Suara langkah sepatu mendekat ke arah Mikhayla yang tengah duduk di depan ranjang seorang pria paruh baya yang terbaring lemah. Jemari Mikhayla saling bertaut dengan wajah yang terlihat panik.
Mikhayla mendongakkan wajahnya saat namanya disebutkan.
" Mikha... Bagaimana keadaan Tuan Liam ? " tanya seorang pria paruh baya yang juga terlihat sangat panik.
" Beliau sudah melalui kondisi kritisnya, hanya saja masih belum sadarkan diri " jawab Mikhayla dengan sorot mata redup.
Pria itu menyugar kasar rambutnya.
" Tapi bagaimana bisa ? " kembali ia mempertanyakan hal yang membuat sang Tuan mengalami serangan jantung.
" Tadi... Para pemegang saham meminta agar Tuan Liam segera menunjuk penggantinya. Kalau tidak, mereka akan menarik saham mereka karena menurut mereka Tuan Liam sudah sering sakit-sakitan dan tidak maksimal dalam memimpin perusahaan " jawab Mikhayla apa adanya.
" Sial ! Pasti ada yang memengaruhi mereka. Ya, pasti orang itu. Dia sudah lama mengincar kursi kepemimpinan Tuan Liam dan dia melakukannya sekarang, disaat kesehatan Tuan Liam menurun " ucap pria itu. Ia mengepalkan tangannya lalu memukul tembok.
" Paman... Apa Tuan muda tidak bisa dihubungi ? Atau apa Paman tidak bisa membujuknya untuk kembali ? Perusahaan membutuhkan pengganti Tuan besar sekarang " ucap Mikhayla penuh tanya.
" Paman tidak bisa menghubungi Tuan muda. Terakhir kali menemuinya, ia justru meminta agar Tuan Liam memberikan jabatannya kepada orang lain. Padahal Tuan Liam sangat berharap jika Tuan Ares lah yang meneruskan kepemimpinannya. Perusahaan itu merupakan perusahaan yang dibesarkan oleh Tuan Liam sendiri " sahut Robert yang merupakan paman dari Mikhayla sekaligus asisten Tuan Liam.
" Biar Paman yang menunggu Tuan Liam disini. Kau pulanglah ! " titah Robert.
Mikhayla patuh, ia pun segera beranjak dari sana.
Hari berlalu, sebagai seorang sekretaris yang juga merupakan orang kepercayaan Tuan Liam, Mikhayla telah terbiasa menghandle pekerjaan jika Tuan Liam tidak ada di tempat.
Mikhayla tak hanya cantik tetapi ia juga terkenal cerdas. Oleh karena itulah, Tuan Liam mengangkatnya sebagai sekretarisnya karena kemampuan dan kecakapannya dalam bekerja.
Hari itu Mikhayla pulang sedikit terlambat dikarenakan ia harus menyelesaikan banyak pekerjaan. Turun dari taksi, ia melihat mobil sang paman terparkir di depan rumah. Bergegas ia masuk, ia khawatir jika pamannya itu membawa kabar buruk tentang kondisi Tuan Liam Stanford.
" Akhirnya kamu pulang juga, sayang " ucap sang ibu saat melihat Mikhayla memasuki rumah.
" Maaf aku pulang terlambat, bu. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu " Mikhayla memberi penjelasan.
" Mengapa Paman disini ? Kondisi Tuan Liam baik-baik saja kan ? " selidik Mikhayla. Ia lantas duduk diantara ibu dan pamannya.
" Tuan Liam sudah sadar dan berangsur membaik" jawab paman Robert apa adanya.
" Syukurlah... Semoga Tuan Liam cepat pulih dan ia segera masuk kantor kembali " ucap Mikhayla lega.
" Mikha... Sebenarnya ada hal urgent yang harus paman sampaikan kepadamu. Tadi paman dan ibumu sudah membicarakannya " Paman Robert akhirnya angkat bicara.
" Ada apa Paman ? " tanya Mikhayla menatap sang Paman yang sepertinya ragu untuk berkata.
" Tuan Liam memintamu untuk menjadi istrinya " jawab Robert. Ia memerhatikan perubahan air muka keponakannya itu.
Mikha melebarkan matanya, ia tak menyangka jika sang Paman akan mengatakan hal tersebut.
" Apa maksudnya Paman ? Ini pasti ada kesalahan kan ? Mana mungkin Tuan Liam menginginkan aku untuk menjadi istrinya " sanggah Mikhayla. Ia sama sekali tak memercayai apa yang dikatakan oleh pamannya itu.
" Tidak ada yang salah, Mikha. Tuan Liam memang memintamu untuk menikah dengannya guna menyelamatkan perusahaan " jelas sang ibu.
" Kenapa harus menikahi Mikha ? Tuan Liam bisa memaksa Tuan muda untuk kembali. Jadi biarkan saja anaknya itu yang memimpin perusahaan " tolak Mikhayla lagi.
" Kami sudah berusaha membujuknya, tetapi ia terus saja menolak. Dan ia malah meminta Tuan Liam untuk menikah lagi agar istrinya Tuan Liam yang menjadi CEO di perusahaan " timpal sang Paman.
" Paman mohon Mikha. Hanya kamu, orang yang Tuan Liam percaya untuk memimpin perusahaan. Kamu memiliki kemampuan untuk itu, Tuan Liam sudah mengakui hasil kerjamu " tambah Robert lagi.
" Aku bisa membantu Tuan Liam di perusahaan, tapi tidak dengan menikah dengannya. Aku sudah menganggap Tuan Liam seperti ayahku sendiri. Mana mungkin aku menikah dengannya. Disamping itu, aku juga sudah memiliki kekasih dan hubungan kami sudah dalam tahap serius untuk menikah " beber Mikhayla. Ia berharap sang Paman mengerti.
" Paman tahu itu, tapi kamu tahu sendiri jika mereka menginginkan hanya yang terikat keluarga dengan Tuan Liam yang dapat menggantikan posisi Tuan Liam di perusahaan. Jika bukan istrinya, berarti anaknya. Istri Tuan Liam sudah lama meninggal, sementara Tuan Arsen memilih untuk tinggal di luar negeri. Jadi Tuan Liam berencana untuk menikah lagi dan menjadikan istrinya sebagai pemangku jabatan tertinggi di perusahaan " tukas Robert.
" Aku tidak bisa, Paman. Sebaiknya Paman cari wanita lain " tolak Mikhayla.
" Tuan Liam hanya ingin dirimu, Mikha. Ia sudah sangat percaya kepadamu " ucap Robert.
" Dengar Mikha, Paman tahu ini berat bagimu. Tapi setidaknya anggaplah ini sebagai balas budi atas apa yang telah Tuan Liam lakukan untukmu. Hanya sebagai istri diatas kertas. Kalian tidak perlu pemberkatan pernikahan di altar " sebut Robert lagi.
" Maksud Paman ? " tanya Mikha menatap intens ke arah sang Paman.
Robert membuang nafasnya kasar.
" Pernikahan kalian hanya akan dilakukan di pencatatan sipil saja untuk mengesahkan hubungan kalian sebagai suami istri. Setelah menjadi istri Tuan Liam, kamulah yang akan memangku jabatan sebagai CEO pengganti. Kamu jangan khawatir, tidak akan ada hubungan layaknya suami istri diantara kalian. Kalian berdua akan tidur terpisah. Kalian akan terlihat bersama pada saat di perusahaan atau di acara-acara yang menyangkut perusahaan. Semua ada dalam perjanjian pernikahan ini " Tuan Liam menyerahkan berkas ke atas meja.
" Bacalah lebih dulu, agar kamu bisa memahaminya ! "
" Lalu sampai kapan hubungan pernikahan ini berjalan ? " tanya Mikha.
" Sampai Tuan muda Ares siap untuk menggantikan Tuan Liam " jawab Robert.
Mikhayla menggeleng mendengar jawaban sang Paman. Bagaimana mungkin Tuan Ares siap, jika ia tidak belajar banyak hal. Bahkan kembali ke rumahnya saja sampai saat ini tidak dilakukannya.
" Aku tidak bisa, Paman... Maafkan aku... " Mikhayla berlalu menuju ke kamarnya.
" Mikha... Mikha... " Robert terus memanggil Mikhayla yang sama sekali tak mengindahkan panggilannya.
" Biar aku yang bicara dengannya. Semoga saja dia mau berubah pikiran " ucap Emely, ibunda Mikhayla.
Emely meninggalkan Robert lalu menuju kamar Mikhayla.
" Mikha... " Emely masuk ke dalam kamar Mikha yang tidak terkunci.
" Ibu... Aku tidak bisa memenuhi keinginan Paman dan Tuan Liam, bu " ucap Mikhayla yang kini tengah duduk di tepi ranjangnya.
Emely ikut duduk di samping Mikhayla lalu memeluknya. Ia mengusap punggung sang anak dengan lembut.
" Mikha... Ayahmu disana pasti sedih karena kamu tak bisa membantu Tuan Liam. Padahal Tuan Liam sudah banyak membantu kita. Jika ayahmu masih hidup, tentu ia akan melakukan apapun untuk membalas budi atas kebaikan Tuan Liam. Sayangnya, ayahmu sudah meninggalkan kita " ucap Emely.
" Sejak dulu, Tuan Liam sangat baik kepada kita. Apalagi setelah ayahmu meninggal. Seluruh kebutuhan kita ia penuhi. Pengobatan ibu juga pendidikanmu semua ditanggung oleh beliau. Bahkan ia juga memberikan pekerjaan kepadamu di perusahaan. Ibu rasa sudah waktunya kita membalas kebaikannya. Tuan Liam sedang membutuhkan bantuan kita "
" Mikha bersedia membantunya, tapi tidak dengan menikah dengannya, bu. Lagi pula bagi Mikha, pernikahan itu sakral. Mikha tak ingin menodai esensi pernikahan yang terjadi hanya karena ada kepentingan lain " tukas Mikhayla.
" Ibu tahu itu. Jika saja kita tak dibantu oleh Tuan Liam belum tentu ibu bisa menemanimu sampai saat ini. Dan kamu juga belum tentu bisa menempati posisi seperti sekarang. Jadi ibu mohon, terimalah permintaan Tuan Liam " mohon sang ibu.
Makan semangka sambil melipir
Kata neng Mikha jangan lupa mampir 😁
Mikhayla Angelina, seorang gadis cantik berusia 25 tahun. Selain cantik, ia juga cerdas dan tegas. Oleh karena itu, ia menjadi pilihan Tuan Liam untuk menggantikan posisinya di perusahaan.
Tuan Liam yakin jika Mikhayla lah yang paling mampu menggantikannya kendati usia gadis itu masih muda.
Tuan Liam menyadari jika ia salah meminta Mikhayla untuk menjadi istrinya hanya untuk menjalankan perusahaan. Tapi keputusan itu diambilnya dikarenakan Ares putra semata wayangnya tidak bersedia mengurus perusahaan.
Tuan Liam masih berbaring diatas ranjangnya saat beberapa petugas pencatatan sipil datang untuk mencatat pernikahannya.
Tak hanya petugas pencatatan sipil, tapi di ruang perawatan itu juga ada pengacara, dokter dan perawat, serta Robert dan Emely selaku keluarga dari Mikhayla.
Setelah acara selesai, Tuan Liam bahkan meminta pengacara untuk membuat surat penunjukkan Mikhayla sebagai CEO serta memberikan beberapa aset untuk Mikhayla.
" Maafkan saya, Mikha. Maaf karena saya terpaksa mengambil jalan ini untuk menyelamatkan perusahaan. Maaf karena harus mengorbankan hidup kamu " ucap Tuan Liam lirih. Ia benar-benar merasa bersalah karena memaksa Mikha masuk dalam kehidupannya.
" Tidak apa, Tuan... Saya senang bisa membantu anda. Semoga Tuan muda Ares bisa secepatnya kembali " sahut Mikhayla yang merasa canggung dengan statusnya yang kini telah menjadi istri dari seorang Liam Stanford.
Mikhayla kini tinggal di mansion milik Tuan Liam, ini adalah hari pertamanya memulai langkah sebagai istri seorang CEO. Ia sadar akan banyak orang bereaksi dengan statusnya saat ini. Tapi Mikha berusaha menguatkan diri.
Mikha berjalan dengan menegakkan tubuhnya saat memasuki ruang rapat. Seketika semua orang yang berada di ruang rapat menatap ke arah Mikhayla yang dengan percaya diri duduk menempati kursi CEO.
" Maaf Nona Mikha, sepertinya anda salah ruangan. Rapat ini hanya bisa dihadiri oleh petinggi perusahaan bukan untuk seorang sekretaris seperti anda " ucap seorang pria yang merupakan direktur operasional.
" Saya tahu itu dan saya rasa saya tidak salah tempat " jawab Mikha percaya diri.
" Sebaiknya anda keluar dari ruangan ini atau saya akan meminta HRD untuk mengeluarkan anda " sahut seorang pria yang merupakan direktur pemasaran.
Mikhayla tersenyum sinis. Kedua orang ini memang yang paling vokal untuk menyingkirkannya. Tentu saja karena merasa terancam dengan keberadaannya di sisi Tuan Liam.
" Silakan jika anda bisa melakukannya. Asal anda tahu, mungkin ucapan itu bisa kembali kepada anda sendiri " sahut Mikhayla dengan tenang.
" Cih... Sombong sekali... Mentang-mentang kau sekretaris kesayangan Tuan Liam " cibir direktur operasional menatap remeh kepada Mikhayla.
Mikhayla tersenyum tipis, hingga tak lama kemudian Robert datang bersama dengan pengacara Tuan Liam.
" Mohon maaf kami terlambat, nyonya " ucap pengacara mengangguk hormat kepada Mikhayla dan dibalas anggukan oleh Mikha.
" Ada apa ini ? Mengapa anda datang bersama pengacara ? " tanya salah satu peserta meeting. Ia bingung karena tiba-tiba Robert datang bersama pengacara Tuan Liam.
Akhirnya, Robert pun memilih untuk menjelaskan duduk permasalahannya. Ia mengumumkan jika Tuan Liam telah menikah dengan Mikhayla dan menunjuk Mikhayla sebagai penggantinya. Bukti akta pernikahan serta surat penunjukkan Mikhayla dari Tuan Liam pun diperlihatkan.
Wajah kedua direktur yang tadi mencibir Mikha memias. Sedangkan Mikha tersenyum puas. Sebagai pemangku jabatan tertinggi, Mikhayla memutuskan untuk memecat kedua direktur tersebut.
Bukan tanpa alasan, itu disebabkan karena kedua orang itu telah berbuat curang kepada perusahaan. Mereka melakukan korupsi anggaran juga melakukan transaksi fiktif atas nama perusahaan.
Mikhayla menerangkan tata tertib perusahaan dibawah kepemimpinannya. Ia tak akan mentolerir kecurangan sedikitpun. Ia juga melakukan regenerasi pegawai. Pegawai yang dinyatakan sudah tidak dalam masa produktif dan berusia senja, akan ia beri tunjangan pensiun dan digantikan dengan pegawai yang lebih muda namun kompeten. Pegawai yang berprestasi akan diberikan bonus. Ia juga memberikan promosi kenaikan jabatan bagi para pegawai muda yang kompeten dan produktif.
" Bagi yang tidak berkenan dengan aturan yang saya buat silakan ajukan surat pengunduran diri. Tidak perlu melakukan provokasi, jika keberatan sampaikan alasannya. Saya bukan orang yang anti kritik, tapi saya juga bukan orang yang murah hati. Segala bentuk kecurangan dan pengkhianatan kepada perusahaan akan saya tindak. Terima kasih atas perhatiannya. Semoga kita bisa sejalan dan bahu-membahu untuk membuat perusahaan ini lebih besar lagi " tutup Mikhayla dalam pidato pertamanya sebagai seorang CEO.
Mikhayla pun segera meninggalkan ruangan meeting bersama sang Paman. Meskipun jantungnya berdebar tak karuan, sebisa mungkin ia bersikap tenang. Ia tak memperlihatkan sedikitpun keraguan dan kekhawatiran di wajahnya. Ia tak ingin membuat celah yang dapat membuatnya terlihat lemah.
Sementara itu, di belahan dunia yang lain. Seorang pria tampan tengah meracik minuman di belakang meja bar. Pria berumur 33 tahun itu nampak asyik meramu minuman pesanan tamu lalu menyuguhkannya.
Senyuman tak lepas dari wajah tampannya kala menyapa para tamu yang mendatanginya.
Pria itu tak lain adalah Ares Leandro Stanford, putra satu-satunya dari Tuan Liam Stanford. Setelah lama menempuh pendidikan di luar negeri, Ares tak bersedia untuk memimpin perusahaan sang ayah. Ia memilih untuk mendirikan sebuah club bersama sahabatnya. Dan ia menyalurkan hobinya meracik minuman dengan menjadi barista di club yang dimilikinya.
Jangan ditanya berapa banyak wanita yang menggilainya. Meskipun begitu, tak satupun yang mendapatkan hatinya. Hati Ares telah terpatri pada cinta pertamanya dan masih ia jaga hingga saat ini.
" Woi, bro... Kudengar beberapa hari yang lalu asisten ayahmu itu menghubungi lagi. Memangnya ada masalah apa ? " tanya Mark yang merupakan sahabat Ares sejak mereka menempuh sekolah lanjutan.
" Biasalah... " jawab Ares sambil terus meracik minuman. Ia melakukan atraksi dengan melempar botol minuman dari tangan satu dan menangkapnya dengan tangan yang lain lalu menuangkannya ke dalam gelas kaca.
" Dia bilang, ayahku masuk rumah sakit dan memintaku untuk pulang. Paling itu hanya alasan saja supaya aku bersedia kembali " tambah Ares lagi.
" Sepertinya dia tidak bergurau bro. Lihat ! Berita ayahmu masuk rumah sakit ada disini " seru Mark sambil memperlihatkan berita online yang tengah dibacanya.
Ares menghentikan kegiatannya. Ia meminta barista lain untuk menggantikannya. Lalu ia dan Mark memilih untuk masuk ke dalam ruangan mereka.
" Coba aku lihat ! " Ares mengambil ponsel yang ada dalam genggaman Mark.
" Ck... Kau ini apa tidak punya perasaan sedikitpun ? Ayahmu sedang sekarat seperti itu, tapi kau malah tak peduli. Dasar anak durhaka ! " ledek Mark.
" Brengsek ! Jaga mulutmu itu ! " titah Ares sambil menendang tulang kering Mark.
" Sepertinya sudah waktunya kau kembali kepada ayahmu. Ya, membantunya sekaligus kau juga bisa mencari gadis yang kau cintai itu " ceroscos Mark sambil mengusap-usap tulang keringnya.
" Memangnya siapa gadis yang kucintai ? " Ares menaikkan sebelah alisnya.
" Ck... Kau pikir aku tidak tahu huh ? Gadis kecil yang selalu ada di dalam dompetmu itu. Kurasa dia sudah jadi gadis yang sangat cantik sekarang. Sebaiknya kau segera mencari dan menyatakan perasaanmu sebelum kau gigit jari karena dia sudah ada yang memiliki " kekeh Mark.
Ares memutar bola matanya. Ia kembali menscroll laman berita di ponsel sahabatnya itu. Matanya terbelalak kala melihat headline berita terbaru.
Ares membaca berita yang ada dalam portal berita online itu dengan serius.
Hal itu tentu saja membuat Mark heran sekaligus penasaran saat melihat perubahan raut wajah sahabatnya itu.
" Hei... Ada apa ? " Mark menepuk pundak Ares. Ia juga ikut kepo membaca barisan kalimat terketik rapi yang dibaca oleh Ares.
" What the f*ck " umpat Ares. Ia bahkan melemparkan ponsel milik Mark. Untung saja Mark dengan sigap menangkap ponsel keluaran terbaru miliknya itu sehingga tidak sampai menyentuh lantai.
" Hais... Kau ini ! Kalau ada masalah, rusak ponselmu sendiri. Bukan milik orang lain, sialan " umpat Mark sambil mengusap-usap ponselnya.
Ares mengurut pelipisnya, entah apa yang terjadi tapi ia merasa sangat kesal.
" Whats up bro ? " tanya Mark yang kini duduk di samping Ares.
" Ayahku menikah lagi " ceplos Ares.
" What ? " Mark membulatkan matanya.
Detik selanjutnya, Mark malah tertawa.
" Sialan ! Apa yang kau tertawakan ? " geram Ares melirik sinis sahabatnya itu.
" Bukankah kau yang menyuruh ayahmu itu untuk menikah lagi ? Tuhan memang menyayangimu sampai-sampai langsung mengabulkan keinginanmu " Mark semakin terkekeh.
" Ya, dan Tuhan juga menyayangimu karena sekarang dia mengabulkan ucapanmu. Brengsek ! " gerutu Ares. Ia bahkan menjatuhkan punggungnya pada bantalan sofa.
Mark menaikkan sebelah alisnya.
" Tunggu... Maksudmu apa ? " selidik Mark.
Tak ada sahutan dari Ares yang sibuk memijat pelipisnya sendiri.
Mark lantas segera membaca berita yang tadi dibaca oleh Ares. Ia melihat berita tentang ayah Ares yang menikah dengan sekretarisnya dan kini istrinya itu yang menjadi CEO di perusahaan menggantikannya.
" Memangnya apa yang salah ? Kau seharusnya senang karena ayahmu tidak akan memaksamu untuk memimpin perusahaan lagi " ucap Mark yang ikut menyandarkan punggungnya pada sofa.
" By the way... Doaku yang mana yang dikabulkan ? Memangnya aku mendoakan ayahmu menikah lagi ? Aku kan hanya mengatakan agar kau kembali dan mencari gadis itu sebelum dia... " Mark menghentikan ucapannya lalu menatap intens Ares yang hanya diam mengusap kasar wajahnya.
" Jangan bilang kalau ayahmu menikah dengan gadis itu...? " selidik Mark.
" Sh*t ! Kau kecolongan bro ! Dan itu ayahmu sendiri ? What a wonderful life ? " pekik Mark lagi sambil geleng-geleng kepala. Ia merasa iba dengan kehidupan percintaan sang sahabat.
Ares membuang kasar nafasnya. Ia lantas berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Ares berjalan mondar-mandir, memikirkan langkah apa yang akan diambilnya. Beberapa kali terlihat ia menghela nafas dan mengembuskan nafasnya. Mark hanya memperhatikan tingkah Ares sambil duduk.
" Aku akan kembali " putus Ares pada akhirnya.
Mark menatap lekat Ares.
" Are you sure ? Untuk apa ? " tanya Mark. Ia khawatir jika Ares akan melakukan hal buruk terkait hal ini.
" Aku akan memperjuangkan kebahagiaanku " jawab Ares dengan yakin.
" Ck... Telat bro. Kau hanya akan mempersulit semuanya " oceh Mark.
" Apa maksudmu ? " dahi Ares berkerut mendengar ocehan Mark itu.
" Gadis itu sudah menikah dengan ayahmu dan itu berarti dia sudah menjadi ibu tirimu. Memangnya kau berniat merebut ibu tirimu sendiri ? Come on Ares, pakai logikamu itu ! " seru Mark.
Meskipun ia simpati dengan perasaan sang sahabat, tapi ia tidak akan membiarkan sahabatnya itu melakukan hal yang buruk. Apalagi membuat hubungannya dengan sang ayah semakin renggang. Ia harus menjaga sahabatnya itu tetap waras dan berada pada jalan yang benar.
" Aku yakin ada yang tidak beres. Dan aku akan menyelidikinya " jujur Ares. Ia memang merasa ada yang janggal dengan pernikahan sang ayah dengan gadis yang dicintainya itu.
" Sebagai sahabat, aku hanya bisa mengingatkanmu bro. Aku tidak ingin kau jadi penghancur rumah tangga orang lain. Apalagi itu rumah tangga ayahmu sendiri. Ayolah... Aku yakin kau bisa mendapatkan wanita lain yang lebih baik dari gadis itu. Come on, Ares... Kau tinggal pilih saja wanita yang kau mau. Aku yakin tidak akan sulit bagimu... "
" Tidak ! Aku hanya mau dia. Kau tidak tahu sedalam apa perasaanku padanya... Aku tak peduli, meskipun aku harus menghancurkan hubungan pernikahan ayahku sendiri ! " potong Ares menggebu-gebu.
" Kau gila, Ares ! " sembur Mark.
" Ya... Aku memang gila. Selama ini aku menunggunya karena ingin ia berkembang lebih dulu. Tapi ternyata ayahku sendiri menikungku. Aku tak bisa diam saja Mark ! " tukas Ares frustasi.
" Kau terobsesi Ares, kau tidak mencintainya ! " Mark mencoba menyadarkan Ares.
" Aku tak peduli, aku terobsesi atau apapun... Yang jelas aku sangat mencintainya. Kau tenang saja, aku tak akan bertindak gila. Jika dia memang bahagia bersama ayahku, aku akan menyerah. Tapi, jika ada hal lainnya... Percayalah, aku akan membuatnya menjadi milikku sepenuhnya " ucap Ares.
Mark tak lagi bisa berkata-kata. Ia tahu betul bagaimana perasaan sahabatnya itu kepada cinta pertamanya.
Mark berdiri lalu menepuk-nepuk pundak Ares.
" Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Kuharap kau mendapatkan kebahagiaanmu. Aku akan mendoakan yang terbaik untukmu " ucap Mark. Pada akhirnya ia setuju juga demi melihat sang sahabat menemukan pelabuhan cintanya.
Kini kedua sahabat itu berada di bandara. Ares sudah siap dengan dua buah koper. Ia akan kembali ke mansion utama. Tempat yang sudah sangat lama ditinggalkannya.
Mark menepuk pundak Ares saat sahabatnya itu berpamitan.
" Aku harap kau mendapatkan kebahagiaanmu disana, my bro " ucap Mark.
" Thanks.... Aku percayakan semua urusan disini kepadamu " seru Ares.
" Termasuk urusan Chelsea ? Aku yakin dia akan sangat terpukul dengan kepergianmu " ucap Mark sambil terkekeh.
" Ck... Aku tak ada urusan dengannya. Kau tahu betul jika aku hanya menganggapnya adik, tidak lebih " tegas Ares.
" Ya... Ya... Aku tahu itu. Sudahlah, biar aku yang urus dia. Semoga apa yang kau inginkan segera tercapai " harap Mark. Ares mengangguk kemudian segera masuk.
Ia menatap tiket yang ada di tangannya dengan senyuman terpatri di wajahnya. Entah apa yang akan terjadi nanti saat ia bertemu dengan gadis kecilnya itu.
My angel... I'm back. Tak sabar untuk segera bertemu denganmu
Sepanjang perjalanan, Ares tak henti menatap foto gadis kecil di dalam dompetnya. Gadis kecil dengan warna mata abu-abu dan rambut panjangnya sedang tersenyum sambil membawa beberapa tangkai bunga Chrysant berwarna orange.
Dia ingat betul, gadis kecil berumur 7 tahun itu memberikannya bunga tersebut saat ia akan pergi untuk melanjutkan pendidikan menengahnya di luar negeri. Saat itu usia Ares adalah 15 tahun.
" Nanti kalau kamu sudah besar, kamu harus menikah dengan kak Ares ya, angel ! " seru Ares setelah mengambil bunga yang diberikan oleh Mikha.
" Menikah ? " tanya Mikha kecil. Matanya yang bulat menyorot wajah Ares yang tengah tersenyum ke arahnya.
" Iya, menikah. Nanti Kak Ares dan kamu akan hidup bersama setelah menikah. Kamu mau kan ? " Ares mengelus rambut panjang Mikha.
Mikha kecil tersenyum lebar.
" Iya, angel mau menikah sama Kak Ares biar bisa tinggal sama Kak Ares terus. Gak ditinggal lagi sama Kak Ares " jawab Mikha mengangguk-anggukkan kepalanya.
" Janji nikah sama kakak ? "
Ares mengangkat jari kelingkingnya.
" Janji " jawab Mikhayla yang balas menautkan jari kelingkingnya dengan jari Ares.
Semenjak saat itu, hati Ares tertawan dan kini ia akan menagih dan mewujudkan janjinya kepada Mikha, his angel.
Ayo... siapa yang mau dukung si abang Ares dapetin neng Mikha ? 🤭🙈
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!