NovelToon NovelToon

Siburuk Rupa Simpanan Pria Kaya

Bab 1 ~ Perkenalan ~

Rania kembali ke rumahnya setelah dia mendapatkan semua bahan-bahan yang harus dia bawa ke warungnya.Dia hampir tidak bisa membawa barang belanjaannya,karena dia belanja lebih banyak hari ini karena nanti itu malam Minggu.

Tubuhnya yang gendut begitu kesulitan membawa semua barang belanjaannya tapi dia berusaha sekuat tenaganya.

" Makanya Rania sesekali kamu diet lah,lihat tubuhmu yang tidak berbentuk itu, pria mana yang mau sama kamu nanti,apa kamu mau tidak menikah sampai tua?" Teriak seorang wanita tua yang menjadi langganannya.

" Berisik sekali kamu orang tua,lebih baik kamu makan makanan enak setiap hari kerana aku lihat umur mu sudah tidak panjang lagi hahaha.

." Jawab Rania dengan lantang sambil tertawa keras

" Bug....Dasar anak kurang ajar tidak tau etika,lihat lah nanti aku akan menghajar mu, aku sudah berbaik hati menasehati mu." Wanita tua itu melempar Rania dengan botol aqua bekas yang kebetulan ada di dekat jualannya.

Rania menangkis lemparan sang nenek lalu dia berusaha berlari ke arah angkutan yang akan dia naiki menuju rumahnya.Rania akan sangat bahagia jika sedang di luar rumahnya dia akan meluapkan sejenak masalah yang selalu ada jika dia sedang di rumahnya.

Rania adalah gadis berumur dua puluh dua tahun.Dia memiliki paras yang jauh dari kata cantik serta tubuh jauh dari kata langsing dan hal itulah yang membuatnya selalu di bully sewaktu dia masih sekolah.

Keadaan dirinya yang jauh dari kata menarik membuatnya sulit mencari pekerjaan akhirnya dia memutuskan untuk jualan berbagai makanan,karena dia memiliki kelebihan pandai memasak.

Naasnya nasibnya bukan hannya orang-orang yang menghina nya bahkan kedua orang tuanya juga ikut-ikutan menghinanya dan selalu membandingkan dirinya dengan kakaknya yang memiliki paras dari kebalikan dirinya.

Kakaknya memiliki paras yang cantik,tubuh yang indah serta wajah yang mulus hingga banyak pria yang mendekatinya,hal itu membuat orang tuanya selalu menuruti apa pun yang diinginkan kakaknya.

" Rania ibu minta uang satu juta,ibu kehabisan uang,kakakmu di terima bekerja di perusahaan Sempurna, kamu tau kan perusahan itu, besok dia mulai bekerja jadi dia harus beli baju yang bagus serta peralatan make up yang bagus juga,aku tidak punya uang cepat berikan aku." Ucap ibunya saat dia baru saja masuk ke dalam rumahnya.

" Aku tidak punya uang." Jawab Rania ketus lalu dia berjalan ke arah dapurnya.

"Rania!!?? cepat berikan uangnya,aku akan membayarnya kalau kakak mu sudah gajian,sepertinya kamu iri kakak mu dapat pekerjaan bagus dan bergengsi,kamu harus sadar diri dong,kakak mu itu cantik,langsing bukan kayak kamu yang jelek dan gendut_

"Cukup ma,cukup aku tau Bintang cantik,mulus, langsing,aku tau dia segala-galanya tapi tolong dong ma hargai sedikit perasan ku,kenapa kalau masalah minta uang saja harus aku tapi mama selalu memuji Kak bintang setinggi langit,aku muak mulai hari ini aku tidak mau memberimu uang." Jawab Rania dengan nada tinggi.

" Rania kamu berani melawan ibu? Tunggu Rania berikan aku uangnya Rania kakak mu tidak punya baju untuk di pakai besok." Teriak ibunya.Dia berlari kecil mengejar Rania yang sudah menaiki ojek langgannya.

" Kurang ajar Rania,kenapa dia harus marah? Bukankah apa yang aku katakan benar semua kenapa dia harus marah,kurang ajar!! Kemana aku harus mencari uang." Maki ibunya lalu dia kembali ke rumahnya sambil mengomel.

Rania membuka warung kecilnya,dia meletakkan belanjaannya ke atas meja lalu menyusunnya ke dalam kulkas miliknya.

" Bintang....Bintang terus saja hannya bintang yang di puja,kalau memang dia anak yang paling mereka sayangi ya sudah mereka tidak usah meminta uang kepada ku,muak banget setiap hari taunya minta uang saja apa mereka pikir aku menghasilkan uang dengan mudah." Rania mengomel sejak dia sampai di warungnya,rasa kesalnya sudah sampai di ubun-ubun hingga akhirnya dia berani melawan ibunya.

Sejak kecil Rania sudah merasakan perbedaan kasih sayang orang tuanya,Mereka jauh lebih menyayangi kakaknya,Rania selalu saja iri saat orang tuanya menuruti semua keinginan kakaknya sementara dirinya selalu saja mendapat sisa-sisa dari kakaknya.

Dari mainan,makanan,tas sekolah dan juga aksesoris rambut semua diberikan kepadanya saat kakaknya sudah bosan hal membuat hubungan Rania dan kakaknya sejak kecil sangat tidak baik hingga sekarang mereka sudah dewasa hubungan mereka semakin tidak bagus apalagi kakaknya mewarisi sikap orang tuanya yang sombong.

" Rania..!! Selvi sahabat dekatnya mengagetkan dirinya yang sedang sibuk menyusun barang belanjaannya di kulkas.

" Apaan sih sel,lepaskan aku!!!"

"Kenapa wajahmu? Pasti kamu berantem lagi sama ibu dan kakak mu? kenapa mereka minta uang lagi kepada mu?" Tanya Selvi.

" Kamu ngapain kemari,please jangan ganggu aku,sekarang kamu kembali ke tempat mu,kamu mau jualan mu di curi orang? cepat pergi aku lagi pengen sendiri." Ucap Rania sembari mendorong Selvi keluar dari dalam warungnya.

Seperti biasa jika Rania sedang ada masalah dia akan menyibukkan dirinya dengan banyak pekerjaannya,sekalipun di memiliki tubuh yang gemuk dan besar tapi dia sangat lincah dan pandai memasak tidak heran dia memiliki banyak pelanggan setia.

*****

Sementara itu di sebuah rumah mewah,seorang pria baru saja sampai di rumahnya,setelah memarkir mobilnya di teras rumah miliknya Brian langsung masuk ke dalam rumah lalu di sambut pelayan yang sudah lama mengabdi di rumahnya.

" Ibu sudah kembali bi?" Tanya Brian seraya memberikan tasnya kepada pelayannya.

" Sudah pak,ibu sedang duduk di ruang tamu bersama temannya." Jawab Pelayan dengan sopan lalu dia pergi ke belakang meninggalkan Brian.

" Sayang kamu sudah kembali?"Tanya istrinya.Brian hannya diam saja,dia masuk ke dalam kamar sementara istrinya sama sekali tidak peduli dengannya,istrinya sibuk bersama temannya di ruang tamu.

Brian dan Viona sudah menikah lima tahun silam,dan sampai saat ini Viona belum juga hamil entah apa yang membuat Viona belum hamil padahal mereka sama-sama sehat dan mereka sudah berulang kali ke dokter untuk memeriksa kesehatan mereka dan keduanya tidak ada masalah.

Awal pernikahannya dengan Viona Brian sangat bangga memiliki istri secantik Viona,dia begitu puas dengan pujian yang dilontarkan pria-pria lain terhadapnya karena memiliki istri secantik Viona.

Lelaki mana yang tidak jatuh hati kepada Viona,selain tampangnya yang sangat cantik dia juga memiliki karir yang begitu sukses serta memiliki butik yang sangat terkenal di kota ini.

" Mas!! kenapa kamu diam saja saat aku menyapa mu tadi,aku malu tau di depan teman-teman aku?"

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Bab 2 ~ Layani aku ~

Brian masuk ke dalam kamarnya,dia langsung membuang tubuhnya ke atas ranjang empuk miliknya,dia menghela napas berat saat istrinya lagi-lagi sibuk dengan dunianya sendiri.

"Mas kamu kenapa mengabaikan aku tadi,aku malu di depan teman ku kamu bersikap dingin seperti itu." Ucap istrinya yang tiba-tiba sudah ada di dalam kamar mereka.

Brian langsung beranjak dari tempat tidurnya lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.Di membuka semua bajunya lalu merendam tubuhnya di dalam bathtub yang sudah di isi air penuh.

Entah kenapa semakin lama pernikahan mereka,hatinya semakin hari semakin kesepian,dia memang sangat mencintai istrinya bahkan dia sangat bangga memiliki wanita itu tapi entah hatinya seperti kosong dan tidak ada semangat untuk melanjutkan hidup.

Untuk melakukan hubungan suami istri pun dia sudah tidak ada nafsu,terkadang dia melakukannya itu semata-mata hannya ingin memuaskan istrinya.

" Sayang!!? Apa yang kamu lakukan di dalam aku masuk ya?" Panggil istrinya,tidak lama kemudian pintu kamar mandi sudah terbuka ternyata istrinya sudah tidak memakai baju hannya memakai dalaman saja.

Brian tersenyum kecil saat istrinya mulai menggodanya seperti biasa.Walaupun hatinya sudah tidak seperti dulu lagi dia akan selalu berusaha tampak bahagia di depan istrinya walau hatinya begitu tersiksa.

Selama hampir satu jam Brian dan Viona melakukan aktifitas mereka yang panas,hingga Viona tidak sanggup lagi,setelah puas dia langsung membersihkan diri lalu keluar dari kamar mandi.Viona tidak pernah melihat perubahan suaminya,dia merasa semuanya masih baik-baik saja dan suaminya tetap menjadikan dirinya ratu di dalam hatinya.

Setelah keduanya selesai mandi mereka langsung turun dari lantai atas menuju dapur untuk makan malam.

" Viona kamu ambilkan aku nasi,bibi sedang sibuk sesekali kamu layani lah aku,tunjukkan perhatian mu sebagai istri aku juga pengen di layani istri seperti suami-suami orang di luar sana." Ucap Brian saat melihat Viona sibuk dengan ponselnya menunggu sang pelayan melayani mereka berdua.

" Ya ampun sayang,kamu jangan berlebihan dong,kita kan punya pembantu,terus apa gunanya kita membayarnya kalau untuk makan saja harus aku yang melayani mu,lagian aku sudah melayani mu di atas ranjang itu sudah lebih dari cukup.Dan satu lagi mas jangan samakan aku dengan wanita di luar sana,aku wanita karir dan aku memiliki paras yang cantik dan body yang seksi yang tidak dimiliki wanita di luar sana jadi jangan membandingkan aku dengan mereka." Viona merasa tersinggung dengan ucapan suaminya hingga akhirnya dia meninggalkan Brian di meja makan sendirian.

" Biar aku yang melayani mu pak Brian,mungkin ibu sedang kelelahan." Ucap pelayannya.Brian makan hannya beberapa suap saja setelah itu dia juga meninggalkan meja makan,menuju balkon yang ada di lantai paling atas.

Marni sang pelayan hannya bisa menggelengkan kepalanya,terkadang dia begitu kasihan melihat majikan laki-lakinya memiliki istri yang egois,hannya karena kecantikan dan wanita karir dia lupa tanggung jawabnya sebagai istri.

" Viona,apa kamu belum mau kita punya anak? Kita sudah tidak muda lagi apa gunanya kita kaya dan sukses kalau kita tidak ada keturunan,tidak ada yang melanjutkan semua warisan kita ini nantinya kalau kita tidak punya anak?" Brian duduk di sopa,menghampiri Viona yang sudah duduk sambil membuka majalah fashion.

Viona menutup majalahnya lalu menegakkan kepalanya menatap suaminya dengan tatapan yang tidak bisa di ungkapkan.

"Mas kamu kan tau kalau aku belom bisa hamil,bukannya aku tidak mau hamil tapi kita belum ada rejekinya untuk punya anak,kamu tau itu kan mas?"

" Bagaimana kalau kita coba bayi tabung,aku rasa kita pasti akan berhasil toh kita banyak uang kita bisa melakukan berbagai macam cara untuk punya anak." Dengan semangat Brian mengungkapkan keinginannya, berharap istrinya menuruti keinginannya.

"Tidak,!! Aku tidak mau mas,aku mau hamil jika itu murni aku hamil bukan buatan manusia." Jawab Viona dengan tegas membuat semangat Brian kembali meredup.

" Ya sudahlah aku akan sabar menunggunya,itu karena aku mencintai mu dengan tulus." Jawab Brian dengan nada pasrah lalu dia segera meninggalkan Viona di ruang tamu.

Brian mengambil sebotol minuman dari kamarnya lalu dia pergi ke balkon,disana dia menenangkan pikirannya sambil minum,saat ini hatinya sedang tidak baik-baik saja,dia merasa pernikahannya tidak ada tujuan sama sekali karena istrinya yang tak kunjung hamil dan juga dia tidak mau melakukan bayi tabung.

****

Keesokan paginya sebelum berangkat ke kantor Viona dan brian sudah berkumpul di meja makan,seperti biasa Brian akan berusaha meluapkan kejadian tadi malam dan meluapkan semua rasa kesal di hatinya terhadap istrinya,dia tidak mau terus menerus membuat istrinya marah dan tersinggung.

" Sayang,nanti malam kemungkinan aku akan telat pulang ke rumah,karena aku ada urusan butik,kamu jangan menungguku ya." Ucap Istrinya.Tampa menunggu jawaban dari suaminya dia sudah bergegas keluar dari kursinya lalu mengambil sepotong roti lalu mencium kening suaminya setelah itu dia pergi meninggalkan Brian di meja makan.

" Brakkk...." Brian membanting gelasnya ke atas meja lalu menekan gelasnya dengan kuat,dia hampir tidak bisa menahan amarahnya melihat sikap istrinya yang semakin tidak peduli dengannya.

" Apa gunanya memiliki istri cantik dan kaya kalau hatiku tidak bahagia." Ucapnya dengan tatapan yang tajam.Brian juga bergegas keluar dari meja makan dia sudah tidak selera untuk sarapan pagi padahal dia lumayan lapar pagi ini.

Brian segera masuk ke dalam mobilnya,hatinya yang sedang kacau membuatnya tidak semangat untuk berangkat kerja tapi dia tetap berangkat karena di kantor dia memiliki banyak berkas yang harus dia tanda tangani.

Belum jauh keluar dari rumahnya perutnya sudah mulai berbunyi,mungkin karena tadi dia tidak mengisi perutnya sama sekali.

" Lebih baik aku sarapan dulu." Ucapnya lalu dia menepikan mobilnya disebuah warung sarapan pagi yang ada di pinggir jalan.

" Nona tolong buatkan aku sarapan!!" Brian memanggil Rania yang sedang sibuk melayani para pelanggannya yang sudah mulai banyak.

" Baik pak tunggu sebentar ya." Jawab Rania dengan semangat.Sebenarnya Brian tidak bisa sarapan di tempat kumuh seperti ini tapi berhubung lambungnya sudah mulai perih akhirnya dengan terpaksa dia berhenti di tempat itu.

Brian cukup bersyukur karena tempat itu cukup bersih,dan makanannya juga enak serta terlihat higenis.Dia begitu lahap menghabiskan sarapan yang dibuat oleh Rania,lidahnya cukup menyukai sarapan itu walau sederhana tapi cukup nikmat menurutnya.

" Pak apa anda menyukai sarapannya?" Tanya Rania dengan sopan.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Bab 3 ~ Gadis yang ramah ~

Rania tersenyum puas saat melihat pelanggan barunya makan dengan lahap,ini pertama kalinya dia melihat pria dengan pakaian rapi dan mobil yang mewah mampir ke warungnya.Selama ini orang yang mampir ke warungnya hannya orang-orang biasa,tukang ojek,kuli dan petugas kebersihan.Saat melihat ada orang dengan penampilan mentereng mampir ke warungnya dan menyukai masakannya itu seperti kepuasan tersendiri untuknya.

" Pak apa bapak menyukai sarapannya? Apa ada lagi yang bapak inginkan? Kopi misalnya aku juga menyediakan kopi." Rania menghampiri brian saat melihat pria itu sudah menghabiskan sarapannya.

" Aku tidak sempat lagi minum kopi,lain kali aku akan mampir kalau ada waktu." Jawab Brian lalu memberikan selembar uang lima puluh ribuan.

" Oohh begitu ya pak semoga bapak mampir lagi ya.Ini pak kembaliannya." Rania mengembalikan sisa uang pria itu.

"Ambil saja untukmu."

" Tidak pak,aku harus mengembalikannya,takutnya bapak jadi kapok mampir kesini ambil saja." Rania memaksa mengembalikan uangnya dan Brian hannya bisa tersenyum lalu mengambil uangnya dari meja dan langsung meninggalkan tempat itu.

" Dia gadis yang ceria,pasti dia tidak memiliki masalah apa pun makanya dia bisa ceria seperti itu." Ucapnya dalam hati lalu dia menghidupkan mobilnya dan segera meninggalkan tempat itu.

" Ya ampun tampan sekali pria itu,andai saja aku punya wajah cantik dan body langsing mungkin aku akan sangat percaya diri mendekati pria seperti itu." Ucap Rania dalam hati sambil memandangi mobil milik Brian sampai menghilang dari pandangannya.

" Hei...Hei...Jangan melihatnya,dia pria yang sudah beristri,jadi kamu tidak usah mengaguminya." Tiba-tiba penjual es di samping tokonya mengagetkan dirinya yang sedang asik melamun.

" Cih...Memangnya siapa yang mengaguminya? Aku hannya melihatnya saja,kamu selalu saja kepo dengan orang lain." Jawab Rania.

" Bilang saja kamu menyukainya pada pandangan pertama sayangnya kamu bukan seleranya,jangankan dia aku saja tidak menyukai mu,makanya kamu diet agar kamu cantik,dan langsing." Sindir pria itu dengan kejam tapi Rania tidak pernah sakit hati apa pun yang di katakan orang-orang kepadanya dan itu lah salah satu kelebihannya dia tidak gampang sakit hati dengan candaan orang lain.

" Sudahlah,aku malas melihat wajahmu,lebih baik kamu pergi dari sini sebelum istrimu datang lalu memakiku lagi,aku tidak mau ya kejadian waktu itu terulang kembali." Ucap Rania mengingatkan pria itu.

"Hmm....Okelah,buatkan aku sarapan seperti biasa dan jangan lupa antar ke warungku." Ucap pria itu lalu dia pergi meninggalkan Rania setelah memesan makanannya.

Seperti itulah kehidupan Rania,dia memilih berjualan sarapan pagi,serta kopi dan juga berbagai macam mie,untuk usahanya setelah beberapa kali di tolak mentah-mentah saat melamar kerja ke perusahaan.Tapi dia sangat bersyukur karena usahanya berjalan dengan baik,dia juga bersyukur karena dia memiliki keahlian memasak hingga beberapa kali orang memesan makanan untuk pesta.

Rania sudah berjualan hampir dua tahun,tapi sampai saat ini dia belum memiliki tabungan itu karena keluarganya yang selalu meminta uang kepadanya.

Ibunya akan menghinanya dengan kejam jika dia menolak memberikan uang kepadanya,bahkan dia enggan kembali ke rumah ibunya dia malah memilih tidur di warung kecilnya dari pada kembali ke rumah ibunya karena dia takut ibunya selalu saja meminta uang.

Jualannya hari ini cukup laris,bahkan belum jam sebelas semua makanan sudah habis,dan warungnya sudah mulai sepi hannya ada beberapa tukang ojek yang mampir sekedar minum kopi.

" Rania,mana uang yang ibu minta tadi pagi!!? kakak mu sudah menangis di rumah,dia mau belanja untuk besok dia mulai bekerja." Tiba-tiba saja ibunya sudah masuk ke warungnya lalu mengambil sebungkus Indomie dan telor.

" Buatkan ini untuk ibu,aku lapar sekali di rumah tidak ada makanan." Ucap ibunya kembali sembari memberikan Indomie dan telor ke hadapan Rania.

" Aku lelah sekali bu,kalau ibu pengen lakukan saja sendiri,lagian aku masih banyak pekerjaan,satu lagi aku benar-benar tidak punya uang saat ini." Ucap Rania lalu dia meninggalkan ibunya di depan dia pergi ke kamar mandi.

" Rania..!! Apa kamu tidak bisa membantu ibu?kenapa kamu durhaka sekali,membiarkan ibu kesusahan." Teriak Ibunya Rania tidak peduli dia malah memakai headset lalu memutar musik sampai volume habis.

" Dasar anak kurang ajar,bisa-bisanya kamu mengabaikan ibumu ini?lihat saja aku akan memberimu pelajaran."Diana meninggalkan warung putri keduanya,tidak lupa sebelum pulang dia mengambil semua stok Indomie dan telor hingga tidak tersisa satu pun bahkan semua bahan-bahan untuk jualan besok dia habiskan.

" Lebih baik aku ambil ini lumayan uangku tidak habis untuk belanja beberapa hari ini." Ucap Diana kembali sembari memasukkan semua barang yang dia ambil ke dalam kantong kresek.

Rania menyusun semua ke atas meja,setelah semuanya bersih dia kembali ke warungnya,betapa kagetnya dia saat melihat semua mie instan miliknya sudah habis,dia buru-buru mendekati kulkas dan membukanya,dia sangat kesal hingga membanting pintu kulkasnya dengan kasar.

" Kapan sih mereka tidak menyusahkan aku? ya ampun aku baru belanja tadi pagi ibu malah membawa semua stok jualan ku...Arngg...Ibu keterlaluan sekali." Ucapnya penuh emosi.

Tidak terima ibunya menghabiskan semua bahan-bahan jualannya,Rania segera menutup warungnya,dia ingin pergi menemui ibunya.

" Rania cepat sekali kamu menutup warungmu? Kamu mau kemana? kenapa wajahmu terlihat kesal?" Selvi datang ke warungnya saat dia sudah menutup pintu.

" Aku mau pulang,kamu kembali saja ke tempat jualan mu,jualan ku hari ini sudah habis." Ucapnya lalu dia segera meninggalkan Selvi yang masih berdiri di depan warungnya.

" Aku tau dia pasti ribut lagi dengan ibunya!!! gadis yang malang,ibunya selalu menjadikannya seperti sapi perah." Ucap Selvi dia kadang kasihan melihat Rania yang selalu di manfaatkan keluarganya.

Rania pulang dengan wajah penuh amarah,dia sangat kesal kepada ibunya yang selalu saja membuatnya mengalami kerugian,hal seperti ini bukan pertama kalinya terjadi,ibunya akan mengambil semua barang jualannya kalau di rumahnya tidak ada makanan.

" Ibu!!?.kembalikan semua yang ibu ambil dari warung!!,ibu selalu saja membuatku rugi." Ucap Rania dengan wajah kesal dia langsung menemui ibunya yang ada di dapur lalu dia mengambil kulkas dan mengambil kembali semua barang yang di ambil ibunya tadi.

" Rania kamu ini apa-apaan? kamu jangan keterlaluan ya,dasar anak durhaka!!!,kamu tidak akan lahir ke dunia ini kalau aku tidak melahirkan mu,bertaruh nyawa aku untuk melahirkan kamu ke dunia ini apa ini balasanmu hah...?."

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!