Pada dasarnya... Manusia bukan satu-satunya makhluk yang menghuni dunia ini
jin? Hantu? Monster? Siluman? di berbagai penjuru dunia ini orang menyebut para makhluk tak kasat mata ini dengan berbagai nama
Namun kami menyebut mereka Anomali, Sejatinya mereka ada di sekitar manusia, namun tidak semua orang dapat menyadari keberadaan mereka
hanya orang-orang dengan Energi batin besar dapat melihat keberadaan Anomali, sejak dulu manusia sering bekerjasama dengan Anomali, ada yang ingin berbuat baik, ada juga yang ingin memanfaatkan kekuatan Anomali untuk kepentingannya sendiri
dikisahkan terdapat sebuah pusaka yang bisa membuat manusia menguasai semua Anomali tanpa terkecuali
Benda itu disebut...
"KITAB PENAKLUK ARWAH"
***********
Pagi harinya... Di sebuah kota kecil bernama Abhipraya yang terletak di sebuah pulau kecil bernama sama yang ada di antara pulau Bali dan pulau Jawa.
Terlihat seorang gadis berambut hitam panjang sepunggung kini tengah merenggangkan tangannya ke atas, lalu bersiap bangun dari tidurnya sembari melihat jam.
"Ya ampun! Udah jam segini! gawat! kalo ga buru-buru bisa telat ini?!" panik Grace sesaat setelah terbangun sambil melihat jam dinding di kamarnya.
segera ia melompat dari kasurnya dan dengan terburu-buru ia bergegas untuk mandi dan siap-siap berangkat menuju sekolah.
Beruntung, ketika sampai di sekolah masih banyak siswa dan siswi yang baru tiba dan saat dia kembali mengecek jam di tangannya masih 5 menit lebih awal dari bel masuk.
"Fyuuh, hampir aja gue telat," gumam gadis itu sambil melangkah masuk ke dalam lorong kelas, dan menghampiri kedua temannya yang berdiri di tengah lorong sekolah.
"ini dia basis kita Grace Alexandra! tumben hari ini ga telat kamu?" sindir sonya, gadis berambut kemerahan yang mengenakan kacamata dan tampak tersenyum menyindir gadis itu.
"btw Grace! Lu mesti lihat ini deh!" ucap Linda seorang gadis feminim, berambut panjang se punggung, dan wajah lembut yang tengah menghampiri dia sembari menunjukkan layar hapenya saat didekati oleh Grace.
"Ape nih? lu dapet gebetan baru lagi?" tanya Grace sambil tersenyum iseng, tapi saat melihat apa yang ada dalam layar hape itu, ekspresinya berubah. Nampak saat ia menatap Sonya, gadis itu hanya tersenyum dan membenarkan posisi kacamatanya.
"Video Cover lagu Science 24 udah 100k Views!?" ucap gadis itu semangat diiringi teriakan di belakang mereka, dan saat ketiganya menoleh terlihat seorang gadis tomboy, berambut pendek yang sedang tercengang menatap layar hape itu lalu menatap ketiga sahabatnya bergantian selama beberapa saat.
"Ga sia-sia ya kita latihan sebulan, mana kemaren pas syuting retake udah berapa kali tuh? kayaknya ada 50kali" ucap Sonya sambil sedikit tertawa senang.
"ingat gaes jangan jumawa dulu! ini baru awalnya, kita harus latihan lebih giat lagi!, dua minggu lagi festival musik Abhipraya kita harus tunjukin kemampuan terbaik kita! Science 24 SEMANGAT!" teriak Grace menyemangati ketiga temannya.
"Ya!!!" jawab ketiganya kompak.
Tak lama mereka pun akhirnya tiba di kelas, dan duduk di kursi masing-masing, Della dan Linda di kursi paling depan, dan Grace dan Sonya di belakangnya.
"Eh btw gue denger dari wali kelas, ada murid pertukaran pelajar loh di kelas kita," bisik Della pada Grace dan Sonya.
"Oh ya? Dari sekolah mana?" tanya Sonya penasaran.
"Gue denger sih, dari Arakat," jawab Della yang dibalas tatapan penasaran mereka.
"Serius?! Cakep ga?" tanya Linda tertarik, dan ga lama datang seorang pemuda dengan seragam SMA yang berbeda dari mereka ke dalam kelas, bersama seorang guru pria berambut panjang yang diikat.
"Selamat pagi anak-anak, Kali ini kita kedatangan murid baru, pertukaran pelajar dari SMA Garuda di kota Arakat, bapak harap kalian bisa akrab dengan Dia, mari silahkan perkenalan diri kamu nak," ucap seorang wali kelas mereka, seorang guru bernama pak Jack. Sembari menenteng tas hitam tampak seorang pemuda berdiri di depan kelas dan tersenyum pada semua murid kelas yang akan ia tempati selama masa pertukaran pelajar.
"Selamat pagi teman-teman! Kenalin, gue Rico Julian murid pertukaran dari SMA Garuda di kota Arakat, mohon bantuannya untuk enam bulan kedepan ya!" ucap Rico pada mereka sambil tersenyum ramah.
"Oke Rico,kamu boleh duduk di situ, kita mulai pelajarannya anak-anak buka buku kalian halaman tujuh," Tampak setelah itu, Rico mulai berjalan dan duduk di kursi kosong di belakang Grace cs.
*********
Di parkiran saat pulang sekolah. Tampak Grace yang keluar menuju mobilnya bersama Della dan Sonya terlihat asik membuka artikel tentang band mereka.
"Malam ini kita jadi latihan kan?" tanya Della ke mereka berdua.
"Jadi-jadi, tapi aku ijin telat ya, karena aku ada les Piano"," jawab Sonya yang dibalas anggukan paham Grace dan Della.
"Iya deh, si paling rajin.. oke kalo gitu jam 7 di Studio biasa ya gaes?" usul Grace sebelum akhirnya berjalan menaiki mobilnya, meninggalkan Sonya dan Della disana.
"Awh!" pekik gadis itu pelan sesaat setelah masuk, lalu melihat gelang di pergelangan tangan kanannya yang rapat.
"Kenapa ya? kok rasanya gelang ini jadi kaya kekecilan sih? apa gue tambah gemuk? yaampun! ga bisa, pokoknya gue besok harus diet!" gumam Grace sembari mengelus pergelangan tangan dia, dan tanpa merasa aneh gadis itu mulai mengendarai mobilnya keluar dari sekolah.
**********
Malam harinya, di sebuah studio musik. Grace bersama ketiga kawannya dengan semangat tampak memainkan musik disana, satu demi satu lagu yang mereka nyanyikan nampak tak terasa hingga jam 10 malam.
"Wiih Mantap!, sepertinya dengan sedikit latihan lagi band kita bakal siap buat debut di festival musik Abhipraya" gumam Linda yang dibalas senyum manis serta anggukan setuju Grace dan Sonya.
"Bener banget, yah... Sedikit kurang sinkron di beberapa part, Linda bisa latihan vokal biar bisa ambil nada tinggi, Grace juga beberapa part sering off tempo" tambah Sonya mengoreksi serta memberi saran pada mereka, seperti biasanya.
"Kalau gue gimana kak Sonya?" tanya Della yang hanya dibalas acungan jempol oleh Sonya.
"kamu udah bagus kok Del! tapi tetap harus latihan, jangan sampai pas manggung malah underperform, Oke!" jawab Sonya yang dibalas senyum senang Della.
"Ga salah pilih Sonya jadi Kapten band kita, lu paham banget soal musik, Pinter main Piano, cantik, baik lagi, emang Sempurna banget Sonya" ucap Grace yang membuat Sonya tersipu
"Apaan sih Gre?! Ga usah lebay, ngomong-ngomong, udah jam segini, kita udahan latihannya ya, jangan lupa, yang tadi aku bilang ya, semangat semua dua minggu lagi Science 24 akan debut di Festival Musik Abhipraya!" ucap Sonya semangat dibalas senyuman dan anggukan ketiga temannya.
Setelahnya keempat gadis itu merapikan alat musik mereka dan berjalan keluar dari studio band, sembari bersenda gurau.
"Oke guys, motor gue disana, pamit yah!" ucap Della pamit meninggalkan sahabatnya, lalu diikuti Linda dan Sonya.
"PR aman, ulangan ga ada, keknya malam ini gue pakai buat lanjut nulis lagu Original pertama Science 24" gumam Grace saat masuk di dalam mobil.
Akan tetapi rasa nyeri muncul kembali dari gelangnya, tampak gelang dari akar kayu itu mulai merekat kembali membuat gadis itu meringis menahan perih.
"A..apa-apaan?!" kaget Grace panik diiringi sebuah getaran aneh dari luar mobilnya.
Panik sekaligus merasakan nyeri, tentu saja membuat gadis itu ketakutan dan berusaha melepas gelangnya sambil berusaha menelepon sahabatnya yang dirasa masih ada di dekat sana, namun sesaat setelah telpon tersambung, belum sempat menjelaskan kondisinya, perlahan kesadaran Grace menghilang.
*********
Beberapa saat kemudian di kamarnya, nampak Grace tengah duduk sambil memegang kepalanya yang nyeri.
"Untung aja kamu ga kenapa-kenapa Grace, tiba-tiba pingsan gitu bikin cemas aja," ucap Sonya yang masuk ke dalam kamar lalu memberikan segelas teh hangat.
"Haah, emang gue kenapa?" tanya Grace bingung sambil menerima gelas teh itu dari sonya.
"Kamu pingsan tadi, kamu sempat telfon aku, tapi pas aku angkat gak ada jawaban, makanya langsung kusamperin," jawab Sonya pada Grace yang mengangguk paham dan tersenyum.
Sementara tatapan gadis itu teralihkan pada sebuah buku berukuran besar, dengan sampul terbuat dari kulit dengan tulisan...
"Kitab Penakluk Arwah : penghubung, buku apaan nih Gre?" tanya Sonya penasaran, sambil mengambil sebuah buku yang ada di rak lemari Grace.
"Gatau, ini buku pemberian kakek gue, sebelum menghilang," gumam Grace yang kini memperhatikan buku itu dengan seksama.
Namun, tiba-tiba sebuah ledakan energi muncul begitu Grace memegang buku itu, dan tampaknya memancing sosok-sosok anomali berwujud genderuwo, kuntilanak, dan beberapa wujud aneh berdatangan memenuhi kamar itu.
"Huwaaaa!!!" jerit keduanya panik dan segera berlari ke luar dari kamar itu sambil ketakutan, sementara itu ada seorang pemuda yang datang mendekati rumah Grace.
"Keknya gue datang disaat yang tepat," gumam sebuah suara, disusul sebuah sinar putih yang mengalihkan perhatian para hantu tadi.
"Rrrrh,"
"Hihihihi,"
Suara makhluk-makhluk itu, dan kini mulai pergi meninggalkan dua gadis itu. Dan bergerak menuju sosok pemuda yang berdiri di depan Halaman Rumah itu.
"Gak bakal gue biarin! Kalian ganggu dia!" teriak pemuda itu sembari berdiri menatap para makhluk yang mendekat.
Namun saat itu, secara mengejutkan sebuah energi batin besar dengan cahaya putih meluap keluar dari tubuh pemuda itu, membuat makhluk-makhluk itu terdiam dan ketakutan sambil berjalan dan melayang meninggalkan pemuda yang ada disana.
"Heredis?" gumam Sonya pelan saat melihat dari balik jendela.
To Be Continued
"Keknya gue datang disaat yang tepat," gumam sebuah suara, disusul sebuah sinar putih yang mengalihkan perhatian para hantu tadi.
"Rrrrh,"
"Hihihihi,"
Suara makhluk-makhluk itu, dan kini mulai pergi meninggalkan dua gadis itu. Dan bergerak menuju sosok pemuda yang berdiri di depan Halaman Rumah itu.
"Gak bakal gue biarin! Kalian ganggu dia!" teriak pemuda itu sembari berdiri menatap para makhluk yang mendekat.
Namun saat itu, secara mengejutkan sebuah energi batin besar dengan cahaya putih meluap keluar dari tubuh pemuda itu, membuat makhluk-makhluk itu terdiam dan ketakutan sambil berjalan dan melayang meninggalkan pemuda yang ada disana.
"Heredis?" gumam Sonya pelan saat melihat dari balik jendela.
"apa yang terjadi...?" Grace yang sudah lemas, tampak sekilas melihat sebuah cahaya putih di luar, sebelum tiba-tiba kehilangan kesadaran dan akhirnya jatuh di hadapan Sonya.
"Grace! Grace!" teriak Sonya yang tampak menaruh buku itu dengan cepat ke lemari dan segera mengangkat tubuh Grace ke kasur.
*******
Keesokan harinya, di Lapangan sekolah saat pelajaran Olahraga. beberapa siswa sibuk bermain basket setelah sesi pembelajaran selesai.
"itu anak Pindahan emang jago atau anak-anak cowok di kelas kita yang pada cupu sih??" gumam Della saat melihat Rico dengan mudah melewati dua teman sekelasnya lalu melakukan lay-up.
"Udah biar gue yang jaga!" ucap seorang pemuda yang bergerak mengamati Rico yang belum menerima bola, dan saat salah satu rekannya mengoper dengan sigap Rico menerima dan langsung melakukan shoot dan masuk.
Wooah! Keren juga itu anak Pindahan!" Ucap Linda sambil tersenyum.
"Mulai deh nih si Buaya Betina, mulai mencari mangsa" Seru Della sambil meledek.
"semua cowok aja kamu deketin lin, sama yang anak kelas tiga kemaren aja belum ada kelanjutannya, ini dah mau ngincer yang lain lagi. haduh" Ungkap Sonya sambil menghela Nafas, kemudian mereka bertiga tertawa.
Namun di sisi lain Grace tampak terdiam, memikirkan apa yang terjadi padanya semalam.
"Grace? lu kenapa? dari tadi bengong mulu?" tanya Della yang menepuk pundak sahabatnya itu.
"Eh... gapapa kok Dell, cuman agak capek aja," Jawab Grace sambil tersenyum menatap sahabatnya itu.
"beneran? ga biasanya lu ngelamun gini Grace, udah jujur aja, Laki-laki mana yang telah menyakiti hatimu nona?" tanya Della sambil meledek
"Apaan sih lu, Del?" ungkap Grace sambil sedikit tersenyum, membalas ledekan temannya itu
"lu beneran gapapa? kalau ga enak badan biar kita anter ke UKS," saut Linda khawatir
"beneran gue gapapa kok Lin, makasih ya" balas Grace meyakinkan sahabatnya
"Grace, kalo ada apa-apa cerita aja, kita pasti dengerin kamu kok" ungkap Sonya, yang seketika membuat Grace bingung, karena Sonya bersikap seakan semalam tidak terjadi apa-apa, namun saat Grace hendak menanyakan kejadian semalam ke Sahabatnya itu, tiba-tiba terdengar suara seorang pemuda memanggilnya
"Grace, ada waktu ga? gue mau ngomongin sesuatu ke lo" ucap seorang pemuda tinggi dengan tubuh semi kekar dan rambut french crop rapi. melihat itu tampak ketiga teman Grace, langsung melirik bersamaan kearah Grace..
"engga! ini engga seperti yang kalian pikirkan" ungkap Grace kesal, yang dibalas tawa ketiganya.
"kiw-kiw" seru della
"have fun ya, jangan lupa traktir kita kalo udah jadian!" ucap Linda
"Diem lo semua!!" ungkap Grace sedikit kesal, mendengar godaan teman-temannya, sambil berdiri lalu menghampiri pemuda bernama Nathan Adelio
Sementara tanpa disadari mereka, tampak Rico memperhatikan Grace yang berjalan bersama Nathan.
"Oke, jadi lu mau ngomongin apa?" tanya Grace pada Nathan yang merupakan Ketua Kelasnya itu.
"Hati-hati," ucap Nathan singkat yang membuat gadis itu menoleh ke arah pemuda itu.
"Maksudnya?" tanya Grace yang membuat Nathan menatapnya datar.
"Para anomali itu... Mereka sudah menyadari tentang aura lu, memangnya lu gak merasakan sesuatu yang aneh belakangan ini?" tanya Nathan yang membuat Grace menatapnya aneh.
"than, jadi lu tau soal ini?! Berarti orang yang ada di depan rumah gue waktu itu lu?!... Please! jelasin ke Gue, gue bener-bener bingung tentang apa yang terjadi pada gue!" Ungkap Grace pada Nathan, namun tiba-tiba bel sekolah berbunyi, dan Nathan dengan cuek mulai berjalan menjauh meninggalkan dia.
"Cepat atau lambat... Mereka pasti bakal ngeburu lu, Grace..." gumam Nathan dengan tatapan datarnya sembari memasuki ruang kelas, meninggalkan Grace yang berdiri kebingungan di lorong sekolah.
*******
Sepulang sekolah di lorong menuju parkiran sekolah, tampak Rico sedang berjalan sambil memainkan kunci motornya.
"Hai, murid baru!" sapa Linda manis, dan tampak berjalan menghampiri dia.
"eh, Halo," jawab Rico sedikit canggung, dihampiri seorang siswi cantik.
"oh ya, kenalin namaku Linda Cahyani, tadi aku liat kamu jago banget main basketnya," puji Linda sambil tersenyum manis padanya.
"Rico Julian, makasih" ungkap Rico pada Linda yang tersenyum manis padanya.
"Kapan-kapan boleh dong ajarin aku main basket?," ucap Linda yang didengar oleh Della di samping dia.
"Linda.. Linda..., jalan lima meter aja udah ngeluh capek, sok-sok an minta diajarin main basket" gumam Della yang dibalas lirikan sinis Linda, sebelum kembali tersenyum manis pada Rico.
"Yo! new Student! gaya lu main basket boleh juga! Siapa nama lu?" tiba-tiba datang seorang pemuda berkulit coklat dan berambut klimis memuji Rico sambil merangkul pundaknya.
"Rico... Rico Julian!" jawab Rico singkat sambil tersenyum menatap pemuda di sampingnya itu.
"Rico!! kenalin! gue Ajun! Ajun Prawira, cowok paling ganteng di sekolah ini" ucap Ajun memperkenalkan diri.
"heh Junaedi! lu ganggu aja orang lagi ngobrol!" ucap Linda kesal pada Ajun.
"Guys, kalian lihat Grace ga?" tiba-tiba obrolan mereka terpotong dengan kedatangan Sonya yang terlihat datang dengan ekspresi kebingungan.
"bukannya Grace sama lu tadi?" tanya Della dan Linda bersamaan, yang dibalas tatapan bingung gadis itu.
"Lah... tadi dia nemenin aku ke toilet, tapi tiba-tiba hilang, aku pikir dia nyusul kalian?" tanya Sonya dan seketika Rico yang menyadari hal itu segera berlari meninggalkan mereka.
"eh! gue baru inget ada barang yang ketinggalan, gue balik ke kelas dulu" ucap rico sembari menjauhi mereka
"Lu sih ganggu aja! gagal deh gue pedekate ama murid baru, Dasar juned!" ungkap Linda kesal melihat kepergian Rico, disisi lain Sonya melihat Rico yang pergi dengan tatapan heran
"Emm... By the way Sonya malam ini lu free ga? Bisa kali nanti malam kita.... Lah?" ucapan Ajun yang mencoba menggoda Sonya tampak terhenti begitu menyadari sosok gadis menghilang,
"Lah Ayang Sonya kemana?" tanya Ajun ke Linda dan Della.
"kabur dia, takut kali ama lu, dasar freak! yuk lin, kita pulang aja" jawab Della sinis pada Ajun, sambil menggandeng Linda pergi meninggalkan Pemuda itu.
*********
Sementara di toilet sekolah.
terlihat di depan wastafel Grace sedang mencuci tangannya saat sekilas melihat melalui cermin, seorang seorang dengan rambut hitam panjang lewat di belakangnya, berjalan menuju bilik kamar mandi paling ujung, dan tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu dari dalam yang membuat Grace terkejut
"Apaan sih!?" gerutu Grace kesal.
Namun ekspresi Grace yang semula cemberut kesal, berubah menjadi iba setelah mendengar lirih suara tangisan dari dalam bilik tempat siswi tadi berada. dengan perlahan Grace berjalan menuju pintu paling pojok itu dan mengetuk pelan
"Hei... Lu gapapa...?" tanya Grace khawatir sambil terus mengetuk, perlahan memecah keheningan kamar mandi sekolah, hingga tiba-tiba perlahan pintu toilet itu terbuka, seketika ekspresi Grace berubah menjadi pucat saat melihat tidak ada siapa-siapa di dalam kamar mandi itu
"kamu bisa lihat aku?," terdengar suarah lirih tepat di telinga Grace, yang membuat Gadis itu sontak berteriak dan berlari keluar dari dalam toilet itu.
"kamu gapapa? kenapa kamu teriak-teriak begitu?" terdengar suara seseorang yang membuat Grace sedikit tenang, tapi saat Gadis itu menoleh, mukanya kembali menjadi pucat, sesosok pria tanpa kepala mengenakan seragam guru berjalan pelan mendekatinya dari lorong sebelah kiri mendekati Grace, kembali dia berlari dan tanpa sadar bersembunyi di sebuah ruang kelas.
"kamu.... terlambat...." gumam suara lirih dan saat Grace menatap ke kelas, tampak gadis itu terkesiap begitu melihat seluruh murid yang duduk di kelas itu tidak memiliki bola mata, dan darah segar mengalir dari lubang di mata mereka.
Sedangkan salah satu murid yang berdiri di depan kelas nampak menulis sebuah tulisan secara berulang dengan sebuah spidol berwarna merah pekat dengan tulisan "SAKIT!"
"Huwaaaa!!!" jerit Grace yang segera berlari keluar dan melihat sosok siswi di toilet tadi sudah berada di hadapannya.
Sontak saja gadis itu pun terjatuh, dan saking takutnya tampak kakinya lemas, beruntung sebelum sosok siswi beramput panjang itu lebih mendekat sebuah tangan lebih dulu mengangkat dan membantunya berdiri.
"lu gapapa?" tanya seorang pemuda yang ternyata adalah Rico.
"Lu bisa lihat mereka juga!?" Ucap Grace sambil gemetar
"Anomali! Sosok makhluk astral yang tercipta dari imajinasi manusia, kalo lu bisa lihat mereka berarti kekuatan lu udah bangkit" ucap murid pindahan itu pada Grace yang tampak masih ketakutan dan bersembunyi di balik badan Pemuda itu sambil menutup matanya
"Hah?! Kekuatan!? kekuatan apaan!?" Ucap Grace bingung, sambil tetap menutup matanya
"ga perlu takut sama mereka, mereka hanya anomali rendahan" terang Rico yang membuat gadis itu mencoba menatap ke depan, namun sekali lagi wajah-wajah menyeramkan dari anomali yang pertama kali ia lihat membuat gadis itu ketakutan dan bersembunyi di belakang Rico.
"Mana bisa! Liat muka mereka serem gitu!" protes Grace pada Rico yang hanya bisa menghela nafas dan perlahan menuntun Grace keluar dari gedung sekolah. tapi tanpa mereka sadari Sonya berada tidak jauh dibelakang diam-diam memperhatikan mereka berdua.
To Be Continued
"Gre?! Kamu kenapa?!" tanya Sonya yang bergegas menghampiri sahabatnya, beberapa saat setelah Rico dan Grace berjalan keluar dari dalam sekolah, terlihat Grace tengah berjalan lesu dengan wajah yang tampak pucat dan lemas.
" tadi gue liat dia agak lemas di lorong, pas tadi balik ambil buku makanya sekalian gue anter keluar juga," jawab Rico sementara Sonya mengalihkan pandangannya ke Grace dengan ekspresi cemas.
"Kamu gapapa Gre?" Tanya Sonya cemas sambil meletakkan tangannya ke dahi Grace.
"gapapa gw tadi tiba-tiba ga enak badan aja, dibuat istirahat juga nanti baikan kok" jawab Grace sembari tersenyum lemah ke Sonya.
"Yaudah aku anter kamu pulang ya Gre," tawar Sonya yang dibalas anggukan lemah Grace sebelum akhirnya berjalan menuju ke mobil Sonya.
Sedangkan Sonya yang tersenyum melihat sahabatnya berjalan menjauh, seketika berbalik menatap Rico.
"Makasih ya, udah nolongin Grace" ucap Sonya sambil tersenyum ke Rico
"Ga usah dipikirin, itu temen lu beneran gapapa kan? perlu gw anter pulang?" Ungkap Rico yang menatap Grace dengan ekspresi sedikit cemas.
"Gapapa kok, Grace biar aku aja yang jagain, kamu pulang aja," pesan Sonya pada Rico yang terdiam menatap wajah gadis itu, sebelum akhirnya mengangguk dan melangkah menjauh meninggalkan mereka.
Melihat kejadian itu, Sonya nampak menatap tajam Rico yang menjauh lalu kembali berjalan bersama Grace yang terlihat masih lemas, kemudian menyuruh Grace duduk di bangku taman dekat parkiran sekolah
"Kamu serius udah gapapa Gre?" tanya Sonya, sembari memberikan sebotol air mineral pada Grace sambil duduk di sebelahnya.
"Gue baik-baik aja kok Sonya, beneran deh," jawab Grace sekali lagi meyakinkan sahabatnya kalau dirinya baik-baik saja.
"Udah, nanti aku aja yang nyetir mobil, takutnya kamu kenapa-kenapa lagi, biar mobilmu titipin aja ke penjaga sekolah," tawar gadis itu sambil mengelus pundak Grace.
"Sonya..." panggil Grace yang membuat tatapan mata gadis itu teralihkan ke arah gadis itu.
"Ya Gre?"
"Lu juga bisa lihat kan?" tanya Grace dengan tatapan tajam pada Sonya yang menatapnya heran.
"Maksudnya? lihat apa? kamu ngomong apa Gre...?" Kilah Sonya namun dibalas tatapan tajam gadis berambut pendek itu.
"Gausah bohong nya! Kejadian di kamar kemarin, lu juga bisa liat semua kan?! Makhluk-makhluk yang tiba-tiba muncul di dalam kamar gue?!" ucap Grace sambil menatap geram Sonya.
"Gre..."
"Sebelumnya gue gak terlalu peduli, karena gue pikir kejadian kemarin itu cuman mimpi, tapi hari ini..."
"Oke Gre... Gue emang bisa liat mereka, tapi gue ngelakuin hal ini karena gak pingin lu ketakutan?!" ungkap Sonya sembari menatap Grace.
"Harusnya... Lu gak perlu merahasiakan hal ini, lu ga lihat kan apa yang gue alamin tadi!?" tanya Grace yang membuat Sonya menunduk, lalu perlahan ia berjalan mendekati Sonya.
"Tolong jelasin ke gue! Apa yang sebenarnya terjadi pada gue! Kenapa gue bisa jadi kaya gini Sonya!" ucap Grace yang terlihat frustasi menatap Sonya.
"Aku ga tau Grace... Aku juga gak nyangka mata batinmu bakal kebuka kayak gini" jawab Sonya pada Grace yang tampak terduduk memegang kepalanya.
Namun sesaat kemudian Sonya seolah menyadari sesuatu dan beralih menatap gadis itu.
"Kamu ingat Gre... sebelum para hantu itu muncul kamu megang buku tua di kamarmu" tanya Sonya sambil menatap Grace.
"buku peninggalan kakek," jawab Grace pada Sonya yang akhirnya tersadar.
"benar mungkin buku itu ada hubungannya dengan apa yang terjadi sama kamu" jawab Sonya.
********
Keesokan Paginya di dalam kelas
"Grace dan Sonya belum datang?! Tumben banget mereka hampir telat gini?" tanya Della sambil menatap Linda yang baru datang dari ruang guru.
"Grace mah udah biasa... si Sonya bisa-bisanya juga belum dateng," jawab Linda sambil menatap Della yang mengangguk setuju dengan ucapan kawannya.
Sementara mendengar itu, Rico tampak terdiam memikirkan kejadian kemarin.
"Rico my bro!" sapa Ajun yang mengagetkan pemuda itu, sambil menaruh tas di kursi belakang Rico.
"Lu tau ga?! kelas kita bakal kedatangan guru baru! tadi gue sempet liat sekilas di ruang Guru, Cakeppp bangeeett" ucap Ajun yang akan berjalan untuk duduk di samping Rico, namun terpotong oleh Linda yang tiba-tiba berdiri.
"ah, guru baru buat ngegantiin bu Ida ya?" ucap Linda sambil menatap Rico.
"Serius bu Ida diganti?" tanya Della penasaran pada Linda yang mengangguk mengiyakan ucapan sahabatnya itu.
"Bener! Guru pengganti sementara kan bu Ida lagi cuti hamil!" jawab Linda sambil menatap teman-temannya itu.
"tapi tenang secantik apapun Guru pengganti bu Ida, tidak akan bisa menandingi kecantikanmu wahai Linda!!," ungkap Ajun pada Linda yang tampak terdiam sejenak lalu menatap Ajun, dam menunjukkan ekspresi jijik.
"Bu Ida itu... Siapa?" tanya Rico yang tersenyum bingung pada Ajun.
Tak lama, terlihat datang seorang guru baru yang berjalan masuk sambil membenarkan posisi kacamata dan tersenyum menatap para murid di kelas itu.
Mendapati kedatangan guru baru, Linda dan yang lain nampak langsung bergegas kembali ke kursinya masing-masing.
"Salam kenal, nama saya Sekar andani, saya akan menggantikan bu Ida yang sedang cuti hamil selama satu semester ke depan mohon bantuannya," ucap Sekar sambil tersenyum pada para murid di hadapannya.
"Permisi bu, mohon maaf kami terlambat," ucap Sonya yang baru masuk bersama Grace.
"Iya silahkan masuk," jawab Sekar mempersilahkan kedua siswi itu, diiringi tatapan heran Della dan Linda.
"Tumben banget telat," gumam Della yang dibalas anggukan setuju Linda.
"Iya bener... Kalau Grace sih wajar ya, cuman kalau Sonya. Kejadian langka sih," gumam Linda yang diiringi tawa pelan Della sembari menyetujui ucapan gadis itu.
Mendengar ejekan temannya, tampak Grace hanya cemberut sementara Sonya hanya tersenyum lalu duduk di kursi mereka.
"Oke anak-anak, silahkan buka buku fisika kalian halaman lima," ucap Sekar sambil memulai kegiatan belajar mengajar.
*********
Beberapa saat sebelumnya di sekolah, nampak Sonya dan Grace tengah bergegas menuju kelas, walau beberapa kali Grace dibuat ketakutan oleh sosok-sosok Anomali hingga harus bersembunyi di punggung Sonya.
"Gue... Gue masih belum terbiasa Nya!" ucap Grace dengan wajah ketakutan, sementara Sonya tampak tetap melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Coba kamu belajar untuk mengabaikan mereka, aku yakin seharusnya ga bakal terjadi apa-apa, karena buku tua itu ada di aku sekarang," saran Sonya pada Grace yang nampak terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk paham.
"Gimana caranya bisa aku ngabaikan mereka serem gitu? kalo sosoknya mirip Lee Min Ho gpp," ucap Grace sedikit bercanda, sementara Sonya hanya tersenyum menatap sahabatnya itu.
"yee itu kamunya nanti yang kesenengan" balas Sonya sambil sedikit tertawa
Kembali ke masa kini, terlihat Rico yang berada di kursinya, nampak memperhatikan Grace dan teman-temannya dengan seksama.
"Aneh, gadis itu seharusnya gak punya energi sebesar ini," gumam Rico pelan.
"Itu karena energi tubuhnya sudah mulai menyatu dengan kitab," jawab Nathan yang tiba-tiba sudah berada di samping Rico.
Mendengar ucapan itu, nampak Rico terkejut dan menatap tajam Nathan.
"Kitab?" tanya Rico sambil mengenggam pulpen yang ada di dekatnya.
"Kitab penakluk arwah. Lu pikir, yang tau soal itu cuma kalian?" tanya Nathan yang membuat ekspresi Rico berubah.
Namun sebelum menciptakan kegaduhan, Nathan menepuk pundak Rico sambil mencengkram pelan ia tersenyum.
"Tenang... Untuk saat ini gue ada di pihak lu," jawabnya singkat pada Rico.
"awasi dia, karena keberadaan kitab itu tentunya sudah menjadi incaran banyak orang," tambah Nathan lagi sebelum melangkah pergi meninggalkan kelas.
**********
saat jam istirahat terlihat Grace dan Sonya berjalan menuju Kantin, tampak grace memegang lengan Sonya sambil sesekali bersembunyi di belakang punggung Sonya, was-was jika ada Anomali yang tiba-tiba muncul. namun saat melewati lorong tiba-tiba Sonya dipanggil oleh seorang guru.
"Jangan tinggalin gue Sonya!" jerit Grace! saat Sonya perlahan melepaskan tangan sonya dari lengannya
"gpp bentar doang kok Gre, kamu tunggu disini dulu ya," kata Sonya pada Grace yang terlihat panik.
Dan begitu Sonya menghilang dari hadapannya, terlihat sebuah tangan dengan jari yang panjang keluar dari dalam tembok yang ada di sisi kanan lorong,melihat kejadian itu, tentu membuat Grace ketakutan hingga mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain.
tidak lama sosok itu keluar dari tembok memperlihatkan sosok wanita mengerikan dengan rambut panjang menutupi sebagian besar wajahnya dan menjuntai ke tanah, terlihat wajah yang pucat serta sebagian besar pipi yang rusak disertai dengan mata merah menyala tampak perlahan berjalan ke arahnya.
"Ga gue harus kuat!" gumam Grace dalam hati, namun sosok Mengerikan yang makin mendekat ke arahnya akhirnya membuat gadis itu menyerah dan kini harus menunduk dan memegang kepala dengan kedua tangannya.
"Pergi! Pergi!" teriak Grace dengan tubuh gemetar.
"Kalau cuma bilang gitu mereka gak bakal pergi, malah tambah seneng gangguin lu," ucap sebuah suara yang tiba-tiba muncul di samping dan membuat Grace terkejut lalu membuka matanya.
Nampak di hadapannya berdiri seorang gadis berambut pirang, dengan seragam yang sama dengan dirinya tengah berdiri bersandar menatap ke arah hantu yang tampak ketakutan.
"Tuh? Lihat kan?! Dia ketakutan kalau kita berani!" ucap gadis itu sambil tersenyum menatap Grace.
"Siapa?" tanya Grace dengan wajah bingung.
"Salam kenal... Aku Tiana!" jawab gadis berambut pirang itu sambil mengulurkan tangan pada Grace.
To Be Continued
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!