Seyla anak yatim piatu, orang tuanya meninggal saat Seyla masih Kuliah. Kini Seyla harus banting tulang untuk membiayai Kuliah dan kehidupannya sehari-hari.
Susan adalah teman Kuliah dan teman masa kecil Seyla. Susan dan Seyla tinggal bersama di Kontarakan yang sederhana. Mereka patungan untuk membayar kontrakan tersebut.
Kini setelah lulus Kuliah Seyla dan Susan bekerja di salah satu restoran sebagai pelayan karena belum mendapatkan pekerjaan tetap di Perusahaan sesuai dengan bidang keilmuannya.
Setelah pulang bekerja Seyla dan Susan kembali ke Kontrakan.
Tiba-tiba dalam perjalanan pulang ada mobil yang hampir menabrak mereka, aaaaaa Seyla dan Susan berteriak dalam keadaan berpelukan. Pengendara mobil tersebut langsung mengarahkan mobilnya kesamping dan menabrak pohon. Seyla dan Susan membuka mata perlahan-lahan karena mereka tidak merasa sakit atau sesuatu yang menabrak mereka. Mereka melihat ke arah mobil dan langsung melihat keadaan orang yang ada dalam mobil tersebut.
"Mahendra Satya Setiawan?" Kata Susan dengan tangan menutup mulutnya.
"Apa kau kenal dengan orang in?" Tanya Seyla.
"I-iya aku kenal orang ini" jawab Susan dengan nada yang terbata-bata.
"Ya sudah kita langsung melepon Ambulance sja."
Seyla langsung menelpon Ambulance dan memberikan alamat tempat kecelakaan.
Beberapa menit kemudian Ambulance datang Seyla ikut masuk dalam Ambulance karena dipaksa oleh Susan.
Setelah sampai di Rumah Sakit Satya langsung di bawah di ruangan VVIP karena pihak Rumah Sakit kenal dengan Satya. Akan tetapi Seyla dan Susan dilarang masuk.
Mereka duduk dan menunggu Dokter keluar setelah memeriksa keadaan Satya.
"Susan kenapa orang tersebut dilakukan sangat spesial di Rumah Sakit ini? apa dia yang punya Rumah Sakit ini?" tanya Seyla dengan melipat tangan ke dada.
"Ya ampun Sey kamu nggak tau siapa Mahendra Satya Setiawan itu?" tanya balik Susan dengan raut wajah yang sangat penasaran.
"Tidak. Aku tidak tau. Bahkan aku baru tau kalau ada pasien yang diberlakukan seperti Raja." Jawab Seyla.
"Oh My God Seyla dia itu pemilik perusahaan terbesar di sini. Semua orang tau siapa Mahendra Satya Setiawan. Yang aku dengar dia sangat sombong tapi sangat mencintai keluarganya tidak semua orang bisa bertemu dengan dia dan kita orang yang beruntung bisa bertemu dengannya bahkan melihat wajah tampannya dengan jarak dekat." Jawab Susan dengan Wajah yang merona.
"Kalau dia sekaya itu kenapa dia bawa mobil sendiri? apa dia tidak mempunyai Supir? bahkan dia dalam keadaan mabuk." Tanya Seyla.
"Aku juga nggak tau sih. Tapi, untung saja dia masih bisa mengendalikan mobilnya dan hanya menabrak pohon bukan kita." Jawab Susan.
Masih dalam pembicaraan tentang Satya tiba-tiba ada seseorang berlari dan menghampiri mereka. Ya dia Indra sekretaris Satya.
Indra adalah teman masa kecil Satya dan sekaligus Sekretaris Satya. Indra mendengar kabar tersebut dari Dokter yang menangani Satya.
"Heiii apa kalian berdua yang ada di lokasi tempat kecelakaan Pak Satya?" tanya Indra tanpa ada basa-basi.
Ini orang kenalan dulu kek apa. Langsung to the point aja. Gerutu Seyla.
Susan yang sudah tau karakter Indra dari orang lain tidak begitu kaget.
"Iya kami berdua ada di lokasi tersebut. Jawab Susan.
Ceritakan apa yang kalian lihat." Kata Indra dengan tegas.
Siapa dia? apa dia Polisi? seperti menginterogasi saja. kata hati Seyla.
"Mmmm sebenarnya kami yang hampir ditabrak oleh Pak Satya tapi Pak Satya langsung membelokkan arah mobilnya dan menabrak Pohon. Kami mohon maaf Pak." Jawab Susan dengan menunduk.
"Kenapa kamu minta maaf? Itu kan bukan salah kita lagian dia saja yang tidak mengendarai mobil dengan baik bahkan dalam keadaan mabuk. Dasar orang kaya menyebalkan." Kata Seyla dengan wajah yang cemberut melihat kearah Susan lalu berganti melihat kearah Indra.
"Sey kamu ini mau cari gara-gara haa? kamu tidak tau apa yang akan mereka lakukan sama kita kalau kita berani sama mereka" Bisik Susan.
"Oh seperti itu baiklah. Sepertinya aku tidak perlu bertanggung jawab sama kalian. Toh kalian juga tidak apa-apa. Apalagi mendengar dari jawaban Nona yang satu ini." Kata Indra sambil melihat kearah Seyla.
Seyla menatap balik Indra dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
Berani sekali dia menatapku seperti itu. Gerutu Indra.
Kalian boleh pergi !!
"Iya kami juga sudah mau pergi dari tadi, hanya saja ada seseorang yang memaksa untuk tetap di sini. Kata Seyla sadis. Ayo Susan" ucap Seyla sambil merangkul tangan Susan dan pergi meninggalkan Indra.
Indra masih terdiam kaku ditempatnya dan meresap semua perkataan gadis tadi.
"Berani sekali dia meninggalkanku. Bukankah aku yang harus meninggalkan mereka di sini? Apa dia tidak tau sedang bicara dengan siapa? mungkin dia tidak memiliki Televisi di rumahnya. hmm sangat disayangkan." ucap Indra
Indra segera menuju ke ruang tempat Satya dirawat. Indra menanyakan keadaan Satya pada Dokter yang kebetulan masih di ruang tersebut.
"Dokter apa Pak Satya baik-baik saja?"tanya Indra dengan wajah cemas.
"Iya Pak Satya tidak apa-apa. Hanya terluka sedikit saja." Jawab Dokter.
"Tapi kenapa Pak Satya belum sadar juga?"tanya Indra.
"Pak Satya belum sadar karena pengaruh alkohol. Sebentar lagi pasti Pak Satya akan sadar." Jawab Dokter.
"Oh Syukurlah. Terima Kasih Dok." kata Indra dengan perasaan lega.
Dokter segera meninggalkan ruangan tersebut. Kini hanya Indra dan Satya yang ada di ruangan.
"Kenapa kamu mabuk Satya? apa yang terjadi padamu?" tanya Indra dengan wajah yang sedih.
Kini Satya perlahan membuka matanya. Indra segera bangkit dari tempat duduknya dan mendekat ke arah Satya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Indra.
"Kenapa aku di sini?" tanya Satya tanpa menjawab pertanyaan Indra.
Dasar walau dalam keadaan sakit masih saja seperti ini. gerutu Indra.
"Iya kamu sekarang ada di Rumah Sakit. Kamu kecelakaan karena kamu dalam keadaan mabuk. Apa yang membuatmu mabuk seperti ini? apa kamu ada masalah?" tanya Indra
"Segera siapkan mobil dan antar aku ke rumah." perintah Satya.
Lagi-lagi dia tidak menjawab pertanyaanku. Dasar.
Tanpa bertanya lagi Indra segera membantu Satya dan pergi dari Rumah Sakit.
Beberapa jam kemudian Satya sampai di rumahnya. Indra membantu Satya menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar Satya langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang sangat empuk dan luas itu.
"Kamu baik-baik di sini. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku." ucap Indra dan segera pergi dari kamar Satya.
Sebelum Indra sampai di pintu kamar, Satya memanggil Indra
"apa kamu yang mengantarkanku di Rumah sakit.? Bukankah kamu ada pertemuan untuk menggantikanku? Oh iya kenapa aku sampai kecelakaan? seingatku aku hampir menabrak dua orang gadis tapi setelah itu aku sudah tidak ingat lagi. Apa kamu tau apa yang selanjutnya terjadi?" tanya Satya
Giliran dia yang bertanya aku harus ah bukan aku wajib menjawab semua pertanyaannya.
"Aku dapat telepon dari Rumah Sakit tempat kamu dirawat. Kebetulan aku dalam perjalanan pulang karena pertemuan sudah selesai. Dan kamu memang tidak menabrak dua orang gadis itu tapi menabrak pohon." jawab Indra.
"Apa?? Pohon?? kenapa aku menabrak pohon? apa karena aku mabuk dan menabrak pohon? oh sungguh memalukan. Apa ada orang yang melihatku di sana?"
Tanya Satya lagi.
ya pastinya dua orang gadis yang hampir kamu tabrak itu. Apakah aku punya ilmu hitam sampai aku bisa terbang dan langsung ke tempat kamu kecelakaan untuk melihat siapa saja yang melihatmu kecelakaan? Bos yang menyebalkan. Gerutu Indra.
"Kamu hampir menabrak dua orang gadis untung saja kamu langsung membelokkan arah mobilmu ke pohon dan menabrak pohon dari pada kamu harus menabrak dua orang gadis itu. Justru itu akan memperburuk keadaan." Jawab Indra.
"Terus di mana mereka? Apakah kamu sudah menutup mulut mereka supaya tidak memberikan informasi kepada siapapun tentang kecelakaan itu? Bisa gawat aku kalau informasi ini sampai ke telinga Orang Tuaku. Apalagi aku kecelakaan dalam keadaan mabuk." tanya Satya
Bagaimana ini? apa aku harus terus terang saja? apa dia tidak akan marah? ah mana mungkin dia tidak akan marah. Aduuhh gimana nih.
"Ha? apa kamu sudah menutup mulut mereka? kenapa hanya diam saja? apa jangan-jangan kamu belum melakukan itu?" tanya Satya dengan nada yang tinggi.
"mmmm sebenarnya........" Indra tidak bisa melanjutkan ucapan nya
"Apa aku harus memberi tahu mu terlebih dahulu apa yang harus kamu lakukan?" potong Satya.
"Maafkan aku. Aku tidak sempat memikirkan hal itu. Karena salah satu gadis yang hampir kamu tabrak itu bukan seperti gadis lainnya. Dia berani menatapku dengan tatapan tajam tanpa ada rasa takut sedikitpun." jawab Indra.
"Tidak seperti gadis lainnya? apa maksudmu?" tanya Satya dengan wajah penasaran.
"Itu gadis sangat berani, bahkan dia menyalahkanmu karena tidak mengendarai mobil dengan baik bahkan dalam keadaan mabuk. Diapun memarahi temannya karena meminta maaf padaku. sambung Indra.
Berani sekali dia menyalahkanku. Siapa dia?" tanya Satya.
"Aku tidak menanyakan nama mereka. Aku akan mencari tau siapa mereka terutama gadis kecil pemberani itu" jawab Indra.
"Baiklah, kalau sudah dapat informasinya segera beri tahu aku." Perintah Satya.
"Baiklah. Aku pergi dulu." Indra pamit
Indra meniggalkan tempat kediaman Satya dan langsung mengambil Handphone dari sakunya untuk menelpon seseorang. Dia adalah orang kepercayaan Indra untuk mencari informasi.
"Cari tau siapa mereka jangan ada informasi yang terlewatkan." Perintah Indra dan langsung menutup teleponnya.
Gadis yang unik. Kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh Satya padamu. Gumam Indra dengan tersenyum sinis.
Setelah tiga hari seluruh pekerjaannya dikerjakan oleh Indra kini Satya sudah sembuh total dan mulai bekerja kembali di Kantor seperti biasanya.
Satya berada di dalam ruangannya dan menunggu kedatangan Indra.
Tok tok tok....
Masuk Satya mempersilahkan orang yang mengetuk pintu tersebut.
"Indra bagaimana informasi tentang gadis kecil yang pemberani itu?" tanya Satya pada saat Indra baru membuka pintu ruangannya bahkan tangannya masih memegang gagang pintu.
"Apa tidak seharusnya aku duduk dulu Bapak, Tuan, Bos Mahendra Satya Setiawan?" tanya Indra dengan memasang senyuman manis.
"Apa kamu harus duduk dulu sebelum memberikan informasi itu?" tanya balik Satya dengan wajah datar.
"Aduuuhh Satya kenapa kamu masih saja sama seperti dulu? Dasar pria tidak punya perasaan." Kata Indra dan duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Panggil aku Tuan atau Bapak saat kita di Kantor. Apa kamu pikir kita sedang di luar kantor? Aku ini atasanmu dan bukan temanmu kalau di Kantor. Dasar tidak tau aturan." Kata Satya dengan wajah yang masih datar.
"Baiklah. Maafkan aku Tuan Satya." Kata Indra dengan penuh rasa hormat.
Indra sudah dianggap Satya sebagai saudaranya sendiri itulah Indra diangkat Satya menjadi sekretarisnya karena hanya Indra yang tau segala sifat yang dimiliki Satya.
"Ini foto mereka." ucap Indra dengan meletakkan dua foto di meja.
Satya langsung mengambil foto itu dan memperhatikan nya.
"Yang mana gadis pemberani yang kau bilang itu? apa ini? atau ini?" tanya Satya dengan menunjuk foto itu bergantian.
"Ini dengan menunjuk foto Seyla. Namanya Seyla Putri Cahyati, dia anak Yatim Piatu orang tuanya meninggal saat dia masih Kuliah dan sekarang dia bekerja di Restoran XX sebagai pelayan. Dia pernah melamar pekerjaan di perusahaan XX tapi ditolak. Aku tidak tau apa alasan dia ditolak di Perusahaan itu. Untuk sementara ini dia bekerja di Restoran tersebut. Informasi yang aku dapat dia belum pernah melamar pekerjaan di Perusahaan ini." jelas Indra
"Dan ini Susan teman Kuliah dan teman masa kecil Seyla. Dengan menunjuk foto Susan.
Dia Susan Andriani. Ibunya sudah meninggal dan Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan meninggalkan Susan sendiri.
Sekarang Seyla dan Susan tinggal bersama di Kontarakan XX." sambung Indra
"Baiklah atur pertemuan aku dan Seyla. Aku akan lihat apakah dia sesuai dengan apa yang ceritakan." Perintah Satya.
"Ok." Jawab Indra.
"Apa jadwal aku selanjutnya? tanya Satya.
Tuan tidak memiliki jadwal pertemuan atau semacamnya." jawab Indra.
"Baguslah kalau begitu kita ke Hotel saja untuk melihat perkembangan hotel tersebut." ucap Satya
"Baiklah." jawab Indra
Satya dan Indra segera keluar dari Kantor dan menuju Hotel milik Satya.
Sesampainya di Hotel mereka langsung dihormati oleh Security Hotel.
"Selamat datang Pak Satya" sambil menundukkan kepala tanda hormat kepada pemilik Hotel tersebut.
Tidak kalah karyawan perempuan yang begitu antusias mencari perhatian pemilik Hotel tersebut dan karyawan perempuan lainnya mencari perhatian pada sekretaris yang wajahnya tampan juga.
Satya dengan wajah datarnya begitupun Indra tanpa melihat karyawan perempuan yang mencari perhatian mereka.
Mereka segera menaiki lift dan sebelum lift terbuka ada seseorang yang menerobos masuk ke lift tersebut dengan Satya dan Indra.
Satya dan Indra sangat kaget dengan kedatangan seseorang tersebut. Mereka melihat kearahnya dan seseorang tersebut bahkan tidak melihat ke arah mereka. Dia sibuk dengan ponsel yang ada ditangannya.
Seyla? Tanya Satya dan Indra dalam hati dan saling memandang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!