NovelToon NovelToon

Lord Of The Seven Lights

Dalam Cerita Itu

[Leon Arduin]

Usia 17 — 26 tahun dalam cerita

Dia adalah seorang pria yang baik, jujur, dan pekerja keras. Meskipun ia hanya berasal dari sebuah keluarga yang biasa saja, ia memiliki karakter dan bakat yang luar biasa.

Dengan mengandalkan bakat dan tekadnya, ia akhirnya dikenal sebagai seorang jenius yang memiliki keadilan tulus di akademi militer. Meski banyak orang yang iri kepadanya, mereka tetap mengakui bahwa sifat yang dia miliki memang mencerminkan seorang pahlawan yang sesungguhnya.

Namun, dibalik semua itu, ada sebuah rahasia khusus yang belum bisa dia ungkapkan kepada siapapun.

[Zealot Von Bach]

Usia 17 — 26 tahun dalam cerita

Merupakan keturunan generasi kelima dari salah satu keluarga bangsawan terkaya dan terkuat di kekaisaran Ultimatia.

Sebagai seseorang lahir dari keluarga terpandang, ia memiliki sifat angkuh dan tidak bisa mentolerir seseorang yang berdiri di atasnya. Karena kepribadiannya yang telah mendarah daging, ia akhirnya tersesat karena rasa rendah dirinya setelah kalah dengan Leon di akademi militer.

Karena alasan tersebut, dia berakhir menjadi seorang penjahat.

'Aku akan menjadi yang terbaik. Aku tidak pernah mentolerir siapapun untuk berdiri di atasku.'

Dengan memegang kepercayaan dan ambisi tersebut, dia terus berusaha untuk terus menentang Leon yang menjadi salah satu batu terbesar dalam hatinya.

***

Dua nama tersebut merupakan nama karakter utama dalam novel favoritku.

Itu adalah sebuah novel berjudul 'The Awakener Hero', sebuah novel yang memiliki banyak rute dan karakter.

Meski beberapa seri belum mencapai kesimpulan akhir, aku harus mengakui bahwa aku sangat menyukai jalan ceritanya. Ini terutama karena latar belakang dalam cerita tersebut, meski tempat yang digambarkan berbeda dari bumi tempat tinggalku, masalah yang menimpa dunia dalam cerita cukup mirip.

Mungkin itu memang ditulis berdasarkan apa yang telah terjadi di bumi. Namun, masih ada perbedaan lainnya juga, daripada situasi bumi tempat tinggalku, masih ada harapan untuk dunia dalam cerita tersebut.

... Kenapa aku mengatakan semua ini?

— Agen Akademi Militer Asosiasi Pahlawan Cabang Peaceful City, Kelas Angkatan Tahun 1364, Kadet Peringkat 1, Leon Arduin.

Itu karena dunia dalam novel tersebut tiba-tiba terbentang di depan mataku.

Dipanggil ke atas panggung, Leon Arduin berjalan dengan ekspresi kaku seolah-olah dia sedang gugup.

Itu adalah hal yang wajar bagi seseorang dari keluarga biasa. Bagaimanapun juga, kami berada di auditorium besar milik cabang asosiasi pahlawan. Di dalamnya ada 3.000 taruna dan ribuan penonton. Semua pandangan juga tertuju padanya.

"Dia adalah Leon Arduin? Wow!"

"Benar, dilihat dari manapun, dia sangat tampan~"

Beberapa gadis muda taruna dan para penonton wanita memuji-muji ketampanan Leon.

"... Inilah sebabnya orang-orang mengatakan Uniqueness adalah yang terpenting. Siapa peduli jika kamu berusaha keras? Orang-orang seperti dialah yang akhirnya menempati posisi pertama. "

"Ckk, orang itu benar-benar beruntung dengan Uniqueness-nya."

Dan tentu saja, ia menerima kecemburuan dan iri hati dari para remaja muda.

"Nilainya dikatakan sebagai yang terbaik dalam 10 tahun terakhir."

"Ya, aku pernah mendengar tentang dia. Uniqueness-nya juga telah diumumkan, bukan? Apa namanya... Sword Saint?"

Banyak pahlawan veteran dari asosiasi dan guild-guild yang hadir untuk menyaksikan kadet terbaik dalam sejarah baru-baru ini, mengalihkan pandangan mereka.

Mereka melihat ke bawah dari kursi tertinggi auditorium. Namun aku bisa mendengar suara mereka. Mereka harusnya berada setidaknya satu kilometer jauhnya, tapi selama aku melihat mereka, aku bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas.

Mungkinkah ini ada hubungannya dengan Uniqueness milikku?

"Ya, sebagai pengguna pedang di tingkat Basic-Rune tipe Attacker, bisa dibilang dia diberkati oleh dunia."

"Hmm... itu deskripsi yang cukup samar, tapi kurasa informasi dari akademi semuanya seperti itu."

"Kami sudah reservasi anak itu, jadi jangan menyentuhnya!"

Aku sepertinya bisa mengenali wajah salah satu dari mereka.

Itu adalah Sharon Ilya, salah satu karakter pendukung yang berperan penting dalam perkembangan karakter Leon, yang juga hampir menjadi kekasihnya.

Tepat setelah memasuki bab-bab yang panas, situasi di bumi tempat tinggalku semakin memburuk, mungkin karena itu penulis tidak menulis bab lanjutan dari novel tersebut. Ini terkadang membuatku bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang terjadi padanya?

Ya, apapun itu, keduanya tidak pernah menjadi sepasang kekasih.

"Reservasi? Apa yang direservasi? Ketika datang ke taruna, tidak ada yang seperti itu."

Dihadapkan dengan kata-kata pedas pahlawan dari guild lain, Sharon menanggapi dengan senyuman penuh makna sebelum membantah.

"Apakah itu sebabnya kalian 'Lake of Enlightenment' tidak bisa lepas dari peringkat kedua?"

Aku hanya pernah melihat wajah Sharon dari ilustrasi novelnya, sehingga aku dibuat terkejut karena kecantikannya yang sebenarnya.

"... Bisakah aku menganggap itu sebagai tantangan?"

"Aku bercanda, tentu saja. Ditambah lagi, kita masih memiliki tiga tahun lagi sebelum kita dapat merekrut salah satu dari mereka."

"Dua tahun." pria di samping Sharon menyalak.

"... Kamu harusnya tahu kalau menghubungi mereka sebelum lulus adalah ilegal, kan?"

"Itu berdasarkan premis jika ada yang tahu."

Sharon dan pria itu saling melotot. Dengan keduanya sebagai titik awal, suasana di kursi VIP mulai memanas.

Dengan demikian, pertarungan memperebutkan Leon sudah dimulai.

— Kelas Angkatan 1364, Kadet Peringkat 2, Zealot Von Bach.

Sementara itu, karakter utama lainnya berdiri dengan angkuh, menunjukkan penampilan yang tidak kalah mempesona dari Leon.

Dia adalah keturunan keluarga Bach, yang nama leluhurnya telah terkenal di seluruh dunia.

Penonton mulai bergumam saat dia berjalan ke atas panggung. Tetapi tidak seperti yang mereka ucapkan kepada Leon, tidak ada kecemburuan atau rasa iri sama sekali. Yang ada hanya kekaguman dan ketakjuban.

Terhadap Leon, mereka akan berpikir, 'Mengapa dia lebih baik dariku?' Tetapi terhadap Zealot, mereka akan berkata 'Dia lebih baik dariku sejak lahir' hampir secara naluriah.

Seolah menunjukkan darah bangsawannya, Zealot berjalan ke atas panggung dengan tenang.

Leon Arduin dan Zealot Von Bach.

Berdiri berdampingan, keduanya saling melotot.

Bahkan aku hampir berhalusinasi bahwa ada petir yang berderak dari mata mereka.

Tanpa keraguan, keduanya adalah karakter utama dalam novel favoritku 'The Awakener Hero.'

Lalu dimana aku?

Aku tidak berada di dekat panggung, apalagi diatasnya. Aku hanya duduk di kursi terbelakang, bukan hanya menjadi 'satu dari tiga ribu', tetapi anggota dari 'tiga ribu.' Tidak ada pahlawan dari asosiasi yang melirik ke arahku.

"Griss, kamu peringkat berapa? Aku ada di halaman ke-26, itu tepat di peringkat 2600."

Di sebelahku, seorang anak laki-laki yang menyerupai anak babi bertanya dengan penuh semangat. Aku melihat nama 'Drull' di nametag-nya yang ditulis dengan bahasa asing yang anehnya dapat kumengerti.

Mungkin itu berarti dia akan memiliki peran meskipun tidak akan bisa menjadi pahlawan? Bagaimanapun, kemampuan fisiknya tampaknya tidak dapat diandalkan, tapi entah kenapa aku merasa bahwa dia memiliki beberapa keunggulan.

"Griss?"

"... Aku tidak tahu."

Aku tidak tahu siapa aku. Aku bahkan tidak tahu kenapa namaku adalah Griss.

Jika sesuatu seperti transmigrasi terjadi, bukankah aku harusnya menjadi salah satu dari dua orang yang berdiri di atas panggung?

"Hei, ayolah, bagaimana mungkin kamu tidak tahu itu..."

"Serius, aku benar-benar tidak tahu."

Sekali lagi, aku benar-benar tidak tahu. Dunia ini seharusnya adalah sebuah novel yang pernah aku baca, tapi aku tiba-tiba berada di tubuh karakter yang bahkan tidak pernah kuketahui nama atau perannya.

Selain menjadi seorang taruna di akademi militer, aku adalah karakter yang paling biasa dan tidak memiliki apa-apa. Itu benar-benar karakter yang tidak akan bisa diingat meski orang telah berkali-kali menyebut nama dan bahkan melihat wajahnya.

... Benar, itu bahkan tidak layak disebut sebagai ekstra.

\=\=\=

□ Awakener : (Seseorang yang telah mengalami kebangkitan Rune dan mendapatkan Uniqueness.)

□ Rune : (Karakteristik khusus yang merupakan hasil dari manifestasi jiwa seorang Awakener. Rune juga dapat mengembangkan sebuah kemampuan khusus 'Rune-Skill', tergantung pada pencerahan yang diberikan oleh Uniqueness dari setiap individu.)

□ Uniqueness : (Kekuatan unik dari yang bersifat individu, dan merupakan kunci utama untuk kenaikan Rune.)

□ Tingkatan Rune :

—Basic-Rune : Awakener tingkat 1 — 2

—Advance-Rune : Awakener tingkat 3 — 6

—Expert-Rune : Awakener tingkat 7 — 8 (Saint)

—Master-Rune : Awakener tingkat 9 (Demigod)

—God-Rune : Awakener tingkat 10 (God)

□ Variasi Rune

—Attacker (berspesialisasi dalam kerusakan fisik jarak dekat.)

—Shooter (berspesialisasi dalam kerusakan fisik jarak jauh.)

—Supporter (berspesialisasi dalam dukungan atau penyembuhan.)

—Mage (berspesialisasi dalam casting mantra.)

—Rare (tidak dapat diidentifikasi.)

□ Pahlawan : (Pekerjaan yang diambil oleh mayoritas Awakener. Kualifikasi hanya berhasil didapatkan jika seseorang berhasil mendapatkan Advance-Rune.)

Numbers (1)

Suatu hari di Jepang, tepat di saat ketenangan sebelum badai terjadi, aku mengingat percakapan yang kulakukan dengan ketua tim.

“Shinomiya-kun, seandainya kamu diberikan satu permintaan untuk dikabulkan, permintaan apa yang akan kau berikan?”

Aku ingat, saat itu aku menjawab seperti ini.

“... Ketua tim, bukankah usiamu sudah terlalu tua untuk lelucon seperti itu?”

“Ckk, aku hanya bertanya seandainya, kan? Ditambah lagi, bukankah terlalu tidak sopan untuk menyebutkan perihal usia di depan seorang wanita?”

Aku tersenyum tanpa terlihat mendengar gerutuannya yang sudah biasa.

“... Seandainya permintaan seperti itu memang ada...” aku berhenti disana, tapi itu bukan karena aku masih memikirkan permintaanku, tapi itu karena aku tidak berani mengutarakannya.

Pada akhirnya, aku hanya bertindak bodoh dengan mengeluarkan laptop usang dari tasku. Kemudian, aku membuka salah satu website dari platform webnovel untuk menunjukkan sebuah judul novel yang berjudul ‘The Awakener Hero.’

“Ini... seperti bagaimana bumi mendadak berubah karena kemunculan makhluk asing dan kekuatan super, novel ini menunjukkan kisah yang serupa.”

“Heh~, ini agak tak terduga kalau Shinomiya-kun yang terkenal dingin dan cuek ternyata adalah seseorang yang suka membaca hal-hal seperti ini.”

Melihat aku tidak terlalu memperhatikan cara bicaranya, pemimpin tim kembali bertanya. “Lalu, apa yang sebenarnya kau inginkan?”

“Hanya alasan bodoh yang bahkan tidak layak untuk disebutkan.” jawabku sambil menunjukkan senyum mencela diri.

Pemimpin tim terkekeh dan menjawab. “Seperti melihat kesimpulan dari cerita atau melihat bagaimana akhir bahagia dari kehidupan seorang pahlawan?”

“Bisa dibilang seperti itu. Meski bukan penggemar novel, pemimpin tim seharusnya tahu kalau kebanyakan dari novel pahlawan selalu berakhir tragis, kan?”

“Benar, benar, selalu seperti itu di film dan drama. Jadi, apakah itu adalah keinginanmu?”

Aku tidak menjawab, dan hanya melirik pemimpin tim dari samping. Meski penampilannya sekarang sedikit lusuh karena keadaan dunia, aku masih bisa melihat kecantikan dari fitur lembut di wajahnya yang bersemangat.

Rambut sebahu dan matanya yang hitam pekat, ditambah dengan titik kecantikan di bawah mata kirinya benar-benar tercetak dalam ingatanku. Memandangi semua ini, aku kembali mengingat topik yang sedang kami bicarakan. Itu membuatku bertanya-tanya, apa sebenarnya yang aku inginkan? Dia?

... Karena itulah, dihadapkan dengan pertanyaan terakhirnya, aku hanya bisa memberikan senyuman kosong tanpa jawaban.

...

....

Aku berdiri di depan apartemen kecil yang tampak asing. Selama akhir dari upacara kelulusan dari Agen Akademi Militer, aku berjalan dengan kosong sambil mengingat tentang masa lalu yang mungkin terkait dengan transmigrasiku.

Kemudian, tanpa disadari aku telah sampai di depan apartemen tersebut. Awalnya aku sedikit terperangah, namun aku segera menyadari bahwa itu dilakukan oleh alam bawa sadar pria bernama 'Griss' itu.

Aku tidak tahu apa yang terjadi kepada pemilik asli dari tubuh ini. Bagaimanapun juga, tempat ini bukan duniaku, dan bahkan aku disini bukanlah ‘aku.’ Mungkin orang berpikir bahwa aku sedang berfilosofi, tapi sebenarnya tidak. Itu hanya cara terbaik yang bisa kulakukan untuk menggambarkan situasi yang sedang kualami.

Aku telah menjadi karakter di novel ini, dan itu juga karakter yang aku tidak tahu apakah penulis benar-benar tahu tentang keberadaannya.

Griss, nama aslinya adalah Griss Necker. Tapi karena situasi yang tidak diketahui, dia dengan sengaja menyembunyikan nama keluarganya. Tinggal di sebuah apartemen kecil yang tampak biasa, dia adalah satu-satunya orang yang masih hidup dalam keluarganya.

Adapun mengapa, aku tidak mengetahuinya. Bagaimanapun, aku berhasil mengetahui informasi ini setelah menangkap kepingan ingatan Griss yang tersisa.

Pada usia 9 tahun, Griss diterima di ‘Agen Akademi Militer’, tempat untuk membina para Awakener untuk menjadi elit yang bisa melawan para monster dan Arcanist yang merupakan sumber ancaman utama di dunia tersebut.

Adapun kemampuan apa yang dimiliki Griss untuk lulus ujian, aku sama sekali tidak mengetahuinya. Aku tidak tahu apa-apa tentang dia. Aku bahkan tidak dapat mengingat dengan jelas seperti apa wajahnya.

Aku benar-benar tidak bercanda. Awalnya, aku mengira itu karena penampilannya yang terlalu biasa, tapi saat ini aku segera menyadarinya.

Melihat ke cermin...

(...)

Yang berhasil kulihat hanyalah fitur buram yang bahkan tidak diketahui apakah itu adalah wajah manusia.

Sungguh kepemilikan tubuh yang gila. Atau mungkin ini merupakan efek transmigrasi? Pokoknya ini benar-benar tidak masuk akal. Aku beristirahat saat lelah seperti di hari-hari biasa, tapi ketika aku bangun, aku mendapati diriku di tengah upacara kelulusan Agen Akademi Militer.

Awalnya, aku mengira aku sedang dikerjai. Tapi ide itu segera menghilang dalam dua detik. Aku bahkan tidak bisa repot-repot menjelaskan alasannya. Kedua, mungkin aku sekarang sedang bermimpi. Tapi gagasan tersebut juga gagal.

Seperti yang diketahui semua orang, pikiran berada dalam mimpi tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang yang sedang bermimpi. Dan yang lebih penting lagi, tidak ada mimpi yang berlanjut selama dua minggu lebih dengan rasa kenyataan yang begitu jelas.

Begitulah akhirnya, aku telah menghabiskan dua minggu lebih di dunia ini hanya untuk merenungkan apakah dunia ini nyata atau hanya sebuah novel.

Tring, Tring~~

Bahkan sekarang, sama seperti yang telah kulakukan selama lebih dari dua minggu ini, aku sekarang sedang berbaring sambil menatap ke langit-langit. Mendengar suara ponsel berdering, aku melirik hanya untuk melihat bahwa ini adalah pesan yang memberitahukan tanggal masuk Agen Akademi Militer.

“...Hah~, kenapa aku harus sekolah lagi?”

20 hari yang lalu, itu adalah hari kelulusan Agen Akademi Militer. Namun, yang menjadi peserta kelulusan hanyalah kelompok dari kadet non-tempur. Kadet kelas tempur harus menghadiri kelas selama tiga tahun lagi. Tiga tahun ini akan dihabiskan di ‘Numbers’. sebuah tempat pelatihan yang didirikan khusus oleh asosiasi pahlawan.

Dan tentu saja, pria ‘Griss’ yang terkutuk ini juga merupakan kadet tipe tempur. Padahal aku sempat memikirkan bahwa aku mungkin bisa menghabiskan hari-hari damai tanpa rasa takut akan bahaya monster di dunia ini, tapi...

“Agh... kenapa aku harus terlibat dengan situasi merepotkan sekali lagi?”

Aku hampir tidak melakukan apa-apa selama lebih dari dua minggu terakhir. Hanya menghabiskan sebagian besar waktu di internet, makan makanan siap saji jika lapar, kembali online untuk mencari jalan keluar.

Bagaimanapun juga, ada yang agak aneh dari pengaturan di dunia ini. Meski negara-negaranya masih mengambil sistem kerajaan dan kekaisaran, tetapi banyak teknologi yang ada jauh melampaui bumi tempat asalku tinggal.

Karena itu, pesan pemberitahuan tentang tanggal masuk Numbers hanya membuatku resah. Apa saja hal-hal yang perlu kuperhatikan? Aku sebenarnya tidak ingin pergi, tetapi jika aku melakukannya, maka aku akan segera dikeluarkan. Kemudian, aku tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aku tidak tahu kenapa aku dilemparkan ke dunia ini, dengan tujuan apa, atau bagaimana caranya, tapi setelah memikirkannya selama hampir tiga minggu, aku dengan enggan mulai menerimanya.

Sepertinya aku juga akan berada di dunia ini untuk waktu yang lama. Kalau begitu, setidaknya aku harus memikirkan sedikit tentang masa depan. Dari apa yang kuketahui dalam novel aslinya, menjadi pahlawan adalah pekerjaan yang diimpikan hampir oleh setiap orang.

Meskipun aku tidak tahu bagaimana masa depan akan terjadi, aku hanya perlu bertahan untuk mencari tahu kebenaran dibalik transmigrasiku ini. Lagipula, aku yakin aku akan berhasil menemukannya suatu hari nanti.

“Heh, dunia ini juga tidak buruk. Setidaknya aku bisa merasakan kedamaian yang hampir kulupakan di kehidupanku sebelum datang ke dunia ini.”

Numbers (2)

07.10

Masih ada 50 menit sampai sekolah masuk. Aku bangun dan berjalan dengan susah payah menuju ke kamar mandi. Memandangi bayangan di dalam cermin, entah kenapa aku merasa agak ngeri. Jujur, aku masih tidak terbiasa dengan bayangan tuan berwajah buram yang menyambutku.

“... Persetan dengan penampilan ini. Apakah itu akan tetap seperti ini bahkan masa depan?”

Aku tidak tahu alasannya. Itu juga bukan karena aku tidak bisa menggambarkan wajah asliku. Jika itu masalahnya, tidak masuk akal milyaran orang lainnya memiliki wajah mereka sendiri. Jadi mengapa hanya pria bernama Griss ini yang memiliki penampilan seperti ini?

“Haa... aku benar-benar tidak mengerti.”

Menghela nafas, aku dengan malas membasuh wajahku. Aku bisa merasakan kulitku. Aku juga punya rambut. Tapi itu hanya membuat segalanya menjadi semakin menyeramkan.

Setelah membersihkan diri, aku berganti ke seragam Numbers yang kudapatkan di upacara masuk. Selain hal itu, aku tidak punya barang bawaan lain.

Orang lain mungkin iri melihatku mengenakan seragam ini, tapi aku tidak berpikir itu adalah hal yang cukup untuk dibanggakan. Yah, bagaimanapun juga, aku bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya ingin kulakukan sekarang.

Mencari jati diri? Atau tujuan? Apa mungkin arti keberadaan? Itu benar-benar sulit untuk dijawab. Namun terlepas dari semua itu, aku yang sekarang bahkan lebih khawatir tentang apa yang akan dikatakan orang dengan wajahku yang buram.

“... Bagaimana aku bisa mencari jalan keluarnya?”

Memutar kenop pintu, aku menoleh ke belakang sebentar. Tempat tinggalku selama tiga minggu terakhir. Itu adalah apartemen yang hampir tidak berhasil aku temukan jika aku tidak tahu bahwa alamatnya tertulis di kartu kadet milik Griss.

Sepertinya aku telah terikat padanya dalam waktu yang singkat ini.

“Haa... itu benar-benar lingkungan yang mudah untuk dirindukan.”

Numbers dibangun oleh asosiasi pahlawan di tengah laut timur. Itu tepatnya di sebuah pulau kecil ditengah laut yang merupakan wilayah perbatasan dari negara yang berbeda. Jadi tempat tersebut bukan milik tiga kekaisaran ataupun empat kerajaan.

Membuang muka dari pemandangan apartemen kecil yang nyaman untuk kutinggali, aku mulai melangkah ke dunia asing yang tidak kuketahui.

***

Lembaga pelatihan terbesar di dunia yang membanggakan sihir, sains, dan teknologi tercanggih. ‘Numbers’ adalah nama lembaga sekaligus pulau yang terletak di tengah laut timur. Pulau buatan ini hampir sebesar pulau Honshu di Jepang, negara tempat asalku.

Di pulau yang luas ini, hanya ada sekitar 5000 taruna pahlawan, dimana 1300 diantaranya adalah siswa tahun pertama. Sementara 2000 taruna non-tempur lulus tiga minggu lalu, taruna elit dari seluruh dunia berkumpul di sini, membuatnya jauh lebih kompetitif.

Di satu sisi, itu adalah lingkungan yang suram dan terlalu keras untuk anak usia 17 hingga 19 tahun. Di sisi lain, lingkungan tersebut memang dapat mendukung perkembangan generasi muda yang masih memiliki jiwa kompetitif yang tinggi dalam diri mereka.

Selain para taruna, ada juga para instruktur pelatihan, agen kafetaria, agen kebersihan, perekrut yang berkunjung sesekali, pejabat pemerintah, insinyur pemeliharaan dan operasi, tentara yang dikirim sebagai sekuritas, dokter dan peneliti, penjaga toko serba ada yang bekerja di bawah lembaga, dan masih banyak lainnya.

Dengan demikian, ada lebih dari 50.000 orang tinggal di pulau tersebut.

Berbicara tentang suasana keseluruhan, tempat tersebut memang cukup riuh. Karena tidak hanya kekuatan di dalamnya sudah cukup untuk menandingi yang terkuat dari tiga kekaisaran dan empat kerajaan, mereka juga memilih untuk menjadi pihak netral.

Dengan cara ini, banyak investor yang datang dari luar untuk menjilat dan menunjukkan niat baik mereka terhadap Numbers.

Yah, bagaimanapun, Griss sekarang adalah anggota Numbers, jadi bisa dikatakan bahwa ia adalah salah satu elit. Tapi aku tidak pernah mendengar tentang dia di buku aslinya, jadi kupikir dia seharusnya harus hidup di suatu tempat yang terpisah dari jalan cerita utama.

Meskipun dia tidak menjalani kehidupan di sekitar tokoh utama, aku percaya bahwa dia mungkin hidup damai tanpa banyak beban di suatu tempat.

... Dan itu juga yang sebenarnya aku inginkan. Menatap pintu kelas, aku hanya bisa menghela nafas.

[Kelas Pemula – A]

Itu adalah nama kelas yang kukenal. Karena tidak seperti kelas satu lain, kelas ini telah berulang kali disebutkan dalam novel aslinya.

Benar, Leon dan Zealot, karakter pendukung yang penting dalam cerita, skema dan kegaduhan, semuanya bermula dari kelas ini. Sebagai anggota kelas, aku kemungkinan besar akan tersapu alur terlepas dari apa yang kuinginkan.

“Huu...”

Setelah menenangkan diri, aku dengan perlahan dan hati-hati mulai membuka pintu.

Interiornya rapi, kebanyakan berwarna putih bersih tanpa adanya tanda-tanda debu sedikitpun. Ada tiga meja panjang menjulang, ini membuatku bertanya-tanya dimana aku harus mengambil tempat duduk.

Menyapu sekeliling, aku menemukan Zealot duduk di kursi paling belakang. Dengan mata tertutup dan tangan di saku, memang tampak mengesankan, tapi aku tiba-tiba berpikir apakah orang ini sebenarnya mengadopsi sindrom kelas delapan atau semacamnya?

Di sebelahnya ada teman masa kecilnya, Sheryl Starling, sedang mengobrol. Tentu, tak satupun dari mereka yang memperhatikan orang tidak penting sepertiku.

Yah, setidaknya aku akan bersyukur untuk yang satu ini.

Duduk di kursi tepi di barisan tengah, aku merasa bahwa diriku mungkin sudah memenuhi syarat untuk bersikap layaknya karakter tambahan dengan tepat. Yah, persetan dengan apa yang disebut karakter. Aku sekarang hanya bisa dengan linglung menatap ke depan.

Tidak ada papan tulis, tapi layar proyeksi untuk menampilkan hologram sangat besar. Oi, penulis sialan, bukankah setting teknologi di dunia ini agak terlalu berlebihan? Melihat pemandangan ini hanya bisa membuatku menghela nafas tanpa daya.

Setelah melalui segala macam pendidikan, ancaman, dan pengalaman bertahan hidup dalam bencana, sulit untuk membayangkan diriku akan kembali duduk di bangku sekolah.

Semester dimulai pada bulan Februari, itu adalah musim dingin. Untungnya, suasana di dalam sangat hangat hingga sulit bagiku untuk memperkirakan perbedaan suhunya dengan lingkungan luar.

“Khoaamm~”

Tentu saja, suasana seperti itu akan membuatku mudah mengantuk.

Saat ini jam 8 tepat, namun karena itu adalah hari awal masuk, kelas akan dimulai setengah jam kemudian. Ini membuatku penasaran, apakah kita sungguh perlu datang tepat waktu dalam situasi seperti itu?

Bagaimanapun, ada yang disebut portal di dunia ini. Dengan menggunakan fasilitas tersebut, perjalanan menjadi lebih singkat untuk tiba ke tempat-tempat tertentu.

... Ngomong-ngomong, ayo tidur sebentar. Aku tidak ingin berpikir lagi. Menutup mataku, aku meringkuk dan meletakkan kepalaku di atas meja.

–Perhatian!

Sebuah suara menggelegar membuatku kembali sadar. Ketika aku membuka mata, instruktur sudah berdiri di belakang podium.

“Ini adalah hari pertama, jadi tidak ada latihan khusus. Tapi saya harap latihan pagi akan tetap dilakukan. Latihan tidak pernah salah, terutama di pagi hari dimana tingkat kepadatan mana mencapai tingkat yang cukup tinggi.”

Latihan pagi? Ini membuatku teringat bahwa ada pengaturan seperti itu dalam jalan ceritanya. Dikatakan bahwa tempat latihan terbuka mulai jam 5 hingga jam 8 pagi. Yah, mungkin pertemuan awal karakter utama dengan para tokoh penting juga dimulai dari sana.

“Sekarang, mulai dengan pengenalan diri. Saya John Yohan, instruktur yang bertanggung jawab atas anda semua untuk tahun ini.”

Nama itu, aku secara samar bisa mengingatnya.

“Saya memiliki Advance-Rune tipe Attacker yang cukup kuat, itu disebut Berserker. Menurut pengetahuan umum dan standar asosiasi pahlawan tentang tingkat kekuatan, saya diklasifikasi sebagai Awakener tingkat 5 yang merupakan pahlawan peringkat menengah.”

Mata para murid berbinar. Itu bisa dimengerti. Meskipun ada begitu banyak siswa di tahun pertama, mayoritas dari mereka bahkan belum mencapai Advance-Rune, dan masih macet di Basic-Rune.

Ini saja menunjukkan bahwa mereka belum mendapatkan pencerahan untuk naik ke tingkat 3 dan masih stagnan di tingkat 1 atau 2. Tentu saja itu tidak berlaku untuk semua orang. Seperti kasus Leon dan Zealot, meski kebanyakan taruna tahun pertama masih berada di Basic-Rune, keduanya sudah memiliki Advance-Rune dan menjadi Awakener tingkat 3.

John Yohan tampaknya puas dengan reaksi para siswa saat sudut mulutnya membentuk lengkungan.

“Hari pertama akan terasa spesial, karena kalian mungkin tidak tidur karena kegembiraan dan kekhawatiran. Atau mungkin kalian senang karena bisa memperbaiki diri setelah masuk ke dalam Numbers. Heh, apalagi kalian mungkin bisa melihat gebetanmu lagi setelah sekolah kembali masuk.”

Para taruna tertawa kecil. Namun instruktur mengubah ekspresinya menjadi serius.

“Tapi, Numbers tidak akan sama dengan Agen Akademi Militer sebelumnya. Saya berjanji bahwa kalian tidak akan punya waktu untuk menjalin hubungan. Itu karena di Numbers, anda akan mengalami apa yang disebut situasi pertempuran nyata. Karena itu, nantikan betapa menakutkannya pengalaman di dunia nyata!”

Senyum nakalnya membuat taruna merinding. Bahkan aku tanpa sadar merasakan hal yang sama. Ini terutama di latihan tempur, bagaimana aku harus ambil bagian di dalamnya?

\=\=

□ Arcanist : (manusia yang memuja iblis dan telah menjadi setengah iblis setelah mendapatkan berkah dari dewa iblis.)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!