"Rae,kemarilah cepat!" Gadis dengan rambut panjang sebahu itu mulai berlari ke arah sumber suara.Seorang wanita parubaya sedang menunggunya dengan kesal.
"Iya ma,"
"Minggu depan kamu harus ikut mama ke Jogjakarta" bentaknya kemudian melemparkan Dress kepadanya.Gaun yang sedikit diatas lutut dan punggung belakang yang terbuka.Gaun itu terkesan sangat seksi.Berwarna Pink dengan manik-manik serba gold. Membuat kesan yang sangat begitu ideal untuk pemakainya
"Ini terlalu terbuka ma.." ucapnya tak ingin memakai gaun yang sangat minim.
"kamu mau bantah mama?"Wanita parubaya itu ingin melayangkan tangannya kewajah anak didepannya namun ia tahan sebisa mungkin."Tunggu saja setelah ini" .Gumam wanita itu dan pergi meninggalkan Raeviga yang masih berdiam diri disana.Tak lama air mata yang ia tahan sedari tadi menetes deras.Mencoba menumpahkan segala sakit hatinya lewat air mata itu.
___________
Raeviga menangisi hidupnya.Ia hanya seorang anak simpanan dari Papanya.Mama kandungnya meninggal saat melahirkannya.Dengan berat hati dan merasa tertekan oleh Papa akhirnya Ratih,wanita parubaya itu mau mengasuh Raeviga.Anak seorang jalang yang telah merebut suaminya.
Satu bulan yang lalu papanya telah meninggal dunia.Meninggalkan anak gadisnya di tangan Ibu yang tidak mencintainya seperti ibu pada umumnya.Raeviga selalu menerima penyiksaan.Tertekan oleh sikap mamanya.Menangis setiap hari melampiaskan kesedihannya.
__________
"Rae,laporan keuangan bulan ini udah lo kasih ke bos kan?" tanya Siska,teman sekantor Raeviga dan sahabat sedari kecil.Ia telah mengetahui dengan jelas kehidupan pahit Raeviga.
"Udah kok barusan.Emang kenapa?"tanya Raeviga masih berkutat dengan laporan perusahaan lainnya.
"takut lo lupa aja.Ntar lo di marahin lagi sama dia." ungkap Siska khawatir,karena selama 2 minggu ia selalu kena omelan dengan cacian dan kemampuan kinerjanya yang semakin buruk.Padahal menurutnya ia sudah mengerjakan sesuai urutan dan tidak ada yang salah.Bos yang aneh.
Kring..kring
Siska mengangkat telfon kantornya yang berbunyi.Terlihat dari raut muka Siska bahwa akan ada masalah lagi.Ia menatap kecut ke arah Raeviga.
Raeviga memandanginya."Ada apa?"
"Lo udah bener kan tadi buat laporannya?"Ucap Siska was-was.
"udah kok.Kenapa?Gue dipanggil lagi?"
Siska mengangguk lemah.Menguatkan mental sahabatnya.
tok...tok..tok..
Raeviga mulai memasuki ruangan itu.Sangat rapi dan Harum.Dan juga sosok lelaki yang tengah fokus dengan laporan yang Raeviga buat,Arga Dewantoro.Pemilik perusahaan junkfood terbesar di Indonesia.Ia menatap Raeviga yang sudah berdiri di hadapannya.Tak ada suara selama beberapa menit.Ia hanya menatap lekat ke arah gadis yang sedang menundukkan kepala.
"Maaf pak,akan saya perbaiki" akhirnya obrolan pertama keluar dari ungkapan maaf Raeviga.Namun Arga seolah tak mengerti.Ia mengernyitkan Alisnya.
"Tentang apa?"
" Tentang Laporan saya." Ia mulai mendongakkan kepalanya.Menatap ke arah bosnya.Menerima segala resiko.
Arga tersenyum mendengar penuturan gadis itu."Laporanmu sudah sesuai"ungkapnya.Ia mulai mendekati Raeviga.Menyentuh bahu gadis itu.Menatapnya begitu dalam.Salah satu tangannya mulai menyentuh wajah gadis itu.Mengusapnya lembut.
"Boleh jika saya memilikimu sekarang?" Ungkapnya lirih ditelinga Raeviga.
Seketika Gadis itu mundur menjauh.Menghindari tatapan lapar bosnya itu.
"maaf,jika tidak ad--" belum selesai ia mengatakan sesuatu pada bosnya.Lelaki berusia 30 th itu menarik paksa tangan Raeviga dan memeluknya erat.
"Kumohon lepaskan saya pak.."Ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
"Aku akan melepaskanmu"Arga mulai merenggangkan Pelukannya.Tak ingin berlama-lama ia ingin meloloskan tubuhnya dari jeratan lelaki itu.Namun Ternyata Arga hanya memancingnya saja.Ia tidak benar-benar melepaskan Tangannya dari pinggang Raeviga.
"Tapi tidak untuk saat ini" Ia mulai mengeratkan kembali Pelukannya.Semakin mempererat hingga tidak ada jarak diantara mereka.Nafas berat Arga terasa sekali di wajahnya.Begitu pula dengan Arga yang bisa merasakan tubuh Gadis itu yang terasa hangat dalam pelukannya.Ingin rasanya ia menjamah tubuh Gadis itu.
"Kumohon pak lepaskan saya.."Raeviga menangis dalam pelukan Arga.Memohon untuk tidak menyentuhnya.Untuk melepaskannya.
Arga tidak peduli dengan isak tangis Raeviga.Ia semakin mencondongkan wajahnya ke tubuh gadis itu.Ia bisa mencium bau lotion Raeviga begitu Harum.Memikat.
"Pak Kum--" Arga membungkam mulut Raeviga.Membuat gadis itu tak bisa berkutik lagi.Air matanya terus menetes deras.Arga mulai mengecup singkat leher Gadisnya.Hanya kecupan singkat namun berkali-kali ia lakukan.Membuat gadis dalam dekapannya itu menggeliat.
Arga mulai mengarahkan bibirnya semakin naik.Sasarannya kali ini ke bibir manis gadisnya.Namun tiba-tiba telfon kantor menganggunya.
Ia mulai merengangkan pelukannya.Namun tetap saja Raeviga tidak bisa lepas dari jeratannya.
"Ada apa Dav?" keluhnya.Ia begitu kesal dengan orang yang menganggu kesenangannya.
"........." Entah apa yang dibicarakan oleh mereka berdua.Hanya saja raut wajah Arga berubah menjadi gusar.Ia melepaskan jemarinya dari pinggang Raeviga."Pergilah.." ungkap Arga membiarkan kali ini gadisnya itu lolos oleh serangannya.Karena ia memiliki urusan yang lebih penting dari pada bersenang-senang sekarang.
Raeviga tak membiarkan kesempatan ini lolos.Ia segera berlari keluar dari ruangan yang membuatnya sesak.Ia menghapus sisa air mata yang melekat pada ujung matanya.
"Kau harus kuat Rae.."Ia menyemangati dirinya.
Siska telah menunggu Sahabatnya dengan cemas.Ketika langkah kaki terdengar ia langsung beranjak dari kursinya dan memeluk sahabatnya itu.
"Lo gak apa kan,Rae?"Raeviga tersenyum membalas pelukan gadis itu.Siska seolah berperan sebagai Ibu untuknya.Memperhatikannya,mengkhawatirnya layaknya seorang ibu.Terkadang ia juga membawakan bekal untuknya juga.Sungguh Siska gadis yang sangat baik untuknya.
"Laporan keuangan gue udah baik kok.."Ucap Raeviga senang.Seolah tak terjadi apapun di Ruangan bosnya itu.
-------
Raeviga memikirkan tindakan Bosnya itu.Apa yang telah ia perbuat kepadanya.Raeviga tak menyangka jika bosnya bisa senekat itu yang hampir menodainya.Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.Ingin rasanya ia kini melepaskan jabatannya dan risegn dari tempat ini.Ia begitu terpukul oleh tindakan Arga.
Namun kini ia tidak bisa begitu mudah memutuskan.Keluarga Dewantoro telah banyak membantu masalah keuangan keluarganya.
Apalagi ketika Kondisi Papanya semakin melemah.Ia membutuhkan banyak biaya untuk operasi keluarga satu-satunya yang ia sayang.Namun takdir berkata lain,tuhan lebih sayang kepada Papa.Ia menyabut nyawa Papa dan meninggalkan luka untuk Raeviga.Kali ini Raeviga merasa merindukkan sosok Papanya kembali.Memeluknya dan mengatakan kegundahan hatinya.
"Rae,Kok lo ngelamun?" tanya siska kemudian menyodorkan kotak makan yang berisi penuh dan Jus apel yang ia buat sendiri."Buat lo.."
"Baik banget sis gue.." Raeviga memeluk kembali Siska.Aku masih beruntung memilikinya.
Bersambung...
Instagram : @ilyuaml1
Raeviga masih berkutat dengan layar ponselnya walau malam telah semakin larut.Pikirannya masih melayang-layang tentang pelecahan yang dilakukan Bosnya.
Ia mendengus kesal.
Dering whatapps dari Siska membuatnya melupakan sejenak dengan kejadian di kantor.
Panggilan Telfon Siska
Raeviga mengangkat telfon Sahabatnya.Ia begitu terkejut mendengar suara lirih Seperti orang mabuk.
"Ka,lo kenapa? Halo!" Serunya memanggil nama Siska berkali-kali.
Namun gadis itu berdeham saja membuat Raeviga yang berada di kamarnya itu menjadi panik.
"Ka,lo dimana gue susulin deh.Share lokasi ya Ka.." Raeviga benar-benar menunggu kabar Siska dengan gusar.
"Apa ia masih sadar atau tidak.Ya tuhan tolong lindungi siska"gumamnya.
sudah berjam-jam menunggu kabar dari Siska namun tidak ada balasan.Ia mencoba menelfon gadis itu kembali.Namun hasilnya nihil.Tidak ada jawaban.
Terpaksa Raeviga mengambil keputusan untuk datang ke tempat kontrakan Siska dahulu.Ia berlari mencari taksi tengah malam.Melawan rasa kantuknya yang semakin menyerang.
___________
"Apartemen siska dikunci" decaknya kesal.Ia mengedor pintu namun tidak ada jawaban dari dalam.Ia mencoba menelfon kembali Siska.Kali ini handphone itu tersambung.
"Halo!". ucap lelaki dari seberang telfon.
"Lo siapa? dimana temen gue!"Raeviga melotot kala Suara lelaki yang mengangkatnya."Dirumah gue"
Raeviga sungguh kesal.Siapa lelaki itu.Beraninya ia menyentuh sahabatnya.
"Diman-"Raeviga ingin menanyakan Alamat rumahnya namun Seperti tau apa yang akan diucapkan Raeviga ia langsung memotong ucapannya.
"Nirwana Residence lantai dasar no.55.Cepet kesini dan bawa temen elo.." Tegas lelaki itu dari seberang telfon.
Tanpa fikir panjang Raeviga bergegas mencari taksi untuk membawanya ke alamat itu."Sebuah Apartemen" Ungkapnya.
Raeviga menekan tombol dering.Sekali ia tekan namun tak ada jawaban.Akhirnya berkali-kali memencet tombol itu agar Pemilik rumah segera keluar.
Seorang lelaki dengan hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawahnya keluar terburu-buru.
"Sekali aja kalo mau mencet."Keluhnya kesal.Karena membuat suara bising di apartemennya.
"Mana sahabat gue"Raeviga langsung menerobos masuk begitu saja.
"Lo gak ad-"Lelaki itu ingin memarahi gadis di depannya karna asal menerobos apartemennya namun pukulan keras mengenai lengannya membuat lelaki itu menahan sakit.
"Lo apain sahabat gue!"Bentaknya marah.Menatap Siska yang sudah tidak sadarkan diri dengan seluruh tubuhnya tertutup selimut.
"Maksud lo?" lelaki itu tak mengerti asal pembicaraan gadis di depannya itu.
"Lo apain temen gue?"Raeviga meluapkan emosinya.Ia memukul pemuda itu berkali-kali tanpa ampun.
Karena tak kuat menahan sakit lelaki itu menahan kedua tangan Gadis di depannya dan menatapnya kasar.
"Gue gak ada selera buat nyentuh temen lo itu!"Tegasnya dan kasar.Lalu melepaskan tangan Raeviga dengan kasar.
"Lo itu jahat banget ya! udah main sama temen gue terus loh buang gitu aja!!"Raeviga begitu meluapkan emosinya.Mungkin ini juga sebagian emosi karena pelecehan Bosnya padanya.Semua lelaki sama saja.Binatang.
"Maksud lo,gue ada main gitu sama temen lo?"Lelaki itu mulai mencerna perkataan yang sedari tadi di lontarkan Raeviga.
"Gue itu nolong dia di jalan.Untung gak gue tabrak aja"Ucapannya lagi-lagi dengan nada kasar dan pergi ke kamar mandi meninggalkan Raeviga yang memaku.Ternyata ia salah persepsi.Bodoh
Raeviga mulai menghambur ke arah Siska yang berada di ranjang dan tergelatak tak sadarkan diri itu.
"Siska bangun.Ka,bangun dong"Raeviga terus mengoyang-goyangkan tubuh siska yang masih tidak ada respon.
"Ka,ayo bangun.."Raeviga mencoba memapah tubuh Siska namun siska terlalu berat untuknya.Ia melepaskan peganganya pada tubuh siska dah menjatuhkannya lagi.
"Percuma lo bangunin dia.Udah kena pengaruh Alkohol."Pemuda itu datang menghampiri 2 Gadis yang berada di Ranjangnya itu.Lelaki itu telah berpakaian dengan lengkap tidak lagi bertelanjang dada.
"terus gue bawa dia gimana?" Ungkap Raeviga binggung.
Lelaki itu hanya mengangkat kedua bahunya.Tandanya tak tahu atau tak ingin peduli.Yang jelas ia hanya ingin kedua wanita ini segera pergi dari tempatnya.
"Lo bantu gue deh mapah dia.Pliss!"Seru Raeviga memohon.
"males gue"Ucap lelaki itu.Kemudian merebahkan tubuhnya diatas sofa empuk di seberang ranjangnya.
"Gue gak mau tau.Lo bawa di pergi secepatnya dari kamar gue."Pintah lelaki itu penuh penekanan.
"Dasar cowok berhati dingin.Kalo gue bisa bawa dia sendiri gue gak akan mau minta bantuan elo."Cetus Raeviga tak ingin kalah dengan lelaki di depannya itu.
Raeviga mulai berdiri di hadapan Lelaki itu.Ingin mencoba mengancam lelaki dingin di hadapannya ini.
"Atau lo pengen gue teriak biar seluruh apartemen denger dan memfitnah elo menjadi lelaki brengsek"ancam Raeviga penuh penekanan dan menatap tajam ke arah Lelaki yang sedang berbaring itu.
"coba aja kalo lo berani"Lelaki itu menguji keberanian Raeviga.Raeviga menghela nafasnya dalam-dalam.
"Akhhhhh!!!!.."Raeviga teriak sekuat-kuatnya yang ia bisa.Lelaki itu spontan meraih tangan Raeviga hingga gadis itu jatuh tersungkur di badannya.Dengan sigap ia menutup mulut nyaring Raeviga yang memekik telinga.
"Gendang telinga gue pecah tau!"Keluhnya menatap gadis yang berada di atas tubuhnya itu.
Raeviga melihat posisinya sekarang.Ia merasa tak nyaman dengan posisi tubuhnya yang menindih pria itu sekarang.Apalagi ia merasa di pahanya "milik"pemuda itu tiba-tiba mengeras.Mampus!
Raeviga mencoba berdiri dari posisinya sekarang.Wajahnya seketika malu tanpa alasan.Ia membalikkan wajahnya tidak menghadap ke arah pemuda itu lagi.
Sedangkan Lelaki itu mencoba menahan hawa nafsunya pada gadis itu yang kian memuncak.
"Gue akan antar kalian pulang"Ucap Lelaki itu tak tahan.Jika berlama-lama disini maka akan terjadi hal yang tak akan di inginkan.
"makasih"seru Reaviga lirih dan membantunya memapah Siska.
"Awas aja kalo lo bangun.Bakal gue sidang"Gerutu Raeviga itu terdengar oleh pria disampingnya.Ia tersenyum simpul mendengar gerutuannya.
"Ini sudah tengah malam.Tidak ada taksi yang akan lewat."Mereka menunggu taksi di pinggir jalan sekitar Apartemen.
"Trus kita jalan aja gitu?" Raeviga menguap berkali-kali.Ia sangat mengantuk sekarang.
"Bodo.Kita pake mobil gue aja!"
"Kenapa gak dari tadi aja sih"Keluh Raeviga kesal.
--------
Di dalam mobil Raeviga telah hanyut dalam tidurnya.Untung saja Pria itu sudah menanyai dimana alamat mereka.Ia memandang sekilas ke arah Raeviga yang tertidur pulas.Cantik.Gumamnya.
"Terima kasih atas bantuan lo."Ungkap Raeviga menjatuhkan tubuh sahabatnya itu di ranjangnya.
"Ini tempat tinggal lo?" melihat-lihat pajangan yang menghiasi rumah Raeviga.Foto-foto yang banyak terpajang di dinding rumah.
"Minimalis.."Ungkapnya.
"semua ini bokap gue yang desain.Dia bekas arsitek makanya dia tau hal semacam ini."jelas Raeviga.
"Cantik"Lagi-lagi Pria bergumam.Namun bukan Rumah minimalis itu yang ia puji melainkan wajah gadis itu yang begitu cantik saat sinar rembulan memancar wajahnya.
Bersambung...
Instagram : @ilyuaml1
Dava Dewantara.Adik dari pemilik perusahaan Junkfood terbesar itu masih berkutat dengan Laptopnya sedari tadi. Sial!
Dava menelfon seseorang.Sorot wajahnya terlihat kaku.Entah apa lagi kali ini masalahnya.Ia segera mengambil kunci mobilnya dan melajukan kendaraannya begitu cepat.
Dava telah sampai di kediaman Dewantara.Tempat yang sebenarnya tidak ingin ia kunjungi.Begitu banyak tekanan dan hanya pertengkaran dengan kakaknya saja yang akan ia lalui.
"Ada apa ma?" seru Dava menghampiri Mamanya yang sedang duduk di meja makan.Merenung.
"Umurmu berapa Dav?"Tanya Mamanya mencoba memastikan kembali.
"Dua puluh lima."Dava mulai penasaran akan mengarah kemana pembicaraan ini.
"Kamu harus segera nikah Dav."Ucap mamanya lirih.
"Iya mah,Dava akan nikah.Tapi gak sekarang."Keluhnya namun dengan nada yang begitu lembut agar tidak menyakiti wanita kesayangannya itu.
"Gak Dav.Minggu depan kamu udah harus nikah"Ucap mamanya tegas.
"Ada apa ini mah?" Dava benar-benar tak mengerti masalah apa yang sedang menimpa nya kini.
"Baca surat wasiat dari mendiang papamu"Ia memberikan surat yang telah sedikit usang dimakan waktu.Dava mulai membuka surat wasiat Papa dan membacanya.
........
"Untuk Keluarga kecilku,
Laili,istriku
Arga dan Dava,anak-anakku
Sebelum perusahaan ini berkembang pesat seperti sekarang.Papa berhutung harta dan nyawa pada temenan lama Papa.
Ginanjar,dia teman yang telah membantu Papa menjadikan perusahaan ini menjadi nomer 1.Untuk membuat keterikatan kita dan jasa-jasanya yang telah diberikannya.Papa memutuskan untuk Anak bungsu Papa,Dava Dewantara saat berumur 25 tahun nanti akan menikahi gadis semata wayang Ginanjar.Papa yakin dengan hubungan ini keterikatan antar perusahaan tak kan terpecahkan.
Jika kalian menolaknya maka Saham akan di donasikan kepada umum sebesar 70% Jika tidak,maka provit perusahaan akan di bagi rata oleh kedua belah pihak.Mencobalah untuk memulai selama 1 tahun.Jika Dalam kurun waktu itu kalian merasa tidak cocok.Maka keputusan akan ada di tangan kalian masing-masing.
Keputusan ini diambil oleh kedua belah pihak.Tidak ada pemaksaan dan ancaman.
...........
Dava melemparkan surat wasiat yang konyol baginya itu.Mana mungkin balas jasa dengan menikah.Dava berdecak Kesal.
"Mama yakin ini bukan manipulasi?" Dava benar-benar tidak percaya dengan hal ini.Mengapa harus dia.Mengapa bukan Kakaknya saja.
"Mama sudah cek keaslian wasiat ini Dav.Ini benar-benar Asli.Sekretaris ayahmu memang sengaja memberitahukan sekarang karena ini pinta Papamu.Bukankah minggu depan kamu akan pas berumur 25 tahun?"
Dava mengangguk pasrah.
"Cobalah untuk bertahan setahun Dav.Keputusan akhirnya akan ada di tanganmu lagi."Pinta mamanya.Ia hanya berharap bahwa wasiat suami ini akan memiliki dampak yang baik.Membuat suasana keluarga menjadi lebih hangat.
"lalu siapa anak dari bapak Ginanjar?Sudahkan mama mangeceknya?"Tanya Dava penasaran dengan gadis itu.
"yah,mama telah menelfon orang tuanya kemarin.Minggu depan saat hari kelahiranmu bukankah kau akan mengadakan pesta disana.Mereka akan bertemu kita disana."Terang Mamanya pada Dava.
Dava hanya mengangguk mengerti.Ia masih belum bisa menerima perjodohan aneh ini.
Sedangkan Ia telah memiliki wanitanya sendiri.Sekar.
________________
Raeviga berlari-lari kecil menuju kantor perusahaannya.Jam sudah menunjukkan 7 lewat 10 menit.
"Mampus!"gumamnya.
Siska yang sudah melihat Raeviga dari kejauhan menyuruhnya segera cepat datang.
"Bos udah dateng?" tanyaku takut.
"Udah"
"Mampus gue!"
"Tenang,kayaknya dia lagi ada urusan lagi.Dia langsung pergi gitu aja tadi." jelas Siska membuatku sedikit tenang.Setidaknya ia tidak harus pergi menemui lelaki itu.
Raeviga mulai memikirkan kembali apakah ia harus keluar dari pekerjaan ini.Sungguh ia takut jika Arga berulah kembali seperti kapan hari kepadanya.
"Ka,kalo gue cari kerja lagi gimana?"meminta pendapat kepada satu sahabatnya ini.Yah,jika Raeviga jadi keluar dari pekerjaan maka otomatis ia tidak bisa lagi bekerja sama di pekerjaan ini lagi bersama Siska.
"Kenapa lo mau pindah Rae?"selidik Siska.Ia berat hati merelakan Raeviga jika tidak lagi bekerja bersamanya lagi.
"udah bosen aja.Pengen suasana kerja yang lain"Melihat gerak-gerik mencurigakan dari mata Raeviga.Membuat Siska tak percaya apa yang dikatakan gadis di depannya itu.
"Jujur sama gue.Ada apa?" tandas Siska lagi.
"Gue..gue beneran pengen suasana kerja baru.Disini tiap hari gue diomelin.Gak betah"Raeviga tidak bisa mengatakan begitu saja pada Siska bahwa bos mereka hampir melecehkannya.Kini Raeviga begitu takut jika harus bertemu dengan Bosnya lagi.
Siska hanya mengangguk mengerti.
"Udah dapat pekerjaan pengantinya?"
"Belum cari.Masih tanya pendapat lo dulu"
"Keputusan di tangan lo.Jika pindah dari sini buat lo nyaman.Aku juga seneng"Siska memeluk sahabatnya ini.Begitu banyak masalah kehidupan yang harus Raeviga lalu.Tentang hidupnya.Orang tuanya.Tekanan dari Mamanya.Dan sekarang tentang pekerjaannya.
"Panggil Raeviga untuk ke ruanganku sekarang!"Pinta Arga pada salah satu pegawai yang telah masuk ke ruangannya.
"baik pak"
"Rae, Bos manggil lo tuh" seru pegawai itu dan berlalu pergi ke mejanya.
Raeviga mengarahkan pandangannya kepada Siska.Ia menyakinkan Raeviga bahwa ia akan baik-baik saja."Tidak ada yang perlu di khawatirkan."serunya lirih.
Raeviga mengangguk mengerti.Ia menelan salivanya ketika ia sudah sampai di pintu ruangan itu.
Tok tok tok
Raeviga mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia takuti itu.
"Masuklah" Raeviga terkejut kala suara itu datang dari arah belakang.Raeviga memberi jalan kepada Arga untuk masuk ke ruangannya.
"Bapak cari saya.."
Arga mulai duduk di tempatnya.Menatap layar laptopnya sekilas dan mulai menatap lekat gadis yang di rindukannya.
"Lo udah punya pasangan? Egh,maksudku apakah kamu sekarang single?"
"......." Raeviga hanya diam tak menjawab.Sejujurnya tak ada lelaki yang sedang dekat dengannya.Namun jika ia mengatakan seperti itu bukankah akan dengan mudah bosnya ini melecehkannya lagi.Ia menjadi serba salah dengan jawaban yang akan di lontarkannya.
"jika kamu diam.Maka akan saya simpulkan sendiri pertanyaan yang saya ajukan tadi."
Ia tersenyum sekilas pada Raeviga dan mulai mencari berkas laporan.
"Saya memanggilmu karena kamu harus menyusun laporan keuangan penjualan bulan lalu.Kemarilah"Arga menyuruh Raeviga untuk lebih dekat padanya.
"Say..saya di sini saja pak."Raeviga sedikit melangkah mundur.
Arga tersenyum sekilas melihat tingkah gugup Raeviga padanya.
"Saya sekarang sedang puasa untuk menjamahmu jadi mendekatlah untuk ku jelaskan tentang berkas-berkas ini."
Raeviga sedikit mendekat.
"Lebih dekat."Arga menarik tangan gadis itu lembut.Membuatnya untuk lebih mendekat padanya.
Tubuhnya seolah mati rasa dibuatnya.Tangan Arga yang menyentuh tangannya tadi sedikit mengelus telapak tangan Raeviga sebelum kembali fokus pada pekerjaan.
"Mesum"ungkap Raeviga dalam hatinya.Menatap sinis kearah Arga yang menjelaskan laporannya.
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!