NovelToon NovelToon

Daffa Arsenio

01

Mentari pagi itu menelisik ke dalam gorden mewah milik seorang remaja yang berwajah tampan , dengan rahang tegas yang ia miliki .

Ketukan pintu itu selalu membangunkan tidur nyenyaknya itu , dengan malas dia membuka pintu itu dan terlihat wanita paruh baya yang berkacak pinggang .

Remaja itu pun masuk lagi kedalam kamarnya , tanpa ada niat menghiraukan wanita yang saat ini tampak murka menatapnya.

" Daffa !! " ucap wanita itu sambil mendekati tubuh atletis itu .

" apa sih ma ? Ini masih pagi lho " jawab remaja yang bernama Daffa itu .

" pagi kamu bilang ? Lihat sana ini jam setengah tujuh dan kamu masih belum bangun ! Seneng ya kalo tiap hari dihukum karna telat ? " cerocos wanita itu sambil memutar kepala Daffa untuk melihat jam dinding di kamar mewah itu .

" ckkk.... Daffa capek ma , semalam habis balapan ! " gerutu Daffa kesal.

" mama , gak peduli dan itu juga salah kamu ! Udah cepet sana mandi ! " ucap wanita itu sambil mendorong tubuh anaknya itu .

Dengan langkah gontai , Daffa pun masuk ke dalam kamar mandi , setelah melihat Daffa yang masuk wanita itu tidak langsung pergi , dia menunggu anak badungnya itu .

Sepuluh menit pun berlalu dan Daffa juga sudah selesai mandi , dia keluar hanya dengan memakai handuk sebatas pinggang .

" astaga mama ! " ucap Daffa sambil mengelus dada bidangnya itu .

" apa ? Kamu kalo gak ditungguin gak mau cepet cepet , cepetan ganti terus turun ! " ucap wanita itu dan keluar .

Daffa pun langsung berganti baju seragam daripada dia nanti di marahi mamanya lagi , lebih baik menurut saja.

Jam menunjukkan pukul setengah tujuh lebih lima belas menit , terlihat seorang gadis cantik yang baru saja keluar dari rumah nya yang sederhana itu .

Jantungnya berdebar dengan kencang , untuk pertama kalinya mungkin dia akan terlambat karna harus mengurusi ibunya yang sedang sakit stroke itu , sementara sang bapak sudah berangkat kerja pagi tadi .

Selama dia bersekolah , ada tetangga yang baik hati mau menjaga sang ibu , hal itu bisa membuat gadis itu sedikit bernafas lega.

motor matic milik kang ojol itu pun sampai di depan gerbang yang sudah tertutup itu , dengan tatapan mengiba dia memohon agar pak satpam mau membukakan pintu gerbang itu .

" pak , saya mohon tolong bukain ! " ucapnya mengiba .

" maaf neng , saya gak bisa ini sudah ketentuan " jawab Satpam itu .

Gadis itu pun hanya bisa menghela nafasnya gusar , ini semua salahnya sendiri karna semalam dia nonton drama Korea dan berakhir telat bangun pagi .

Derungan suara motor sport yang menggeber itu pun , semakin mendekat ke arah gadis itu yang tengah berdiri.

Dengan langkah ringan , remaja laki laki yang terlihat urakan itu turun dari motornya .

" halo pak Dono , makin ganteng aja pak " ucap remaja itu riang .

" kamu lagi kamu lagi , bosan saya ! " sahut satpam itu sinis .

" yey bapak , bukain donk pak , nanti aku kasih rokok deh ! " ucapnya merayu .

" maaf saya tidak bisa kamu suap " jawab pak satpam itu .

Daffa pun akhirnya menyerah , karna satpam sekolahnya itu sangat susah untuk di ajak kompromi , netra hitam itu pun melirik ke bagian kiri yang terdapat beberapa murid yang juga datang terlambat seperti dirinya .

Jantung Daffa berdegub dengan kencang , melihat wajah manis gadis yang selama ini dia sukai secara diam diam itu .

Sudah satu tahun lamanya , sejak pertemuan mereka di halte bis waktu itu , hujan sedang turun dengan lebat dan membuatnya terpaksa untuk meneduh sejenak .

Mata elang miliknya itu melihat ada seorang gadis manis dengan poni tipis dan rambut sepunggung yang terlihat tengah duduk seorang diri di halte itu .

Untuk pertama kalinya di hidup Daffa , dia dibuat tak bisa berkata kata karna terpesona dengan wajah manis gadis itu .

Secara diam diam Daffa selalu mencari informasi tentang gadis itu , dia pun berhasil tau dimana gadis itu tinggal dan dia kelas berapa .

Ternyata dia teman satu angkatan Daffa , saat ini gadis itu sudah kelas dua belas tapi berbeda kelas dengan Daffa .

Pada suatu waktu Daffa ingin mengutarakan perasaannya itu , tapi semua itu urung dia lakukan setelah dia mengetahui jika gadis itu ternyata sudah memiliki kekasih .

Daffa yang patah hati pun , berusaha untuk melupakannya tapi tetap saja tidak bisa , setiap kali dia melihat gadis itu Daffa selalu gugup .

Seperti saat ini contohnya , dia terpaku dengan tatapan lurus ke depan , dengan sopannya dia hormat ke tiang bendera .

Daffa dan murid yang terlambat itu pun mendapatkan hukuman untuk berjemur di bawah teriknya matahari pagi itu .

" Farhana kenapa kamu bisa telat , padahal kamu selalu datang tepat waktu " tanya guru brewog yang saat ini tengah berada di hadapan Hana , gadis yang di sukai Daffa itu .

" maaf pak , saya terlambat bangun " sahutnya sopan .

Pak guru itu pun tidak lagi bertanya padanya Karna pasti Hana tidak akan berbohong , dia pun berjalan ke arah Daffa yang selalu datang terlambat itu .

" kamu lagi Daffa ! push up 100x khusus kamu ! " hardik guru itu tajam .

" yah pak ! " sahut Daffa malas .

" apa mau protes ? " ucapnya nyalang .

" gak kok , ini mau push up ! " ucap Daffa yang sudah mengambil ancang ancang itu.

Semua murid yang tengah di hukum itu pun melihat ke arah Daffa yang tampak tampan itu , tak terkecuali Hana , dia merasa takut dengan Daffa .

Tatapan penuh kagum itu di layangkan untuknya dari sebagian kaum hawa yang diam diam suka dengan Daffa , Daffa menjadi salah satu most wanted dari ketiga murid kelas dua belas bersama dengan kedua sahabatnya.

Daffa pun melaksanakan hukuman itu sambil sesekali melirik Hana yang tampak kepanasan itu , dia ingin sekali membawa Hana pergi dari lapangan itu .

" lihat apa kamu ? " tanya pak guru itu dengan nada tinggi .

" bidadari ! " sahut Daffa asal .

" siapa yang kamu maksud ? Sri ? " tanya pak guru itu sambil menunjuk ke siswi yang berpenampilan sexy itu.

" nama saya bukan Sri pak tapi Ana " sahut gadis yang di tunjuk nya tadi .

" iya sriana kan ? " jawab guru itu lagi .

Mereka yang sedang ada disana pun tak kuasa menahan tawanya , karna celotehan dari pak guru tadi .

Sedangkan Daffa , dia masih saja melirik ke arah Hana yang tampak pucat itu .

Saat sedang asyik melirik diam diam dia dikagetkan dengan suara melengking dari seorang gadis yang terlihat berjalan ke tengah lapangan .

" Daffa my honey !!!! " teriak gadis itu nyaring .

Dengan malas Daffa pun menoleh sambil mengibaskan tangannya yang kotor itu .

" tuh di samperin ayang ! " goda guru tadi .

" Daffa , aku khawatir banget sama kamu aku kira kamu gak masuk tauk ! " ucap gadis itu manja .

Belum sempat Daffa menjawab , tiba tiba saja Hana jatuh pingsan dan itu membuat mereka semua kaget .

Brukk

Daffa pun langsung menoleh dan hendak membopong gadis itu tapi terlambat karna dia sudah dibopong orang lain .

Reflek dia mengepalkan tangannya hingga memutih , dia begitu cemburu dengan Alif pacar Hana itu , menurutnya remaja itu tidak terlihat baik untuk Hana .

02

Dengan panik Alif menggendong tubuh mungil Hana itu , meski saat ini semua mata tertuju padanya dia tidak perduli , yang penting saat ini keselamatan Hana .

Dokter yang sedang berjaga itu pun , dengan sigap langsung memeriksa kondisi Hana , gadis berkulit putih itu tampak pucat .

" kenapa ini bisa pingsan ? "

" dia terlambat dok , terus di hukum " jawab Alif yang tampak masih mengatur nafasnya itu .

" dia belum sarapan , makannya pingsan " ucap dokter itu setelah memeriksa kondisi Hana .

Alif yang mendengar itu pun kaget , kenapa bisa Hana belum sarapan padahal selama ini setahu Alif, Hana selalu bangun pagi .

Sementara di lapangan terlihat kedua sahabatnya Daffa yang menghampirinya dengan penampilan yang tak kalah urakan itu .

" telat lagi ? "

" menurut Lo ? " sahut Daffa sinis .

" galak amat ! "

" kurang jatah kali ! " sahut pemuda dengan potongan rambut Curly buzz itu .

" diem ! " sahut Daffa .

Dia sama sekali tidak ingin untuk banyak berbicara , hatinya terasa panas melihat pujaan hatinya itu di gendong Alif.

" cabut ! "

Daffa pun mengajak kedua sahabatnya itu untuk pergi dari lapangan itu , dia butuh menyegarkan otak dan hatinya saat ini .

Pekikan kagum pun terlontar mengiringi langkah ketiga siswa urakan itu , tak ada rasa takut di diri mereka karna sekolah itu milik papa Daffa .

Dengan kekuasaan yang dia pegang itu , tidak jarang dia akan membully siswa ataupun siswi yang sudah menganggu pemandangan nya .

Seperti saat ini dia ingin menghampiri salah satu siswa cupu , yang selalu ia tindas itu .

Daffa itu bengis dan sejauh ini tidak ada yang mampu membuat emosinya turun ketika dia sudah marah .

Brakkk

Daffa menendang pintu kelas dua belas IPA itu , dia mencari kesana kemari dan melihat targetnya yang saat ini tengah menunduk dengan tubuh bergetar .

" woy cupu ! beliin gue minum ! " .

" a-aku tidak punya uang kak " sahut siswa itu dengan tubuh gemetar ketakutan .

" gue gak perduli ! "

Teman kelasnya itu pun tidak ada yang berani melawan Daffa , mereka juga takut karna jika salah bicara Daffa akan menjadikan mereka target bully .

Dengan langkah tergesa-gesa siswa itu pun akhirnya keluar dan tidak sengaja menabrak Hana yang baru saja akan masuk kelas .

" Dion ? Mau kemana ? " tanya Hana lembut .

Daffa yang mendengar suara lembut itu langsung menoleh , dia sesaat terpaku melihat Hana yang saat ini tengah berdiri di depan kelas nya itu .

" anu aku mau ke kantin " .

" loh bentar lagi kan masuk ? "

" gue yang nyuruh ! " sahut Daffa .

Mendengar suara yang terdengar menggelegar itu membuat tubuh lemas Hana mematung , wajahnya saja masih pucat , tapi dia memaksa ingin mengikuti pelajaran dan menolak di antarkan Alif .

Hubungannya dengan Alif pun sebenarnya sudah kandas dan kini mereka lebih memilih menjadi teman .

" duluan ya ! " ucap Dion dan langsung berlari itu .

Hana menatap punggung Dion itu dengan iba , dia tahu betul bagaimana kondisi keuangan keluarga Dion karna mereka bertetangga .

Hana pun tersentak kala tubuhnya itu tersenggol salah satu teman Daffa yang ia ketahui bernama Ares .

" han , kok Lo masuk sih ? Gue denger Lo pingsan tadi ? " ucap Sinta salah satu teman yang paling dekat dengan Hana .

" loh guru belum masuk ? "

" ah elo , gue tanyain juga ! "

" udah mendingan , yuk ! "

Mereka kemudian duduk , dan langsung mengeluarkan buku pelajaran sembari sesekali saling bercerita .

Hana dan Sinta sudah berteman sejak SD , mereka selalu satu sekolah bedanya Sinta lebih kaya dari Hana .

" Lo tau gak sih han , tadi si Daffa marah marah sama Dion , gara gara dia gak mau beliin makanan buat Daffa alasannya sih gak punya uang ! " .

" kasian Dion , gue tahu banget gimana kondisi keluarga nya , lagian mereka kan kaya kenapa gak jajan pake uang sendiri aja " .

" huss , jangan keras keras nanti ada yang denger " .

Di kantin

" ck ...mana sih culun , gue udah laper nih ! " gerutu Reza .

" sabar napa ! " sahut Ares .

Daffa seolah enggan untuk menanggapinya , dia merutuki kebodohannya sendiri saat ini , bisa bisanya dia tadi membentak Hana , apa yang akan dipikirkan gadis itu .

Pasti saat ini dia semakin takut dengan sosok Daffa .

" gblok ! " gumamnya pelan .

" siapa yang bilang gitu ? " tanya Ares yang ternyata mendengar umpatan Daffa barusan

" kepo ! "

" apa dia ngomong apa ? " tanya Reza penasaran .

" diem ! " ucap Daffa sinis .

" anjim Lo ! " .

Tak berapa lama kemudian , Dion pun datang sambil membawa nampan yang berisi makanan dan juga minuman .

Dengan tangan gemetar dia menaruh makanan itu dengan hati hati di atas meja .

" katanya gak ada duit Lo ! " ucap Reza.

" aku hutang ! " .

Uhhhukkkk

Minuman dingin yang tengah Reza minum itu pun muncrat kearah Ares dan membuat Ares mengumpat tak henti .

" utang ? "

Dion pun mengangguk , dia tidak berbohong karna memang tidak memegang uang sepeser pun , dia tadi saja berangkat jalan kaki karna tidak ada ongkos untuk berangkat .

" gila Lo ! Kita suruh makan hasil hutang ? "

" nih bayar ! " ucap Daffa yang melempar uang merah itu .

Dengan sigap Dion pun menangkapnya dan langsung membayar ke ibu kantin itu .

" ngapain Lo kasih ? " tanya Reza tak percaya .

" Lo gak liat wajahnya , dia jujur , anggep aja gue lagi baik hati ! " sahut Daffa .

Sebenarnya dia hanya ingin berbaik hati karna saat ini hatinya sedang tidak menentu , setelah sorot mata yang di berikan Hana untuknya .

Gadis itu tampak begitu takut dengannya , mengingat itu saja membuatnya tak bernafsu untuk makan lagi .

Seharusnya dia tidak menjawab dan hanya diam saja , tapi ini sudah terlanjur .

Dengan kasar dia mengacak rambut nya itu hingga membuatnya terlihat berantakan.

" Lo kenapa njir ? " tanya Ares yang baru saja dari toilet itu .

" tau nih anak ! Aneh ! " .

" gara gara Lo nih liat baju gue basah njir ! " ucap Ares sinis .

" sudah aku bayar , ini kembaliannya " ucap Dion yang baru saja datang seraya menyodorkan uang pecahan puluhan itu .

" buat Lo aja ! " ucap Daffa tanpa menoleh .

Dion yang mendengar itu pun bersorak riang di dalam hati , jarang jarang Daffa akan berbaik hati seperti ini . Dia pun pamit pergi dari kantin itu .

" ngapain Lo ngasih dia duit ? " tanya Ares penasaran .

Daffa mengendikkan bahu acuh , entahlah dia juga tidak tahu ada apa dengannya hari ini .

" kalian pernah gak sih di tolak ? " ucap Daffa tiba tiba .

Uhuukkkk

Reza yang tengah minum itu pun lagi lagi harus tersedak liurnya sendiri , dengan cepat dia mengambil tissue .

" maksud Lo apa ? " tanya Ares penasaran .

" Lo di tolak ? " sahut Reza penasaran .

" ck ?!! lupain ! " .

Daffa pun kemudian beranjak terlebih dahulu tanpa menyentuh makananya sama sekali .

Hatinya saat ini tiba tiba terasa perih dan tidak bersemangat , sampai kapan dia akan bersembunyi ? .

03

" assalamu'alaikum " ucap Hana .

" wa'alaikumsalam nak " sahut sang ibu yang saat ini tengah duduk di atas kursi roda itu .

Hana memeluk tubuh ibunya itu , dengan pelukan hangat itu bisa membuat Hana seakan lupa dengan uang spp yang sudah menunggak dua bulan .

Dia tidak tega jika harus minta pada sang bapak yang hanya menjadi pedangang kaki lima , yang hasilnya juga belum tentu paling uang nya itu habis untuk kebutuhan sehari-hari mereka .

" kenapa nak ? Ada apa masalah ? " tanya wanita paruh baya itu dengan nada lembut .

Hana menggeleng di pelukan sang ibu , dia sama sekali tidak ingin membebani orang tuanya saat ini .

" Hana "

" aku gak papa Bu , aku hanya rindu ibu " sahut Hana lirih .

Tak mampu lagi rasanya Hana menahan masalahnya itu sendirian , ingin sekali dia bercerita tapi melihat bagaimana kondisi ibunya saat ini membuatnya urung berbicara .

" Bu Hana boleh kerja ? " ucap Hana sambil mendongak menatap wajah yang tampak sudah keriput itu .

" kenapa ? Kamu butuh apa nak ? Biar bapak akan usahakan " sahut ibunya itu sembari mengelus lembut rambut lurus Hana .

" Hana butuh pengalaman bu , sebentar lagi Hana lulus , Hana pingin cari kerjaan " .

" hana____

" Hana mohon Bu , tolong izinkan Hana , Hana hanya ingin membantu bapak Bu " .

Wanita itu menatap iba sang putri , dia merasa tidak berguna karna hanya duduk di atas kursi roda , setelah beberapa tahun dia mengalami kecelakaan dan itu membuat kakinya harus di amputasi .

" tapi nak bagiamana jika bapak ____

" bapak pasti akan mengizinkan jika ibu bilang iya " .

" baiklah , kamu mau kerja dimana ? " pungkas wanita itu karna dia tidak bisa lagi mencegah Hana .

" entahlah Bu , Hana akan minta bantuan ke Sinta , kemarin dia bilang jika cafe milik omnya itu sedang membutuhkan karyawan " .

" maafkan ibu Hana , ibu hanya menyusahkan kamu dan bapak , ibu tidak berguna ___

" Bu , jangan bicara seperti itu , ini semua musibah Bu " .

Kedua perempuan berbeda usia itu pun berpelukan dengan pikiran yang berkecamuk .

Suara pintu rumah sederhana itu terbuka menampilkan seorang pria paruh baya dengan wajah lelah nya itu .

Pria itu pun menghela nafasnya kasar , dia menatap dagangannya yang masih tersisa lumayan banyak itu .

Mendengar suara pintu itu terbuka Hana yang saat ini sedang sholat itu pun langsung berlari keluar dengan langkah riang .

" bapak ! " .

" Hana " .

Hana pun langsung takzim pada sang bapak , Hana melihat sang iba yang tampak lelah itu semakin tidak tega saja .

" sudah makan nak ? " .

Hana pun menggeleng .

" ayo makan dulu , kebetulan batagornya masih sisa banyak bisa buat kita makan malam " .

" pak ___

Pria paruh baya itu pun langsung berhenti melangkah , dia pun menoleh berusaha untuk menutupi kesedihannya saat ini .

" iya nak " .

" dagangannya gak laku lagi ya pak " .

" kata siapa gak laku ? Ini tadi laku kok hanya saja masih sisa jadi bisa kita makan nak " . Sahut pria itu kemudian dia berjalan menuju gerobak yang dia parkir di teras rumahnya itu .

Sebisa mungkin dia ingin menyembunyikan perasaannya saat ini , dia harus kuat Karna dia seorang kepala keluarga .

Istri dan anaknya juga bergantung pada pundaknya . Dia tidak mengecewakan mereka berdua .

Dengan membawa piring pria tua itu sudah selesai membuat batagor untuk Hana dan sang ibu .

" panggil ibumu nak " .

Hana pun berjalan ke kamar sang ibu yang kebetulan saat ini ibunya itu sedang membaca buku .

" bapak sudah pulang nak ? " .

" iya Bu " .

Hana pun mendorong kursi roda itu , wanita paruh baya itupun menyambut sang suami dengan senyuman hangat.

" mas " .

" kita makan dulu asih " .

Wanita itu pun mengangguk , mereka bertiga pun makan dengan lahap setelah bapak Hana itu membersihkan diri .

Suasana dirumah itu tampak begitu hangat , meski mereka hidup serba kekurangan .

Di rumah Daffa

" bi tolong panggil daffa ! " ucap wanita paruh baya itu pada sang asisten.

" baik nyonya " .

Seorang wanita dengan pakaian sedikit kebesaran itu pun menaiki undakan tangga , langkahnya terayun ke kamar dengan pintu bercat coklat tua itu .

Tok tok

" den , makan malam sudah siap " .

Hening , tak ada sahutan dari dalam sama sekali .

Dia pun tidak putus asa , wanita itu terus mengetuk pintu itu hingga sang penghuni kamar keluar dengan wajah masamnya .

Asisten rumah tangga itu pun menunduk takut , melihat raut wajah Daffa saat ini .

" den , makan malam sudah siap " ucapnya ragu .

Daffa sama sekali tidak menjawab, dia nyelonong begitu saja .

" duh kok ada ya orang kayak den Daffa , gimana itu nanti istrinya , apa betah ? " gumamnya pelan .

Wanita itu pun mengikuti langkah Daffa yang menuruni anak tangga .

" Daffa ! " ucap sang mama penuh penekanan .

" apa sih ma ? " sahut Daffa dengan malas .

" lihat kelakuan anak kamu mas , tiap hari kerjaannya kalo gak balapan , main , nongkrong terus , pusing aku mas ! " gerutu wanita itu .

" anak kamu juga itu ! " sahut pria paruh baya yang tengah asyik makan itu .

" mas ___

" makan dulu mama ku sayang " .

Dengan wajah murka wanita itu menatap Daffa yang tampak menampakkan cengiran lebarnya itu .

Sejenak hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu , mereka bertiga sama sekali tidak ada yang bersuara .

" Daffa ada yang papa ingin bicarakan dengan kamu ! " ucap pria paruh baya itu setelah selesai makan .

" iya pa " sahut Daffa lirih .

Dia sudah tahu apa yang akan sang papa bicarakan , dia melirik sang mama yang saat ini menatapnya dengan nyalang .

Daffa pun beranjak dan berjalan ke ruang kerja sang papa dengan wajah tertekuk .

ceklek

" pa " .

" duduk ! " titahnya .

Daffa pun duduk di sofa yang ada di ruang kerja megah itu . Keringat dingin itu pun membasahi keningnya , dia gugup , Daffa begitu takut dengan sang papa .

" papa sudah dengar keluhan para guru tentang kelakuan kamu ketika berada di sekolah ! " ucapnya dingin .

Glek

Daffa menelan kasar salivanya itu .

" pa ____

" papa gak mau tau dan papa juga tidak mau mendengar alasan kamu Daffa , mulai besok kamu harus bangun pagi dan berangkat sebelum jam setengah tujuh " . ucap pria itu datar .

" tapi pa ___

" atau kamu mau semua fasilitas mu papa tarik ? " .

" e-enggak pa " sahut Daffa gugup .

" jangan buat malu keluarga Arsenio Daffa , kamu ini pewaris tunggal , dan mulai saat ini bersikaplah layaknya seorang pemimpin ! " hardiknya tajam .

" Daffa kan masih delapan belas tahun pa " .

" Daffa bisa tidak kamu mendengarkan ucapan papa kali ini , dan juga kamu jangan terus membuat mamamu itu marah , dia punya riwayat darah tinggi " .

" iya pa " sahut Daffa lirih .

" kamu boleh keluar ! " .

Daffa pun keluar dari ruangan sang papa itu , gimana caranya dia bisa bangun pagi ? Dia saja selalu pulang dini hari.

Daffa merebahkan tubuh atletisnya itu , dia mental langit langit kamarnya . Bayangan wajah manis Hana itu pun terlintas dibenak nya .

" Farhana " ucapnya lirih .

Seulas senyum tipis itu menghiasai wajahnya .Hanya mengingat wajahnya saja jantung Daffa berdegub kencang .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!