NovelToon NovelToon

Rega Untuk Alea

Derita Alea

Brakkk

"Aduhhh"

Suara seseorang yang terdengar kesakitan di pagi-pagi sekali tersebut membuat semua penghuni rumah mewah bergegas mendekat ke arah sumber suara.

Semua orang mendapati Alesya terduduk di lantai dengan pecahan beling dimana-mana dan tangan yang terluka hingga mengeluarkan darah.

"Kakak" ucap Alea yang terkejut saat melihat kakaknya terluka.

"Astaga Alesya sayang" ucap sang nenek setengah berteriak mendapati cucu kesayangannya terluka.

Alea yang hendak menolong pun langsung didorong mundur oleh sang nenek.

"Jangan mendekati Alesya, nanti dia terkena sial" ucap sang nenek yang sering dipanggil Jenita oleh teman-teman sosialita nya.

"Tapi nek" jawab Alea

"Aduhh.... stttt.... " ringis Alesya yang menyadarkan perdebatan antara Nenek Jenita dengan Alea.

"Sudah, kamu cepat panggil ayah kamu sana" ucap sang nenek dengan ketusnya.

Alea yang hendak memanggil sang ayah, namun sang ayah sudah berada di ambang pintu pun langsung mengusap lembut kepala Alea untuk menenangkan putrinya. Lalu bergegas membawa Alesya ke rumah sakit terdekat.

"Yang sabar ya non" ucap bi Inah sambil memeluk Alea.

"Iya bi" jawab Alea mencoba untuk tegar dan tidak membesar-besarkan ucapan neneknya yang nyelekit.

Setelah menunggu hampir dua jam akhirnya Alesya datang dengan tangan dan kaki yang diperban. Ia di bawa masuk kedalam rumah secara hati-hati oleh ayah dan neneknya.

Alea yang hendak mendekat jadi tidak berani saat melihat raut muka neneknya yang galak dan tatapan tajamnya mengarah pada dirinya.

"Inahh....." teriak sang nenek dari kamar Alesya.

"Iya nyonya... " jawab sang bibi dari arah dapur dan melewati Alea.

Alea juga melihat sang ayah baru keluar dari kamar Alesya dan mendekat padanya.

"Kakak tidak apa-apa yah? " ucap Alea dengan raut wajah khawatir.

"Sudah tidak apa-apa, hanya terkilir dan luka ditangannya sudah diobati dokter." ucap sang ayah pada Alea.

"Syukurlah" jawab Alea dengan penuh kelegaan.

"Maafkan nenek ya nak. Kamu jaga diri baik-baik, ayah mau kekantor dulu" lanjutnya sambil mengecup kepala putrinya dengan sayang.

Alea mengangguk dan memperhatikan punggung ayahnya hingga tidak terlihat. Dalam diamnya, ia berpikir betapa setianya sang ayah yang masih menduda dan tak mau menikah lagi. Padahal sang ibu sudah menikah lagi dengan laki-laki yang kabur dengannya menurut cerita yang ia dengar.

"Heh... sini... " ucap sang nenek yang entah kapan ada disebelahnya lalu menarik rambutnya dengan paksa dan membawanya ke kamar mandi dapur

"Aduhh... sakit nek" ucap Alea karena cengkraman tangan neneknya begitu kuat.

"Ini tidak seberapa dengan yang dialami Alesya" jawab neneknya tepat di telinganya.

Lalu sang nenek menyiram Alea dengan air bekas pel dan menampar Alea beberapa kali.

"Gara-gara kamu Alesya jadi terluka. Dasar anak pembawa sial" ucap sang nenek dengan penuh amarah.

Alea yang penakut dari kecil tidak berani membalas neneknya, ia hanya bisa meringkuk dan menangis.

Segala caci makian dari sang nenek tidak hanya memenuhi kamar mandi dapur tersebut tapi juga telinga dan jiwanya.

"Kamu memang tidak ada bedanya dengan ibumu yang tak tau diri itu, dasar anak pembawa sial. Emang lebih baik kamu tidak terlahir sama sekali" ucap sang nenek sebelum pergi dari hadapan Alea.

"Mama, apa yang mama lakukan" ucap Ayah Alea yang tak jadi pergi karena feelingnya tidak enak.

Dan benar saja, saat ia hendak menyalakan mobilnya. Ia melihat dari kaca jendela bahwa ibunya menganiaya putrinya.

Nenek Jenita yang terkejut tidak langsung mengaku bersalah. Ia masih memperkuat pertahanan dirinya dengan amarahnya.

"Kamu nggak usah ikut campur Hans. Anak ini memang pembawa sial dari kecil sama seperti Sinta yang telah menghianatimu." ucap Nenek Jenita mencoba mempengaruhi pikiran putra satu-satunya.

"Cukup Ma, jangan samakan Alea dengan wanita itu" ucap ayah Alea yang bernama Hans dengan emosi karena diingatkan akan wanita masa lalunya yang tak lain mantan istrinya sendiri.

Mendengar putranya yang marah karena biasanya hanya bersabar menghadapi dirinya. Nenek Jenita memutuskan untuk pergi dari hadapan ayah dan anak tersebut.

"Nak, maafkan ayah ya" ucap sang ayah pada Alea dan menghampirinya.

"Alea nggak apa-apa kok yah, Ayah berangkat aja nanti telat ke kantornya!" ucap Alea mencoba untuk tegar dihadapan ayahnya.

"Nak... " belum sempat ayahnya berucap tapi Alea sudah mendorong ayahnya untuk pergi ke kantor.

"Alea ngak apa-apa serius, ini Alea mau mandi biar nggak masuk angin. Ayah berangkat sana nanti dimarahin atasan lagi" mendengar ucapan anaknya yang memaksa mau tak mau ia harus tetap berangkat ke kantor.

"Jaga diri baik-baik, kalau ada apa-apa langsung telepon ayah" ucap ayahnya Alea sebelum berangkat.

Alea yang terbiasa memendam deritanya seorang diri, seperti biasa hanya bisa menangis dan pulih sendiri. Entah ada keajaiban apa yang Tuhan siapkan untuknya suatu saat nanti.

......................

"Loh Alea pipi kamu kenapa? " sapa seseorang yang baru dipersilahkan masuk oleh bi Inah.

Alea yang hendak berangkat kuliah siang itu, cukup terkejut melihat seseorang yang tak lain adalah cinta pertamanya. Ia hanya bisa mematung di tempat saking salting nya.

"Kak Dion" ucap Alea lirih dan hanya dia yang bisa mendengarnya.

Melihat Alea yang hanya mematung saja, Dion langsung mendekatinya tanpa sungkan karena ia cukup dekat dengan Alea.

"Hei kok bengong? Ini pipi kamu kenapa? " tanya Dion kedua kalinya dan tanpa izin langsung memegang pipi Alea untuk memastikan bahwa adik tunangannya itu baik-baik saja.

"Eh... " reflek Alea sambil memundur.

Sumpah Demi apa, jantung Alea rasanya mau lompat terus kayang terus nari salsa. Woylah sedekat itu cuy didepan crush, kalau mimin sih pura-pura pingsan sekalian biar di gendong hehe.

"Eh Nak Dion udah dateng" ucap Nenek Jenita yang manis, semanis pinjam dulu seratus.

Nenek Jenita langsung menggandeng Dion untuk masuk ke kamar cucu kesayangannya sambil menatap tajam Alea seperti memberi peringatan untuk pergi.

"Nek itu Alea juga kenapa? " tanya Dion yang bingung dengan keadaan yang ia lihat.

"Ah nggak apa-apa itu, biasa itu anak sakit gigi. Nanti juga sembuh sendiri." jawab nenek Jenita mencoba meyakinkan, padahal Alea seperti itu karena ulahnya sendiri.

Dion mencoba mencerna dan percaya begitu saja, meski ia tak yakin tentang apa yang didengarnya.

"Ngomong-ngomong bukannya nak Dion ada jadwal di luar kota ya kata Alesya, kok bisa ada disini?" tanya nenek Jenita mencoba mengalihkan pembicaraan karena melihat wajah Dion yang masih mengkhawatirkan Alea.

"Iya, tadi dikabarin dokter yang ngobati Alesya. Dia teman saya nek" jawab Dion apa adanya.

"Wahh calon suami siaga" ucap nenek Jenita yang membanggakan Dion.

Dion hanya tertunduk dengan senyumnya, Begitu sampai di kamar Alesya ia mendapati wajah cantik seseorang yang ia rindukan selama ini.

"Sayang" ucap Alesya melihat kedatangan Dion di ambang pintu kamarnya.

...****************...

Perhatian Dion untuk Alea

"Lain kali lawan dong Le, jangan mau ditindas gini lagi" ucap sahabat Alea yang bernama Bella.

"Betul itu, nanti gue ajarin taekwondo deh" sahut Caca yang ikut prihatin melihat wajah Alea yang memerah akibat dianiaya neneknya.

Alea hanya diam mendengarkan sahabatnya saling menasehatinya sambil di makeup Bella agar warna merah di pipinya tidak menjadi pusat perhatian.

Dalam pikirannya, Alea memikirkan laki-laki yang ia temui tadi yaitu Dion. Ada rasa senang dalam dirinya saat orang yang diam-diam ia sukai menunjukkan kepeduliannya kepadanya. Tapi ada rasa sedih juga, saat ia tahu kalau Dion adalah tunangan kakaknya. Entah sampai kapan Alea bisa move on dari cinta pertamanya itu. Perhatian yang Dion berikan kepadanya dari kecil dan juga kekagumannya membuat Alea menaruh hati pada tunangan kakaknya.

Dion adalah tetangga Alea dan Alesya, mereka bertiga sering bermain bersama sejak kecil. Hingga akhirnya Dion dan keluarganya harus pindah karena pekerjaan yang mengharuskan. Namun, Dion masih sering berkunjung ke rumah untuk menemui Alea dan Alesya hingga akhirnya Dion berpacaran dengan Alesya.

Beberapa tahun berpacaran dan kini Alesya dan Dion sudah memasuki dunia kerja. Dion memutuskan untuk melamar Alesya beberapa bulan yang lalu. Kedua keluarga pun saling merestui begitu juga Alea yang mau tak mau harus menerima kenyataan tersebut.

Alea hanya bisa mencintai dalam diam. Hanya dia dan Tuhan yang tahu agar tidak menyakiti hati kakaknya. Beberapa kali Alea mencoba untuk melupakan perasaan itu, tapi perhatian Dion tadi membuatnya lagi-lagi gagal.

Dalam hati Alea meminta maaf pada kakaknya atas perasaan terlarangnya. Ia sudah berjanji akan mengutamakan kakaknya dibanding perasaannya ini. Alea hanya butuh waktu meski entah sampai kapan.

"Sudah selesai, nggak kelihatan kan Ca" ucap Bella yang menyadarkan lamunan Alea.

"Sipp, yok ke kelas. Bentar lagi dateng nih si dosen killer" jawab Caca lalu menggandeng Bella dan Alea.

......................

Ting...

Suara notifikasi dari HP Alea berbunyi, menandakan ada pesan masuk dari seseorang.

[Udah selesai kelasnya?] bunyi pesan itu yang membuat Alea tak berkedip karena berasal dari seseorang yang ia pikirkan tadi.

"Kak Dion!" Ucap Alea lirih hingga membuat kedua sahabatnya ikut kepo.

"Ciee... ditanyain crush tuh" ucap Bella menyenggol lengan Caca agar mendukungnya.

"Apaan sih, enggak ya" ucap Alea mencoba meyakinkan kedua sahabatnya.

"Udah ngaku aja kalau suka. Tuh telinga lo merah pasti hati lo juga ikut merah hahaha" ucap Caca yang membuat Bella ikut tertawa.

"Bisa aja lu bambang hahaha" sahut Bella.

"Sekali-kali lah lo itu menghargai diri sendiri Le, bahagiain diri lo dong. Jangan ngalah mulu dari kecil." ucap Caca sambil merangkul pundak Alea.

"Gila lo, maksut lo Alea harus jadi pelakor gitu" jawab Bella yang tidak setuju.

"Enggak, gue nggak setuju. Masih banyak laki-laki lain yang lebih keren diluar sana dibanding Kak Dion. Ngapain harus ngerendahin harga diri" tambah Bella mengebu-gebu.

"Ini bukan tentang laki-laki lain, tapi menghargai diri. Dari dulu Alea disuruh mengalah terus sama si nenek lampir. Siapa tahu sebenarnya Kak Dion ada rasa sama Alea trus ada campur tangan tuh nenek hingga akhirnya jadian sama kak Alesya." jawab Caca mencoba untuk meyakinkan.

"Astaga Caca, jangan halu lagi deh. Udah jelas-jelas Kak Dion cinta mati sama Kak Alesya. Lo lupa gimana effort nya dulu buat dapetin kak Alesya." jawab Bella yang cukup tahu karena ia juga tetangga Alea.

"Iya juga sih, tapi itu kok ngasih perhatian ke Alea" jawab Caca sambil menunjuk HP Alea.

Krikk... Krikk....

Alea yang hendak menjelaskan pun jadi tidak jadi saat seseorang yang mereka bahas menghampirinya. Ya, dia adalah Dion.

"Hei kok nggak dibales?" tanya Dion yang sudah dihadapan Alea.

"Eh iya lupa kak" jawab Alea gelagapan.

"Udah selesai kelas kan? Kakak mau minta waktu kamu sekalian kakak antar pulang" ucap Dion yang membuat Alea bingung dan hanya diam saja.

"Udah kok kak, udah nggak ada kelas lagi" jawab Caca mewakilkan.

Hingga mau tak mau kini Alea pergi dengan Dion, dan kini ia sudah berada di kursi penumpang disebelah Dion yang sedang menyetir.

"Kita mau kemana kak? " tanya Alea yang merasa tidak menuju jalan pulang kerumahnya.

Dion pun tersenyum mendengar itu.

"Bentar lagi sampai" jawab Dion.

Dan tak lama kemudian mobil Dion sudah terparkir di depan sebuah mall.

"Ayo" ucap Dion sambil menggandeng Alea.

Dalam hati Alea tidak enak pada kakaknya, tapi kakaknya dulu biasa saja dan tidak cemburu melihat perhatian Dion kepadanya, karena Dion sudah menganggap Alea seperti adiknya sendiri.

Hingga akhirnya mereka berdua sampai di toko perhiasan dan disambut hangat oleh para karyawan yang ada.

"Menurut mu ini bagaimana? cocok nggak untuk Alesya? " tanya Dion yang memperlihatkan kalung berlian pada Alea.

"Iya cantik kak, Pasti cocok dipakai kak Alesya" jawab Alea mencoba ikut bahagia.

Tanpa Alea duga, Dion memasang kalung tersebut di leher Alea hingga membuat Alea menahan nafasnya karena jarak sedekat itu pada orang yang ia sukai.

"Kamu terlihat cantik memakainya. Pasti Alesya juga terlihat cantik nanti. Kakak ingin menghadiahkan ini untuk ulang tahun Alesya beberapa hari lagi." ucap Dion yang masih belum berkedip menatap kalung yang dipakai Alea.

"Iya kak, Kak Alesya pasti senang" jawab Alea yang awalnya bahagia saat dipuji cantik namun lagi-lagi Alesya pemenangnya.

"Oke bungkus ini yang rapi mbak" ucap Dion pada karyawan toko tersebut.

Selesai membayar kalung berlian yang dibelinya, Dion mengajak Alea untuk makan di sebuah restoran miliknya.

"Kakak boleh bertanya?" tanya Dion pada Alea.

"I-iya kak" Alea seketika menjadi kikuk karena tiba-tiba Dion seperti serius ingin bertanya.

"Apa nenek yang melakukan itu tadi?" tanya Dion sambil memegang pipi Alea.

"Enggak kok kak" jawab Alea sambil menjauhkan wajahnya dari tangan Dion.

"Jangan bohong Alea, kakak hafal seperti apa kamu" ucap Dion yang sangat kenal seperti apa Alea dari kecil, apalagi tidak jarang ia melihat nenek Jenita memarahi Alea tanpa sebab.

Hal itulah yang membuat Dion simpati pada Alea dan menghiburnya hingga membuat Alea jatuh cinta. Namun, Dion hanya menganggap Alea sebagai adiknya saja dan tidak lebih.

Alea yang tidak pandai berbohong pun hanya bisa mengangguk dan tanpa ia sadari air matanya menetes.

Dion menghela nafasnya, dan membawa Alea kedalam pelukannya. Ia murni ingin menghibur Alea sebagai seorang kakak.

"Kamu perempuan yang hebat, masih bersabar menghadapi nenek. Jangan dipendam seorang diri Le, cerita sama kakak kalau ada apa-apa." ucap Dion menghibur Alea.

Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang yang memvideokan mereka dan mengirim rekaman video tersebut pada seseorang.

...****************...

Ancaman dari nomor tidak dikenal

Sesampainya dirumah, saat Alea hendak tidur. Ia mendapat pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Ting....

[Bagaimana jika kakakmu Alesya tahu?]

bunyi pesan dari nomor yang tidak dikenal beserta video yang memperlihatkan kedekatan Alea dengan Dion.

Sontak saja membuat Alea tercengang, karena video itu bisa membuat kakaknya salah paham padahal Dion hanya menghiburnya.

"Astaga... " gumam Alea sambil berfikir.

[Siapa kamu? dan apa maksudmu melakukan itu?] balas Alea.

Tidak perlu waktu lama, nomor yang tidak dikenalnya membalas pesan Alea.

[Saya tunggu besok jm 10 pagi di kafe xxx nona Alea] balas nomor tersebut.

Bukannya membalas pesan dari Alea, nomor yang tidak dikenal itu malah menyuruh Alea datang ke sebuah kafe.

"Siapa sih dia? " gumam Alea terus berpikir.

lelah berpikir hingga membuat Alea tertidur juga.

...----------------...

"Sudah dewasa rupanya" gumam seseorang yang melihat rekaman video tersebut lalu membuang hpnya diatas sofa.

Seseorang tersebut mengambil koreknya lalu menyalakan rokok dan menikmatinya sambil menatap bulan.

"Kamu harus lihat kehancuran dirimu sendiri Alesya, dan lihatlah kemenanganku" ucap orang tersebut sambil tertawa.

Di tempat lain, Alea yang sudah tertidur bergerak tidak nyaman. Ia berkeringat dan bergumam seperti sedang bermimpi buruk.

"Nggak... "

"Nggak kak, itu nggak bener"

"Kakak.... "

Alea terbangun dengan ngos-ngosan seperti habis lari maraton saja. Ia melihat jam menunjukkan pukul dua pagi.

"Cuma mimpi rupanya" gumam Alea lalu turun dari tempat tidurnya.

Alea berjalan keluar kamarnya lalu pergi ke dapur untuk mengambil minum. Ia bertemu ayahnya yang duduk dimeja makan seorang diri.

"Ayah belum tidur?" tanya Alea yang mengagetkan ayahnya.

Ayahnya hanya tersenyum tanpa membalas ucapan anaknya.

"Ayah kenapa? Apa ada masalah dikantor?" ucap Alea khawatir.

"Enggak kok nak, cuma insomnia saja" jawab ayahnya dengan lembut.

"Bohong banget, ayah nggak pernah insomnia sebelumnya. Pasti cepat tidur karena capek kerja" ucap Alea mendekat dan duduk disebelah ayahnya.

"Jujur sama putri ayah. Jangan dipendam sendiri yah" ucap Alea lagi.

"Ayah dipecat dari kantor nak, maaf ya" jawabnya jujur.

Alea cukup terkejut mendengar hal itu, dan sekarang ia tahu kenapa ayahnya begadang sampai saat ini.

"Kenapa atasan ayah memecat ayah? Kan ayah sudah bertahun-tahun kerja di perusahaan itu apalagi itu dulunya punya kakek" ucap Alea mengeluarkan unek-uneknya.

"Perusahaan itu sudah berpindah tangan lagi sekarang. Atasan ayah yang sekarang sudah mengeluarkan banyak karyawan karena permintaan dari pemilik perusahaan yang barusan. " ucap ayahnya menjelaskan.

"Berpindah tangan lagi?" tanya Alea yang diangguki oleh ayahnya.

Pupus sudah harapan mengembalikan perusahaan ketangan keluarga. Perusahaan yang didirikan oleh kakeknya dari nol kini menjadi milik orang lain lagi yang tidak Alea kenal.

Sebelumnya berpindah tangan di sahabat kakeknya yang mau menanggung kebangkrutan perusahaan itu dan tetap mempekerjakan ayahnya Alea disana. Tapi sekarang benar-benar sudah lepas ditangan.

"Tidak apa-apa, nanti ayah coba cari kerja lagi. Kamu jangan khawatir, dan kembali tidur sana" ucap ayahnya mengusap kepala putrinya dengan sayang.

"Ayah juga kembali tidur" jawab Alea membujuk.

"Iya" jawab ayahnya.

...----------------...

Keesokan paginya Alea pergi ke kafe tempat dimana nomor yang tidak dikenal itu menyuruhnya.

"Benar kan yang ini kafenya, tapi kenapa sepi sekali jam segini? Apa masih baru buka ya?" gumam Alea sambil duduk dikursi seorang diri.

Tak lama kemudian seseorang datang dan langsung duduk didepan Alea.

Alea mengamati orang tersebut yang berpakaian formal dari atas hingga bawah dan sudah bisa ditebak harga Aoutfit nya pasti mahal, jomplang sekali batinya dengan dirinya yang membeli di keranjang kuning mana Flassale lagi.

Beberapa menit hanya diam dan saling mengamati satu sama lain hingga membuat Alea tidak nyaman.

"Ehem, apa maksudmu memvideokan orang tanpa izin? " ucap Alea ketus.

"Haruskah saya izin Alesya dulu" jawabnya sambil tersenyum smrik.

Hal itu pun sukses membuat Alea terkejut, lalu langsung mengubah raut wajahnya agar tidak terlalu ketara.

"Apa maumu? " tanya Alea to the point.

"Menjadi istriku selama setahun" jawab laki-laki itu sambil menyesap kopinya yang baru diantar.

"Gila... " satu kata yang mewakili emosi Alea.

Tanpa meladeni ucapan Alea, laki-laki itu mengeluarkan beberapa dokumen dan menunjukkannya pada Alea.

"Saya akan menghapus video itu dan perusahaan ini kembali ditangan keluarga mu" ucap laki-laki tersebut pada Alea.

"Darimana kamu dapatkan itu? " tanya Alea yang terkejut.

"Apa ayahmu belum memberi tahu siapa pemilik perusahaan itu sekarang? " tanya laki-laki itu yang membuat Alea teringat percakapannya dengan sang ayah tadi.

'Jadi dia yang mengambil alih perusahaan itu sekarang?' ucap Alea dalam hati.

Alea menatap laki-laki yang terlihat tenang dihadapannya.

'Apa maksudnya mengancamku dengan video itu dan sekarang menawariku perusahaan ini? ' tambahnya dalam hati.

"Jawabannya tetap sama" ucap laki-laki itu yang membuat Alea terkejut.

'Apa dia bisa dengar suara hatiku? ' ucap Alea dalam hati.

"Ehem, apa maksudmu ingin menikahiku dengan ancaman seperti itu? " tanya Alea pada akhirnya.

"Saya tidak punya banyak waktu, iya atau tidak?" ucap laki-laki itu pada Alea.

"Tidak" jawab Alea dengan tegas.

"Baik kalau itu jawabanmu, video ini sampai pada kakakmu" Ucap laki-laki tersebut sambil memainkan hpnya.

"Eh jangannn... " cegah Alea yang tanpa sengaja memegang tangan laki-laki itu lalu segera melepaskannya.

"Kamu jangan bikin salah paham ya, itu bukan perselingkuhan yang seperti kamu kira" ucap Alea menjelaskan.

"Video ini yang akan menjelaskan sendiri Alea" jawab laki-laki itu.

"Apa tidak ada cara lain? Kenapa harus pernikahan kontrak?" tanya Alea mencoba bernegosiasi.

"Kamu tidak perlu tahu, jika tidak setuju saya juga tidak akan memaksa dan kamu tahu konsekuensinya" ucap laki-laki tersebut.

Alea mencoba berfikir lagi, dirinya yang masih belum siap menjalin rumah tangga apakah bisa menjadi seorang istri. Apalagi ia belum menyelesaikan pendidikannya juga.

"Aku tidak mau menikah dengan suami orang" ucap Alea tiba-tiba.

"Saya masih lajang" jawab laki-laki tersebut.

"Aku tidak mau juga menikah dengan laki-laki yang suka selingkuh" ucap Alea lagi.

"Tidak ada waktu saya untuk melakukan hal murahan seperti itu" jawabnya lagi.

"Aku tidak mau... " ucapan Alea terhenti saat telunjuk laki-laki itu tepat didepan bibirnya. Bahkan kini wajah mereka begitu dekat satu sama lain hingga Alea membulatkan matanya.

"Iya atau tidak?" ucap laki-laki itu seakan menghipnotis Alea.

"Perusahaan ini kembali ditangan keluargamu jika iya, dan video itu saya lenyapkan. Hanya setahun Alea. " tambahnya lagi yang membuat Alea tertarik, tapi lagi-lagi hatinya ragu akan hal itu.

Dan akhirnya....

"Dengan syarat kamu tidak menyentuhku" ucap Alea yang membuat laki-laki itu menahan senyumnya.

"Lantas bagaimana jika kamu yang menginginkannya? " ucapnya lalu mencium singkat bibir Alea hingga membuat Alea melotot.

...****************...

...Hai Readers jangan lupa kepoin chat story terbaru aku Yuk "Menjadi Queen Di Dunia Mimpi" ceritanya nggak kalah seru lho 🥰...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!