NovelToon NovelToon

Astoria Adventure

Pusat penelitian

𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠:

...****************...

𝘚𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘳𝘰𝘧𝘦𝘴𝘰𝘳, 𝘵𝘦𝘸𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘳𝘪𝘴𝘦𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘪𝘰𝘮𝘢𝘴𝘢.𝘐𝘢 𝘵𝘦𝘸𝘢𝘴 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘢𝘬𝘢,𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢 𝘯𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱-𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢.𝘐𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘦𝘪𝘯𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘢𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩,𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘧𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴𝘪.

𝘋𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘧𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴-𝘳𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘪𝘵𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢,𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘢𝘩 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘪𝘭𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘬𝘯𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪.𝘚𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘶𝘯𝘴𝘶𝘳 𝘣𝘶𝘥𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢.

𝙋𝙚𝙣𝙖𝙨𝙖𝙧𝙖𝙣?

...****************...

𝘼𝙮𝙤 𝙨𝙖𝙠𝙨𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙩𝙪𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙘

𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙩𝙚𝙠𝙣𝙤𝙡𝙤𝙜𝙞 𝙠𝙚 𝙟𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙠𝙪𝙣𝙤.

𝘿𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙥𝙖𝙧𝙖 𝙙𝙚𝙬𝙖 𝙠𝙪𝙣𝙤 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙚𝙧

Malam itu,seorang pemuda berumur 25 tahun berlari tergesa-gesa, menenteng sebuah tas koper. Dia adalah Cassius Vincent,Ia salah satu anggota tim riset senjata biomasa di Institut Pengembangan Senjata Militer, sebuah lembaga riset militer yang terkenal karena inovasinya dalam teknologi senjata.

“Tolong berhenti, Vincent!”

Puluhan tentara bayaran mencari ke segala arah di kota, tetapi ia terus berlari dengan tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan hasil risetnya, yang merupakan penemuan revolusioner yang bisa mengkaisarkan militer. Tetapi pada akhirnya, di sebuah jalan terbuka, penembak jitu berhasil mengenai kepala Vincent, menyebabkannya tewas secara tragis.

Lalu ia pun terbangun di sebuah dimensi tak berujung, muncul sebuah bayangan bertubuh sangat besar dengan taring yang sangat kuat di gigi nya.

“Hmm, kau mati dengan cara yang sangat tragis,” kata bayangan itu, suaranya bergema dari kegelapan.

Mendengar suara itu, Vincent bert gemetar dan gelisah, melihat telapak tangannya dan tubuhnya.

“Apakah aku sudah mati?”

Vincent tidak bisa menahan perasaan takut dan tidak yakin. “Tetapi bayangan itu tiba-tiba muncul dari kegelapan, menakutkan dalam wujudnya.

“Manusia, kau memang sudah mati, tetapi aku mungkin bisa mengembalikanmu ke dunia yang berbeda dari kehidupanmu sebelumnya,” katanya, suaranya penuh dengan kekuatan dan misteri.

Bayangan itu tampak sedang berpikir.

Di tengah percakapan mereka, Vincent melihat sebuah gerbang raksasa yang mengarah ke dimensi yang tak dikenal. Sejumlah orang terlihat dirantai masuk ke dalam gerbang tersebut.

“Hmm? Siapa mereka?” tanya Vincent, kebingungan.

Mendengar pertanyaan Vincent, bayangan itu memberikan jawaban yang penuh makna.

“Oh, mereka? Mereka adalah para penguasa yang dzalim, mereka selalu mementingkan diri sendiri dan telah menjadi penyebab kematian ribuan nyawa rakyat biasa.

jangan khawatir, mereka akan menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka,” katanya, suaranya penuh dengan kekuatan dan misteri.

Bayangan itu menunjukkan kepada Vincent bagaimana jiwa-jiwa para penguasa disiksa habis-habisan di alam neraka.

“Baiklah, kau akan kembali lagi. Namun, dunia mereka berbeda dengan duniamu sebelumnya. Berusahalah untuk berbuat baik, atau kau akan menjadi bagian dari mereka,” katanya, suaranya penuh dengan kekuatan dan ancaman.

Vincent, yang ketakutan, hanya bisa diam-diam dan tidak berani. Tiba-tiba, Vincent terbangun di sebuah tempat yang tidak dikenal sebelumnya. Dia terbangun di era yang sangat jauh dari kehidupannya sebelumnya.

Seorang perempuan muda berpakaian maid muncul dari balik pintu kamar Vincent.

“Tuan, apakah kamu ingin makan sesuatu pagi ini?” tanya Astrid, sang pelayan Kerajaan.

“Di mana aku? Apa yang terjadi?”

tanya Vincent, yang perlahan duduk dari tempat tidurnya sambil memegang kepala yang penuh dengan ingatan yang tidak dikenal.Saat Vincent bangun, matanya langsung tertuju pada sebuah kaca besar di ruangan kamar.

Ia melangkah mendekat dan memandang refleksi dirinya dengan seksama. Namun, apa yang dilihatnya membuatnya terkejut bukan main. Tubuh yang ia lihat di kaca bukanlah tubuhnya sendiri. Ia telah bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang raja yang dikenal dengan nama Gabriel.

Tubuh yang ia tempati kali ini jauh lebih besar dan gagah, dengan tinggi mencapai 190 cm. Rasa bingung dan keheranan meliputi pikirannya, membuatnya semakin takjub dengan situasi yang baru saja ia alami.

“hmm?,apakah tuanku bermimpi buruk?"tanya maid itu yang ekspresi nya tampak sedikit bingung.

"Tidak, aku bertanya padamu dimana aku sekarang," Jelas Vincent yang masih berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

"oh.. itu.. kamu berada di kerajaan astoria,tuanku kenapa kamu menanyakan hal tersebut?" ucap maid itu yang badan nya setengah merunduk.

"lalu,apa yang terjadi dengan kerajaan astoria ini?" tanya Vincent yang menatap tajam pada maid.

Mengingat perangai sang raja suka memaki-maki bawahan nya, dengan gugup maid itu berkata"uhm.. anu.. tuanku bisa melihat sendiri keluar jendela"ucap maid itu yang gugup.

Vincent yang termenung melihat ke luar jendela kamar, dan melihat sebuah negeri yang hampir hancur. Kelaparan menyebar di mana-mana, dan para bangsawan bertindak sesuka hati mereka.bahkan kebiadaban bangsawan mereka tunjukkan kepada rakyat kecil,dengan mencambuk baik anak-anak dan orang tua, mereka di cambuk jika menghalangi jalan atau menghalangi pemandangan mereka.

Sebuah suara muncul di kepala Vincent, membuatnya gemetar dan ketakutan.

“Vincent, aku adalah dewa Yama, kau telah hidup kembali, kuharap kau bisa membantu negeri ini,aku juga telah memberimu kekuatan magis yang sangat kuat,itu dapat membantumu mengelola negeri ini,saranku habisi terlebih dahulu para bangsawan bengis itu,jika kau berbuat seperti bangsawan kerajaanmu,kau akan kembali kesini!” katanya, suaranya bergema dengan kekuatan dan ancaman.

Vincent Ketakutan setengah mati,itu adalah suara yang ia temui sebelum ia berada di kamar ini,suara yang menggema dengan kekuatan mengerikan itu, seperti membuat jantung nya meledak dengan kencang,Vincent yang memegang dada nya sambil mengambil nafas terengah-engah.

Vincent sejenak mencoba menenangkan diri secara perlahan,dan kembali duduk di atas ranjang dengan wajah yang masih memandang keluar jendela.bagaimanapun ia harus melaksanakan perintah tersebut, jika tidak dilakukan,Vincent sendiri telah melihat dengan kepala mata nya sendiri bagaimana penyiksaan di alam sana begitu menyakitkan. di tengah kekacauan yang melanda pikiran nya,ia bertanya pada maid yang berdiri di dekat nya.

“nona Astrid, kemarilah,” panggil Vincent kepada Astrid,kerajaan, saat ia duduk di kasurnya. “Ya, tuanku,” jawab Astrid.

Jujur, Vincent menatap nanar perlakuan para bangsawan,mereka selalu menyiksa dan menindas rakyat jelata dengan bengis,sebagian mereka dicambuk dan di terjang oleh mereka,banyak rakyat kalangan bawah mati di jalanan disebabkan ulah mereka.

Vincent yang sambil melihat keluar jendela bertanya pada maid itu:

“Ceritakan padaku berapa banyak bangsawan di negeri ini dan berapa banyak pasukan yang mereka miliki?” tanya Vincent.

Astrid mulai menceritakan apa yang diminta oleh Vincent. “Di kerajaanmu ada enam bangsawan, setidaknya mereka memiliki seratus orang tentara, dan yang paling kuat adalah Duke Dante, dia memiliki 300 tentara dan juga dia yang paling kejam saat ini,” katanya, suaranya penuh dengan kekhawatiran dan kebingungan.

 “Menurutmu, siapa yang paling kejam dan siapa yang paling baik hati terhadap rakyat?” tanya Vincent, yang memalingkan pandangan ke arah maid itu.

“Astrid, sejauh ini, Duke Dante adalah yang paling kejam, mereka semua terkenal suka merampok hak rakyat dan selalu menindas mereka. Namun, Duke Felix Thorner sering mendonasikan hartanya untuk memberi makan kepada rakyat biasa,” jawab Astrid, suaranya penuh dengan kekhawatiran dan kebingungan.

Vincent mulai merencanakan sesuatu,ia mencoba melihat ingatan pemilik tubuh sebelumnya,ternyata benar, persis seperti yang dikatakan oleh maid itu.

“Astrid, panggil Jenderal Caspian ke ruang kerjaku!” katanya, suaranya penuh dengan kekuatan dan keputusan.

Setelah Ny. Astrid keluar dari kamar Vincent, ia langsung mencoba menggunakan kekuatan yang diberikan oleh Dewa Yama saat berbicara dengan Vincent sebelumnya. Dengan cepat, ia berpikir bagaimana cara mengaktifkan kekuatan tersebut.

Pandangannya tertuju pada ranjang kayu yang terbuat dari ukiran kayu Quebracho di kamar, dengan bobot diperkirakan mencapai 500 kilogram.Ia mencoba mengangkat ranjang tidurnya dengan satu tangan. Ia berusaha dengan segenap kekuatannya, namun hasilnya jauh dari yang diharapkan. Ranjang itu malah terlempar ke atas dengan keras, merusak atap kamar dan jatuh dengan keras sekali, menyebabkan getaran kuat di seluruh istananya.

Vincent yang berdiri di puing-puing kamarnya yang hancur malah tertawa dengan riang. "Wahhh... Yama, kau memang yang terbaik, hahaha," senyum puas kegirangan tampak di wajah Vincent.

Namun, beberapa rumah warga yang berjarak tidak jauh dari istana juga ikut merasakan getaran tersebut. Mereka dengan panik mengira itu adalah gempa, mengakibatkan mereka keluar dari rumah dengan was-was.

"Gempa! cepat keluar dari rumah! "

Duke

Astrid berlari dari istana menuju kamp tentara yang terletak di dekat istana. Astrid langsung menemui Caspian yang berada di dalam kamp tersebut sembari memeriksa laporan dari bawahannya. Ia pun menyampaikan perintah raja kepada Jenderal Utama Astoria tersebut. Mendengar perkataan Astrid, Caspian lantas beranjak dari duduknya dan bersiap pergi ke istana kerajaan.

Di tengah perjalanan, Caspian sedikit bingung dengan panggilan yang mulia raja padanya. Sebelumnya sangat jarang sekali dirinya dipanggil menghadap langsung ke istana. Namun, ia langsung membuang pikiran itu dan bergegas menuju ke dalam istana.

Jenderal Caspian segera menghadiri ruang kerja raja di istana kerajaan, ia memberikan salam hormat pada Vincent dan mendoakan panjang umur untuknya. “Salam yang mulia, hamba memenuhi panggilan Anda,” ujarnya, suaranya penuh dengan hormat.

Untuk sejenak, Vincent berpikir tentang apa yang harus dilakukannya untuk memperbaiki kerajaannya, yang telah menjadi negara termiskin dan tidak berguna di mata internasional selama bertahun-tahun. Ia membaca dokumen serta arsip negara. Dokumen tersebut berisi tentang kerugian dan kerusakan kerajaan, sungguh membuat matanya sakit ketika membaca hal mengerikan itu.

"Kamu tak perlu sopan seperti itu, Jenderal," ucapnya dengan nada lembut. Vincent mulai melihat kembali ingatan pemilik lama, bagaimana keadaan Caspian sebelum ia ditransmigrasi ke tubuh yang ditempatinya sekarang.

Dalam ingatan tersebut menunjukkan bahwa Caspian adalah seorang jenderal yang terkenal karena kejujuran dan keadilan dalam memihak rakyat, tetapi sikap raja sebelum Vincent direinkarnasi membuat Caspian marah dan hampir membelotkan dirinya dari kerajaan.

Di tengah keheningan yang sementara itu, Vincent mulai membuka mulut lalu bertanya pada Caspian. “Aku bertanya padamu, Caspian, bangsawan mana saja yang telah korup dan merugikan warga serta menindas mereka selama bertahun-tahun?” tanya Vincent dengan tegas.

Menanggapi itu, Caspian terdiam sejenak, dan dalam pikirannya muncul sejumlah pertanyaan. “Mengapa raja yang hanya tahu bersenang-senang tiba-tiba menanyakan hal ini?” pikirnya.

“Jawab, Yang Mulia, ada lima duke dan tiga viscount yang selalu korup dan merugikan kerajaan serta menindas rakyat dengan kekuasaan mereka,” jawab Caspian dengan hormat.

“Ada berapa banyak pasukan di pihakmu saat ini?” tanya Vincent. “Jawab, Yang Mulia, saat ini pasukan hamba terdiri dari dua ribu pasukan berpedang, lima ratus pasukan berkuda, tiga ratus orang pemanah, dan empat ratus orang medis,” jawab Caspian dengan penasaran.

Vincent langsung membuat rencana untuk menggulingkan kekuasaan para penguasa itu. “Apakah ada pembunuh bayaran di pihakmu, Caspian?” tanya Vincent. “Jawab, Yang Mulia, hanya ada dua orang untuk saat ini,” jawab Caspian dengan penasaran.

“Kerajaan saat ini telah jatuh dalam krisis, dan semua jenderal memihak rakyat kecuali para bangsawan. Kalau dulu, aku akui bahwa aku yang melindungi mereka, tapi mulai dari sekarang, aku mengangkat perisai perlindungan mereka. Saatnya menghabisi mereka yang selalu membuat onar dan kerugian di mana-mana,” jawab Vincent dengan tegas di atas meja kerjanya.

Untuk meminimalisir korban di kedua belah pihak, Vincent mengatur sebuah taktik untuk menjatuhkan mereka.

“Ada lima ratus tentara di pihak musuh, dan saat ini saya memiliki tiga orang jenderal,” katanya, suaranya penuh dengan kekuatan dan keputusan.

Namun, akan sulit untuk memanggil dua jenderal lainnya karena mereka berada di wilayah kerajaan yang berjarak dua hari perjalanan jika ingin menggunakan kekuatan mereka. Cassius Vincent, setelah lolos dari neraka, Dewa Yama memberikan kepadanya sebuah kekuatan tempur yang luar biasa. Jika di kehidupan sebelumnya dia tidak bisa menang melawan satu orang tentara, maka di kehidupan ini ia mampu mengalahkan lima puluh orang tentara terlatih dalam sekali serang.

Saat itu juga Vincent mengeluarkan perintahnya pada Caspian. “Caspian, bagi pasukanmu menjadi lima bagian, dan setiap bagian harus menghadapi masing-masing Duke. kedua assassinsmu akan mengawal saya. Tapi jangan terburu-buru, tunggu sinyal dari saya, bersiaplah! Nanti malam kita akan bertindak!” kata Vincent dengan tegas.

“Lalu, bagaimana rencanamu, Yang Mulia?” tanya Caspian penasaran. Vincent kemudian menjelaskan secara rinci kepada Caspian. Mendengar hal ini, Caspian seakan-akan tidak percaya bahwa raja yang ia kenal penakut dan cenderung ceroboh, berani mengambil tindakan besar seperti ini.

Caspian keluar dari istana dan kembali pada pasukannya. Malam ini akan menjadi malam berdarah di kerajaan, untuk pertama kalinya seorang raja berani mengambil tindakan eksekusi terhadap para bangsawan. Caspian akan membagi pasukannya seperti yang diperintahkan oleh Vincent, dan kedua assassinnnya akan mengawal Vincent mengeksekusi para duke di malam hari.

Ditengah keheningan malam yang membungkus kerajaan, Vincent membuat keputusan yang berani untuk mengeksekusi pasukan kelima duke yang sangat terlatih tersebut. Dengan harapan bahwa kematian pemimpin mereka akan memporakporandakan formasi tentara dan mengurangi keefektifan serangan mereka.

Namun, rencana berbahaya itu dengan cepat dicegah oleh Caspian, tetapi Vincent tanpa ragu-ragu meyakinkan jenderalnya bahwa tindakannya akan memberikan keuntungan besar. Seluruh pasukan Caspian akan dibagi dan mengepung kediaman duke Astoria tanpa ampun.

Malam melabuhkan selimut gelapnya di atas kerajaan yang sepi. Dengan jubah ala ninja yang melambai bak hembusan angin malam, Vincent berlari ringan diantara rumah-rumah warga. Langkah-langkahnya terdengar samar di malam yang sunyi dan misterius, serupa dengan orkestra alam yang merdu namun merayu kedahsyatan. Bersama dua pembunuh bayarannya, ia tiba secara bersamaan di dekat rumah markas pertama target mereka, kediaman sang duke, Ryan Thorner.

Malam menjadi semakin gelap, menciptakan atmosfer misterius bagi musuh yang menantikan serangan itu.mereka sejenak mengamati dengan cermat, para penjaga yang mondar-mandir menjaga tempat itu.

Ketika penjaga patroli sedang tidak waspada, saat itu Vincent beserta kedua pembunuh bayaran berhasil melompat ke lantai dua, tempat kamar Ryan berada. Dengan cekatan, Vincent membuka jendela kamar Ryan dengan hati-hati, menghindari suara berisik yang dapat memancing penjaga.

Setelah jendela terbuka, Vincent meminta agar kedua pembunuh bayaran menahan jendela tersebut agar tidak terjatuh. Dengan diam-diam, Vincent menarik belati dari punggungnya dan menusukkan ke dada Ryan dengan kejam, lalu menariknya hingga mencapai perut bagian bawah, menyebabkan kematian langsung pada Ryan.

Vincent pun segera memasang kembali jendela itu ke tempat semula, lalu melarikan diri bersama kedua pembunuh bayaran. Namun, aksi pelarian Vincent terlihat oleh seorang penjaga, yang langsung berteriak memperingatkan penjaga lain tentang penyusupan ini.

"Penyusup! lindungi tuan ryan dan beberapa penjaga kejar mereka! " teriak penjaga itu yang panik.

Para penjaga dan keluarga duke Ryan,segera meluncur ke kamar Ryan dan menemukan tuan mereka telah tewas dengan luka yang mengerikan. Saat itu juga, Vincent telah berhasil melarikan diri dan memberikan sinyal kepada pasukan Caspian yang tiba dan melepaskan panah ke arah pasukan musuh yang terkejut, lalu menyerbu kediaman Ryan.

Di tengah kesedihan diantara penjaga, anak, serta istri duke Ryan,para penjaga menyadari adanya serbuan dari pasukan caspian.

Pertempuran pecah antara pasukan tersebut, dan dengan amarah dan frustrasi, pasukan musuh dengan mudah dikalahkan oleh pasukan Caspian dalam waktu singkat.ternyata benar seperti yang di katakan oleh yang mulia raja,formasi mereka porak- poranda"ucap caspian dalam hati.

Sementara itu, Vincent pergi ke rumah target kedua mereka, guna melancarkan serangannya yang kedua sambil menyelipkan ancaman tajam.

"Saatnya ajalmu tiba, Cleveland!"

Dante Fallenheart

Vincent berlari di tengah kegelapan malam, diikuti oleh kedua pembunuh bayaran itu. Tidak butuh waktu lama, mereka tiba di kediaman Duke Claveland. Dengan hati-hati, mereka memperhatikan gerak-gerik para penjaga, sementara mata tajam Vincent terus memantau para penjaga yang sedang berpatroli.

Vincent bersembunyi di semak-semak di dekat rumah target kedua mereka, lalu cepat memerintahkan kedua pembunuh bayaran untuk menyusup lebih dalam ke kediaman penguasa yang telah melakukan korupsi besar-besaran di kerajaan.

Tidak lama kemudian, Toni dan Mason, kedua pembunuh bayaran tersebut, kembali dengan informasi yang lebih akurat tentang kediaman yang mereka intai. Dengan cermat, kedua pembunuh itu melaporkan secara rinci apa yang mereka amati di dalam kediaman itu.

Tidak butuh waktu yang lama, Toni dan Mason, kedua pembunuh bayaran tersebut, kembali dengan informasi yang lebih akurat tentang kediaman yang mereka intai. Dengan cekatan, kedua pembunuh tersebut melaporkan secara mendetail apa yang telah mereka amati di dalam kediaman tersebut.

“Yang Mulia Gabriel(Nama asli dari raja astoria), saya melihat ada lima puluh orang berjaga di depan kamar Duke Cleveland,” lapor salah satu pembunuh bayaran kepada Vincent, yang bersembunyi di balik semak-semak yang dekat dengan kediaman Cleveland.

Vincent sedikit merasa jijik jika di panggil menggunakan nama tersebut.

“jangan panggil aku dengan nama yang menjijikkan itu, panggil aku Cassius Vincent mulai dari sekarang,” tegas Vincent, sambil mengamati ke dalam rumah Claveland. “Toni, Mason,” panggil Vincent kepada kedua pembunuh bayaran tersebut.

“Ya,Yang mulia” jawab mereka dengan mantap.

Vincent dengan cepat memikirkan taktik serangan mereka terhadap Claveland.

“Aku ingin kalian menjadi umpan. Pancing mereka ke arah barat, jangan ceroboh. Kalian harus tetap hidup, kalian mengerti?” perintah Vincent.

“Mengerti tuan!jawab mereka dengan mantap.

 Claveland, yang sedang tidur lelap, mendapatkan tamu tak diundang. Vincent memanjat dan melompat ke tembok kamar Nya, akhirnya ia berhasil masuk ke dalam kamar, saat itu juga, Vincent menikamnya saat ia berada di alam mimpi, namun Vincent tidak menyadari bahwa di dalam kediaman Duke yang ia bunuh,terdapat seorang ksatria unggul Claveland yang sangat peka terhadap bau darah.

Ksatria yang membawa pedang besar,berlari ke kamar Claveland ketika menyadari sesuatu telah terjadi pada tuan mereka.

Ksatria yang menjunjung pedang besar itu berlari ke kamar Claveland setelah menyadari sesuatu telah terjadi pada tuannya.

Vincent, mengenali bahaya itu, segera melesat ke arah hutan. Di bawah kegelapan malam, Vincent berlari menjauhi kejaran ksatria Claveland.

Dengan keterkejutan yang melanda, ksatria dan para prajurit membuka pintu kamar tuan mereka. Dalam keadaan mengerikan, di bawah sinar obor yang redup, mereka menemukan Claveland terbaring bersimbah darah dengan luka parah pada perutnya yang terbuka lebar.

Di tengah rasa sedih yang mendalam, ksatria itu melihat bayangan Vincent ketika Vincent meluncur turun dari jendela kamar Claveland sebelum menghilang dengan cepat. Tanpa ragu, ksatria itu segera mengejar Vincent dengan langkah gesitnya, berusaha menangkap pelarian itu sebelum hilang di dalam kegelapan hutan.

Sementara itu, setelah berhasil kabur dari kediaman Claveland, Vincent memberikan sinyal kedua kepada pasukan Caspian untuk menyerbu kediaman Claveland. Namun ksatria yang penuh dendam tidak terpengaruh dengan serbuan pasukan Caspian. Fokusnya kini hanya terarah pada mengejar Vincent, berharap dapat mengakhiri hidup yang membunuh tuan nya pada malam itu juga.

Setelah Vincent berlari Cukup jauh,akhirnya ksatria itu menangkap dan mencapai nya.

 “Berhenti, kau sialan!” kata ksatria itu, akhirnya ia mencapai Vincent, dan mengayunkan pedangnya ke arah tangannya.

Dalam pertarungan yang sengit di kegelapan malam, Vincent berhasil dengan mudah menghindari tebasan kedua yang dilayangkan kepadanya. Belati dan pedang saling beradu, menciptakan percikan api setiap kali senjata mereka bertemu. Mereka bertarung dengan gigih, saling menyerang dan bertahan dalam pertarungan yang mempertaruhkan nyawa.

Vincent yang tajam pengamatannya, menyadari kehebatan ksatria itu dan mengakui kekuatan lawannya. Dalam benaknya, ia mengucapkan, "Tak bisa dipercaya, Claveland memiliki ksatria sehebat ini."

Pertarungan terus berlanjut, dengan puluhan pukulan dan tebasan yang saling diarahkan. Ksatria yang mulai lelah dengan pedangnya, beralih menggunakan tinjunya.

Ia melancarkan pukulan langsung ke arah kepala Vincent, namun ia sangat terkejut ketika pukulan itu mendarat tanpa memberikan efek yang signifikan.

Seperti memukul sepotong besi, kekuatan Vincent terasa begitu kuat sehingga pukulan itu tidak membuatnya terpukul mundur.

Dengan nada provakasi Vincent berkata pada ksatria itu"Hahaha kekuatan Yama ni boss!, senggol dong! "

Mendengar perkataan itu ksatria itu mulai tersulut emosi yang membara, pertempuran terus belanjut.

Ditengah pertempuran yang dashyat itu,dua bayangan muncul dari balik sinar bulan,mereka dengan cepat menusuk ksatria itu hingga tewas, namun walaupun pisau itu jelas Tertancap di dada ksatria, ia masih memiliki sedikit kekuatan untuk melawan,Vincent yang melihat itu dengan cepat berlari ke arah ksatria itu dan memenggal kepala nya dengan cepat.

Ksatria yang hebat itu akhirnya menghembuskan nafas trakhirnya di malam itu,ternyata kedua bayangan itu adalah toni dan mason yang telah kembali dari misi mereka.

"kamu baik-baik saja,yang mulia?” tanya Toni dan Mason dengan cemas, yang segera menyusul setelah mereka mengalihkan perhatian para penjaga.

Meskipun mereka menang pada pertempuran ini,Vincent terluka cukup dalam di bagian lengan kiri nya.

“Ughh… aku tidak pernah menyangka, bangsawan sepertinya memiliki ksatria sekuat itu,” ucap Vincent yang sedang kesakitan.

“Yang Mulia, serahkan padaku sisa-sisa nya, kau kembali saja dan obati luka-luka mu,” kata Toni dan Mason dengan tegas.

“Kita tidak punya waktu lagi… cepat perban lukaku,” kata Vincent yang gemetar, memegang luka sayatan pedang yang cukup dalam.

Luka Vincent telah diperban, dan mereka bertiga melanjutkan perjalanan untuk menuju target mereka. Mereka berlari di tengah malam, mereka menuju kediaman Duke Antonio secepat mungkin, Vincent berharap tidak ada lagi hambatan yang akan menghalangi mereka selanjutnya. Setelah berlari selama waktu yang cukup lama, mereka akhirnya tiba di kediaman Antonio. Dengan cermat, mereka mengamati pergerakan para penjaga.

“Tuan, di dalam hanya sekitar sepuluh orang penjaga,” kata Mason, yang kembali dari pengawasan kediaman Antonio.

“Baiklah, saatnya kita bergerak!” ucap Vincent dengan tegas.

Vincent dan dua pembunuh bayaran itu menyelinap masuk dan dengan cekatan melumpuhkan beberapa penjaga di depan kamar Antonio tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

“Ini yang ketiga,”bisik Vincent sambil menusuk Antonio yang sedang tidur.

Namun Antonio mengeluarkan suara erangan, memancing perhatian para penjaga ke kamar nya. Saat itu juga, Vincent, Mason, dan Toni telah meninggalkan tempat itu dengan cepat.

Alarm kediaman Duke Antonio berbunyi, Vincent yang mendengar itu dari kejauhan menambah kecepatan mereka. Semua penjaga dan keluarga Antonio panik mendapati Tuan mereka telah terbunuh di atas ranjangnya.

Pasukan Caspian langsung menyerbu mendengar alarm tersebut, dengan ini tiga dari lima bangsawan telah dihabisi.

Sisa waktu mereka hanya dua puluh menit, mereka bergegas menuju rumah Duke Dante Fallenheart, untuk yang terakhir ini, mereka harus benar-benar teliti,karena musuh yang akan mereka hadapi adalah penguasa yang paling kuat serta keji.

Ia memiliki pasukan yang sangat terlatih,banyak diantara tentara dante adalah Veteran perang di masa lalu.

Mereka bertiga beranjak pergi ke rumah target mereka yang terakhir.

Hal yang sama terjadi, mereka berhasil menyelinap masuk ke kamar Duke Dante,tanpa suara sedikitpun atas tindakan yang mereka lakukan,kedua penjaga di depan pintu kamar Dante telah di ringkus dan di habisi.

Dengan perlahan, Vincent mendekati Dante yang terlelap tidur, diatas ranjang nya yang empuk, melihat Dante mengigau saat ia tertidur, membuat Vincent semakin kesal dan menghunuskan langsung belati nya ke arah dada Dante.

Akan tetapi dante berteriak kesakitan.

“Tidakkk, tolong aku!”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!