NovelToon NovelToon

Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

Mimpi Archer

Seorang pria muda tengah bergelut dengan mimpi buruk yang menemaninya selama bertahun-tahun, sekujur tubuhnya bergetar bahkan peluh membasahi tubuhnya.

"Archer kau hanya seorang pria lumpuh, sadar dirilah, kau yang sudah menyebabkan kecelakaan besar itu terjadi!!"

"apa!? Menjadi pewaris katamu!?"

" apa kau layak hah!?"

" gara gara kau adikku mati, dasar bajingan!!"

" kenapa tidak kau saja yang mati waktu itu kak!!!"

" aku tidak akan jadi anak yatim piatu di usia ini!!!" teriakan demi teriakan, hinaan demi hinaan menyerang telinga seorang Archer Bima Carat, putra tertua dan sekaligus menjadi pewaris Grup Carat yang kaya raya.

Archer meringkuk di atas kasurnya, menatap puluhan wajah yang terus menghina dan menyudutkan nya. Kepalanya berdengung, tubuhnya bergetar hebat, dia menangis dalam ketakutan.

Tiba-tiba dia berada di dalam mobil, sedang mengemudikan mobil dengan kedua orangtuanya sebagai penumpang.

" Archer kita berhenti dulu nak, Mama lapar nih, mau beli makan!" ucap Nyonya Amira.

" Nggak mau Ma kita harus cepat sebelum pameran itu tutup!" ucap Archer dengan Dengan nada memaksa.

" Tapi nak, kita kan bisa memesannya saja, jangan memaksakan dirimu seperti ini!" ucap tuan George menasehati putranya yang keras kepala dan suka berbuat semaunya.

" SUDAH KUBILANG TIDAK YA TIDAK!!" pekik Archer dengan begitu kasar.

Dia sama sekali tidak bisa diatur, baginya hidup adalah bersenang-senang, bekerja dan berusaha adalah urusan belakangan.

Sejak kecil dilahirkan di keluarga kaya raya, Archer tumbuh menjadi pribadi yang sombong dan tidak bisa dinasehati. Sebagai pewaris grup Carat dia selalu berbuat seenaknya dan menindas orang lain dengan kekuasaannya.

Archer mengemudi dengan kecepatan tinggi, tidak sabar rasanya dia ingin segera menghadiri pameran lukisan pelukis terkenal itu.

" Archer turunkan kecepatan mu!" hardik tuan George yang mulai panik karena kecepatan mengemudi Archer yang di luar batas.

" Tenang saja pa... Archer ini hebat!!" ucapnya dengan tawa bangga. Usianya masih 18 tahun saat itu.

Mengemudi dengan ugal-ugalan hanya untuk mengejar barang kesukaannya.

" Archer pelan-pelan nak!" pekik nyonya Amira yang mulai ketakutan. Mobil mereka bergerak ke sana kemari, melesat dengan kecepatan tinggi, hingga tiba-tiba Archer kehilangan fokusnya dan...

Brakkk!!!!!!!

Archer menabrak sebuah truk besar dan...

Bammm!!! Pranggg!!!

" Archer!!!!!" pekik kedua orangtua pria itu histeris.

" Pa... Ma tidaakkk!!!!!" teriakan ketakutan menggelegar di bawah guyuran gerimis panas hari itu.

Archer terlempar keluar dari dalam mobil, kedua kakinya patah akibat kecelakaan itu.

" Tidakk... uhukk... Arrkhhhh... tol-tolong!!!" pekik Archer sambil menangis histeris. Kedua matanya mencari keberadaan ayah dan ibunya, dia menggeser tubuhnya yang sudah remuk penuh luka mendekati mobil.

Dilihatnya ayah dan ibunya sudah mati mengenaskan bersimbah darah dalam kondisi berpelukan.

Archer hancur, dia ingin mendekat tetapi tiba-tiba...

Duarrr!!!!!

Mobil yang mereka tumpangi meledak dan hancur begitu saja dilalap si jago merah.

"Kau pembunuh!!! Kau membunuh ibuku!!!"

" arrkhhhh kembalikan Papa dan Mamaku sialan!!" seorang gadis seusianya menangis histeris sambil mencekik leher Archer.

Tiba-tiba seluruh keluarganya berkumpul mengelilinginya, paman, kakek, nenek, Tante dan semua orang yang dia kenal mengikatnya dengan tali, menjerat tubuhnya dengan sangat kuat.

" Kau pembunuh!!"

" Sialan mati saja kau!!"

" Kau tidak pantas hidup, harusnya kau yang mati saat itu!!" semua orang berteriak padanya, menghujatnya dan menghujaninya dengan cibiran mengerikan.

" Aku yang salah... Ti-tidak... Hiks hiks hiks... papa... Mama... ampuni aku... Aku yang salah, harusnya aku yang mati... Maafkan aku..." Archer menjerit dengan tangisan mengerikan.

Dicengkeramnya kepalanya sendiri, dipukulinya wajahnya sendiri sampai lebam dan berdarah.

Dadanya terasa sangat sesak, hatinya terasa hancur berkeping-keping . Ayah dan Ibunya meninggal dunia karena sifatnya yang keras kepala dan bodoh.

" Pa... Ma... Bangun!!! Kembalilah?! Kembali padaku!!!" pekik Archer histeris.

" kak.. Kakak... Kakak bangun kak!!" suara teriakan seorang gadis muda terdengar di telinga pria itu.

" Tidaakkk... Pa... Maa!!!"

" hahh... Hahhh... Hahhh..." nafas Archer sampai ngos-ngosan, dia tersadar dari lamunan yang membuatnya tenggelam dalam kegelisahan.

Tubuhnya dipenuhi dengan peluh, tangannya gemetaran, kepalanya pusing dan pikirannya kacau. Dia melemparkan tatapannya menyapu seisi ruangan kamar itu, di dekatnya ada seorang gadis muda yang wajahnya sangat mirip dengannya.

" Kak... Hiks hiks hiks... Kak kau baik-baik saja?" ucap gadis itu sambil menangis. Dipeluknya Archer dengan erat seraya mengusap punggung saudara kembarnya itu.

Debora Selena Carat, dia adalah Adik Archer, anak dari mendiang pasangan pemimpin grup Carat. Usianya terpaut empat tahun.

Tujuh tahun sejak kecelakaan itu terjadi, tidak ada satu hari pun dilalui Archer dengan tenang. Sudah selama sepuluh tahun dia tidak bisa tidur dengan baik, mengalami gangguan halusinasi yang parah dan terjebak dalam kelumpuhan di kedua kakinya.

" Pergi!" teriak Archer dengan tajam dan kasar, dia sampai mendorong adiknya karena jijik pada dirinya sendiri.

" Jangan dekat-dekat denganku Debora, aku hanya mahluk sialan yang akan membuat celaka dirimu!" pekik Archer.

" Pergi sana!" teriaknya lagi sambil mencengkram kepalanya. Memori kelam itu berputar di kepalanya, membuat Debora semakin hancur hati dengan sifat kakaknya.

" Di mana Frans, panggilkan Frans, di mana dia letakkan obatku!!" pekiknya sambil gemetar.

Archer membolak balik selimutnya, mengobrak-abrik laci meja di sisi tempat tidurnya dan menghancurkan apa saja yang dia lihat.

" Mana obatku!! Franss!!!" pekiknya lagi seperti orang kesetanan.

Kepalanya dipenuhi dengan ingatan mengerikan yang ingin dia hancurkan sampai berkeping-keping.

"Arrkhhh.... Pergi!! Pergi kalian!!" pekiknya seperti orang kesetanan.

" Kak berhenti kak!" Debora menangis sesenggukan melihat perbuatan kakaknya yang kacau dan mengerikan.

Tetapi Archer sama sekali tidak mendengar ucapan adiknya, dia malah semakin menggila. Menggeser tubuhnya ke sana kemari dengan wajah panik seperti dikejar-kejar oleh pencuri.

" Archer takut Ma... Pa... Pulang sekarang.. Kumohon.... Pulang!!!" dia tiba-tiba menangis histeris seperti anak kecil. Meringkuk ketakutan sambil memeluk bantal gulingnya.

" awrrkhhhh.... Pulang... Pulang sekarang!!!" Pria itu menangis seperti bayi.

" Ka.. kakak...semuanya baik-baik saja... Tenanglah kak..." ucap Debora yang mencoba mendekati kakaknya perlahan.

Tiba-tiba tatapan Archer menjadi tajam," pergi!!" pekik Archer, dia menggeser tubuhnya dengan kasar hingga tidak memperhatikan bibir tempat tidur dan akhirnya...

Brukk!!!

Pria itu terjatuh ke atas lantai.

Debora ingin mendekatinya tetapi Archer malah semakin menggila seperti orang kesurupan. Gadis itu menangis ketakutan sambil terduduk di atas lantai. Setiap bulan dia akan menghadapi kejadian ini, di mana kakaknya menghukum dirinya sendiri atas apa yang terjadi di masa lalu.

Debora tak bisa membendung rasa takut dan sedihnya, hanya dia dan kakaknya yang tersisa dari keluarganya, dia tidak ingin kehilangan kakaknya lagi.

Di saat yang sama, seorang pria tinggi berkacamata berlari dengan wajah panik sambil membawa alat medis.

" Amankan nona Debora!" titahnya pada para pelayan.

" Nona ayo keluar, ikut saya," ucap pelayan sambil merangkul gadis itu.

Setelah Debora diamankan, Frans menutup pintu kamar itu dengan rapat, merahasiakan apa yang dia lakukan dari orang lain. Dia menatap tajam ke arah barisan para pelayan yang melayani Archer," Bajingan mana yang membayar mu sampai membuat Archer seperti ini Keparat!" umpatnya di dalam hati.

Dia tahu, ada yang aneh dengan kondisi Archer, tidak mungkin Archer kambuh jika tak ada pemicunya.

Pelaku

Frans mendekati pria itu dengan berhati-hati, berharap tidak sampai membuat Archer kembali panik.

"Pergi... Pergi dari sini... Hahahah.... Hahahahha.... Papa Mama... Aku dapat lukisannya... Hahahhaha...." Archer berubah-ubah, seolah ada puluhan roh yang bersemayam di tubuhnya. Semua ini terjadi karena gangguan mental yang dia alami.

Tekanan batin dan rasa bersalah yang besar membuatnya hancur dan menghukum dirinya sendiri.

" Sudah cukup Keparat!!" Frans mengamuk, ditariknya kerah baju pria itu dan...

Bughh!!

Dilayangkannya satu pukulan telak ke wajah Archer. Tapi sayang Archer tak kunjung kembali ke dirinya yang sebenarnya.

Jika dia berada dalam keadaan normal, Archer dikenal sebagai pemimpin yang tegas, berdarah dingin dan mengerikan. Dia pria yang paling dijauhi oleh saingan bisnisnya sendiri. Prestasi Grup Carat saat ini dan perkembangan pesatnya berasal dari hasil kerja keras Archer.

Tetapi saat kesadarannya menghilang, dia akan berubah menjadi pria yang bodoh, terlihat jelas kalau suasana hatinya dipengaruhi berbagai hal.

Saat waktu kambuhnya tiba, semua orang akan membuang segala pemicu yang menimbulkan kelainan mental itu terjadi. Rumah harus rapi, semua barang harus diposisikan pada tempatnya, seperti kelainan OCD, Archer tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan atau berceceran.

Frans mengusap kasar wajahnya, sudah sepuluh tahun dia menjadi dokter pribadi sahabat nya itu, dan selama itu juga dia berusaha keras mencari cara untuk menyembuhkan Archer.

Tetapi sayang, sampai detik ini tak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang berasal dari hati.

Dengan terpaksa, Archer lagi dan lagi harus menerima suntikan penenang di tubuhnya. Sudah ribuan jarum yang tertusuk di tubuhnya dan sebanyak itu juga Archer mengalami pasang surut dalam kesehatannya.

Frans menghela nafas berat, ditatapnya wajah Archer yang perlahan menjadi tenang dan terlelap di bawah pengaruh obat tidur. Diangkatnya tubuh pria itu ke atas kasur dan dibaringkannya dengan benar.

Wajah sedih Frans sangat terlihat jelas, dia begitu mengasihani sahabatnya yang menjadi gila sejak kecelakaan itu.

" Apa sebenarnya yang terjadi di hari itu Archer? Kenapa sampai detik ini kau tidak menceritakan apapun pada kami!" ucap Frans.

Dia yakin, kecelakaan itu terjadi bukan karena kesalahan Archer, tetapi semua itu hanya menjadi pendapat semata tanpa bukti yang kuat. Sebab rekaman dasboard kecelakaan waktu itu lenyap bahkan ponsel, laptop dan semua alat komunikasi orangtua Archer dan Archer sendiri hilang secara misterius.

Frans dan teman-temannya sudah berjuang mencaritahu apa yang sebenarnya tejadi pada hari kecelakaan. Tetapi hasilnya nihil, kejanggalan besar ditemukan, tetapi tidak ada petunjuk.

Pria itu melangkah keluar setelah memastikan Archer tertidur dengan tenang. Pria itu akan tidur selama 24 jam penuh setelah mendapatkan suntikan.

Dengan wajah penuh amarah, Frans keluar dari kamar Archer. Tatapannya tajam dan auranya mengerikan.

" Bagaimana keadaannya!? " Seorang pria lain mendekati Frans seraya menatap kamar Archer.

Pria tampan berambut merah tua dengan kemeja bunga-bunga itu baru saja datang dari pantai setelah mendengar sahabatnya kambuh. Dia adalah Bagas Arya Wiguna, yang bekerja sebagai seorang pengusaha Laundry.

"Sudah tidur," Balas Frans dengan nada dingin. Frans sama mengerikannya dengan Archer jika sudah mengamuk.

Bagas mengerti, pasti ada sesuatu yang salah dengan para pelayan yang melayani Archer sampai kambuhnya penyakit Archer di luar jadwal biasanya.

Hari ini Archer kambuh lebih cepat tiga hari dari tanggal seharusnya, pasti ada pemicunya dan penyebabnya salah satu dari pelayan yang menjaga Archer.

" Kumpulkan semua pelayan!" titah Frans dengan suara lantang.

deghh!!

Wajah pucat pasi para pelayan langsung menghiasi kediaman itu. Suasana seketika menjadi hening bagai kuburan angker.

Dari situasinya, ini bukan kejadian pertama Archer kambuh akibat kelalaian pelayan.

Puluhan pelayan berbaris di ruangan paling luas dalam kediaman raksasa itu. Di hadapan mereka ada Frans yang berdiri menatap mereka dengan tatapan penuh kemarahan. Seperti raja hutan yang siap memangsa buruan, Frans menatap mereka dengan tajam.

Bulu kuduk mereka merinding, bahkan tubuh mereka sampai bergetar begitu hebat hanya karena intimidasi dari tatapan mematikan pria itu.

" Katakan siapa pelakunya!" teriaknya dengan lantang sambil mencengkram tongkat besi yang biasa dia pakai.

" Katakan siapa pelakunya!!" pekiknya lagi begitu keras. Semua orang bergetar hebat, tubuh mereka lemas seolah akan segera rontok ke atas tanah.

" Tu-Tuan... Kami sudah melakukan semua perintah anda, sepertinya tuan muda kambuh karena sudah waktunya," ucap salah satu pelayan dengan wajah gugup.

" AKU TANYA SIAPA PELAKUNYA BUKAN ALASAN TIDAK JELAS ITU BODOH!!" bentak Frans sampa telinga mereka berdengung.

"Baiklah jika tidak ada yang mengaku, akan ku cari dengan tanganku sendiri, jangan salahkan aku saat kau ku temukan, tanganmu akan patah saat itu juga!" ucap Frans.

Dia mulai melangkah perlahan melewati setiap pelayan baik perempuan maupun laki-laki. Melewati mereka dengan tatapan penuh kebencian.

Padahal mereka diberi bayaran yang sangat tinggi agar bisa berkerja dengan profesional, tetapi dalam satu hari semua menjadi kacau.

Frans bukan tidak tahu, tetapi dia hanya sedang menguji mau sampai kapan tikus bodoh itu bersembunyi dari mereka.

Tak... Tak... Tak...

Langkah kaki diiringi hentakan tongkat yang membentur lantai itu membuat semuanya menegang.

Rasa gugup dan cemas juga tekanan batin membuat mereka memilih mati daripada harus menghadapi kemarahan mengerikan ini.

Sejak kontrak disetujui, mereka sudah dipersiapkan untuk melayani Archer saat masa kambuhnya akan tiba, tetapi hari ini kesalahan besar terjadi, dan pemicunya dilakukan oleh salah satu pelayan itu.

Frans menatap nyalang ke sembarang arah, dia bisa menyaksikan wajah yang dipenuhi rasa takut itu, juga tubuh yang bergetar hebat itu. Bibir Frans tersenyum tipis, " kena kau!" batinnya.

Dia berjalan mendekati seorang pelayan perempuan yang terlihat sangat gugup dan ketakutan bukan main. Perempuan itu memilin pakaiannya dan melirik Frans berkali-kali.

Frans berdiri di dekatnya lalu membungkuk, belum dia mengucapkan sepatah kata tiba-tiba...

Brukk!!

" tu-tuan ampuni saya, saya melakukan kesalahan besar, saya tidak menggunakan gelas yang biasa di pakai tuan muda, saya pikir tadinya tidak masalah, saya tidak tahu kalau akibatnya akan jadi separah ini," ucap perempuan itu sambil menangis memohon ampun di dekat kaki Frans.

Frans menegakkan tubuhnya sambil melirik pelayan perempuan itu dari ekor matanya, " ketahuan!" ucapnya sambil tersenyum simpul.

" Ampun tuan saya yang salah, saya yang teledor!!" teriak gadis itu sambil menangis sesenggukan karena rasa takut yang dialaminya.

Tetapi Frans tidak lagi meliriknya, dia kembali membungkukkan tubuhnya, matanya tertuju pada perempuan itu tetapi telinganya mendengar gumam lain.

" Hah... Aku tidak ketahuan!" gumam seseorang di dekat Frans. Wajahnya terlihat tenang, tatapannya tajam dan lurus, dia bahkan tidak sadar kalau Frans mendengar isi kepalanya dengan jelas.

Dengan senyuman mengerikan, tatapan tajam Frans tertuju pada gadis di samping tubuhnya itu, " hihihihi.... akhirnya kau ketahuan juga!" ucap Frans sambil tertawa dengan suara mengerikan.

Deghh!!!

Seorang gadis pelayan berambut pendek, tersentak kaget dengan wajah pucat pasi saat melihat senyuman mengerikan itu.

" Arrkhhhhh!!!" pekiknya histeris begitu kedua matanya bertatapan dengan mata Frans yang tepat di depan wajahnya.

" Tangkap jalang sialan ini!!" pekik Frans pada para penjaganya.

" Titititittdaakkk.. Tidak mungkin bukan aku, bukannya dia sudah mengaku, ini kesalahannya!!" pekik perempuan itu sambil meronta-ronta ketakutan.

Tiba-tiba gadis pelayan tadi berdiri dan tersenyum miring ke arah pelayan itu," Cilukba! Hahahahha" gadis itu tertawa.

"Kau ketahuan, jalang!" umpatnya sambil tersenyum jahat menatap pelayan bodoh yang membuat penyakit Archer kambuh sebelum waktunya.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi?

Bab 3

^^^Orang-orang yang serakah menempatkan dirinya di tepi jurang kematian, yang sekali angin berhembus akan membuatnya jatuh dan terhanyut dalam jurang penuh sesak itu!^^^

^^^-Ners Bianca Chopper -^^^

Kejadian beberapa jam yang lalu,

Fina, seorang pelayan baru yang dikirim oleh seseorang untuk melakukan sebuah misi yakni merekam kegilaan David sang pewaris lumpuh grup Carat.

Perusahaan Carat Seraphim adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi kertas. Mereka dikenal dengan kualitas kertas yang diproduksi sekalipun produk itu berada di daftar paling bawah dan paling murah.

Selain bisnis produksi kertas, perusahaan juga bergerak di bidang percetakan dan penerbitan buku, sudah jutaan jumlah buku best seller yang diproduksi oleh perusahaan ini.

Tak ayal, karena prestasinya yang diperoleh di bawah tangan Presdir lumpuh, banyak lawan bisnis yang kerap kali mencoba menjatuhkan perusahaan dengan melakukan berbagai cara kotor.

Salah satunya adalah kejadian pagi ini.

David masih normal sebagaimana biasanya, dia melakukan aktivitas di dalam rumah mengingat waktu kambuh penyakitnya akan tiba beberapa hari lagi.

Pria itu membersihkan tubuhnya sendiri, meski kesulitan karena kedua kakinya lumpuh, dia dapat melakukannya dengan benar atas batuan fasilitas yang sudah disesuaikan dengan kebutuhannya.

" Pelayan!" teriak David saat melihat tidak ada pakaian baru di atas kasurnya, padahal dia sudah meminta pelayan menyiapkan pakaiannya.

Seorang pelayan berlari, dia adalah Fina, pelayan yang mengurus pakaian David.

" Sebentar tuan, saya sedang membawakan pakaian anda!" balasnya sambil berlari dengan pakaian yang terlihat aneh. Padahal sebelumnya dia tidak pernah bertingkah seperti itu.

Fina sengaja membuka kancing pakaiannya sampai menunjukkan dada atasnya yang sintal. Rambutnya digerai dan dia memakai lipstik merah merona yang menjijikkan untuk menggoda pria itu.

" Ahhh... Maaf tuan saya terlambat!" ucapnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada David.

Mata David terbelalak, dia paling anti dengan sifat murahan seperti ini. Tapi kenapa pelayan yang sudah bekerja tiga bulan di tempatnya itu malah melakukan hal busuk ini?

" Apa apaan kau!!" pekik David yang seketika itu juga dilahap kemarahan.

Tetapi Fina tidak takut dia malah tersenyum simpul di dalam hatinya dan tanpa basa basi memeluk David yang saat itu hanya memakai handuk mandi.

" Pergi kau sialan, mau apa kau dasar jalang sialan!!" pekik David.

" heheheh... teruslah berteriak David, hari ini aku akan membuatmu mengerti apa itu nikmat dunia!" bisiknya sambil mengambil foto dirinya sedang memeluk David.

" Sialan!!" geram pria itu, tanpa basa-basi dia mendorong tubuh Fina dengan kasar sampai kepala perempuan itu tersentak ke atas lantai.

" Sialan, dasar pria lumpuh pembawa sial!" pekik Fina mengeluh. Dia memasang kamera ponselnya dan mulai merekam aksi gilanya.

"Demi bayaran tinggi itu, aku akan melakukan hal ini sekalipun memalukan!" batinnya.

Dia dibayar dengan harga tinggi untuk merekam video gila yang menampakkan wajah David Pemimpin perusahaan Carat.

"Tuan, anda itu lumpuh, anda yang membunuh orang tua anda, dan semua orang tahu itu!"

" Jadi, bersyukur lah ada perempuan normal yang mau pada seorang pembunuh!" ucapnya sambil merayu David dengan memamerkan kemolekan tubuhnya.

Plakkk!!!

" Pergi kau!!!! Menjauh!!!!" pekik David yang seketika itu kehilangan kewarasannya. Dia memukul wajah Fina dan membuat perempuan itu terhuyung ke belakang.

Tetapi sialnya, penyakit mental nya yang dipicu oleh tekanan dan perbuatan tak senonoh kembali menyerangnya.

"Pembunuh!!"

"Kau pembunuh!!!"

" Kau yang membunuh orangtuamu!!" suara-suara itu memenuhi kepala David, membuatnya menggila dan mengalami tekanan luar biasa sampai akhirnya pria itu lepas kendali.

David menjadi gila, dan kegilaannya direkam oleh Fina seperti yang diminta oleh orang yang membayarnya.

Fina tersenyum setelah mendapatkan video itu, lalu memasang topeng lagi di wajahnya.

" Tuan muda kambuh!!!" pekiknya sambil berlari ke luar kamar. Begitu pintu kamar dibuka terdengarlah suara teriakan dari kamar David yang membuat seisi kediaman menjadi panik.

Kejadian itulah yang memicu penyakit David kembali kambuh di waktu yang tidak seharusnya.

Kembali ke masa kini, Fina ketahuan oleh Frans yang ternyata diam-diam memasang kamera keamanan di kamar David. Tujuannya untuk melindungi David dari kejadian seperti ini.

Karena penyakitnya, banyak orang yang ingin menyerangnya dan menghancurkan hidupnya sampai berkeping-keping.

Perempuan pelayan yang berpura-pura menangis tadi sebenarnya bukanlah pelayan, melainkan perawat yang menjadi asisten Frans, tetapi dia baru kembali ke kediaman itu satu tahun yang lalu setelah belajar selama dua tahun di luar negeri dan menyamar sebagai pelayan. Itu sebabnya para pelayan baru itu tidak tahu kalau Bianca sudah lama bekerja di kediaman itu.

" Jadi mau diapakan pengacau ini Frans!?" Bianca mencengkram tangan kanan Fina sebegitu kuatnya sampai gadis bodoh itu memekik kesakitan. Dia menatap Frans dengan wajah bersiku-siku.

" Kapan hemmm!?? Aku ingin segera menggiling tangannya itu dan menghancurkannya sampai jadi bubur lalu kuberikan ke babi peliharaan ku!"

" Babi babiku pasti akan jadi gemuk setelah memakan dagingnya!" ucapnya dengan serius dan malah semakin memperkuat cengkraman nya di tangan Fina.

" Arrkhhhh... Saaakiiit!!!!" pekik Fina histeris sambil menangis sesenggukan. Para pelayan yang menyaksikan hal itu tak berani lagi mengangkat kepala mereka.

" Sakit hemmm!??" Kali ini Frans turun tangan, dia menjambak rambut perempuan itu dengan begitu kasar sampai kepala Fina ditarik ke belakang.

Mata Frans dan Fina bertemu satu sama lain," sekarang kau tahu rasa sakit!? Lalu kenapa kau tidak memikirkan rasa sakit kami hah!???"

" Beraninya kau merusak kesehatan mental sahabatku sialan!!!" pekik Frans yang semakin murka setelah melihat wajah menyebalkan perempuan itu.

" Dia yang cacat kenapa aku yang kalian salahkan, dia kan pembunuh!!!! Kalau sudah lumpuh jangan banyak maunya, kenapa kalian malah melindungi manusia ampas yang tidak berguna itu!!" pekik Fina dengan lantang sambil menangis kesakitan.

Sedikitpun tidak ada rasa sesal di hatinya setelah melakukan semua hal bodoh itu. Dia sudah siap dipecat, toh dirinya sudah mengirimkan video itu kepada orang yang memerintahkannya.

Mendengar ucapan Fina, kedua manusia sinting itu akhirnya naik pitam. Kekerasan memang tidak akan berguna bagi Fina, tetapi uang selalu punya posisi yang spesial.

" Hemmmm... Ampas ya!?" ucap Frans sambil tersenyum sinis ke wajah perempuan itu. Frans dan Bianca melepaskan tubuh Fina dan mendorongnya sampai terjerembab ke atas lantai.

Brukk!!!

" akrhhhh sakit!!! dasar sinting!!" pekik Fina histeris.

Frans tersenyum miring sedangkan Bianca malah mencuci tangannya dengan air yang dia siramkan ke kepala Fina," menjijikkan, barusan aku menyentuh mahluk menjijikan!" ucap Bianca dengan wajah jengkel.

"Fina Sumantri, anak kedua dari tiga bersaudara, pamit pada orangtua merantau ke kota besar tapi ternyata malah jadi ani-ani yang melayani kakek tua!" Frans membacakan informasi tentang Fina.

" Yanto dan Rahayu usianya 60 tahun, ayahnya punya penyakit serangan jantung, hemmm...." Frans berhenti sejenak seraya mengusap bawah dagunya.

" Bagaimana kalau kita menghubungi mereka dan katakan kalau putrinya menjadi pelacur di kota besar!" ucap Frans sambil berjongkok di depan Fina. Pria itu tertawa jahat seraya mengusap dagunya.

" Aku akan menanyakan langsung pada mereka hihihi...." ucap Frans dengan tatapan tajam menusuk yang membuat Fina bahkan semua yang ada di sana sampai memalingkan wajahnya.

Fina tersentak kaget setelah mendengar semua itu. Kenyataannya dia telah salah memilih lawan.

"Ti-tidak.. Apa yang mau kalian lakukan hah!? Apa kalian mau membunuh seorang penderita penyakit jantung!!!" pekik Fina yang dalam sepersekian detik menyesali semua perbuatannya.

" Sudah terlambat berengsek, sepertinya kau tidak akan pernah melihat cahaya lagi seumur hidupmu!" ucap Frans dengan tatapan keji bak monster yang tak kenal ampun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!