Queen Nara Adelia seorang gadis cantik yg termasuk pintar dan mandiri. Dia terkenal akan kepintarannya meskipun ia jarang belajar dan sifatnya pun tergolong bar-bar disekolahnya. Nara mempunyai geng disekolah yg dijuluki yg "Cemara " beranggotakan Andin,Meilya dan dia.
Bel istirahat pun berbunyi " Ra bangun .. udah bel istirahat Lo ga laper apa..?? Dari tadi molor mulu " si Andin udah goyangin tuh pundak si Nara, namun hanya dibales deheman saja.
Lya yg dari tadi udah nahan laper akibat ga sarapan akhirnya berdiri " Ra kalo loe ga mau bangun yasudah .. gua tinggal kekantin Ama Andin, Peut gua udah demo nihh dari tadi pagi .. nitip sesuatu ga loe ?? Nara pun akhirnya menegakkan badannya sambil menguap dan mengucek matanya.
" gua nitip beliin nasi bungkus aja Ama lemon tea ya !!!" Sambil nyengir kuda menatap kedua sahabatnya itu, karena dia lagi mager buat jalan kekantin sekarang pengennya molor mulu.
"Huu.. dasar mahh mesti nitipnya gitu Mulu .. duluin molor lu ga pernah mw jalan sendiri .. untung luu sahabat gua Ra kalo bukan udah gua gadein dehh luu.. !!! " Sahut si andin meskipun ia sangat jengkel dengan hobi molornya sahabatnya itu, tetapi ia tetap menyayangi kedua sahabatnya yg memang agak lain juga tingkah keduanya.
Akhirnya setelah dari kantin Andin dan Lya berjalan menuju kelasnya namun si Lya menyuruh Andin duluan ke kelasnya karena ia merasakan sesuatu yg aneh pada perutnya.
Ia pun pamit ketoilet sebentar dan setelah itu ia berlari menuju toilet, tanpa melihat depan ia menabrak laki - laki yg jadi most wanted di sekolahnya karena ia memang tampan dan juga gengnya yg berjumlah 7 org itu berisi para pria idaman seisi sekolah termasuk si Lya ini.
Tanpa Lya sadari ternyata ia tidak jadi jatuh karena merasa badanya ga ad yg sakit seketika membuka mata ia melihat wajah pucat nan tampan yg begitu ia kagumi diam - diam selama ini. Laki - laki itu hanya diam saja ketika menahan tubuh Lya agar tidak jatuh, akhirnya lya pun tersadar dari lamunannya dan segera berdiri.
" ahh .. ma- maafkan aku kak darel, aku lari ga lihat jalan dan nabrak kakak" Lya pun menjadi gugup menundukkan kepalanya, ia takut nantinya malah membuat darel marah.
Darel yg mendengar permintaan maaf dari mulut Lya pun tanpa dia sadari dia menyunggingkan senyuman tipis, dan kembali ke mode kulkasnya " hmm.. kau mau kemana lari - lari seperti itu ?? " Darel mengakat alisnya sebelah sambil memperhatikan raut wajah lya yg nampak pucat dan keringat dingin pun membanjiri keningnya saat ini.
Lya pun akhirnya memberanikan diri untuk menatap darel sambil seperti menahan sesuatu " eemm -. I- itu kak aku mauu.. "
brukkkk
Belum sempat melanjutnya jawabannya Lya sudah pingsan duluan. Dan darel berhasil menangkap tubuh Lya yg hampir saja menyentuh lantai jika ia tidak sigap tadi." Lya hey.. bangun ada apa denganmu .. bangun heyy " darel berusaha membangunkan Lya dengan cara menepuk nepuk pipi lya, tetapi dia tidak merespon. Akhirnya darel menggendong Lya dan berlari menuju UKS.
Andin dan Nara yg mendengar dari murid lain kalau si si Lya pingsan berada di UKS pun segera berlari menuju kesana dengan perasaan khawatir.
" bagaimana keadaan Lya sekarang .. apa dia baik-baik saja ??" Nara pun langsung menyerbu petugas UKS yg menangani Lya saat itu yg masih terbaring diatas ranjang.
" Dia hanya sedang menahan nyeri tamu bulannya sekarang yg berakibat membuatnya pingsan dan tadi sudah diberi obat pereda nyeri. Biarkan dia istirahat dulu saat ini " kedua sahabatnya hanya menganggukkan kepala dan duduk di sebelah ranjang Lya.
Nara juga tadi belum sempat tanya pada petugas UKS siapa yg membawa sahabatnya itu ke UKS. Tapi ia urungkan nanti sajalah ia tanyakan sama Lya ketika sudah bangun.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi namun darel tidak langsung bangkit bersama ketujuh temannya itu. Dia ingin pergi ke UKS sebentar melihat apakah Lya sudah pulang apa belum.
Jay pun heran melihat darel yg tidak seperti biasanya yg dingin juga datar.
" rel tumben lu ga mw ikut pulang bareng ?? Apa ada masalah ??" Jay pun menghampirinya dan duduk dimeja depan bangku darel.
" Ga ada apa- apa aku hanya mau menemui seseorang saja" si Alex pun menyahut
" apa kau mempunyai pacar sekarang rel dan kau tidak memberitahu kita ??" Sambil menapilnya muka tengilnya dan akhirnya mendapat geplakan dari si rehan.
" mulut lu .. kaya lu punya pacar aja sekarang " dan semua temannya pun tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu.
Darel hanya diam dan manatap dengan tajamnya si alex, dan akhirnya Jay pun mengajak para gengnya untuk ke markas tempat mereka biasa berkumpul meninggalkan darel yg masih dengan urusannya.
Akhirnya setelah kepergian para and the gengnya darel pun berjalan ke.ruang UKS. Sebelum masuk ruang UKS ia dikagetkan dengan Nara yg tiba-tiba muncul didepannya.
Dan Nara juga kaget dengan kemunculan si darel, Naya langsung melayangkan tatapan intimidasinya.
" Mw apa kamu kesini ?? Apa salah satu anggota gengmu ada yg sakit ?? " Tanya Nara dengan muka selidik. Bukannya menjawab darel malah balik bertanya.
" Kau juga kenapa ada disini tukang molor !!! Bukan urusan lu juga gua disini" Nara langsung melotot pada darel dan mengeluarkan tatapan membunuhnya. Sebelum Naya membalas ucapan darel.
" udah Ra jangan ribut dulu .. sekarang ayo kita pulang " ucap Andin yg menompang tubuh Lya yg agak lemas tapi masih bisa berjalan. Nara pun ikut membantu menompang tubuh sahabatnya dan menatap darel.
" minggir kulkas..!!! Jangan halangin jalan pulang gue sahabat gue buat pulang .. mendingan loe pulang Sono bareng Ama pasukan tuyul lu " darel hanya menatap tajam si Nara dengan muka temboknya, sedikit menyingkir untuk memberi jalan para wanita itu.
Belum sampai parkiran tiba-tiba badan Lya melayang dan yg melakukan itu adalah si darel.
" apa-apaan loe Jan cari gara yahh disaat sahabat gua lagi sakit gini turunin gakk !!! " Amuk si Nara pada darel.
" udah gua anterin di Lya pulang .. kalian berdua pulang saja sekarang " tanpa menunggu jawaban kedua sahabat Lya darel pun berjalan menuju mobilnya dan mendudukkan Lya dikursi sebelahnya. Kedua sahabat Lya pun segera berlari menuju mobil darel.
" Rel ini beneran loe kan ?? Loe ga salah minum obat kan hari ini ?? Tumben banget juga mw bantuin kita ??" Heran si Andin. Nara pun juga dalam hati heran dengan tingkah darel saat ini namun ia memilih diam dan menatap darel dengan selidik.
" udah percaya Ama gua .. gua bakalan anterin temen kalian ini Slamet sampe rumah .. apa lu ga kasian liat temen lu yg sakit gini mw lu bonceng pake sepeda motor lu ?? " Bener juga si kulkas pikir Nara.
" yaudah lu boleh anterin Lya pulang .. tapi awas ya kalo ada lecetnya tubuh sahabat gue .. gue habisin loe pake tangan gue !!!" Darel hanya menjawab dengan deheman saja.
" Lya hati-hati ya dijalan nanti kabarin kita kalo dia bikin kamu ga nyaman biar nanti gua bikin pecel tuhh kulkas " pesan si Andin yg melihat kedua orang itu sudah masuk dalam mobil.
Lya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada kedua sahabatnya. Setelah darel menjalankan mobilnya keluar dari sekolah.
.
.
.
Tbc
Happy reading guys .. jangan lupa tinggalin jejak kalian yahh supaya othor makin semangat lagi uplod bab panjang .. 😁😁
Saat sudah sampai didepan rumah Lya, ia bertanya pada darel.
" kak darel tau rumah Lya darimana ? " Darel pun terkejut sesaat dan menetralkan raut mukanya menjadi datar lagi.
" udah yg penting kamu sampai rumah saat ini .. buruan turun dan langsung istirahat" Lya pun segera keluar dari mobil darel dan menundukkan kepalanya disamping mobil darel.
" Terimakasih kak darel sudah mengantarkan Lya .. maaf kalau hari ini merepotkan kak darel " dan bilas deheman saja sama darel kemudian dia membunyikan klakson mobilnya dan segera meninggalkan pelataran rumah Lya.
Disaat Baru saja menutup pintu ruang tamu Lya sudah dihadapkan dengan wajah tengil mamanya.
" dia pacar kamu Lya.. ?" Dan Lya pun menghembuskan nafas sejenak sebelum menjawab pertanyaan sang mama.
" Bukan ma .. dia kakak kelas aku disekolah " dan dia segera buru masuk ke kamar sebelum diberondong pertanyaan yg lain oleh mamanya.
Diperjalanan menuju markas darel diam - diam tersenyum setelah mengantarkan Lya pulang tadi.
" Ahh .. apa yg kau pikirkan darel .. kau tidak jatuh cinta dengannya " darel tersenyum dengan menggelengkan kepalanya. Sampai dimarkas ia disambut para teman²nya yg sudah ada disana.
Sebelumnya darel sudah mengetahui kalau teman-temannya ini ada yg setengah manusia namun ia tidak terlalu takut untuk berteman dengannya karena dia juga tidak pernah menyakitinya.
Jayden Andrean Wilson dia adalah keturunan vampire dari pihak ayahnya sedangkan ibunya adalah manusia, termasuk dengan si rehan dan Alex karena mereka masih sepupu. Dan mereka masih lebih dominan ke sisi manusianya.
Jay menatap darel yg terlihat berbeda dari biasanya, terlihat muka darel berseri- seri dan lebih banyak tersenyum hari ini.
" apakah kau menang jackpot rel ?? Mukamu terlihat lebih segar dari biasanya " sambil melirik sahabatnya itu darel hanya tersenyum sambil memainkan ponselnya tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
Teman- teman yg lainpun sebenernya juga heran melihat si darel yg berbeda dari biasanya, tetapi enggan menanyakannya padanya karna sudah diwakilkan oleh Jay tadi.
" Udah ga perlu tanya Ama si manusia kulkas satu ini, giliran dia lagi ada senengnya aja ga bagi- bagi Ama kita. Giliran kalo ada susahnya aja nimbrung Ama kita ya ga guys" timpal si Alex sambil melirik teman - temannya yg lain.
Darel hanya menanggapinya dengan senyuman evilnya, membuat beberapa temannya mengalihkan pandangannya.
" wkwkwk .. mati kau lex kalo evilnya si darel lagi kambuh nohh " bisik rehan pada Alex disampingnya, Alex pun masa bodoh dengan tatapan darel itu. Jay pun segera menengahi candaan para sahabatnya itu.
"sudah lah lex gausah usilin si darel mendingan sekarang kita pesen makan .. apa kalian ga laper dari tadi nyerocos Mulu " dan mereka pun segera mengangguk dan memesan makanan online.
Ketika makanan sudah dan Jay mau membayarnya darel datang dari belakang mengeluarkan 5 lembar uang berwarna merah pada kang Go-Jek.
" udah kembalianya Abang bawa aja .. ga boleh nolak rezeki bang " sambil darel menatap tajam si kang Go-Jek. Setelah itu Jay yg merasa ada yg salah menatap darel yg sudah berjalan dulu didepannya.
" Anak ini apa habis kerasukan setan ya ?tumben tingkahnya kaya bukan darel yg biasanya" batin Jay. Dan mereka pun langsung menyerbu makanan yg ada ditangan Jay.
Ting!!!
Ting!!!
Ting!!!
Bunyi dari ponsel Nara yg saat itu sedang tergeletak diatas mejam nakas. Nara yg baru selesai dengan ritual mandinya keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yg dililitkan ditubuhnya segera memasuki walk in closed dan memakai setelan crop top dan celana jeans sepaha.
Setelah itu dia duduk di meja riasnya dan memakai bedak bayi dam lipbalmnya. Karena memang sudah dari gen mamanya yg cantik dari lahir, jadi tak perlu menggunakan make up yg tebal kaya tetangga sebelah.
Kunyuk : Ra nanti gua jemput lu jm 7 sore .. gua ga menerima penolakan!!!
Cemara grub : Andin : Lya Lo sudah sampai rumah kan ??
Meilya : sudah ndin.. emang kenapa ??
Andin : Ra.. Nara .. woyyy!!!
Nara melihat notifikasi pada ponselnya " tumben si kunyuk ini menghubungi gue .. ada apa ya dia mw jemput gue segala " pikirnya dengan mangut - mangut dan meletakkan jari telunjuknya di dagu.
* Flashback on *
3th lalu pertemuan antara dia dan Jay karena kedua orang tuanya juga bersabahat dari masa kuliah dulu.
" Nara kenalin ini anak Tante Meli yg baru pulang dari luar negri .. rencananya nanti mw melanjutkan sekolahnya di tempat kamu. Jayy sini kenalan dulu sama anak sahabat mommy". Jay pun mendekat kearah sang mommy dengan muka datarnya dan mengulurkan tangannya pada Nara.
" Jay " Nara yg saat itu mematung bagaikan liat pangeran yg Dateng dari langit, ia tersadar saat sang mama menyenggol lengannya.
" ehh .. iya aku Nara .. senang bertemu denganmu " sambil tersenyum menatap lawan bicaranya. Jay hanya menjawab deheman saja dan menatap Nara datar. Setelah itu ia diajak Nara ketaman belakang rumahnya untuk bersantai.
" Emm .. apa kau mau minum sesuatu?? Biar aku sampaikan pada bibi " dibalas hanya gelengan saja oleh Jay. Seketika itu Nara hanya duduk diam saja sambil menatap jauh didepannya sana. Suasana yg hening menyelimuti kedua anak remaja itu, akhirnya Jay mulai mengeluarkan suaranya.
" apa kau sedang melamunkan kekasihmu " dengan nada ketus, dan Nara pun dibuat kaget dengan pertanyaan si Jay. Ia menoleh dan mengangkat satu alisnya.
" memang dasar ya kau manusia kulkas .. sekali bicara dinginnya minta ampun" seketika Nara dibuat jengkel dengan tingkah Jay yg malah memelototinya setelah itu rambut Nara diacak- olehnya.
Dan dari situlah muncul perasaan kesal Nara ketika bertemu dengan Jay karena pertemuan yang tidak mengesankan dihatinya. Namun didalam hatinya yg paling dalam ia sebenarnya mendambakan sosok Jay yg menjadi cinta pertamanya yg membuat hatinya terketuk untuk membuka peluang buat laki- laki itu.
* Flashback off *
Nara yg mengingat masa itupun dibuat kesal jadinya, tapi ia juga penasaran dengan si kunyuk tampan itu. Akhirnya ia membalasnya
Kunyuk : ya dahh kesini aja
Cemara grub : me : apaan sih loo ndin .. Lo kira gua molor lagi apa ??
Me : Lya apa Lo udah mendingan sekarang ?? Tadi ga diapa²in kan sama si darel itu ??
Setelah membalas pesan dari teman- temanya itu ia mendengar suara motor sport yg dipake Jay sudah sampai depan rumahnya.
Nara segera membuka pintu rumahnya dan nampaklah Jay yg turun dari motornya dan melepas helm full facenya. Nara pun menatap Jay kagum sesaat setelah itu ia menetralkan pandangannya pada si Jay.
" ehh .. lu ga punya baju yg bener apa ? Baju kurang bahan gitu dipake. Apa orang tua lu udah bangkrut ga bisa beliin baju yg normal gitu ?? Cerocos Jay sambil menyelonong masuk kedalam rumah Nara.
" Udah gausah banyak bacot lu .. mw kemana emang lu sampe mw jemput gue segala .. perasaan dulu ada yg ogah²an dehh Deket gua " Nara menatap Jay selidik dengan muka datarnya.
" Ganti baju lu yg kurang bahan itu .. cepetan ga pake lama " Nara pun melotot dan segera berlari menuju kamarnya sambil menggerutu.
Nara memilih memakai celana panjang jeans sobek dan jaket kulit warna hitamnya rambut panjangnya ia Cepol keatas, dan turun buat nemuin si Jay yg berada diruang tamunya.
" gua udah selesai dan no komen ya !!! " Tunjuk si Nara pada muka Jay. Jay hanya mangut- mangut sambil memperhatikan tampilan Nara, seketika itu langsung berdiri mendekati Nara tangannya terulur untuk melepas cepolan rambut Nara.
Karena menurut Jay sebenarnya ia lebih suka melihat rambut Nara tergerai dari pada dicepol gitu. Karena pasti mata para laki-laki diluaran sana langsung tertuju pada leher jenjangnya.
" Udah gini udah cocok .. ayo berangkat " sambil berjalan keluar rumah setelah itu ia memberikan helm full face yg ia bawa dari markas untuk Nara.
Diatas motor Nara tidak akan memeluk Jay hanya karena ia naik motor, namun si Jay dengan jailnya menambah kecepatan laju motornya sehingga Nara langsung memeluknya dari belakang.
" bangsat lu kunyuk .. kalo mw mati Jan ajak - ajak gua!!! " Teriak Nara diatas motor yg melaju kencang dengan indahnya menyalip kendaraan yg ada didepannya saat ini.
Didalam helm full facenya jay hanya tersenyum miring ia menikmati ketakutan Nara yg udah menjadi hobinya membuat Nara ngereog tiap ketemu dia. Karena ada rasa nyaman tersendiri baginya ketika melihat muka kesal Nara.
Akhirnya mereka pun sampai disebuah club' malam, Nara segera turun dari atas motor Jay dan melepas helmnya dengan buru-buru.
Mukanya sudah merah dan matanya melotot melihat Jay yg biasa - biasanya turun dari motornya dan mengajanya untuk masuk kedalam.
" bisa ga sihh Lo tuh bawa motornya yg bener hahh ?? Kalo Lo mw mati.. mati aja sendiri jangan ajak² guee!!! Trus ini juga ngapain loe ajak gue kesini " pekik Naya yg udah terlanjur kesel dengan Jay, dan hanya dibalas dengan gelengan dan tawa kecil oleh Jay.
Ia hanya tidak habis fikir dengan pertanyaan yg dikeluarkan Nara seperti kereta api yg kaya ga ada stasiunnya.
" Udah tahan dulu marah lu Ama gua ... Ada sesuatu yg me kutunjukin Ama lu sekarang ".
Jay dan Nara pun masuk kedalam klub itu dan disana sudah banyak anak seusianya yg menari,mabuk bahkan ada yg bercumbu secara terang-terangan disana. Dan itu membuat Nara ingin muntah melihat itu semua.
" ehh .. loe ngapain sihh .. ngajak gua ketempat kek gini .. gua ga suka .. ayo pulang ajahh " nara ingin balik keluar dari tempat itu namun ditahan sama Jay.
" cuma sebentar dan nanti kau akan tahu dan malah berterimakasih padaku " akhirnya Nara pun mengikuti Jay berjalan dengan digandengnya tangan ia oleh Jay.
Ia duduk dimeja bertender dan Jay memesan minuman yg tidak mengandung alkohol untuk Nara sedang ia sendiri pesan wesky.
Beberapa saat kemudian orang yg ditunggu-tunggu oleh Jay pun datang, dan ia menyenggol lengan Nara supaya melihat kedepan sana.
" apa mata gue ga salah liat ini kunyuk .. Itu kan si Vero bisa- bisanya ia seperti itu ditempat ini " tunjuk si Nara pada Vero yg udah digelanyutin 3 cewek yg ada disana.
Setahu Nara, Vero itu anaknya pendiam alim gitu gataunya iku hanya dibuat cover dia aja. Berarti selama ini dia dekatin Nara ada maksudnya karena ia menginginkan Nara untuk tidur bersamanya.
Nara pun menyunggingkan senyumnya dan berjalan mendekati Vero bersama dengan Jay.
" ohh jadi gini yaa ternyata si Vero yg dibilang anak paling alim dan pendiam disekolah.. gataunya aslinya mah cowok brengsek!!! " Suara Nara yg udah ada dibelakang Vero.
" kok kaya denger suara si Nara yahh ?? " Batin Vero, kemudian ia menengok kebelakang dan membelalakkan matanya karena ia kaget melihat Nara dan Jay ada dibelakangnya.
" bangsattt .. kenapa juga dia ada disini sihh .. rencana gue bisa gagal kalau dia ga lagi percaya sama gue " batin Vero dalam dalam hati.
Vero segera mendorong perempuan yg masih bergelayut manja padanya hingga perempuan itu terjembab ke lantai klub.
Vero mencoba menjelaskan pada Nara kalau yg Nara lihat itu tadi hanya jebakan dari wanita yg ia dorong tadi.
Nara pun hanya menanggapinya dengan tawa dan tatapan menjijikan pada Vero, ingin sekali ia lenyapkan lelaki brengsek sepertinya dari bumi ini.
" Nara dengerin gua Ra .. gua tadi dijebak Ama tuh cewek Ra .. gu-gua tadi kesini gara-gara mw jemput sepupu gua yg lagi mabok Ra .. beneran gua ga bohong Ra " sambil menatap memohon Nara percaya padanya saat ini meskipun kenyataannya Nara mungkin sudah jijik dengannya.
" ohh gitu yahh .. Trus mana tuh sepupu Lo yg katanya mabok itu " balas Nara sambil tersenyum mengejek.
"udah ga perlu baik²in diri loe depan gua ...Karena semua sudah jelas.. dan berhenti deketin gua lagi gua ga butuh cowo brengsek kaya loe " tunjuk nara pada muka si vero tetapi Vero malah mengkap tangan Nara dan berusaha untuk menariknya kedalam pelukannya.
" hehhh .. lepasin tangan lu dari Nara sebelum tangan loe berpindah pada tempatnya!!! " Tahan si Jay pada tangan Vero yg menarik tangan Nara saat ini dengan tatapan tajamnya bak seperti dewa kematian.
Vero yg ditatap seperti itu pun tidak terima dan segera mendorong Jay dan memberikan bogemannya pada pipi Jayden.
" bangsat loe ngapain serang orang lain hahh !!Jelas-jelas loe yg bersalah disini brengsekk !!! " ucap Nara sambil mendorong tubuh Vero dengan kasar.
.
.
.
.
TBC
Haloo guyss .. semoga kalian suka yahh dengan novel othor .. jangan lupa tinggalin jejak .. 😉😉😉
" jayyyy .. Lo gapapa .. dasar cowok brengsek!!! " Seketika itu Nara tanpa pikir panjang langsung menendang pusat laki- laki itu, dan varo pun auto tidur dilantai sambi pegang masa depannya.
Jay yg melihat itupun langsung bangkit berdiri dan mengangkat kerh baju varo.
" sekali lagi gua liat Lo masih deketin si Nara .. Lo abis ditangan gue .. udah Ra kita cabut aja ga guna juga ladenin si cowo brengsek ini " Jay segera menggandeng tangan Nara dan berjalan keluar dari tempat itu.
" emangnya Lo siapanya Nara ga ngebolehin gue deketin dia " ucap Varo sambil tersenyum mengejek Jayden.
" gue sudah anggep Nara seperti keluarga gue .. dan gue juga harus lindungi dia laki-laki modelan kayak loe gini " balas Jay.
" haha .. bulsyittt ... gue ga percaya kalo loe ga ada rasa sama Nara " ucap Varo yg memancing amarah Jay.
segera jayden menghampiri varo dan memberikan bogem mentahnya beberapa kali hingga membuat varo terbaring tak berdaya.
bug
bug
bug
" gue ga pernah main-main sama ucapan gue .. loe denger itu.. sekali lagi gue peringatan loe untuk jatuhin Nara " tegas Jayden sambil mencengkram kerah baju Varo sesaat sebelum pria itu pingsan.
setelah itu mereka berdua meninggalkan Varo yg pingsan itu, segera keluar dari club' menuju parkiran.
" Kebangetan tuh si varo .. padahal dia yg salah kenapa juga juga mukul loe .. apa ini sakit ??" Sambil menggerutu dan memegang pipi Jay yg sedikit berdarah ujung bibirnya, Jay hanya menjawab dengan gelengan dan senyuman tipisnya.
Jay segera melajukan motor sportnya dan Nara pun Tanpa ingin mengulang kejadian seperti saat sedang berangkat tadi segera memeluk Jay dari belakang.
" kita langsung pulang kerumah gue aja " ucap Nara ketus tanpa mw dibantah, dia sebenernya pengen hajar tuh si varo tapi ditahan sama Jay tadi jadi belum puas rasa jengkel dihatinya saat ini.
Tingg!!!
Mama :" Ra mama malam ini ga pulang .. mama ikut papa kamu ke acara ulang tahunnya Steven dan menginap dirumahnya ... Kalo kamu takut sendirian minta Jay temani kamu ya sayang "
Setelah melihat pesan dari mamanya, Nara segera masuk bersama Jay. Nara segera mencari kotak obat dan membawanya keruang tamu untuk mengobati Jay, sebelum itu ia meminta kepada bibi untuk dibawakan es batu untuk mengompres pipi Jay.
" Tumben Tante Laras ga kliatan Ra ??" Tanya Jay.
" mama lagi keacara ulang tahunnya sepupuku dan menginap disana bersama papa." Jay hanya menganggukkan- anggukan kepalanya, setelah itu Nara segera mengambil kompres yg sudah ditaruh bibi kedalam wadah dan mulai meletakkan dipipi Jay.
" Sshhhh " Jay sempat kaget dengan rasa dingin yg menerpa pipinya sehingga ia sedikit bergerak menekan pipinya ketangan Nara.
" Ehh .. ma- maaf .. sakit ya .. sory gua ga sengaja kalo terlalu kenceng tadi usapnya " kikuk Nara melihat Jay seperti sedang menahan sakitnya.
Setelah itu ia olesi sudut bibir Jay yg berdarah menggunakan saleb, jarak wajah Nara dengan Jay sudah sangat dekat entah tiba-tiba nara merasa ada yg ga beres dengan jantungnya yg semakin berdetak kencang.
Nara segera mengalihkan tatapan matanya dan berusaha untuk kembali fokus pada luka Jay.
" Sebenernya kamu ini sangat cantik Ra .. pantas banyak yg suka deketin kamu .. ingin rasanya gua congkel tuh mata para buaya darat itu !!! " batin Jay dalam hati saat ia menatap wajah Nara yg fokus mengobatinya.
" Terimakasih ya Ra .. lu udah obatin gue .. padahal sebenernya ga perlu diobati juga nanti bakalan sembuh juga." ucap Jay yg masih menatap wajah Nara yg saat ini sedang merapikan kotak obat.
" itu juga gara² loe yg belain gue dari si brengsek itu Jay .. maaf ya gara² gue loe jadi kena bogem si varo.." Jay hanya menyunggingkan senyumnya dan mengangguk.
" krruukkk " Nara segera menatap Jay
" loe laper ya Jay .. perut lu udah demo tuh" sambi terkikik Nara berjalan kedapur mengembalikan kompresnya, Jay pun sebenarnya malu dengan bunyi perutnya namun biarlah memang pada dasarnya ia memang sudah lapar dari tadi.
Nara kembali keruang tamu dengan membawa makanan yg tadi sudah dipanaskan oleh bibi keruang tamu.
" makan dulu Jay.. kasian Perut lu yg ga Lo perhatiin " ucap Nara sambi terkekeh, Jay pun menerima makanan yg Nara diberikan, setelah itu mereka sama-sama makan diruang tamu.
Tiba-tiba lampu rumah Nara padam, seketika itu Nara langsung melompat memeluk Jay dengan badan bergetar.
"Heyy Ra .. lu gapapa .. ini cuma mati lampu Ra gausah takut " ucap Jay yg saat itu ia juga kaget melihat Nara yg memeluknya seperti koala, tapi Jay merasa ada yg tidak beres merasakan tubuh Nara yg bergetar tanpa menjawab pertanyaannya.
Jay mengusap lengan Nara dan berusaha untuk menyadarkannya.
" Ra ada gue disini jangan takut yaa" namun Nara tetap diam, Jay segera meraba jaketnya dan segera menyalakan senter hpnya mengarahkan pada muka Nara.
Keringat dingin membanjiri wajah Nara dengan mata yg terpejam, Jay segera menggendong Nara duduk diatas sofa dan mengucapkan kata-kata menenangkan ditelinga Nara, berharap ia bisa mengurangi ketakutan yg dialami Nara saat ini.
" g-gue takut gelap j-jay" ucap Nara dengan mata tetap terpejam namun badan ya sudah normal bergetar lagi.
" apa lu punya phobia gelap Ra ?" Tanya Jay dan dijawab anggukan dri Nara.
Beberapa saat kemudian lampu rumah Nara sudah menyala, Jay segera membangunkan Nara yg masih diperlukannya.
Ternyata Nara tidak bergeming dan terdengar dengkuran halus perempuan itu. Akhirnya Jay pun berinisiatif menggendongnya sampai kamar Nara setelah Nara tidur dengan nyaman ia akan pulang.
Saat menyelimuti tubuh Nara Jantung Jay dibuat terkejut dengan gerakan Nara yg tiba-tiba menarik tengkuknya.
" bangsattt .. anak ini kenapa sihh bikin jantung gua ga aman aja .. kenapa juga disituasi yg kayak gini pula" batin Jay.
" Jangan pergi .. t-tolong jangan tinggalkan Nara sendiri.. n-nara takut gelap .. jangan tinggalin Nara" cicit Nara ditengah igauannya.
Jay pun menghela nafas beratnya, mau tidak mau dia akhirnya menemani Nara tidur diranjangnya. Jayden juga tidak tega untuk meninggalkannya dalam kondisi yg seperti ini.
Nara merasa tidurnya sangat nyenyak sekali jadi dia puas- puasin lanjutin tidur panjangnya karena hari ini juga hari libur sekolahnya.
Tapi ia merasa gulingnya sangat berbeda dan hangat, tanpa membuka matanya ia meraba-raba guling tersebut tanpa sengaja ia menyentuh sesuatu yg menjembul keras.
" ihhh .. apa'an ini !!! Masak guling gue udah beda bentuknya dan banyak roti sobeknya " batinnya dalam hati, Nara langsung membuka matanya dan betapa terkejutnya ia sekarang, bahwa yg ia peluk dan ia anggap sebagai guling adalah si kunyuk Jay.
" Akkhhhh .. bangsattt .. ngapain Lo disini kunyukk " teriak Nara tanpa sadar kaki ia mendorong tubuh Jay dan berakirlah Jay mencium lantai kamar Nara.
Jay pun kesakitan dan memegang hidung mancungnya yg seperti aktor Korea itu berdarah gara-gara menyentuh lantai kamar Nara dengan indah.
" ehhh .. bangke ya luu .. bangunin gua juga jangan kayak gitu napahh .. Lo kira gua barang yg seenaknya lo tendang-tendang anjing " Nara yg mendengar suara keras dari Jay pun hanya menyengir kuda dan menatap hidung Jay yg masih mengeluarkan darah, Jay menatap sengit Nara.
" Lo tuh ya ditemenin bukannya terima kasih.. tambah bikin wajah gua makin bonyok ajahh ... Gara² mati lampu sialan hari libur gua menjadi sial banget" setelah mengeluarkan sumpah serapannya Jay buru-buru masuk toilet kamar Nara.
Kringgg!!! Kringgg!!!! Kringg!!!
Bunyi dari hp Jay yg ada diatas nakas samping tempat tidurnya, Nara melihat kalo yg menelfon Jay adalah Tante Meli tanpa ba bi Bu langsung ia angkat panggilan itu.
" halo Tante Meli .. ini Nara Tante Jay lagi ketoilet sekarang" terdengar suara hembusan nafas lega Tante Meli.
" ohh syukurlah Nara kalau Jay bersamamu saat ini .. Tante lega dengarnya .. Tante hanya memastikan Jay tidak pulang semalam kemana karena ia tidak kabari Tante bila menginap di rumahmu sayang" Nara hanya mangut-mangut saja mendengar celoteh sang mommy Jay.
" yasudah Tante tutup telfonnya ya sayang .. see you " belum juga Nara membalas ucapannya sambungan sudah dimatikan oleh Tante Meli, Nara meletakkan kembali ponsel Jay diatas nakas dan ia mengetuk pintu kamar mandinya.
" jayyy .. Lo gapapa kan ??? Apakah parah Jay keadaan hidung Lo " namun tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi, Nara mencoba mengetuk pintu itu beberapa kali dan tidak ada sahutan.
Akhirnya ia memberanikan diri membuka pintu kamar mandinya yg ternyata tidak dikunci oleh Jay tadi, Nara segera melihat kedalam dan betapa terkejutnya ia ketika melihat badan Jay yg tergeletak dilantai kamar mandinya dengan darah yg masih mengalir dari hidungnya.
" Bibi.. tolong bik .. panggil mang dadang juga bik " teriak Nara dari depan kamarnya dan kembali menuju kamar mandinya berusaha untuk membangunkan Jay.
" jayy .. bangun jayy .. loe kenapa bisa pingsan kaya gini sih .. bangun jayy " sayup-sayup Jay mendengar suara Nara yg mulai menangis memanggilnya.
" N-nara gua boleh minta tolong n-ngakkk " ucap Jay dengan suara lirih namun masih terdengar ditelinga Nara saat ini dan ia pun menganggukkan kepalanya tanpa bersuara.
" boleh minta setetes darah Lo " seketika itu Nara menegang mendengar ucapan dari Jay.
" maksud loh darah apaan Jay .. ngomong yg jelas Jan ngadi² dehhh" kesal Nara yg menganggap ucapan Jay ngelantur.
Tokkk!!!! Tokkkk!!! Tokk!!!
" Non ada apa ?? Non kok teriak- teriak memanggil bibi apa terjadi sesuatu " tanya BI Ijah yg tergopoh-gopoh berlari seperti mendengar teriakan Nara tadi.
Jay yg mendengar itu pun menatap Nara dengan mukanya yg semakin pucatnya dengan tatapan memohon dan menggelengkan kepalanya. Nara bimbang dengan keadaan Jay yg sepertinya semakin parah.
" Nara tatap mataku dan percaya padaku bahwa aku baik- baik saja" akhirnya Nara menganggukkan kepalanya.
" Tidak ada apa-apa bi.. apa bibi sudah masak sarapan pagi ini ?? " ucap Nara sambil menatap Jay, bibi yg mendengar ucapan sang nona yg tampak baik-baik saja tanpa membuka pintu kamar itu segera kembali kedapur. Jay menatap mata Nara lagi.
" sudah non .. Bibi sudah selesai masak makanan kesukaan non dan den Jay " balas pembantu rumah Nara, setelah mendapat jawaban dari nona muda segera ia kembali menuju dapur.
" gua mohon Ra hanya setetes aja .. gua minta darah loe " ucap Jayden sebelum ia tidak sadarkan diri.
" hehhh .. kunyukkk bangun loo kunyukk " ucap Nara sambil menggoyangkan tubuh Jayden yg terlihat semakin memucat.
Nara yg saat itu khawatir melihat keadaan Jayden yg semakin memucat dengan terpaksa menusuk jarinya dengan menggunakan penjepit rambutnya.
" sshhh..ahhh " gumam Nara dan ia arahkan pada bibir pucat Jay yg matanya saat ini sudah terpejam.
" semoga lo bisa hidup lagi Jay .. gue gamau kalo loe jadi vampire beneran " batin Nara dalam hati dengan air mata bercucuran menatap lelaki dibawahnya yg tidak berdaya itu.
.
.
.
.
Tbc
happy reading guys .. 😉😉😉
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!