NovelToon NovelToon

Jejak seram yang memikat hati

Bab 1 Tidak terbayangkan

“Tunggu paman!”

Dara menghempas tangan pamannya. Pamannya tidak pikir panjang langsung menarik dara dan mendorongnya ke dalam bis itu. Sopir hanya bisa menginjak pedal gas dan melaju dengan segera, dara berlari ke kaca belakang melihat pamannya membuang muka dan beranjak pergi dari terminal. Ia terdiam, pikirannya kosong ia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya.

“Ke.. Kenapa paman? Kenapa kau mengirimku pergi dengan bis ini?” . Salah satu penumpang bis itu menepuk pundak dara,

“ ayo duduklah nona, akan tidak aman jika berdiri di saat seperti ini” ucap wanita paruh baya itu. Dara bergerak dan duduk di sebelah wanita itu, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya ia hanya diam sambil air matanya menetes tanpa ia sadari.

Ini berawal dari kematian ayah dan ibunya, dara yang saat ini baru saja lulus dari sekolah menengah atas tidak mengerti apa yang terjadi di dalam kedua keluarganya. Malam sebelum dara di bawa ke terminal oleh pamannya yang tidak lain adalah adik kandung dari ayahnya sendiri.

“ dara, ayo kemasukan barang-barangmu masukan ke dalam koper ini sekarang.. “ ucap pamannya sambil memberikan koper berwarna merah muda kepada dara yang sedang duduk di tempat tidurnya.

“ada apa paman? Apakah aku harus ikut pindah ke rumah paman juga? “ tanya dara sambil memegang koper yang diberikan pamannya.

“tidak.. Kau akan pergi ke kota lain besok”. Dara terkejut dan berdiri menghampiri pamannya yang berjalan menuju pintu untuk keluar dari kamarnya, dara bicara sedikit teriak “tidak! Aku tidak akan ke mana-mana paman, aku akan tetap di sini di rumah peninggalan ayah dan ibu lagi pula aku baru lulus paman, kenapa kau mengirimku pergi?” dengan mata yang berkaca-kaca.

“Jangan banyak bicara! Kemasi saja barang-barangmu dan pergi tidur karena besok kita akan pergi pagi-pagi!” bentak pamannya sambil menutup pintu kamar dara. Dara menangis dan terduduk di lantai,

“ayah.. Ibu.. Kenapa paman seperti itu kepadaku..? Apa salahku?” dengan segera ia memasukkan semua barang yang penting ke dalam koper dan ranselnya. Dara berpikir jika ia menuruti perintah pamannya mungkin saja besok pamannya berubah pikiran dan kembali seperti sebelumnya.

Dara pun berbaring di tempat tidurnya setelah selesai mengemas barang-barangnya ke koper.

“aku harus tidur sekarang supaya besok aku bangun lebih dulu dari paman” ucapnya dalam hati. Ia tertidur sangat lelap sampai terdengar suara memanggil namanya,

“Dara.. Dara..” Terasa sebuah tangan mengguncang-guncang tubuhnya. Ia membuka matanya dan benar saja itu adalah pamannya,

“ayo bangun cepat.. Mandi dan bersiaplah paman akan tunggu di mobil” ucap pamannya lalu pergi berjalan keluar meninggalkan kamar dara. Dara beranjak dan segera bersiap ia hanya berpikir bahwa pamannya sudah kembali seperti sebelumnya dan akan membawanya ke rumahnya.

“Paman.. Apakah kita akan ke rumah paman?” Tanya dara dengan senangnya.

Namun, pamannya hanya diam dan menyalakan mesin mobilnya setelah dara masuk dan duduk manis di dalam mobil itu. Mobil itu melaju dengan cepat seperti terburu-buru,

“paman ini bukan arah ke rumah paman kan.. Kita mau ke mana paman?” tanya dara sambil melihat ke arah pamannya.

Tapi lagi-lagi pamannya hanya diam dan fokus menyetir mobil tanpa menoleh sedikit pun ke dara. Tiba-tiba mobil itu berhenti sampai tubuh dara ikut terdorong ke depan karena itu, ia melihat pamannya mengambil koper dari bagasi dan berjalan menuju pintu mobil di sebelah dara,“ayo cepat turun!” bentak pamannya. Dara yang terkejut hanya diam saat pamannya menariknya turun dari mobil dan membawa dirinya ke arah sebuah bis yang sedang berhenti dan memasukkan dara secara paksa untuk naik bis itu lalu meninggalkannya.

Di dalam bis dara yang diam dan melamun dengan tatapan kosong akhirnya tertidur lelap, beberapa kali ponselnya berdering namun ia tetap tidak bangun. Wanita yang duduk di sebelahnya melihat layar ponsel dara banyak sekali panggilan yang masuk sedari tadi. Namun, ia tidak membangunkan dara karena melihat kejadian yang dialami dara tadi ia iba dan membiarkan dara tidur agar tangisnya berhenti.

“nona.. Bangun.. Sudah sampai nona” ucap asisten sopir bis itu. Dara membuka matanya dan bergegas turun dari bis itu, ia tertegun melihat kota yang entah apa namanya ini.

“di mana ini?” ucapnya sambil menarik kopernya berjalan menuju sebuah kafe di ujung jalan. Dara berjalan sambil melihat ke kanan dan ke kiri kota besar itu, ia bingung harus ke mana untung saja ia membawa semua tabungannya. Sampai di dalam kafe dara duduk dan melihat sekeliling kafe itu, seorang pelayan yang melihat dara seperti kebingungan pun segera menghampirinya.

“permisi nona.. Mau pesan apa?” kata pelayan itu dengan sopan.

“Aku mau pesan jus alpukat dan nasi ayam apa ada kak?” tanya dara kepada pelayan itu.

“ada nona., mohon ditunggu sebentar ya” jawab pelayan itu lalu pergi. Dara melihat ponselnya banyak sekali panggilan tak terjawab dari temannya. Tetapi karena ia sudah sangat kecewa dan sakit hati kepada pamannya dara pun segera melepas kartu GSM di ponselnya dan mematahkannya lalu membuangnya. Tidak berselang lama pelayan itu kembali dengan membawa pesanan dara tadi.

“Silahkan nona..” lalu berbalik untuk pergi. “tunggu..” ucap dara sambil seolah menggapai tangan pelayan itu. “apa di sekitar sini ada tempat tinggal yang bisa disewa kak?” tanya dara kepada pelayan itu dengan sorot mata yang penuh harap.

“ada nona.. Tidak jauh dari sini ada hotel, apartemen, kos juga ada nona. Nona baru di sini?” Tanya pelayan itu dan disambut dengan anggukkan kepala dara.

“Ada keluarga di sini? Atau teman nona?” tanya pelayan itu lagi dan disambut dengan dara yang menggelengkan kepalanya.

“apa kakak bisa mengantarku ke tempat yang paling murah di antara tempat yang kakak sebut tadi?” tanya dara sambil menggenggam kedua tangannya penuh harap.

“aku tidak tahu jalan dan aku juga tidak ada yang aku kenal di sini, mungkin kakak bisa membantuku maaf merepotkan” Ucap dara sambil menundukkan kepalanya karena malu. “baiklah.. Akan aku antar, tapi nona harus menunggu sampai aku pulang kerja, bagaimana?” tanya pelayan itu. “iya.. Aku akan menunggu..” ucap dara senang,

“Terima kasih banyak” tambah dara. Pelayan itu mengangguk lalu pergi. Dara memakan makanan yang ia pesan tadi sambil sesekali melihat sekeliling tempat itu,

“ramai juga tempat ini pasti makanannya semua enak” batin dara sambil meminum jusnya. Ia mengecek melihat ponselnya,

“lebih baik aku jual saja nanti dan beli ponsel baru nanti” ucap dara.

Ia teringat saat pamannya dengan kasar mendorongnya masuk ke dalam bis, dara pun teringat omongan orang-orang yang ia dengar setelah orang tuanya meninggal bahwa kedua keluarga dari ayah dan ibunya itu sedang memperebutkan warisan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibunya. Saat itu ia berpikir ternyata memang benar bahwa keluarganya ternyata sejahat itu kepadanya, bahkan ia dengan sadar merasakan sendiri pamannya membuangnya jauh ke kota lain dengan bis.

“aku tidak boleh lemah., ayah.. Ibu.. Aku akan berjuang” ucap dara dengan tekad yang menggebu-gebu.

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya pelayan tadi sudah pulang kerja, ia pun segera menghampiri dara yang menunggunya. “mari nona.. Aku antar” ucap pelayan itu sambil menarik koper milik dara. Dara pun segera bangun dari duduknya dan mengikuti pelayan itu,

“oh iya.. Siapa namamu nona? Namaku dena” tanya pelayan itu sambil mengulurkan tangannya ke dara,

“aku dara, salam kenal” jawab dara sambil menjabat tangan pelayan itu.

Mereka pun segera bergegas mencari tempat tinggal untuk dara,

“di sini yang murah namanya kos dara, memang kecil tapi sudah cukup untuk sendiri” jelas dena kepada dara.

“begitu.. Tapi apa tempatnya aman? Sebenarnya aku cukup takut” jawab dara dari belakang karena dibonceng motor oleh Dena.

“ tentu saja aman, karena yang ini ada penjaganya menurut yang dijelaskan di infonya tadi” jelas dena lagi. Dara mengangguk,

“baiklah.. Aku percayakan padamu Dena” jawab dara dengan semangat.

Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah kos yang bisa dibilang cukup mewah untuk sebuah kos.

“ayo dara kita masuk” Dena menggandeng tangan dara memasuki gedung kos itu,

“permisi.. Apa di sini masih ada kos yang kosong?” Dena bertanya pada penjaga di sebuah meja,

“ada, untuk berapa orang nona?” tanya penjaga itu kepada Dena. Mendengar itu Dena mengacungkan telunjuknya “Satu”. Penjaga itu kemudian mengeluarkan daftar harga sewa dengan tipe kamar yang sudah berfasilitas lengkap.

Dena menunjukkan itu kepada dara yang berdiri di belakangnya,

“bagaimana dara? Apa cocok harganya? Jika cocok kita akan lihat kamarnya” Jelas Dena sambil melihat dara yang sedang melihat daftar harga sewa.

“Baiklah.. Ayo kita lihat kamarnya” ucap dara sambil menggendong ranselnya. Penjaga yang mendengar itu pun segera menunjukkan jalan ke arah kamar yang akan di tempati oleh dara.

“Tuk, tuk, tuk!” suara sepatu penjaga itu bergema di sepanjang lorong jalan itu.

“ini bagus tapi agak aneh” batin dara melihat sepanjang lorong itu jarak kamar satu dengan lain cukup jauh.

“sepertinya di sini kau akan nyaman dara, karena tidak berisik” Bisik Dena di telinga dara.

“iya kau betul” jawab dara sambil tersenyum.

“ Silahkan nona.. Ini kamarnya..” ucap penjaga itu sambil membuka pintu kamar kos tersebut.

“menurutku ini sangat pas untuk kau yang tinggal sendiri dara” sela Dena saat dara sedang melihat kamar mandi di ruangan itu.

“Baiklah aku pilih ini saja” ucap dara sambil tersenyum.

Penjaga itu pun langsung mengeluarkan bukti pembayaran dan menjelaskan soal pembayaran di kos ini,

“bagaimana nona? Mau bayar tunai atau debit?” Dara mengeluarkan dompetnya,

“debit saja..” sambil mengeluarkan kartu ATM miliknya.

Penjaga itu menjelaskan letak mesin ATM di kos ini ada di lantai 1 dan memberikan kunci lalu pergi.

“dara.. Kalau begitu aku sudah harus pergi karena rumahku jauh sekali dari sini, semoga kau nyaman dan aman di sini aku hanya bisa membantu sampai di sini saja jaga dirimu baik-baik ya dara” ucap Dena sambil memeluk dara.

“baiklah Dena, terima kasih sudah sangat membantu aku, maaf aku merepotkanmu” jawab dara sambil tersenyum. Kemudian Dena pun pergi meninggalkan dara sendirian di tempat tinggal barunya, tanpa sepengetahuan Dena dara menyelipkan sejumlah uang tanda Terima kasih di tas Dena.

Dara segera memasukkan pakaiannya ke dalam lemari yang sudah tersedia dan merapikan barang-barangnya. Setelah selesai ia pun segera mandi membersihkan diri karena memang sudah 2 hari dia belum mandi.

“setelah mandi aku akan pergi berbelanja untuk kebutuhanku di sini” ucapnya sembari masuk ke kamar mandi.

“ah benar... Aku juga akan sekalian menjual ponselku nanti lalu cari yang baru mungkin saja ada yang mau membeli dan ada juga yang menjual ponsel di bawah nanti” ucap dara sambil mandi dan bersenandung. Dia sudah bertekad untuk tidak mengingat kejadian yang menimpanya, ia bertekad untuk mencari pekerjaan di kota ini dan hidup sendiri dengan tenang.

Setelah selesai mandi dara bersiap untuk turun berbelanja bahan makanan dan keperluannya untuk di dalam kos sampai dapat pekerjaan. Dara bercermin sambil menyisir rambutnya,

“apakah bekerja itu menyenangkan? Aku pantasnya bekerja sebagai apa ya..” ucapnya sambil bergegas memakai lipbalm dan turun ke bawah,

“kak, apa di dekat sini ada penjual ponsel?” dara bertanya kepada penjaga yang tadi mengantarkan ia dan Dena.

“ada nona., tidak jauh dari supermarket” jawab penjaga itu.

“baiklah.. Terima kasih” balas dara lalu berlari pergi keluar gedung kos tempat tinggalnya itu.

“wah.. Suasana di sini sangat sepi” bisik dara sambil melihat kanan dan kiri sepanjang jalan yang ia susuri. Cukup lama belasan menit akhirnya dara sampai di supermarket tujuannya, ia pun segera mencari barang yang ia perlukan.

“di mana benda itu.. Harus aku temukan jika tidak habislah aku” helaan nafas dara membuat orang di sebelahnya menoleh padanya,

“ah, ha.. Tidak.. Tidak ada apa-apa” jelas dara lalu berpindah ke tempat barang yang lainnya.

“Sepertinya aku akan membutuhkan banyak camilan untuk begadang mencari pekerjaan secara daring, huh..” Sambil mengambil camilan dengan sedikit kesal.

Tiba-tiba dara teringat kenangan saat ia bersama ibunya sedang berbelanja seperti ini bersama dengan ayahnya juga, tapi karena ayahnya seorang yang pelupa saat pulang ayahnya malah pulang lebih dulu saat di telepon rekannya untuk bertemu dan mengobrol soal bisnis hingga meninggalkan ia dan ibunya di supermarket berdua. Dara terkikik sambil mengambil camilan lainnya.

“dasar ayah, pelupa sekali” ucapnya pelan sambil menitikkan air mata,

“ah, apa-apaan aku ini begini saja sudah menangis itu kan kenangan yang indah jadi harusnya aku tertawa bukan menangis” sambil mengusap air matanya ia melihat sesuatu,

“wah....!” Sebuah tempat es krim.

“ini dia yang aku cari, harus stok yang banyak.. Dan juga coklat supaya tidak bersedih lagi..” ucapnya sambil berjalan mendorong trolinya ke arah tempat coklat dan es krim yang ia mau.

“bruk! “ seseorang menabrak bahunya,

“maaf..” terdengar orang tersebut minta maaf dan berlari ke arah pintu keluar,

“bagaimana sih pria itu memangnya dia tidak lihat aku sebesar ini berdiri di sini, benar-benar.. Menyebalkan!” setelah mengambil es krim dan coklat yang ia mau, dara pun menuju kasir untuk membayar.

“maaf apa di sini bisa di packing saja dan di kirim kan ke kos istana di belakang sana?” Dara bertanya kepada kasir.

“Tentu.. Kami akan packing untuk atas nama siapa kak? Lalu nomor berapa kamarnya?” Tanya kasir tersebut.

“atas nama dara kamar nomor 2808 lantai 3” jawab dara. Lalu kasir tersebut segera memproses barang-barang dara untuk di antar ke kosnya, sementara itu dara keluar dari supermarket dan mencari penjual ponsel. Ia berjalan melihat-lihat sekelilingnya,

“itu dia!” Tepat di seberang jalan tidak jauh dari supermarket tadi dara melihat penjual ponsel. Ia segera menyeberang ke tempat itu,

“permisi.. Apa di sini bisa jual ponsel dan tukar ponsel lain?” dara bertanya kepada penjaga toko itu.

“bisa kak, boleh saya lihat ponselnya?” tanya penjaga itu. Lalu, dara memberikan ponselnya kepada penjaga tersebut,

“masih bagus kak, mau tukar dengan ponsel yang mana?” penjaga itu bertanya lagi. Dara melihat ponsel berwarna biru laut,

“yang ini saja kak” sambil menunjuk ke ponsel yang ia mau. Setelah melakukan pembayaran tambahan dara pun pulang dengan membawa ponsel baru.

Setelah sampai di kosnya ia melihat barang belanjaannya sudah berjejer di depan pintu, ia segera bergegas membuka pintu dan merapikan semua barang-barang yang ia beli.

Setelah selesai ia membersihkan wajah dan menggosok gigi lalu merebahkan diri ke tempat tidur.

“huh.. Hari yang melelahkan..” . Jam menunjukkan pukul 22.00 dara yang kelelahan sudah terlelap dengan nyenyak sekali.

Di tengah keheningan malam yang sunyi, dibarengi dengan detik jam dinding yang terus berbunyi seperti alunan musik yang mulai terasa seram. Dara menarik selimutnya dalam keadaan masih terlelap dalam tidurnya yang nyenyak, tiba-tiba terdengar suara asing entah dari mana.

“Tuk!” Terdengar sekali.

“Tuk!” terdengar lagi.

“tuk! Tuk!” Terdengar lagi semakin jelas.

“tuk! Tuk! Tuk! Tuk!” Terdengar makin jelas dan kencang suara asing tersebut. Dibarengi dengan detik jam,

“Tik, tik, tik”

“tuk! Tuk! Tuk! Tuk! “

Suara yang begitu kencang membuat dara terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terdengar seperti habis lari berkilo-kilo meter. Ia melihat sekeliling kamarnya tidak ada siapa pun di sana kecuali dirinya.

“Tuk! Tuk! Tuk! Tuk!”

Dara terkejut sekujur tubuhnya bergetar jantungnya berdetak kencang, ia memberanikan diri berbalik badan untuk melihat.

Dara bangun dan berjalan pelan menuju sumber suara itu, ia membuka gorden dengan sangat cepat dan ternyata...

Bab 2 Hidup yang baru

Dara membuka gorden dengan sangat cepat dan ternyata,

"astaga.. Kenapa kau di sini.. " Ucapnya sambil menghela nafas, itu adalah seekor burung yang mematuk-matuk jendelanya.

Ia membuka jendela kamarnya,

"hmm.. Selamat pagi dara.. Selamat memulai hidupmu yang baru di tempat yang baru.. " Dara tersenyum menatap pemandangan kota yang indah dari jendela kamarnya.

"Oh iya! Aku harus bergegas makan dan mandi untuk mempersingkat waktu mencari pekerjaan! " Ia beranjak dari jendela dan segera membuat sarapan.

"Sereal.. Atau roti..??" Ia berpikir sambil memegang keduanya.

"Aku tau! Makan saja dua-duanya!" Dara tertawa sambil menuangkan susu pada serealnya.

"Mari kita lihat apa ada lowongan kerja yang cocok untukku.." Matanya tertuju pada satu lowongan di situs pencari kerja itu.

"Toko bunga?" Ia mengernyitkan dahinya. Dara berpikir keras sambil membaca syarat dan ketentuan kerja dari toko itu, karena ia tidak tahu apa-apa soal bunga.

"5 juta?!" Matanya terbelalak sambil menutup mulutnya karena terkejut.

"Wah... Tidak bisa dibiarkan aku harus kesana sekarang!" Dengan semangat dara bergegas untuk mandi dan bersiap.

Ia menatap dirinya di cermin dalam kamar mandi, "tapi.. Aku pakai apa untuk interview di toko bunga.. Notenya tadi pakaian bebas yang manis" Dara menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

Setelah selesai bergelut dengan air, ia memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk ke toko itu.

"Bagaimana kalau yang ini.. Ditambah pita di rambut belakang pasti manis!"

Ucapnya sambil memegang dress motif bunga-bunga kecil yang nampak feminim dan elegant itu.

"Oke.. Pakai riasan setipis mungkin.."

Sambil mengusap lip balm di bibirnya yang kecil.

"Sudah siap! Ayo berangkat!" Teriaknya dengan menarik tasnya yang ada di meja.

Dara berjalan keluar dengan penuh percaya diri, menunggu di depan gerbang untuk taksi online yang ia pesan.

"Permisi.. Nona dara?" Sapa supir taksi yang berhenti tepat di depannya.

"Iya betul pak, ayo jalan pak" Jawab dara sambil langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

"Pak ikuti saja itu sesuai di maps nya ya.." Ucap dara sambil memeriksa isi tasnya.

"Baik nona" Jawab supir taksi itu.

Perjalanan sekitar 45 menit menuju toko bunga itu,

"Akhirnya sampai juga" Batin dara lega turun dan melihat papan nama di toko bunga itu.

"Flower sweet" Nama toko bunga itu terpampang jelas di depan toko tersebut.

Dara segera masuk ke toko itu setelah selesai membayar taksinya,

"Permisi.. Apa benar disini sedang membuka lowongan pekerjaan untuk wanita?" Tanya dara kepada sosok pria yang berdiri membelakangi dirinya.

"Permisi.. Pak.." Dara menyapa lagi sambil mengetuk-ngetuk meja di depannya. Pria itu berbalik melihat ke arah dara,

"a, apa.. Apa dia bisa setampan itu.." Dara terpana meliat ke tampanan pria itu, seperti ada sinar keluar dari wajah pria itu dimata dara.

"Iya betul, kami sedang menerima karyawan wanita disini" Jawab pria itu sambil tersenyum kepada dara.

"Mari silahkan duduk" Pria itu dengan mempersilahkan dara duduk di kursi yang tepat berada di belakang dara.

"Perkenalkan.. Aku Steven pemilik toko ini, silahkan perkenalkan dirimu" Ucapnya dengan sopan.

"Ah iya.. aku dara, aku melihat lowongan kerja disini dari situs percari kerja" Jelas dara kepada Steven.

"Sudah membaca semua persyaratan dan penjelasan soal gaji dan segala macamnya ya dara? Kau siap bekerja hari ini?" Tanya steven.

"Siap pak! Sangat siap!" Jawab dara sambil mengepal tangannya.

Steven sedikit terkekeh melihat semangat dara untuk bekerja.

"Sebentar ya dara.." Steven beranjak dan berjalan sambil melepas apronnya.

"Vira.. Vira..!" Teriaknya memanggil nama wanita yang dara belum tau itu siapa.

"Haduh.. Steven.. Bisakah kau tidak mengganggu aku? Aku sedang menyiapkan pesanan bucket untuk melamar.." Hanya suara saja yang dara dengar dari ruang depan.

Tidak berselang lama Steven kembali dengan seorang wanita cantik memakai dress merah.

"Nah.. Dara ini Vira kami berteman dan dia bekerja disini juga membantu mengelola toko ini, nanti kau akan berpartner dengan Vira ya" Jelas Steven sambil tersenyum.

"Baik Pak" Jawab dara sambil tersenyum.

"Sudah.. Jangan panggil pak, panggil saja Steven aku masih 20 tahun dara" Ucap Steven sambil terkekeh.

"Halo.. Aku vira semoga kita bisa berteman baik ya dara" Ucap Vira sambil menjabat tangan dara dengan senyum yang manis. Dara membalas senyum Vira dengan gembira, Steven yang melihat itu juga ikut tersenyum.

"Baiklah aku pergi ya.. Aku ada janji dengan seseorang kalian nanti pesan makanan saja atau makan apapun yang ada didalam ya" Ucap Steven sambil berjalan pergi keluar toko menuju ke mobilnya.

"Dasar menyebalkan! Meninggalkan aku begitu saja dengan pesanan yang sebanyak ini.. Huft.. Untung sekarang ada kau dara jadi aku tidak kesepian.."

Ucap Vira manja.

"Eh.. Hihi.." Dara terkekeh melihat Vira yang manja kepadanya.

Mereka masuk ke ruangan tempat Vira bekerja tadi,

"Wah... Bucketnya besar sekali Vira" Dara terkejut melihat bucket yang besar di hadapannya.

"Itu bucket harganya 30juta dara dengan full mawar biru yang segar, kau bayangkan saja aku mengerjakan ini sendirian sedangkan steven pergi" Keluh Vira sambil merangkai bunga mawar biru ke bucket itu.

"Tenang saja sekarang ada aku, tolong ajari ya karena aku tidak tahu apa-apa soal bunga seperti ini vira" Jelas dara sambil memegang bunga mawar biru yang ada di keranjang.

Mereka bekerjasama dengan baik, sambil sesekali bercanda untuk menghilangkan lelah dan jenuh karena harus memandangi bunga-bunga mawar biru ini.

"Kau disini sendirian dara? Tempat tinggalmu juga cukup jauh dari sinikan?" Tanya Vira sambil mengambil 2 botol minuman dingin dari lemari es.

"Iya Vira.. Mau bagaimana lagi sudah takdir hidupku" Jawab dara sambil menunduk.

"Sudah jangan bersedih, sekarang kau anggap saja aku keluargamu yang baru dan disini kau punya aku sekarang!" Ucap Vira sambil merangkul baju dara dengan tersenyum.

"Benarkah?!" Refleks dara dengan menatap Vira.

"Tentu saja benar dara.. Jadi sekarang berikan nomor ponselmu jadi kalau ada apa-apa kau bisa hubungi aku" Kata Vira sambil memberikan ponselnya kepada dara. Dara segera mengetik nomor ponselnya di ponsel vira,

"Ini.. Terima kasih Vira" Ucap dara dan mengembalikan ponsel Vira ke kantong.

Vira mengusap-usap rambut dara dengan lembut. Mereka berdua kembali melanjutkan pekerjaannya merangkai bunga-bunga biru itu, waktu terus berlalu hingga tanpa sadar mereka menyelesaikan pesanan bucket hari ini dengan sempurna.

Vira segera beranjak dan menelpon kurir untuk mengambil bucket ini dan mengirimnya kepada yang memesan. Tidak berselang lama kurir pun datang dengan mobilnya yang berwarna merah muda,

"Hei.. Jordi tolong antarkan dengan hati-hati ya ini bucket mahal" Jelas vira kepada kurir tersebut.

"Vira.. Ini siapa? Halo... Aku Jordi yang akan selalu menjadi kurir mulai disini.." Sapa Jordi menghampiri dara yang berdiri tidak jauh di belakang Vira.

"Heh..." Sela Vira sambil menarik kerah baju Jordi dan menariknya ke mobil.

"Jangan ganggu temanku jordi, namanya dara.. Ingat! Jangan ganggu dia!" Tegas Vira sambil memberikan kertas alamat kepada Jordi yang sudah duduk di dalam mobil.

"Baik.. Baik.. Aku hanya berkenalan saja aku tidak akan mengganggunya" Tegas Jordi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Yasudah aku pergi dulu.. Bye bye.."

Jordi tancap gas dan berlalu pergi mengantarkan bucket itu.

"Dia itu kurir tetap disini dara jadi setiap hari kau akan melihat dia" Ucap Vira sedikit kesal. Dara tertawa kecil melihat Vira yang kelihatan kesal dengan tingkah Jordi,

"Apa kau menyukainya Vira? Aku rasa dia cukup tampan dan dia juga lebih tinggi darimu" Dara menggoda Vira sambil menyenggol tanggannya.

"Aku? Menyukai dia? Ah.. Mana mungkin dara itu sangat mustahil melihatnya setiap hari saja sudah membuatku cukup kesal dara.." Jawab Vira ketus.

"Benarkah? Tapi nanti mungkin kau akan merindukan dia jika dia tidak kesini lagi Vira.." Dara kembali menggoda Vira.

"Dara.. Sudah cukup.. Lebih baik kita makan saja, tidaklah kau lihat hari sudah hampir gelap dan kita belum makan" Jawab Vira sambil menghela nafas menatap dara yang menggodanya sedari tadi.

"Baiklah.. Baiklah.. Ayo kita makan!"

Dara menarik Vira duduk di sofa,

"Tapi kita makan apa vira?" Tanya dara sambil melihat sekeliling toko.

"Kita pesan saja ya, sebenarnya banyak bahan masak di dapur tapi bukankah kau lelah? Jadi lebih baik kita pesan saja jadi langsung makan. Bagaimana?" Tanya Vira sambil tersenyum berharap dara setuju,

"Oke! Kita pesan!" Jawab dara semangat.

Mereka memesan makanan dan minuman tidak lupa juga camilan untuk mereka berjaga sampai jam tutup toko.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan mereka datang,

"Mari makan!" Teriak mereka berdua lalu menyantap makanannya.

Dara melihat Vira sangat menikmati makanannya, membuatnya sedikit bahagia untuk waktu ini.

Menyantap makanan sambil berbincang-bincang dengan teman bercerita dan bercanda menjadikan dara nyaman di tempat baru dengan orang baru ini. Seperti sejenak melupakan kisah hidupnya yang perih, ia bisa tertawa lepas disini bersama teman barunya yaitu Vira.

"Dara bagaimana kau pulang nanti?" Tanya Vira sambil memainkan ponselnya.

"Emm.. Aku pesan taksi online seperti tadi saat berangkat kesini" Jawab Vira sambil makan es krim.

"Itu akan sangat mahal dara, apalagi nanti akan setiap hari kau memakai jasa itu" Ucap Vira dengan lembut.

"Begini saja bagaimana kalau denganku saja?" Tanya Vira sambil bangun dan duduk menunggu jawaban dara.

"Apa tidak merepotkanmu? Lagipula cukup jauh jaraknya dari sini, lalu kau pulang bagaimana?" Tanya dara kepada vira.

"Sebernarnya aku tidak punya tempat tinggal dara.. Aku menumpang di toko ini. Bukan karena aku tidak mampu membayar sewa tapi aku ingin punya teman agar aku tidak kesepian" Jelas Vira.

"Kalau disini kan Steven sering datang bersama teman dan orang tuanya jadi aku tidak terlalu kesepian" Jelas Vira lagi sambil menunduk.

"Bagaimana kalau kita tinggal bersama? Di kos ku? Agar tidak kesepian kita sama-sama saja Vira" Tanya dara sambil memegang tangan Vira.

"Benarkah? Bolehkah?" Mata Vira berkaca-kaca.

"Tentu saja boleh.. Asalkan kau mau saja" Jawab dara sambil tersenyum.

"Aku mau! Baiklah kalau begitu nanti bayar kosnya kita bagi dua ya" Jawab Vira dengan sangat gembira, hingga tanpa sadar ia memeluk dara dengan sangat erat.

"Ee.. Vira.. Aku sulit bernafas.." Suara dara terbata-bata.

"Oh.. Maaf maaf aku terlalu bahagia dara maafkan aku.." Ucap Vira sambil melepas pelukannya segera.

Vira menarik tangan dara untuk tutup toko dan berkemas untuk pindah ke kosnya. Mereka bergegas dengan cepat untuk memburu waktu agar tidak terlalu malam pergi kesana.

"Ayo dara kita ke tempat aku tidur disini, aku harus berkemas" Ucap Vira terburu-buru.

Selagi Vira berkemas dara melihat satu foto yang ada di meja Vira,

"Vira ini siapa?" Tanya dara penasaran.

Vira melihat foto itu dan melanjutkan berkemas lagi,

"Itu adalah kakakku, dia menghilang sudah 12 tahun" Jawab vira dengan nada yang sedikit lesu.

"Maafkan aku Vira, aku tidak bermaksud.." Dara merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa dara.. Kita akan tinggal bersama lebih bagus jika kita saling mengenal lebih dalam lagi kan.." Jawab Vira seraya memberi pengertian kepada rasa penasaran dara.

Mereka berkemas cukup lama hingga jam telah menunjukkan pukul 23.00,

"Akhirnya selesai juga.. Ayo dara kita harus bergegas jangan sampai jam 00.00 akan berbahaya" Jelasnya kepada dara.

"Memangnya ada apa vira?" Dara berjalan dibelakang Vira dengan rasa penasaran yang besar sebab kata-kata vira tadi membuatnya takut sekaligus ingin tahu alasan dibalik jam 00.00 itu.

"Ayo masuk dulu ke dalam mobil, kita cerita sambil jalan saja" Jawab vira.

Dara pun menurut dan duduk manis di sebelah vira, mereka tancap gas ke kos dara. Sepanjang jalan dara memandangi vira tanpa beranjak, vira yang melihat dara seperti itu langsung mengerti maksudnya,

"Baiklah akan aku ceritakan sedikit saja" Jawab vira sambil menyetir.

"Menurut orang-orang disekitar toko itu adalah jam seram dara, ada juga yang bilang berhantu makanya kita harus pulang sebelum jam seram itu agar tidak melihat hantu" Jelas vira kepada dara.

Dara mengerucut kan bibirnya sambil melihat kedepan,

"Aku pikir ada kisah apa dibalik jam itu vira, yasudahlah.. " Jawab dara sedikit ngambek. Vira yang menyadari bahwa dara kesal tertawa kecil.

Sepanjang perjalanan mereka berbincang-bincang soal hidup sebelumnya, hingga akhirnya mereka sampai di kos dara.

"Ini kos nya dara?" Vira turun dari mobil melihat kos dara yang memang mewah sekali.

"Apa aku sedang mimpi?" Tanya vira terkejut melihat kos dara yang mewah sambil menurunkan barangnya dari mobil dibantu oleh dara.

Saat masuk ke dalam dara langsung memberi tahu kepada penjaga kos bahwa ia sekarang akan tinggal berdua dengan temannya, penjaga kos itu pun memberikan kunci lagi untuk vira.

Lalu mereka berdua pergi ke lift untuk naik ke lantai 3 karena vira membawa banyak barang jadi tidak lewat tangga.

"Dara.. Apa disini aman?" Tanya vira saat berjalan di lorong menuju kamar dara.

"Tentu saja aman vira, tenang saja.." Jawab dara. Tapi vira melihat sepanjang lorong lampu yang redup dan lorong yang sepi membuatnya sedikit takut.

"Ayo masuk.." Mereka masuk ke dalam kamar dan lagi-lagi vira dibuat terkejut dengan kamar dara yang rapih dan bersih sekali.

"Wah ini sangat bersih.. Aku akan menjaga kebersihan selalu!" Ucap vira semangat.

Dara membuka lemari dan meminta vira menaruh pakaiannya disini,

"Taruh saja disini vira pakaiannya, aku mandi duluan ya" Jelas dara sambil menaruh tasnya dan masuk ke kamar mandi.

Vira melihat sekeliling dengan senyum diwajahnya,

"Diluar memang sedikit seram tapi setelah masuk sangat nyaman, dara memang anak yang rajin sekali kamarnya sangat indah" Batin vira sambil menyusun pakaiannya dilemari.

Setelah selesai ia duduk di sofa di depan tempat tidur menunggu gilirannya untuk mandi,

"Vira, aku sudah selesai.. Kau mandilah dulu" Dara keluar dari kamar mandi dengan rambut ditutup handuk dan memakai baju tidur.

Vira segera masuk ke kamar mandi sambil membawa peralatan mandinya, ia mandi dengan nyaman dan juga cepat.

"Krekk" Suara pintu kamar mandi terbuka saat dara sedang minum segelas air.

"Cepat sekali!" Ucap dara terkejut.

Vira hanya tertawa saja sambil duduk di tempat tidur di ikuti oleh dara.

Mereka merebahkan tubuhnya ke tempat tidur,

"Oh iya vira aku mau cerita soal tadi pagi" Dara melihat ke arah vira.

Vira menunggu dengan serius,

"Brakk! " Tiba-tiba saja terdengar bunyi benda seperti jatuh sangat keras di luar.

Dara dan vira sangat terkejut mereka saling berpegangan,

"Brak! Brakk!" Terdengar lagi.

Mereka saling menatap dengan ketakutan, dengan perlahan mereka turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu untuk melihat apa sebenarnya yang ada di luar.

Vira memberi isyarat pada dara

"Sstt.. (Jangan bersuara) " Sambil pelan-pelan membuka pintu dan mengintip keluar.

Bab 3 Inikah rasanya

Terlihat tidak ada siapapun disana, tapi ada sesuatu di ujung lorong tepat di dekat tangga.

Mereka berdua saling memandang,

"Ayo.. kita lihat kesana.." bisik vira sambil membuka pintu perlahan dan mereka keluar sambil mengendap-endap.

"Vira.. apa tidak sebaiknya kita masuk lagi saja? agak menakutkan kau lihat kan lampu ujung di lorong itu berkedip-kedip karena sudah mau mati"

bisik dara sambil memegang erat tangan vira.

Vira hanya diam dan terus berjalan perlahan menuju benda itu,

"lihat dara.." ucap vira sambil memegang benda itu dan berlutut.

"box apa ini.. sepertinya bisa dibuka dara.." jelas vira sambil melihat dara yang sedang berdiri dan menggigit kuku jari tangannya.

"hentikan dara.. itu akan membuat jarimu terluka" bisik vira sambil menarik tangan dara, hingga dara ikut terduduk di dekat box itu bersamanya.

perlahan vira membuka box itu,

"ku mohon jangan mengagetkan.." ucap vira dalam hati. Dara berlindung di balik tubuh vira saat ia melihat box itu perlahan sedang di buka oleh temannya.

"Tuk! tuk! tuk!" terdengar suara langkah kaki yang berjalan di anak tangga.

"dara.. kau dengar tidak?" vira melepas box itu dan memegang tangan dara sambil melihat ke arah tangga. suara itu terdengar semakin dekat, tapi dengan tempo langkah yang semakin melambat.

"vira.. aku mulai takut.." kata dara sambil gemetaran dan mempererat pegangan tangannya pada vira.

"Tuk! tuk! tuk!"

Suara langkah itu seolah seirama dengan detak jantung mereka yang ketakutan terduduk tepat di depan tangga itu.

Tepat saat langkah itu terdengar lebih cepat, Tiba-tiba saja lampu yang berkedip-kedip itu padam. dara dan vira tambah ketakutan bergetar seluruh tubuh mereka dan disertai dengan merinding membuat mereka tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka menatap ke tangga di depan mereka, deru nafas mereka memburu bersamaan dengan suara langkah yang semakin cepat itu.

"tuktuktuktuk!" suara itu berhenti tiba-tiba dan

"klik" lampu menyala kembali.

mereka melihat ke atas ternyata benar lampunya sudah normal.

"sedang apa kalian disini?" Suara yang tepat di depan wajah dara dan vira.

"aa!!!" teriak mereka berdua terkejut melihat wajah yang begitu saja ada di depan wajah mereka.

"astaga! kakak sedang apa!? mengagetkan saja!" teriak dara kesal. Ternyata itu adalah penjaga kos yang kemarin.

"aku sedang mengambil barang-barang di kamar itu karena sudah lama kosong aku harus membersihkannya, kalian sedang apa disini? seperti ketakutan.." ujar penjaga kos itu sambil memegang box yang hendak di buka oleh dara dan vira tadi.

"kami mendengar seperti ada benda jatuh, makanya kami keluar dan mengecek tapi tidak ada orang yang ada hanya box ini. tapi.. kau benar-benar mengagetkan kami kak.." jawab vira sambil mengatur nafasnya dan membantu dara berdiri.

Dara mengangguk sambil memegang dadanya,

"benar sekali! jantungku seperti mau copot saja dibuatnya!" ucap dara dengan kesal.

penjaga itu tertawa melihat mereka berdua yang ketakutan karena dirinya yang sedang bersih-bersih,

"baiklah, maaf maaf.. ya sudah kalian masuk saja ke kamar kalian lagi, sudah tidak akan berisik karena ini box terakhir.." jelas penjaga itu sambil membawa box itu dan berjalan menuruni tangga di depan mereka.

"Benar-benar.. jantungku seperti akan meledak tadi.. ahh.." ucap dara sambil merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

"ini.. minum dulu dara supaya tenang.." ucap vira sambil memberikan segelas air dingin untuk dara.

Vira berjalan menaruh gelas itu ke meja,

"sudah.. ayo kita tidur saja vira.." ucap dara sambil menarik selimut dan memejamkan matanya.

Vira yang mendengar itu segera berbaring di sebelah dara dan memejamkan matanya untuk tidur.

"tuk! tuk! tuk!" terdengar suara seperti kemarin pagi di jendela. dara terbangun dan membuka jendela kamarnya, benar saja burung itu kembali mematuk jendelanya.

"selamat pagi burung.. Terima kasih sudah membangunkanku.." sapa dara kepada burung yang sedang mematuk jendelanya.

"dara.. suara apa itu?" tanya vira yang baru siuman dari tidurnya.

"ini.. yang aku mau ceritakan semalam tapi terpotong karena suara box itu.." dara duduk disebelah vira.

"ini burung pematuk, sepertinya dia akan setiap hari menjadi alarm kita.." jawab dara sambil bergegas menuju meja makan untuk membuat sarapan.

vira ikut bangun dan mengambil susu dari lemari es,

"aku pikir-pikir.. lumayan juga burung itu berguna untuk kita.." ucap vira sambil minum air putih dan duduk. dara yang sedang menggoreng telur menjawab,

"benar.. jadi tidak perlu pasang alarm lagi kan vira.." jawab dara sambil menaruh telur di piring untuk sarapan dengan roti dan susu.

vira menggangguk dan memakan masakan dara, mereka berdua sarapan dengan lahap dan bersiap untuk bekerja.

mereka mandi bergantian, dara lebih dulu karena dara lama jika sudah masuk ke kamar mandi.

"clokclok!" notif di ponsel vira.

"Steven.. ahh aku lupa memberi tahunya pasti dia mencariku.." ucap vira sambil menelpon Steven.

"tut.. tut.. Halo vira! kau ini kemana!" suara Steven yang berteriak hingga membuat vira menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"maaf.. maaf.. aku lupa memberi tahumu, sekarang aku tinggal bersama dara.. Terima kasih atas tumpangannya selama ini stev aku sekarang akhirnya punya teman tinggal.." jelas vira untuk menenangkan steve yang sedang khawatir padanya.

"astaga... aku pikir terjadi apa-apa padamu, aku masuk toko kau tidak ada di kamarmu.. jika benar begitu aku turut senang vira semoga kalian selalu baik-baik disana.. ingat!! hari ini masih hari kerja! banyak sekali pesanan jadi pastikan jangan terlambat.. aku tutup dulu.. bye!" jawab Steven yang mematikan teleponnya. setelah dara selesai vira bergegas untuk mandi,

"vira kau sudah memberi tahu Steven?!" tanya dara sambil memilih pakaian untuk bekerja hari ini.

"Sudah! sudah aman!" teriak vira dari dalam kamar mandi.

Dara bersiap dan sudah duduk manis di sofa menunggu vira,

"sepertinya hari ini akan cerah cuacanya.." ucap dara sambil menutup jendela karena sinar terik matahari yang masuk ke kamarnya.

"dara.. tadi Steven bilang banyak pesanan jadi kita jangan sampai terlambat.." ucap vira sambil memilih pakaian untuk ia kenakan bekerja hari ini.

Dara menghela nafas dan bersandar di sofa,

"vira.. apa kau pernah berpacaran?" tanya dara sambil menatap langit-langit kamarnya.

Vira melompat duduk di sebelah dara,

"tentu saja pernah saat masih sekolah.. tapi sekarang sudah tidak karena tidak ada pria lagi dalam hidup asmaraku.. kenapa kau bertanya seperti itu?" vira menjawab sambil merias wajahnya untuk bekerja.

"ahh... tidak.. hanya saja aku melihat video sepasang kekasih jadi aku penasaran dan bertanya padamu.." jawab dara sambil memainkan ponselnya.

vira berhenti sejenak dan mendekatkan wajahnya ke dara,

"jangan bilang kau belum pernah berpacaran dara!" celetuk vira sambil mulutnya menganga.

Dara mendorong dahi vira dengan telunjuknya,

"memang tidak pernah.. makanya aku tanya padamu karena aku tidak tahu apa-apa soal asmara.." jawab dara sambil kembali memainkan ponselnya.

Vira terkejut sambil menutup mulutnya yang menganga ia mengedipkan matanya berkali-kali,

"bagaimana bisa? wah.. bagaimana kau.. wah..."

ucap vira terkejut dan melanjutkan kegiatannya merias wajahnya.

"Kau tenang saja dara.. aku akan mengenalkan banyak pria tampan untukmu kau tinggal pilih saja.." ucap vira dengan percaya diri dan mengoleskan lipstik dibibir nya.

"aku saat ini memang jomblo tapi bukan berarti aku tidak ada yang mau.. ini karena aku belum jatuh cinta kepada salah satu pria-pria itu.." tambah vira sambil memasukkan peralatan makeupnya kedalam tas.

"tapi tenang saja aku akan jamin kau tidak akan jomblo lagi, kita akan cari pria yang akan membuat hatimu meleleh.." ucap vira sambil tertawa.

Dara yang sedang fokus melihat ponselnya hanya menghela nafas mendengar celotehan temannya itu,

"aku sedang tidak ingin mengenal pria vira..sepertinya saat ini itu tidak penting untukku"

jawab dara melihat sejenak ke arah vira.

vira membuka ponselnya dan mengarahkan itu kepada dara,

"coba kau lihat..bukankah mereka semuanya tampan?" ucap vira menggoda sambil menunjukkan beberapa foto temannya.

Dara yang melihat itu hanya mengangguk dan kembali memainkan ponselnya sambil mengambil sebatang coklat di meja dan memakannya.

"tidak ada yang kau suka? ahh.. tunggu sebentar akan aku perlihatkan yang lain.." vira membuka galeri ponselnya mencari foto temannya yang kira-kira akan di sukai dara.

"nah.. ini coba kau lihat dulu ini mereka bertiga"

vira menunjukkan foto pria bersetelan jas yang tampan.

"mereka putra seorang pengusaha kaya di kota ini, kau tinggal pilih mau yang mana aku dengar mereka juga sedang mencari pacar untuk dijadikan istri.." mendekatkan ponselnya ke wajah dara.

Dara yang melihat foto itu teringat seseorang,

"yang memakai jas biru ini seperti tidak asing, apa aku pernah bertemu dengannya ya.. tapi dimana?" dara berusaha mengingat sosok pria itu.

"ahh.. dimana ya? aku yakin vira, aku pernah bertemu dengan pria ini.." jelas dara sambil terus mencoba mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria itu.

"baiklah sudah diputuskan! kau akan aku kenalkan dengan alfan! pasti menyenangkan melihat teman baikku berpacaran untuk pertama kalinya.." ucap vira bersemangat sambil membuka sosial media nya untuk mencari sosial media milik alfan dan ditunjukkan kepada dara.

Dara yang masih berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu dengan sosok pria tampan ini, sambil tetap memakan coklatnya ia memegang kepalanya dengan dahi yang mengernyit ia terus mengunyah.

"coba lihat ini dara... ini adalah instagramnya dia populer dikalangan gadis-gadis kaya.. tapi dia terkenal tidak sembarangan mau mengenal dan bicara dengan seorang gadis.. bagus bukan? tipe yang setia.." jelas vira sambil melihat-lihat foto-foto alfan di sosial medianya. dara melihat foto pria itu dia menjadi sangat kesal karena tidak dapat mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria itu.

"kenapa aku tidak bisa ingat dimana aku bertemu dengan pria ini vira.. aku jelas pernah bertemu dengannya.. aku yakin itu.." ucap dara dengan nada kesal dan melahap habis coklat di tangannya.

Vira terkekeh melihat temannya yang sedang berusaha mengingat sosok pria yang pernah ia temui itu,

"kau tau dara.. kau itu sangat cantik dan lucu.. pasti teman-temanku akan bersaing memperebutkan dirimu.." ucap vira sambil mengelus-mengelus dagu dara untuk menggodanya.

"huh.. menyebalkan sekali saat aku ingin ingat tapi tidak ingat.." dara kesal dan melihat ke arah vira.

"vira.. " panggilnya dengan lembut.

"hmm.. kenapa?" jawab vira sambil memainkan ponselnya.

"bukankah kita akan bekerja? kenapa kita tidak berangkat saja.. " tanya dara sambil terus melihat vira.

"benar juga! ayo kita berangkat sekarang.. ayo.." vira bergegas mengambil kunci mobil dan menarik tangan dara untuk berangkat bekerja.

Mereka berjalan menuruni tangga dengan hati-hati karena vira memakai heals hari ini,

"apa hari ini kita akan sibuk?" tanya dara.

vira tersenyum kepada dara dan menjawab,

"benar sekali! stev bilang banyak sekali pesanan hari ini.." vira menjawab sambil terus memainkan ponselnya dan berjalan menggandeng dara menuruni tangga.

"melelahkan.. " ujar dara sambil mengela nafas dan menyandarkan kepalanya di bahu vira.

"tenang saja disini ada jari-jari ajaib vira.. semua akan beres dengan cepat..tenang saja.." ucap vira sambil menepuk-nepuk kepala temannya itu.

saat menuruni tangga yang terakhir mereka tidak melihat si penjaga kos ada di tempatnya,

"kemana kakak itu.. bukannya seharusnya ia dsini dara?" tanya vira sambil melihat-lihat kesana sini.

pandangan dara menyusuri lobby itu, tapi tidak menemukan si penjaga kos itu.

ia berbalik dan melihat ke arah depan,

"kalian cari apa?" suara dan wajah tepat didepan mereka.

"aa!!!"

vira dan dara terkejut dan menghela nafasnya.

"kau ini spesialis mengagetkan orang ya! ahh jantungku.." ucap vira kesal kepada orang yang tidak lain adalah penjaga kos yang sedang mereka cari.

Penjaga itu terkekeh melihat mereka berdua terkejut saat melihatnya,

"kalian mencari aku kan? aku sedang membeli susu kocok hangat.. ini adalah yang paling enak disini kalian harus coba kapan-kapan ya.." ucapnya dengan tersenyum lalu berjalan ke meja nya. vira yang masih kesal melihatnya seperti itu menjadi makin kesal,

"lihat itu dara, menyebalkan sekali kan pria itu!"

ucap vira ketus.

Dara terkekeh karena melihat temannya itu sangat kesal dengan kelakuan si penjaga kos itu.

"baiklah.. ayo sekarang kita berangkat nanti terlambat.." ucap dara merangkul temannya sambil berjalan keluar lobby kosnya.

"apa kau tau dara.. tidak ditempat kerja tidak di kos selalu saja ada pria yang menyebalkan disekitarku.. huh.. nasibku.." keluh vira sambil mencari kunci mobil didalam kantongnya.

"jangan terlalu kesal vira.. nanti kau akan suka salah satu dari mereka.." dara menggoda vira dengan senyum yang menyebalkan membuat vira menjitak kepalanya.

"tidak akan!" jawab vira dengan percaya diri.

Mereka masuk ke mobil, vira pun segera menyalakan mesin mobilnya.

"pasang sabuk pengamannya dara.. demi keselamatan harus mematuhi aturan.." ucap vira sambil memasangkan sabuk pengaman dara.

Tiba-tiba saja,

"ah aku ingat!" teriakan dara membuat vira terkejut dan menjauhkan tubuhnya,

"astaga! apalagi kali ini.. ahh jantungku.." ucap vira sambil bersandar di kursi pengemudi.

Dara menatap vira dengan wajah yang senang,

"pria berjas itu vira.. aku ingat.. aku pernah bertemu dia di supermarket saat aku belanja stok camilan! akhirnya aku ingat juga" ucap dara lega dan bersandar di kursi.

"baguslah.. jadi aku tidak akan melihat wajahmu yang berpikir keras itu lagi.. sangat tidak cute.."

jawab vira sambil tertawa.

Dara yang mendengar itupun ikut tertawa dengan geli,

"cute?" dara tertawa geli.

Vira tancap gas menuju ke toko tempat mereka bekerja.

Hari ini mereka lewati dengan menghabiskan waktu di tempat kerja, merangkai bunga, merawat bunga, dan menghirup wangi bungan setiap harinya. hari demi hari mereka lewati dengan penuh kegembiraan dan candaan bersama bos mereka yang tampan tapi menjengkelkan itu.

hingga tidak terasa sudah lewat beberapa bulan dara bekerja sebagai perangkai bunga dan tinggal bersama dengan vira.

Suatu ketika tepat saat hari libur bekerja, mereka pergi healing untuk melepas penatnya bekerja.

kejadian aneh satu per satu mulai terjadi,

"a, apa ini.." dara memegang sesuatu yang ada di atas tasnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!