Manhattan, 15 Mei 1987.
Hampir semalaman hujan deras di sertai badai terus mengguyur pinggiran kota Manhattan, bagian barat.
Sekitar jam 03.00 dini hari hujan deras mulai mereda, digantikan dengan hujan biasa.
Tiga puluh menit kemudian menjadi hujan rintik, diteruskan dengan hujan gerimis yang belum bisa di pastikan kapan akan berhenti. Seakan masih belum cukup memberi minum tanah dan makhluk hidup di wilayah itu.
Pagi hari yang biasanya sudah ramai orang berlalu lalang, kini masih terlihat gelap dan sepi.
Banyak genangan air yang memenuhi setiap sisi ruas jalan, dan menghiasi luasnya halaman rumah.
"Klek"
Seorang wanita berusia 30-an tahun terlihat membuka pintu, dengan malas dia bersiap memulai aktivitas paginya.
Belum sempat melangkahkan kaki melewati pintu, netra wanita itu menemukan sebuah kardus berukuran besar, yang tergeletak tepat di depan pintu yang baru saja di buka.
"Huhhh,"
Wanita itu menghela nafas berat, dengan raut wajah yang entah lah, sulit di tebak.
Walaupun belum membuka kardus, wanita itu sudah bisa menebak isi yang ada di dalamnya.
"Pa"
Ketika kardus dibuka, nampak lah wajah bayi mungil yang masih terlelap. Bayi merah itu di bungkus selimut tebal, untuk membuatnya tetap hangat.
"Entah idiot mana lagi, yang tega meninggalkan bayi tak berdosa seperti ini." Gumam wanita itu, dengan tangan terulur untuk mengelus pipi si bayi.
Tanpa sadar bibir wanita itu membentuk senyuman penuh kasih sayang, saat bayi itu merespon sentuhannya dengan menggeliatkan tubuh mungilnya.
Detik berikutnya, wanita itu langsung menatap ke segala arah untuk mengamati sekelilingnya. Meskipun hal semacam ini sudah biasa terjadi. Tapi dia tetap mencoba mencari petunjuk, ataupun orang yang bisa menjawab pertanyaannya.
"Deg"
Jantung wanita itu seakan lupa cara berdetak, ketika melihat sosok berjubah hitam yang berdiri tegak di seberang jalan.
Sepertinya sosok hitam itu juga tengah menatap dirinya, mungkin lebih tepatnya menatap kardus yang berisi bayi.
Tanpa sadar, wanita itu langsung mengangkat tangannya kemudian sedikit menjauh dari bayi dan kardus di hadapannya.
"Voldemort atau malaikat maut, yang berdiri di sana?!" tanyanya lirih pada dirinya sendiri, sedangkan matanya di buat semakin menyipit.
Wanita itu berharap bisa menembus jubah hitam yang di kenakan orang di sana, kemudian melihat isi di dalamnya. Apakah sosok itu tampan, ataukah sosok yang kekar.
Sayangnya usaha wanita itu tidak membuahkan hasil. Karena matanya hanyalah mata biasa, yang tidak memiliki kekuatan Waskita tembus pandang.
Jika wanita itu tak salah lihat, tangan kiri orang berjubah hitam itu memegang senjata api yang bisa mengeluarkan suara 'dor'.
Sosok tinggi berjubah hitam itu langsung pergi, setelah wanita itu melihat keberadaannya.
Setelah pulih dari keterkejutannya, dengan takut-takut wanita itu mencoba mengikuti orang berjubah hitam tersebut.
"Bruuum"
Terlambat. Orang berjubah hitam itu sudah pergi jauh dengan mobilnya.
Karena tidak berhasil mengejar sosok berjubah hitam, wanita itu langsung berbalik dan lari menghampiri kardus berisi bayi.
"Ah"
Setelah mengangkat bayi beserta selimutnya, wanita itu kembali di buat jantungan hanya dengan melihat isi di dalam kardus.
"GILA" satu kata yang lolos dari bibirnya.
Bola mata wanita itu seakan bisa melompat keluar detik itu juga. Ketika melihat banyaknya tumpukan uang dengan nominal seratus dolar per lembarnya, yang tersusun rapi di dalam kardus.
"Astaga,,, rasanya aku ingin pingsan," gumam wanita itu dengan badan gemetar dan mata setengah tertutup.
"Oh tidak, jangan pingsan di sini." wanita itu langsung mengumpulkan kewarasannya lagi, kemudian menarik kardus berisi harta Karun ke dalam rumah dengan tergesa-gesa. Sedangkan tangan kirinya, mendekap bayi mungil itu semakin erat di pelukannya.
Setelah berhasil memasuki rumah dan menutup pintu, wanita itu duduk bersandar di pintu. Kemudian indera penciumannya menghirup udara sebanyak mungkin, untuk mengisi kekosongan yang sempat dialami otak dan paru-parunya.
Ketika sudah tenang, wanita itu kembali menatap bayi di pelukannya. Kemudian ke dalam kardus berisi tumpukan uang.
Ada secarik kertas putih yang di selipkan di antara tumpukan uang tersebut.
["MULAN BENJI. JAGA DENGAN NYAWA KALIAN."]
...----------------...
Bayi Mulan seperti peri kekayaan dan keberuntungan yang di kirim Tuhan, untuk membantu menyelesaikan masalah di panti asuhan tersebut.
Dengan uang yang jumlahnya tidak sedikit itu, pihak panti bisa membeli, memperluas dan menyelesaikan masalah lahan panti yang saat itu akan di gusur.
Beberapa anak panti yang hampir putus sekolah karena keterbatasan biaya, akhirnya bisa terus mendapatkan kembali pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi.
Setelah lulus sekolah dasar, Mulan di jemput beberapa orang berpakaian hitam.
Sejak saat itu, Mulan mulai kehilangan kebebasannya. Hari-harinya hanya di penuhi, pelatihan, pelatihan, dan pelatihan.
Semua pelatihan bisa di kuasai Mulan dengan mudah, tanpa kendala sedikit pun. Mungkin karena dia mewarisi gen dari ayahnya, yang juga seorang agen intel terbaik di masa jayanya.
Tuan Xavier Benji nama ayahnya, salah satu anggota agen intelijen swasta yang cukup di segani, karena keahliannya dalam IT dan bela diri.
Konon, suatu hari ayahnya menghilang selama seminggu. Ketika kembali, dia membawa bayi baru lahir yang belum sempat di bersihkan. Dengan keadaan pakaian berlumuran darah, dan tubuh dipenuhi luka-luka yang cukup serius.
Tak sampai satu jam setelah menyerahkan bayi Mulan kepada orang yang bisa di percaya, Xavier Benji menghembuskan nafas terakhirnya.
Selepas pemakaman Xavier Benji yang tertutup, orang itu membawa bayi Mulan ke panti asuhan yang sudah di sepakati sebelumnya.
...----------------...
Tapi ada satu keadaan yang tidak bisa di mengerti Mulan, maupun anggota agen intel lainnya.
Ketika Mulan mencari informasi tentang wanita yang di sebut ibu, dia tidak pernah berhasil.
Pernah suatu hari, ketika Mulan berusia 18 tahun. Maklum, masa di mana darah muda suka memberontak dan emosi meledak-ledak.
"Jangan panggil aku Mulan Benji, kalau tidak berhasil mendapatkan informasi atau identitas wanita itu."
Ucap Mulan penuh tekad, ketika duduk di depan komputer. Jari-jarinya dengan lincah mengetik keyboard, deretan angka dan huruf secara cepat tak berurutan memenuhi layar komputer, yang sulit di mengerti orang awam.
"Aaarrrghh" Sepuluh menit kemudian Mulan mengerang kesakitan, dengan memegangi kepalanya yang seperti di hantam benda berat.
Kejadian itu membuat beberapa anggota lainnya merasa aneh dan kebingungan.
Mulan akhirnya pingsan, dan anehnya lagi layar komputer langsung hitam, mati dengan sendirinya.
Setelah sadar, Mulan kehilangan ingatannya selama dua minggu.
Keadaan seperti itu terjadi lagi dan lagi. Yang terakhir, Mulan seperti orang idiot karena kehilangan ingatannya hampir tiga bulan lamanya.
Akhirnya Mulan menyerah untuk mencari informasi wanita sok misterius itu, yang sayangnya adalah ibu kandungnya sendiri.
"Untuk apa mencari tau tentang seseorang yang tidak ingin di ketahui. Buang-buang waktu dan tenaga. Hufh..!!" begitu dengus Mulan saat itu, yang berusaha menghibur dirinya sendiri.
...****************...
Haiii kakak pembaca semuanyaaa.
Jumpa lagi dengan othor amatiran indah_sakabian.
Mohon dukungannya untuk karya kedua aku yahhh...
Jangan lupa tinggalkan jejak. Like komen gif vote sangat di butuhkan othor.
Semoga karya kali ini bisa memenuhi retensi baca, supaya othor semakin semangat menulisnyaaa.
Mampir juga ke karya othor lainnya. Liona's 3rd Life. ☺️
Semenjak menerima komisi dan bonus dari misi pertamanya, Mulan semakin ugal-ugalan dalam menjalankan misi. Misi apapun, seberapa bahaya pun, akan di ambil.
Luka lebam, luka gores, luka tusuk, luka tembakan, semuanya pernah di rasakan. Tapi semua itu tak menjadi penghalang bagi Mulan untuk berhenti mengambil misi. Apalagi tujuannya jika bukan uang, uang dan kaya.
Semakin bertambah dewasa, Mulan semakin memiliki hobi dan kebiasaan yang sedikit aneh serta sedikit gila.
Selain emas dan barang-barang berharga yang di koleksi, Mulan juga suka mengumpulkan dan menimbun uang cash dari berbagai negara yang pernah dikunjunginya ketika menjalankan misi.
Bukannya tidak punya ATM, rekening, debit atau kartu apalah-apalah yang lainnya. Tapi karena Mulan memang tergila-gila dengan uang cash, belum ada obat yang bisa mengobati penyakitnya ini.
"Bukankah menyenangkan ketika bisa melihat dan menyentuh uang secara langsung." jawab Mulan setiap kali di tanya teman sesama agennya.
Karena kegilaannya ini, Mulan sengaja membangun rumah pribadi sebagai hunian barang timbunannya. Lokasinya di dekat pedesaan, yang jauh dari hiruk pikuk dan hingar bingarnya kota Manhattan.
Jika orang lain yang melihatnya, itu hanya rumah dua lantai minimalis dengan halaman luas yang di kelilingi pagar setinggi dua meter. Di sekitar rumah di penuhi berbagai macam bunga sayuran dan pohon buah-buahan. Terlihat sangat wajar dan biasa.
"Pemilik rumah ini sangat berbakat dalam hal membuang-buang uang, kan." kata seorang wanita berambut keriting ketika melewati pagar rumah Mulan.
"Benar, untuk apa membangun rumah bagus, tapi jarang di tinggali." seorang wanita lain dengan bibir merah ikut menimpali.
"Ck, kalian orang kampung kurang duit mana tau. Ini namanya investasi, ngerti sedikit dong." Tiba-tiba wanita bertubuh gempal mengeluarkan suara cemprengnya.
Sebelum yang lain sempat menjawab kalimat sarkasmenya, wanita bertubuh gempal itu kembali melanjutkan kata-katanya.
"Kalian harus baik-baik dengan tetangga seperti pemilik rumah ini. Supaya kalau kita kekurangan uang, bisa meminjam uang darinya. Hihihi. Lumayan kan, nggak perlu di kembalikan." Tentu saja kalimat terakhir hanya di ucapkan dalam hati.
"Ck. Seorang Mulan Benji tidak akan pernah meminjamkan uangnya kepada siapapun. Kalau sampai ada yang berhasil meminjam dan tidak mau mengembalikan. Ledakan saja kepalanya, atau potong lehernya dengan belati." Gumam Mulan dengan seringai kejam di bibirnya, ketika mendengar obrolan tiga wanita minim otak itu.
Sebenarnya rumah yang dianggap biasa oleh orang lain, merupakan rumah terbaik yang dimiliki Mulan. Karena memiliki banyak ruang tersembunyi.
Seperti lantai paling dasar, yang merupakan tempat ternyaman bagi Mulan. Karena ini adalah tempat pertemuan dengan barang-barang kesayangannya diadakan.
"Oh anak-anak mommy sayang, yang rukun ya, jangan bertengkar, hmm. Kalian semua kesayangan mommy." kata Mulan saat melewati deretan koleksi koin logam mulianya. Tak lupa tangannya sesekali mengusap beberapa koin.
"Suami pertamaku, Aku tahu Kau pasti sangat merindukanku." Kata Mulan ketika mendekati tumpukan uang yang tersusun rapih.
"Oh suami kedua. Apa katamu, kau sangat mencintaiku? Ah, Aku juga sangat mencintaimu. Muach." ucap Mulan ketika menyentuh dan sesekali mencium tumpukan emas batangan kecintaannya.
Dan ketika Mulan berjalan mendekati lemari penyimpanan batu-batu permata dan perhiasan, tak lupa dia meninggalkan pesan untuk mereka.
"Walaupun kalian hanya selingkuhanku, tapi kalian tetap ada dalam hati ku."
"Ingat ya suami-suamiku, kalian harus rukun dan saling menjaga anak-anak kalian." Jari telunjuk Mulan menunjuk mereka satu persatu, kemudian menunjuk ke arah tumpukan koin-koin logam mulia.
"Baiklah, aku akan mengunjungi kekasih gelapku dulu." setelah puas dengan suami-suaminya, Mulan berjalan menuju ke sebuah ruangan tempat kekasih gelapnya berada. Pantas di sebut kekasih gelap, karena tidak sembarang orang bisa memilikinya.
...****************...
Pada tahun 2015, ketika Mulan berusia 28 tahun. Dia mendapatkan misi yang cukup sulit dari atasannya.
Kali ini Mulan harus menyamar menjadi sugar babby. Untuk mendekati seorang konglomerat, yang di duga mempunyai koneksi dengan salah satu mafia berbahaya di Manhattan.
Tidak tau karena terlalu mendalami peran atau bagaimana. Mulan benar-benar menjalin hubungan saling menguntungkan, dengan sang target yang telah menjadi sugar Daddy nya.
Awal-awalnya Mulan senang karena lelaki itu sangat memanjakan dan royal kepadanya. Lama-lama menjadi semakin nyaman dan Mulan mulai menikmati jalinan asmara beda usianya.
Mulan dan sugar Daddy nya menjadi sering menghabiskan waktu bersama. Berlibur dan berkeliling dunia bersama di setiap ada kesempatan.
"Will you marry me........, " sang sugar Daddy yang memeluk tubuh Mulan dari belakang, membisikan kalimat yang membuat Mulan merinding. Tak lupa lelaki paruh baya itu menyematkan cincin berlian di jari manis Mulan.
Lelaki itu, walaupun usianya tak muda lagi, tapi tubuh dan staminanya masih terawat dengan baik. Dengan perawakan yang tinggi besar, punggung tegap kokoh dan lebar, otot-ototnya kekar berisi. Uh, jangan lupakan susunan delapan roti kotak yang membuat para wanita gemas ingin menyentuhnya. Bagaimana Mulan yang menyukai kekayaan, keindahan dan ketampanan, tidak tergiur dengan semua itu.
"Apa tadi katanya? menikah? Oh tidak, sepertinya aku belum bisa memikirkannya."
"Bagaimana aku bisa menikah dengan Dia yang 21 tahun lebih tua dariku. Astagaaa."
"Arrgghhh. Bagaimana dengan misi ku? Aku belum berhasil mendapatkan semua informasi darinya."
Entah ada apa dengan hari itu, setelah menghabiskan malam panas yang melelahkan bersama sugar Daddy nya.
Mulan berencana untuk langsung tidur di pelukan lelaki dewasa yang membuatnya nyaman itu, karena matanya benar-benar mengantuk dan sulit untuk dibuka.
Ketika Mulan mulai memejamkan mata, kesadarannya berangsur-angsur menghilang. Digantikan dengan kegelapan yang semakin menyelimutinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mohon dukungannya kak.
Selamat membaca.
15 Juli 2017.
DOK
DOK
"LAN.... MULAN"
DOK DOK DOK
"MULAN.. BANGUN LAN.. !!"
DOK DOK DOK
Suara gedoran pintu dan teriakan seorang wanita muda yang terus-menerus memanggil nama 'Mulan'. Sangat mengganggu indra pendengaran seorang gadis yang tengah terbaring di kasur lantai.
"Berisik" lirihnya dengan mata masih terpejam.
Gadis itu bisa dibilang lumayan cantik, namun sosoknya kurus dengan kulit yang terlihat pucat.
DOK DOK DOK
"Kamu masih sakit, Lan? Kalo gitu aku berangkat duluan ya." Setelah itu, terdengar suara langkah kaki yang semakin menjauh dari pintu.
Itu adalah suara gadis dari kamar sebelah. Kebetulan dia bekerja di tempat yang sama dengan gadis di dalam kamar ini.
Gadis di dalam kamar berusaha buka matanya yang terasa berat dan lengket. Seperti ada yang sengaja mengoleskan lem perekat di kelopak matanya.
Setelah berhasil membuka matanya, gadis itu merasa kebingungan karena kini dia berada di ruangan sempit, dengan kasur lantai tipis di bawahnya.
"Bukankah seharusnya aku berada di kamar hotel yang luas dan mewah, bersama Daddy? Kenapa tiba-tiba di tempat sempit dan ....."
"Arghhh" tiba-tiba gadis itu mengeram kesakitan.
"Rasa sakit ini seperti...." sebelum gadis itu menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba ada beberapa ingatan asing yang memenuhi isi kepalanya.
Setelah itu sakit kepalanya berangsur-angsur menghilang. Tapi masih menyisakan sedikit pusing, yang sepertinya sudah di rasakan gadis muda ini, sebelum jiwa Mulan Benji menempati tubuhnya.
Mulan Benji yang dulu tiba-tiba kehilangan kesadarannya, kini jiwanya menempati tubuh seorang gadis yang memiliki nama depan sama dengan namanya.
Mulan Guanlin, nama gadis itu. Usianya 18 tahun, sepuluh tahun lebih muda dari usia asli Mulan Benji. Karena sebelum kehilangan kesadarannya, Mulan Benji berusia 28 tahun.
"Jadi sekarang namaku Mulan Guanlin? Gadis 18 tahun yang tidak punya apa-apa?!" Gumamnya dengan pandangan yang entahlah.
"Hahahaha, hebat. Sangat hebat. Mulan Benji yang banyak uang dan bergelimang harta, kini harus menempati tubuh gadis miskin? Hahaha" entah kenapa tawa itu terdengar sedikit mengerikan.
"Entah dosa masa lalu yang mana, yang membuat Tuhan menghukum ku seperti ini." Mulan kembali mengingat-ingat, dosa mana yang kira-kira menyebabkan ketidak beruntungan ini menimpa dirinya.
Mencuri, merampok, menipu, membu nuh lawan, atau menghabisi nya wa seseorang yang pernah berselisih dengannya. Dan semua yang dulu dilakukan merupakan dosa.
"Ternyata aku memang berlumuran dosa." dengan lesu, Mulan kembali berbaring di kasur tipis yang tadi sempat di pandang sebelah mata.
"Mungkinkah Tuhan masih berbaik hati, dengan memberiku kesempatan sekali lagi untuk bertobat?" Setelah meratapi nasip, kini Mulan seperti mendapat sedikit semangat untuk hidup.
Mulan meraih tas yang tergeletak di lantai dekat kasur, kemudian mengeluarkan isi di dalamnya.
"Kasihan sekali gadis ini, hp pun masih ketinggalan zaman." Mulan membolak-balik hp Sams*ng keluaran tahun 2007, yang layar bagian atasnya retak.
Hp itu adalah pemberian teman sekelas Mulan semasa SMA. Karena teman Mulan ganti hp baru, maka hp lamanya di berikan kepada Mulan.
"Jadi aku terbangun setelah dua tahun kehilangan kesadaran." gumam Mulan setelah melihat Tanggal yang tertera di layar hp jadul tersebut.
Bungkusan putih biru ikut menyembul dari dalam tas, ketika Mulan ingin memeriksa dan mengeluarkan semua isi dari dalam tas itu.
"Apa ini?" Mulan memandangi bungkusan tipis dengan tulisan 'Tes Kehamilan Instan' di tangannya dengan firasat buruk.
Mata Mulan langsung membola dengan isi kepala yang di penuhi dengan kemungkinan kemungkinan kemungkinan dan kemungkinan.
Mulan segera membawa bungkusan itu kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Setelah beberapa menit berlalu, terdengar suara teriakan yang teredam.
"TIDAAAKKK..!!!" sudah pasti hasilnya seperti kemungkinan yang di perkirakan Mulan sebelumnya.
Mulan tidak tau harus tertawa atau menangis. Di saat dirinya di beri kesempatan kedua untuk bertobat. Dia juga harus menerima kenyataan bahwa tubuh yang di tempatnya sedang mengalami masa-masa awal kehamilan.
Sepertinya pemilik tubuh sebelumnya memang sudah merasakan dan menyadari keanehan pada tubuhnya. Pusing, tidak napsu makan, dan tubuh lemah yang di rasakan, mungkin memang tanda-tanda yang sering di alami wanita yang.....
Sehingga pemilik sebelumnya diam-diam membeli alat tes kehamilan, tanpa sepengetahuan siapapun.
Mungkinkah ini juga balasan untuk Mulan, karena dulu sering mengkonsumsi obat pencegah kehamilan. Padahal sang sugar Daddy dengan senang hati akan bertanggung jawab, jika Mulan benar-benar mengandung benihnya.
"Hahahaha" Mulan tertawa sumbang, tanpa terasa bulir bening menetes melalui sudut matanya.
~kru cuk~
Di saat Mulan sedang menikmati sisa-sisa momen sedih, tiba-tiba perutnya berbunyi minta di isi.
"Astaga, sudah berapa lama perut ini tidak di isi?"
Mulan menunduk dan mengelus perut ratanya. Ada makhluk sebesar kacang polong yang kini sedang tumbuh di rahimnya.
Jika di pertahankan, dia belum siap. Untuk makan saja masih susah. Seperti sekarang, uang yang di miliki hanya tinggal 87.600 rupiah.
Uangnya akan semakin berkurang, jika di gunakan untuk membeli makanan hari ini.
Untuk menghemat uang, pemilik sebelumnya hanya makan dua kali sehari. Dia akan membeli sarapan yang ada di sekitar tempat kos nya. Sedangkan untuk makan siang, dia akan makan di tempat kerja.
Makan malam sering di lewatkan. Pemilik sebelumnya lebih memilih mempercepat tidur malamnya, agar tidak merasakan dan mendengarkan suara perut laparnya.
Karena perut yang di biarkan kosong sepanjang hari. Di tambah dengan morning sickness parah yang di alami. Pemilik sebelumnya sampai kehilangan nyawanya.
Sekarang jiwa Mulan dewasa telah menggantikan jiwa sebelumnya. Akankah dia juga mengalami kondisi yang sama dengan pemilik sebelumnya.
Mohon dukungannya, dan selamat membaca.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!