"Masih jam 6 malem tapi kenapa tidak ada satupun bus yang muncul?" gumam Sara dalam hatinya. Ia berdiri sambil celingak-celinguk. Tiba-tiba ada seseorang yang menutup mulutnya dari belakang. Ternyata orang itu membius Sara.
Dalam keadaannya yang setengah sadar, Ia melihat ada 2 orang pria didepannya. Yang satu sedang mengemudi dan yang satu sedang menelepon seseorang. Namun apa daya, mulutnya ditutup dengan solatip, kedua tangannya diikat tali sangat kuat.
"Iya, bos. Ini kita lagi otw ke tempat yg bos kasih. Iya, iya bos ga lama lagi sampe kok."
Sara syok bukan main setelah mendengar hal itu. Jantung Sara berdetak kencang ketakutan. Apa yang akan orang ini perbuat dengan dirinya? Apa yang akan terjadi dengan dirinya? Apa lagi rencana Tuhan yang akan diberikan kepadanya?
Tiba-tiba Sara merasakan mobil berhenti. Rasa takut Sara yang daritadi tidak berkurang, makin mencuat. Kedua orang itu menurunkan Sara dan memaksa Sara untuk berjalan. Padahal kaki Sara sedang lemas.
Kain penutup mata Sara dibuka. Ia langsung melihat sekitarnya. Matanya mengarah keatas melihat lampu mewah lalu Ia melihat lift, orang berlalu-lalang. Ia senang bahwa Ia berada di hotel karena yang Ia tahu jika seseorang diculik akan dibawa ke tempat kosong yang menakutkan, disiksa, dan sebagainya.
"Saya diperintah untuk mengantar nona ini ke Mr. Key"
Kesenangan Sara berhenti saat salah satu laki-laki mengatakan hal itu ke resepsionis. Sara berteriak, menyangkal omongan pria itu ke resepsionis. Melihat wajah kebingungan resepsionis tersebut, kedua pria itu langsung membawa Sara ke kamar hotel pesanan Key.
Sara melihat pintu dihadapannya. Ketika salah satu pria ingin menekan bel, Sara menepis tangan pria itu. "Mengapa aku disini?" ucap Sara.
"Maafkan kami Miss." kata pria itu dan langsung menekan tombol bel. Pintu terbuka otomatis dan pria itu langsung mendorong Sara agar masuk kedalam. Sara terjatuh dan langsung meraih pintu, namun apa daya pintu sudah terkunci dan tidak bisa terbuka.
Dihadapannya, jauh disana ada seorang laki-laki mengenakan kemeja putih, sedang menuangkan wine ke gelasnya lalu menghadap ke jendela yang besar. Sara bisa melihat bahwa jendela tersebut bisa memperlihatkan suasana kotanya di malam hari.
Sara tidak bisa berhenti berpikir mengenai : Apa yang akan terjadi pada dirinya? Apa yang harus dilakukannya? Bagaimana cara keluar meninggalkan tempat ini? Siapa laki-laki itu? Apakah laki-laki itu mengenalinya?. Pikirannya terhenti saat pria itu menaruh gelas yang sudah kosong ke atas meja danberjalan ke arah kanan. Sara berdiri dan melihat bahwa pria itu duduk di sofa.
"Tuangkan wine untukku." kata pria itu. Sara langsung dengan gercep nya menuruti kata pria itu. Sara berpikir bahwa jika Ia menuruti pria itu maka pria itu akan membiarkan Sara keluar. Sara menuangkannya dengan hati-hati karena Sara tidak pernah menyentuh apalagi menuangkan wine. Sara berjalan menuju pria itu, menghantarkan wine yang sudah Ia tuang.
"Minumlah." jawab pria itu saat melihat Sara menyodorkan gelasnya. Seluruh tubuh Sara bergetar mendengar pria itu. Sara tidak menyangka pria itu akan berkata seperti itu. Sara meminumnya karena 2 hal. Pertama, Sara takut pria ini akan berbuat kasar jika Sara tidak menurutinya. Kedua, siapa tahu pria ini akan membiarkannya pergi.
Sara meminum wine tersebut sampai habis. "Tuangkan 1 gelas lagi,." ucap pria itu. Ada satu kejengkelan bagi Sara karena Ia takut pria ini mempermainkannya. Namun, Sara tetap menuruti kata pria itu karena Sara ingin segera keluar dari tempat itu. Sara menyodorkan gelas berisi wine untuk kedua kalinya.
Pria itu langsung berdiri, menerima gelas wine pemberian Sara dan langsung menuangkannya ke mulut Sara dengan kasar. Alhasil, wine itu berceceran ke leher sampai mengalir ke bawah. Dilemparnya ke sofa gelas yang sudah kosong tersebut.
Apa yang diinginkan pria ini ? gumam Sara saat melihat pria itu melakukan hal itu.
Sara takut bukan kepalang saat pria yang tidak dikenalnya itu langsung menarik kedua pipi Sara dengan kedua tangannya dan mencium bibir Sara.
"Hey lepaskan. Lepaskan aku. Hey. Kamu ngapain" teriak Sara.
Sara merasakan nafas pria itu terengah-engah karena nafsunya. Sara berusaha mendorong pria itu, namun tenaga Sara kalah kuat tengan pria itu.
Pria itu terus mencumbu Sara. Sara berusaha melawan, tetapi tidak bisa. Sara tidak ingin pria itu yang merenggut mahkotanya. Bagaimana caranya aku kabur dari sini? gumam Sara.
"Lepaskan aku. Hey. Lepaskan. Mau apa kamu?" bentak Sara sambil memukul mukul pria itu namun tidak digubris pria itu.
Ia masih bingung dengan apa yang terjadi. Mengapa Ia bisa berada disini? Seolah olah sebagai pelacur yang sudah disewa untuk bertugas melayani pria itu.
Pria itu terus melakukannya kepada Sara tiada henti. Air mata Sara perlahan keluar tanpa aba aba.
"Lepaskan aku.." ucap Sara sambil menangis.
Ia langsung mengangkat tubuh Sara dan membawa ke meja tempat wine tadi. Didudukkannya Sara di atas meja tersebut. "Tolong.. jangan lakukan ini, kumohon..." kata Sara. Pria itu tetap tidak memedulikan Sara.
Pria itu tetap melakukan tujuannya itu. Ia tidak ingin melepaskan waktu kesempatan sedikit pun.
Sara hanya bisa tertunduk di bahu pria yang tidak dikenalnya itu.
"Tolong jangan." ucap Sara namun pria itu tetap tidak memedulikan Sara. Apa boleh buat, semuanya sudah terjadi. Sara tidak bisa mengulang waktunya.
Dosa apa yang sudah kulakukan dimasa lalu? Aku selalu menjalani hidup yang hancur. Aku tidak pernah menginginkan hidup seperti ini. Mengapa takdir membawaku menjadi seperti ini? Mengapa? Ayah... ibu... tolong aku. Tolong aku disini. Jemput aku. Aku tidak ingin berada didunia ini. Aku tidak menginginkan hidup seperti ini... ayah... ibu.. mengapa kalian meninggalkan aku sendirian didunia ini? gumam Sara.
"Mengapa kamu melakukan ini kepadaku? Apakah kamu mengenalku? Apa aku punya salah kepadamu? Katakan padaku. Aku tidak menginginkan ini semua." teriak Sara.
Lagi lagi, pria itu tetap tidak menghiraukan Sara. Sara hanya bisa menangis tersedu sedu. Dirinya sudah pasrah, sudah pasrah pada keadaan, pasrah kepada takdir yang mengutukinya. Aku sudah hancur. Sudah hancur. Sekarang aku sudah hancur. Aku tidak menginginkan ini. Tidak pernah aku menginginkannya. gumam Sara.
Sara sudah kalah telak dengan pria itu sekarang. Bagaimana ini? Siapa yang mau dengan diriku? Sebelum ini saja tidak ada yang mau denganku. Bagaimana dengan setelah ini? Apakah masih ada orang yang bisa menerimaku apa adanya? Setelah semua ini terjadi? gumam Sara.
Sedari tadi air mata Sara tidak berhenti mengalir. Hidup Sara kini sudah hancur.
Kini, Sara hanya bisa pasrah. Sekilas melintas diotak Sara saat kedua orang tuanya menghembuskan napas terakhir. Kedua orangtua Sara meninggal ditempat 6 tahun yang lalu saat Sara berusia 15 tahun karena mobil yang Papa Sara kendarai ditabrak oleh seorang pencuri yang kedapatan mencuri dan ugal-ugalan membawa mobil. Lagi-lagi air mata Sara mengalir.
Akhirnya pria itu sudah kelelahan menurut Sara.
Ia memberikan kemeja miliknya kepada Sara. Pria itu mendekati Sara dan mendekatkan mulutnya ke telinga Sara. "Namaku Key. Terima kasih.". ucap pria itu. Sara dengan cepat membalas "Aku bukan pelacur."
Key tersenyum menghina. "Lalu, siapakah dirimu? Jalang?".
Sara menangis saat mendengar ucapan Key itu. Sara berusaha menjelaskan saat air matanya terus mengalir. "Aku bukan pelacur. Aku bukan jalang. Aku hanya wanita biasa yang sedang menunggu bus di halte. Aku disekap dan dibawa ketempat ini. Lalu aku dipakai untuk memuaskan nafsumu! Aku bukan pelacur!" bentak Sara sambil menangis.
Lalu Sara berjalan menuju kamar mandi yang tidak jauh dari ranjang. Sara tidak tahu bahwa Key mengikutinya. Sara bercermin dan melihat dirinya penuh bekas kissmark dari Key. Key sangat tidak menyangka ini semua menjadi rumit. Yang Key tau, Ia baru pertama kali menyewa pelacur untuk melampiaskan amarahnya tapi, ia dibohongi dan didapatinya seorang wanita yang bukan pelacur, bahkan masih suci. Dan dia lah yang menodainya.
Air mata Sara mengalir terus menerus tanpa aba-aba. Dengan rasa bersalah, Key membawa Sara ke shower. "Bersihkan dirimu, aku tunggu di luar." perintah Key.
Key keluar dari kamar mandi. Duduk di tepi ranjang sambil berpikir tentang kejadian hari ini. Ia menyesal sudah menyewa pelacur. Ia hanya dengar kata temannya, Jimmy bahwa melampiaskan amarah paling tepat dengan menyewa pelacur. Ia menelpon orang yang sudah menyewakan pelacur dan orang tersebut hanya berkata bahwa stok pelacur sedang kosong jadi Key pun mencari di jalan raya.
Betapa kesalnya Key mendengar hal itu. Apa yang harus Key perbuat ke wanita itu? Key menelepon Calvin sekretarisnya untuk membawakan pakaian untuk Sara.
Tidak lama kemudian Sara keluar dengan rambut basah dan tubuh dibaluti handuk putih. Jujur itu membuat Key tertarik lagi tapi disaat seperti ini tidak mungkin Key melakukannya.
"Pakailah ini." kata Key
Pakaian itupun diterima oleh Sara. Sara kembali ke kamar mandi. Sara melihat underwear yang diberikan Key sangat pas ditubuhnya. "Bagaimana Key bisa tahu ukuranku hanya dengan sekali lihat?" pikir Sara.
Sara pun keluar dan Key langsung menjelaskan kepada Sara bahwa Ia menyewa pelacur tetapi ia tidak tahu bahwa stok pelacur kosong dan Sara hanyalah korban. "Apa kamu mau menuntut orang yang menculikmu? Atau menuntutku? Akan aku permudah jalanmu. Atau kau membutuhkan uang? Akan kuberi sebanyak yang kamu mau." kata Key.
"Aku sudah mencoba menghentikan mu dari awal tapi kamu tidak mendengarkan ku. Kamu terus saja melakukannya tanpa memedulikanku. Tidak apa-apa lah. Kita di sini hanyalah korban. Aku tidak membutuhkan uangmu. Juga tidak butuh pertanggung-jawaban darimu. Tapi aku ingin kita tidak bertemu lagi." jawab Sara sambil mengambil tas dan melangkah pergi.
Namun kepergian Sara dicegah Key. Key menarik tangan Sara. "Beristirahatlah di sini. Aku tidak akan menyentuh dan menyakitimu lagi. Aku mohon." kata Key.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!