(ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH...🙏
HI SEMUA APA KABAR? SEMOGA KALIAN DALAM KEADAAN SEHAT SELALU DIMANAPUN KALIAN BERADA. KALAU KALIAN MEMBACA CERITA THOR YANG SEBELUMNYA, KITA PASTI BERJUMPA LAGI DICERITA INI. INI CERITA ATHOR YANG KE 4, YANG PASTI LEBIH MENARIK, MENURUT THOR🤭.
SEMOGA KALIAN SUKA. TERIMAKASIH🙏)
...----------------...
Rania Safira, usia 21 tahun, pekerja keras dia bekerja disebuah pelayan restoran. Ibunya sudah meninggal sejak 16 tahun yang lalu dan ayahnya menikah lagi dengan janda beranak satu yang usianya hampir sama dengannya.
Sang ayah bernama Irwan ibu tiri bernama Lisa sedangkan saudara tirinya bernama Clarisa. Ayahnya memiliki anak laki - laki dengan ibu sambungannya yang bernama Reno berusia 12 tahun.
Ibu tiri dan saudara tirinya tidak menyukai Rania mereka selalu berusaha untuk menyingkirnya, dengan berbagai cara mereka lakukan. Selalu membuat Rania salah dimata ayahnya.
Seperti malam ini Clarisa merencanakan sesuatu terhadap Rania yang membuat kehidupannya hancur, ayah sama pacarnya tidak percaya lagi dengannya. Clarisa mengajak Rania liburan bertiga dengan Robbi pacar Rania disebuah Villa. Dia ingin menjebak Rania didepan pacarnya karena dia menyukai Robbi.
Rania berjalan memasuki Villa sebelah yang tidak jauh dari Villa yang dia tempati bersama Robbi dan Clarisa. Entah kenapa Robbi meminta dia datang ke Vila sebelah, apa Robbi menginginkan sesuatu darinya tapi Robbi orangnya tidak seperti itu.
Dia melihat sekeliling ruangan yang luas, yang hanya minim pencahayaan, sebenarnya dia merasa takut berada disebuah Vila kosong, Tapi Robbi memintanya datang, dia hanya ingin berbicara berdua saja dengannya.
Rania memanggil - manggil nama Robbi mencari keberadaannya, tapi sang pacar tidak nyaut sama sekali. Tiba - tiba ada yang aneh ditubuhnya ada sesuatu entah apa ini, terasa panas.
Dia mendengar ada seseorang didalam kamar yang gelap, apa itu Robbi pikirnya.
"Ssssttt... Aaarrrgg..." suara didalam kamar itu. Seperti menahan sesuatu.
"Bi, Ro Ro Robbi" panggil Rania agak takut, tapi Robbi seperti kesakitan ada apa dengan dia? Batinnya.
Setelah Rania sudah masuk kedalam kamar tiba - tiba dia didekap sama orang itu, tanpa aba - aba orang itu langsung mencium Rania dengan rakus. Rania berusaha untuk melepaskan serangan dari orang itu entah Robbi atau siapa dia tidak tau, tapi dia mencium bau alkohol pada orang itu. Bukan, dia bukan Robbi, lalu siapa? batinya.
Laki - laki itu terus menyerang tanpa henti, setan apa yang merasuki laki - laki ini nafsunya tidak terkendalikan. Rania merasakan sesuatu yang membuat dia menikmati ciuman dari laki - laki itu. Hati ingin menolak tapi entah kenapa tubuhnya menginginkan lebih.
Laki - laki itu memberikan sentuhan - sentuhan diseluruh tubuh Rania dengan bibirnya, membuat Rania mengeluarkan desahan - desahan yang seksi hingga laki - laki benar - benar sudah tidak tidak tahan lagi.
Rania memekik kesakitan setelah benda tumpul menerobos masuk kedalam miliknya, laki - laki itu terus melakukan sampai mendapatkan kenikmatan, walau sakit tapi Rania menikmati apa yang laki - laki itu lakukan.
Kenapa dia seperti ini, kenapa dia tidak bisa menolak malah dia ingin mengulangi lagi dan lagi ada apa dengan dirinya.
Setelah dia selesai melakukan pergulatan panasnya dengan laki - laki yang tidak dia kenal, dia menangis dia tidak mengerti menapa dia jadi seperti ini.
Laki - laki itu sudah tidak bergerak mungkin karena lelah apa lagi mabuk berat, walau tidak jelas karena gelap dia bisa melihat laki - laki ini yang masih telanjang tanpa menggunakan sehelai benang pun, hanya terlihat punggungnya saja.
Sambil menangis dia mencari pakaiannya dia harus pergi dari sana. Detik berikutnya dia mendengar suara langkah kaki dari luar menuju kamar yang dia tempati, lalu dia buru - buru memakai bajunya.
Tepat saat dia membuka pintu Robbi bersama Clarisa dengan langkah lebarnya mereka sudah mendekat.
Robbi melihat kekasihnya berantakan rambut acak - acakan bekas kiss mark yang tertinggal dileher, darahnya mendidih seakan dia ingin menelan hidup - hidup kekasih dihadapannya ini.
"A a aku bisa menjelaskan semua ini" Rania berusaha menyentuh lengan Robbi tapi Robbi menangkisnya lebih dulu
"Kamu sudah tunjukan siapa dirimu yang sebenarnya, aku tidak nyangka kamu bisa melakukan sehina itu" marahnya agak meninggikan suaranya.
"Semua tidak seperti apa yang kamu lihat, kumohon dengarkan aku dulu" Rania berusaha menjelaskan.
"Kamu terbukti melakukan kesalahan masih saja menyangkal hah, apa selama ini aku memperjuangkan cinta hanya sia - sia saja. Kamu benar - benar jalang" marah Robbi Rania terkejut dengan hinaan Robbi kepada dirinya.
"Aku kecewa" Robbi melihat kedalam kamar yang gelap tangannya mengepal ingin sekali dia membunuh laki - laki itu, tapi kekasihnya disini benar - benar murahan.
Pyaarrr.
Robbi menendang vas bunga yang didekatnya, lalu dia pergi meninggalkan Rania yang menangis.
"Robbi" panggil Rania, tapi Robbi tidak peduli.
Clarisa melipat tanganya kedada dengan tersenyum sinis, dia berhasil lalu dia menyusul Robbi.
"Robbi, dengarkan aku dulu hiks hiks hiks"
(MAAF KALAU ADA KATA - KATA YANG SALAH. MASIH BANYAK BELAJAR, DIKOREKSI YA🙏)
Plak.
Satu tamparan keras dipipi Rania, ayahnya sangat marah besar setelah tau putrinya melakukan sesuatu hal yang menjijikan. Rania tidak bisa mengelak, karena semuanya memang benar itu kesalahannya.
"Apa kamu mau jadi wanita murahan hah" hardiknya. Rania hanya bisa menangis ayahnya melontarkan kata yang membuatnya sakit, tapi dia tidak bisa berbuat apa - apa. Wajar kalau ayahnya menyebutnya dengan sebutan kata kasar seperti itu.
"Maafkan Nia ayah" ucap Rania pelan. Yang bisa dia lakukan hanyalah dengan minta maaf saat ini.
"PERGI DARI SINI, aku tidak mau melihatmu lagi" emosi ayahnya, dia kecewa putrinya tidak bisa menjaga kesuciannya, kehormatan yang seharusnya dijaga diberikan begitu saja kesembarang laki - laki, bukan pada suaminya nanti.
"Ayah" panggil Rania, dia berharap ayahnya mendengarkannya tapi ayahnya sudah terlanjur kecewa.
Lisa ibu tirinya berpura - pura menenangkan suaminya, tapi dalam hati dia senang sekali. Sedangkan Clarisa diam hanya melihat Rania diusir, dia pura - pura tidak mengerti.
"Sekarang kamu bukan anakku lagi, aku tidak punya anak seperti kamu, PERGIII" usir Irwan tangan sambil menunjuk keluar. Setelah menyuruh Rania pergi dia masuk kedalam kamar.
Dengan terpaksa Rania pergi dari rumah meninggalkan rumah kenangan dia bersama ibunya dulu. Sebelum dia pergi meninggalkan rumah dia mengambil barang - barang yang dia butuhkan.
Seperti pribahasa sekali tepuk dua nyamuk mati, rencana Lisa sama Clarisa untuk menghancurkan Rania telah berhasil. Tanpa sepengetahuan Rania Clarisa mencampur obat perangsang kedalam minuman Rania, dia yang mengirim pesan Rania dari hand pond Robbi untuk datang ke Villa sebelah yang sudah disiapkan untuknya. Dia membayar orang yang tidak dia kenal disebuah diskotik untuk mencarikan orang yang bisa meniduri saudara tirinya.
Irwan duduk termenung dengan mata berkaca, gagal dia telah gagal membesarkan anaknya. Dia tidak bisa menempati janjinya kepada almarhumah istrinya yang pertama. Dia janji akan menjaga, merawat dan membesarkannya dengan baik tapi apa kenyataannya dia tidak bisa.
Sebenarnya dia tidak tega mengusir anaknya sendiri tapi Rania sudah mengecewakannya, sudah membuat kesalahan yang sangat fatal, sudah membuat malu keluarga, biar dia bisa belajar untuk memperbaiki kesalahannya.
Lisa datang "Sudahlah yah, jangan sedih lagi, biarkan saja dia dulu belajar dari kesalahannya dia harus introspeksi diri kalau dia melakukan kesalahan" Lisa mengusap lengan suaminya, dia berpura - pura menangkannya agar dapat perhatian.
"Lebih baik ayah istirahat, jaga kesehatan ayah. Rania sudah besar dia bisa jaga diri disana" tangannya sambil meraba dada Irwan, dia mencoba merayu untuk mengalihkan perhatian dari suaminya, agar sudah tidak memikirkan Rania lagi.
Irwan menatap istrinya, lalu dia tersenyum. Lisa pandai sekali merayu dia selalu bisa membuatnya tenang bila dia sedang marah. Makanya Irwan sangat mencintainya.
"Terimakasih, kamu selalu ada untukku" ucap Irwan, Lisa mengangguk.
*
Reno baru pulang dimalam hari dari main bersama teman - temannya dia mencari kakaknya Rania dikamarnya tidak ada. Dari tadi perasaan tidak enak, ternyata benar kakaknya ada masalah.
"Dimana kak Nia bu, yah?" tanya Reno. Semua diam tidak ada yang menjawab.
"Kak Risa, dimana kak Nia?" tanyanya lagi karena tidak ada yang mau menjawab.
"Ngapain tanya aku" jawab Clarisa, dia pura - pura sibuk dengan ponselnya.
"Kamu tu pulang - pulang bukanya nyariin ibu atau ayah, kamu malah mencari kakakmu Nia" kesal Lisa. Anak laki - lakinya ini lebih perhatian kepada Rania ketimbang Clarisa.
"Dimana kak Nia?" tanyanya ulang karena belum mendapat jawaban.
"Dia sudah nggak tinggal disini, dia diusir sama ayah" jawab Clarisa.
"Apa, kenapa...?"
Brak.
"Sudah jangan tanya - tanya dan jangan lagi mencari kakakmu itu lagi dia sudah bukan keluarga ini lagi" marah Irwan, Reno diam ayahnya marah, sebenarnya kenapa dengan kakaknya Nia sehingga ayahnya sampai marah besar begitu sudah tidak menganggap lagi sebagai anaknya. Dia penasaran ada apa dengan kakaknya. Nanti dia akan cari tau sendiri.
***
Disebuah club malam, lampu gemerlap, dentuman musik yang memekikkan telinga, pria wanita berlenggak lenggok mengikuti alunan musik. Ada seorang remaja duduk bersama kedua temannya sedang menikmati rokoknya dan segelas alkohol.
"Gimana?" tanya salah satu temannya. Yang ditanya belum menjawab masih asik dengan puntung rokoknya.
"Yeee ni anak, Gimana?" tanyanya ulang. Remaja itu meniupkan asapnya.
"Gila lu, emang lu kasih berapa banyak?" tanya remaja itu.
"Cuma dikit" jawabnya sambil cengar cengir, cuma sedikit? Tapi kok bisa membuatnya benar - benar tidak terkendali.
"Ck"
Remaja itu menerima tantangan konyol dari teman - temanya, dimana dia harus meminum obat perangsang, kalau hanya obat seperti itu nggak akan mempan ditubuhnya, remehnya. Tapi kenyataanya dia dibuat tidak bisa menahan gairahnya, karena reaksi dari obat itu.
"Tapi lu menikmatinya kan?" goda temanya yang satunya lagi, remaja itu hanya melihat temanya sesaat, dia memang menikmati apa yang dia lakukan pada malam itu bersama wanita yang tidak dia kenal sama sekali, tapi dia tidak peduli itu. Kedua temannya terbahak.
Pagi ini Rania datang kemakam ibunya, dia duduk sendirian dia teringat masa kecilnya dulu bersama sang ibu. Setelah menaburkan bunga dan berdo'a dia menangis sesegukan, dia merasa bersalah dia mengecewakan ibunya. Tapi hanya disinilah dia bisa mencurahkan isi hatinya.
"Maafkan Nia bu, Nia sudah mengecewakan ibu. Sekarang Nia sudah tidak punya siapa - siapa lagi, ayah sudah mengusir Nia, ayah tidak mau lagi punya anak seperti Nia. Nia kotor bu" tangisnya.
"Maafkan semua kesalahan Nia bu, maaf Nia bu" Rania masih menangis.
Sudah 30 menit lebih dia berada disana, dia tidak boleh berlarut - larut dalam kesedihan, jalannya masih panjang dia harus bisa menghadapi apa yang terjadi nanti, dia harus semangat. Hari ini dia akan berangkat bekerja seperti biasa seperti tidak terjadi apa - apa. Setelah pulang dari kerja dia akan mencari kontrakan.
Ya dengan bekerja dia bisa melupakan apa yang terjadi. Kalau dia mengingat adegan panasnya dengan orang yang tidak dia kenal sama sekali, dia masih saja tidak habis pikir mengapa dia bisa membiarkan seorang laki - laki menjamah tubuhnya. Selama berpacaran dengan Robbi saja dia tidak pernah aneh - aneh, berpegangan tangan saja jarang, karena Robbi memang menjaga Rania dengan baik dia ingin menyentuh Rania kalau sudah sah menjadi miliknya nanti.
Setelah Rania selesai mengantar makanan pesanan dari pengunjung dia berjalan kembali kebelakang, dia berpapasan dengan Robbi yang akan masuk kedalam ruangannya. Tapi Robbi tidak menyapanya, jangankan menyapa melihat saja dia tidak.
Restoran tempat Rania berkerja adalah milik Robbi. Mereka menjalin hubungan sudah dua tahun, Robbi jatuh cinta sama Rania sejak pertama kali mereka bertemu. Rania merasa tidak enak berpacaran dengan bosnya sendiri. Tapi Robbi menyakinkan Rania bahwa dia bersungguh - sungguh dan tulus mencintainya, sebenarnya Robbi berencana akan melamarnya, ternyata kekasih yang dia cintainya telah menghianatinya.
Tok tok tok.
Robbi menoleh melihat siapa yang mengetok pintu, setelah tau Rania berdiri didepan pintu dia hanya berdehem saja.
"Boleh aku masuk?" tanya Rania hati - hati.
"Ada apa?" tanya dingin Robbi, dia enggan melihatnya, bila dia membayangkan kekasihnya bercumbu dengan pria lain.
"Aku tau pasti kamu merasa jijik melihatku. Tapi aku benar - benar minta maaf" ucap Rania.
"Tidak perlu minta maaf" kata Robbi sambil menyerahkan amplop coklat. Rania melihat amplop itu, apa itu pikirnya.
"Maksudnya?" tanya Rania, tanpa basa - basi Robbi berkata.
"Hari ini kamu sudah tidak kerja disini lagi" Rania terkejut.
"A a apa, apa kamu memecatku?" tanya Rania.
"Iya" jawab Robbi singkat.
"Robbi kamu boleh marah sama aku, tapi aku mohon jangan pecat aku" mohon Rania, memang sekarang Robbi masih marah, dia berharap nanti Robbi akan memaafkannya kalau dia masih kerja ditempat ini.
"Apakah aku harus selalu melihat orang yang menghianatiku? Tidak, aku tidak mau melihatmu lagi, karena bayangan - bayangan penghianatanmu selalu membayangiku" kata Robbi.
"Ta ta tapi..."
"Kita sudah tidak ada hubungan apa - apa lagi, hubungan pacaran maupun pekerjaan" Robbi kembali memajukan amplop tadi yang berisi uang pesangon agar Rania mau mengambilnya, Rania menangis Robbi benar - benar sudah tidak mau melihatnya lagi.
"Baik. Terimakasih kamu sudah menemaniku selama dua tahun ini. Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Aku pergi" setelah mengatakan itu dia beranjak tapi dia balik badan lagi untuk mengambil amplop dari Robbi. Dia masih butuh uang itu untuk kebutuhannya.
Sebenarnya Robbi tidak tega dia masih cinta, dia tidak mau masalah hati disangkut pautkan dengan pekerjaan tapi dia sudah terlanjur sakit hati.
***
Disinilah Rania sekarang didalam bus, lebih baik dia meninggalkan kota ini saja, semua orang sudah tidak membutuhkannya lagi. Percuma bila dia harus tinggal dikota ini. Dia sudah cukup diperlakukan tidak adil oleh ibu tirinya, ibu tirinya selalu membuatnya salah dimata ayahnya. Apa lagi clarisa sama saja tidak beda jauh seperti ibunya, dia dari dulu sudah menyukai Robbi, mungkin ini kesempatannya untuk dekat dengan Robbi, dia harus iklas menerima kenyataan.
Reno adiknya yang masih menganggap dia sebagai kakak terbaiknya, walau beda ibu dia menyanyagi Rania, dia pun sama menyayangi Reno. Tapi kalau Reno tau kakaknya melakukan perbuatan dosa apakah masih menyayanginya atau dia juga akan jijik melihat kakaknya dan pasti Reno akan sangat kecewa padanya.
Ya sekarang dia harus memulai hidup baru tanpa orang - orang yang dia sayangi. Dia ingin minta bantuan keteman - temanya tapi temannya hanya teman biasa tidak ada yang dekat dengannya seperti Mia teman terbaiknya tapi Mia semenjak lulus SMA dia kuliah kejakarta.
Pernah sekali Mia kembali kebandung untuk liburan sekaligus menemui Rania, tapi sampai sekarang belum bertemu lagi mungkin Mia sedang sibuk. Dia berharap kedepanya bisa jauh lebih baik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!