruan penuh semangat.

jin yang berdiri dibelakang zyan sangat senang dan berhenti menangis.

"baiklah kalau begitu. saya siapkan surat suratnya." kata bunda hana.

saat bunda hana dan ibu ruan pergi, tinggallah mereka bertiga. elena, zyan dan jin. elena mendekati zyan dan memeluknya sambil berbisik.

"kak hana dia mirip denganmu tapi matanya tajam sepertimu kak ryu" bisiknya pelan hingga hanya zyan yang bisa mendengarnya.

zyan sangat terkejut dengan kata kata elena.

"siapa kau sebenarnya?" tanya zyan berbisik ditelinga elena.

Elena melepaskan pelukkannya dan tersenyum ramah pada zyan. Jin berjalan kedepan dan berdiri disamping zyan. saat ini zyan sangat penasaran dengan identitas elena. Didalam hatinya banyak sekali pertanyaan.

"Ayo adik adikku yang manis dan imut. kemasi barang barang kalian dan kita akan tinggal bersama sebagai satu keluarga." kata elena meminta keduanya bersiap.

Jin menganggukan kepalanya tersenyum senang.

"Baiklah. kami ada bersiap" kata jin.

dia menggandeng tangan zyan dan pergi kekamar meninggalkan elena sendirian. elena sedang bahagia.

Selesai berkemas, ibu ruan dan elena sudah menunggu zyan dan jin keluar.

"Jin, zyan, mulai saat ini kalian harus memanggil ibu ruan, ibu dan memanggil nona elena, kakak. pesan bunda kalian harus menurut pada ibu ruan jangan menyusahkannya dan ingat jadilah anak yang baik" pesan bunda.

"Baik bunda. Kami akan mengingatnya selalu. Terima kasih bunda" kata jin memeluk bunda hana.

"Terima kasih" kata zyan begitu singkat.

zyan dan jin masuk kedalam mobil semua penghuni panti mengantar mereka berdua pergi hingga mobil itu tak terlihat lagi.

"Baiklah anak anak. Karna sekarang kita sudah jadi keluarga, ibu ingin mengatakan pada kalian. Keluarga kita mengelolah sebuah sekolah dan asrama. Untuk saat ini posisi kepala sekolah masih ibu yang pegang dan untuk wakil kepala sekolah dipegang oleh elena." kata ibu ruan.

"Ibuku tinggal dirumah, sedangkan aku tinggal diasrama karena harus ada yang mengawasi para siswa" kata elena.

keduanya diam. zyan memandang keluar jendela mobil.

"Jadi jin dan zyan mau tinggal dengan ibu dirumah atau mau tinggal bersama elena diasrama?" tanya ibu ruan terus menjalan mobil.

"Asrama" jawab zyan singkat tanpa memalingkan padangannya.

"Kalau jin gimana?" tanya lagi ibu ruan. meski sudah tau jawabannya tapi tetap bertanya.

"Aku tinggal diasrama." kata jin.

ibu dan elena tersenyum melihat ikatan yang kuat diantara keduanya.

mobil telah sampai diasrama yuro no niji.

"Selamat datang diasrama yuro no niji" kata elena saat mobil memasuki gerbang asrama.

Ibu ruan dan elena membawa jin dan zyan masuk asrama. Banyak mata yang memandang mereka dan banyak pula yang berbisik bertanya tanya siapa mereka. Jin merasa risih karena diperhatikan banyak orang membuat dia lebih merapat ke zyan.

Sedangkan zyan sendiri cuek dengan yang terjadi. Tak mau memperdulikan mata yang memandang atau suara suara berbisik. Mereka terus berjalan sampai ke lantai 3. dilantai 3 lah elena tinggal.

ibu ruan berpisah dengan mereka ber3. elena mengajak jin dan zyan kekamar mereka yang juga ada dilantai 3.

"Nah bocil, ini kamar kalian berdua. Semoga kalian betah disini." kata elena tersenyum membuka pintu kamar.

Jin kaget melihat kamarnya yang begitu besar dan mewah.

"Wah besar sekali" kata jin kagum.

Membuat elena terkikik geli. Zyan masuk dan menaruh barang barang di meja.

"Baiklah aku tinggal dulu ya. kalian istirahat nanti aku kesini lagi." kata elena pergi meninggalkan mereka.

Jin langsung melompat kekasur yang empuk dan juga besar.

"Zy, kasurnya nyaman sekali dan juga besar. cobain sini zy" ajak jin.

Zyan hanya melirik sebentar lalu melanjutkan membereskan barang barangnya. Berapa saat kemudian, zyan telah selesai merapikan baju dan buku bukunya.

zyan merasa suasana jadi sunyi karena tak dengar lagi jin bersuara, dia melirik kearah jin dan ternyata jin sudah tertidur pulas.

"Pantas tak ada suara" kata zyan dalam hati.

Zyan berjalan kearah jendela kamar dan melihat kearah bawah. jendela itu mengarah ke halaman belakang asrama. dibelakang asrama terlihat begitu indah menurut zyan.

pemandangan hijau penuh pepohonan yang rindang. zyan duduk ditepian jendela menutup matanya sembari menikmati hembusan angin yang bertiup.

waktu sudah hampir memasuki waktu makan siang. elena datang kekamar mereka. 'tok tok tok'

"Jin zyan ayo kita makan siang dulu" kata elena membuka pintu kamar.

Zyan menenggok kearah elena dan beranjak menuju tempat tidur untuk membangun jin.

"Putri tidur cepat bangun. kalau tidak bangun, aku tinggal" kata zyan membangunkan jin.

Mendengar kata kata zyan barusan kedua mata jin perlahan terbuka.

"Uh zy, jangan pergi dong" katanya dengan nada manja.

Elena tertawa kecil melihat jin yang bersikap manja dan sikap zyan yang dingin tapi penuh perhatian. Mereka bertiga turun kebawah dan lagi banyak mata yang memperhatikan mereka. jin yang masih mengantuk terus mengekor dibelakang zyan.

"Ahh kita mau kemana kak" tanya jin.

"Kita mau makan diluar sekalian kita jalan jalan sebentar" jawab elena.

Sampai dilantai bawah ibu ruan sudah menunggu didalam mobil. lalu mereka bertiga masuk kedalam mobil. selama perjalanan tak ada yang buka suara sampai akhirnya mereka sampai di restoran.

"Jin dan zyan mau pesan apa?" tanya ibu ruan sambil melihat buku menu.

Jin bingung dengan daftar menunya.

"Terserah saja. Asal jangan pake udang" kata zyan menutup buku menu karena tak tau mau pesan apa.

"Loh ko terserah? Kalo jin bagaimana?" tanya elena.

Jin masih memilih milih menu, masih bingung mau pilih yang mana.

"Aku ikut zy aja" kata jin tak menemukan menu yang cocok.

Akhirnya ibu ruan yang memesankan makan untuk mereka berdua.

"Zyan tak suka udang ya?" tanya elena.

"Zy, alergi sama udang kak. tiap zy makan udang tubuhnya pasti merah merah" jawab jin.

jin yang menjawab pertanyaan elena, membuat elena tersenyum.

"Ternyata begitu, sangat mirip dengan teman lama kakak. teman lama kakak juga begitu, tiap dia makan udang pasti wajahnya langsung memerah. terlihat lucu tapi kasihan" kata elena bercerita masa lalunya.

Mendengar kata elena tadi membuat rasa penasarannya bertambah. zyan ingin sekali menggetahui siapa sebenarnya elena dan ada hubungan apa dia dengan orang tua zyan.

"Kalau jin bagaimana? Apa yang jin tak suka?" tanya elena lagi.

Jin diam sesaat.

"Kalau aku suka semua hanya saja aku gak suka sayur yang seperti rambut kribo" kata jin mengingat sayur brokoli membuat merinding.

pesanan akhirnya datang.

"Silakan dinikmati" kata pelauan sambil menyajikan.

"Ayo kalian berdua makanlah yang banyak. kalian sedang dalam masa pertumbuhan karena itu lebih banyak makan sayur" kata ibu ruan.

Jin langsung mencoba banyak makanan yang ada dimeja, dia seperti orang yang kelaparan.

"Zy, cobain deh. ini enak loh" kata jin.

Menaruh kepotong daging panggang kepiring zyan. zyan hanya diam dan menerima pemberian jin. elena sesekali memperhatikan zyan yang sedang makan, membuatnya teringat seseorang.

"Karena semua sudah selesai makan. bagaimana kalau kita jalan jalan dulu" kata ibu ruan.

"Ide bagus. kita juga perlu berbelanjakan, bu" kata elena tersenyum.

Ibu Ruan menganggukan kepala sambil tersenyum hangat. Mereka berempat pergi ke mall dan membeli berapa barang untuk jin dan zyan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!