Duduk termenung sembari memegangi dagu,
Alexa justru terlihat begitu acuh di tengah percekcokan yang terjadi antara ayah juga ibu tirinya,
Baiklah! aku tak bisa terus diam saja seperti ini! para perusuh itu! aku harus kembali menghadapi mereka! kita lihat saja! aku akan menghajar mereka satu persatu jika dia berani mengusik toko roti peninggalan ibu.
Gadis itu terus mematung dengan tatapan lurus ke depan.
"Kak! kenapa kakak diam saja? kita harus segera menutup toko sekarang!"
"Tidak! aku yang akan menjaga toko ini! kalian pulang saja ke rumah!" Alexa berucap ketus, ia mengubah posisi duduk sebelum akhirnya menatap Alana sang adik.
"Lexa! apa yang kau katakan Nak! apa kau ingin melihat ayah mu kembali dibuat babak belur?"
"Bukankah sudah ku katakan? kalian pulang lah ke rumah!"
"Alexa!-,"
"Tidak ayah!!! aku tak akan membiarkan mereka mengambil satu-satunya peninggalan berharga dari ibu! ibu telah susah payah membesarkan nama toko ini! jadi lebih baik ayah pulang sekarang!" nada suara Alexa yang naik beberapa oktaf seketika membuat ayah juga ibu tirinya bungkam.
Tak berselang lama,
Sebuah kendaraan sedan berwarna hitam tampak muncul saat Tuan Antonio baru berjalan beberapa langkah, segerombolan lelaki berbadan besar dengan wajah garang pun nampak keluar.
"Waaah, wah, waaah! ternyata kau masih belum jera juga pak tua! berapa kali harus kami peringatkan? kalian harus segera meninggalkan bangunan ini!"
"Maaf Tuan! tolong maafkan saya! saya akan segera menutup toko ini tapi-,"
"Tidak!!!! apa maksudmu ayah? sudah ku katakan! Blomshoore bakery's tidak akan pernah di tutup!" Alexa berteriak, gadis itu juga terperanjat dari tempat duduk sebelum akhirnya menghampiri sang ayah.
"Lexa! ayah mohon dengarkan ayah-,"
"Kenapa? kenapa ayah ingin menyerahkan toko ini pada mereka? kenapa ayah?" gadis itu berteriak dengan mata berkaca-kaca.
"Hey!!! gadis tengil! ayahmu telah menerima uang ganti rugi dari boss kami! dan Tuan Antonio juga bersedia jika bangunan di atas tanah ini di hancurkan? boss kami ingin mendirikan beberapa gedung di kawasan ini!"
"A-apa? apa kau bilang? uang ganti rugi?" Alexa kembali menatap Tuan Antonio dengan tatapan tajam.
"Maafkan ayah Alexa! maaf ..., ayah terpaksa melakukan ini, kau tahu bukan biaya operasional kedai roti ini tidak sedikit? belum lagi Alana membutuhkan uang untuk masuk kuliah tahun ini, Lexa!"
Alexa membeku, dadanya seketika sesak! ia tak percaya ayahnya tega melepas kedai roti peninggalan dari mendiang sang ibu.
"Bukankah selama ini aku juga memberikan uang hasil kerja ku untuk ayah? aku rela tidak melanjutkan kuliah hanya demi membantu keuangan kita dengan harapan kedai roti peninggalan ibu tidak akan pernah jatuh ke tangan orang lain! tapi kenapa? kenapa ayah melakukan hal ini?" buliran air mata Alexa pun akhirnya jatuh tak terbendung, suara gadis itu berubah lirih dengan wajah tertunduk sendu.
"Lexa ...,"
"Diam lah ibu! aku sungguh kecewa pada kalian berdua!"
Alexa kembali mengacuhkan perkataan sang ibu, ia melepas perlahan genggaman tangan sang ibu tiri dan memilih untuk berlalu pergi.
Jadi benar! ternyata gadis itu cukup pemberani.
Seorang pria dengan netra berwarna abu-abu tampak menyunggingkan senyum saat melihat kericuhan di keluarga Antonio, ia akhirnya mengenakan kacamata hitamnya dan memilih untuk keluar dari kendaraan.
Bruuuggghhh
"Hey, perhatikan langkah mu manis!"
Alexa seketika mengusap-usap area lengan kanannya saat tanpa sengaja ia menabrak tubuh tinggi tegap dari seorang pria asing.
"Siapa kau?"
"Boss, Anda kemari?"
Para bodyguard dengan kepala pelontos yang sempat beradu mulut dengan Alexa pun turut menghampiri, mereka bahkan menundukkan kepala dihadapan pria yang kini tersenyum tipis di hadapan Alexa.
Boss? apa mungkin pria ini merupakan pimpinan dari para perusuh itu?
Lexa membeku sesaat sebelum akhirnya ia menatap Lucifer.
"Jadi kau merupakan ketua dari para perusuh itu, Tuan?"
"Dan kau? kau sempat menghajar anak buah ku di taman kota?"
Apa? di taman kota?
"I-itu karena mereka -,"
"Sssstttttt! kau benar-benar menggagalkan semua rencana ku saat itu, manis!"
"Lepass!!! jangan pernah berani menyentuh ku!"
Plaaaakk,
Wajah Lucifer tertoleh karena Alexa dengan sengaja melayangkan pukulan kasar pada pipinya, namun pria itu justru tersenyum simpul.
"Kau!!!"
"Diam! kalian pergilah!"
Langkah kaki para bodyguard pun terhenti saat sang boss besar menggertak dengan suara tegas.
"Tapi boss-, dia!"
"Apa kalian ingin melanggar perintah ku?" tatapan dingin dengan wajah datar itu seketika membuat sang anak buah melangkah meninggalkan dirinya.
"Lucifer, itu namaku!"
"Terserah! aku tak peduli apapun tentang siapa dirimu! aku hanya ingin kau tak mengusik kedai roti milikku!" Alexa berucap acuh, ia bahkan menatap tajam mata pria dihadapannya tanpa rasa takut.
Wooow! sungguh gadis yang menarik!
"Kita bisa bernegosiasi jika kau mau, Nona! lagipula uang yang diterima oleh ayah mu dariku ..., jumlahnya tidak lah sedikit!"
"A-apa?"
"Yuuupzz! aku akan memberikan sebuah penawaran menarik jika memang kau bersedia untuk duduk dan berbicara dengan ku,"
Apa maksudnya? apa orang ini bisa dipercaya?
Akan kuberikan waktu dua hari! kau bisa memikirkan kembali tentang tawaran menarik dariku Nona!
Temui aku di tempat yang tertera pada kartu nama itu jika memang kau bersedia untuk bernegosiasi.
Alexa menghela nafas dalam, ia mengubah posisi tubuh hingga akhirnya pandangan nya tepat tertuju pada sebuah figura berukuran kecil yang terpajang di atas meja samping ranjang.
Gadis itu akhirnya terduduk, jemarinya tampak meraih bingkai foto yang berisikan gambar sang ibu bersama dirinya.
"Ibu ..., apa yang harus kulakukan sekarang? haruskah diriku menemui pria asing yang kutemui beberapa hari lalu?"
"Tunggu -, dia belum kembali mengunjungi Blomshoore Bakery's bukan?" Lexa terperanjat ia menyambar hoodie hitam gombrong miliknya dan berlari meninggalkan ruang kamar.
"Kakak! ayah juga ibu, mereka -,"
"Maaf Lana aku buru-buru!"
Pergerakan langkah kaki Lexa yang tak lagi terdengar seketika membuat keluarganya saling beradu pandang.
"Ayah! apa ayah tak akan mengikuti kemana kakak pergi? aku-, aku sedikit mencemaskan nya! boss besar yang ingin menguasai area kedai roti kemarin-, dia-,!"
"Ada apa Lana?"
"Dia orang yang cukup mengerikan ayah! aku pernah melihatnya membuntuti kak Lexa! dan aku juga pernah melihat seseorang meregang nyawa di tangan nya!"
Perkataan dari Alana seketika membuat Tuan Antonio juga Nyonya Brenda membulatkan mata.
Apa itu alasan dari orang-orang di Blomshoore street lebih memilih untuk menyerahkan tanah mereka?
Oh Tuhan! kemana putri ku pergi sekarang?
*****
Nafas Alexa memburu ia tampak memegangi area perut nya dan membungkuk sembari mencoba untuk mengatur nafas.
"Huuuuufft! dia menepati janji! dia belum membongkar kedai roti ini! astaga Tuhan! apa ini pertanda baik?" Alexa kembali menegakkan gesture tubuh, kepalanya mendongak meskipun netra coklat nan indah miliknya tampak terpejam.
"Kenapa justru kemari? aku sudah menunggumu lebih dari satu jam di tempat yang sudah kita sepakati sebelumnya!"
"Astaga!"
"Kau! tak bisakah kau mengucapkan kata permisi atau semacamnya!"
"Tak ada waktu! ikut lah dengan ku, sekarang!"
"A-apa! tidak!!"
"Aku sudah menepati janji untuk tidak membongkar kedai roti itu hari ini! jadi-, jangan membangkitkan iblis dalam diriku sehingga aku berujung melukai mu!" Lucifer melangkah perlahan, tatapannya tajam hingga membuat Lexa memundurkan langkah meski wajah gadis itu masih tampak datar.
Alexa membeku cengkeraman erat serta tarikan kasar pada pergelangan tangannya seketika membuat gadis itu melangkah terhuyung mengikuti Lucifer.
*****
Apa ini? kenapa dia membawa ku kemari?
Lexa memperhatikan sekeliling,
Beberapa kostum dengan label Old Navy juga Lacoste nampak terpajang berdampingan serta tampak rapi elegan.
"Aku ingin kalian membawakan beberapa pilihan kostum terbaik untuk wanita yang berdiri di sana!" Lucifer berucap tegas dengan wajah datar.
"Kami mengerti Tuan,"
Memperhatikan arloji yang melingkar pada pergelangan tangan berurat miliknya, pria dengan netra abu-abu itu kembali memperhatikan Lexa yang masih tampak mengagumi detail ruangan yang mereka kunjungi.
"Apa ini pertama kalinya kau mengunjungi tempat seperti ini?"
"A-apa? ee-,"
"Sungguh gadis yang udik!"
"Permisi Tuan, kami membawa beberapa gaun hitam elegan sesuai keinginan Tuan!"
Apalagi ini? apa maksudnya?
Mata Lexa membulat sempurna saat beberapa pegawai gerai luxury menghampiri nya dengan berbagai model gaun yang nampak classy.
"Kau! pilih lah yang mana yang kau sukai! dan segera ganti dengan salah satu gaun ini! penampilan mu sungguh membuatku sakit mata!"
"Bagaimana kalau saya tidak mau?" Lexa berucap ketus dengan meninggikan dagu.
"Aaa-ah! apa kau benar-benar ikhlas jika diriku meluluhlantakkan bangunan kedai roti tua di atas tanah yang kini menjadi milikku?"
Pria sialan!!! bisa-bisanya diriku mengikuti keinginannya,
Lexa nampak hening meskipun dalam hati ia mengumpat dan memaki seorang Lucifer.
****
Gaun hitam yang kini dikenakan oleh Alexa berhasil membuat beberapa pegawai di gerai luxury goods terbelalak mengagumi pesona nya, ia juga semakin nampak memukau dengan sentuhan make up natural yang berhasil diselesaikan oleh orang kepercayaan Lucifer yang begitu lihai dalam memoles wajah Alexa.
Dia? benarkah gadis tengil itu? kenapa auranya sungguh berbeda jika ia berpenampilan seperti ini?
Lucifer seketika menggelengkan kepala sembari sedikit memukul area wajah, tatapan mata yang tak ingin beralih dari Alexa membuat pria itu akhirnya terperanjat dan beranjak ke arah sudut jendela.
"Lekas selesaikan make up nya! aku harus segera dari sini pergi beberapa menit lagi!"
"Oh Mr. Lu! kenapa Anda baru membawa kekasih mu ini padaku? tapi-, apa benar dia kekasih mu? kenapa penampilan nya sangat kuno sebelumnya? apa kau kembali menyewa wanita untuk bisa mengelabuhi orang tua juga nenek mu?"
"Diam lah Brian!"
"Emmmm, no no no! my name is Jeane! don't you forget! Jeane!"
"Terserah dasar wanita jadi-jadian!"
"Yyuuuhuuuu!! eike-, wanita jadi-jadian? daripada yoouu!! penyuka sesama pisang!" Brian berbicara dengan nada manja saat Lucifer melangkah berlalu menuju sofa pada sudut ruangan.
Apa maksudnya? menyewa wanita? penyuka sesama pisang? apa dia merupakan seorang! pemain perempuan atau bagaimana? astaga apa yang harus ku lakukan sekarang?
Lexa semakin terpenjara dalam diam, ia hanya mampu menatap wajah Lucifer juga Brian secara bergantian.
"Okay sweetie! you're so gorgeous! ohh, sentuhan tangan lentik ku ini memang tak pernah gagal" jemari Brian kembali nampak memoleskan pemerah bibir untuk Alexa.
"Siapa namamu sweetie?"
"Aku-, aku Al-,"
"Tak perlu berbasa-basi dengan nya!" Lucifer yang tiba-tiba muncul seketika menarik pinggang ramping Alexa dan membawa gadis itu kembali melangkah menjauhi Brian.
"Aaa-aawwh! lepass! tolong lepaskan aku Tuan!"
"Apa maksudmu?"
"Apa maksudku? justru saya yang seharusnya bertanya seperti itu! apa maksud Anda melakukan semua ini?" Alexa menghempas cengkeraman Lucifer pada lengannya.
"Diam dan masuk mobil sekarang!"
"Tidak!!!"
"Ooowhh! selagi diriku ini masih menggunakan kesabaran, tolong menurut lah! jangan membuat ku meluluhlantakkan kedai roti tua itu malam ini juga!"
Lucifer yang akhirnya meninggikan suara seketika membuat Lexa bungkam dengan raut wajah datar.
Astaga! dia selalu mengancam ku dengan kedai roti milik ibu! aku harus bagaimana sekarang Tuhan? apa sebenarnya yang diinginkan oleh pria ini?
****
"Thares apa semuanya sudah siap?" seorang wanita dengan rambut yang telah memutih tampak mondar-mandir memeriksa ruangan sembari meninggikan dagu.
"Tentu Nyonya Besar! saya sudah memastikan bahwa tidak ada sedikitpun kekurangan pada acara penyambutan Tuan Muda juga kekasih nya malam ini,"
"Bagaimana dengan cincin nya?"
"Saya sudah memperlihatkan pada Madam Levin dan beliau sangat kegirangan karena desain yang di tampilkan benar-benar sesuai dengan keinginan beliau!"
"Syukurlah! jangan sampai gadis yang dibawa oleh cucuku kali ini kembali kabur! kalian harus membantu Lucifer untuk meyakinkan nya! kalian mengerti bukan?"
"Kami mengerti Nyonya Besar! " seluruh maid terdengar bersuara dengan kompak dihadapan sang majikan.
Tak berselang lama,
Daun pintu utama yang menjulang begitu tinggi di kediaman itu akhirnya terbuka, menampilkan sosok Lucifer bersama gadis asing di samping tinggi tubuh tegapnya.
"Thares! dia benar-benar gadis asli bukan?"
"Apa maksudmu Nyonya?"
Thares sang pelayan kepercayaan senior di kediaman mewah itu tampak kebingungan menanggapi pertanyaan sang majikan tua.
"Aku menyukainya! gadis itu, calon cucu menantu ku, Thares!" Nyonya Brigitta kembali berbisik di samping Thares sang pelayan.
"A-apa Nyonya yakin?"
"Apa maksudmu? apa kau benar-benar berpikir bahwa cucuku itu seorang pria yang menyukai sesama jenis?"
"M-maaf Nyonya! bukan maksud saya-,"
"Diam! kita lihat saja nanti! gadis itu pasti akan tinggal dan menjadi ratu di kediaman ini!"
Thares kembali bungkam, ia juga nampak kesakitan karena sang Nyonya Besar menginjak kaki kirinya.
Terduduk di samping Lucifer,
Alexa memperhatikan sekeliling ruangan dengan raut wajah kebingungan,
Alexa semakin tak memahami atas semua perlakuan manis yang ia terima di meja makan kediaman mewah milik keluarga Nyonya Brigitta.
"Jadi-, Alexa! dimana kau mengenal Lucifer? berapa lama kalian telah menjalin hubungan? apa Lucifer memperlakukan dirimu dengan baik?"
"A-apa? sebenernya saya mengenal Tuan-, aaaww-wh!"
Perkataan Lexa terhenti, matanya membulat saat jemari Lucifer terasa merayap pada area paha miliknya.
"Sorry mom! kekasih ku ini! dia memang selalu needy saat bersama ku!"
"Benarkah seperti itu? jadi untuk apa kalian bertunangan? seharusnya kalian langsung menikah saja Nak!" Madam Levin yang semula turut mengagumi paras cantik Lexa akhirnya mengalihkan pandangan pada sang putra.
"Bagaimana honey? apa kau menyetujui jika pernikahan kita segera dipercepat?"
Alexa pun menoleh seketika menatap Lucifer dengan tatapan sinis dengan wajah memerah,
Pria ini! dia benar-benar keterlaluan! apa dia sengaja ingin menjebak ku dari awal? lihat saja nanti! aku akan menghajar mu Mr. Lu!
"Hey, honey! are you okay?"
"Maaf! tapi-, saya ingin jujur! saya bukanlah -,"
"Mmmmmmphhh!!! lepas!"
"Aaaaaaggghhhh! bisa-bisanya!! kau-," Lucifer seketika meninggikan suara sembari mendesis kesakitan.
"Saya ingin pergi dari sini! karena tidak seharusnya saya berada disini! maaf Nyonya!"
Alexa terperanjat, Nyonya Brigitta juga Madam Levin tampak menampilkan kekhawatiran saat Lexa memancing amarah dengan menggigit telapak tangan Lucifer.
****
Bruuuggghhh!
Tubuh Lexa terbanting di atas ranjang, perlawanan nya tampak sia-sia karena kekuatan nya tak seberapa jika dibandingkan dengan Lucifer.
"Kau akan tetap disini! sampai diriku mengizinkan mu pergi! kau tak akan kemana pun!"
"Kau benar-benar pria yang tak memiliki hati nurani!"
"Aku? kau memintaku untuk memiliki hati nurani? haaah! percakapan konyol macam apa ini? ingat! turuti perkataan ku! kau hanya perlu menandatangani surat perjanjian ini! maka kau akan kembali mendapatkan kebebasan juga kedai roti tua di sudut jalan itu!"
Lexa tertunduk, jemarinya kini meraih selembar kertas dengan beberapa pernyataan yang tersurat dengan tinta hitam di atasnya.
Haruskah diriku menerima tawaran ini? bayaran yang diberikan cukup menjanjikan! mungkin diriku bisa mengelola bahkan membesarkan kedai roti milik ibu lebih dari sebelumnya jika diriku memiliki dana tambahan.
"Apa kau yakin gaji yang akan kau berikan sesuai dengan nominal yang tertera?"
Lucifer seketika menyunggingkan senyum, ia akhirnya melangkah dan mendudukkan diri di samping Alexa,
"Aku tak pernah main-main dengan perkataan ku, Nona! lagipula! nominal uang yang tercantum di atas kertas itu bukanlah hal berarti bagiku! aku bahkan bisa memberimu tiga kali lipat lebih besar jika kau bisa menjadi partner yang bertanggung jawab!"
Alexa kembali terlihat ragu,
Paragraf pada surat perjanjian yang berisi tentang mengharuskan dirinya untuk patuh dan tunduk pada Mr. Lu membuat Lexa sedikit bergidik ngeri, gadis itu nampak menggaruk kepala sebelum akhirnya mencoba untuk mengambil keputusan.
"Hanya menjadi tunangan mu untuk beberapa bulan bukan?"
Lucifer mengangguk! netra abu-abu nya terus memperhatikan raut wajah Alexa yang kembali memeriksa setiap detail dari isi surat perjanjian.
"Baiklah Mr. Lu! aku akan menerima pekerjaan ini! tapi-, tak ada physical touch! aku sungguh tak suka dengan kelakuan lancang mu itu!" Lexa berbicara tegas dengan raut wajah datar.
"Oowh! honey! how come? kau menjadi tunangan ku! dan kau tak mengizinkan ku untuk menyentuh mu di hadapan mom juga nenekku? itu sama saja kau ingin memamerkan hubungan palsu kita dihadapan nenek juga orang tuaku!" Lucifer berbicara dengan tak kalah tegas, ia terus menampilkan sorot mata tajamnya di hadapan Lexa.
Haruskah aku menerima nya? tapi bagaimana jika ia berbuat macam-macam?
Kebimbangan kembali menyelimuti diri Lexa! pria asing yang tiba-tiba muncul dan membuat rusuh di kedai roti milik ibunya kini mendadak menginginkan dirinya untuk menjadi kekasih bayaran.
Alexa tampak menghembuskan nafas berkali-kali, sebelum akhirnya jemari nya meraih bolpoin dan menandatangani surat perjanjian yang kini berada di hadapannya.
Dasar manusia-manusia berpendidikan rendah! mereka selalu saja mudah terpengaruh jika sudah di iming-imingi dengan uang.
Lucifer menyeringai, sudut bibirnya seketika tertarik ke atas! pria dengan netra abu-abu itu merasa puas karena mampu menaklukkan pikiran gadis keras kepala yang kini bersedia bekerja untuk dirinya.
****
Tak bisakah dia membawa kendaraan dengan benar? dasar pria arogan!
Lexa nampak mengusap-usap dahi saat tak sengaja terbentur dasboard mobil,
"Bereskan barang kebutuhan milikmu! dan segera kembali padaku!"
"Apa Anda tidak memiliki lisensi mengemudi?"
"Apa maksudmu?"
"Cara Anda mengendalikan kendaraan! itu sungguh membuat saya mual!"
"Heyyy!! tentu saja kau mengalami mual! kau ini gadis udik! kampungan! aku juga yakin! ini pasti pertama kalinya kau menaiki kendaraan mewah! benar begitu?"
Dasar manusia congkak!! lihat saja nanti!
Alexa membanting pintu kendaraan Bugatti Divo milik Lucifer dan melangkah dengan raut wajah kesal.
"Kak Lexa!!"
"Ayah!!! ibu!! kakak sudah kembali!"
Alana seketika meninggikan suara dan membuat Tuan Antonio juga Nyonya Brenda seketika muncul dengan langkah terburu mengikuti langkah kaki sang putri pertama.
"Alexa! syukurlah Nak! kau baik-baik saja? darimana saja dirimu Lexa? kenapa tidak kembali ke rumah semalam?"
Nyonya Brenda berbicara dengan cukup lembut saat mendapati sang putri memasuki pintu kamar.
"Apa yang kau harapkan ibu? apa kau ingin diriku mengalami suatu kejadian yang buruk?"
"Lexa!! jaga ucapan mu! dia juga ibu mu, Nak!!"
"Sudah lah ayah! tolong jangan berisik! ayah tak tahu apapun!" Alexa berucap acuh, ia justru meraih ransel dan memasukkan beberapa pakaian miliknya.
"Tunggu-, mau kemana kau Alexa?"
"Membereskan segala kekacauan yang telah ayah timbulkan! jika saja ayah tak menerima uang dari boss para perusuh itu! diriku tak mungkin melakukan hal konyol semacam ini! apa ayah puas???"
"Alexa -,"
"Aku harus pergi sekarang!"
"Kakak!!! kenapa kakak selalu menyalahkan ayah juga ibu? bukankah akan lebih baik jika kedai roti itu kita jual? lagipula kedai roti itu juga sudah tak bisa menghasilkan apapun untuk memenuhi kebutuhan hidup kita!"
Langkah kaki Lexa terhenti! ia kembali berbalik badan dan menatap Alana sang adik.
"Itu semua terjadi karena ibu mu selalu mengurangi bahan-bahan produksi! kemunduran Blomshoore Bakery's, juga terjadi karena ulahnya yang tak becus dalam mengurus kedai roti milik ibuku!!"
"Alexa!!!"
Lexa tersungkur! bentakan yang diiringi dengan ayunan kasar dari telapak tangan Tuan Antonio membuat gadis itu semakin merasakan sesak di dada.
Semua orang di rumah ini-, mereka adalah orang asing bagimu, Lexa!!
Alexa kembali beranjak! ia menghela nafas dalam, melayangkan tatapan sinis dan tak berucap sepatah katapun saat beradu pandang dengan sang ayah.
*****
Ada apa dengannya? kenapa dia diam saja seperti ini?
"Apa orang tuamu mengizinkan jika kau bekerja untuk ku?" Lucifer akhirnya membuka suara, ia mencoba memecah keheningan di dalam hypercar yang ia kendarai.
"Diam lah Tuan! pikiran ku sedang kacau sekarang! aaaaaaggghhhh!! sungguh menyebalkan!! bangunkan diriku jika kita sudah tiba di kediaman mu, Tuan! Lexa menanggapi perkataan Lucifer dengan enteng, ia bahkan menyandarkan kepala sebelum akhirnya memejamkan mata indahnya.
"Heyyy!!! apa maksudmu? kau pikir kau ini siapa? bisa memerintah ku seenaknya! haaaaaaghh???"
"Bukankah saya ini tunangan Anda? sayabahkan harus tinggal di kediaman mewah milikmu, Mr. Lu! jadi tolong jangan berisik! saya ingin tidur sekarang!"
Lexa membenahi posisi duduknya, ia mengacuhkan perkataan pria bernetra abu-abu yang tampil menegang di samping tubuhnya.
Astaga gadis ini!!! bisa-bisanya dia tak takut dengan ku-, aku bahkan bukan sopir pribadinya! awas saja kau Alexa!!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!