Terdengar suara langkah para tim medis yang berlarian mendorong brangkar pasien. Terlihat seorang wanita dengan wajah pucat terkulai lemah tak berdaya di atas brangkar. Seorang pria tampan berjalan mengikuti, terlihat sangat cemas seraya ikut mendorong brangkar tersebut.
Junior tidak menyangka wanita yang terlihat kuat dan ceria selama ini menyimpan penyakit yang serius. Penyakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya, pantas saja Paris berkali-kali menolak lamarannya. Namun, mengapa ia baru mengetahui semua ini sekarang.
Andai ia lebih cepat mengetahuinya, ia akan membawa Paris berobat kemana saja asalkan wanita yang ia cintai sembuh dari penyakitnya.
"Maaf Tuan, anda tidak dapat memasuki ruangan. Biarkan kami melakukan tugas kami," ucap salah satu Dokter menghentikan langkah Junior.
Junior mengusap rambutnya ke belakang, ia mencoba melihat apa yang terjadi di dalam sana dari pintu kaca ruangan ICU. Namun, ia tidak dapat melihat apapun karena begitu banyak petugas medis yang ikut menangani Paris.
Seseorang menepuk pundak Junior, Junior berbalik lalu memeluk orang itu. Ia adalah Uncle Kean kerabat ayah Junior, Uncle Kean sedang ada seminar di rumah sakit tersebut sehingga ia bertemu dengan Junior.
"Percaya kan semua sama yang di atas," tutur Uncle Kean mencoba menenangkan Junior.
"Aku enggak bisa, aku enggak bisa tanpa dia Uncle. Paris satu-satunya wanita yang aku cintai," sahut Junior. Pria itu terlihat rapuh saat ini, bahkan air mata mengalir begitu saja membasahi kedua pipinya.
Tak lama kemudian para orang tua baru saja sampai menghampiri Junior dan Uncle Kean. Terlihat kedua ibu saling merangkul mencoba menenangkan, Mom Keyzia ibu Junior mencoba menenangkan Mom Natalie sejak tadi.
"Gimana keadaan Paris?" tanya Uncle Gerry ayah Paris.
Gerry datang bersama istri dan anak bungsunya Jasmine yang baru saja datang dari Indonesia. Jasmine William putra bungsu pasangan Gerry dan Natalie, tidak seperti Paris yang selalu mendapatkan cinta, Jasmine adalah putri yang selalu Gerry abaikan.
"Mereka sedang menangani Paris, tetapi sudah lama mereka belum keluar memberitahu hasilnya," jawab Junior putus asa.
"Kenapa kita semua enggak menyadari kalau putriku sakit?" tanya Uncle Gerry kesal. Raut wajahnya terlihat sangat putus asa, ia tidak ingin kehilangan putri sulungnya Paris.
"Sabar Ger, Junior juga baru sekarang mengetahui penyakit Paris," bela Dad Kaivan ayah Junior.
"Paris sengaja menyembunyikan semua ini dari kita," ucap Mom Natalie terisak.
"Sabar Nat, semua akan baik-baik saja," bujuk Mom Keyzia lalu memeluk Mom Natalie.
Uncle Gerry menyugar rambutnya ke belakang, kedua matanya memerah ia merasa bersalah karena tidak dapat menyadari apabila putri nya selama ini menderita. Menderita karena penyakit yang selama ini menggerogotinya.
Beberapa menit berlalu, salah seorang perawat keluar dari ruang ICU dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Pasien ingin bertemu dengan Jasmine dan Junior," ucap perawat itu.
Jasmine dan Junior bergegas masuk, karena ingin bertemu dengan Paris. Jasmine dan Junior dapat melihat wajah pucat Paris saat ini, gadis itu terlihat tengah menahan rasa kesakitan yang luar biasa menjalar di tubuhnya.
Junior menggenggam jari jemari calon istrinya, beberapa hari lagi ia akan menyematkan cincin pada jari manis kekasihnya itu.
"Menikahlah dengan adikku, aku mohon.." Paris berucap dengan nada tercekat nafasnya tersengal menahan sesuatu.
"Apa maksudmu Paris? Kau akan sembuh dan kita akan menikah," bulir bening jatuh begitu saja tanpa permisi, pertama kalinya seorang Junior menangis.
"Iya, Kak! Kakak pasti sembuh."
"Kakak yakin kamu pasti akan dapat mencintai Junior..kumohon gantikan aku menjadi pengantinnya."
Kelopak mata Paris menutup, tangan yang sejak tadi menggenggam tangan Junior dan Jasmine terkulai begitu saja. Saat itu juga Jasmine merasakan dunianya telah berubah setelah Paris menghembuskan nafas terakhirnya.
Kakaknya ini satu-satunya orang yang selalu ada untuknya setelah kepergian Oma tercintanya. Kini siapa yang akan selalu mendukung dirinya tanpa adanya Kakaknya.
Sama halnya dengan Jasmine, tubuh Junior merosot, ia bagaikan tersambar petir. Jantungnya seolah ikut berhenti melihat semua ini.
Ia kembali mengingat kenangan indah bersama Paris, dimana mereka berjanji akan menikah dan saling mencintai hingga tua nanti.
Namun Tuhan berkata lain, wanita yang ia cintai lebih dahulu meninggalkannya. Meninggalkan nya sebelum mereka melakukan janji suci itu.
Dokter keluar dari ruangan untuk mengabarkan berita duka ini kepada keluarga yang menunggu di luar sana. Uncle Gerry dan Aunty Natalie sangat terpukul mendengar kabar ini.
"Tidak Dok! putriku pasti akan sembuh. Kami akan membawanya berobat kemana saja asalkan ia sembuh," ucap Aunty Natalie terisak.
Mom Keyzia dan Dad Kaivan mencoba menenangkan kedua orangtua Paris. Kabar duka ini sangat membuat mereka terpukul. Paris putri tertua mereka yang sangat mereka cintai, pergi begitu saja meninggalkan mereka.
Jasmine melihat betapa terpukulnya mereka kehilangan putri kebanggaan mereka Paris. Mengapa tidak ia saja yang harus pergi, ia putri yang tidak mereka harapkan seperti Paris. Jasmine menangis histeris ketika para tim medis menutup jasad kakaknya dengan kain.
Rasanya baru kemarin mereka begitu antusias menyiapkan persiapan pernikahan Paris dan Junior yang akan diselenggarakan dalam beberapa hari lagi.
Namun, sebelum hari bahagia itu datang Paris terlebih dahulu meninggalkan mereka.
Satu Minggu setelah kepergian Paris, seolah mimpi buruk bagi Junior kehilangan wanita yang ia cintai mendekati hari bahagia mereka. Setelah acara pemakaman Paris Junior hanya mengurung diri di dalam kamar. Tidak ada tangis tidak ada senyum yang terukir dari wajah tampan pria itu. Ia terus memandangi foto dirinya bersama dengan Paris di depan menara Eiffel.
Junior bahkan mengabaikan banyak panggilan dari para kliennya, para investor banyak yang mundur melihat kondisi Junior seperti ini.
Seharusnya besok adalah hari bahagia bagi Paris dan Junior. Namun kini kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan yang berkepanjangan. Paris tidak akan kembali, ia sudah tenang di sana.
Joycelin saudara kembar Junior merasakan apa yang dirasakan oleh saudaranya itu. Ia dan kedua orangtuanya sangat khawatir melihat keadaan Junior setelah ditinggalkan Paris. Semua orang tahu Paris adalah cinta pertama Junior, Paris adalah dunianya.
"Kini kakakku seperti mayat hidup, Mom" ucap Joycelin sendu lalu memeluk ibunya.
Mom Keyzia hanya bisa menangis melihat keadaan putranya. Putranya yang seakan ikut mati bersama dengan Paris.
Pagi ini keluarga Smith dan keluarga William berkumpul membicarakan masalah Junior yang kini seperti mayat hidup. Pekerjaan yang sangat ia cintai kini ia abaikan, perusahaan yang ia bangun semakin meluas kini sedang diambang kehancuran.
"Para investor banyak yang pergi melihat Junior seperti ini," ungkap Dad Kaivan kepada Uncle Gery.
"Jadi aku mohon nikahkan Junior dengan Jasmine," pintanya lagi.
Junior menatap pemandangan indah didepannya, ia seperti berada dalam taman bunga yang sangat indah. Di kejauhan ia melihat seorang wanita cantik mengenakan gaun putih tersenyum kepadanya. Sebuah senyuman terukir pada wajah tampan Junior saat melihat wanita itu.
"Paris?"
Junior melangkahkan kakinya menghampiri wanita yang itu. Namun ketika ia hendak memeluknya Junior tidak dapat menggapai wanitanya.
"Kembalilah! Jalani kehidupanmu dengan baik. Aku kecewa melihat kamu seperti ini, kumohon Junior. Kisah kita telah usai, buatlah kisah lain dengan wanita lain. Aku ingin kau menikahi adikku, aku percaya ia akan menjadi istri yang baik untukmu" ucap wanita itu.
"Tapi Paris?"
"Jasmine tidak pernah mendapatkan banyak cinta sepertiku, kumohon nikahilah ia. Dia wanita yang ku percaya untuk menggantikanku".
Tak lama kemudian pandangan Junior memudar, ia menerjapkan matanya. Ketika ia kembali membuka mata ia kini berada dalam kamarnya. Ternyata Junior hanya bermimpi, setelah ia mendapatkan surat wasiat yang Paris titipkan kepada Mom Keyzia Junior tertidur.
Ingin rasanya ia ikut menyusul Paris mengakhiri hidupnya, namun mengingat pesan Paris dimana ia sangat menginginkan Junior menikah dengan adiknya ia merasa frustasi.
.........
Sementara itu di kediaman keluarga William semua terkejut mendengar usul yang diucapkan oleh Dad Kaivan. Dad Gerry menatap putrinya yang masih terkejut dengan ucapan Kaivan. Putri yang selalu ia abaikan hanya karena tidak ingin melanjutkan usaha mereka. Putrinya yang selalu membangkang padahal ia tahu betapa besar rasa cinta Jasmine kepadanya.
"Bagaimana bisa Uncle?" tanya Jasmine masih tidak percaya.
"Bukan hanya perusahaan yang diambang kehancuran, tapi putraku! Putraku kini seperti mayat hidup yang tidak memiliki tujuan," tukas Uncle Kaivan merasa putus asa.
Bukan hanya perusahaan yang ia khawatirkan, ia sangat khawatir dengan keadaan Junior. Junior tidak menangis dan tidak ingin berbicara, bahkan untuk makan pun ia enggan.
"Lalu bagaimana perasaan Junior nanti apabila ia tiba-tiba harus menikah dengan wanita lain?" Jasmine masih sulit untuk memahami apa yang diinginkan oleh Uncle Kaivan.
"Uncle yakin, kamu pasti bisa menyembuhkan luka yang saat ini ia derita" seru Uncle Kaivan seraya memegang tangan Jasmine.
"Tapi Uncle, Jasmine yakin Junior juga akan menolak pernikahan ini" tutur Jasmine masih tetap menolak.
"Junior tidak akan menolak karena Paris yang meminta di depan kalian," ucap Mom Natalie.
Jasmine terperangah, ia memang mendengar sendiri wasiat yang diucapkan oleh Paris sebelum ia meninggalkan mereka semua. Namun, bagaimana bisa ia menikahi pria yang seharusnya akan menjadi kakak iparnya.
"Itu permintaan terakhir kakakmu Jasmine, Mom mohon!" pinta Mom Natalie sambil menangis.
"Jasmine ayah mohon! Menikahlah dengan Junior," kali ini sang ayah yang meminta membuat Jasmine memijat pelipisnya yang sedikit pusing. Bahkan ayahnya begitu menyetujui keinginan dari mendiang Kakaknya.
Jasmine merasa dilema, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia terjebak dengan semua ini, wasiat dari kakak yang ia cintai dimana ia harus menikahi calon suaminya. Terlebih pertama kalinya Dad Gerry sang ayah kembali memohon kepadanya. Ini sangat sulit bagi Jasmine, bagaimana ia sanggup melewati semua ini.
Menikah bukan hal kecil, menikah adalah menjalani hidup bersama selamanya. Apalagi tidak ada cinta diantara keduanya, bagaimana pernikahan ini akan terjadi. Lalu, bagaimana dengan kekasih Jasmine yang sedang berada di Melbourne. Apa yang harus Jasmine katakan kepadanya.
"Entahlah! Aku sangat sulit menerima semua ini, pantas saja kalian tiba-tiba memanggilku. Aku serahkan keputusan ini kepada Junior saja" pungkas Jasmine lalu bangkit dari duduknya.
Langkahnya terhenti ketika ia berpapasan dengan Junior, Junior baru saja mendapatkan surat dari Paris. Ia bergegas mengunjungi kediaman keluarga William, ia sebenarnya tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan perusahaan.
Namun, ia datang ke kediaman William untuk mengabulkan wasiat dari wanita yang ia cintai. Senyum terukir di wajah Jasmine ketika melihat Junior datang. Ia yakin Junior pun akan menolak pernikahan ini.
"Kebetulan sekali kau datang, katakan kepada mereka-" belum sempat Jasmine menyelesaikan ucapannya Junior memotong ucapannya.
"Baiklah! Aku akan menikahi Jasmine sesuai apa yang diinginkan Paris" tegas Junior membuat semua orang tercengang mendengarnya.
Termasuk Jasmine yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar, bahkan senyum yang sempat terukir kini memudar.
"Kau serius? Apa kau salah minum obat atau kesambet sebelum pergi kemari?" tanya Jasmine masih tidak percaya.
"Aku sadar dan sangat sadar" tegas Junior.
"Baiklah, kita harus persiapkan semuanya dari sekarang. Karena pernikahan akan berlangsung besok pagi" ucap Uncle Kaivan.
"Apa? Besok?" Jasmine masih belum dapat menerima semua ini.
"Please, cubit aku kalau aku enggak lagi mimpi kan?" Jasmine masih belum bisa menerima semua yang terjadi padanya.
"Enggak usah sampe kaget gitu, menikah denganku itu suatu anugerah yang jarang orang lain dapatkan" celetuk Junior.
Manik mata Jasmine membelalak mendengar ucapan narsis Junior. Ingin rasanya ia mengacak-acak rambut pria itu, pria yang besok akan menjadi suaminya.
Jasmine melangkahkan kakinya memasuki kamarnya, ia membaca surat yang ia temukan di dekat pigura foto dirinya dan Paris. Jasmine membuka surat itu, ia menangis karena ternyata surat itu surat pemberian Paris.
Gadis itu sepertinya mengetahui apabila penyakitnya semakin menggerogoti tubuhnya.
Dear Jasmine adikku tercinta
Maafkan aku yang egois menyembunyikan semua ini dari kalian semua. Kakak melakukan ini agar kalian semua dapat kembali melanjutkan hidup indah kalian tanpa adanya aku.
Kau pernah mengatakan apapun yang aku inginkan akan kau turuti. Kali ini kakak ingin meminta kamu Jasmine William untuk menjadi pengantin untuk Junior. Menggantikan kakakmu yang pesakitan ini, setelah surat ini berada di tangan mu mungkin kakak telah tiada.
Kakak yakin kamu dapat menjadi istri yang baik untuk Junior. Kakak yakin kamu dapat mengobati luka yang diderita Junior setelah kakak pergi jauh.
Kau tahu kan kakakmu ini suka sekali melakukan perjalanan, kali ini kakakmu sedang melakukan perjalanan panjang yang tak berujung.
Ini permintaan terakhir kakak, kakak mohon Jasmine.
Paris
Tidak mau membuang banyak waktu,sore harinya Mom Natalie dan Mom Keyzia membawa Jasmine untuk mencari gaun pengantin. Karena sangat mendadak alhasil mereka mendapatkan gaun senada. Jasmine menolak memakai gaun yang hendak dipakai oleh Paris, ia tidak ingin kembali bersedih saat melihat gaun tersebut.
Junior ikut menemani mereka ketika fitting baju, Junior kembali teringat saat ia menemani Paris mencoba gaun pengantinnya. Hati Junior terasa sesak karena impiannya hidup bersama Paris telah sirna. Kisah cinta mereka telah berakhir, kini hati Junior telah membeku, ia tidak ingin merasakan lagi cinta.
"Mom, gaun pengantin enggak ada yang pakai celana panjang aja? Aku risih banget pakai ini?" tanya Jasmine membuat Junior menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Jasmine.
Paris pernah bercerita apabila adiknya itu sangat tomboy, pantas saja ia terlihat jauh berbeda dengan Paris.
"Kamu mau nikah atau pencak silat?"
"Hah?"
Keesokan harinya suasana ballroom hotel terbesar di kota sudah dipenuhi oleh para tamu. Para awak media pun turut meliput acara besar yang akan diselenggarakan oleh kedua keluarga. Semua orang sangat tertarik dengan pernikahan yang kembali berlanjut karena wasiat dari mendiang calon istri Junior.
Dimana pengantin wanita digantikan oleh sang adik dari mendiang pengantin wanita. Semua para tamu sangat penasaran dengan sosok pengganti Paris. Paris sangat dikenal dengan keceriaan dan kecantikan yang begitu sempurna. Mereka semua sangat ingin melihat adik Paris yang mungkin tidak jauh darinya.
Terlihat Junior sudah siap dengan Tuxedo putih yang ia pakai, semakin menambah ketampanannya. Ia ditemani oleh sahabat sekaligus asistennya Caitlyn, Caitlyn memberikan segelas minuman kepada Junior.
"Kau menemukan pengantin dimana Junior? Kau yakin dia adik dari Paris?" tanya Caitlyn mulai julid.
"Maksudmu apa Cat?" tanya Junior setelah ia meminum minuman yang diberikan Caitlyn.
"Kau tahu? Dia tidak mengenakan gaun pengantin. Namun ia mengenakan celana panjang putih, sepertinya ia sengaja ingin mempermalukanmu," kompor Caitlyn.
Tak lama kemudian sosok yang sejak tadi membuat semua orang penasaran, kini memasuki ballroom hotel. Semua mata tertuju padanya, memang Jasmine tidak mengenakan gaun pengantin seperti pengantin wanita pada umumnya. Namun ia terlihat mempesona mengenakan gaun pengantin model Sabrina, dengan celana panjang putih senada dengan gaun yang ia pakai. Rok gaun pengantin yang indah menjuntai kebelakang membuat ia terlihat feminim meskipun ia tomboy.
Mom Natalie dan Mom Keyzia meminta bantuan kepada Oma Nichole untuk membuat gaun pengantin impian Jasmine. Awalnya Oma Nichole menolak, karena suatu hal yang tidak mungkin ia sanggupi membuat gaun dalam semalam, namun ia kembali mengingat apabila Jasmine tidak pernah mendapatkan kebahagiaan seperti Paris. Ia harus membuat pernikahan terpaksa ini menjadi impian baginya. Meskipun memang sulit, karena Oma Nichole harus mengerahkan seluruh karyawannya untuk membuat gaun tersebut dalam semalam.
"Dia enggak jauh beda sama Paris ya, Kak!" puji Joycelin berbisik didekat sang kakak seraya melirik Caitlyn yang sedang menatap Jasmine dengan tatapan tidak suka.
Sudah lama sekali Caitlyn menyimpan perasaan kepada Junior, namun Junior tidak pernah menyadarinya. Ia menyangka akan mendapatkan Junior setelah kepergian Paris, namun ternyata tidak. Caitlyn merasa kesal melihat adik dari mendiang Paris terlihat sempurna sama seperti kakaknya.
Junior hanya tercengang tanpa menjawab ucapan saudari kembarnya. Jasmine memang terlihat sangat cantik, berbeda dengan Jasmine yang ia lihat kemarin.
Acara pernikahan pun dimulai, seluruh awak media meliput acara tersebut. Junior dengan tegas mengucapkan ijab kabul setelah terdengar kata sah dari semua orang kini mereka resmi menjadi suami istri. Jasmine mencium punggung tangan suaminya, Jasmine tidak menyangka dalam beberapa hari ia datang ke kota Paris statusnya kini telah berubah. Ia kini telah menjadi istri dari Junior Kaizhi Smith.
Mom Keyzia dan Mom Natalie menangis bahagia, mereka berharap pernikahan yang tidak didasari oleh cinta akan berakhir dengan indah. Para tamu undangan pun berkumpul untuk memberi selamat kepada kedua mempelai. Kebanyakan dari mereka adalah kerabat dan rekan bisnis kedua orang tuan dan Junior. Tidak ada satu orang pun yang dikenal oleh Jasmine.
Waktu terus berlalu, pesta telah usai, Junior membantu Jasmine menuju kamar mereka. Kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh para orang tua untuk mereka. Ketika mereka berjalan tiba-tiba saja Junior hampir terjatuh karena menginjak rok panjang menjuntai dari gaun Jasmine.
"Sorry?"
Junior hanya menghela nafas kasar, ia lalu kembali membantu Jasmine yang kesulitan karena gaun itu. Namun karena tertabrak oleh seseorang membuat Jasmine mundur ke belakang dan tanpa sengaja menginjak kaki Junior menggunakan sepatu heelsnya.
"Sorry lagi" Jasmine merasa bersalah karena ia melihat Junior meringis kesakitan.
Junior yang malas berdebat lebih memilih untuk pergi terlebih dahulu menuju kamar. Untung nya kamar mereka sudah dekat, Jasmine bergegas melepaskan sepatu heels yang sejak tadi membuatnya tidak nyaman.
Ia berlari mengikuti Junior memasuki kamar mereka, kamar presiden suites yang sudah dihias sebagaimana kamar pengantin pada umumnya.
"Mereka tidak harus melakukan semua ini untuk kita," ucap Jasmine ketika melihat hiasan bunga pada ranjang pengantin.
Jasmine ikut duduk didekat Junior, bagaimana pun kini pria dingin ini sudah menjadi suaminya. Ia harus patuh dan menghormati suaminya itu.
Keduanya terdiam, merasa canggung entah harus berbuat apa. Jasmine bangkit dari duduknya, bersamaan dengan Junior. Jasmine memilih membersihkan diri terlebih dahulu. Tiba-tiba saja Junior ingin pergi ke toilet, namun langkahnya kalah dengan Jasmine yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamar mandi.
Kening Junior terbentur pintu kamar mandi ketika hendak masuk ke dalam. Mau tidak mau ia harus menunggu Jasmine keluar dari kamar mandi.
"Astaga wanita itu!" Lirih Junior seraya memegang keningnya.
Tak lama kemudian Jasmine keluar dari kamar mandi, Junior bergegas memasuki kamar mandi. Jasmine berjalan lalu mengambil pakaian yang berada didalam koper. Ia bergegas memakai pakaian tidurnya sebelum Junior selesai dengan ritual mandi nya.
Beberapa menit kemudian Junior keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Ia lalu menutup mulut Jasmine yang tercengang melihat perut sixpack miliknya.
"Enggak usah lebay".
Jasmine mengerucutkan bibirnya sementara Junior kembali ke dalam kamar mandi untuk berpakaian.
"Pria itu selalu merasa paling tampan di dunia, menyebalkan!" protes Jasmine.
Ketika Jasmine hendak menuju tempat tidur, tiba-tiba saja Junior menghentikannya. Junior berjalan menghampiri Jasmine lalu duduk di atas ranjang terlebih dahulu.
"Aku tidak bisa tidur di sofa" tegas Junior seraya menepuk bantal empuk di atas ranjang.
"Kau pikir ini dunia novel yang pemeran utamanya akan mengalah tidur di sofa? Tidak tuan, aku pun sama tidak dapat tidur di sofa," Jasmine tidak mau kalah namun ketika hendak menaiki ranjang lagi-lagi Junior menghentikannya.
"Kau harus menuruti suamimu!" ucap Junior mulai kesal.
"Huft! Kau sangat menyebalkan, mau tidur saja berisik. Kita tinggal tidur berjauhan beres, ranjang ini kan besar" tukas Jasmine memberi solusi.
"Baiklah! Kalau kau mau tidur di sini, kau harus naik turun ranjang tujuh kali" celetuk Junior membuat Jasmine tercengang.
"Hah? Permintaanmu tidak masuk akal Tuan Smith" protes Jasmine menggerutu.
"Hari ini kau sudah membuatku apes tiga kali, itu agar aku tidak mengalami hal buruk lagi saat berdekatan denganmu" kata Junior dengan santai nya.
"Mana ada buang sial harus melakukan hal itu" Jasmine mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Kalau tidak mau tidur saja di sofa" pungkas Junior.
"Kenapa enggak sekalian tawaf aja" sewot Jasmine seraya mengikuti permintaan Junior menaiki lalu turun dari ranjang.
"Benar juga! Sekalian keliling ranjang tujuh kali".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!