NovelToon NovelToon

Aku Juga Bisa Cantik

Bab 1

"Abi dan Umi aku besok jadi berangkat ke kota. Lamaran yang aku kirim kemaren alhamdulillah aku di terima bekerja disebuah mini market." ujar Ima berbinar saat mendapat telpon bahwa besok ia sudah mulai bekerja di sebuah mini market di kota.

"Kenapa kamu tidak bekerja di disini aja,nak. Di sini juga banyak pekerjaan,kamu adalah putri kami satu - satunya. Ami dan Umi tidak sanggup rasanya berpisah denganmu " Abi Ima tidak setuju jika putrinya pergi bekerja kekota karna disini Ima bisa bekerja pada juragan yang kaya dikampungnya.

Juragan Ari sebenarnya sudah meminta kedua orang tua Ima untuk meminta Ima menjadi istri ketiganya. Ima sudah tau itu makanya ia bersikeras pergi kelola untuk mengubah nasib keluarganya dan menghindari juragan Ari yang sudah tua tapi ingin memperistri dirinya.

Laki - laki tua yang tidak boleh melihat perempuan cantik. Padahal istrinya sudah ada dua masih saja matanya jelalatan ingin menikah lagi. Anak dari istri keduanya saja kepintaran dengan Ima.

"Tapi Abi,aku sudah tidak betah tinggal disini. Aku juga mau berkembang. Aku juga ingin melihat dunia luar. Aku juga ingin mengubah nasib keluarga kita biar tidak selalu direndahkan." uajr Ima dengan mata yang berkaca - kaca. Ia teringat oleh kata - kata dari keluarga besar Abinya yang selalu menghina dan merendahkan keluarganya.

"Tapi,nak. Umi akan sangat merasa kehilangan kamu. Siapa lagi yang akan membantu Umi membuat dagangan." Umi berkata dengan sudut mata yang mulai manganak.

"Umi, doain Ima berhasil. Jika uang Ima sudah cukup,Ima akan mengajak Abi dan Umi tinggal bersama Ima di kota." Ima memeluk Uminya yang masih terlihat sisa - sisa kecantikannya walaupun sudah menua.

Abi dan Umi Ima akhirnya terpaksa merelakan kepergian putrinya. Dengan berbekal seadanya Ima berangkat ke kota dengan menaiki bis dari terminal. Ima tidak bisa membendung air matanya saat busnya mulai meninggalkan kampungnya menuju kota. Kedua orang taunya terlihat melambaikan tangan saat bus mulai berjalan,terlihat Uminya menangis dan Ima juga meneteskan air mata.

"Doakan Ima berhasil ,Abi dan Umi . Secepatnya Ima akan membawa kalian ke kota. Kita akan hidup bersama kembali seperti dulu." janji Ima dalam hati.

Dua jam perjalanan cukup melelahkan bagi Ima. Ini adalah perjalan pertamanya jauh meninggalkan desa kelahirannya. Ia tidak punya sanak saudara atau pun kenalan di kota ini. Tapi tekadnya sudah bulat ia harus bisa merdu ah nasib keluarga lebih baik.

Bermodalkan alamat yang di berikan oleh salah satu karyawan mini market yang menelponnya kemaren ,Ima menaiki ojek pangkalan yang ada disana.

"Mau kemana, neng." Sapa tukan ojek yang ada di terminal.

" Bapak bisa anter saya selamat ini?" Ima menunjukkan alamat yang hendak di tuju.

"Dua puluh ribu ya, neng." bapak ojek menyebutkan tarif ojeknya.

"Sepuluh aja,pak." tawar Ima.

"Lima belas deh,kalau mau."tawar bapak itu.

Ima yang mau cepat - cepat sampai memilih mengiyakan saja. Ia bergegas naik dengan memangku sebuah tas yang berisikan beberapa lembar baju ganti untuk dirinya.

Tempat ia bekerja menyediakan tempat tinggal dan baju seragam juga sudah dari sana. Makanya Ima langsung mengiyakan saat karyawan mini market memberitahu jika ia di terima bekerja disana.

Dengan bismillah Ima akan memulai kehidupan baru. Ia harus bisa bertahan apapun yang terjadi. Ia sudah berjanji pada kedua orang tuanya untuk secepatnya bisa membawa keduanya tinggal bersama dirinya.

Bab 2

Begitu banyak gedung - gedung bertingkat di sekeliling jalan yang Ima lalui. Ia begitu terpesona melihat pemandangan yang baru pertama kali ia bisa lihat langsung dengan kedua matanya. Biasanya ia hanya bisa melihat melalui TV saja.

"Neng, sudah sampai. Ini tempatnya." bapak ojek berhenti disebuah bangunan yang lumayan besar. Ada plang nama besar bertuliskan alamat yang sama seperti yang ada ditangan Ima. Ima turun dan membayar sewa yang sudah di sepakati sebelumnya.

" Makasih,ya pak. " ucap Ima sopan.

" Sama - sama, neng." bapak ojek itu langsung tancap gas meninggalkan Ima sendirian.

Ima berjalan perlahan memasuki bangunan itu,lalu ia menuju sebuah meja yang ada beberapa orang tengah duduk mengobrol.

"Permisi kakak,apakah ini betul mini market Berkah?" Tanya Ima sopan.

"Kamu Ima,ya. Karyawan baru yang menggantikan mbak Yanti." tanya seorang gadis yang usianya tidak jauh berbeda dari dirinya.

"Betul,kakak. Perkenalkan saya Ima." Ima mengulurkan tangannya sebagai salam perkenalan pada gadis itu.

"Aku Bella,ayo aku antar kamu ke ruangannya manajer." ajak Bella terlihat orangnya sangat ramah.

Ima mengikuti langkah Bella menuju sebuah ruangan. Ada rasa deg degan saat akan memasuki ruangan itu. Ima takut atasannya galak dan berwajah garang.

"Tok...tok...tok..." Bella mengetuk pintu yang tertutup itu pelan.

"Masuk." terdengar suara perempuan dari dalam.

Ami masuk mengikuti Bella menemui atasan mereka. "Maaf bu Ella ,ini Ima karyawan yang kemaren melamar untuk mengantikan mbak Yanti.

"Ooh silahkan duduk,kamu Bella boleh kembali ketempatmu." perintah Ella.

Tinggalah Ima berdua dengan Ella di ruangan itu. Ima tidak berani memandang wajah Ella langsung,ia sangat takut melihat wanita yang ada di depannya saat ini.

"Nama kamu Ima." tanya Ella sambil memegang kertas CV Ima.

"Betul,bu." jawab Ima.

"Kamu benar serius bekerja di sini?" tanya Ella menelisik wajah Ima yang tengah menunduk.

"Betul,bu." jawab Ima singkat.

" Kamu baru saja lulus sekolah dan belum punya pengalaman bekerja sama seklai6?" tanya Ella kembali.

"Betul,bu. Tapi saya janji akan bekerja sungguh - sungguh,bu." jawab Ima yakin.

"Kalau begitu selamat bergabung disini. Saya harap kamu memegang janjimu barusan. Saya tidak mau kamu mengingkari janji yang telah kamu buat sendiri. Silahkan kamu tanyai lagi Bella di depan,ia mengarahkan kamu." ujar Ella terdengar tegas.

"Baik, bu. Terimakasih saya di terima bekerja disini. Insya Allah saya akan sungguh - sungguh bekerja. Saya permisi dulu,bu." pamit Ima segera meninggalkan ruangan Ella dengan nafas lega. Ternyata ibu Ella itu ramah dan baik tidak seperti apa yang ia bayangkan sebelumnya.

"Gimana Ima?" tanya Bella saat Melihat Ima berjalan kerahnya.

"Aku disuruh bu Ella menemui,kakak. Katanya kakak yang akan mengarah aku untuk selanjutnya." jelas Ima sesuai pada Ella barusan.

"Kalau begitu mari aku tunjukkan kamar kamu." ajak Bella membantu mengangkat tas Ima. Ima mengikuti langkah kaki Bella.

Tepat di sebuah kamar yang berada di arah belakang mini market, berjejer kamar untuk para karyawan. Bella lalu membuka pintu salah satu kamar.

"Ayo masuk." ajak Bella.

"Nah ini kamar kamu."ujar Bella.

"Kalau kamar kakak yang mana?" tanya Ami.

"Aku ada di kamar sebelah. Lebih baik sekarang kamu beres - beres dulu,nanti sore aku perkenalkan dengan anak - anak yang lain." Bella terlihat sangat humbel anaknya. Ima mulai menyukai Bella.

Bab 3

Sore hari saat pergantian shif, Bella membawa Ima untuk diperkenalkan kepada karyawan yang lain.

"Perhatian - Perhatian." Bella mengeraskan suaranya saat beberapa orang gadis menganti baju kerja mereka di loker.

"Tumben loe Bel, teriak - teriak. Ada apa?" tanya Salah seorang gadis berambut panjang.

"Kita hari ini kedatangan teman baru,mulai b2sok ia akan mulai bekerja. Namanya Ima, ia akan mengantikan mbak Yanti yang sudah resign.

Satu persatu Ima menyalami teman - teman sejawatnya.

"Susi." ujar gadis berbaju batik lembut.

"Lina." ujar gadis yang kelihatan sok cantik.

"Bila. " ujar gadis bertubuh manggil.

"Mila." ujar gadis itu ketus.

"Saya mohon kerjasamanya dan bimbingan dari kakak semuanya." ucap Ima sopan.

"Kamu berasal dari mana?" tanya Susi sepertinya ia bisa menjadi teman Ima disini.

"Saya dari kampung, kak." jawab Ima jujur.

"Ooh anak kampung, pantas penampilannya kaya gitu." celetuk Lina.

"Hus, Lin ga boleh gitu ngomongnya. Kamu ini ga ada sopan - sialnya kalau ngomong.

"Ini mulut - mulut aku. Terserah aku mau ngomong apa,Situ ga suka?" ucap Lina sombong.

"Sudahlah, kak. Ga apa - apa,saya memang gadis kampung." Ima mencoba melerai perdebatan antara Susi dan Lina.

"Tuh,kamu dengar sendiri kan." Lina memilih meninggalkan ruang loker menuju kamarnya.

"Ga usah diambil hati ya,Ma. Ia orangnya memang suka begitu. Mulutnya memang agak pedes." hibur Susi.

"Baik,kak. Makasih sudah membela saya. Moga kita bisa menjadi teman nantinya." harap Ima.

"Tentu saja bisa,kakak yakin kamu anak yang baik." kekeh Susi.

Sementara gadis yang lain cuma melihat perdebatan tadi. Mereka sudah tau kelakuan Lina jadi mereka semua tidak ambil pusing.

"Ima,kami tinggal dulu. Kalau ada apa - apa panggil saja kami." ujar Bila.

Tinggalah Ima dan Bella berdua diruangan itu. Bella adalah supervisor di sana. Tugasnya adalah mengawasi kerajaan para karyawan. Di usianya yang sudah tiga puluh lebih ia masih betah hidup sendiri.

Sepertinya Bella mulai menyukai Ima. Padahal baru seharian berkenalan tapi sikap ramah Ima meluluhkan hati Bella. Selama ini Bella sangat jarang ngobrol dengan para karyawan baik karyawan perempuan maupun karyawan laki - laki. Ia akan berbicara sebatas kerjaan saja. Selebihnya ia akan lebih banyak diam sibuk dengan kerjaannya.

Malam berganti pagi,Ima sudah bangun dari semenjak subuh,karna sudah menjadi kebiasaannya dari kampung.

Jam enam Ima sudah rapi dengan seragam yang sudah ia dapat dari Bella kemaren. Satu persatu karyawan sudah duduk di meja makan. Ada sekitar empat belas orang karyawan wanita disana termasuk Bella dan dirinya.

"Pagi,gimana tiduran?" tanya Susi yang memilih duduk disamping Ima.

"Alhamdulillah, pulas kak." jawab Ima sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang tersusun rapi.

Sarapan pagi bersama akhirnya selesai, satu persatu meninggalkan ruang makan menuju mini market yang ada di depan mes mereka.

Ternyata di gedung yang tidak jauh dari sana juga ada mes khusus karyawan laki - laki.

Ima mengikuti instruksi dari Bella. Ia mendengar penjelasan dari Bella secara seksama. Ima duduk di kasir empat bersebelahan dengan kasir lima yang di tempati Susi. Sedangkan di kasir tiga ada seorang laki - laki yang Ima belum kenal.

"Anak baru,ya. Kenalkan namaku Yudi." ujar laki - laki di sebelah Ima.

"Ima." jawab sambil tersenyum.

"Cantik." ucap Yudi lirih tapi masih bisa didengar Ima. Ima tidak terlalu menggubris Yudi yang sok akrab dengan dirinya. Lebih baik ia fokus bekerja agar tidak mengecewakan bosnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!