NovelToon NovelToon

MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

Chapter 1

"Tuan, ada telepon dari Indonesia, nyonya besar ingin bicara dengan anda.."

"SH*T!!"

Umpat dewa panik, sambil membantu menutupi dua bongkahan padat sang kekasih yang hampir terekspose seluruhnya..

Asisten pribadi yang bernama Rafael itu pun segera membalikkan badan nya membelakangi dua sejoli yang tengah di mabuk cinta tersebut, meski sebenarnya bagi Rafa ini bukanlah kali pertama dia melihat pemandangan yang selalu mampu mengacaukan isi kepala nya..

"Dimana sopan santun mu, hah ? Kenapa tidak ketuk pintu dulu ??" Dewa memutar kursi kebesaran nya ke belakang agar Rafa tak bisa lagi melihat keindahan tubuh molek Abigail, kekasih nya..

"Maaf, tuan.." Rafa berbalik lagi saat merasa dewa sudah berdiri di belakang nya.. "Tadi saya sudah mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban.." bukan membela diri, tapi rafa memang sudah mengetuk pintu berkali kali dan dewa tak juga mempersilahkan nya masuk, jadi rafa berinisiatif membuka pintu dan masuk seperti biasa.

Dewa memutar bola mata nya, sebal. Pria tampan dengan pahatan wajah sempurna, Perpaduan kecantikan mami Luna dan wajah rupawan papi Bima..

"Ini, tuan.." Rafa memberikan ponsel nya pada Dewa..

"Tidak perlu! Kau katakan saja pada mami ku, nanti aku yang akan menghubungi nya!!" Sekarang keluarlah dan jangan sampai ada yang masuk kesini lagi sebelum kau melihat abi keluar dari ruangan ku!!"

"Baik, tuan.."

Tanpa dewa sadari, seseorang di balik sambungan itu mendengar seluruh percakapan yang terjadi di sana.

"Beib, apa yang tadi menghubungi itu mami mu ??" abigail keluar dari persembunyian nya ketika mendengar suara pintu tertutup kembali. Dia datang dari belakang dan langsung memeluk, melingkarkan kedua tangan nya di perut dewa..

Dewa mengangguk, meletakkan kedua tangan nya di atas tangan wanita sexy itu "Kau tenang saja, sayang.. Aku tak akan pernah menerima perjodohan itu." Ucap dewa mencoba memberikan ketenangan, pria itu seakan tau ada kegelisahan dalam pertanyaan yang wanita nya lontarkan..

Meski begitu bagi abigail sendiri, ucapan lelaki nya sama sekali tak menenangkan. Ada keraguan yang amat besar dalam hati nya jika suatu saat nanti Dewa akan luluh dan menerima perjodohan dari kedua orang tua nya tersebut.

Abi semakin mengeratkan pelukan, membenamkan wajahnya di punggung dewa yang kokoh..

"Sekarang kau pulang dulu, ya. Aku harus menghubungi mami ku, dia pasti sudah menunggu!"

Abigail mengangguk dengan menampilkan wajah sedih, dewa mengusap pucuk kepala wanita nya serta memberikan satu kecupan di kening..

"Percayalah padaku, aku tidak akan pernah meninggalkan mu.."

🍂

Selepas abigail pergi, dewa segera mengaktifkan kembali ponsel nya. Sejak pagi dewa memang sengaja mematikan benda pipih itu, sebab dia sudah tak tahan dengan papi dan mami nya yang selalu memaksa untuk menerima perjodohan dengan wanita yang entah asal usul nya dari mana.

Melalui sambungan telepon, berkali kali pula kedua orang tua nya meminta dewa untuk segera pulang ke tanah air. Saat ini dewa memang di tugaskan oleh papi bima untuk menjalankan perusahaan induk di Jerman, perusahaan yang di tinggalkan oleh mendiang kakek nya, tuan Yuda. Sejak lulus kuliah hingga kini, dewa baru beberapa kali pulang ke indonesia, itu pun karena mami nya yang berpura pura sakit hingga membuat diri nya terpaksa harus meninggalkan Abigail.

"Dewa!! Berani berani nya kau membawa wanita itu ke perusahaan ? Apa kau sudah gila, hah ? Berbuat mesum di depan Rafa.. Memalukan!!"

Baru saja sambungan itu terhubung, Mami nya langsung menghardik nya. Dewa sampai menggosok telinga nya yang berdengung nyeri karena suara teriakan sang mami.

"Pokoknya mami nggak mau tau! Kamu pulang sekarang atau mami suruh papi menjemput mu dengan paksa!!"

Tut...

Tut...

"M-mi.. Mami ? Halo, mi ??"

"Ah, Brengsek..!!" Dewa melempar ponsel yang layar nya sudah meredup itu ke atas sofa di ruangan nya..

"Bisa gawat kalau papi yang jemput.." gumam nya sedikit was was.

Dewa tau papi nya itu selalu menuruti apapun keinginan wanita nya. Papi Bima rela melakukan apapun demi membahagiakan sang istri.

Sebenarnya dewa bukanlah anak yang pembangkang, hanya saja karena ketidaksukaan kedua orang tua nya terhadap abi membuat dewa jadi menjaga jarak.

Sampai detik ini dewa masih belum menemukan jawaban atas penolakan mami papi nya terhadap abigail.

Apa karena profesi abigail yang sejak dulu menjadi seorang model majalah dewasa ?

Ya, mungkin itulah alasan utama kedua orang tua nya menolak abi sebagai calon menantu mereka.

Tapi menurut dewa profesi itu tak ada kaitan nya dengan urusan pribadi mereka. Abigail hanya menjalankan pekerjaan nya secara profesional. Dia hanya berpose dengan pakaian minim, seperti bikini atau lingerie dan itu tak masalah bagi dewa selama abigail tidak berselingkuh dan tak melakukan sesi foto langsung dengan model berlawanan jenis.

Meski pertemuan mereka pertama kali di sebuah club malam yang ada di Jerman, tapi sejauh ini selama kurang lebih 5 tahun bersama wanita itu, dewa merasa abi setia, tak pernah genit atau tebar pesona pada lelaki lain. Di mata nya abi sangat sempurna, dia cantik, pintar dan jangan tanyakan soal body nya, itu adalah nilai plus yang abi miliki.

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk!" ucap dewa dari dalam saat mendengar ketukan pintu yang cukup keras dan terkesan tak sabaran..

Deg.

Dewa mematung dengan sorot mata yang tak percaya, mami nya benar benar membuktikan ucapan nya saat di telepon, padahal belum ada 5 menit sejak terputusnya sambungan tersebut, kini di hadapan nya ada sekitar 4 orang pria tinggi besar yang berpakaian serba hitam..

"Tuan, bos besar memerintahkan kami untuk menjemput anda. Kami akan sangat senang jika tuan mengikuti kami tanpa perlawanan, tapi jika tuan ingin memakai kekerasan maka kami pun tidak akan segan segan membuat tuan tak berdaya.."

Dewa tersenyum smirk.. "Berani sekali kau berkata begitu kepadaku, huh ?? Kau pikir aku takut pada kalian ? Kemari lah, aku bisa membunuh kalian dalam sekali libas!!"

Dewa tak takut sama sekali dengan ancaman itu. Akan sangat memalukan jika dia gentar hanya dengan kata kata seorang bodyguard yang derajat nya jauh di bawah, apalagi dia juga murni memiliki darah mami luna yang pernah menjadi seorang Sabeum alias pelatih Taekwondo di masa muda nya.

Dewa menggulung lengan kemeja nya sampai siku, kemudian memasang kuda kuda bersiap untuk menerjang 4 orang bodyguard di hadapan nya.

Namun belum sempat dewa melayangkan tinju nya, seorang bodyguard yang tadi berkata kepada dewa, memberikan isyarat mata pada salah seorang anggota nya yang lain, dan detik setelah itu terdengar seperti ada puluhan langkah kaki yang bergerak menuju ke arah ruangan nya..

"Apa apaan ini ? Kenapa kalian jadi sebanyak ini ??" Dewa mundur beberapa langkah, tak menyangka dalam waktu singkat bodyguard yang datang keruangan nya bertambah menjadi puluhan orang.

"Ah!! Papi sudah gila!! Untuk apa dia memerintahkan begitu banyak bodyguard seperti ini.. Memalukan!!" maki dewa dalam hati nya..

"Bagaimana, tuan ? Anda mau jalan sendiri atau anak buah saya yang akan...."

Dewa mengangkat tangan nya ke atas, menghentikan paksa kalimat bodyguard itu yang sebenarnya belum selesai. Posisi nya terjepit, meski bisa melawan, tapi tenaga nya tak akan sanggup jika harus menumbangkan mereka semua.

Akhirnya dewa memilih pasrah, tapi bukan berarti dia kalah, hanya saja dia tak mau sampai nanti nya menjadi bahan gunjingan para karyawan ketika melihat bos mereka babak belur di tangan bodyguard nya sendiri...

Dengan senyap dewa pun mengikuti kemana langkah para bodyguard itu akan membawa nya..

"Kau hadiri meeting sore nanti, katakan pada Tuan Mahes aku ada urusan mendadak.." Dewa memberi perintah pada Rafa yang berjalan di belakang nya.

Asisten pribadi nya itu hanya bisa mengangguk pasrah, melihat atasan nya sudah masuk ke dalam mobil van yang entah akan membawa tuan nya itu kemana..

🍂

🍂

🍂

Halo semua nya, bestie bestie otor 💜

Semoga kalian sehat selalu ya dimana pun berada 🤗

Ini adalah novel ke-6 otor. Berkisah tentang Dewa Putra Bima, yang belum tau dia siapa silahkan baca dulu Novel_Mengejar Cinta Suami ku..

Semoga kalian suka, ya.. Aamiin 🤲

Otor menerima kritik dan saran ko, asal tidak menggunakan bahasa yang kotor dan merendahkan..

Terimakasih sebelum dan sesudah nya 🙏

Enjoy, ya...

Love you All 💜💜💜

🍂

Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya ya gaess..

Bintang 5 nya juga, please 🥺, biar otor semakin semangat menulis nya 🙏🙏🙏

Semoga dengan Like, Vote dan Bintang 5 yang kalian kirim, karya otor ini bisa masuk jadi karya yang di Rekomendasikan Editor 🙏.. Aamiin 💜

🍂

Jangan lupa juga buat mampir di karya otor yang lain... 👇👇👇

Chapter 2

Saat ini dewa sudah ada di dalam private jet bersama dengan para bodyguard yang papi nya kirim beberapa jam lalu.

Setengah putus asa dewa masih mencoba bernegosiasi dengan ketua bodyguard sebelum pesawat itu benar benar mengudara, dia minta untuk menunda keberangkatan mereka ke indonesia hingga malam nanti. Sebab diri nya harus memberi kabar terlebih dulu pada abigail. Saat ini itulah yang terpenting. Tak mungkin dia pergi begitu saja seperti ini, bahkan dewa tak yakin dia bisa kembali lagi ke jerman dalam waktu dekat.

"Maaf, tuan.. Kita harus terbang sekarang sebab bos besar sudah menunggu anda di mansion utama.."

Dewa meremas rambut nya sendiri, frustasi. Entahlah akan jadi apa hubungan nya dengan abigail nanti, bahkan untuk menghubungi wanita itu pun tak bisa di lakukan nya, karena kini ponsel nya di sita dan akan di kembalikan saat mereka sudah mendarat nanti..

🍂

Setelah menghabiskan waktu lebih dari 10 jam di udara, kini kaki dewa sudah kembali menginjak tanah.

"Kembalikan ponsel ku!!" titah nya sambil menadahkan tangan

Saat ponsel sudah ada di genggaman, tanpa pikir panjang dia langsung menghubung nomor ponsel Abigail..

"Arrghh! SH*T!!" Baru saja sambungan itu terhubung, ponsel nya langsung mati karena kehabisan daya..

"Dimana mobil nya ??" tanya dewa sambil berjalan cepat menuju pintu keluar..

"Disana, tuan.." jawab bodyguard itu sambil menunjuk ke satu arah

Dewa berlari menuju mobil, dia ingin cepat cepat mengisi daya ponsel nya agar cepat pula bisa menghubungi sang kekasih..

Pria itu masuk ke dalam mobil b*gatti milik papi bima, duduk di kursi penumpang bagian belakang.. "Isi daya ponsel ku.." ucap nya pada sang supir tanpa menyematkan kata tolong..

Supir pribadi papi bima langsung menjalankan perintah tanpa banyak berkata.

"Bangunkan aku jika sudah sampai.." sambung nya lagi dan di jawab anggukan hormat oleh supir tersebut..

Dewa melipat tangan di depan dada kemudian menutup kedua mata nya serta menyandarkan kepala di sandaran kursi...

Perjalanan tidak memakan waktu sebab mobil dewa di kawal oleh anggota kep*lisian yang di bayar langsung papi bima demi mempercepat putra nya sampai di mansion..

🍂

"Tuan, sudah sampai.." ucap supir setelah mematikan mesin mobil..

Terdengar hembusan nafas berat dewa, perjalanan panjang ini membuat tubuh nya kelelahan. Dewa pun segera turun dari mobil mewah itu dan berjalan menuju pintu utama mansion..

Salah seorang pelayan sudah menunggu di pintu masuk,

"Siapkan air hangat, aku ingin mandi segera!!" Titah nya pada pelayan itu sambil berjalan masuk.

"Baik, Den Dewa.." pelayan itu membungkuk sekilas lalu berjalan menuju lantai atas dimana kamar nya berada..

"Tunggu!" Dewa menghentikan langkah pelayan itu tersebut.. "Dimana kedua orang tua ku ??" Mata dewa berkeliling, tak nampak batang hidung papi dan mami nya disana..

"Tuan dan nyonya sedang ada di Villa, di puncak, tuan.. Katanya hari minggu baru pulang.."

Arrghh..

Dewa menggeram, kesal. Mami nya memaksa dia untuk pulang bahkan sampai menyewa begitu banyak bodyguard, tapi sesampai nya dia di mansion, ternyata kedua orang tua nya itu malah sedang berlibur di villa mereka yang ada di puncak..

"Yasudah! Cepat siapkan air hangat nya!!" Perintah nya lagi dengan nada ketus

Dewa mengotak atik ponsel nya lagi, kali ini bukan abigail yang akan dia hubungi, tapi mami luna..

"Mi!! Dewa sudah di mansion.. Kenapa mami dan papi malah ke puncak, sih ??" Dewa protes. Riak wajah nya menunjukkan kekesalan..

"Oh. Kamu sudah sampai mansion ? Ya sudah, istirahat saja dulu.. Mami dan papi pulang nya hari minggu.." Ucap mami luna dengan santai sekali. Padahal dada dewa sudah bergemuruh, terkadang gemas dengan mami nya sendiri yang suka berbuat semaunya.. "Sudah, ya. Mami sibuk! Bye, anak mami yang ganteng.."

Tut..

Tut..

🍂

Dewa sudah mandi dan kini terlihat jauh lebih segar. Setelah berpakaian, pria itu langsung memainkan ponsel nya lagi. Dia sedikit heran, kenapa dari banyak nya pesan dan panggilan tak terjawab yang masuk, tak ada satupun yang di kirim oleh kekasih nya, padahal jika di hitung waktu, sudah hampir 24 jam penuh dewa tak memberi kabar..

Tiba tiba saat dewa masih sibuk dengan pikiran nya sendiri, seorang pelayan datang dan mengetuk pintu kamar nya beberapa kali..

Dewa membuka pintu itu dan sekali lagi menampilkan wajah yang tak ramah..

"Ada apa ?" tanya dewa ketus

"Den dewa, di bawah ada Opa Arya dan oma Tyas. Den dewa di minta turun, mereka menunggu di ruang keluarga.."

"Oma dan Opa..?? pasti mereka datang di suruh mami.. Ck.." keluh nya dalam hati.

Sesungguh nya dewa rindu pada opa dan oma nya tersebut. Apalagi mereka adalah satu satu nya kakek dan nenek yang dewa milik dari pihak mami nya, sedang dari pihak papi nya, dewa sama sekali tak mengenal mereka karena kedua nya sudah lebih dulu di panggil oleh yang maha kuasa. Tapi rindu itu terkikis karena selain orang tua nya, opa arya dan oma tyas pun tak merestui hubungan nya dengan abigail.

Ya, bisa di katakan, sejak menjalani cinta dengan wanita itu, hubungan dewa dengan keluarga besar nya jadi renggang dan tak seperti dulu lagi..

Dengan langkah malas, dewa pun masuk ke dalam lift untuk turun menuju lantai bawah..

Ting!

Pintu lift terbuka. Dan dari tempat nya berdiri, nampak lah lelaki dan wanita yang masih gagah dan cantik di usia nya kini, meski sudah memiliki dua orang cucu yang dimana kedua nya bukan lagi anak di bawah umur.

"Dewa.. Sini, nak.." Oma tyas dengan wajah teduh nya menyambut kedatangan sang cucu pertama..

Dewa tak menjawab, pun tak ada senyum yang terukir di bibirnya..

Meski ada rasa kesal, tapi dewa tetap menghormati kedua orang tua itu, dia pun mencium tangan opa dan oma nya bergantian dengan takzim.

Setelah nya dewa duduk di samping oma..

"Kalau opa dan oma ketemu dewa cuma buat nyuruh dewa putus sama Abigail seperti waktu itu, maaf.. Dewa nggak bisa!!" ujar dewa begitu serius.

Opa dan Oma hanya tersenyum kecil, "Itu urusan mu dengan papi dan mami mu." ucap opa arya. "Kami kesini murni karena merindukan kamu, dewa. Kamu itu cucu pertama kami. Tapi kenapa kami sulit sekali untuk bertemu dengan mu, cucu kami sendiri.." Opa arya jadi sedikit emosional.. "Punya dua cucu, tapi tak ada satu pun dari kalian yang mudah untuk kami temui.."

"Sudah, sayang.. Biar aku saja yang bicara sama dewa.." Oma tyas mengelus lengan suami nya, lembut..

Setelah itu opa arya memilih untuk menghirup udara segar di taman belakang, meninggalkan istri dan cucu pertama nya hanya berdua di ruang keluarga..

"Maaf.." ucap dewa menunduk sedih.

Oma mengusap bahu dewa beberapa kali.. "Dewa. Dengarkan oma kali ini, kamu itu sudah dewasa, bukan lagi anak kemarin sore yang selalu membangkang perintah orang tua. Pikirkanlah permintaan kami, dewa. Kami hanya ingin yang terbaik untuk mu, nak.."

Dewa langsung tau kemana arah pembicaraan ini akan berakhir. Tentu saja ke arah perjodohan itu..

🍂

🍂

Bersambung dulu, ya.. Ketemu besok lagi di jam yang sama 👻👻👻 23.50

Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya ya gaess..

Bintang 5 nya juga, please 🥺, biar otor semakin semangat menulis nya 🙏🙏🙏

Semoga dengan Like, Vote dan Bintang 5 yang kalian kirim, karya otor ini bisa masuk jadi karya yang di Rekomendasikan Editor 🙏.. Aamiin 💜

🍂

Jangan lupa juga buat mampir di karya otor yang lain... 👇👇👇

Chapter 3

"Please, oma.. Dewa mohon dengan sangat, dewa nggak mau di jodohkan dengan siapapun. Dan seperti yang oma bilang barusan, dewa bukan lagi anak kemarin sore, dewa sudah dewasa dan dewa bisa menentukan sendiri dengan siapa nanti nya dewa akan menghabiskan sisa hidup ini.." Ucap dewa panjang lebar, sekali lagi dia mencoba memberi pengertian, bahwa perjodohan itu bukanlah solusi..

"Ya sudah. Oma serahkan keputusan ini pada kamu dan papi-mami mu. Jika memang nanti papi dan mami mu merestui hubungan kamu dan wanita itu, oma berharap kamu tidak akan menyesal saat tau siapa dia sebenarnya.."

Dewa menautkan alisnya, tapi tatapan penuh tanya dewa tak membuat oma mau mengatakan yang sebenarnya yang selama ini sudah di ketahui oleh keluarga besar mereka.

Oma tyas pun beranjak dari ruang keluarga, meninggalkan dewa yang masih di selimuti tanda tanya besar..

🍂

"Raf, tunda dulu pekerjaan mu, aku ingin sekarang juga kau pergi ke apartemen Abigail, lihat keadaan nya apakah dia baik baik saja..." setelah opa dan oma nya kembali pulang, dewa segera menghubungi Rafael, asisten pribadi nya.

Di sambungan itu dewa meminta rafa untuk memeriksa keadaan kekasih nya karena sampai sekarang abigail tak bisa dia hubungi..

Saat sambungan itu terputus, dewa kembali mengutak-atik gawai nya, mencoba lagi menghubungi nomor abi dengan perasaan khawatir dan gelisah. Dewa takut terjadi sesuatu yang buruk pada wanita nya tersebut..

Drttzz..

Drrtzz..

Getaran di ponsel dewa menandakan sebuah pesan masuk. Dengan cepat dewa memeriksa nya, di kirim oleh nomor yang tak di kenal.

Dewa mengeryit ketika melihat pesan itu, hanya satu pesan yang berisi sebuah foto. Dia pun mengklik foto yang harus di download terlebih dulu itu agar nampak gambar yang ada di dalam nya..

...........

Mata dewa membulat sempurna saat tangkapan layar itu tertera di sana.

"Br*ngsek!! Apa maksud nya ini.?!"

Dewa mencoba menghubungi nomor ponsel baru tersebut untuk menanyakan apa maksud dia mengirimkan foto Abigail yang sedang terlelap bersama dengan seorang pria, bahkan abi terlihat tidak memakai atasan dan hanya selimut yang menutupi tubuh nya sampai sebatas dada. Begitu pula dengan pria di samping abi, pria itu bertelanjang dada dengan satu tangan yang melingkar di perut wanita nya..

"Pasti foto itu editan. Ya, aku yakin, ini pasti kerjaan orang iseng, abigail tak mungkin mengkhianati ku..!!"

Nada dering di ponsel nya terasa begitu nyaring membuat dewa kembali terkejut..

"Bagaimana ? Apa abi ada di apartemen nya ??" tanya dewa setelah meletakkan ponsel di samping telinga nya.

Jantung nya kini kian berpacu cepat, dia tak juga tenang..

"Tuan, Menurut security yang berjaga disana, Nona Abigail tak ada di apartemen nya sejak kemarin.."

Dewa memijat pelipis nya sambil mendesah berat, "Sekarang kau temui asisten nya, dia tinggal di apartemen yang sama, di unit nomor 19. Segera hubungi aku lagi jika dia sudah ada di hadapan mu!!"

Lagi lagi dewa memutus sambungan sebelum Rafa mengatakan Iya..

Saat ini hati dan pikiran nya tak bisa di jabarkan dengan kata kata. Gelisah, takut, khawatir, dan segala macam rasa campur aduk menjadi satu kesatuan yang seakan menghabiskan seluruh energi di tubuh nya.

Dewa menjatuhkan bobot nya di sisi ranjang, menatap layar ponsel yang belum juga menunjukkan ada panggilan masuk lagi dari Rafael..

Ting!

Dewa sudah mengganti mode pesan masuk nya, dari getaran menjadi bersuara..

Buru buru dewa memeriksa pesan masuk itu..

"Temui papi dan mami di villa sekarang! Sopir dan bodyguard di luar sudah menunggu kamu!!"

Dewa semakin kuat menjambak rambut nya. Sudah pusing tujuh keliling karena kekasih nya belum juga bisa di hubungi, sekarang masalah baru kembali muncul, papi nya mengirim pesan yang berisi perintah untuk dia segera menyusul ke villa mereka yang ada di puncak.

Tak mau sampai di seret paksa seperti di Jerman kemarin, dewa pun bergegas menuju parkiran mansion nya..

Bersamaan dengan masuk nya dewa ke dalam mobil, Rafa calling lagi..

"Cindy. Dimana abi ??" tanya dewa tanpa basa basi saat sambungan video itu terhubung dari ponsel Rafa ke ponsel milik nya..

"Mana aku tau, Dewa. Hari ini Abigail tidak ada jadwal pemotretan. Dia libur dua hari, lusa baru ada jadwal lagi.." Kata cindy yang merupakan asisten pribadi wanita nya. Meski tidak dekat, tapi dewa dan cindy sudah cukup lama saling kenal...

Dewa mengepalkan tangan nya kuat kuat saat mendengar jawaban dari cindy..

"Kau pasti berbohong!!" Dewa menatap nyalang cindy dari layar ponsel nya. "Raf!! Rafa!!" Dewa memanggil rafa..

"Ya, tuan.." jawab rafa..

"Kau masuk ke unit apartemen cindy. Periksa setiap inci kamar nya apakah abi ada di sana atau tidak.."

"Baik, tuan.." Rafa langsung menjalankan perintah sambil memposisikan kamera belakang nya agar Dewa bisa melihat seluruh ruangan di dalam apartemen wanita itu..

"Heh! Dewa.. Kau sudah gila, ya ? Abi mu tak ada di sini.. Kau juga sembarangan masuk ke unit apartemen ku. Aku bisa menuntut kalian!!" Dari balik video itu, suara Cindy begitu merdu, memekik dengan nada ancaman.

Namun jangan kira dewa takut. Kekuasaan yang ada di genggaman nya bahkan mampu membuat cindy dan seluruh keturunan nya tak akan pernah bisa menemui bahagia seumur hidup nya..

"Coba kau cari di kamar mandi.." ucap dewa sama sekali tak menghiraukan makian cindy..

"Tidak ada, tuan.." rafa sudah memeriksa seluruh ruangan. Tak ada siapa pun di sana, hanya ada cindy seorang..

"Kenapa kau tidak mencari nya ke dalam unit apartemen abigail, Rafa ? Aku tau pin nya, kau periksa saja di sana!!"

"TIDAK!!" pekik rafa saat cindy akan menyebutkan kata sandi apartemen sang kekasih..

"Rafa!! Keluar kau dari sana! Jangan dengarkan apapun yang wanita gila itu katakan!!" Perintah dewa yang langsung mendapat anggukan kepala dari rafael.

"Enak saja cindy mau memberitahu pin pintu kamar abi. Selain aku, tak ada seorang pria pun yang boleh masuk ke dalam unit apartemen wanita ku.."

Dewa memutus sambungan video itu kemudian mengetik pesan pada Rafa..

"Aku ingin kau periksa keaslian foto itu.. Dan hubungi aku secepat nya jika hasil nya sudah keluar.."

Dewa berpikir cepat, dia meminta Rafa untuk mengecek keaslian foto yang di kirim oleh nomor tak di kenal itu. Meski dewa yakin itu editan tapi apa salah nya untuk memastikan..

🍂

Mobil yang membawa dewa hampir sampai di vila milik opa dan oma nya. Tinggal beberapa meter saja sampai kendaraan itu berhenti di villa paling mewah dan besar di kawasan tersebut.

Awal nya villa itu tak sebesar sekarang, namun atas keinginan sang papi, vila itu melebar ke samping sampai 2 rumah di kiri dan kanan di beli serta lahan di bagian belakang pun di rombak habis dan di jadikan lapangan golf mini sejak sepuluh tahun yang lalu...

"Silahkan, den.." sopir pribadi keluarga Havidi membukakan pintu untuk majikan nya..

"Banyak sekali mobil yang parkir di sini, apa ada tamu yang datang ??" tanya dewa sambil menatap kendaraan sport berharga fantastis berjajar sempurna di depan villa..

"Maaf, Den dewa. Saya kurang tau.." Ucap pria baya itu. Saking banyak nya sopir mereka, bahkan dewa sampai sekarang sulit untuk mengingat nama dan wajah masing masing dari mereka..

🍂

🍂

Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya ya gaess..

Bintang 5 nya juga, please 🥺, biar otor semakin semangat menulis nya 🙏🙏🙏

Semoga dengan Like, Vote dan Bintang 5 yang kalian kirim, karya otor ini bisa masuk jadi karya yang di Rekomendasikan Editor 🙏.. Aamiin 💜

🍂

Jangan lupa mampir 👇👇👇

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!