Chevania sayna Krisnajaya,, dia adalah putri cantik dari pasangan Jingga Riani Putri Kusuma dan juga Edward Joseph krisnajaya.
JI adalah pemilik dari JB Companies dan juga penerus bisnis keluarga Sanjaya, salah satu perusahaan terbesar kedua setelah perusahaan Kusuma yang di wariskan pada sang kakak, Biru.
Suami JIngga, Edward Joseph Krisnajaya adalah mantan tentara yang telah menduduki posisi setingkat dibawah Jendral, namun dia memutuskan untuk mengundurkan diri dan terjun ke dunia bisnis bersama sang istri, namun dia mengelola bisnis keluarga dan juga bermain saham seperti sebelum dia menikah. Sikap tegas dan juga disiplinnya sebagai tentara dapat terlihat ketika dia sedang berada dilingkungan kerja. Namun ketika dia menginjakkan kaki dirumah, dia akan berubah menjadi seorang ayah dan juga suami yang sangat perhatian dan lembut
" My queen, lihatlah bayi kita yang cantik ini, dia terus saja tersenyum padaku. Mungkin karena dia terpesona oleh wajah tampan ayahnya "
Kata Ed yang sedang menatap Cheva, putri kecilnya yang belum lama lahir
" (Mana ada aku terpesona pada wajah papi? Aku hanya tidak tahu harus menoleh arah mana) "
Pikir Cheva, melihar reaksi sang ayah
" Tuan mantan Jendral, dia sedang belajar mengenali wajah orang disekitarnya. Bukan karena dia terpesona padamu "
Bantah Ji kepada sang suami
" Ach, aku sungguh kecewa. Ku kira dia berpikir wajahku tampan "
Wajah Ed terlihat lesu karena bantahan Ji
" ( Baikalah papi tampan. Berhentilah memasang wajah jelek seperti itu! ) "
" Sudahlah berhenti mengganggu Cheva, biarkan dia istirahat! "
Kata JI yang mulai menggendong Cheva
"(Terimakasih mami. Kamu telah menyelamatkanku dari papi yang entah kenapa bisa bersikap aneh. Mungkin karena aku yang cantik ini ) "
Cheva tersenyum dipelukan Ji
" Bi Rum tolong bantu aku untuk menjaga Cheva, Kami harus pergi ke kantor! "
Kata JI pada Bi Rum, pengasuh Cheva
" Baik nyonya "
Bi Rum mengambil Cheva dari gendongan JI,
" Cheva cantik, mami dan papi pergi dulu ya... Jangan rewel ya sayang, jadilah tuan putri yang baik! "
Nasihat JI sebelum dia pergi bersama Ed
" ( Aku anak baik mami, mami tidak perlu mengkhawatirkan aku yang cantik ini) "
Cheva tersenyum dengan menggerakkan kedua tangannya selayaknya bayi
" My princess papi.. papi pergi dulu ya.. Papi sebenarnya ingin terus berada disampingmu. Papi tidak bisa jauh darimu "
Ed mencium Cheva seakan dia akan pergi meninggalkannya lama
" Tuan mantan Jendral, jika kamu ingin selalu berada disampingnya, bagaimana denganku? Kamu sudah tidak ingin lagi ada disampingku, hah? "
Kata JI dengan kedua tangan dilipat didada
" Tentu tidak my queen.. Bagaimana mungkin aku bisa hidup tanpamu. Posisimu sama sekali tidak akan bisa digantiakn oleh siapapun "
Rayu Ed yang kini mendekati JI
" ( Papi, mami,, tolong jangan bersikap berlebihan seperti itu di depanku! Aku tidak tahan melihatnya, seakan ada banyak bunga - bunga yang mengelilingi kalian ) "
JI dan Ed pun pergi meninggalkan rumah
" Nona, saatnya kita mandi "
Cheva tersenyum menanggapi bi Rum..
" Nona Cheva yang cantik sangat suka bermain air ya? Nona selalu tertawa saat dimandikan "
" ( Benar bibi,, air sangat menyenangkan ) "
" Sudah selesai,, saatnya nona berganti pakaian! "
Bi Rum menggantikan pakaian Cheva dengan sangat hati - hati
" Nona terlihat canti dan wangi sekarang "
Bi Rum tersenyum sambil menggendong Cheva
" ( Bibi, bisakah memakaikanku pakaian lain? Aku mulai bosan dengan pakaian bayi dengan model yang selalu sama. Kecantikanku kan jadi tidak terlihat ) "
Hoamm,,,
" ( Ach aku jadi mengantuk,,, disaat mengantuk dan lapar aku tidak bisa bersikap elegan karena tanpa aku sadari aku pasti akan menangis dengan suara keras ) "
Oeekk oeekk
" Ooohh,, cup cup cup,, nona muda mengantuk ya? Ini mimi cucunya ya! "
Bi Rum memberikan Cheva susu dan membaringkannya di box bayi
" ( Haahhh,, waktunya untuk melupakan dunia untuk sesaat )
Cheva tertidur dengan botol susu dimulutnya yang dipegang oleh Bi Rum dan box bayi yang di ayun
" Nona begitu lucu dan menggemaskan,, semoga ketika nona besar, nona menjadi wanita yang ramah dan penuh belas kasih. Tapi,,, buah jatuh tidak jauh dari pohon. Nyonya dan saudara kembarnya mewarisi sifat nyonya besar dan tuan besar. Tuan,,, meskipun orang tuanya bukan orang yang tegas dan kejam, tapi dia cukup lama di militer, karena itu tuan tegas dan disegani. Apa nona muda juga akan menuruni sifat tuan dan nyonya? "
Kata bi Rum sambil menatap Cheva yang telah terlelap
" Haah,, entahlah bagaimana sifat nona muda nantinya. Yang penting sekarang adalah bagaimana merawat nona sebaik mungkin dan mengajarkan nona hal yang baik "
Bi Rum menghela napas kasar dan membulatkan tekad dengan mata yang berbinar
Karena Cheva masih bayi, dia hanya menghabiskan waktu dengan makan dan tidur setiap hari.
Sore hari setelah Ji dan Ed selesai bekerja mereka akan pulang bersama. Ed tetap menjadi supir pribadi JI yang tidak akan membiarkannya pergi kesana kemari sendiri
" Silahkan my queen! "
Ed membukakan pintu mobil dan mengulurkan sebelah tangannya untuk membantu Ji turun dari mobil
" Terimakasih my lord "
JI menyambut uluran tangan Ed disertai senyum tipis yang sangat manis dan mereka berjalan masuk kedalam rumah untuk bisa segera menemui putri cantiknya
" Halo my princes.. Papi rindu sekali padamu,,,"
Ed yang gemas mencubit pipi gembung Cheva
" Jika kamu seperti itu, dia akan takut padamu. Lagipula badan mu masih kotor dan bau keringat setelah beraktivitas seharian, jangan dulu menggendong Cheva, lebih baik mandi terlebih dahulu "
Kata JI dengan nada tenang sambil merapikan tas dan jas milik Ed yang diletakkan begitu saja
" Baiklah my queen, semua akan terjadi sesuai keinginamu.. Muach "
Ed berkata dengan senyum tipis sambil barlalu meninggalkan Ji dia mencium pipinya dan berjalan menuju kamar mereka
" Dasar jendral mesum "
Gumam JI yang tersenyum dengan tingkah Ed
Keesokan harinya pada akhir pekan
" Oeeekk Oeekk ( Bi Rum, mami, papi tolong aku,, karena aku tidak dapat membalikkan badanku lagi )
Oeekk oeekk "
Cheva menangis dengan keras saat dia tengkurap dan tidak bisa membalikkan badannya lagi
" Olooohh,, cup cup cup.. Nona sudah bisa tengkurep sendiri ya? "
Bi Rum bergegas mnedekati Cheva setelah mendengar tangisannya. Dia menggendong Cheva dan mengelus lembut punggungnya
" Oeeekkk ( Tapi aku tidak bisa membalikkan badanku lagi,, perutku sampai sakit dan aku tidak bisa bernapas karena tengkurep ) "
" Ada apa bi? Kenapa Cheva menangis? "
Ji dan Ed yang mendengar tangisan Cheva yang keras bergegas untuk melihatnya
" Ini tuan, nyonya,, nona muda bisa tengkurep sendiri tapi dia belum bisa berbalik lagi, karena itu dia menangis "
Jelas bi Rum pada Ji dan Ed
" Benarkah? My princess papi memang pintar, kamu mau apa? akan papi berikan apapun untukmu "
Kata Ed dengan senyum ceria mendekati Cheva
" ( Papi,,, saat ini aku tidak butuh apa - apa. Aku hanya butuh susu dan popok saja ) "
Cheva berhenti menangis dan menatap Ed
" Lihat my queen, dia menatapku. Itu pasti karena dia mengerti maksudku. Sepertinya aku harus mengganti box bayi ini dengan tempat tidur yang luas agar dia bebas untuk berguling? "
Ed terlalu senang karena Cheva bisa tengkurep sendiri
" ( Papi aku menatapmu karena heran,, bukankah kamu orang yang tampan tapi menyaramkan? Kenapa kamu lebih terlihat seperti orang aneh ketika di depanku ya? ) "
" Tuan Jendral,, dia hanya tengkurep, dia juga belum bisa membalikkan badan keposisi semula, bagaimana dia bisa berguling - guling? "
Ji menatap Ed dengan penuh tanda tanya
" Aku tidak peduli my queen, setiap dia menunjukkan peningkatan, aku akan memberikan dia sesuatu. Bahkan ketika kamu pun membuatku terkesan dengan sesuatu aku rela melakukan apa saja untukmu "
Ed menggoda Ji hingga dia tersipu malu
" (Papi, mami tolong hetikan! Ada aku dan bi Rum disini) "
" Tuan, nonya,, kalian anggap apa aku ini? "
Kata bi Rum dalam hati
" Berhentilah menggodaku! "
JI hendak mendorong Ed namun Ed memegangi tangannya erat
" Sampai kapanpun aku tidak akan berhenti menggodamu, karena kamu adalah sebuah keindahan untukku yang tidak akan pernah tergantikan "
" (Mami, Papi,,, kalian berdua membuatku silau) "
" Sudah hentikan! Biarkan bi Rum menjaga Cheva! Kamu masih memiliki pekerjaan yang masih tertunda "
Kata Ji dengan tangan menarik Ed dari sana
" Aku bosan dengan pekerjaan kantor. Jika itu pekerjaan yang harus aku lakukan bersamamu, maka aku tidak akan menolak "
Ed berkata sambil tersenyum, meksipun tangannya ditarik oleh Ji
" Jangan bermimpi disiang bolong! "
Jawab Ji dengan nada yang sinis
" Kalau aku membicarakannya dimalam hari,,, apa boleh? "
Ed masih terus saja menggoda Ji dan menatap wajahnya yang berubah menjadi merah
" Tidak! sudah, hentikan! "
Ji mulai kesal dengan Ed, namun Ed justru tersenyum melihat reaksi Ji
" ( Aduhh papi dan mami memang sangat berbeda. Bagaimana mereka bisa bersama? Tapi,, jika tidak ada mereka, maka aku tidak akan lahir kedunia ini, Bagus orang tuaku tampan dan cantik, sehingga aku bisa tumbuh menjadi gadis yang cantik dan tidak akan mempermasalahkan kelakuan mereka ) "
Cheva terdiam menatap punggung Ji dan Ed digendongan bi Rum
" Ed sepertinya nanti Biru dan Mili akan datang kemari membawa putra mereka untuk makan siang. Mereka juga belum sempat melihat Cheva dalam waktu lama. Bi selalu saja sibuk "
Ji menjelaskan pada Ed dan sedikit mengeluh
" Apa kamu tidak merasa kalau selama ini kamu cukup sibuk juga? Kamu bahkan tidak memiliki waktu banyak untukku "
Ed menanggapi dengan wajah cemberut
" Tuan Jendral,, aku sibuk karena mengurusi perusahaan, juga putri cantik kita. Apa kamu juga akan cemburu terhadapnya? "
" Tentu saja tidak, aku rela menunggu jika sainganku adalah Cheva. Selain itu aku tidak memiliki toleransi, Bahkan jika yang datang adalah orang tuaku"
" Hmn,, bagaimana jika yang datang itu orang tuaku? "
Tanya JI dengan nada yang menantang
" Kalau yang datang untuk mengganggu itu papi dan mami, sepertinya aku tidak dapat melakukan apapun "
Kata Ed dengan senyum yang terlihat canggung
" Dasar kau ini! Ternyata kamu juga memiliki raa takut "
Ji tersenyum mengejek Ed
" Tentu saja aku takut pada papi dan mamimu. Karena jika aku melawan mereka, bisa jadi aku dipisahkan darimu. Aku rela kehilangan apa saja asalkan tidak kehilangan mu dan juga putri kecil kita. Kalian segalanya bagiku di dunia ini "
Ed berkata dengan lembut sambil membelai lembut pipi Ji hingga Ji dibuat terharu dengan apa yang dikatakan Ed
" Tuan, bisakah kamu tidak menggunakan kata - kata seperti itu? Kamu membuatku serasa ingin menangis "
" My queen, tak apa kalau kamu menangis dihadapnku. Karena jika kamu menangis maka aku rela menjadi sapu tangan yang akan selalu menghapus air matamu. Sampai kapanpun aku akan selalu melengkapi setiap hadirmu "
JI benar - benar dibuat menitikan air mata oleh kata - kata manis dari Ed. Dan rayuan mautnya berakhir dengan pelukan Ed untuk menenangkan Ji yang menangis
Sore harinya Biru dan Mili datang mengunjungi Ji dan Ed dengan membawa Ardiaz bersama mereka. Diaz berumur 2 tahun, KIni dia sedang belajar berjalan.
" Waah ternyata ponakan om sangat cantik ya? "
Bi berkata dengan senyum ceria mengembang di bibirnya ketika menatap Cheva yang berada di box bayi
" ( Tentu saja aku cantik om,, apalagi jika om melihat jurus mautku ) "
" Hiyaaa,,, "
Cheva tersenyum dengan tangan diangkat keatas. Senyumnya terlihat sangat bersinar. Benar - benar membuat Bi dan Mili terpesona . Bahkan Ardiaz kecil pun tak berhenti menatap Cheva
" Waaah putrimu benar - benar cantik. Sangat menggemaskan "
Bi berkata pada Ji yang sedang duduk bersama Ed di sofa
" Tentu saja dia cantik, aku yakin tidak hanya cantik dia juga pasti jadi perempuan tangguh yang tidak mudah ditindas "
Jawab Ji dengan senyum sinis
" ( Mami tenang saja, aku cukup belajar dengan melihat mami dan papi ) "
" Tentu saja. Karena anakmu pasti akan mewarisi kecerdikan dan kekejaman ibunya "
Mata Bi mendelik melihat Ji,
Cheva terdiam memeperhatikan wajah Bi
" Kamu kira hanya aku yang kejam? Apa kamu tidak menyadari kekejaman mu sendiri? Kamu dan aku sama saja "
Ji membulatkan matanya berkata pada Bi
" Tidak apa jika kamu kejam terhadap orang lain. Karena kamu hanya boleh bersikap lembut padaku juga Cheva "
Ed berkata dengan lembut dan memotong perdebatan kakak dan adik itu. Kini Ed dan Ji saling menatap dengan begitu mesra
" (Papi bolehkan aku memelukmu? Uuuuhhh ) "
Cheva tertawa setelah Ed bicara seperti itu
" Hentikan kebiasaan mu untuk memanfaatkan situasi Ed! Aku serasa ingin muntah mendengarnya"
Bi menyela dengan sinis
" Kenapa? Apa karena kamu tidak bisa berkata manis? "
Mili mulai menyudutkan BI
" ( Kenapa jadi papi dan mami yang berdebat? )
Diaz menoleh heran pada Bi dan Mili secara bergantian
" Sunshine, aku tidak ingin memberikanmu kata - kata yang manis seperti tentara gombal itu, karena aku hanya akan melakukannya dengan tindakanku saja, bukan dengan gombalanku "
Bi memegang tangan Mili dan berkata dengan lembut
" ( mami, papi kalian berdua terlihat seperti dikelilingi oleh bingkai bunga. Sungguh menyilaukan ) "
Diaz memandang kedua orang tuanya dengan tangan memegang mainan
" Haaahh,, "
Ji menghela napas melihat Bi dan Mili
" Jika kalian ingin bermesraan, maka pulanglah kerumah kalian. Jangan datang kemari hanya untuk menunjukkan kemesraan kalian dihadapan kami! "
Ji berkata dengan sinis
" Kalian ini, sudah bukan anak kecil tapi masih saja selalu beredebat masalah yang tidak penting! "
Mereka semua menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Yudha yang datang bersama Gina
" Mami, papi.. Kenapa kalian juga datang kemari? "
Tanya Bi yang terkejut karena Yudha ada dinegara F
" Apa salahnya jika aku mengunjungi kedua cucuku? "
Yudha berkata dengan tenang sambil menggendong Cheva
" (Ternyata kakek adalah pria yang tampan dan gagah) "
Cheva memandang Yudha dengan tawa Ceria
" Mereka akan jadi penerusku selanjutnya. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan keluarga Kusuma "
Kata Yudha dengan penuh kebanggaan
" Apa kami juga harus menyembunyikan identitas mereka? "
Tanya Ji pada sang ayah
" Tidak perlu. Biarkan mereka menggunakan namanya sendiri. Cheva tidak menggunakan nama Kusuma tapi dia tetap keluarga Kusuma, aku ingin melihat caranya mengatasi masalah. Dan Diaz, kita lihat bagaimana dia menanggapi orang - orang yang mendekatinya "
Beberapa tahun telah berlalu
Cheva dibesarkan dengan penuh kasih
sayang. Karena Ed tidak tega melihat Ji yang begitu kesakitan saat melahirkan,
jadi dia tidak ingin memiliki anak lain. Dia hanya memiliki Cheva saja, Cheva
sangat dimanjakan oleh Ed. Setiap Cheva melakukan sesuatu yang baik dia akan
memberikan hadiah. Bahkan ketika lulus sekolah menengah pertama, Ed telah
membelikannya mobil sport terbaru, namun dia tidak mengizinkannya menyetir
sendiri
Cheva dan Diaz telah tumbuh menjadi remaja yang cantik dan tampan. Diaz kini telah menginjak kelas 3 SMA sedangkan
Cheva hendak masuk SMA. Kini akan diadakan penerimaan siswa baru disekolahan Diaz
" Cheva, kamu benar akan masuk
ke sekolah yang sama dengan Diaz? Papi yakin perlakuan setiap orang akan
berbeda kepada kalian "
Tanya Ed yang ragu dengan putrinya
" Tentu pih, apa salahnya jika
aku satu sekolah dengan kak Diaz? Aku tidak peduli dengan sikap orang lain.
Yang penting aku ingin masuk ke sekolah favorit itu "
Jawab Cheva dengan tenang
" Tuan Jendral , biarkan saja
anakmu sendiri menentukan pilihannya! Biarkan dia belajar mengambil keputusan,
kamu hanya perlu mengawasinya saja. Tidak perlu mengatur dia "
Ji berusaha membela Cheva
" My queen, aku tidak
mengaturnya. Aku hanya tidak ingin dia mendapat perlakuan tidak adil jika satu
sekolah dengan Diaz. Meskipun mereka sama - sama keturunan keluarga Kusuma,
tapi Cheva tidak menggunakan nama Kusuma "
Kata Ed dengan tenang dan dingin
" Papi tenang saja,aku pasti
bisa ko. Ini bukan masalah besar untukku. Aku cukup belajar bagaimana menangani
masalah mereka saja. Tapi,, aku hanya ingin sekolah dan memiliki banyak teman,
aku tidak ingin membuat keributan. Terakhir kali aku dimarahi oleh orang tua
temanku saat sekolah menengah pertama,, mami membuat keluarganya bangrut dan
bersujud di hadapanku. Aku tidak ingin itu terjadi lagi. Biarkan aku menangani
masalahku sendiri, papi dan mami tidak boleh ikut campur lagi, ok? "
Kata Cheva kepada Ji dan Ed
“ Tapi tuan putriku,, bagaimana bisa papi membiarkanmu dalam kesulitan begitu saja? Tentu mami dan papi tidak bisa berdiam diri melihatmu dalam kesulitan“
Bujuk Ed kepada Cheva
“ Jika papi dan mami selalu turun tangan mengatasi masalahku, kapan aku bisa belajar menangani masalahku sendiri? Ayolah pih, biarkan aku menangani masalahku sendiri. Aku pasti bisa menjaga diriku sendiri kok. Aku tidak akan mudah untuk ditindas begitu saja “
Cheva membujuk Ed dengan mata yang terlihat berbinar. Ji
hanya tersenyum melihat Cheva merayu sang ayah. Dia tahu betul kalau Ed pasti akan setuju dengan apa yang Cheva inginkan, karena sekarang hanya 2 hal yang dapat membuat Ed setuju mengenai sesuatu. Pertama rayuan maut Ji yang sangat jarang keluar dan kedua tatapan memohon sang anak
" Haahh,, Baiklah, papi akan membiarkanmu masuk kesekolah Diaz, tapi ingat. Kamu harus bisa melindungi dirimu sendiri! Karena papi yakin sekali Diaz melindungimu, itu akan membuat mereka semakin membencimu "
Ed akhirnya menyerah pada Cheva dan setuju jika dia harus bisa menjaga dirinnya sendiri kalau memang tidak ingin orang tuanya turun tangan langsung
" Yess,, terimakasih papi. Muach!
Terimakasih mami, Muach "
Cheva yang begitu senang akhirnya mencium pipi Ed dan Ji secara bergantian
" Cheva, kamu ini memiliki darah seorang penguasa. Kamu tidak perlu takut akan hal apapun. Karena kamu masih memiliki mami dan papi. Meskipun kami tidak ikut campur tangan jika kamu menghadapi masalah, Masih ada kakek dan nenakmu yang masih segar bugar untuk ikut bermain bersama denganmu "
Ji memperingatkan Cheva dengan senyum tipisnya
" Ku mohon mami, jangan biarkan kakek dan nenek juga campur tangan dalam masalahku. Itu akan lebih gawat dibandingkan papi dan mami yang turun tangan. 1 dunia bisa heboh jika kakek Yudha turun tangan "
Cheva dengan tangan memohon dan duduk di hadapan Ji bekata dengan penuh harap. Ji hanya tersenyum dan menganggukkan kepala
\========
Sementara itu dirumah Biru
" Diaz, besok kamu mulai masuk sekolah kan sayang? "
Tanya Mili pada putranya
" Iya mih, aku mulai masuk sekolah besok. Dan besok juga penerimaan siswa baru Cheva juga akan masuk ke sekolahku "
Jawab Diaz dengan tenangnya
" Benarkan? Itu bagus, jadi kamu bisa melindunginya! "
Jawab Mili dengan riang
" Cheva tidak akan suka jika aku membantu dia. Dia tidak suka jika mendapat perlakuan yang berlebihan "
Diaz berkata dengan acuh tak acuh
" Setidaknya kamu tidak akan membiarkan dia kesusahan sendiri kan? "
" Iya, mami tenang saja. Aku akan menjaganya, tapi aku tidak mungkin dekat dengannya didepan umum. Cheva tidak akan menyukai itu "
" Terserah kamu saja. Kalian berdua sama saja. Padahal tidak berasal dari rahim yang sama "
Mili berbicara dengan nada yang terdengsr putus asa
" Tapi kami memiliki darah yang sama. Ikatan darah lebih kental daripada air "
Jawab Diaz dengan acuh tak acuh
" Kamu benar. Itu juga tidak dapat diabaikan. Mami tidak dapat mengabaikan hal itu "
\==========
Keesokan harinya
Cheva sudah bersiap pagi - pagi sekali untuk berangkat ke sekolah
" Cheva, apa kamu sudah bersiap untuk berangkat ke sekolahmu sayang? "
Tanya Ji pada putri semata wayangnya
" Iya mami, sebentar lagi aku turun! "
Teriak Cheva yang sedang bersiap dan tak lama dia turun ke lantai bawah
" My princess papi sudah siap ke sekolah. Ternyata kamu sudah jadi remaja sekarang "
Goda Ed dengan senyum seakan mengejek
" Tentu saja aku sudah remaja. Sekarang aku bisa menjaga diriku sendiri "
Jawab Cheva dengan pasti
" Selalu saja jawabannya mengarah kesana. Kami tidak akan ikut campur, justru papi senang jika kamu bisa mengatasi masalahmu sendiri. Itu artinya waktu papi bersama my queen bisa lebih banyak "
Ed tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Ji
" Papi, kenapa papi hanya memikirkan mami? Papi sama sekali tidak memikirkan aku? "
Cheva bertanya dengan nada kesal
" Bukannya tadi kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu bisa menangani setiap masalah sendiri? "
Jawab Ed dengan begitu tenang
" Sudahlah, aku malas berdebat dengan papi. Aku mau berangkat dulu. Daah papi daah mami "
Cheva berpamitan sambil berjalan keluar dari rumah untuk pergi ke sekolah.. Dia tiba - tiba berhenti di depan mobil sport miliknya yang dikemudikan supir
" Ada apa non? Kenapa tidak masuk ke dalam mobil? "
Tanya pak supir yang melihat Cheva termenung depan mobilnya.
" Tunggu sebentar pak! Ada yang saya lupakan "
Cheva dengan tergesa - gesa kembali ke dalam
" Mami, papi,, aku ingin mobil yang terlihat biasa saja! mobilku sepertinya terlalu mewah jika dipakai ke sekolah "
Kata Cheva yang kembali mendekati Ji dan Ed
" Kalau begitu hari ini kamu papi antar, siang ini akan papi pedan kan mobil yang sesuai dengan keinginan mu "
" Tidak, aku naik taksi saja. Aku tidak ingin hari pertamaku di sekolah harus kacau karena dikira sebagai peliharaan sugar daddy "
" Apa kamu gila berkata seperti itu?! "
Cheva menjawab dengan santai dan pergi meninggalkan orabg tuanya. Berbanding terbalik dengan Ed yang kesal karena perkataan Cheva yang mengatakan dia seperti om - om
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!