NovelToon NovelToon

Bayi Kembar Milik CEO Galak

KARYA BARUUUU

Guyssss !!! Jangan lupa mampir karya baru author ya, masih ada bocil cadelnya juga..

Kalo kalian mampir jgn lupa komentar ya, vote,subscribe juga wkwk..

Kalian kangen bocil cadel kan, yauda langsung ya mampir. Ada Barra sama Maureen yang bakal nemenin kalian setiap hari. Ada gayung hitam lope juga buat si Marsha yang kesal sama papinya, Ada si Mario yang ditinggal kabur istrinya dan belum cerai. Baca ya ges ya, lopyuu😚😚🤭

Sinopsis !

Berperan sebagai ayah dan ibu sekaligus tak membuat Mario Ericsson Navio kewalahan. Istrinya pergi meninggalkan dirinya dengan bayi yang baru saja dilahirkan. Bayi mereka ditinggalkan sendirian di ruang rawat istrinya hingga membuat putrinya yang baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena alergi dingin.

Tidak ada tabungan, tidak ada pilihan lain, Mario memutuskan pilihannya dengan menjual rumah tempat tinggal dia dan istrinya, lalu menggunakan uang hasil penjualan untuk memulai kehidupan baru bersama putri semata wayang dan kedua orang tuanya.

Tak disangka, perjalanannya dalam mengasuh putri semata wayangnya membuat Mario bertemu dengan Marsha, wanita yang memilih keluar dari rumah karena dipaksa menikah oleh papinya. 

“ Putrimu sangat cantik, rugi sekali pabriknya menghilang tanpa jejak. Limited edition ini,” - Marsha.

“Kamu mau jadi pengganti pabrik yang hilang?”

Cinta tak terduga ! Jangan lupa mampir !

Penggalan ceritanya ...

Langkah kaki pria dewasa terdengar menggema di lorong rumah sakit. Wajah tampannya terlihat bersinar walau umurnya sudah memasuki kepala tiga.

Bibirnya tak henti-hentinya tersenyum sambil menenteng rantang makanan sederhana yang sudah disiapkan sang ibu untuk menantunya yang baru saja melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik.

Senyumnya merekah, menandakan bahwa dirinya dalam keadaan bahagia. Tatapannya tak sengaja melihat seorang suster berlari dengan wajah panik keluar dari ruangan istrinya.

“Sus, ada apa ? Apa yang terjadi dengan istri saya ??” tanya pria itu khawatir sekaligus panik.

Suster itu menghentikan langkahnya sebentar. “ Tuan, istri anda tidak ada di ruangannya !”.

“A-APA ?!”  Pria dewasa itu berlari masuk ke dalam ruangan istrinya. 

Brak ! Dia hanya menemukan seorang suster lainnya  menggendong putrinya  yang merengek pelan.

“Tuan….”

“Istri saya kemana, sus ?” tanya pria itu lagi.

Suster yang menggendong bayi menggelengkan kepalanya. Raut wajah pria dewasa itu terlihat khawatir. “Bagaimana bisa istri saya tidak ada di ruangannya,sus ? Sedangkan bayi kami ada disini ??” tanya pria itu kebingungan.

***

“Pok, Pok lepok.. Patah kayu lepok.. Lepokna dimakan api, api na keculupan. Bengkokna dimakan api, api na keculupan…”

“Dedek Ilen janan nanis, nanti dikaci ail cucu !” seru Barra berusaha membuat Maureen berhenti menangis.

“Oaaaaa…” Saat Barra menyebut air susu, ajaibnya Maureen berhenti menangis hal itu membuat Maureen melongo.

“Benelan mau cucu ? Tapi Abang Balla nda punya cucu, gimana dong ?” katanya sambil mer4b4 d4d4 tanpa kembungan.

“Mau cucu ya ?” kedua mata Maureen mengerjap lucu. “ Bental ya, Abang Balla nego dulu cama mama na Abang Balla. Cucuna mama abang cepeltina macih ada stok buat dedek..”

“Sabal ya,” Barra beranjak dari duduknya berjalan ke arah jendela kamar Mario yang menghadap keluar rumah. Dia melihat mamanya sedang mengobrol dengan Vion di teras rumah.

“MAMAAAAAA !!! DEDEK ILEN MAU CUCUUUUU NA MAMAAAAAA !! NEGO DIKIT BOLEH NDAAAA ???!!”

“Ha ?!”

***

Segitu dulu cuplikannya. Yg penasaran bisa langsung mampir ya, jgn lupa like,komen dan subscribe. Dukung author ya, banyak maunya sih ini wkwk..

Selamat menikmati, ceritanya ya🤏🏻🤏🏻

Dua Garis Biru

Beberapa jam sebelum acara pertunangan di mulai, seorang pelayan datang membawa beberapa gelas minuman dan memberikan salah satu minuman kepada  wanita cantik yang sudah siap mengenakan gaun pertunangan. Tanpa curiga sedikitpun wanita itu menghabiskan air di dalam gelas tersebut kebetulan juga dirinya sedang merasa haus. Tak lama, setelah itu ia  merasakan gelisah dan badannya terasa panas. Pelayan tadi langsung sigap memberikan bantuan kepadanya dan membawa dirinya menuju salah satu kamar hotel yang sudah dipesankan oleh seseorang. 

Nasib baik melindungi wanita cantik itu. Pelayan tersebut justru salah membawanya masuk ke dalam kamar  yang bukan dipesan oleh seseorang. 

“Nona, maafkan saya ! “ 

Setelah merebahkan bobot wanita cantik di sebuah kasur single king, pelayan itu langsung pergi meninggalkannya  yang sudah menahan rasa panas dan gelisah yang menggebu. 

Tak lama pintu terbuka dari luar, seorang pria dalam keadaan gelisah masuk ke dalam dan menutup pintu kamarnya dengan sedikit kasar. 

“Ahhhhh, panas sekali ! Sialll !! Berani-beraninya mereka menjebakku !! “

“Ahhhhhh !!!! “

Perlahan pria itu melepaskan dasi yang mengikat lehernya dan membuangnya ke sembarang arah. Berjalan sedikit oleng, setengah sadar pria itu dapat melihat seorang wanita tanpa busana terbaring seperti cacing kepanasan. 

Karena sama-sama merasa kepanasan, pria itu tanpa ba-bi-bu langsung saja menerkam wanita yang sudah terbaring tanpa busana dan saat itu terjadilah malam panas yang panjang untuk keduanya. 

Pagi hari di salah satu kamar hotel, seorang wanita cantik mengerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk menerobos retina matanya. Saat kedua matanya sudah bisa menyesuaikan cahaya di ruangan tersebut, wanita itu merasakan sekujur tubuhnya sakit. 

Saat ia ingin mendudukkan dirinya, wanita itu meringis saat merasakan perih di area kewanitaannya. Merasa tak beres, wanita itu langsung melihat dirinya. Betapa terkejutnya saat dirinya tak lagi mengenakan pakaiannya. 

Setelah mengumpulkan kesadarannya, wanita cantik itu turun dari tempat tidur, tangannya meraih pakaian yang berserakan di lantai. Setelah memakainya dengan benar, wanita itu  keluar kamar dengan langkah yang tertatih, namun sebelum itu iya menemukan sebuah surat dan cek senilai tak terduga di atas meja. 

“Ssshhhh ! Ini…. “ wanita itu langsung mengambil kertas dan cek tersebut. 

“Maaf, telah menodai mu. Ambil cek ini dan cairkan uangnya. Suatu saat aku akan segera mencari mu…“

Setelah  membaca surat tersebut, wanita itu keluar dari kamar hotel dengan jalan tertatih. 

Sesampainya di rumah, wanita itu masuk dengan langkah pelan. Nyeri di area kewanitaannya membuatnya harus meringis sepanjang jalan. 

“AURORAAA !!! APA YANG KAMU LAKUKAN !!! “

PLAK !!! 

“Mama… . “  Aurora Sanjaya memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari ibu kandungnya. 

Di sebelah ibunya, Lea Sanjaya adik tirinya tersenyum sinis menatap kakak tirinya. Aurora yang masih belum bisa memahami suasana di hadapannya saat ini. Dia masih berfokus dengan rasa tamparan yang di dapat dari ibu kandungnya. 

“Kak Aurora.. “

“Kau !! Kau perempuan menjijikan yang aku kenal ! Kau sangat murahan, Aurora !! “ sentak pria itu. 

“Jeng Rika ! Saya benar-benar malu memiliki calon menantu seperti Aurora ! “ ujar seorang wanita paruh baya yang seumuran dengan orang tua Aurora. 

“Kakak, kenapa kamu seperti ini ! Kamu membuat keluarga kita malu ! “ ujar Lea sedih. 

Wanita itu tanpa malu mempererat lingkaran tangannya di tangan pria yang merupakan tunangan Aurora. Memperlihatkan bahwa pria yang merupakan calon tunangan kakak tirinya sekarang sudah menjadi miliknya. 

“Mah, dengerin Aurora ! Ma—

PLAK ! Wajah Aurora kembali mendapatkan tamparan keras dari ibunya. 

“Tidak ada yang perlu kami dengarkan, Aurora ! Kamu sudah membuat mama malu ! “ ujar Rika marah. 

“Seharusnya tadi malam kalian sudah melangsungkan pertunangan, tapi kamu malah mengkhianati Rexo ! “ sentak Rika marah kepada putri kandungnya, membuat dirinya harus malu di hadapan sahabat dan para tamu undangan. 

“Tapi tak apa jeng Rika, saya sudah menemukan menantu yang baik seperti Lea. “ ujar Dea, ibu kandung Rexo. 

Aurora tak terkejut lagi mendengar ungkapan dari orang tua mantan kekasihnya karena ia sudah mengetahui pengkhianatan itu sehari sebelum malam acara pertunangan Aurora dengan Rexo. 

Ia mendengar sendiri, bagaimana adik yang dirinya sayangi menangis dan memohon kepada calon tunangannya untuk membatalkan pertunangan dirinya dan Rexo. Awalnya Aurora merasa terkejut dan dikhianati, apalagi adik tirinya mengaku hamil anak Rexo, kekasihnya kala itu. 

Seminggu setelah kejadian malam panas itu, Aurora merasa sedikit tidak enak badan. Dirinya selalu berada  di dalam kamar, sesekali perutnya terasa mual membuat tubuhnya terasa lemas. 

Sedangkan keluarganya saat ini tengah sibuk membahas persiapan pernikahan Rexo dan Lea yang akan mereka gelar dua hari lagi. 

“Uhhh, perutku terasa mual ! Tanggal berapa sekarang ? “ ujarnya dalam hati. 

Tangan kanannya meraih benda pipih di atas meja. Perlahan, jari-jari lentiknya menggulir dan membuka menu kalender. Aurora menatap ragu kalender tersebut. 

“A–aku sudah telat li–lima ha–hari… “ ucapnya terkejut, air matanya lolos begitu saja. 

“A–Aku harus memeriksanya, tapi aku takut kalau harus ke rumah sakit. “ ucapnya panik. 

Ia memukul pelan ponsel di telapak tangannya, sambil berpikir bagaimana caranya agar ia bisa mengetahui apakah dirinya hamil atau memang hormonnya yang sedang tidak lancar. 

Ctakkk !!! Aurora menjentikkan jarinya saat mengingat sesuatu. “ Aku harus beli testpack di apotik ! “.

Aurora bangkit dari duduknya, mengambil tas selempangnya dan pergi keluar kamar tanpa menyapa keluarga mantan kekasihnya. 

“Lihatlah, pergi main nyelonong ! Tidak ada sopan santun ! “ sindir Dea kepada mantan kekasih putranya. 

“Sudahlah, mama ! Mungkin kakak Aurora masih tidak terima bila Rexo lebih memilih Lea sebagai istrinya… “ ujarnya manja sesekali mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit. 

“Kamu memang anak yang baik, tidak salah mama memilih kamu menjadi istri untuk putra mama yang tampan ini… “ puji Dea membuat Lea seperti mendapatkan hembusan angin segar. 

Sementara itu, Aurora sudah berada di depan apotik. Dirinya ragu untuk masuk ke dalam, apa yang akan ia katakan jika ingin membeli testpack. 

Setelah berperang dengan isi pikirannya, Aurora memberanikan diri masuk dan bertanya kepada karyawan  apotek. 

“Halo selamat siang, ada yang bisa kami bantu ? “  tanya salah satu karyawan apotik. 

“Hmmmm… “ Aurora ragu untuk menanyakan testpack. “ a–aaa, ada test pack mbak ? “ tanyanya gugup. 

“Oh, mbaknya mau beli test pack. “ Aurora mengangguk malu. 

“Makanya mba, kalau pacaran jangan bablas ! “ seru salah satu customer apotik. 

“Titipan teman saya mbak, minta saya beliin test pack,  “ ujar Aurora berbohong. 

“Mbaknya atau temannya ? Banyak loh mbak yang model omongannya seperti mbak. Biar nggak malu gitu… “ celetuk salah satu customer apotik. 

Karyawan apotek langsung mengalihkan pembicaraan, mendengar julid orang-orang membuatnya pusing. 

“Oh oke mba, mau model yang gimana ? “

“Model nya banyak ya mbak ? “ tanya Aurora bingung. “ Banyak mbak, mau yang biasa atau yang luar biasa ? “ tanya karyawan apotek sedikit bercanda, karena ia melihat bahwa pelanggannya sedikit malu untuk berbicara mengenai test pack. 

“Yang akurat deh mbak, kan luar biasa hehe.. “ Aurora terkekeh untuk mengurangi rasa gugupnya. 

Setelah membayar, Aurora langsung kembali ke rumah dengan sedikit menekan gas melajukan kendaraan roda empatnya. 

“Ini, cara pakainya harus pagi. Tapi aku penasaran hasilnya. Apa aku coba dulu terus biarkan semalaman, pasti hasilnya sama saja.. “

Aurora membaca petunjuk tersebut, dan langsung mempraktekannya di kamar mandi. Ia menyimpan dua benda itu di atas wastafel kamar mandinya. “Huftt.. “

*

*

*

*

Keesokan harinya, Aurora bangun lebih awal untuk melihat hasil pemeriksaannya. Wanita itu memegang stick test pack dengan wajah yang sudah basah terkena air matanya. 

Aurora menangis, melihat hasilnya yang menunjukan dua garis. 

“A–aku hamil… . “ lirihnya. 

“APAAAAA ?!!! KAMU HAMILLL !! “

Degh ! Aurora spontan membalikan badannya, ia terkejut melihat mama dan saudara tirinya yang berada di dalam kamarnya. 

PLAKKK !! Wajah Aurora tertoreh ke kanan akibat tamparan keras dari ibunya. 

“DASAR WANITA LIAR ! SUDAH BIKIN MALU SEKARANG BIKIN AIB DI KELUARGA INI ! “

“ SEKARANG JUGA PERGI KAMU DARI RUMAHKU !! JANGAN PERNAH TAMPAKKAN WAJAHMU DI HADAPANKU LAGI ! AKU TAK SUDI MEMILIKI ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH !! “

“PERGI DARI RUMAHKU ! INGAT JANGAN MEMBAWA APAPUN DARI RUMAH INI DAN JANGAN GUNAKAN NAMA SANJAYA DI BELAKANG NAMAMU ! HARI INI AKU MEMUTUSKAN HUBUNGAN IBU DAN ANAK ! PUTRIKU SEKARANG HANYA LEA SEORANG !! “

Degh ! Air mata Aurora kembali mengalir deras, rasa sakit hatinya belum pulih kini kembali tersayat oleh perkataan ibu kandungnya. 

“Mama… . “

“Jangan panggil aku dengan sebutan mama ! Kamu bukan anakku lagi ! Sekarang keluar dari rumahku !! “

“ Rino, cepat usir kak Aurora ! Mama sudah mengusirnya ! “ titah Lea kepada Rino pekerja rendahan yang selalu dijadikan babu oleh Lea. 

Rino langsung membawa Aurora keluar dari rumah. “ Nona, ini untuk nona. Pakailah, maaf saya tidak bisa membantu banyak. Tapi nona, bisa datang ke alamat ini… “ Rino memberikan sebuah amplop yang berisi sedikit uang dan kertas yang berisi alamat. 

Setelah mengatakan itu, Rino langsung pergi meninggalkan Aurora yang menatap punggung Rino. Tak lama, Aurora berjalan meninggalkan rumah yang penuh kenangan bersama keluarganya. 

“Apapun yang terjadi Bunda tetap membesarkan kamu“ 

...***...

Happy Reading

Kehamilan simpatik

Sejak beberapa bulan lalu,dimana Aurora diusir, wanita itu memilih tinggal di rumah sederhana milik Rino yang bekerja di rumahnya. 

Setiap hari, Rino datang ke rumahnya untuk membawa barang-barang yang dibutuhkan oleh  ibu hamil. 

“Kak Aurora, Rino pergi sebentar ! Mau beli susu hamil buat kakak. Rino lihat sudah habis di lemari ! “

“Biar kakak saja yang beli, kamu pergilah ke rumah. Nanti orang-orang mama tahu kalau kamu memberikan kakak tempat tinggal disini.. “

Ya, sejak itu juga, Aurora meminta Rino untuk memanggilnya kakak sehingga keduanya terlihat seperti kakak dan adik. Rino dengan senang hati memanggil anak majikannya dengan panggilan kakak, karena ia sama sekali tidak memiliki keluarga lagi setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. 

*

*

*

*

Sedangkan ditempat lain, seorang pria tampan sedang mengeluh. Ia merasa perutnya seperti di aduk-aduk. Wajah tampannya terlihat sangat pucat, bahkan beberapa kali ia merengek seperti bayi kelaparan membuat asistennya pusing tujuh keliling. 

“Tuan, anda sebenarnya kenapa ? Anda merengek seperti bayi, mengatakan perut diaduk-aduk tapi tidak boker, anda sebenarnya kenapa tuannnnn ???!!! Apa perlu saya panggilkan dokter pribadi anda untuk memeriksa keadaan tuan saat ini ???? “

“Diamlah, Vino ! Kamu cerewet sekali ! “

“Saya cerewet karena saya peduli sama anda, tuan ! “

“Ngomong sekali lagi, saya potong gaji kamu ! “ ancam pria itu. 

Ceklek ! Brak ! Pintu terbuka dengan sangat kasar. Seorang wanita berpenampilan seksi masuk dengan wajah merah dan dibelakangnya seorang wanita berprofesi sebagai sekretaris CEO datang dengan raut wajah penuh khawatir. 

“Tuan, maafkan saya ! Nona ini memaksa untuk masuk ! “ 

“Gara ! Apa yang kamu lakukan ! Kenapa karyawanmu melarangku untuk masuk ke perusahaanmu ! “ ujar wanita itu kesal, ia berjalan menghampiri Anggara.

Namun, naasnya Anggara mengalami mual-mual. “ Berhenti disanaaaaa !!! Huekkk !!! Badanmu bau jigonggggg !!! Jauh-jauh dariku !! “ teriak Anggara menutup hidungnya. 

Wanita seksi itu langsung mengendus-endus badannya membuat Vino menahan tawanya. 

“Apa ?! Ada yang lucu ?! “ sentak wanita itu. 

“Keluar dari ruanganku ! Bau jigong mu membuat perutku terasa mual !! “ sentak Anggara, ingin muntah. 

Wanita seksi itu tak mengindahkan larangan Anggara, ia terus menghampiri Anggara dengan percaya diri. Namun, kepercayaan dirinya hilang saat Anggara memuntahkan cairan bening tepat di wajahnya. 

“Huekkkkk !! “

“AKHHHHHHHHHHH !!!! GaraYYYYYYY !!! “ teriak wanita itu membuat Vino dan sekretaris Anggara tertawa terbahak-bahak. 

“BHUAAHAHAHAAHHAAH ! “

*

*

*

*

*

“Kamu itu ! Disuruh periksa nggak mau, sekarang kamu membuat wanita pilihan mommy dan daddy menangis. “

“Itu pilihan kalian, bukan pilihan Gara.. “ bantah Anggara, sungguh ia sangat muak dengan perjodohan yang dibuat oleh kedua orang tuanya. 

Keduanya sudah sangat ingin memiliki cucu, membuat Anggara kesal luar biasa. Bahkan Anggara sendiri bingung dengan keadaannya beberapa bulan ini yang sering menginginkan sesuatu, merasa mual ketika semua orang menggunakan parfum yang menyengat. Banyak wanita cantik yang datang menghampirinya, namun tidak pernah sekalipun digubris. 

“Gara, kapan kamu akan menikah ? Mommy sudah sangat ingin menimang cucu… “

“Mooommmm, pertanyaannya bisa diganti nggak ? “

“Kenapa diganti ? “ tanya Arumi kepada putranya heran. 

“Gara pusing dengarnya. Tunggu —, “

“Tunggu apa ?” tanya Arumi merajuk.

“Mommy sudah gatal ingin menimang cucu ! Menunggu kamu menemukan wanita itu, sampai kapan ? Keburu berkarat batangmu !“

“Eh ?!! “

*

*

*

*

*

Beberapa hari berlalu,  perut Aurora sudah terlihat sangat besar. Aurora tak pernah mengecek kandungan walau Rino terus saja membujuk kakaknya itu untuk melakukan pemeriksaan. 

Dirinya juga sudah sangat penasaran dengan kehamilan kakaknya itu. 

“Kak, perut kakak terlihat lebih besar. Apa kakak hamil banyak anak ? “ tanya Rino polos. 

“Hamil banyak anak bagaimana ? “ tanya Aurora mengelus perutnya yang terlihat sangat besar. 

“Semacam hamil kembar gitu, tetangga depan sana kemarin baru habis lahiran, anaknya kembar lagi. Apa jangan-jangan kakak juga hamil kembar ? “

“Hussss ngawur kamu, mungkin ini karena kakak banyak makan. Soalnya porsi makan kakak tiga kali lebih banyak dari biasanya. “ jelas Aurora. 

“Benar juga ya kak. Nggak papa deh, yang penting kakak dan ponakan aku sehat-sehat… “

“Amin… “

Sore harinya, Rino berpamitan untuk kembali ke rumah orang tua Aurora. Dirinya tadi meminta izin untuk bertemu temannya, sehingga majikannya memberikan izin padanya. 

“Mama… …  perut Lea terasa nggak nyaman ! “ rengek Lea kepada Dea. 

“Aduh, kamu jangan banyak bergerak. Biar mama panggilkan bibi untuk memijat kakimu. Pasti pegalkan ! “

“Tinggal dua hari lagi kamu akan melahirkan, mama nggak sabar nimang cucu… “

“Lea juga mah… “

Lea merasa senang, inilah yang dirinya tunggu-tunggu. Menikmati semua kebahagian kakak tirinya, mendapatkan suami yang tampan dan royal , mertua yang perhatian, harta yang melimpah dan tentunya kasih sayang dari mama tirinya. 

Dirinya sangat senang membuat kakak tirinya hidup susah, kini ia memerintah seseorang untuk mencari keberadaan kakak tirinya itu. Ia ingin lihat seberapa menderitanya sang kakak saat tidak menggunakan fasilitas mewah dari mama Rika. 

“Ya, hallo ! “ seru Lea mengangkat telepon yang masuk. 

Dea meninggalkan menantunya dikamar, sedangkan dirinya menyusul sang suami masuk ke dalam kamar mereka. 

“Kami sudah menemukan keberadaan kakak tiri nona… “

“Bagus ! Dimana dia tinggal sekarang ? “ tanya Lea dengan senyuman sinisnya. Orang suruhan Lea langsung mengatakan dimana Aurora tinggal dan faktanya ia sangat terkejut. 

“APA ??! “

*

*

*

*

*

“Kamu saya pecat, Rino ! Beraninya kamu menampung anak tak tahu diri itu ! Kamu pakai uang gajimu untuk anak itu ?! Kamu gila !! “

“Maaf nyonya, tapi itu uang gajian saya. Wajar saya memberikannya kepada Kak Aurora “

“Aurora kamu panggil kakak, “ Rika menggelengkan kepalanya. “ Sekarang kamu pergi dari rumah saya ! Kamu sudah saya pecat ! “

Rino mengangguk dan pergi begitu saja,  sedangkan suami baru Rika langsung pergi tanpa mengeluarkan sepatah katapun. 

“Mas mau kemana ? “ teriak Rika kepada suaminya. 

“Nyari angin ! “ dustanya. 

“Kenapa nyari angin, aku disini ada ! “

Pria itu menatap istrinya, melihat penampilan istrinya tak membuatnya bergairah. Dirinya hanya melihat Aurora saja sudah bergairah, maka dari itu tujuannya pergi adalah mencari keberadaan Aurora. 

*

*

*

*

*

Aurora kini sedang mendudukkan dirinya disofa sambil menonton film, sambil minum susu hamilnya yang terakhir karena dirinya belum sempat membelinya lagi. Sesekali Aurora mengusap perutnya yang sudah mulai membesar, dirinya masih kepikiran dengan ucapan Rino. 

“Apa benar aku hamil anak kembar ? Tapi rasanya tidak mungkin .. keluargaku sama sekali tidak memiliki keturunan anak kembar … “ ucapnya lirih. 

Tok ! 

Tok ! 

Tok ! 

Terdengar suara pintu diketuk dari luar  Aurora yang sedang menonton segera beranjak dari duduknya berjalan pelan menuju pintu rumah. 

Ceklek ! 

“Rino ?! “ Aurora kaget melihat penampilan Rino yang berantakan, wajahnya babak belur, bibir dan hidungnya mengeluarkan darah. 

“Kamu kenapa dek ? “ tanya Aurora khawatir. 

“Ki–kita masuk dulu kak ! “ Rino sedikit mendorong tubuh Aurora untuk masuk ke dalam, sedangkan dirinya menutup dan mengunci pintu rumah dengan tergesa-gesa. 

Sesekali ia melihat keluar melalui jendela, menyibak sedikit gorden jendelanya untuk melihat keadaan luar “ semoga kakak aman tinggal disini.. “

“Rino ! “

“Eh, kakak ?! “

“Kamu, lihatin apa sih ? “ Rino menggeleng. 

Ia mengajak Aurora untuk duduk, wajahnya sedikit ngilu. Beberapa kali meringis perih. Aurora memaksa Rino untuk menceritakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi. Mendengar cerita Rino, membuat Aurora merasa bersalah.

Aurora langsung saja mengompres wajah adiknya itu dan memberinya obat agar memar di wajah Rino menghilang walau harus menunggu beberapa hari. 

“Anggara, kamu mau kemana ?” tanya Arumi kepada putranya yang terlihat mengenakan kaos oblong dan celana selutut. 

Namun, Anggara tidak menggubris pertanyaan mommynya. Ia pergi begitu saja, menghampiri Vino yang menunggunya di depan mobil. Malas berdebat, apalagi ada wanita yang duduk disebelah mommy membuat Anggara muak. 

“Garaaaaa !!! dengar mama ngomong nggak?! “

“Kenapa mukanya ditekuk gitu, bro ? “ tanya Vino basa basi. 

“Ayo, jalan ! Kakak sudah tidak sabar, ingin mencicipi bakso di depan minimarket itu ! “

“Semakin kesini semakin aneh, ngidam kali ya.. “ gumam Vino heran melihat kelakuan sahabatnya itu. 

“Vinooooooo !!! Buruannnn !! “ teriak Anggara di dalam mobil. 

“Yaaaa sabarrrrrr !!! “

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!