Hari ini adalah hari ulang tahun temanku yang bernama Alisa, dia mengundangku dan memang Alisa adalah teman SMP ku. ulang tahunnya diadakan malam hari. Jadi banyak teman SMP ku yang hadir. Ketika aku ingin menghampiri Alisa untuk mengucapkan selamat ulang tahun, tak kusangaka ada laki laki yang sudah berdiri di samping Alisa yang sedang mengucapkan ulang tahun. Laki - laki itu tak lain adalah Dafa tungki arasyi. Aku pun mengurungkan niatku untuk mengucapkan selamat kepada Alisa karena tak ingin bertemu dengan Dafa. Rasanya belum sanggup untuk bertemu dengannya. Lebih baik menghindar dari pada perasaanku semakin tak karuan. Ketika aku berbalik kebelakang aku menabrak seseorang tak lain orang itu adalah Faldo teman SMP ku dulu, yang super narsis.
"Maaf, aku tidak sengaja". Ucap Alisa yang menubruk dada Faldo.
"Oh tidak papa, kau Marsya bukan ?" Tanya Faldo sambil melihat ke arah Marsya.
"Iya, aku Marsya". Ucap Marsya sambil mengadahkan kepalanya untuk melihat orang yang dia tabrak.
"Lama tidak bertemu, ku pikir kau sudah di telan dunia. Karena tidak ada kabar sama sekali". Ucap Faldo sambil cengengesan.
"Sembarangan kalau bicara, ya sudah aku mau pergi ke sana dulu". Ucap Marsya sambil berjalan menuju meja makanan yang telah disediakan.
"Eh, tunggu Sya". Ucap Faldo sambil mengikuti Marsya.
"Kau mau apa ?" Tanya Marsya yang sedang memilih makanan.
"Aku hanya ingin makan yang itu Sya." Ucap Faldo sambil menunjuk puding.
"Kau ambil sendiri saja, siapa juga yang perduli kau mau puding itu atau tidak." Ucap Marsya ketus.
"Tadi kan kau sendiri yang bertanya aku mau apa? " Ucap Faldo sambil tersyum lebar.
"Ooh itu, aku bertanya kau mau apa disini mengejarku. bukan mau mengambilkan kau makanan" Ucap Marsya sambil menuju tempat duduk dan sudah membawa beberapa makanan dan minuman.
"Kau tega sekali tidak mengambilkanku makanan. Aku hanya ingin mengobrol dengan mu. Apakah kau tidak kangen dengan orang tampan sepertiku." Ucap Faldo duduk di sebelah Marsya sambil membawa puding.
"Heh, kau masih saja narsis seperti dulu. Tidak ada gunanya aku kangen dengan dirimu." Ucap Marsya ketus sambil mengunyah makanan.
"Hehehe, kau ini Marsya masih saja jutek. Aku kan hanya bercanda." Ucap Faldo sambil tertawa cengengesan melihat sifat jutek marsya.
Ya memang betul Marsya wanita yang sangat jutek. Bahkan bisa dibilang kalau dia jarang sekali tertawa sewaktu mereka sekelas di SMP dulu. Marsya anak pintar yang selalu disibukkan dengan belajar dan belajar. Sehingga semuanya dianggap serius. Marsya tidak menghiraukan lagi perkataan Faldo. Dia cepat menghabiskan makanannya karena dia merasa Alisa sedang sendiri. Dia ingin mengucapkan selamat yang sempat tertunda.
Marsya berdiri meninggalkan Faldo yang sedari tadi mengoceh. Ntah apa yang sedang di oceh oleh Faldo. Marsya tidak menggubrisnya.
"Heii, Marsya tunggu dulu mau kemana kau?" Tanya Faldo sedikit berteriak karena marsya sudah meninggalkannya.
Marsya terus berjalan sedikit berlari kecil menghampiri Alisa. Marsya membawa kado untuk Alisa.
"Hai Alisa, selamat ulang tahun ya. Semoga sehat selalu dan apa yang di cita cita kan tercapai."Ucap Marsya sambil memberikan kado dan memeluk Alisa.
"Makasih ya, Sya. Aku pikir kamu tidak akan datang karena acaranya malam." Ucap Alisa sambil melepas pelukannya.
Marsya memang anak rumahan, setiap ada acara malam sewaktu di SMP dia tidak pernah hadir. Karena orang tua Marsya tidak mengizinkan Marsya untuk keluar rumah pada malam hari. Keluarga Marsya adalah keluarga yang sederhana dan sangat menjunjung tinggi adat dan agama.
setelah marsya memberikan selamat pada alisa, acara pemotongan kue pun akan segera dilaksanakan. alisa meminta marsya berdiri di sampingnya. karena memang alisa dan marsya memang bersahabat tapi tidak selalu berkomunikasi. lebih tepatnya alisa yang ingin bersahabat dengan marsya sedangakan marsya tidak terlalu memperdulikan tantang sahabat. karena sifat tertutup dan juteknya dia seakan susah untuk berkomunikasi dengan orang. banyak yang menganggap marsya itu orang yang sombong.
kamu disini saja ya, berdiri di sampingku. temani aku ya, please. " ucap alisa sambil memasang wajah memelasnya agar marsya menyetejuinya.
hmm, baiklah. berhubung ini hari ulang tahun mu. " ucap marsya berdiri di samping alisa.
terima kasih marsya, kau memang sahabat baikku. " ucap alisa sambil memeluk marsya.
sahabat apa? aku saja jarang berkomunikasi denganmu. ah, sudahlah. tidak ada salahnya. " gumam marsya didalam hati.
hmm." sambil tersenyum dan membalas pelukan alisa.
semua orang sekarang berkumpul di dekat alisa untuk menyaksikan acara potong kue. sebenarnya marsya merasa gugup berdiri di samping alisa karena dia bakal jadi sorotan mata yang berkumpul tepat di hadapannya. dia tidak terlalu fokus melihat kearah depan karena takut akan bertemu pria yang dia sukai sedari dulu. ya memang benar. perasaan itu masih ada hingga kini. saat mata marsya melihat sekitarnya yah memang benar, apa yang dia takuti sekarang pria tersebut sedang melihat kearahnya.
mati lah aku, apa dia melihatku?. tuhan bunuh saja aku. aku tidak sanggup untuk melihatnya.." gumam marsya didalam hati dan marysa mengalihkan pandangannya ke kue yang akan dipotong alisa.
tiup lilinnya.... tiup lilinnya
potong kue nya .... potong kuenya
semua bernyanyi dengan semangat seperti bocah lima tahun saja yang sedang berulang tahun
potongan kue pertamanya buat siapa alisa." teriak seorang laki laki dari belakang. siapa lagi kalau bukan faldo, si manusia heboh dan narsis.
hmm,,,,, aku berikan untuk dafa." ucap alisa setelah berfikir sesaat.
ayo daf, maju lo kedepan. kue nya buat loe tu." ucap faldo sambil menarik dafa. dafa pun berjalan mengikuti faldo yang menarik tangannya.
deg,, deg. jantung marsya terasa mau copot. oh tidak, apakah alisa menyukai dafa ? ataukah mereka pacaran? ahh, pikiran apa ini? sadar lah marsya kau itu jikaau bertanding dengan alisa nggak ada apa apanya. kalau di ibaratkan ni antara bumi dan langit. " gumam marysa di dalam hati. tapi wajahnya tetap dipaksa tersenyum agar tidak ada yang curiga.
untuk urusan menyimpan perasaan, marsya orang yang paling hebat. gimana tidak hebat dia bisa menyimpan perasaannya sampai 6 tahun dan tidak ada satupun yang mengetahuinya. ntah ilmu apa yang dia gunakan sehingga bisa bersikap biasa seolah tidak ada yang terjadi.
ini kue untuk mu." ucap alisa sambil memberi kue yang telah dipotongnya.
terima kasih." ucap dafa sambil menerima kue tersebut.
kue untuk ku mana al? ." tanya faldo dengan PD nya.
dasar kau ini, kemari lah biar kupotongkan untuk mu." ucap alisa ketus dan memberikan potongan kue ke faldo.
terima kasih, kau sudah bersimpati dengan orang tampan sepertiku. " ucap faldo sambil senyum dengan menampilkan gigi rapatnya.
sya, apa kau mau kue ini juga." ucap alisa ramah sambil membawa potongan kue.
posisi mereka sekarang, alisa berdiri di samping faldo dan dafa sedangkan marysa berdiri sedikit jauh dari mereka pada saat dafa menuju kedepan tadi. untuk apa marsya sedikit menjauh kalau bukan untuk menghindari dafa.
hmm, tidak al, terima kasih. " ucapnya menggelengkan kepala sambil tersenyum. karena marsya kurang menyukai makanan manis.
tidak baik menolak rezeki." ucap dafa yang ntah kapan sudah berada disamping marsya.
hah, dia berbicara padaku. sadar lah marsya sadar. sejak kapan dia berada disampingku. gumam marsya di dalam hati sambil melihat kearah samping dan sedikit menepuk jidatnya pelan dan mengalihkan pandangan ke arah alisa.
perasaan marsya yang tidak karuan karena ucapan dafa yang sebenarnya, hanya satu kalimat. tapi bagi marsya serasa tertimpa batu besar. karena dia sudah berusaha untuk menghindar sedari tadi. tapi tuhan berkata lain.
woy sya, kau ambil saja. nanti kalau tidak mau. kau berikan padaku saja. perutku masih terima stok kue. hehehe." ucap faldo sambil cengengesan.
baiklah, aku terima kue ini al." ucap marsya sedikit memaksa buat tersenyum.
tapi kamu harus memakannya ya sya, aku tidak mau jika nanti kamu berikan pada dia." ucap alisa sambil menatap sinis faldo.
iya al, kamu tenang saja nanti aku makan sendiri." ucap marsya
pada akhirnya marsya pun membawa kue tersebut ke sebuah kursi dan duduk sambil memakan kue tersebut. sebenarnya marsya sudang kenyang dan tidak suka kue itu. tapi mau tidak mau dia harus memakannya. sedangkan alisa dia sibuk dengan memberikan potongan kue kepada teman yang lain. sedangkan faldo dan dafa pergi menghampiri marsya untuk memakan kue milik mereka. karena marysa memang sendirian duduk disana.
marsya, kita boleh gabung kan? " tanya faldo.
hmm. " jawab marsya sedikit menganggukkan kepalanya sambil memakan potongan kue tersebut.
memang dari dulu kamu hemat ngomong ya sya." ucap faldo sambil duduk tepat disamping marsya. dafa duduk disebelah faldo.
hemat pangkal kaya." ucap marsya ketus
hahaha... marsya marsya." ucap faldo sambil tertawa. dan lanjut memakan kue.
kamu apa kabar sya ? " tanya dafa tiba tiba memandang marysa yang sibuk memakan kuenya.
Baik." jawab marsya singkat tanpa menoleh ke arah dafa.
singkat padat jelas. ****** lo daf, hahaha."ucap faldo.
emang ada yang salah? " tanya marsya melihat faldo yang tertawa.
nggak ada sya, kamu nggak salah tapi emang dafa saja yang sial, hahha. "ucap faldo sambil tertawa.
lo apaan sih do." ucap dafa kesal dan menatap sinis faldo yang menertawakannya.
gue bercanda daf." ucap faldo tersenyum tanpa dosa.
kamu sekarang kerja atau masih kuliah sya? " tanya faldo ke marsya.
kerja." jawab marysa singkat.
hahaha, rasain lo do." ucap dafa sambil tertawa. karena faldo juga mendapat jawaban singkat dari marysa.
bangke lo daf. " ucap faldo sinis.
kalian berdua kenapa ketawa? apa ada yang lucu?" tanya marsya heran dan menyerengitkan dahinya.
nggak ada, hahahha." jawab faldo dan dafa serentak.
Gila ni orang. apa yang lucu ? atau ada yang aneh dari wajahku ? atau, ah sudahlah. tapi udah lama nggak liat dia tertawa seperti itu. bikin hati gua meleleh. ah sadar marsya sadar gumam marsya dalam hati
kamu kerja dimana sya ? " tanya dafa membuyarkan lamunan marsya.
Di Rumah Sakit Bunda." jawab marsya tapi menatap ke sembarang arah.
kamu jadi apa sya? " tanya dafa kembali melihat ke arah marsya.
Bidan." jawab marysa.
kamu beneran sya, kamu jadi bidan?" tanya faldo tidak percaya. karena faldo pikir marsya akan jadi guru.
iya, emang muka ku ini ada kesan bohongnya. atau kau pikir aku bodoh tidak bisa jadi bidan ?" jawab marsya ketus dan menatap sinis faldo.
bukan gitu sya, aku pikir kamu akan jadi guru. kan kamu pintar terus bisa ngajarin teman teman pas waktu SMP dulu. " ucap faldo dengan muka merasa bersalah karena telah menyinggung marsya.
iya sya, faldo itu bukan bermaksud menyinggung kamu. dia hanya berpikir kamu bakal jadi guru. akupun berpikir seperti itu juga." ucap dafa menatap marsya dan marsya juga tidak sengaja melihat ke arah dafa. mereka saling bertatap seperkian detik.
oow begitu." ucap marsya memandang ke sembarang arah.
oh iya sya, tumben kamu bisa keluar malam?
"tanya dafa penasaran.
hmm, iya sekarang kan aku sudah besar jadi, orang tua ku mengizinkannya." jawab marsya.
sya setelah lama nggak ketemu. kamu makin cantik sya." ucap faldo tiba tiba.
biasa saja, masih muka lama nggak ada yang di renovasi." jawab marsya asal.
kamu pikir bangunan ada renovasinya, hahaha sya sya kamu lucu deh." ucap faldo sambil tertawa. dafa pun tersenyum mendengar jawaban marsya.
dia tersenyum, sungguh manisnya. mati lah aku. oksigen dimanakah engkau. aku butuh dirimu." gumam marsya didalam hati tapi tetao ekspresi wajah datarnya.
ini udah malam sya, kamu mau pulang sama siapa? tanya dafa.
hmm, aku pulang dijemput sama kakakku." jawab marsya sambil berdiri dan sambil meletakkan handphone nya di telinga seakan ada yang menelpon dirinya.
hallo kak." ucap marysa berbohong biar bisa pergi dari dafa karena dia tidak sanggup berlama lama melihat dafa. rasanya marsya mau mati saja setiap melihat dafa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!