NovelToon NovelToon

JODOH YANG TIDAK TERDUGA

Bab 1

"usia mu sudah sangat matang, jangan sibuk berkerja. Cari lah pasangan dan menikah." ucap ibu sambil menuangkan teh hangat untuk ku.

"iya Bu, aku akan menikah. Bila aku sudah bertemu jodoh ku." ucapku

sambil meminum teh yang di tuangkan ibu.

"apa perlu ibu yang Carikan untuk mu " ucap ibu

"tidak usah Bu, "ucapku

"Bu, aku pamit ke kamar dulunya mau istirahat." lanjut ku

"iya , nak" ucap ibu

ku langkahkan kaki ku menuju kamarku, dengan semua ucapan ibu yang terbayang dalam pikiran ku.

Nama ku Anisa, orang sering memanggil ku Nisa atau nis. Usia ku 28 tahun tahun ini, dan itu adalah usia yang sangat matang untuk menikah. aku sebenarnya ingin juga menikah seperti teman seusia ku, yang sudah menikah dan memiliki anak. Sedangkan aku masih sibuk dengan pekerjaan.

Aku pun tidak memilih pacaran atau jelas tidak punya pacar alias jomblo. Dari pada ku pacaran yang tidak memiliki tujuan hanya main main saja. Aku lebih memilih untuk sendiri dan sibuk dengan aktivitas ku menjadi wanita karir.

ada sedikit ketakutan ku untuk menikah, karena aku ini tempat curhatnya teman teman yang sudah menikah. Mereka membagikan cerita masalah pernikahannya padaku. Aku memang tidak bisa membantu, setidaknya sedikit ringan beban seorang bila sudah bercerita.

"akhirnya aku bisa santai juga ,"ucapku sambil ku rebahkan tubuhku di kasur. Baru ku pejamkan mata ku untuk menghilang kan rasa lelah ku. Tiba tiba terdengar suara deringan telepon.

"hallo, assalamualaikum."ucapku

"walaykumsalam, nisaa"ucap suara perempuan yang menangis.

"Ica, kenapa nangis." ucap ku panik

"nisaa"ucap Ica di telepon. Sambil menangis tersedu sedu

"kenapa, kamu dimana. Aku kesananya." ucap ku

"aku di tempat biasa kita nongkrong." ucap Ica

aku tidak kepikiran untuk rebahan lagi, aku bergegas pergi keluar dan bertemu Ica.

"Anisa, mau kemana kamu " ucap ibu

"aku keluar dulu Bu, ada urusan mendadak."ucapku

Aku pun Salim dan pamit pada ibu.

Aku menyalakan motor ku dan pergi ketempat Ica. Sesampainya di sana. Ku lihat teman ku yang sangat berantakan penampilan nya. Aku tidak tau apa yang terjadi, aku mengenal Ica saat dekat. Ica tidak akan keluar rumah dengan penampilan yang berantakan. Dan itu bukan seperti Ica yang ku kenal.

Ku hampiri Ica, "Ica",ucapku

"Nisa"ucap Ica sambil memeluk ku.

Aku mengajak Ica untuk duduk, dan tenang. Aku menenangkan nya dulu sebelum Ica bercerita.

"suami ku, nis. Suami ku selingkuh. "ucap Ica sambil menangis.

"kami serius dengan ucapan mu itu , ca"ucapku

"hari ini aku bolos kerja untuk mengikuti suami ku , nis. Aku tau dia bilang kerja, cuma firasat ku. Kalau suami ku hari ini libur. aku menanyakan suami ku ke asisten nya, namun asisten bilang lagi rapat.

"mungkin memang lagi rapat, ca."ucap ku

"aku menelepon asisten nya sambil mengikuti suamiku itu. Aku ikuti suami ku itu sampai ke tempat penginapan (hotel)."ucap ica

"terus"ucap ku

"aku memesan kamar di samping suamiku dengan alasan kalau aku keluarga nya." ucap Ica sambil menangis

"Ica, sabarnya "ucap ku merasa sedih

"tanpa menunggu lama aku menggedor pintunya itu. Dan dengan kagetnya, suami ku melihat ku ada di depan pintu." ucap Ica

"terus bagaimana ca." ucap ku

"aku kesini dan cerita sama kamu." ucap Ica

Padahal pernikahan Ica dan suaminya masih tergolong seumur jagung. Ica dan suaminya baru menikah sekitar setengah tahun atau enam bulan.

"Ica terus kamu gimana , mau pulang dulu atau gimana. " ucap ku

" aku mau ngindap di hotel saja. " ucap Ica

" dari pada di hotel mending di rumah ku saja." ucap ku

Aku takut Ica melakukan hal hal yang aneh. Karena hati dan perasaan yang sedang kacau balau. Aku mengajak Ica ke rumah ku perkenalkan Ica sama ibu.

" assalamualaikum" ucap ku

" walaykumsalam" ucap ibu.

"siapa ini Nisa." lanjut ibu

" ini Ica Bu, boleh Ica ngindap Bu." ucap ku

" boleh koq" ucap ibu sambil tersenyum.

ibu mengerti tanpa di jelaskan dengan kata, kalau teman yang ku bawa lagi ada masalah. Dan butuh ketenangan.

" kalian mandi dulu, nanti baru makan. Ibu tunggu di meja makan." ucap ibu sambil tersenyum.

"Nisa, kamu mandi di kamar ibu saja. Biar temen mu mandi di kamarmu . Biar lebih cepet" ucap ibu sambil bercanda.

" terimakasih ibunya Nisa dan Nisa. Dan maaf merepotkan." ucap Ica

" tidak merepotkan, malah ibu senang karena suasananya jadi rame." ucap ibu

ku memang perempuan, namun aku bukan perempuan yang suka mandi lama. Aku bergegas ke ruang makan dan ku hampiri ibu yang sudah lebih dulu menunggu aku dan Ica.

"nak, teman kamu itu ada masalah nya." ucap ibu sambil meredakan volume suaranya.

"iya Bu, masalah sama suami." ucap ku

Ibu hanya menganggu dan tidak melanjutkan pembicaraan. Takut Ica mendengar pembicaraan ku dan ibu.

"maaf, menunggu lama." ucap Ica

"tidak apa apa nak, sini makan." ucap ibu sambil tersenyum.

seperti suasana hati Ica sedikit membaik. dia tersenyum dan kami bertiga bercanda.

"masakan ibu sangat enak. Terimakasih atas hidangannya." ucap Ica

"inimah makanan sehari hari." ucap ibu

" kalau Ica mau nanti tiap hari ibu buat bekal buat Ica dan Nisa. Ica sama Nisa satu kerjaan kan." ucap ibu

" iya Bu. Tapi tidak usah merepotkan bu.aku tidak mau merepotkan ibu" ucap Ica

" yaudah, tidak apa apa." ucap ibu

Kami pun melanjutkan makanan dan berbincang bincang tentang pekerjaan.

" Ica, Nisa di kerjaan punya pacar tidak. Bisa kamu comblangin sama teman pria kamu " ucap ibu sambil tertawa.

"apaan si ibu, aku bisa cari sendiri." ucap ku sambil cemberut .

Ica pun tertawa kecil melihat expresi ku yang cemberut karena ucapan ibu tadi.

" sebenernya, udah beberapa kali aku kenalin sama seseorang Bu. Cuma Ica tidak mau dan menolaknya. Padahal belum bertemu." ucap Ica

" Ica, kamu bawelnya." ucap ku sambil mencubit pipinya Ica

"sakit tau." ucap Ica

"kalau bisa , kamu jangan menyerah buat comblang Nisa. Karena dia terlalu sibuk dengan kerjaannya sampai dia lupa kalau di harus menikah." ucap ibu

" iya, nikah.. Tenang aja." ucap ku

Ica dan ibu tertawa , dan senang. Namun sedikit lega perasaan ku karena melihat Ica tidak bersedih lagi. Setelah makan aku dan Ica pamit ke kamar. Dan tidak lupa mengucapkan terimakasih pada ibu atas makanannya yang enak ini.

"kamu tidur di bawa nis," ucap Ica

"iya, gpp. Kamu kan tamu. Masa tamu aku suruh tidur di bawah. Maafnya ranjang kecil. Itu khusus jomblo." ucap ku.

dan Ica tertawa terbahak bahak saat ku bilang jomblo.

Bab 2

"terimakasih, Nisa. Dan maafnya merepotkan kamu." ucap Ica

"ga repotin, sama teman mah." ucap ku

Ica pun langsung memelukku , dan menangis. Aku tidak bisa mengucapkan apapun hanya mengelus punggung nya. Dengan mengisyaratkan kalau Ica harus sabar dan kuat.

Dari Ica ku belajar , tidak mudah menjalankan pernikahan. Ada rasa takutku yang bertambah dengan sebuah pernikahan. Namun bila nanti ku bertemu jodoh ku, mentalku sudah siap menghadapi apapun masalahnya.

"sekarang kita istirahat, biar besok fresh." ucap ku

"kamu sudah isya, " lanjut ku.

"sudah , nis " ucap Ica

Dan akhirnya kami pun tidur. Mata ku memang merem namun telinga ku mendengar dengan jelas. Kalau Ica menangis, aku tidak melarang dia menangis. Biar Ica meluapkan semuanya dengan menangis.

semakin hari tangisan itu mulai meredakan. Terdengar suara air, dan suara orang berdoa.

Rasa lelah ku pun menghilang , dengan rasa kantukku yang menghilang pula.

"sudah bangun kamu Nisa, " ucap Ica sambil tersenyum.

" kamu sudah bangun" ucap ku.

"aku dah bangun dari tadi." ucap Ica sambil tersenyum.

"nis, aku mau ke ibu mu dulunya. Mau bantu bantu." ucap Ica

" jangan repot repot" ucapku

Namun Ica langsung menghampiri ibu ku dan membantu ibuku untuk membuat sarapan pagi. Aku bergegas ke meja makan. Di sana ada Ica dan ibu yang sedang menunggu ku.

"Ica kamu hari ini sangat fresh." ucap ku

Aku binggung dengan Ica yang pagi ini ku temui. bebannya terasa menghilang, tidak ada kesedihan dalam dirinya.

"boleh aku bertanya Ica, mengapa kamu lebih fresh." ucapku.

"aku punya masalah besar, tapi aku punya ALLAH SWT yang sangat besar. Aku curahkan semua masalahku padaNYA. Dan entah mengapa hatiku terasa tenang." ucap Ica

" alhamdulillaah." ucap ku dan ibu

aku dan ibu , merasa senang dengan Ica yang sekarang. Yang tidak rapuh dan kuat.

Akhirnya aku dan Ica berpamitan untuk pergi kerja. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas sarapan pagi ini.

"ibu yang berterimakasih karena Ica membantu ibu." ucap ibu

" tidak Bu, aku suka sekali masak. " ucap Ica

"lain kali , Ica masak sama ibu laginya." ucap ibu

" boleh Bu." ucap Ica

Ibu pun mengangguk, tandanya boleh. Ica pun memeluk ibu.

"sering sering mampir ke rumah, anggap saja rumah sendiri. " ucap ibu

" terimakasih ibu dan Nisa." ucap Ica

"nis, hari kamu jangan bawa motornya. Kamu bareng aku aja naik mobil." ucap Ica

" baiklah." ucapku.

Aku pun langsung memasukan motor ku ke bagasi.

"nis, nanti pulang kerja anter aku ya ke mall. " ucap Ica

" iya." ucap ku.

Akhirnya aku dan Ica pun masuk kerja. Semua orang pun memandangi ku bersama Ica. Ica memang memiliki jabatan yang lebih tinggi dari pada ku. kadang aku suka minder kalau di kantor Ica Deket sama ku.

Ica memang lebih nyaman berteman sama ku, ketimbang sama yang lain. Manis di depan saja.

"maaf Bu Ica, di ruangan ada bapak. " ucap resepsionis.

"iya terimakasih." ucap Ica

Ica pun melanjutkan langkahnya dan meninggalkan ku, menuju lift. Namun dia tersenyum kepada ku. Aku pun membalas senyumnya.

Itu bertanda kalau tidak ada masalah.

aku dan Ica memang beda ruangan. Sehingga aku tidak tau nanti apa yang terjadi.

" kalau dia cerita ku dengarkan , kalau tidak yaudah lah. Tidak usah ikut campur masalah rumah tangga orang " ucap ku

Dan aku pun pergi ke ruang kerja , sampai menunggu waktu pulang kerja.

"akhirnya , pulang kerja juga." ucap ku.

"Nisa", ucap Ica sambil membuka jendela mobilnya.

"ayo." ucap Ica melanjutkan

Aku pun masuk ke mobil, dan pergi ke mall. Tidak lupa Ica mengajak ku ke restoran untuk makan dan pergi ke toko baju.

"pakaian muslim, " ucap ku merasa heran

Ica mungkin, tidak memakai baju seksi dia memakai baju yang sopan. Dan namun Ica belum memakai hijab sebagai muslimah.

" nis, aku ingin pakai hijab." ucap Ica

" kamu serius , " ucap ku merasa kaget.

" kamu sudah bilang sama suami mu. " ucap ku

" aku sudah minta izin dan beliau senang. Beliau pun meminta maaf kepada ku. " ucap Ica

" kamu memaafkan " ucap ku

"ALLAH SWT saja memaafkan hambanya , masa aku tidak memaafkan suamiku." ucap Ica

" tapi dia selingkuh ku." ucapku.

"aku sudah memaafkan nya." ucap Ica sambil tersenyum.

Aku kaget dengan ucapan Ica itu, apa semudah itu memaafkan seseorang yang selingkuh. Apa Ica serius , atau gimana ya. Namun dari mukanya, hatinya sudah tenang dan tidak ada kesedihan lagi.

"menikah itu ibadah yang lama, dan memiliki ujian masing masing dalam pernikahan. Mungkin saat itu, teguran pencipta untuk ku. Kalau aku terlalu jauh melangkah. " ucap Ica

"terimakasih Ica." ucap ku

" untuk apa, " ucap Ica binggung.

"karena , dari mu aku bisa mengerti. Bahwa menikah tidak serem yang di banyangkan. " ucap ku

" emang kamu udah ga jomblo lagi " ucap Ica sambil tertawa kecil.

"jomblo " ucap ku cemberut

"nanti aku cariin kamu jodohnya." ucap Ica

"kau mau cari sendiri." ucap ku.

Akhirnya aku dan Ica memilih baju dan pelengkapan muslimah dan tidak lupa hijab.

"kamu mau, ambil saja nis. Aku bayarin." ucap Ica

"tidak perlu." ucap ku

" kenapa kamu tidak mau ya." ucap Ica

sambil memasang wajah sedih.

Akhirnya aku mengambil beberapa potong hijab, agar Ica tidak sedih.

"makasih ya Ica , makanan dan hijabnya. " ucapku

"yang harus berterimakasih itu aku, karena kamu mau Nemani aku makan dan beli pakaian." ucap Ica

Ica pun mengantar ku, dan tidak lupa Ica memberikan hadiah untuk ibu. Sebuah baju dan makanan. aku tidak sadar , kalau itu buat ibu. Ibu sangat senang atas pemberian Ica.

Namun Ica tidak lama, karena dia tidak mau suaminya menunggu lama. Karena Ica izin cuma sebentar.

" ibu, Nisa aku pamit pulangnya." ucap Ica

" iya , terimakasih nya." ucap ku dan ibu

Aku dan ibu melambaikan tangan ke Ica dan Ica membalas nya.

Ibu mengajak ku berbicara , dengan perubahan Ica. aura positif terpancar sangat baik.

" ibu merasakan aura ica.'ucapku

" iya." ucap ibu

"dari Ica , Nisa belajar bahwa pernikahan itu tidak seseram itu." ucap ku

"Ica , bisa melewati ujian itu. Dengan sabar dan keikhlasan nya. Dia memberi kesempatan untuk suaminya berubah." ucap ibu

" namun kalau aku jadi Ica, tidak ada kata maaf dan kesempatan." ucap ku

Aku pun langsung di cubit.

" sakit ibu, " ucap ku sambil mengelus pipi ku yang tadi di cubit ibu.

"jadi manusia itu saling memaafkan, beri kesempatan.. untuk berubah. "ucap ibu

"iya Bu " ucap ku

Aku mengerti, yang di maksud ibu dan Ica. Aku pun melanjutkan makan dan berbincang bincang hal lain.

" kamu kapan mau kenalin ibu , calon mu." ucap ibu

" ibu mah." ucap ku. Sambil cemberut

Ibu hanya tertawa melihat ku cemberut.

"ibu sabar koq, " ucap ibu

Aku hanya tersenyum

Bab 3

Hari libur kerja, hari santai santai. Dan tidak di kejar kejar waktu.

"Nisa, hari kamu libur. bantu ibu masak." ucap ibu

"iya Bu, " ucap ku

Padahal aku ini mau nyantai, tapi yaudah deh siapa lagi yang bantu ibu kalau bukan aku. Selesai masak ibu mengajak makan dan berbincang bincang. Seperti biasa yang di bahas adalah jodoh terus.

" nis, kamu mau ga. Kabulin permintaan ibu satu ini. " ucap ibu

" permintaan apa Bu" ucap ku.

"jangan terlalu sibuk dengan karir mu nak. Pikirkan pernikahan. Ibu ingin lihat anak kesayangan ibu menikah. sebelum ibu meninggal." ucap ibu.

"ih ibu , jangan ngomong gitu." ucap ku cemberut

" biar , ibu tenang. Kalau kamu sudah menikah ada yang jagain kamu. Temanin kamu , tidak sendirian." ucap ibu

"aku tidak sendirian. Ada ibu di sisi aku. Aku tidak sendirian. Tenang saja nya Bu." ucap ku

Aku mengerti semua maksud ibu, cuma ucapan ibu bikin aku sedih. Namun ku tahan air mataku sampai aku berada di kamar ku.

" aku mau istirahat dulunya Bu, " ucap ku.

"iya, nak." ucap ku

Sampai di kamar, air mata ku tidak di bendung lagi.

" mengapa ibu ngomong seperti itu. Aku sedih kalau ibu ngomong seperti itu." ucapku

Sambil memeluk guling dan tertidur dengan air mata yang mengalir.

Aku bangun , aku membuka media sosial ku. Ada saran pertemanan seseorang. aku add pertemanan itu. dan langsung di terima.

Aku melihat lihat beranda seseorang yang baru ku add pertemanan itu. Namun aku tidak berani untuk mengucapkan salam karena aku perempuan.

Dan aku kembali tidur lagi.

dan beberapa jam terdengar ketukan pintu dari luar.

Tok .. Tok.. Tok..

"Nisa bangun, " ucap ibu

"iya Bu" ucap ku

Sebelum aku keluar, aku bercermin dulu. Melihat mata ku apa masih lebam karena menangis tadi.

"nis, jangan tidur lagi. Ibu keluar bentarnya." ucap ibu

" iya Bu." ucap ku

Mumpung ibu keluar, aku langsung ke dapur dan kelemari es. Untuk mengambil es batu dan mengompres mata ku. Setelah itu aku mandi. Untungnya pas aku sudah rapi dan mata ku tidak sembab lagi. Ibu baru datang

"laper," ucap ku sambil pasang wajah melas

Dan di balas cubitan pipi .

"sakit ibu." ucap ku sambil cemberut.

"kamu itu bukan anak kecil lagi, masa nunggu ibu. Itu ada makanan mentah . Kau olah lah. Bentar lagi kamu jadi istri dan ibu " ucap ibu.

" ihh ibu, jodoh ku aja masih nyasar kemana. Istri apa lagi ibu." hadeah." ucap ku

Ibu tertawa melihat expresi ku itu. Dan aku pun tertawa juga melihat ibu.

Selama masih ada ibu, dunia ku masih indah walaupun jodoh ku belum kelihatan.

ibu memasak, masakan kesukaan ku dan aku menunggu ibu di meja makan. Walaupun aku sudah dewasa, aku masih terlihat seperti anak kecil di depan ibu ku.

"assalamualaikum, apa aku boleh kenalan." pesan dari massenger

" boleh." balas ku di massenger

Lelaki Yang chat minta kenalan adalah lelaki yang buat ku penasaran.

"nama saya Al, boleh saya mengenal kamu." chat dalam massenger.

" boleh, aku Nisa." balasku

akhirnya aku berkenalan lewat media sosial dengan seorang pria. kita hanya chatting chatting saja. Sampai beberapa bulan ku beranikan diri untuk menelpon nya. awalnya Al tidak mau karena dia sangat malu. aku mendengar suara Al yang sangat gugup saat pertama kali nelepon.

dan kita lanjutkan dengan video call. Aku dan Al mengenal sangat dekat sampai Al mengutarakan perasaan nya. Itu kepada ku walaupun tidak secara langsung.

tidak bertemu , hanya lewat video call. Namun ku terima perasaan nya itu.

"anak ibu, sekarang makin ceria aja ni." ucap ibu

"ihh ibu, emang dari dulu aku tidak ceria" ucap ku cemberut

"maksudnya ada aura aura pink gitu." ucap ibu bercandain ku.

sepertinya ibu tau , kalau aku sekarang punya seorang yang sepesial. Aku belum kenalin ke ibu karena aku tidak ingin ibu kecewa. Karena aku masih masa pendekatan, sama Al . Dan aku belum tau Al serius atau masih main main.

"nanti kalau ku siap, aku kenalin ke ibu, aku berangkat dulunya. " ucap ku

Aku pun berpamitan sama ibu.

dan melihat dari Ara kejauhan ibu tersenyum sangat bahagia.

Sesampai di kantor, aku malah di cengin sama Ica.

"ada yang mau sebar undangan, jangan lupa undangan aku yang spesial." ucap Ica sambil tertawa.

"kamu itu ke ruangan pagi pagi cuma mau cengin aku nya." ucap ku sambil cemberut .

"tidak lah, aku ini seneng banget karena sahabat ku sedang kasmaran dan bentar lagi menikah. Belajar sama suhu." ucap Ica sambil tertawa terbahak bahak.

"suhu, Melo." ucap ku sambil ku cubit pada pipinya.

Ku perhatikan badan Ica yang besar , dan perutnya buncit.

"kamu hamilnya." ucap ku.

"iya .. Alhamdulillaah" ucap Ica.

"alhamdulillaah," ucap ku sambil memeluk Ica

Bahagia ku mendengar kabar bahagia ini.

"pagi pagi aku bawa sarapan buat sahabat ku ini, bumil yang buat. Kepengen masak dan masak buat Nisa." ucap Ica

" ah masa , ngidam gitu." ucap ku sambil tersenyum malu

pas ku buka bekalnya. Seperti bekal anak SD yang di siapin sama mamanya. Lucu sekali dengan karakter kartun.

" ihh gemes banget, aku izin fotonya." ucap ku

" silakan." ucap Ica

Akhirnya ku foto dan ku buat status di media sosial. dengan keterangan, di buatin bekal sam bumil dengan karakter lucu. Berasa anak SD. Heheheh

"bumil, duduk dulu" ucap ku

" iya, " ucap Ica.

Ica pun istirahat, dan merasa lelah. Selesai makan aku ambil minyak kayu putih dan mengurut kakinya yang bengkak.

"Nisa jangan, " ucap Ica

" tidak apa apa, kamu udah cape cape bikin bekal buat ku. Dan membawanya ke ruangan ku. Ku mau pijitin kaki mu. Tanda terimakasih." ucap ku

Awalnya Ica menolak namun lama kelamaan, dia mengizinkan ku mengurut kakinya. Agar kakinya tidak terlalu tegang. Ku buatin air teh hangat.

"terimakasih nya Nisa." ucap Ica

"masih sakit," ucap ku

" udah tidak." ucap Ica

Ica pamit mau ke ruangan nya, aku meminta izin kepada Ica buat menemaninya. Namun Ica menolaknya. Karena takut Nisa di marahin atasannya karena sudah jam kerja.

Namun atasan Nisa mengizinkan, Nisa untuk menemani Ica ke ruangannya.

" Nisa temanin Bu Ica ke ruangannya. " ucap atasan Ica.

" baik pa." ucap ku

Akhirnya aku menemani Ica ke ruangan Ica. Ini adalah pertama kali aku ke ruangan pejabat tinggi. Tidak sembarang orang masuk ketempat itu.

" ini kantor atau apa, bagus banget aku." ucap ku

" ini kantor nis, " ucap Ica

Aku kagum dengan suasananya ruangan Ica, berbeda dengan ruangan ku. Selesai mengantar Ica aku pun pamit untuk kembali keruangan ku.

"Nisa terimakasih nya atas semua nya." ucap Ica

"terimakasih kembali " ucap ku

Aku pun keluar ke ruangan dan turun lewat lift dan kembali ke ruang kerja dan menyelesaikan tugas tugas ku sebelum waktu pulang kerja tiba

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!