"Nyonya dan Tuan Mahendra, perkenalkan ini putri kami Rayla", ucap Ratna ketika Rayla memasuki ruangan private di sebuah restoran.
Siapa yang tidak terkesima melihat kecantikan Rayla. Kulitnya yang putih bersih dan polesan wajahnya yang begitu sederhana dan natural tidak mengurangi kadar kecantikannya sama sekali. Ia memakai hijab sehingga menambah keanggunannya.
Namun, setelah Rayla duduk ia memperhatikan pria yang ada di hadapannya. Pria itu tersenyum malu-malu seperti anak ABG bertemu dengan pujaan hatinya.
Mungkin akan terlihat biasa jika senyuman itu membuat dirinya semakin tampan. Tapi, lain halnya dengan yang satu ini. Pria itu malah memeluk lengan ibunya sambil tersenyum malu-malu menyembunyikan wajahnya di lengan ibunya tersebut. Hingga menghentak-hentakkan kakinya.
"Ma, aku malu. Dia cantik banget", bisik Gio pada ibunya yang juga di dengar oleh Rayla dan orang tuanya.
Rayla sampai ternganga melihat tingkah Gio yang aneh itu. Rayla meyakinkan dirinya untuk segera kabur dari tempat itu. Ia tidak ingin memiliki suami aneh seperti Gio.
"Hatchi! Hatchi!", tiba-tiba Rayla bersin dengan sangat kuat dan berulang-ulang.
Rayla menggunakan cara ini untuk segera menghindar dari jebakan orang tuanya. Rayla tidak mengerti apa yang di pikirkan kedua orang tuanya. Mereka menjodohkannya dengan pria aneh di hadapannya ini. Tapi, ini bukan yang pertama kali untuk Rayla. Sudah beberapa bulan ini dirinya terus di sibukkan oleh perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Tapi, tidak ada satupun yang nyangkut di hati Rayla.
Sebelumya Rayla di pertemukan dengan seorang pria tampan dan kaya raya. Awalnya Rayla cukup terpukau melihat ketampanannya dan cara berpakaiannya. Tapi, lama-kelamaan keluarlah asli pria itu. Ia terus menyombongkan dirinya yang memiliki banyak perusahaan yang tersebar di mancanegara. Bukan hanya itu ia juga memamerkan mobil-mobilnya dengan menaruh satu persatu kuncinya di atas meja makan. Ah, Rayla langsung skip yang itu. Rayla sangat tidak suka dengan pria yang pamer akan hartanya.
"Rayla sayang, kamu kenapa?", tanya Ratna panik.
"Hatchi! Ma, aku permisi ke toilet ya. Hatchi!", ucap Rayla sambil beranjak dan buru-buru keluar dari ruangan itu.
Tentu Ratna dan Alan tahu jika Rayla hanya berpura-pura. Mereka hanya bisa menghela napas melihat putrinya itu.
Beberapa hari kemudian...
Rayla kembali bertemu dengan seorang pria atas perintah ibunya. Awalnya Rayla menolak karena ia harus sendirian menghadapi pria itu. Tapi, Ratna meyakinkan jika mereka akan bertemu di kafe yang ramai dan Bu Tari, supir pribadi Rayla akan memantaunya dari jauh.
Akhirnya Rayla tiba di kafe itu. Ia bertanya kepada waiters meja yang di pesan oleh orang yang bernama Rocky. Waiters itu menunjukkan meja tersebut pada Rayla. Dan tampaklah seorang pria tegap sedang menunggunya di sana.
Rayla menarik napasnya dalam-dalam lalu berjalan ke arah meja tersebut. Sebenarnya ia memiliki rasa canggung karena harus sendirian berhadapan dengan seorang pria yang tidak di kenalnya. Bagaimana jika pria ini adalah pria aneh yang kesekian kalinya?
"Assalamualaikum, aku Rayla. Benar kamu Rocky?", ucap Rayla.
"Oh, iya benar aku Rocky. Si..silahkan duduk", jawab Rocky yang tampak senang dan juga grogi.
Tentu saja ia grogi karena ada bidadari yang turun dari kahyangan di hadapannya. Bukan berarti ini pertama kalinya Rocky melihat wanita cantik. Hanya saja Rocky merasa kecantikan Rayla itu seperti berlian yang begitu di jaga dan di rawat dengan baik.
Rocky itu sama seperti pria-pria yang pernah di jodohkan oleh orang tua Rayla. Yaitu pewaris sebuah perusahaan ternama di negara tersebut. Rocky benar-benar tertarik pada Rayla. Dalam hatinya ia harus membuat Rayla takjub dan langsung menerimanya sebagai calon suaminya.
Di awali dengan memesan makanan. Rayla begitu tergiur dengan menu yang ada di kafe itu. Ia memesan spaghetti, steak dan es coklat. Ya, ia memerlukan itu semua untuk membuat dirinya tetap waras kalau-kalau pria di depannya ini menjadi aneh.
Sedangkan Rocky, demi membuat Rayla terkesan ia pun ingin menunjukkan makanan sehat yang selalu di konsumsinya. Yaitu salad sayur dan air mineral. Rayla yang tidak suka dengan salad itu pun langsung bergidik geli melihatnya.
Tapi, yang di tangkap Rocky sepertinya lain. Ia mengira jika Rayla benar-benar terkesima dengannya. Karena Rayla terus memperhatikannya saat memakan salad tersebut. Dan tidak berhenti sampai di situ. Tiba-tiba Rocky membuka tas hitam yang memang sedari tadi berada di bawah meja.
Dan benar saja, pria di hadapan Rayla itu mulai bertingkah aneh. Dia mengeluarkan sebuah barbel kecil dan mulai menaikkan dan menurunkannya menggunakan tangan kanannya. Rayla sampai ternganga melihat keanehan pria yang di hadapannya itu. Bisa-bisanya ia membawa benda itu ke kafe.
"Gimana Ray? Aku keren nggak? Kamu lihat otot-otot aku? Ini terbentuk karena pola hidup yang sehat dan juga rajin berolahraga. Oh iya kamu suka olahraga apa?", ucap Rocky dengan penuh percaya diri dan tidak lepas dari menaik-turunkan barbelnya itu.
"Aaa... Aku suka pingpong", ucap Rayla asal. Rayla benar-benar jarang atau bahkan sangat-sangat jarang melakukan olah raga. Olah raga satu-satunya yang selalu ia lakukan adalah olah raga peregangan otot-otot mata. Itu pun dilakukannya setelah berjam-jam melihat serial drama di HP-nya dengan cara mengedip-ngedipkan matanya berulang-ulang kali.
"Ping pong?", tanya Rocky yang seperti tidak percaya bahwa Rayla bisa bermain pingpong.
"Iya ping pong. Yang kalau main harus pakai raket", jawab Rayla dengan percaya diri.
"Oh, mungkin maksud kamu badminton?", ungkap Rocky.
"Oh iya iya. Badminton maksudnya. Hahaha", jawab Rayla sambil terpaksa tertawa.
Rayla benar-benar ilfeel melihat Rocky yang tak kunjung menaruh barbelnya itu. Rasanya ia ingin cepat-cepat keluar dari kafe itu. Rayla melihat ke belakang ke arah Bu Tari. Dan wanita itu hanya tersenyum saat melihat Rayla.
"Em, tuan Rocky. Anda sungguh luar biasa. Anda begitu handal mengangkat barbel itu", ucap Rayla yang sedang berusaha menyelamatkan dirinya.
"Ah biasa saja", jawab Rocky sedikit sombong dengan terus mengangkat barbelnya itu.
"Tapi, anda hanya punya satu?", tanya Rayla lagi.
"Barbelnya? Saya bawa 2 sekaligus", jawabnya dengan bangga.
"Wah, benarkah? Kalau begitu bisa anda tunjukkan pada saya mengangkat keduanya sekaligus?", tantang Rayla.
Brak! Rocky menaruh barbel itu di meja dan membuat Rayla sedikit terkejut hingga menelan salivanya dengan sedikit usaha. Rocky menyuruh Rayla untuk menunggu agar dirinya mengambil barbel satu lagi di dalam tasnya.
Rocky pun menunduk ke bawah meja untuk membuka tasnya. Dan momen ini adalah kesempatan bagi Rayla untuk melarikan diri dari pria aneh itu. Rayla langsung beranjak dan buru-buru pergi dari meja itu.
Rocky melihat dari bawah kolong meja jika kaki Rayla berlari menjauh darinya. Ia begitu terkejut dan tidak menyangka. Ia buru-buru ingin menegakkan tubuhnya kembali. Namun hal sial berikutnya terjadi. Kepalanya terbentur meja dengan kuat. Sehingga membuatnya ngadu kesakitan.
Rocky melihat bagaimana Rayla lari meninggalkannya begitu saja. Sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit ia memikirkan apa kesalahannya sehingga Rayla meninggalkannya.
***
Gubrak!
Terdengar suara seseorang terjatuh di depan pintu masuk sebuah kafe. Hal itu menarik perhatian banyak orang di sana termasuk Lisa, sahabat Rayla. Semuanya hampir menertawakan Rayla, ya walaupun beberapa diantaranya sudah tertawa lepas melihat Rayla yang tersungkur.
Setelah keterkejutannya, Lisa langsung berlari ke arah Rayla dan membantunya bangkit. Bukannya malu, Rayla malah tersenyum unjuk gigi pada Lisa.
"Kamu kenapa sih, Ray? Kayak lagi kebelet aja", ungkap Lisa yang tidak habis pikir dengan aksi sahabatnya itu.
Rayla langsung menepuk lengan Lisa dengan kuat. Rasanya geram sekali di ejek seperti itu oleh Lisa. Dan Lisa tidak membalas. Ia malah cekikikan merasa senang mempermalukan Rayla.
Lisa membantu Rayla hingga ke kursi tempat ia duduk tadi. Rayla terlihat masih mengatur napasnya. Terdapat pula bulir-bulir keringat di dahinya.
"Sama siapa lagi kamu di jodohkan? Hihihi", tanya Lisa senang dan tertawa kecil.
"Hah! Entahlah. Aku juga nggak kenal. Tapi, rasanya aku udah capek banget kayak gini. Mending ada satu atau dua orang yang masuk kategori. Ini sama sekali nggak ada. Dan aku yakin kali ini juga begitu", jawab Rayla dengan wajah yang di buat sedih.
Tring! Hp Rayla pun berdering. Ia melihat nama yang tertera di layar dan tampaklah nama mamanya di sana. Rayla membiarkannya begitu saja bahkan ia membisukan nada deringnya.
"Hah, Emangnya aku udah tua banget ya? Sampai harus di jodohkan begini", ungkap Rayla sedih.
"Yah, umur 32 tahun untuk wanita sih cukup tua kalau belum nikah. Tapi, untungnya orang tuaku santai aja", jawab Lisa yang membuat Rayla semakin sedih.
Rayla begitu bingung dengan sikap orang tuanya. Padahal ia sendiri masih ingin menikmati karirnya dan masa lajangnya. Tapi, kedua orang tuanya sudah ngebet ingin melihat Rayla menikah.
"Kenapa nggak kamu coba aja. Siapa tau kali ini sesuai dengan selera kamu”, ucap Lisa sambil mengunyah kentang goreng.
Lisa mencoba untuk membuat Rayla lebih terbuka pikirannya. Tidak seharusnya ia selalu berpikiran buruk mengenai pria yang akan di jodohkan padanya.
"Itu kalimat ke 20 kali yang kamu ucapkan", jawab Rayla dengan menatap tajam ke arah Lisa.
Lisa benar-benar tidak bisa berbasa-basi untuk menghiburnya. Ia malah menggunakan kata-kata basinya terus-menerus. Terkadang ingin rasanya Rayla mencubit pipi Lisa sekuat-kuatnya. Apalagi melihat Lisa yang cekikikan di atas penderitaannya.
"Siapa sih pria beruntung kali ini yang mau di kenalin sama sahabatku yang bagai bidadari ini?", sanjung Lisa namun terdengar menghina di telinga Rayla.
Rayla memutar bola matanya. Ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Lisa. Ia malah asik memakan es krim milik Lisa.
"Hei! Siapa yang ngizinin kamu makan itu? Pesan sendiri gih!", celetuk Lisa dengan melempar sebuah kentang goreng ke arah Rayla.
"Biarin! Suruh siapa ngeledekin aku mulu!”, jawab Rayla tak kalah angkuh.
"Ayolah Ray. Nggak mungkin mama kamu nggak kasih tahu nama pria itu. Selama ini kamu selalu tau kan nama pria itu dan juga fotonya", rengek Lisa.
"Namanya Arkhan. Puas!" jawab Rayla jutek.
Lagi-lagi Hp Rayla berdering. Rayla semakin pusing mendengarnya. Ia melipat tangannya di atas meja dan membenamkan wajahnya di sana.
Di lain sisi Lisa tengah memikirkan sesuatu. Ia sedikit terkejut mendengar nama yang di sebutkan oleh Rayla. Nama pria itu sama persis seperti nama pamannya. Pamannya yang merupakan adik dari ibunya. Lisa berpikir, kenapa dari sekian banyak nama malah nama pamannya yang mirip dengan pria yang akan di jodohkan dengan Rayla?
Tentu saja Lisa tidak percaya kalau itu adalah pamannya. Tidak mungkin pamannya yang lebih tua 10 tahun darinya dan Rayla itu di jodohkan oleh kedua orang tua Rayla.
”Ya!", teriak Rayla tiba-tiba.
Brak! Sambil memukul meja.
"Heh! Sinting kamu ya! Jantungku mau copot nih dengarnya!”, oceh Lisa sambil memegangi dadanya.
Akibat melamun memikirkan nama Arkhan, Lisa sampai benar-benar di buat jantungan oleh suara yang di hasilkan oleh Rayla. Denyutan di jantungnya terasa hingga ke kepalanya.
"Sa, aku punya ide...", ucap Rayla kesenangan. "Kamu bawa perlengkapan make up nggak?”, sambungnya.
"Bawa sih, tapi untuk apa?”, tanya Lisa penasaran pada Rayla.
"Aku pinjam ya Sa", rengek Rayla.
"Iya! Tapi untuk apa?!", ucap Lisa mulai emosi.
"Jadi, aku punya ide brilian agar pria yang bernama Arkhan itu membatalkan perjodohan ini. Yaitu dengan cara membuat wajahku ini menjadi sejelek-jeleknya. Bagus nggak ide aku? Ha! Ha!", jawab Rayla dengan percaya diri.
"Idih! Nggak modal banget pinjem punya orang", ejek Lisa.
"Biarin aja! Kalau memakai barang-barang milik sahabat itu halal. Hehehe", jawab Rayla tanpa rasa malu.
"Idih, mana ada hukumnya kayak gitu! Ngawur!", sahut Lisa.
Namun begitu, Lisa tetap memberikannya pada Rayla. Ia juga tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu. Rayla tersenyum lebar menerima perlengkapan make up dari Lisa. Ia langsung memasukkannya ke dalam tasnya.
"Kamu yakin dengan rencana kamu itu? Gimana kalau pria itu adalah pria tampan. Emangnya kamu nggak malu, Ray?”, tanya Lisa agak khawatir.
Biar bagaimanapun, Lisa tidak ingin ada yang menjelek-jelekkan Rayla. Makanya ia agak khawatir dengan ide konyol Rayla tersebut.
"Lisa... Semua yang aku temui itu pria tampan dan hebat. Tapi, mereka punya masing-masing keanehan yang buat aku tidak suka pada mereka. Udah deh kamu tenang aja. Aku yakin rencana aku ini akan berhasil", jawab Rayla dan langsung beranjak dari duduknya.
"Eh tunggu! Kalian ketemuannya dimana?", tanya Lisa penasaran.
"Ih, kok jadi kepo sih? Di Restoran Top Mountain. Udah ah, nanya mulu! Bye!", jawab Rayla yang hendak melangkah.
Lisa hanya bisa pasrah dengan keinginan sahabatnya itu. Ya, dalam hati pun ia berdoa agar Rayla tidak mendapatkan malu nantinya atau tidak menyesal nantinya.
Brak! Lagi-lagi terjadi insiden. Sangking buru-burunya kaki Rayla tersandung kaki meja. Membuat tubuh Rayla hilang ke seimbangan. Tapi, untung saja ia tidak nyungsep ke lantai. Namun, tubuhnya terhuyung membuat pergerakan kakinya lebih cepat maju ke depan dengan posisi membungkuk.
"It's ok. I'm ok, kok", ucap Rayla berusaha tersenyum saat tubuhnya berhasil tegak kembali sambil melihat ke belakang ke arah Lisa dan juga ke arah pengunjung lainnya.
Brak! Rayla malah tersandung lagi oleh keset kaki di depan pintu masuk kafe. Membuat Lisa sangat pusing melihatnya. Ia memijat-mijat dahinya seraya menutupi wajahnya karena malu dengan tingkah konyol Rayla.
Namun, rasa penasaran menghampiri Lisa lagi. Rasanya, ia ingin memastikan jika Arkhan yang di maksud Rayla itu bukanlah pamannya. Lisa pun beranjak dari tempat duduknya. Namun, saat hendak melangkah ia mengurungkan niatnya. Ia melihat makanan yang di pesannya masih belum habis.
"Ah, sayang banget nggak di habiskan. Udah deh nyusulnya nanti aja. Yang penting manjakan lidah dan perut dulu. Hehehe", gumam Lisa begitu melihat nasi goreng spesial, cumi goreng, kentang goreng dan mangga smoothies yang masih nangkring di atas mejanya.
***
"Hasil rapat menunjukkan kenaikan jumlah pembelian body lotion terbaru yang cukup signifikan. Kita bisa menambah jumlah produksi...", ucap Nicky yang terpotong.
"Tidak perlu. Jumlah produksi saat ini sudah cukup. Dengan banyaknya permintaan dan produk langka, kita bisa menaikkan sedikit demi sedikit harganya sampai batas yang kita inginkan. Terus awasi badan pengawas agar selalu cermat dalam memproduksi body lotion ini. Ingat! Jangan sampai ada kesalahan yang merugikan konsumen dan membawa citra buruk perusahaan!”, sambung Arkhan.
Nicky menundukkan kepalanya mengerti dengan apa yang di perintahkan oleh bosnya itu. Sebenarnya ada informasi lagi yang ingin ia sampaikan. Tapi, ia takut bosnya malah marah kepadanya. Hal ini cukup sensitif bagi Arkhan.
Arkhan yang semula membelakangi Nicky dengan melihat pemandangan di luar jendela. Kini ia memutar kursi panasnya kembali ke hadapan Nicky. Ada sesuatu yang aneh terlihat pada wajah Nicky.
"Kenapa kau masih di sini? Apa ada hal lainnya lagi?", tanya Arkhan.
Nicky tidak langsung menjawab pertanyaan Arkhan. Mulutnya terasa kaku saat hendak mengatakan sesuatu itu. Tapi, ini adalah amanah dari pemilik perusahaan ini yang tentu saja orang tua dari Arkhan.
"Em, sebenarnya. Ada jadwal pertemuan dengan keluarga yang putrinya akan di jodohkan kepada anda, tuan", ucap Nicky perlahan.
Arkhan langsung mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tahu jika itu adalah rencana orang tuanya. Bahkan Arkhan sampai menyandarkan tubuhnya di badan kursi.
Arkhan masih tidak habis pikir mengapa orang tuanya masih saja tidak menyerah untuk menjodohkannya. Kenangan beberapa hari yang lalu pun muncul di pikirannya. Bagaimana seorang wanita yang di pertemukan dengannya begitu antusias. Bahkan begitu berani menggerayangi tubuhnya. Arkhan langsung merinding mengingatnya.
Arkhan juga tidak mengerti apakah reaksi tubuhnya itu normal atau tidak. Tapi, menurut salah satu temannya hal itu tidak normal. Karena menurut pendapat temannya itu, pria normal pasti sangat suka dan tergiur oleh pancingan wanita tersebut.
Arkhan benar-benar berpikir keras mengenai dirinya yang dikatakan tidak normal itu. Salahkan jika dirinya tidak suka pada wanita seksi yang tubuhnya terlalu melekuk-melekuk? Kalau boleh jujur, Arkhan lebih suka dengan wanita yang berpakaian lebih tertutup walaupun tidak mengenakan hijab tapi setidaknya pakaiannya memperlihatkan bagaimana ia bisa menjaga harga dirinya.
Namun, itu hanyalah salah satu dari kejadian yang dia alami. Sebelum ini ia pernah bertemu dengan wanita ala pria. Bajunya serba hitam, rambutnya pendek seperti pria. Cara bicaranya juga kasar tidak ada sisi wanitanya sama sekali. Bisa di bayangkan bagaimana jika Arkhan menjadi suaminya yang ada Arkhan malah di jadikan istri olehnya.
Ada lagi wanita yang benar-benar bernafsu sekali saat makan. Beda nafsu makan sama bernafsu saat makan. Wanita ini begitu lihai memasukan makanan ke dalam mulutnya. Arkhan sampai ternganga di buatnya. Bahkan makanan satu meja untuk 6 orang ia habiskan begitu saja tanpa bersisa. Ya, menurut Arkhan sepadan dengan badannya yang sudah mirip "induk gajah". Arkhan benar-benar harus skip yang ini. Ini terlalu berlebihan menurutnya.
"Kenapa sih mereka tidak membiarkanku memilih calon istriku sendiri. Aku masih bisa kok memilih pilihanku sendiri!”, celetuk Arkhan.
"Tapi kan sudah 6 bulan ini bos juga belum bisa menentukan pilihan bos", jawab Nicky keceplosan.
Arkhan langsung menatap tajam pada Nicky. Walaupun ucapan Nicky itu benar... Tidak! Itu tidak benar. Arkhan menganggap apa yang di katakan Nicky itu salah besar.
"Apa kau bilang? Aku tidak bisa menentukan pilihanku? Oh, mulai berani anda sekarang ya?", ucap Arkhan geram.
Melihat bosnya yang sudah marah, Nicky pun jadi terdiam dan tertunduk. Sekarang ia pasrah mau di apakan oleh Arkhan. Ia mengakui ini memang salah mulut jahanamnya.
Arkhan berjalan mendekati Nicky dan membuat sekretaris sekaligus asisten pribadinya pun semakin gugup. Arkhan mencengangkan kerah kemeja Nicky dengan kuat.
"Katakan padaku, bagaimana aku bisa memilih wanita diantara wanita-wanita aneh itu! Ha!", bentak Arkhan tepat di depan wajah Nicky.
Setelah itu, Arkhan mendorong Nicky sangking kesalnya. Ia kembali ke kursi panasnya. Cukup kesal dengan perkataan Nicky dan juga cara orang tuanya memilihkan pasangan untuknya. Seolah ia pria yang begitu jelek.
Arkhan melihat wajahnya di layar Hp. Dalam hatinya ia teringat kata kata yang memutari pikirannya yaitu pria jelek.
Brak! Arkhan tiba-tiba memukul meja dengan kuat. Dan sukses membuat Nicky terkejut bukan main.
"Aku punya ide sekarang. Nick, siapa wanita yang akan aku temui?", tanya Arkhan dengan senyuman liciknya.
Ya, Arkhan memang sudah memiliki ide agar wanita tersebut tidak menyukainya dan membatalkan perjodohan ini. Dengan membuat wajah dan tubuhnya menjadi sangat jelek.
"Namanya Nona Rayla. Dia adalah pewaris Mutiara Grup. Saat ini beliau yang memegang kendali atas produk skincare dan body care di perusahaannya", jawab Nicky semangat.
Arkhan cukup terkejut dengan spesifikasi wanita bernama Rayla itu. Arkhan sangat menyukai wanita yang cerdas. Namun, cerdas saja juga belum cukup untuk masuk kedalam kategori wanita idamannya.
"Kirim alamat dimana aku harus bertemu dengannya", perintah Arkhan. Ia beranjak dari duduknya lalu mengambil jasnya dan pergi begitu saja dari ruangannya.
***
Rayla sedang bercermin di sebuah toilet. Kini ia telah selesai memoles wajah bidadarinya yang sering di katakan bak turun dari kahyangan. Sekarang menjadi wajah bidadari yang baru saja kecebur got. Bahkan wanita-wanita lain yang melihatnya ingin muntah melihat wajahnya.
Bagaimana tidak, Rayla menghabiskan countur coklat milik Lisa di seluruh wajah leher dan tangannya. Sehingga kulitnya tampak coklat yang mengarah ke dekil. Lalu ia menyambung alisnya menjadi satu bak lintah darat. Dan di bagian pipinya di beri bintik bintik merah dari lipstik, tampaklah seperti jerawat yang sangat banyak.
Rayla sangat puas dengan make over-nya. Dengan percaya diri ia keluar dari toilet dan segera berjalan ke ruangan di mana keluarganya dan keluarga pria itu telah menunggunya.
Dan setelah di depan pintu, Rayla terkejut karena bertemu seorang pria. Seorang pria yang sangat-sangat jelek. Wajahnya kelihatan tua, di pipi kanannya ada tahi lalat besar beserta sehelai bulu di sana. Ditambah lagi perutnya yang buncit.
Rayla begitu terperangah di buatnya. Begitu juga dengan pria itu. Ia juga keheranan melihat Rayla. Namun, karena sama-sama hendak masuk ke ruang yang sama, keduanya menjadi menduga sesuatu.
"Arkhan?”
"Rayla?”
Ucap keduanya bersamaan dan saling menunjuk. Ya tidak salah lagi. Mereka adalah dua insan yang akan di jodohkan.
Keduanya juga sama-sama memperhatikan dari atas sampai bawah dan tidak terdapat satu keindahan pun. Mereka pun ingin muntah melihat penampilan orang yang ada di hadapan mereka.
Keduanya tidak habis pikir dengan kedua orang tua mereka yang bisa-bisanya menjodohkan dengan orang seperti itu. Apa yang telah membutakan mata kedua orang tua mereka itu? Begitulah dalam benak Rayla dan Arkhan.
Keduanya pun berbalik badan dan buru-buru kabur sebelum semuanya terlambat.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!