NovelToon NovelToon

Terjebak Pesona Kakak Ipar

Bab 1

"Kak,aku kuliah di sini aja ya" Rayu Linda pada Rani kakaknya.

"Dek,disini ga ada yang jagain kamu. Kalau kamu tinggal sama kakak, kakak akan bisa mengawasi kamu. " ujar Rani sambil menggenggam tangan adik semata wayang yang sudah beranjak dewasa.

"Tapi,kak. Aku ga enak sama suami kakak." Linda mencoba mencari alibi biar kakaknya membatalkan rencananya.

"Ya ga lah,kakak kan udah ngomong sama mas Ari dan ia mendukung kok." Ucap Rani sambil menoel hidung adiknya. Linda sudah tidak bisa berkata apalagi. Mau tidak mau ia harus mengikuti keinginan sang kakak.

Linda berat meninggalkan kampung halamannya karna begitu banyak kenangannya disana. Walau kedua orang tua mereka sudah tiada tapi masih ada paman dan bibinya yang baik hati merawatnya.

Rani dan Linda adalah anak Yatim piatu. Orang tua mereka meninggal saat kecelakaan hendak pergi hajatan tetangga ke kampung sebelah.

Mobil yang di tumpangi rombongan terguling ke jurang. Ayah dan ibunya meninggal di tempat karna luka yang cukup parah.

"Ibu ...Ayah...jangan tinggalin Linda." tangis Linda pilu. Warga yang datang melayat ikut merasakan kesedihan Linda. Betapa tidak diumur yang masih terbilang muda sudah di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya untuk selama - lamanya.

"Kak,ayah dan ibu cuma tidur kan?" tanya Linda pada Rani kakaknya yang baru datang dari kota bersama suaminya.

"Dek,kakak tau kamu sedih. Tapi kamu harus merelakan ayah dan pergi, biar mereka pergi dengan tenang." Rani memeluk adiknya yang masih terisak. Rani sebenarnya juga merasa kehilangan tapi demi menguatkan sang adik ia harus bisa pura - pura kuat.

Sementara suaminya Rani bergabung dengan warga yang lain mempersiapkan pemakaman kedua mertuanya. Ari pada dasarnya memang baik tapi kadangkala sikapnya terlihat cuek dan dingin pada orang lain.

Rani terus berada disamping adiknya yang sudah beberapa kali pingsan karna masih belum bisa menerima kepergian kedua orang tua mereka.

Para kerabat dan tetangga bahu membahu mempersiapkan proses pemakaman. Kedua orang tua Linda memang terkenal baik di kampungnya. Orangnya ringan tangan membantu Orang yang benar - benar membutuhkan pertolongan. Benar kata orang -orang,orang yang baik itu cepat dipanggil oleh maha kuasa.

Linda kembali pingsan saat jenazah kedua orang tuanya di masukan liang lahat. Tubuh Linda segera di bopong warga agak menjauh dari kuburan. Sementara Rani menangis tersedu - sendu dalam pelukan suaminya.

Proses pemakaman berjalan lancar,satu persatu warga mulai meninggalkan area pekuburan. Rani dan suami juga sudah pulang sementara Linda sudah pulang duluan dibawa oleh beberapa orang tetangga karna setelah pingsan histeris memanggil kedua orang tuanya dan ingin masuk kedalam liang kuburan.

Warga dengan gesit menangkap tubuh mungil yang terus berteriak memanggil ayah dan ibunya. Beberapa orang terpaksa mengangkat tubuh Linda dengan paksa dan membawanya pulang kerumah.

Suasana terasa sepi ,tetangga sudah kembali kerumah masing - masing. Yang tingal hanya keluarga dekat saja.

"Bibi tau kamu sedih,Linda. Tapi kamu ga boleh kaya gini,ikhlaskan kepergian ayah dan ibumu. Biar mereka pergi dengan tenang, sayang." Bibik memeluk Linda mencoba menenangkan ponakanya.

"Benar,Linda . Walau kedua orang tua mu sudah tidak ada disini masih ada paman dan bibik yang akan menjaga kamu. Kamu jangan berlarut - larut dalam kesedihan,lebih baik kamu banyak - banyak berdoa kepada Allah agar kedua orang tuamu diterima disisi terbaik - Nya." nasehat paman lembut.

Bab 2

Acara tahlilan berjalan lancar,tinggalah paman dan bibik beserta Linda ,Rani dan suaminya. Rani mengutarakan keinginannya.

"Paman, bibik, terimakasih selama ini membantu ayah dan ibu. Kami berhutang banyak pada kalian berdua. Sekarang ayah dan ibu sudah tiada aku berencana akan mengajak Linda pindah ke kota paman,bibik." Ucap Rani saat mereka tengah duduk di ruang tengah yang sudah sepi pelayat.

"Tapi,Rani. Adikmu masih sekolah,tanggung tidak lama lagi lulusan. Biarkan saja paman dan bibik yang merawatnya. Nanti jika sudah lulus SMA kamu boleh membawanya tinggal ditempat kamu." jawab paman tidak rela berpisah dengan keponakan yang sehari - hari selalu bersama dirinya karna rumah paman memang ada di sebelah rumah Rani.

"Ya,kak. Aku masih ingin disini. Aku belum bisa meninggalkan rumah ini,begitu banyak kenangan yang sulit aku lupakan. Kakak ga usah terlalu memikirkan aku,disini ada paman dan bibik yang akan menjaga aku." uajr Linda berusaha tersenyum.

"Baiklah ,tapi setelah kamu lulus kamu harus ikut kakak. " Rani mengalah pada keinginan adiknya.

Setelah hari ketujuh Rani sudah kembali ke kota sementara suaminya sudah pulang duluan karna tidak bisa cuti lama - lama.

"Dek,kakak hari ini mau balik dulu. Nanti kakak pulang kesini lagi pas empat puluh hari ayah dan ibu. Kamu harus nurut sama paman dan bibik." Rani memeluk adiknya sambil membelai punggung adiknya lembut.

Rasanya sungguh berat meninggalkan adiknya sendirian di sini. Tapi adiknya juga tidak mau ikut dengan dirinya. Kalau sekedar sekolah Rani bisa dengan mudah memindahkan adiknya. Tapi adiknya bersikeras masih mau tinggal di kampung.

Travel yang sudah ia pesan akhirnya datang juga. Rani hanya membawa sebuah tas kecil ,karna saat pulang kemaren ia tidak membawa apa - apa.

"Paman, Rani pamit. Titip Linda. Insya Allah pas empat puluh hari nanti Rani akan kesini kembali." Pamit Rani pada paman kandungnya.

"Iya,kamu tenang saja,Rani. Paman dan bibik akan menjaga Linda seperti anak kami sendiri. Lagian anaknya paman juga sudah pada di luar kota semuanya." ujar paman mengelus pucuk kepala ponakannya.

"Bik ,aku titip Linda. Kalau Linda nakal marahi aja,bik." Ucap Rani dengan mata berkaca - kaca.

"Udah sana berangkat, itu travelnya sudah menunggu." usir bibik yang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Ami memeluk paman dan bibiknya bergantian baru setelah itu ia memeluk sang adik yang sudah berlinangan air mata.

"Adek jangan nangis,kakak jadi berat melangkah. Kakak janji secepatnya akan menjemput kamu." Rani melepaskan pelukannya dan bergegas naik ke mobil. Ia takut tidak kuat meninggalkan adiknya.

Linda masih saja menangis melambaikan tangan saat melepas kepergian kakaknya. Bibik memeluk Linda,memberi kekuatan bahwa ia tidak sendiri.

"Ayo kita masuk,Linda. Hapus air mata kamu,nak. Sekarang paman dan bibik adalah orang tua kamu sekrang. Jadi kamu ga boleh sedih lagi,kamu tidak sendiri." Ucap bibik lembut.

Linda hanya menurut apa yang bibiknya perintahkan. Ia berjalan perlahan memasuki rumah yang terasa sangat sepi. Tidak ada lagi canda tawa ayah dan ibunya terdengar. Sudut matanya kembali menganak dan buru - buru di hapus dengan ujung bajunya yang berlengan panjang.

Matanya memandang sekeliling, lalu matanya tertuju pada bingkai foto keluarga yang sempat mereka buat saat lebaran tahun lalu. Biasanya ayah dan ibu tidak pernah mau untuk di foto,tapi berkat rayuan Linda dan Rani akhirnya mereka mempunyai kenangan untuk dilihat jika salah satu dari meraka sudah tiada.

Bab 3

Waktu terasa cepat berlalu. Linda sedikit demi sedikit sudah bisa menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya sudah pergi untuk selama - lamanya.

Tinggal beberapa bulan lagi ia sudah menyelesaikan pendidikannya. Ia mau membuktikan jika ia bisa memperoleh nilai terbaik walau hati sedang tidak baik - baik saja. Ia ingin ayah dan ibunya bangga diatas sana melihat putri kecilnya juara seperti yang sudah - sudah.

Ia mulai rajin belajar. Ia tidak mau selalu terpuruk pada nasib hidupnya. Masa depan masih panjang di depannya.

Rani kakak Linda menepati janjinya bahwa pas acara empat puluh hari kedua orang tua mereka ia akan pulang. Kali ini Rani pulang sendiri karna suaminya sedang ada tugas keluar negri. Jadi terpaksa ia sendirian yang pulang kampung.

"Gimana kabar mu dek?" tanya Rani memeluk adik semata wayangnya.

"Alhamdulillah, seperti yang kakak lihat. Kakak gimana kabarnya?" tanya Linda mengulas senyum pada Rani.

"Alhamdulillah." Rani pun tersenyum pada adiknya.

"Mas Ari ga ikut,kakak?" tanya Linda saat tidak melihat kakak iparnya yang tampan kata warga kampung sini.

"Mas Ari lagi ada tugas keluar negri jadi kakak terpaksa pulang sendiri. Ngomong - ngomong buat acara nanti malam apakah persiapannya sudah lengkap semuanya,dek?" tanya Rani untuk acara empat puluh hari nanti malam sehabis magrib.

"Kakak tanya bibik aja,aku kurang tau." jawab Linda menggoyangkan bahunya naik turun.

"Bibik mana?" tanya Rani.

"Ada dibelakang bersama beberapa orang tetangga yang membantu mempersiapkan acara nanti." jawab Linda membuka kue yang kakaknya bawa lalu memakannya.

"Ya udah kakak kebelakang dulu." Rani beranjak ke dapur untuk menemui bibik.

"Assalamualaikum, bik dan ibu - ibu semua. Terimakasih sudah selalu membantu keluarga kami." Ucap Rani ramah.

"Waalaikumsalam. " jawab mereka semua serentak, menoleh ke arah Rani sebentar dan kembali melanjutkan pekerjaan masing - masing.

"Kamu baru nyampe, Rani?" tanya bibik.

"Iya,bik. Apakah untuk acara nanti malam sudah lengkap persiapannya, bik?" tanya Rani.

"Kaya sudah,ini uang sisa belanja yang kamu kirim masih ada." lapor bibik sambil menyerahkan sebuah amplop berisi uang.

"Pegang aja buat bibik. Terserah bibik mau pakai buat apa." kata - kata Rani membuat bibik terharu,ia langsung memeluk keponakan suaminya dengan sudut mana yang sudah basah oleh air mata.

Rani tidak berpangku tangan saja,ia juga turut membantu ibu - ibu mempersiapkan makanan untuk acara nanti malam. Ia merasa bahagia melihat begitu banyak orang - orang baik yang masih peduli dengan keluarga walau sekarang ia sudah tidak mempunyai ayah dan ibu.

Acara pengajian berjalan lancar,semua warga datang meramaikan tahlilan empat puluh hari orang tua Rani. Rani merasa terharu,begitu banyak orang datang ikut serta mendoakan kedua orang tuanya.

Setelah para tamu bubar,Rani dan Linda membantu para tetangga untuk merapikan sisa bekas acara tahlilan. Makanan sisa Rani bagi - bagikan pada para tetangga yang tadi membantunya didapur.

"Makasih nak Rani ,moga rezekinya bertambah." ujar mak sumi tetangga depan rumah Rani.

"Aamiin aamiin, mak. Saya juga mengucapkan banyak - banyak terimakasih atas semua bantuan yang ibu - ibu berikan." Rani berkata sambil tersenyum.

"Kalau begitu kami pamit dulu,nak Rani." pamit mak Sumi dan ibuk - ibuk yang lain sambil membawa kantong kresek berisi makanan pemberian keluarga Rani.

Rani merasa lega tahlilannya berjalan lancar. Rani sangat bersyukur mempunyai tetangga yang mau saling membantu. Tanpa bantuan mereka semua tentu Rani dan keluarga tidak akan bisa melaksanakan acara tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!