NovelToon NovelToon

Cinta Mahasiswi Absurd.

Terlambat lagi

Kriiiiiinngggg........

Kriiiiinnnnggg.......

Kriiiiiiinnnngggg.......

Suara dering alarm berbunyi terus menerus, seorang wanita cantik masih bergulung nyaman dengan selimutnya. Namun karna alaramnya terus berdering,  mau tidak mau ia menggeliat dengan malas dan mematikan alaramnya. Namun seketika matanya membelalak dan ia berteriak sekeras mungkin. 

"huaaaaaaaaaaaaaa, sudah jam segini kenapa tidak ada yang membangunkan aku" clara berteriak dan langsung beringsut turun dari ranjang berlari meraih handuk yang tergantung pada gantungan yang memang sengaja untuk menggantung handuk setelah dipakai. 

Clara mandi dengan terbaru buru dan tergesa gesa,  sebab jam sudah menunjukan pukul tuju pagi. Setelah selesai mandi,  clara langsung berpakaian dan hanya menyisir rambutnya beberapa kali. Wanita berparas cantik itu akhir akhir ini sering terlambat bangun karna ia sering begadang untuk mengerjakan tugas tugas yang ia dapat dari dosen barunya. Biasanya sebelum ia berangkat ke kampus, clara selalu menyempatkan untuk merias wajahnya, namun kali ini ia sudah tidak sempat untuk merias bahkan sekedar sarapan saja ia tak sempat. 

Clara tergopoh gopoh menuruni tangga, dibawah tepatnya di meja makan, Hermawan dan istrinya sudah duduk menikmati sarapan pagi. 

"selamat pagi mah, pah" clara menyambar gelas berisi susu dan menenggaknya setengah,  kemudian ia mencium pipi ibunya lalu memutari meja bergantian mencium ayahnya. 

"kamu nggak sarapan dulu" tanya sang ibu yang melihat anaknya terbaru buru. 

"enggak ma, clara udah telat ni. Dah mama, dah papa"

"minimal makan rotinya nak" panggil Ibunya lagi dengan setengah berteriak, namun tetap diabaikan oleh clara. 

Sedangkan pak Hermawan hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan anaknya. 

"anak itu.. Selalu saja begitu.  Papa perhatikan akhir-akhir ini dia selalu terburu buru memang ada apa sih ma? "tanya pak Hermawan kepada sang istri. 

" dia itu semalam begadang, ngerjain tugas kuliahnya katanya" jawab claudia sang istri. 

Sesampainya clara di kampus, ia berlari terburu buru hingga tak perduli menabrak mahasiswa yang tengah berjalan pada koridor kampus. 

*BUUUK*

Clara dengan tidak sengaja menabrak mahasiswa berpenampilan culun, mahasiswa itu memakai kemeja pendek bergaris dan bajunya sengaja dimasukkan. Tatanan rambutnya belah tengah dan rambutnya klimis mengkilap, memakai kacamata bulat serta kemana mana selalu menenteng buku. 

"Eh, sory sory gue nggak sengaja.  Gue buru buru" clara meminta maaf kepada orang yang tak sengaja ia tabrak.

Abdi yang ditbrak hanya mengangguk dan menundukkan tubuhnya membereskan buku bukunya yang berjatuhan. Abdi sedikit mendongak memandang punggung clara yang menjauh berlari. 

"dibantuin ambil buku kek, malah cuma minta maaf. Untung cantik" grutu  Abdi yang memandang clara, kemudian membenahi kaca matanya yang melorot. 

Sampai didepan pintu kelas, clara langsung masuk tanpa permisi dan duduk pada kursinya.  Sementara shania dan yola hanya menepuk jidat mereka masing masing, pasalnya didalam kelas sudah ada pak dosen yang berdiri didepan mahasiswa lain sedang menjelaskan tentang pertanyaan dari mahasiswa itu. 

Clara yang tidak sadar kalau sudah ada dosen, dengan santainya clara berkata tanpa suara yang halus atau berbisik. Malah dengan terang terangan clara mengatai dosennya sebagai dosen jalang. 

"untung aja dosen jalang itu belum masuk" kata clara tanpa filter. 

Shania dan yola semakin menepuk jidatnya dan menunduk menutup wajahnya, shania yang berada pada kanan clara, dan yola yang berada pada sisi kiri clara berusaha memberi kode kepada sahabatnya itu. Yola menendang kaki clara agar clara menoleh padanya, namun belum sempat clara menoleh dosennya sudah mendekat menghampiri meja clara. 

"siapa yang kamu sebut dosen jalang?" tanya Angga kepada clara. 

"siapa lagi kalau bukan pak angg.....  Ga" clara langsung menyengir saat ia mendongakkan  kepala dan mendapati orang yang ia maksud sudah didepan matanya. 

"eh bapak" kata clara sambil menyengir karna sudah kepalang malu. 

"lari keliling lapangan kampus sebanyak sepuluh kali sekarang" perintah Angga kepada clara tanpa basa basi. 

"yahh jangan dong pak, saya Minta maaf deh. Jangan hukum saya dong pak" rengek clara memohon agar tidak dihukum. 

"lari sekarang atau saya kasih tambahan tugas buat kamu lima bab lagi?" ancam Angga dan memberi pilihan hukuman. 

"yahh, kok gitu sih pak" bantah clara berharap agar ia tidak dihukum. 

"saya hitung sampai tiga kalu kamu belum lari juga saya tambahin jadi sepuluh bab. 

Satu... Dua... "

Belum selesai Angga menghitung clara sudah berlari keluar membawa rasa dongkolnya. Shania dan yola saling pandang, lalu kemudian kembali fokus pada penerangan Angga di depan. 

"iiiiiiiihhhhhh, nyebelin banget sih tu dosen. Berangkat udah capek capek malah disuruh lari, haaaaaaaaaa, apes banget sih hidup gue" rutuk  clara meratapi nasipnya 

Bagaimana tidak merutuki nasib, pasalnya clara diminta berlari memutari lapangan yang sangat luas, seluas hamparan padang pasir yang ada di Mesir. Saking luasnya, saat semua sudah selesai belajar dan beristirahat, clara masih mendapat seperempat putaran pertama. Abdi si calun melihat clara dan merasa kasihan dengan cepat ia berlari ke kantin membeli satu botol air mineral, dan ia berikan kepada clara. 

Clara yang duduk melantai pada lantai paping lapangan beristirahat dengan keringat yang bercucuran. Bukan hanya karna ia berlari, melainkan matahari yang sangat terik membuat ia semakin gerah dan keringatnya semakin mengalir deras, Clara meringis menahan rasa lelahnya. Dan ia baru mendongakakan  kepala saat mendengar suara laki laki didepannya. 

"ini buat kamu" kata Abdi  seraya menyodarkan satu botol air mineral kedepan clara. 

Clara pun menerimanya, lalu membuka tutup botol itu dan menenggak isinya setengah. Nafasnya masih tersengal sengal, karna lelah. 

"makasih ya" clara berterimakasih kepada Abdi. 

"sama sama" abdi menjawab singkat. 

Lalu clara kembali mendongak menatap Abdi, dengan tatapan penuh tanya. 

"kenapa?" tanya clara kepada Abdi yang masih berdiri didepannya  dengan tersenyum-senyum melihatnya. 

"nggak apa, aku cuma mau menemani mu disini" kata Abdi 

"nggak usah, gue berani disini sendiri" tolak clara mentah mentah. 

"aku tidak berfikir kalu kamu itu takut, ini hanya inisiatifku saja" kembali Abdi berkata. 

"udah nggak usah, gue nggak papa. Lagian emang lo nggak ada kegiatan lain apa?" tanya clara berharap Abdi pergi meninggalkannya. 

"nggak ada, aku sudah selesai kelas hari ini" jawab Abdi kembali. 

"oh ya, kamu lapar tidak. Kalau lapar aku belikan makanan ya" Abdi memberi tawaran kepada clara

"udah nggak usah, gue bisa beli sendiri" tolak clara. 

"atau kamu butuh..."

"nah tu tu tu, sahabat gue udah dateng udah mendingan lo tinggalin gue disini.  Temen gue udah dateng" usir clara kepada Abdi saat melihat shania dan yola datang mendekat. 

Terlihat yola berlari mendekat kepada clara meninggalkan shania jauh dibelakang. Sebab shania susah untuk berlari karna tubuhnya yang tambun sehingga sulit baginya untuk berlari. 

"clar, lo nggak papa kan?" tanya Yola saat sudah berada didekat clara, serta menyadorkan tisu untuk mengelap keringat clara. 

Shania yang baru datang mendekat dengan nafas yang masih tersengal-sengal memandang Abdi yang berdiri mematung disamping clara. Seolah raut wajahnya bertanya *ngapain lo disini?*

Dongkolnya Hati..

"huuuaaaaaaaaaa, apes banget si hidup gue hari ini" rengek clara seraya melempar tubuhnya berbaring diatas ranjang yola. 

"lagian kok lo bisa bisanya telat sih heran gue, masak satu minggu ful lo telat muluk" kata shania terheran heran dengan sahabatnya itu. 

"iya, lo begadang sampe jam berapa sih clar, sampek lo selalu bangun terlambat. Emangnya bokap nyokap lo nggak bangunan" kata yola berkelakar.  

"bangunin" kata shania meralat. 

"duuuuoooohhhh, ini semua gara gara dosen jalang itu. Masak gue dikasih tugas banyak banget, cuma gara gara telat masuk satu menit doang" kata clara menjelaskan dan malah berguling guling tidak jelas diatas ranjang yola. 

"eh, tapi gue mau nanya deh sama elo, tadi itu si Abdi ngapain. Kok bisa bisanya sama lo di lapangan?" tanya  shania saat mengingat Abdi yang berdiri bego di samping clara tadi siang. 

"dia ngasih gue minum" jawab clara dengan posisi tertelungkup. 

"kayaknya dia suka deh sama lo clar" terka yola seraya mengulum senyum dengan shania. 

"dih,  amit amit" kata clara bergidik geli membayangkan jika Abdi si laki laki culun itu benar benar menyukainya. 

"ya nggak papa kali, lo kan jomblo" ejek shania kepada clara dan detik kemudian shania dan yola kompak tertawa. 

"iiiiihhhhhh, kok lo kayak gitu sih sama gue. Ogah, lebih baik gue pacaran sama om om daripada sama Abdi. Gak ada maco maconya sama sekali" bantah clara seraya melempari dan memukuli shania menggunakan bantal. 

Sedangkan shania hanya tertawa merespon amukan clara. Sedangkan yola hanya tertawa terbahak bahak melihat mereka saling guling gulingan diatas karpet. 

"eh, udah udah udah. Pada mau minum apa ini?" yola melerai  mereka dan  menawari kedua sahabatnya. 

"kalau ada, gue mau Orange jus ya" pinta shania. 

"kalo lo clar?" 

"apa aja deh" jawab clara. 

"ya udah, gue turun dulu sebentar"

"eh jangan lupa kalok ada cemilannya sekalian" pinta shania menahan langkah yola. 

"yeeee, makan mulu lo, lo gak liat badan lo. Tadi aja susah buat lari" kata clara meraup wajah shania dengan tangannya. 

"ada kok tenang aja" jawab yola kemudian ia benar benar turun ke lantai bawah. 

"ya emang kenapa sih, orang gue laper" kata shania 

Tak lama kemudian yola sudah kembali dengan membawa nampan berisi minuman tiga gelas. Satu gelas jus alpukat dan dua gelas jus jeruk, tak lupa juga ia membawa beberapa cemilan snek kemasan dan beberapa cemilan pada toples.

"masih aja berlanjut debatnya. Nggak capek apa" sahut yola saat memasuki kamarnya. Dan mendapati dua sahabatnya masih terus berdebat. 

Shania langsung mengambil satu gelas jus jeruk dan meminumnya tanpa sungkan. Dalam waktu yang cukup lama mereka terlibat percakapan, mereka memang sering main bersama dan selalu berpindah pindah tempat. Terkadang dirumah yola, atau dirumah clara dan tak jarang juga dirumah shania, dan kegiatan mereka saat bermain seperti saat ini adalah saling berbagi cerita, terkadang melakukan tretment rumahan seperti maskeran bersama atau skincare bersama sama. Tak jarang juga mereka berghiah tentang laki laki, seperti saat ini merek tengah membahas virga mantan pacar clara yang terkenal tampan dan maco. Laki laki tinggi tegap dan bertubuh atletis itu sangat digilai beberapa mahasiswi dikampusnya, bahkan sebelum berpacaran dengan clara. 

"eh clar, lo kenapa harus putus deh sama virga, secara kan nih ya virga itu cowok idaman bagi para ladies dikampus kita. Banyak loh yang berminat jadi cewenya dia" kata shania mulai berghibah disela sela mereka yang tengah maskeran wajah. 

"ganteng buat apa kalok selingkuh. Mending gue jomblo dari pada tekanan batin" jawab clara dengan santainya. 

"selingkuh?"' dengan kompak shania dan yola menanggapi

"eh seriusan lo?  Demi apa? "tanya shania tak percaya. 

" ya gue liat dengan mata kepala gue sendiri dia selingkuh, mending selingkuhanya lebih cantik dari gue. Modelannya aja kayak dakocan" tutur clara dengan kesannya. 

"emang selingkuh sama siapa?" yola bertanya dengan penuh rasa penasaran. Pasalnya clara terkenal sebagai mahasiswi paling cantik di kampus tempat mereka kuliah. 

"sama si siti" jawab clara dengan bibir yang sudah manyun  seperti bebek. 

Sesaat yola dan shania saling pandang, kemudian mereka kompak menahan tawa sampai perut mereka keram. Dalam hati sebenarnya mereka ingin tertawa sekeras mungkin, akan tetapi mereka takut masker wajah yang mereka kenakan retak. 

Alhasil mereka tertawa tanpa suara sambil mengipasi  masker mereka dengan kedua telapak tangan. Air mata mereka keluar sedikit dari mata sisi pangkal hidung, clara yang melihat mereka menahan tawa lantas menoyor mereka secara bersamaan, sampai sampai mereka terhuyung  berbaring diatas karpet berbulu

"ngapain pada ketawa? Seneng sahabatnya diselingkuhin?"  kata clara setelah menoyor mereka. 

Pada akhirnya tawa mereka menggelar dan tak perduli masker mereka yang retak. Perut mereka sampai kaku karna tertawa, kemudian shania dan yola duduk kembali dan menetralkan nafas mereka. 

"clar, dari sekian ribu mahasiswa dikampus kita, yang cantik selain lo itu banyak loh, kenapa harus sama si siti sih, gak percaya ah gue" kata shania mengomentari. 

Sedangkan yola masih belum bisa berkomentar, karna setiap dia akan bicara sudah tertawa duluan. Sedangkan clara yang ditertawakan hanya diam bingung melihat temannya yang sudah tertawa tak henti henti. 

Disaat yola dan shania tertawa, tiba tiba ponsel clara berdering. 

"eeeeehhh, diem diem, sssssttttt" pinta clara agar shania dan yola diam. 

"ya pak selamat siang" kata clara saat menerima telfon dari pak dosen. 

"iya pak, ini saya juga lgi ngerjain sam temen temen saya. Iya pak, ini saya juga lagi ngerjain" kata clara sepertinya dia mulai dongkol. 

"siapa clar?" tanya yola saat clara sudah mematikan ponsnya. 

Clara mencebik dan melemparkan ponselnya diatas bantal. 

"pak Angga" jawab clara sewot. 

"kirain si siti" ejek shania dan membuat yola kembali tertawa dengannya. 

"apaan sih, siti mulu yang di inget" sahut clara kesal. 

"mendingan kita ke mall aja yuk, sebelum kesorean" ajak clara kepada dua sahabatnya. 

"ide bagus tu. Udah lama juga gue nggak nge-mall" sahut yola menyetujui. 

"ya udah,  berarti kita?"kata shania dan langsung disahut secara kompak oleh yola dan clara.

"cabs!!!!!!!" 

Mobil porche berwarna biru tua milik clara meliuk liuk membelah kemacetan kota jakarta. Didalam mobil itu tiga wanita muda itu saling bernyanyi bersama dengan memutar lagu energic sehingga mereka kompak berjoget ditempat duduk mereka. Clara sendiri yang menyetir juga tampak terlihat sangat happy dan sejenak ia melupakan tugas tugas yang ia terima dari Angga sang dosen. 

Sesampainya di mall mereka tampak keluar masuk store dan membeli beberapa baju. Ketiga wanita itu tampak senang dan bahagia tanpa beban, setelah mereka membeli baju mereka juga menyempatkan  makan di restoran yang ada di mall itu. 

Mereka tampak tertawa tawa seperti tak ada beban hidup yang mereka tanggung. Bagaimana tidak? Orang tua mereka adalah orang yang tak bisa diremehkan, pasalnya orang tua mereka adalah pebisnis yang sangat disegani oleh prtner mereka. Kekayaan juga jangan diragukan lagi, harta orang tua mereka tak akan habis sampai tujuh turunan delapan belokan yang meliuk liuk   sekalipun. 

Disaat mereka tengah menunggu pesanannya datang, tiba tiba clara meluruh bersembunyi dibawah meja. 

Shania dan yola yang tampak bingung, lantas menoleh dan celingukan kesembarang arah. Dan saat melihat Angga dosen mereka baru mereka paham.

"clar, orangnya kesini" bisik yola memberi tau. 

Dan clara masih dengan posisinya yang meringkuk tertunduk dibawah meja. 

 

Pura-pura Tidak Tau

Angga dosen clara and the genk mendekat saat dari jauh ia melihat keanehan pada tiga pemudi yang sedang menunggu pesanan. Laki laki bertubuh tinggi tegap, serta memiliki paras yang tampan selalu membuat siapapun terpesona kepadanya. Namun sikapnya yang cool membuat siapapun merasa sungkan untuk mengajaknya ngobrol, jika tidak dirinya sendiri yang mengajak bicara  tak akan ada yang berani bicara padanya paling hanya sebatas menyapa saja. 

"loh, kalian ada disini" sapa Angga kepada shania dan yola, namun pandangannya sedikit melirik kebawa meja. 

"hehehe, iya pak. Lagi boring dirumah, pengen makan di luar" jawab shania dan yola. 

"tumben cuma berdua, biasanya bertiga" kembali Angga bertanya kepada shania dan yola. 

"eeeeuuuuummmm, clara lagi ngerjain tugas pak dirumahnya, tadi kita ajak dia nggak mau" kilah yola membohongi Angga. 

"ooo, rajin juga ya ternyata. Tapi kenapa selalu terlambat dan jarang mengumpulkan tugas kampus?" kembali  Angga berkata mencoba berdialog dengan dua mahasiswinya itu. 

"oooowww, kalau soal itu kita.. Kita nggak tau pak" jawab shania sedikit terbatas bata. 

Sebenarnya Angga masih ingin mengajak mereka ngobrol sampai clara muncul dari balik meja persembunyiannya namun sonya kekasihnya sudah memanggilnya dan menyusulnya.   

"sonya, kenalin ini shania dan yola mahasiswiku dikampus" kata Angga memperkenalkan yola dan shania kepada sonya. 

Sonya pun bersalaman dan tersenyum ramah. 

"halo, sonya" kata sonya menyapa mereka. 

"shania"

"yola" jawab shania dan yola secara bergantian setelah sonya menyalaminya.

"ya sudah yuk, kita pulang" ajak sonya pulang kepada Angga. 

"ya ayo" jawab Angga menyetujui. 

Namun sebelum benar benar pergi meninggalkan yola dan shania, Angga sengaja berucap dengan nada yang sedikit dikeraskan "hati hati ya kalian disini. Nanti ada tikus got besar sekali"  bersamaan  itu cicak yang merayap dibawah meja melompat ke punggung clara. Sontak clara menjerit dan terpaksa keluar dari tempat persembunyiannya. 

"huuuaaaaaaaaaa, tikus tikus. Ada tikus, tikus itu jatuh ke punggung gue" clara memekik ketakutan bercampur rasa geli menjalar pada tubuhnya. 

"ooooowwwww, anak rajin ternyata ada di sini juga? Ngapain di kolong meja? Ngerjain tugas?" kata Angga yang berhasil membuat clara keluar dari kolong meja. 

Shania dan yola kompak menepuk jidat  dan menyembunyikan wajahnya dengan menundukk. Sedangkan clara menyengir keki karna telah ketahuan, ia langsung salah tingkah dan malu. 

"hehehe, bapak" kata clara sambil garuk garuk kepalanya yang tak gatal. 

Sebenarnya Angga belum pantas dipanggil dengan panggilan bapak, hanya saja ia menjadi dosen diusianya yang masih dua puluh satu tahun, maka ia sering dipanggil bapak jika bertemu dengan mahasiswanya diluar kampus. 

"katanya ngerjain tugas, apakah ngerjain tugas di bawah kolong meja restoran? Cari sensasi baru ya? Semoga tugasnya cepat selesai ya, dan besok bisa mengumpulkan dan berangkat tepat waktu" kata Angga menasihati. 

Clara hanya terdiam cengengesan saat Angga berkata, ia merasa keki dan malu sangat sangat malu. Kemudian Angga dan Sonya pergi meninggalkan mereka, dan clara terduduk masih dengan perasaannya yang menahan malu. 

"clar, mending sekarang kita pulang aja deh, makanannya kita take away aja" usul shania. 

"iya nih, bener kata shania. Lo juga harus fokus ngerjain tugasnya dari sore ini, jangan sampek lo begadang lagi terus terlambat lagi" imbuh yola 

Clara tampak menimbang nimbang,  kemudian ia menyetujuinya.  Dan akhirnya makanan yang mereka pesan ditake away, dan semua kini sudah berada di rumah masing masing. Namun mereka masih saling mengobrol lewat sambungan telfon video. 

"ini apa lagi, tadi kan udah ketemu seharian masih dilanjut video call group" keluh shania saat sudah bergabung dengan sambungan video call. 

"temenin gue ngerjain tugas" jawab clara 

"ini anak manja banget, segala ngerjain tugas minta ditemenin" sahut yola. 

"bukan cuma nemenin sih, kalo bisa ikut bantuin" sahut clara lagi yang masih fokus mengutak atik laptopnya. 

Dan sembari menemani clara mengerjakan tugas, yola dan shania hanya menemani dengan mengobrol serta saling lempar pertanyaan. Walau begitu clara masih bisa konsentrasi mengerjakan tugasnya. 

"eh, tapi menurut gue  si siti hoki juga ya ternyata, bisa deket sama virga" ujar shania tiba tiba. 

"yahh diingetin  lagi" jawab yola yang sudah tertawa dan juga shania ikut tertawa. 

Entah mengapa yola jika mendengar nama siti dia langsung tertawa, seperti orang yang tengah mendengar joks  lucu. 

"ini, kenapa malah pada bahas si siti sih? Betek deh gue jadinya" kata clara yang sudah mulai betek dan bad mood. 

"clar menurut lo si Abdi gimana?" tanya yola dan langsung membuat shania kembali tertawa. 

"huahahhahah, si Abdi diam diam perhatian tauk sama clara yol" shania menimpali candaan yola yang sedang menahan senyumnya. 

"si kampret malah bahas si Abdi, gue tu gak suka sama Abdi. Tadi siang itu gue cuma dikasih minum, dan gue nggak minta kok"

"elo nggak suka, tapi si Abdi demen sama lo" seloroh shania dan diakhiri tawa kepuasan. 

"eh tapi kira kira kalo Abdi nikah sama clara nanti kira kira anaknya dikasih nama siapa ya yang bagus?"

"Abdul, bagus tu Abdul. Nanti namanya Abdul Takodulkodul" shania kembali meledek clara, mendengar nama yng diusulkan  shania membuat yola semakin tak bisa lagi menahan tawa, tawanya kini sudah menggema didalam kamarnya. Sampai sampai ia tersedak ludahnya sendiri. 

"mampus lo, karma tu ngtawain sama becandain temen sendiri, dah ah gue mau tidur" clara mematikan video callnya dan tinggal menyisahkan shania dan yola. 

"gue, juga mau tidur lah dul" kata yola dan langsung mematikan video callnya itu. 

Clara sendiri yang berpamitan mau tidur kini malah belum juga tertidur. Ia membuka buka galeri di hpnya, melihat lihat moment kebersamaannya dengan virga dalam lubuk hatinya yang terdalam ia masih sangat mencintai dan menyayangi virga.  Namun  ketika clara mengingat kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, rasa benci itu hadir dan membuatnya meneteskan air mata. 

"kenapa sih vir, lo tega banget sama gue. Gue itu masih sayang sama lo dan gue sebenernya nggak mau putus sama lo. Tapi lo terlanjur nyakitin gue, bahkan  lo nggak ada niatan buat ngejelasin semuanya ke gue" gumam clara sambil menangis, dan air matanya membasahi batal. 

Namun tangisnya tak berlangsung lama, karna ia kini sudah terlelap dan terbuai ke alam mimpi. Dan didalam mimpinya ia menjadi pasangan suami istri dengan dosennya sendiri,  ya itu Angga. Didalam mimpi itu, clara hendak dicium oleh Angga yang bersetatus sebagai suaminya, namun belum juga mendapat kecupan dialam mimpi ia tiba tiba terbangun karena terjatuh dari atas ranjang. 

"aduuuuuuhh, bukan cuma di dunia nyata aja nyebelin. Ternyata dialam mimpi juga menyebalkan" clara bangkit sambil memegangi pantatnya yang nyeri. 

"dih, ngapain juga gue ngimpiin dosen jalang itu. Mana mau ciuman lagi" clara menepuk nepuk bibirnya sendiri saat mengingat mimpinya.    

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!