Seorang wanita cantik dengan pesona yang memikat saat ini tengah bertarung melawan seorang laki-laki yang memiliki kemampuan yang sangat hebat. Laki laki itu terus melancarkan serangannya yang membuat sang wanita kini mulai terlihat terdesak, hingga pada akhirnya sebuah serangan yang dialiri energi dari jiwa pedang, telah berhasil membuat wanita itu terhempas dan memuntahkan darah segar dari dalam mulutnya.
Laki laki yang memiliki wajah cukup tampan itu kemudian mendekat ke arah sang wanita sambil berkata.
"Ling Zhi sampai kapan kau akan terus menolak ku sementara kau tahu aku begitu sangat mencintai mu, aku telah membiarkanmu masuk ke sekte 1000 pedang berharap hubungan kita bisa menyatukan dua sekte besar kita, tapi apa yang terjadi kau malah melakukan penghianatan kepadaku dengan mencuri pusaka sekte ku!" ucap laki-laki muda yang bernama Yu Lin yang merupakan seorang Cultivator jenius yang dimiliki sekte 1000 pedang.
"Ling Zhi ada baiknya perseteruan di antara kita berakhir sampai disini asalkan kau mau mengembalikan mustika keabadian yang telah kau curi dari sekte ku, dan aku akan memberikan penawaran bagi mu yaitu jika kau menerima cintaku maka aku berjanji akan membahagiakanmu seumur hidupku, dan tentu saja mustika ke abadian akan menjadi mas kawin dariku untukmu," ucap Yu Lin dengan keseriusan di wajahnya.
Lin Zhi menatap tajam kearah Yu Lin, dan tak lama kemudian dia pun tertawa.
"Ha..., ha..., ha..., aku takkan pernah dapat menerima cintamu karena aku hanya ingin bersama dengan laki-laki yang benar-benar merupakan seorang kesatria sejati, yang tak terkalahkan dan terbantahkan di Alam Surgawi ini," jawab Ling Zhi dengan bangkit berdiri dan bersiap untuk kembali bertarung.
"Apakah karena Lin Huo kau menolakku?, Ling Zhi walaupun aku hanyalah praktisi muda terkuat ke 2 di Alam Surgawi ini, akan tetapi dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan aku pasti bisa untuk dapat melampaui kekuatan yang dimiliki Lin Huo sebagai praktisi terkuat di Alam Surgawi ini, aku berjanji kepadamu aku akan terus berlatih sampai aku bisa melampauinya asalkan kau bersedia untuk berada di sisiku sebagai kekasihku," ucap Yu Lin penuh harapan kepada wanita cantik yang ada di hadapan nya.
"Aku tak akan pernah menerima cintamu karena aku tak menginginkan orang kedua, yang aku inginkan adalah pemuda terkuat di Alam Surgawi ini," jawab Ling Zhi dengan penegasan di perkataannya.
"Jika memang kau tak ingin menerima cintaku maka kembalikan mustika keabadian yang telah kau curi dari sekteku, dan aku berjanji akan melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita," ucap Yu Lin dengan rasa kesal di dalam hati nya.
Ling Zhi yang menyadari jika dirinya tak mampu untuk menandingi kekuatan yang dimiliki Yu Lin, pada akhirnya menyerahkan mustika keabadian yang ada di tangannya.
"Baik..., aku akan memberikan mustika keabadian ini, ambillah!" jawab Ling Zhi sambil melemparkan mustika keabadian kepada Yu Lin.
Yu Lin pada akhirnya mendapatkan kembali mustika keabadian yang merupakan pusaka yang di miliki sekte 1000 pedang, namun tampak terlihat tak ada kebahagiaan yang terlintas dari raut wajahnya, semua itu akibat penolakan Ling Zhi ke padanya.
Tiba tiba tatapan mata Yu Lin berubah bengis kepada Ling Zhi, yang tentu saja tatapan Yu Lin membuat Ling Zhi kini merasa ketakutan hingga mundur beberapa langkah ke belakang.
"Ling Zhi aku takkan pernah hidup tenang jika kau bersanding dengan Lin Huo, sebaiknya tak akan ada seseorang pun yang dapat memiliki mu," ucap Yu Lin kemudian mengeluarkan energi murni ke dalam pedang yang berada di dalam genggaman tangan kanannya, hingga pedang itu mengeluarkan cahaya terang.
Yu Lin yang telah terbakar api cemburu karena wanita yang sangat dicintainya lebih memilih Lin Huo, dengan gelap mata seketika itu juga menyerang ke arah Ling Zhi dengan maksud membunuhnya.
Saat pedang Yu Lin sedikit lagi menebas putus leher Ling Zhi, tiba-tiba saja selarik cahaya berbentuk bulan sabit telah menghadang pedang Yu Lin, sehingga serangan pedang Yu Lin pada akhirnya gagal untuk membunuh Ling Zhi.
Yu Lin mundur beberapa langkah ke belakang dan menatap ke arah seorang pemuda yang saat ini telah berada di dekat Ling Zhi.
"Lin Huo bagaimana dia bisa berada di tempat ini?" pikir Yu Lin dengan penuh rasa keterkejutan di dalam hatinya.
Tiba tiba suara Lin Huo terdengar dengan tekanan amarah di dalamnya.
"Yu Lin kau benar-benar pemuda yang tak memiliki rasa malu, dengan melakukan pertarungan melawan seorang wanita yang kekuatannya jauh berada di bawahmu, ada baiknya kau memilih lawan tarung yang seimbang yaitu diriku," tantang Lin Huo.
"Ha .., ha..., ha..., Lin Huo kau dulu memang pernah mengalahkanku sekali dalam sebuah pertarungan hingga membuat namamu menjulang tinggi ke langit, tapi itu tiga tahun yang lalu dan kini aku bukanlah yang dulu karena selama ini aku telah mempersiapkan diri untuk kembali bertarung dengan mu".
"Ayo kita kembali bertarung agar seluruh penghuni Alam Surgawi tau siapa yang akan menjadi pemenang dari pertarungan kita berdua," jawab Yu Lin kemudian dari dalam tubuhnya mengeluarkan aura yang sangat menindas.
Lin Huo yang sebelumnya telah dirasuki amarah di dalam hatinya setelah melihat wanita yang dicintainya terluka akibat pertarungannya melawan Yu Lin, dengan segera mengeluarkan kekuatan terkuat nya yaitu kekuatan api iblis, yang membuat kobaran api berwarna hitam kini telah membungkus kedua telapak tangannya.
Yu Lin yang telah mengetahui kekuatan api iblis sebelumnya mulai sedikit merasa gentar, karena dia sangat tahu jika kekuatan api iblis begitu sangat mengerikan dan mematikan, semua itu terbukti dari banyaknya Cultivator terkuat di Alam Surgawi yang mati oleh ganasnya kekuatan api iblis, sehingga membuat nama Lin Huo yang merupakan pemilik kekuatan api iblis tertera menjadi praktisi nomor 1 di Alam Surgawi.
Sudah kepalang basah bagi Yu Lin untuk dapat lari dalam pertarungan itu, mengingat kesepakatan pertarungan hidup dan mati telah dibuat diantara keduanya dan disaksikan oleh Ling Zhi, hal itu membuat Yu Lin mau tak mau harus mengeluarkan kekuatan terkuatnya, yaitu kekuatan jiwa pedang pemusnah langit dalam menghadapi pertarungannya melawan Lin Huo
Keduanya saat ini telah sama-sama melancarkan serangan, dimana pedang Yu Lin telah berubah menjadi pedang raksasa yang saat ini telah menuju ke arah Lin Huo, sementara Lin Huo juga telah menghantamkan kedua telapak tangannya ke depan hingga dua telapak tangan raksasa yang berselimutkan api berwarna hitam, telah menyambut datangnya pedang raksasa yang menuju ke arahnya.
Ledakan energi yang sangat besar terjadi saat ke dua kekuatan hebat beradu di udara, yang menimbulkan getaran di seluruh tempat itu hingga menyebabkan fluktuasi udara menjadi sangat pekat dan oksigen di sekitar tempat itu tiba-tiba saja berkurang.
Setelah ledakan benar-benar terjadi dari benturan dua kekuatan hebat, saat itu juga terdengar jeritan menyayat hati dari Yu Lin yang kini telah terbungkus oleh api berwarna hitam pekat, yang perlahan lahan membuat tubuh Yu Lin terkikis habis hingga pada akhirnya lenyap dari pandangan mata.
Lin Huo tersenyum puas saat melihat lawan tarungnya benar-benar dimusnahkan oleh kekuatan api iblis miliknya, namun tiba tiba senyuman di wajah Lin Huo menghilang saat tubuhnya tertembus pedang milik Ling Zhi yang di tusukkan dari belakang.
Hanya sesaat Lin Huo dapat berdiri tegap di tempatnya berada, karena setelah pedang itu tercabut dari tubuhnya, Lin Huo pun ambruk ketanah.
"Mengapa...!, mengapa kau melakukan ini padaku sementara aku begitu sangat mengasihi dan menyayangimu sebagai seorang kekasih, Ling Zhi mengapa kau begitu sangat kejam dengan menusukkan pedangmu ke tubuhku?" tanya Lin Huo dengan suara lirih menahan rasa sakit di tubuhnya.
"Sebelum kau menerima kematian mu maka aku akan menjelaskan mengapa aku melakukan hal ini kepadamu. Aku memang telah merencanakan semuanya dengan mengundangmu untuk datang ke tempat ini, agar kau dapat membela dan menyelamatkanku karena aku tahu kau tak akan pernah membiarkan siapapun untuk menyakitiku".
"Lin Huo semua ini aku lakukan agar kalian berdua mati dan mamaku lah yang akan tertera sebagai praktisi nomor 1 di Alam Surgawi," ucap Ling Zhi dengan senyum penuh kepuasan.
Bersambung
Lin Huo tak bisa berbuat apa-apa lagi dengan perkataan Ling Zhi, luka tusukan pedang yang di deritanya telah membuatnya tak berdaya.
Dengan sisa-sisa kekuatan yang dimiliki, Lin Huo kemudian mengeluarkan teknik larangan untuk membekukan seluruh kekuatan sejatinya, berharap agar kelak ada seseorang dari garis darah keluarganya yang dapat mewarisi kekuatan api iblis yang di milikinya.
Sementara itu Ling Zhi yang telah membunuh Ling Huo pada akhirnya pergi meninggalkan tempat itu, tak lupa dia mengambil mustika keabadian untuk dapat menyerap energi murni di dalamnya dan menjadi abadi tanpa mengalami penuaan.
Sementara itu darah Lin Huo yang terus mengalir dari luka tusukan pedang di tubuhnya, pada akhirnya menggumpal dan mengeluarkan cahaya merah darah, hingga terbentuklah sebuah mutiara sebesar kelereng yang berisi kekuatan sejati yang di miliki Lin Huo semasa dirinya masih hidup.
Mutiara itu kemudian melesat ke udara dan pada akhirnya lenyap tanpa bekas.
Awal kisah 1000 tahun telah berlalu...
Di dalam sekte Linyu yang merupakan salah satu sekte kuno, tampak seorang pemuda yang tengah membersihkan area sekitar tempat latihan murid sekte, saat ini pandangan matanya tak lepas dari para murid sekte yang tengah berlatih, hingga pada akhirnya apa yang dilakukannya diketahui oleh salah seorang pelatih yang bernama Lin Sha.
Tatapan Lin Sha seketika itu juga dipenuhi dengan amarah saat melihat pemuda yang tak lain adalah Lin Yan (Pemeran utama), tengah memperlihatkan gerak gerik mencurigakan saat memperhatikan para murid yang tengah berlatih.
Dengan amarah yang terlihat jelas di wajahnya, Lin Sha kemudian menuju ke arah seorang laki-laki tua yang tengah memperhatikan setiap gerakan para murid yang berlatih.
"Guru Lin Wang, Lin Yan sepertinya diam-diam telah mencuri gerakan-gerakan dari murid kita, dan semua ini tak bisa dibiarkan karena orang seperti dia hanya akan hidup sebagai seorang pelayan dan bukanlah seorang cultivator masa depan sekte Linyu," ucap Lin Sha dengan penekanan di perkataannya.
"Apa...!, sampah itu sangat berani mempelajari teknik sekte Linyu?" tanya guru Lin Wang mempertegas laporan dari murid kesayangannya.
"Benar guru, aku melihatnya dengan mata ku sendiri," jawab Lin Sha.
Guru Lin Wang saat ini benar-benar marah atas laporan muridnya, hingga dia pun berkata.
"Lin Sha kesalahan fatal telah dibuat oleh Lin Yan dan ini merupakan kesempatan mu untuk melenyapkannya, agar generasi terakhir Lin Hong dapat segera menghilang dari dunia ini," ucap Guru Lin Wang dengan kilatan mata yang dipenuhi dendam.
Mendengar perkataan sang guru, Lin Sha kemudian menganggukkan kepalanya mengiyakan untuk membunuh Lin Yan.
Senyuman kecil seketika itu juga menghiasi bibir Lin Sha, karena dia saat ini mendapatkan dukungan dari sang guru untuk membunuh orang yang paling di bencinya
"Pada akhirnya aku dapat melenyapkan mu Lin Yan," pikir Lin Sha.
Amarah dendam sebenarnya telah melekat erat pada diri Lin Sha kepada Lin Yan, semua itu terjadi saat kedua orang tua Lin Yan masih hidup.
Lin Yan sejatinya adalah seorang jenius yang mampu mengalahkan Lin Sha dalam setiap perlombaan apapun yang di ada kan di dalam sekte Linyu, dan bahkan wanita yang sangat dicintainya lebih memilih Lin Yan dari pada Lin Sha, wanita itu adalah putri ketua sekte Linyu saat ini, dia bernama Lin Hua.
Pada akhirnya dendam membara itu kini terkuak lagi saat kesempatan itu tiba, di mana Lin Yan telah melakukan kesalahan fatal yaitu melanggar aturan dan kedisiplinan sekte Linyu, dan kesempatan itu sama sekali tak disia-siakan oleh Lin Sha untuk menghabisi Lin Yan.
Sebenarnya banyak cara bagi Lin Sha untuk melenyapkan Lin Yan karena keterbatasan teknik beladiri yang dimiliki Lin Yan, namun hal itu tak bisa dilakukan Lin Sha mengingat kedua penatua agung selalu melindungi Lin Yan, kedua penatua agung melindungi Lin Yan yaitu untuk mengenang jasa ayah Lin Yan yang merupakan ketua sekte Linyu terdahulu.
Guru dan murid pada akhirnya memutuskan untuk melenyapkan generasi terakhir yang dimiliki ketua sekte terdahulu yaitu Lin Yan hari itu juga.
Sambil berjalan beriringan, Guru Lin Wang kembali teringat akan masa lalunya, bagaimana dirinya saat itu begitu dipermalukan di depan seluruh anggota sekte dan penatua agung, saat pertarungan nya melawan Lin Hong dalam pembuktian diri sebagai murid jenius dan terkuat kala itu, hingga pada akhirnya guru Lin Wang harus mengakui kekalahannya yang pada akhirnya memunculkan nama Lin Hong sebagai murid jenius sekte Linyu, sekaligus membuatnya menjadi kandidat terkuat sebagai calon ketua sekte Linyu berikutnya.
Atas kekalahannya itu tentu saja membuat guru Lin Wang sangat terpukul, dan pada akhirnya menimbulkan rasa kebencian kepada seluruh keluarga Lin Hong.
Sementara itu Lin Yan yang melihat kedatangan guru Lin Wang bersama Lin Sha, buru buru melakukan pekerjaannya untuk menyapu area tempatnya berada, karena dia sadar kedatangan mereka berdua memiliki maksud tertentu kepada dirinya.
Setelah sampai di hadapan Lin Yan tanpa ragu Lin Sha dengan cepat menyerang, hingga sebuah tendangan yang dialiri energi murni di dalamnya telak menghantam dada Lin Yan, yang membuat Lin Yan harus terhempas keras ke tanah.
Lin Yan seketika itu juga memuntahkan darah segar dari dalam mulutnya, yang menandakan jika dirinya saat ini tengah terluka dalam yang sangat parah.
Lin Yan benar-benar dibuat tak berdaya atas serangan yang dilakukan Lin Sha kepadanya, hingga Lin Yan hanya bisa pasrah saat Lin Sha kembali akan melakukan serangan kepada dirinya.
"Hentikan...!!"
Terdengar suara seorang wanita yang sangat familiar di telinga Lin Sha, yang membuat Lin Sha seketika itu juga menghentikan serangannya kepada Lin Yan.
Lin Sha kemudian memalingkan pandangannya pada sumber suara, dan tampaklah seorang wanita remaja seusianya kini tengah berjalan menuju ke arahnya.
"Lin Sha apa yang kau lakukan, mengapa kau ingin membunuh saudara Lin Yan?" tanya wanita itu dengan tatapan yang dipenuhi rasa tak suka atas apa yang dilakukan Lin Sha kepada Lin Yan.
Lin Sha yang ditanya seperti itu dengan cepat menjawab. "Nona Lin Hua, Lin Yan telah dengan sengaja sembunyi-sembunyi mempelajari seni bela diri sekte Linyu, dan hal itu tak dibenarkan oleh sekte kita mengingat ayah Lin Yan dahulunya merupakan menganut teknik aliran sesat".
"Kau pun tau saat itu ketua Lin Hong telah tertangkap basah mempelajari tehnik api ibis, dan untung saja para petinggi sekte dan penatua agung dapat melenyapkannya".
"Nona Lin Hua, apakah kita harus membiarkan Lin Yan mempelajari teknik sekte Linyu setelah dewan pengadilan agung memutuskan untuk melarang seluruh keturunan Lin Hong mempelajari teknik dari sekte Linyu?" tanya Lin Sha dengan tatapan tajam ke arah Lin Hua.
"Lin Hua yang merasa pertanyaan Lin Sha dengan sengaja memojokkannya, pada akhirnya berkata.
"Aku rasa kesalahan Lin Yan tidaklah sebegitu fatal hingga kau harus membunuhnya, Lin Yan saat ini tak memiliki kemampuan sekuat dirimu akibat dalam masa 3 tahun setelah kematian ayahnya, Lin Yan hidup tanpa pelatihan bela diri".
"Lin Sha tak sepatutnya kesalahan orang tuanya di masa lalu kau turunkan kepada Lin Yan, dengan kemampuannya saat ini Lin Yan tak akan mungkin bisa membahayakan sekte Linyu," jawab Lin Hua.
Lin Sha kembali menahan geram di dalam hatinya atas pembelaan Lin Hua, dengan amarahnya dia pun berjalan ke arah Lin Yan dengan maksud ingin segera membinasakan Lin Yan tanpa memperdulikan keberadaan Lin Hua.
Akan tetapi Lin Hua yang mengetahui niat buruk Lin Sha, dengan cepat menghadang langkahnya.
Sementara itu Guru Lin Wang yang tadinya diam tiba tiba berkata.
"Nona Lin Hua jika memang hukuman mati tak pantas bagi Lin Yan, maka ada baiknya apa yang telah dia pelajari dari para murid sekte Linyu harus segera di lenyapkan, karena itu merupakan hukuman yang telah ditetapkan oleh pengadilan agung bagi keluarga Lin Hong.
Setelah berkata seperti itu, aura mengerikan tiba-tiba saja keluar dari dalam tubuh guru Lin Wang, dan dalam sekejap energi itu kemudian mengalir ke telapak tangan guru Lin Wang.
Hanya dalam sekali kedipan mata, telapak tangan kanan guru Lin Wang telah menghantam titik Dantian Lin Yan, yang membuat Lin Yan kembali terpental untuk kedua kalinya.
Akibat pukulan itu membuat Lin Yan tak sadarkan diri.
"Lin Yan!!"
Hanya suara pekikan itu yang keluar dari mulut Lin Hua, saat mengetahui Lin Yan sudah tak berdaya tergeletak di tanah.
Bersambung
Lin Hua tak bisa berbuat banyak mengetahui Dantian Lin Yan telah rusak, dan tentu saja hal itu bisa membahayakan nyawa Lin Yan.
Dalam pikiran Lin Hua saat ini hanyalah ingin segera membawa Lin Yan pergi dari tempat itu, agar guru Lin Wang dan Lin Sha tak kembali menurunkan tangan kejamnya ke pada Lin Yan.
Tanpa pikir panjang, Lin Hua segera melesat dari tempat itu dengan membawa Lin Yan pergi.
"Guru izinkan aku mengejarnya, karena aku belum puas jika aku belum membunuhnya!!" pinta Lin Sha dengan penekanan di dalam perkataannya.
"Kau tak usah bersusah payah untuk mengejarnya karena aku telah menghancurkan Dantian Lin Yan. Jika dia masih bisa hidup dari luka yang telah ku berikan kepadanya maka dia akan menjadi orang yang cacat, orang yang tak bisa menjadi Cultivator di masa depan dan tentu saja hal itu akan membunuhnya secara perlahan," jawab guru Lin Wang dengan senyum kepuasan yang terlihat jelas di wajahnya.
Guru Lin Wang kemudian menengadahkan wajahnya kelangit, dan tak lama kemudian diapun berucap.
"Lin Hong dendamku padamu telah terbayar, garis keturunanmu satu satunya kini telah menjadi sampah ha..ha..ha...".
Lin Sha yang melihat tawa sang Guru, pada akhirnya ikut tertawa merasakan kebahagian sang guru.
*****
Bayangan hitam melesat cepat menembus gelapnya malam, tampak sosok itu tengah membawa seseorang di dalam gendongannya, hingga pada akhirnya sosok itu masuk kedalam sebuah goa.
"Lin Yan kau tunggulah di sini, aku kan segera mencari bantuan agar kau bisa selamat," ucap Lin Hua dan dengan segera meletakkan Lin Yan diatas sebuah batu besar yang permukaannya cukup rata, kemudian memecahkan beberapa batu energi yang dapat menimbulkan cahaya, hingga goa itu kini menjadi terang.
Lin Hua dengan cepat membalikkan badannya dan melesat pergi untuk segera mencari bantuan bagi Lin Yan.
Lin Yan yang kini mulai tersadar hanya bisa memandangi sosok wanita yang begitu sangat dikenalnya, menghilang keluar dari dalam goa.
"Lin Hua terima kasih atas bantuanmu, jika aku diperkenankan hidup setelah luka-luka yang ku derita, maka di masa depan aku akan membalas semua kebaikanmu," ucap Lin Yan.
Lin Yan kini berusaha untuk bangkit berdiri, namun apa yang terjadi sangat di luar dugaannya karena tubuhnya saat ini begitu sangat sulit untuk digerakkan, Lin Yan merasa jika ini merupakan akhir dari kehidupannya yang tentu saja membuatnya sangat putus asa.
Disaat keputusasaan itu melanda hatinya, tiba-tiba saja kalung pemberian sang ayah semasa masih hidup mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata, hingga membuat Lin Yan sangat terkejut dibuatnya.
Dari dalam kalung tiba-tiba saja keluar sosok naga yang auranya mendominasi fluktuasi udara di tempat itu, hingga membuat kehampaan terjadi dan kesunyian kini telah menyelimuti area tempat itu.
Lin Yan sadar jika saat ini dia sudah tak lagi berada di dalam goa tempatnya berada, melainkan merasa telah berada di dimensi lain yang penuh dengan kesunyian, namun keberadaannya itu membuatnya begitu sangat terkejut karena dirinya saat ini mampu untuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya yang tentu saja membuatnya Lin Yan merasa senang, akan tetapi kesenangan itu tak berlangsung lama karena sosok sang naga kini telah berada di hadapannya menatapnya seakan ingin menelannya hidup hidup.
Lin Yan tak mampu berkata apa apa hanya jantungnya yang terus saja berdetak dengan kencang, rasa takut membuat tubuhnya gemetar hebat dan pada akhirnya dia pun hanya bisa terdiam seribu bahasa.
Tiba-tiba saja raungan sang naga menggelegar dengan keras, yang tentu saja membuat Lin Yan semakin merasa ketakutan.
Lin Yan kemudian membatin di dalam hati. "Mengapa aku harus takut kepada naga itu, saat ini kondisiku telah terpuruk dan hampir dibilang sudah diambang kematian, sebelum aku mati dimakan naga itu ada baiknya aku harus melakukan perlawanan," pikir Lin Yan.
Walau rasa takut terus menyelimuti hatinya Lin Yan tetap berusaha dengan sekuat tenaga agar lebih berani, dan pada akhirnya wajahnya yang tadinya tertunduk kini mampu menatap sang naga.
"Ha..., ha..., ha..., walaupun aku bukanlah seorang petarung sejati, paling tidak aku bisa memberikan perlawanan kepada dirimu naga!!" teriak Lin Yan dengan penuh keberanian dan keputusasaan.
Sang naga yang mendengar teriakan Lin Yan yang menantangnya, tiba-tiba bersuara seperti layaknya manusia.
"Anak muda aku suka dengan keberanianmu ini dan aku memang tak salah memilih dirimu untuk dapat mewarisi kekuatan api iblis milik tuanku".
"Kau adalah manusia terpilih yang memiliki garis keturunan keluarga tuanku, dan tentu saja aku akan membantu memperbaiki Dantian mu yang rusak," ucap sang naga.
Setelah berkata seperti itu sang naga kemudian melesat cepat menuju ke arah Lin Yan, dan pada akhirnya menabrak tubuh Lin Yan hingga tembus ke belakang.
Lin Yan kini mengambang di udara dengan cahaya api iblis yang menyelimuti tubuhnya, dalam sekejap teriakan kesakitan telah keluar dari mulut Lin Yan yang merasakan seluruh tubuhnya seperti terpanggang di atas bara api yang sangat panas.
Tak lama kemudian Lin Yan merasakan tubuhnya yang tadinya lemah kini memiliki energi besar, seluruh luka-luka di tubuhnya pun menghilang dan yang mengejutkan lagi adalah Dantiannya telah pulih kembali.
Kaki Lin Yan telah kembali menapak di tanah, dan mata Lin Yan kini tertuju ke arah sang naga yang saat ini telah kembali berada di hadapannya.
Dengan cepat Lin Yan bersujud di hadapan sang naga sambil berkata.
"Guru terima kasih atas semua bantuanmu, dan aku berjanji akan mewarisi semua kekuatan api iblis," ucapnya.
"Bagus kau tak mengecewakanku muridku, dan untuk itu aku akan memberikanmu pelatihan agar kau dapat menjadi kuat dan hebat di masa depan".
"Sekarang aku ingin kau meninggalkan hutan sekte Linyu, pergilah ke hutan binatang iblis karena hanya di sana tempat yang pantas bagimu untuk berlatih dalam memulai perjalanan mu menjadi seorang Cultivator," ucap Sang naga.
Setelah berkata seperti itu sang naga kemudian menghilang menjadi cahaya hitam, dan langsung melesat masuk ke dalam kalung yang dipakai Lin Yan.
Setelah sang naga menghilang dari pandangannya, Lin Yan kemudian menarik nafas dalam dalam dan kembali mengingat perkataan terakhir sang guru untuk meninggalkan hutan sekte Linyu, demi menuju ke hutan binatang iblis agar bisa memulai pelatihan di sana.
"Hutan binatang iblis dipenuhi dengan binatang binatang buas dan disana terdapat beberapa suku penguasa, dan bahkan seorang Cultivator hebat pun akan berpikir dua kali untuk memasuki hutan itu. Bagaimana bisa guru menyuruhku untuk memasuki hutan itu?" pikir Lin Yan.
Setelah beberapa saat berdebat dengan hatinya, pada akhirnya Lin Yan membulatkan tekad untuk menuju ke hutan binatang iblis sesuai dengan arahan sang guru.
Lin Yan pada akhirnya meninggalkan goa tempatnya berada, dan tujuannya tentu saja pergi menuju ke hutan binatang iblis untuk berlatih.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!