NovelToon NovelToon

Penjaga Kuil Fushime

bab 1 MASA LALU

Namaku Elena Rosalina siswi sekolah menengah tahun ke 3, yang entah bagaimana bisa melihat mahluk dari dunia lain.

Semua dimulai saat kedua orang tua Elena meninggal dalam insiden kecelakaan.

Saat kejadian itu Elena masih berusia 7 tahun, dan ikut dalam mobil yang ditumpangi kedua orang tuanya.

Hanya Elena saja yang selamat dari kejadian itu, padahal mobil yang ditumpangi mereka ringsek parah.

Anehnya, Elena berada disebelah mobil itu dan terduduk melamun tanpa luka sedikit pun.

Saat polisi bertanya pada Elena, Elena hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.

Sejak kejadian itu Elena diasuh oleh saudara saudara dari ayah dan ibunya, hingga berusia 13 tahun.

Disaat ini saudara saudara dari ayah dan ibu Elena mulai enggan merawatnya karena tingkah Elena yang mulai aneh.

Elena sering berteriak histeris,badan yang entah bagaimana penuh dengan luka cakaran yang dalam,dan Elena selalu menangis sambil memohon-mohon.

Melihat kelakuan Elena yang seperti itu, saudara dari ayah dan ibu Elena mulai mengoper dari keluarga satu ke lainnya.

Hingga kakek dari keluarga ibu Elena datang dan memutuskan untuk merawat nya.

Elena diajak ke desa yang lumayan jauh dari kesibukan kota.

Ternyata rumah kakek ini adalah sebuah kuil tua yang berada di kaki gunung Shindong, dengan banyak anak tangga disini.

Elena dirawat dengan baik hingga 5 tahun sudah Elena tinggal di kuil ini bersama kakeknya. Elena juga sudah bersekolah dan memasuki tahun ke 3 masa sekolahnya.

"Fiuh..... akhirnya selesai juga,sekarang tinggal gudang itu."Ucap Elena yang sedang membersihkan halaman kuil ini

"Elena....apa kau sudah selesai uhuk...uhuk...jika sudah kemarilah."Panggil kakek Elena yang terbatuk-batuk

"Ya, kakek aku hampir selesai tinggal gudang saja."Sahut Elena

"Tinggalkan itu...dan kemarilah...""

Elena lalu menghampiri kakeknya yang duduk didepan kuil ini.

"Ini....makanlah.."Kakeknya memberikan Elena sebuah jeruk

"Terimakasih kakek."

Elena lalu mengupasnya lalu memberikan pada kakeknya sebagian

"Tidak...makanlah...apa kakek boleh bertanya sesuatu?"Kakek itu bertanya sambil menolak jeruk itu

"Bertanya? Silahkan saja."Jawab Elena memakan jeruk itu

"Apa...kau masih melihat itu?"Lanjut kakek itu bertanya

"Hmmm....aku tidak melihatnya karena aku berada di dalam kuil ini,tetapi saat aku pulang atau berangkat ke sekolah aku masih melihatnya dengan jelas yahh.... meskipun aku pura pura tidak melihat nya tetapi itu terus muncul didepan mataku."Ucap Elena yang sedikit tersentak

"Begitu ya.....uhuk.."

"Tapi....aku mulai membiasakan diri dengan mereka, aku baru sadar belakang ini bahwa kita hidup pasti selalu berdampingan dengan mereka."

"Yah.... meksipun jujur aku masih sering ketakutan melihatnya heheh...tapi aku mencoba memakluminya."Lanjut Elena sambil tertawa

"Keputusanmu sudah benar....kau harus terus terbiasa dengan hal ini...karena kau memiliki pandangan yang spesial....jika kau terus melarikan diri...kau akan terus ketakutan sepanjang hidup mu"Ucap kakek nya sambil menatap ke arah langit senja

"Apa kau tau.....kuil ini pun dijaga oleh 5 mahluk mahluk....seperti itu hanya saja penampilan...mereka seperti seorang dewa tidak menyeramkan.Lanjut kakek itu bercerita

"Benarkah?! Apa kakek pernah melihatnya?!"Tanya Elena yang penasaran

"Hohoho....tentu saja...meskipun sekarang kakek tidak sudah tidak muda lagi...tapi kakek tau bahwa itu mereka...mereka menjaga kuil ini agar terhindar dari bahaya yang mengancam."Kakek itu tertawa

"Waahh, apa kakek bisa mengenalkan nya padaku?"Ledek Elena tersenyum

"Kau ini ....apa kau tidak percaya pada cerita kakek?....dasar anak nakal.."Kakek pun kesal oleh Elena

"Hey,kakek bukan begitu aku benar benar ingin dikenalkan juga, aku sungguh-sungguh."Lanjut Elena serius

"Kau...akan melihatnya jika sudah sampai pada waktunya,baiklah sudah senja mari kita masuk kedalam."Kakek itu lalu berdiri

"Aaaa~ kakek tidak bisakah kau kenalkan padaku sekarang."Rengek Elena sambil menggandeng tangan kakek nya

"Tunggulah....waktu yang tepat..."

"Huuu.... kakek pelit! Ngomong ngomong apa kakek sudah minum obatnya?"Tanya Elena

"Oooh...itu..."Kakek ragu

"Lihat! Kakek tidak meminumnya lagi! benar benar padahal dokter sudah memberitahu nya agar tidak telat! Sebagai hukuman aku tidak akan membuatkan kakek bubur bayam untuk makan malam ini!"Elena kesal

"Apa.....jangan ....begitu Elena....yang cantik"Bujuk kakek nya

"Aaaaaaaa! Aku tidak dengar."Jawab ku yang enggan

Beberapa bulan berlalu aku dan kakek ku sangat bahagia meskipun kami hidup dengan sederhana, kehidupan sekolah ku juga bagus aku mempunyai dua sahabat yang sangat baik padaku.

Hingga hari itu datang dengan tiba tiba.

"Kakek akan..keluar sebentar untuk membeli kertas jimat....kau jagalah kuil ini dengan baik...ingat selalu uruslah kuil ini dengan baik! Sebentar lagi akan banyak jemaah yang akan berdoa disini."Ucap kakek itu sambil bersiap siap akan keluar

Mengapa kakek berkata seperti itu?Pikir Elena

"Kertas jimat? Biarkan aku saja yang membelinya lagipula kakek sudah tua, dan mudah lelah bukan?~"Ejek Elena dengan sengaja

"Kau ini....biarkan kakek mu ini merasa muda lagi...dengan bermain main dipasar,kau selalu mengikuti kakek diam diam kemana pun Kakek pergi."Protes kakek Elena

"Itukan karena kakek pergi tanpa bilang bilang! Makanya aku mengikutinya,tunggu dulu bagaimana kakek tau aku mengikuti terus?!"Elena terkejut

"Kau belum....tau kekuatan kakek mu ini ya....hohoho apapun kakek tau..."

Kakek itu bicara degan sombong

"Benarkah~kalau begitu dimana sekarang jodoh ku?"

"Kakek pergi dulu."Pamit kakeknya yang mulai menuruni tangga

"Hei! Kakek! Bagaimana dengan jodoh ku! Katanya kakek tau semuanya!"Teriak Elena kesal yang melihat kakeknya melarikan diri

"Kakek itu selalu saja, melarikan diri saat aku tanya tentang jodoh ku,padahal jika Yura dan Yoko dia mau melihatnya. Haah?! Apakah aku tidak memilikinya satu pun karena itu kakek selalu melarikan diri dari ku?! TIDAKK!!"gumam ku yang panik

Dan benar saja seperti yang dikatakan kakek banyak orang yang datang berdoa disini,hingga sore hari.

Aku melayani mereka yang ingin membawa air suci ini kerumah.

"Haaaa, akhirnya selesai juga aku lelah sekali. Bagaimana kakek bisa kuat melakukan ini setiap hari ya?"Gumam ku sambil bersandar di pohon seraya menunggu kakek pulang.

"Lalu mengapa kakek ini lama sekali? Apakah yang dia katakan itu benar bahwa dia akan bersenang-senang? Aku terkadang tidak mengerti tentang pikirannya"

"Kakek sekarang sudah sangat tua, aku khawatir jika dia mungkin akan meninggalkan ku sendiri di dunia ini."gumam Elena sambil termenung

"keluarga dari kakek juga tidak pernah ada yang mengunjungi kemari, apakah karena ada aku disini makanya mereka tidak mau ya?"pikir Elena

bab 2 KEMATIAN KAKEK

Plip.....plip.....plip..

Suara ponsel lipatku berbunyi.

"Hmmm,siapa ini? Halo dengan kuil fushime."Aku lalu menjawab telpon itu.

"Hei! Elena kau dimana?!"Tanya orang dalam telepon itu dengan panik

"Yura? Apa kau Mengganti nomor ponselmu?"

"Huuuh! Bukan saat nya bicara ini! Kakek mu dia..."Ucap Yura dengan paniknya

"Hah?! Kenapa dengan kakek ku?!"

"Dia....dia...."Yura terisak-isak

"KATAKAN DENGAN JELAS!"Bentak ku pada Yura

"Dia..... meninggaaaal...huaa..."

Aku yang mendengarnya sangat terkejut,air mata ku lalu mengalir dengan sendirinya. Aku menjatuhkan ponsel ku dan berlari meninggalkan kuil itu.

Saat aku datang, aku melihat jasad kakek ku ditutupi oleh kain dan disebelahnya penuh dengan genangan darah. Kakek ku meninggal saat ingin menyebrang karena tertabrak oleh kereta kuda.

Aku menangis sejadi jadinya sambil memeluk jasad kakek ku yang mulai terasa dingin, Yura memelukku untuk menenangkan ku.

Hingga saat pemakaman aku masih menangis, aku tidak makan apapun sejak hari itu. Keluarga kakek pun tidak ada yang datang untuk ke pemakaman nya, aku Yura dan Yoko yang mengurus pemakaman kakek ku.

Aku sangat berterima kasih pada mereka berdua yang mau membantuku.

"Elena kau harus makan sesuatu,jika tidak kau akan sakit nanti."Ucap Yura membawakan buah

"Tidak, terimakasih atas semua bantuan kalian."Aku berterimakasih pada mereka dengan mata yang sembab

"Tidak apa apa,itulah gunanya sahabat."Yura dan Yoko memeluk ku dengan erat.

Lalu mereka pun pergi.

"Jangan lupa untuk makan Elena!"Teriak Yura dari tangga

"Kalau kau Sampai tidak makan,kami akan marah apa kau tau."Teriak Yoko

"Ya aku tau."Ucap ku melambaikan tangan

Mereka pun pergi naik taksi dan kembali pulang kerumah.

Aku lalu duduk disalah satu anak tangga yang menuju kuil, aku melamun untuk beberapa saat.

"Seharusnya aku ikut saja waktu itu......mengapa waktu itu aku...tidak ikut...? Mengapa..."Gumam ku seraya mengusap air mata ku

"Ini semua salahku...aku bahkan bicara dengan tidak sopan padanya...hiks...ini semua salah ku!!"Teriak ku dengan menangis

Lalu tiba tiba angin berhembus dengan kuat tapi hanya sebentar.

Syung.....

Aku menghalang angin itu dengan lenganku.

"Kuat sekali..."Ucapku yang menahan angin itu

"Hah? Apa itu?"

Aku melihat sesuatu berdiri diatas pohon sebelah kuil, terlihat seperti seseorang yang mengenakan pakaian hitam,pedang dan topeng yang menyeramkan tengah melihat ke arah ku.

"Apa itu? Terlihat seperti seseorang tapi..."Aku tersadar lalu aku berlari masuk ke dalam kuil.

Aku menutup pintu rapat-rapat.

"Jika itu manusia mengapa dia bisa berdiri dia atas pohon begitu?! Apa dia mahluk?!"Gumam ku sambil mengunci pintu itu.

Beberapa Minggu berlalu aku masih sangat sedih karena kepergian kakek ku yang sangat mendadak, aku menggantikan kakek ku untuk mengurus kuil ini sendiri.

Sejak kakek ku pergi,mahluk mahluk itu semakin aktif menampakan diri didepan ku.

Tidak hanya dimalam hari tapi ketika aku berangkat sekolah juga mereka tiba tiba muncul dalam wujud yang menakutkan, mereka bahkan menempeli Yoko dan Yura.

Aku ingat pesan kakek padaku jika aku melihat mahluk mahluk itu,'berpura pura lah untuk tidak melihat nya. Jika mereka sampai tau bahwa kau bisa melihat mereka,mahluk itu akan memakan mu dan kau akan menjadi seperti mereka lalu kau akan di hisap masuk ke dalam dunia para mahluk dan tidak akan pernah bisa kembali ke dunia manusia kembali'.'

Tapi sangat sulit menghindari nya karena mereka yang tiba tiba muncul didepan ku dengan wujud yang sangat menyeramkan,maka dari itu jika aku pergi ke sekolah aku selalu membawa jimat dari kuil ini untuk perlindungan ku.

Hari ini aku akan berangkat sekolah,sebelum berangkat aku menyempatkan diriku untuk berdoa.

"Baiklah,aku berangkat dulu kakek."Ucap ku pada foto kakek yang berada di ruang tamu.

Aku lalu berbalik dan melihat seseorang yang memakai topeng dan membawa pedang itu berdiri di tangga menuju kuil.

Kejadian aneh yang satu lagi adalah orang ini, aku tidak tau dia orang atau bukan tapi dia selalu berdiri ditangga itu saat aku berangkat sekolah maupun saat aku pulang sekolah.

Elena lalu melewati orang itu.

Dan yang pasti orang ini tidak pernah bicara saat aku melewati nya.

Sebenarnya aku yakin dia mahluk karena tidak ada yang melihatnya selain aku,dia juga ada dimana mana tapi dengan pedang dan topeng yang berbeda.

Aku lalu berjalan menuju sekolah ku.

"Hei Elena!"Panggil Yura dengan menghampiri Elena

"Oh,Yura tumben sekali kau datang sepagi ini?"Tanya ku yang jarang melihat nya datang lebih awal

"Ah,itu karena aku bertugas membersihkan perpustakaan hari ini, mengapa mereka tidak membayar seseorang untuk membersihkan sekolah?!"Jawab Yura dengan kesal

"Mungkin mereka tidak ingin mengeluarkan uang mereka, lagipula siswa siswi disekolah ini lumayan banyak jadi,mereka menggunakan itu untuk merawat sekolah ini,bukankah begitu?"

Kami berjalan dibawah pohon yang rindang

"Huuuh! Benar sekali,jika mereka tidak ingin mengeluarkan uang lalu mengapa mereka membuat sekolah ini? Akhhh! Aku sangat lelah!"Omel si Yura

"Hahahaha,yah kita tidak bisa berbuat apa apa kan."

Aku tertawa lalu aku melihat diujung mataku ada orang itu lagi yang berdiri diatas pohon seraya melihat kami.

Apa apaan mahluk itu?mengapa ia selalu muncul?Pikir Elena tanpa melihatnya

"Elena kira kira dikantin mereka membuat sosis tidak ya? Jika mereka membuatnya aku akan mengambil 10 sosis untukku makan! Wah membayangkannya saja membuat ku lapar."Ucap Yura menghayal

"Hmm semoga saja ada ya."Jawab Elena, tiba tiba punggung Yura ditempeli oleh mahluk.

Mahluk ini seperti laba laba tapi berkepala manusia pelontos dengan mata yang terbelalak.

Apa apaan ini?! Mengapa mahluk ini muncul dan menempeli Yura?!bagaimana aku mengusirnya?!Pikir Elena yang sedikit panik

Lalu Elena memiliki satu ide.

"Ahhhh! Jika ada ayam goreng bukankah lebih bagus! Itu akan pas dengan sosis itu bukan?"Ucap Elena sambil merangkul Yura dan membuat mahluk itu jatuh.

"Wah sepertinya itu juga enak!"Jawab Yura yang tidak sadar

Fiuh....syukurlah setidaknya aku bisa mengusirnya.Pikir Elena lega

"Hei,Yura jika kau berangkat sekolah atau pulang bawalah jimat dari tempat ku."Elena meminta

"Jimat? Untuk apa?"Tanya Yura

"Itu bisa melindungimu dan yang pasti, jodoh mu pasti akan segera terlihat~"Ucapku seraya berlari

"Wahhhh!!! Berikan aku jimat itu! Elena!"Yura lalu mengejar ku

Kami pun sampai disekolah dan pelajaran dimulai hingga sore hari.

bab 3 CATATAN PARA MAHLUK

Kelas selesai dan kami pulang.

"Elena kami pulang dulu,hati hati dijalan ya."Yura berpamitan

"Ya,sayang sekali rumah kita beda arah. Sampai bertemu besok."Ucap Yoko melambaikan tangan nya

"Ya,kalian berhati hatilah"Balas ku yang melambaikan tangan

Haaaah padahal aku juga ingin pulang bersama dengan teman temanku,tapi karena rumahku di kaki bukit yaah mau bagaimana lagi.

Tapi sebenarnya aku selalu pulang ditemani dengan para mahluk,aku ingin ditemani manusia bukannya mahluk yang menyeramkan seperti itu!!.

Aku berjalan melewati pepohonan yang rindang sendirian.

Aku banyak melihat mahluk mahluk yang bergerak kesana kemari dengan bebasnya,ada yang mencari bola mata nya, rangka tanpa kulit,kepala yang terbang dan masih banyak lagi.

Aku juga melihat pak tua yang duduk dibawah pohon itu tanpa memiliki kaki dan bola matanya tidak ada.

Apa mungkin dia korban tabrak lari disini? Aku pun tidak tau,selagi aku tidak berkontak mata dengan mereka maka aku akan selamat, tapi..... Kenapa dunia ini penuh dengan mahluk?!

Aku lalu sampai di anak tangga kuil,lalu angin berhembus dengan cukup kuat.

Syuuuung....

Aku menutupi mataku dengan lenganku.

Selalu saja ada angin yang menerpa ku saat aku menginjakkan kaki ku di anak tangga ini, dan sebentar lagi pasti dia akan muncul.

Lalu aku melihat entah itu mahluk atau bukan, berdiri di dahan dahan pohon.

Aku tidak langsung melihatnya karena aku takut,tapi jumlah hari ini bertambah.

Apa?! Kenapa jadi 4 sekaligus?! Biasanya mereka akan muncul satu persatu?!Pikir Elena yang terkejut melihat mahluk itu muncul bersamaan

Tenang lah Elena semua akan baik baik saja jika kau tidak melihat nya.

Elena lalu melanjutkan menaiki anak tangga itu,hingga pertengahan anak tangga elena mendengar suara.

"lllllllllllllll lllllllllllllll llllllllll"

Suara apa itu? Kenapa suara mereka seperti orang yang sedang makan sambil berbicara? Pikir Elena yang mendengar suara tidak jelas itu sambil menaiki anak tangga terakhir.

Elena sampai di gerbang kuil kemudian Elena berbalik, ternyata mahluk itu sudah hilang.

Baguslah jika mereka sudah hilang.

Pikir Elena yang kemudian masuk kerumahnya.

Setelah selesai berganti pakaian, elena kembali ke halaman kuil untuk bersih bersih.

Elena membersihkan patung dewa,lonceng dan masih banyak lagi hingga waktu memasuki sore hari.

"Hah? Tidak terasa sudah senja begini,kenapa rasanya cepat sekali?"Gumam Elena sambil menyeka keringat nya

Lalu Elena masuk kembali dan mandi, malam harinya Elena sedang belajar di dalam kamarnya.

"Oh iya! Sudah beberapa Minggu ini aku tidak membersihkan kamar kakek,apa aku bersihkan sekarang saja ya? Lagipula ini tidak akan selesai tepat waktu."Ucap Elena seraya menutup bukunya dan mengambil lilin lalu menyalakan nya.

Elena lalu berjalan menuju ke kamar kakeknya,sambil membawa lilin yang menyala.

"Padahal akan lebih nyaman jika kamarnya dipasangkan lampu listrik, tapi kakek benar benar menolaknya ia bilang lebih nyaman menggunakan lilin seperti ini. Bukankah memakai lilin seperti ini tidak nyaman sekali? Selain cepat habis,ini juga mudah membakar sesuatu." Elena berbicara sampai masuk ke kamar kakeknya.

Elena duduk ditempat yang biasa digunakan kakek nya untuk bekerja membuat jimat.

"Haaa....tempat ini dingin sekali." Elena menyentuh meja itu

"Baiklah mari kita bersih bersih!" Elena pun memberikan ruangan itu dengan sangat bersih hingga ia mengangkat sebuah peti kecil.

Bruak......

Peti kecil itu tidak sengaja terjatuh dari tangan elena.

"Aduh! Mengapa pakai jatuh segala sih?." Ucap Elena mengeluh

"Hmm? Apa ini?" Elena melihat didalam peti kecil itu banyak buku kuno dan kertas kertas.

" 5 Penjaga kuil fushime?" Elena membuka sebuah buku tua itu

"Sebelum menjadi penjaga kuil fushime, mereka dulunya adalah penjaga mata angin. Mereka memutuskan untuk meninggalkan itu dan mengkloning kan diri mereka, karena seorang manusia langka yang memiliki garis keturunan dewi Amaterasu yang mereka sembah. Manusia ini bernama Yami nagaki, yang saat itu masih sangat muda,kami memutuskan untuk melindunginya dari kegelapan yang akan menelan nya dan dari roh roh jahat lainnya." Elena membaca buku kuno itu didepan sebuah lilin

"apa ini catatan mahluk itu?" gumam Elena

"Bertahun tahun kami melindunginya pada saat itu dia tidak bisa melihat kami dan hanya bisa mendengar suara kami saja, tapi saat umurnya mulai memasuki 20 tahun,ia mulai melihat kami dengan jelas."

"Ia lalu membuatkan kami sebuah kuil yang bernama fushime, saat kami bertanya tentang penamaan kuil ini ia hanya tersenyum dengan lembut tanpa berkata,kami menjalani hidup seperti seorang manusia kami memanggilnya sebagai tuan sekarang,dan menjaga kuil ini bersama sama hingga saat itu terjadi."

"Entah bagaimana saat tuan berumur 90 tahun ia kehilangan penglihatan dan pendengaran nya pada kami, tuan kami berteriak-teriak memanggil kami dengan air mata yang mengalir. Padahal saat itu kami tepat berada disebelah nya,kami mencoba untuk menenangkan nya tapi tidak bisa, kami tidak bisa menyentuh tuan kami lagi. Kami yang awalnya tidak bisa merasakan perasaan manusia tiba tiba dada kami menjadi sesak melihat tuanku yang tertatih-tatih mencari kami sambil menangis."

"Kami berusaha mencari tau apa yang terjadi pada tuan kami tapi kami tidak menemukan apapun,lalu kami tersadar apakah mungkin karena umurnya yang sudah lanjut? Jika itu menyangkut umur kami tidak bisa berbuat banyak."

"Tuan kami selalu mencari kami di kuil dan ditempat dimana kami menghabiskan waktu bersama, hingga tuan kami jatuh sakit dan para jemaah yang berdoa di kuil ini yang merawatnya."

"Tentu kami sangat sakit melihat tuan kami menjadi seperti ini karena kami sudah bersama untuk waktu yang cukup lama. kami mencoba berbicara dan menggunakan apa saja agar tuan kami dapat melihat dan mendengar kami kembali, tapi semuanya sia sia tuan kami tidak pernah bisa mendengar dan melihat kami lagi."

"Apa ini.....mengapa ini jadi sedih..."Elena menitikkan air matanya

"Meskipun tuan kami tidak bisa melihat kami, tapi kami selalu ada disisi nya hingga saat ini."

"catatan ini...hiks....berakhir disini.." Ucap Elena yang melihat halaman terakhir itu

"Jadi kakek dulu punya garis keturunan dewa,kakek juga bisa melihat itu seperti aku. Kenapa kakek tidak memberitahuku selama ini?" Gumam Elena sambil mengembalikan buku itu kedalam peti, tapi tiba tiba selembar kertas berwarna coklat jatuh

"Hah apa itu?" Elena lalu mengambil dan membacanya

"5 Penjaga kuil Fushime

•Naga (Seiryuu) elemen kayu dan hujan

•Burung surgawi (Suzaku) elemen api

•kura kura dan ular (Genbu) elemen air

•harimau putih (Byakko) elemen angin

•harimau putih (Byakko) elemen logam

Mereka bahkan bisa mengeluarkan elemen elemen yang lainnya."

"Sepertinya kakek menulis ini agar selalu mengingat mereka, jadi mereka hewan penjaga kuil ini ya.." Ucap Elena membaca kertas itu lalu memasukkan nya ke dalam peti kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!