NovelToon NovelToon

Rahasia Arumi

Bab. 01. Awal mula dan penyiksaan

Hari ini adalah hari yang bahagia untukku, bertepatan ulang tahunku ke 12, dan aku menerima ijazah dari Sekolah Dasar tempatku bersekolah.

Namaku Arumi Ayunda, teman-teman memanggilku Arum, keluargaku begitu harmonis dan penuh cinta, harta dan perhiasan berada dimana-mana, namun sejak TK ibuku selalu mengajarkan bahwa kita harus hidup sederhana.

Sedari kecil, aku selalu bersama ibu, ibu mengajarkan banyak hal kepadaku walau itu hal yang sederhana, pokoknya ibuku adalah yang terbaik.

Pagi sebelum berangkat ke sekolah, ibuku memberi aku hadiah, ternyata itu adalah Liontin, kata ibu Liontin itu adalah warisan turun temurun, walau tak begitu paham, aku menerimanya dengan penuh sukacita.

Ayah dan kedua kakakku juga ikut memberikan ku hadiah, bahkan ayah memberikanku tabungan yang besar, kedua kakakku handphone terbaru dan Tablet, betapa bahagianya aku pagi itu.

Disekolah aku mendapatkan rangking 1, aku lihat ibuku sangat bahagia, dan pikiranku juga ingin segera menunjukkan ke ayah dan kedua kakakku.

Kedua kakakku hanya beda 2 tahun, sedangkan denganku kak Arnold beda 6 tahun, dia juga tahun ini akan masuk kuliah, menyusul kakak pertamaku Adlan.

Namun naas, kebahagiaan ku harus berakhir, saat terdengar bunyi tabrakan, aku berlari dari gerbang sekolah dan melihat ibu sudah tergeletak bersimbah darah, sedangkan penabrak sudah kabur entah kemana.

Dirumah sakit, dokter mengatakan bahwa ibuku tidak tertolong, terasa jiwaku hilang setengah, keceriaan ku langsung pudar saat itu.

Setelah ibu di makamkan, aku selalu menyendiri, tapi herannya tidak ada yang peduli selalu ibu pengasuhku.

Seminggu sudah ibu di makamkan, kemudian aku bertanya kepada ayahku, tentang sekolahku, karena tidak ada yang bertanya soal sekolahku.

"Kamu pergi saja dengan ibu pengasuh ke sekolah depan kompleks, nanti kalau kamu sekolah jauh-jauh, bisa-bisa ayah atau kedua kakakmu mati karena menjemput mu", jawab Ayah Arumi.

"Baik ayah, besok Arum akan ajak ibu pengasuh kalau begitu, ucap Arumi pasrah.

"Dasar anak pembawa sial", umpat sang ayah, dan Arumi mendengarnya.

Keesokkan harinya, saat tiba di sekolah tujuanku, dan saat mendaftar, aku di katakan keponakan ibu pengasuh, airmata Arumi menetes.

Seminggu kemudian, ibu pengasuh mengajakku ke pasar untuk beli seragam, aku ikut saja, karena memang ayah sudah bilang jangan pernah mengganggu nya

Bahkan ayah bilang aku makan di meja pelayan saja, aku juga di suruh dipindah ke kamar belakang, dan tidak di ijinkan ke ruang tengah, untuk soal uang, ayah memberikannya ke ibu pengasuh sebesar 2 juta perbulan, sudah termasuk SPP 450 ribu, dan keperluanku yang lain.

Semua itu berlaku setelah aku masuk kelas 1 SMP, namun aku tetap tidak membantah, hingga aku di larang memanggilnya ayah, begitu juga kedua kakakku, tapi semua ku tahan, uang dari ayah aku tabung sebagian, rencana ku lepas SMP, aku akan keluar dari rumah ini.

Waktu terus berlalu, hingga tak terasa aku sudah mau menghadapi ujian semester, kata guruku jika aku bisa juara 1 umum, maka pihak sekolah akan memberikan hadiah, bagiku lumayan saat mendengar hadiahnya uang 3 juta, cukup buat bayar sekolah beberapa bulan.

Hari ini terakhir aku ujian semester, dan pulang cepat dari sekolah, karena berhemat, aku pulang jalan kaki, hingga sepatuku cepat rusak, maklum harganya murah.

Aku lewat pintu samping, karena tidak boleh lewat pintu utama, di teras aku bertemu dengan kedua kakakku,saat aku menyapa, mereka membalas ku dengan lemparan sendal.

"Siapa menyuruh kamu buka suara atau menegur kami, bentak Adlan.

"Maaf kalau begitu, jawab Arumi dan melangkah menuju dapur.

"Hey bodoh, ambil sendalku cepat! Perintah Arnold.

Tampa menjawab, Arumi bergegas mengambil dan meletakkan di dekat kaki Arnold.

"Anak sial, lain kali jangan lewat disini saat ada kami disini, kau lewat taman sana, Paham kamu ! bentak Arnold

"Paham Kak, jawab Arumi.

Plak.. Plak...

"Jangan pernah lagi memanggil kami kakak, panggil kami Tuan, paham kamu ! ucap Adlan setelah menampar Arumi.

Arumi hanya diam sambil memegang pipinya, gadis 12 tahun di tampar tanpa perasaan, darah menetes di disudut bibir mungil itu lalu pergi.

Gadis kecil itu diam dan sudah tak berniat untuk bicara', tanpa makan dia tidur hingga sore, saat terbangun ayahnya sudah pulang kantor, dan langsung memarahinya lagi karena tidur hingga sore.

Beberapa hari kemudian, Arumi menerima raportnya sendiri, alasannya semua orang sibuk termasuk bibinya, ibu wali kelas maklum saja.

Liburan sekolah bertepatan libur Natal dan Tahun Baru, terlihat ayah dan kedua kakaknya, serta beberapa orang lainnya sedang asik berpesta malam tahun Baru, karena ada tamu, saya bantu bibi membawa minuman, kakiku di dihadang oleh kak Arnold, hingga minumannya tumpah, ke pacarnya kak Adlan.

Tanpa bertanya keadaan Arumi, yang jatuh tersungkur, Adlan menarik rambut Arumi dan menghajarnya.

"Adlan sudah gak apa-apa, kasihan juga anak itu, sudah kamu hajar seperti itu, lihat kepalanya juga berdarah kena meja", ucap pacarnya Adlan.

"Anak ini memang ceroboh, dan pantas di beri pelajaran, ucap Adlan dan kembali menghajar Arumi, tapi Arumi tidak menangis hanya suara tubuhnya yang terdengar menahan tamparan orang dewasa.

"Maaf Adlan, aku tak bisa melihat caramu seperti seperti ini, aku pulang saja, terima kasih sudah mengundang saya, ucap Mila pacarnya Adlan.

Ibu pengasuh sudah menarik Arumi yang pingsan tanpa airmata dan tangisan, dia seolah-olah mati rasa,

Adlan dan pacarnya akhirnya ribut hingga ayahnya datang mencoba menengahi.

'Nak Mila, anak pembantu itu, memang selalu begitu, ucap Ayahnya Adlan.

"Tapi om dia masih anak-anak, Di pukul seperti itu, sungguh di luar batas, jadi maaf saya pulang dulu, takut aku jadi saksi pembunuhan disini, ucap Mila.

Selesai acara tahun baru, Mereka bertiga, Ayah dan kedua putranya mendatangi kamar Arumi, yang baru juga sadar dari pingsannya.

"Dasar anak tidak tahu diri, merusak acara orang, dan gara-gara kamu, pacarku memarahiku, ucap Adlan sambil menjambak rambut Arumi.

"Silahkan tuan bertiga membunuh ku saja, agar ketika aku mati, kalian tidak lagi merasa terganggu dengan kehadiran ku, ucap Arumi.

"Hahahaha, lebih senang menyiksamu dari pada membunuhmu, ucap Arnold.

"Siksalah saya sepuas kalian, aku tak akan pernah melawan, tapi tolong jawab pertanyaan ku, apa salah saya kepada kalian, selama ini aku tak pernah berbuat salah kepada kalian, ucap Arumi memaksakan diri bertanya.

Plak plak plak

Tiga kali tamparan ayahnya tekan megenai pipi dan matanya, hingga dia tumbang lagi di kasur dan tak bersuara lagi

"Bawa dia ke gudang, kurung Dia disana 7 hari, kasih dia makan 1 kali sehari, Perintah Ayahnya Arumi

Tubuh yang pingsan, di tarik seperti binatang mati dan di bawa gudang, para pelayan menangis melihatnya, tapi mereka tidak berdaya, karena sudah diancam.

Bab. 2. Awal Kehidupan kedua

Di belahan dunia lain, nampak seorang gadis berumur sekitar 28, tapi jangan salah, dia super jenius, terkahir dari sebuah keluarga yang berpengaruh di Kekaisaran Ming, bernama Ming An Rui,

Di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah sudah mencapai puncak Kultivasi di Alam Tengah, dia juga Ahli Alkemis dan Formasi, serta Menempa, namun gara-gara kejeniusan nya, dia tidak di sukai, bahkan diam-diam Pihak Kekaisaran beberapa kali berusaha membunuhnya.

Kaisar sangat benci karena An Rui tidak mau memberitahukan siapa gurunya, An Rui saja hanya melihat gurunya yang tinggal pecahan jiwa, dan setelah menurunkan semua kekuatannya, gurunya menghilang.

Gurunya terkenal dengan sebutan 3 Dewa, Dewa Alkemis, Dewa Formasi dan Dewa Penempa, soal Kultivasi jangan tanya, hanya saja guru itu sudah lama mati.

Bertahun-tahun An Rui di buru, bahkan seluruh keluarganya di penjara, dan dituduh pemberontak.

Sekte dan Klan lain juga memburunya, dengan tujuan mengambil Kitab Dewa tertinggi.

Merasa tak bisa, menangkap An Rui, akhirnya satu persatu anggota Klan nya di bantai.

Namun naas baginya, 3 orang pendekar dari dunia Dewa datang dan ikut memburunya, dia terpojok di Hutan Monster di tepi jurang tak berdasar, para Kultivator alam tengah dan 3 dari alam Dewa terus menggempur nya, akhirnya dia menyerah dan meledakkan diri.

"Suatu saat aku akan kembali" teriak inti Jiwa An Rui.

Di mansion Keluarga Aditama, tepatnya di gudang, Arumi sedang menghadapi hukuman, ketika dia sadar, semua terlihat gelap, perut keroncongan dan tenggorokan kering.

"Wahai Yang Kuasa, aku bukan menyerah pada tindakan kasar mereka, tapi tubuhku dan pikiranku sudah tidak mampu menahannya, jemput lah aku karena aku sudah ikhlas pergi dari dunia ini", ucap Arumi dan kemudian matanya tertutup.

Ayah dan kedua kakaknya tidak peduli apapun, mereka seolah-olah lupa memiliki Arumi yang darahnya sama dengan mereka, bahkan sang ayah, sudah memperkenalkan calon istri dan anak perempuan nya.

Kedua kakaknya Arumi begitu bahagia, mereka juga lupa alasan mereka membenci Arumi, yaitu karena kematian ibu mereka bertiga.

Harusnya mereka tidak setuju jika sang ayah menikah lagi.

Di gudang, tubuh kurus itu sudah beberapa waktu tidak bernapas, tubuhnya sudah dingin, namun tiba - tiba, seberkas cahaya masuk ke gudang dan membungkus Arumi, dan setelah beberapa menit, cahaya itu masuk ke kening Arumi

Napas Arumi kini terdengar, bertanda dia hidup kembali, berapa saat kemudian, pintu gudang di buka.

"Non, ini makanan nya dan air minumnya, serta senter, juga pakaian, ada toilet di paling belakang gudang, bibi sudah hidupkan airnya.

Arumi hanya diam, tak berbicara, karena dia sendiri masih dalam keadaan bingung,.

Setelah bibi pengasuh pergi dan mengunci kembali gudang itu, Barulah Arumi bereaksi.

""Dimana aku, kenapa gelap sekali, dan kenapa tubuhku menjadi lemah seperti ini, tiba-tiba kepalanya terasa mau meledak.

Memory kehidupan Arumi terngiang, semua kenangan Arumi terpampang seolah menonton bioskop.

"Hmmm, gadis kecil, beristirahat lah dengan tenang, terimakasih sudah meminjamkan tubuhmu padaku, percayalah aku akan menghukum mereka semua, ucap jiwa An Rui.

"Ternyata dia di hukum 7 hari, badan ini Penuh Luka lebam, tapi syukurlah, cincin ku ikut bersama jiwaku ke kesini.

"Astaga, kenapa Liontin ku juga ada disini, perasaan Liontin ini jatuh ke sungai saat bermain air dengan kakak keduaku.

"Akhhh, sudahlah intinya sudah ku temukan Liontin pemberian ibuku, sekarang aku harus mempertahankan tubuh ini, apalagi makanan hanya 1 kali sehari datang, tapi tidak apa-apa, masih banyak makanan dalam cincinku, hartaku juga banyak, keahlian ku juga tidak hilang, aku harus pergi dari sini, setelah pembebasan nanti.

Keseharian, Arumi atau An Rui, beraktivitas dalam cincin dimensi ciptaan An Rui sendiri, sebuah artefak yang dia buat berdasarkan bantuan gurunya, dia juga memiliki Cincin Dimensi milik sang Guru, dan ibunya, terlihat 2 Cincin Dimensi melingkar di jari tengah kanan dan kiri.

Arumi sudah merencanakan akan pindah ke Desa, dan sekolah disana, harta ke tiga cincinnya mampu menandingi 10 x kekayaan Ayahnya.

Hari terakhir hukuman akhirnya tiba, bibi pengasuh datang membuka pintu gudang dan mengantarkan Arumi ke kamarnya dan mandi, kemudian tempat biasa Arumi makan, lalu dia makan, walaupun makanannya di khusus kan untuk pembantu.

Sementara makan, terdengar suara Bariton bergema, memanggil bibi pengasuh dan memerintahkan agar membawa Arumi ke ruang tengah.

Arumi dan bibi pengasuh datang menghadap ke Ayahnya Arumi.

"Kamu anak sial, pindah bangunan tempat pelayan, Minggu depan istriku akan tinggal di rumah ini, kebetulan anaknya juga akan tinggal disini, jadi kami tinggal disana saja.

Uang bulanan kamu juga mulai bulan ini hanya 1 juta, sudah termasuk SPP kamu, dan jangan sekali-kali kamu nampak di dalam bangunan utama, saya sudah tidak peduli kamu mau jadi apa, ucap Ayahnya Arumi

"Baik Tuan, terimakasih, ijinkan aku mengambil barang-barang ku di kamar ku, ucap Arumi.

"Ambilah, toh kamar kamu yang dulu akan di gunakan anak dari istriku, jadi ambil semua barang kamu disitu, sekaligus barang kamu di kamar belakang, jangan lupa bersihkan, perintah ayahnya.

Ayah dan Kedua kakaknya Arumi, sudah sepakat tidak lagi mengurusnya, atau bertindak apapun, apalagi ada istri keduanya datang.

Tak terasa semua barang milik Arumi dikamar sewaktu masih ada ibunya sudah dia pindahkan ke kamar barunya di bangunan para pelayan, sore hari datang tukang renovasi dan merubah kamar Arumi, begitu juga kamar belakang yang di pakai Arumi hampir 7 bulan.

Arumi membuka-buka beberapa kardus berisi foto kenangan dia bersama Ibunya. Dia juga melihat ada kardus terbungkus seperti hadiah, berada dalam kardus yang berisi sepatu miliknya.

Arumi kemudian membukanya, dia melihat ada benda seperti tempat cock badminton, dua membukanya, ternyata isinya adalah dokumen kepemilikan perusahaan, yang berada di Surabaya, sebuah perusahaan yang bergerak di Pengolahan Besi Baja.

Dan tidak hanya sampai di situ, terdapat 1 perusahaan lagi yang bergerak di bidang pembuatan kapal, didalam pipa itu juga, terdapat ijazah ibunya,yang ternyata seorang desainer kapal laut, lulusan Jerman.

Lembar demi lembar Arumi buka, kemudian dia melihat sebuah amplop, dan membukanya.

Terkejut Arumi membaca isi surat itu, sambil meneteskan airmata fis membaca isi surat dari Ibunya, 5 lembar surat itu di baca berulang - ulang hingga tengah malam, dia menolak percaya dengan isi surat itu, tapi mengingat perbuatan orang yang disebut ayah dan kakak, begitu menyiksanya.

Pagi hari sudah datang, kini Arumi sudah berganti pakaian dan sedang sarapan, bibi pengasuh juga sudah memberikan uang untuk bayar sekolah dan jajan kepada Arumi.

Sekolah sendiri sudah mulai hampir seminggu, pihak sekolah sempat datang ke rumah Arumi, tapi selalu di usir satpam.

Seperti biasa, bibi pengasuh akan mengantarkan Arumi ke sekolah.

Bab. 3. Keluar dari rumah dan Tuan besar

Arumi terlihat santai saat melewati ayah dan kedua kakaknya, tak ada tegur sapa, kecuali bibi pengasuh, Arumi pun tak mau melihat mereka.

Malam setelah membaca surat, Ibunya, Arumi sudah mengatur beberapa pakaiannya, dan semua foto-fotonya bersama sang ibu dan juga ijazah SD miliknya, serta piagam semuanya sudah di masukkan kedalam Cincin Dimensi, dan hari ini dia akan pergi jauh.

"Permisi Tuan besar dan Tuan Muda, sapa bibi pengasuh.

Tidak ada jawaban dari ketiga orang itu, namun bibi pengasuh tak ambil pusing, yang penting sudah menyapa.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di gerbang sekolah, tapi Arumi tidak langsung masuk, setelah bibi pengasuh pergi, Arumi pun pergi dari sekolah itu, tujuannya adalah kampung mantan pelayan Ibunya, yang kebetulan ada fotonya Arumi waktu berumur 3 tahun bersama pelayan itu.

Sebelum pergi jauh, dia mampir ke warung tempat biasa dia beli makan dan berganti pakaian, lewat HP bututnya dia memesan objek langganan nya jika dia capek jalan kaki.

"Pak dimana tempat yang bisa menjual Emas, tanya Arumi.

"Jam segini belum buka Non, biasanya jam 10, ucap tukang ojek.

"Ya sudah kalau begitu, aku duduk di warung bude saja, nanti kalau sudah jam 10, tolong jemput saya, ucap Arumi.

"Baik Non, jawab tukang ojek dan berlalu.

Arumi pesan makan dan minum, sambil membaca Perusahaan Ibunya, yang kendalikan oleh sahabat baiknya, juga membuka group WA,

Teman-temannya di kelasnya menanyakan keadaannya, ada juga beberapa teman SD nya, namun tak satupun yang dibalasnya.

Hampir 3 jam berlalu, tukang ojek itu datang lagi, dan mereka langsung berangkat ke toko emas, Arumi bertemu dengan pemiliknya dan masuk ke ruangan khusus.

Arumi mengeluarkan semua perhiasan yang sudah pilihnya, bukan perhiasan zaman Kuno milik An Rui, tapi memang milik Arumi, berbagai perhiasan mahal, hadiah dia ulang tahun atau saat ibunya beli perhiasan pasti Arumi di belikan.

"Semuanya 80 juta dek, ucap pemilik toko emas itu.

"100 juta ya pak, buat biaya sekolah dan hidup saya sehari-hari pak, Ucap Arumi.

"Baiklah, minta nomor rekening nya, lanjut pemilik toko emas.

Arumi memberikan nomor rekeningnya, walau menggunakan nama bibi pengasuh, dan setelah transaksi selesai, Arumi meminta dia antar ke toko handphone, tiba di counter, Arumi membayar ojek, dia memberikan uang yang harusnya buat SPP yang sudah di potong bayar makan di kedai bude.

Arumi membeli Handphone 2 unit, dan 1 Tablet, dan juga power Bank.

Dengan Stelan tomboy, Arumi percaya diri mengelilingi kompleks itu, dan lanjut naik ojek lain menuju stasiun kereta api Gambir.

Tak ada keraguan, saat dia naik kereta tujuan Malang, dengan hanya berbekal alamat peninggalan ibunya.

Jam sudah menunjukkan pukul 4, tapi Arumi yang di harapkan sudah pulang sekolah, tapi belum juga sampai, bibi pengasuh mencoba menelpon, tapi tidak aktif.

Hingga malam hari bibi pengasuh menunggu nya tapi tidak juga kunjung datang, akhirnya bibi pengasuh mencoba masuk ke kamar Arumi, dia melihat ada surat di kasur Arumi.

"Bibi, saat surat ini bibi baca, itu berarti Arumi sudah pergi jauh, tenang saja, Arumi tidak akan berbuat hal yang bodoh, Arumi akan giat belajar di tempat lain, yang jelas jauh orang-orang jahat itu, terimakasih sudah mau merawat Arumi, suatu saat Arumi pasti kembali dan membawa bibi pergi, selamat tinggal bibi.

Dari Arumi

Nb. Tolong berikan amplop yang 1 lagi buat Tuan Besar.

Kereta Brawijaya, melaju menuju Malang bersama seorang penumpang yang di sia-siakan.

Saat malam malam tiba, bibi pengasuh Arumi dan pelayan, menyiapkan makanan.

"Tuan Besar dan Tuan Muda, maafkan bibi, Nona Muda pergi dari rumah, dan ini ada surat untuk dari Nona Muda untuk Tuan besar, ucap bibi pengasuh.

"Karena Nona Muda sudah tidak ada, bibi juga mau pulang ke Depok, merawat anak bibi, terimakasih Tuan, ucap Bibi pengasuh.

"Apa yang anak sialan itu bicara ke bibi ? Ucap Tuan besar.

"Tidak ada, Nona Muda hanya tulis surat buat bibi, dan baru bibi temukan tadi pas Magrib di kamar Nona Muda, ucap bibi pengasuh.

"Baguslah kalau dia. sudah pergi, bibi juga kalau mau pergi ya pergi saja, ucap sang Tuan besar.

"Kami juga Tuan Besar, ucap seluruh pelayan dan sopir, kecuali 1 orang sopir yang baru masuk.

"Ada apa ini, kenapa kalian semua mau berhenti, teriak Tuan besar.

"Maaf Tuan, Nona Muda kami sudah pergi dari rumahnya, saya diam ketika kalian menyiksanya, itu karena Nona Muda tidak kami ada masalah, dan perlu Tuan besar tau, Mansion ini adalah milik almarhum Nyonya, dan sudah di wariskan atas nama Nona Muda.

"Maaf Tuan besar, kami adalah pelayan almarhum Nyonya, jadi sudah saat nya kami pergi, Karena Nona Muda kami juga sudah pergi, terimakasih Tuan, dan perlu anda ingat dulu anda bukan siapa-siapa, termasuk anda berdua Tuan Muda, permisi, ucap Freddy.

"Saya harap anda juga Tuan Besar, tau dimana posisi anda, kamu tau kami siapa bukan, Ancam Carlos.

Tuan besar dan kedua anaknya tidak bisa menjawab omongan Freddy dan Carlos.

"Sial, kenapa anak itu pergi, dan kenapa mereka juga tahu saya siapa, batin Tuan besar.

Ayahnya Arumi dulu adalah teman suami pertama Ibunya Arumi, yang meninggal karena kecelakaan helikopter milik perusahaan mereka.

Saat itu Tuan besar merangkap asisten pribadi, sebelum kematian suami pertama Ibunya Arumi, Tuan besar menceraikan istrinya, dan membawa Adlan dan Arnold, sementara putrinya yang berumur 3 bulan pasti ikut istrinya.

Sekarang mantan istrinya, juga sudah sukses di negara asalnya Thailand.

Menjanda selama 2 tahun, akhirnya Tuan besar dan ibunya Arumi menikah, dan beberapa tahun kemudian lahirlah Arumi.

Harapan besar Dari Tuan besar memiliki anak laki-laki dari Ibunya Arumi, tapi ternyata yang lahir adalah perempuan.

Saat kematian ibunya Arumi, mereka lagi ada masalah soal perusahaan, karena ibunya Arumi, mewariskan seluruh perusahaan miliknya kepada Arumi, sedangkan perusahaan milik almarhum suaminya, dia ikhlaskan untuk Tuan besar.

Tuan besar merasa rugi, karena, lebih besar dan banyak yang akan di terima Arumi di kemudian hari, ketika ibunya Arumi meninggal, otomatis tidak adalagi yang bisa menggantikan isu warisan ibunya Arumi.

Mansion dan 75% harta yang dinikmati Tuan besar saat ini adalah milik ibunya Arumi.

Arumi dia akui sebagai putrinya, tapi tuan besar terlanjur benci ke ibunya Arumi karena tidak adil kepada Adlan dan Arnold.

Tuan besar berencana ingin kedua putranya yang memimpin seluruh bisnis yang ada, sedangkan Arumi cukup di berikan biaya hidup di saat dewasa.

Arumi disiksa oleh kedua anaknya, Tuan besar tidak bergeming, bahkan menurut Arnold, jika Arumi mati, otomatis seluruh warisan ibunya Arumi akan jatuh kepada mereka, apalagi publik mengetahui bahwa, Adlan dan Arnold sangat menyayangi ibu sambungnya dan Arumi, begitulah yang ada publik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!