NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta MAS Ojol

Part 1

Malam ini semakin larut. Suara deru kendaraan yg bising sudah mulai berkurang. Apalagi jalanan ibu kota ini sudah mulai sepi. Seorang remaja baru selesai mengantar pesanan makanan online. Ia mendorong kendaraannya karena kehabisan bensin.

Motor ia dorong melewati tikungan. Kemudian ia harus melewati jembatan. Setelah jembatan ada jalanan menurun, kemudian belok ke kanan. Melewati sebuah gapura untuk bisa sampai kontrakan.

Sebenarnya pemuda itu sudah lelah mencari penjual bensin eceran. Tidak biasanya warung bensin sudah tertutup rapi. Apalagi saat ini masih pukul 12 malam.

" Woy! cewek gila. Kalau mau mati !, ajak ajak dong..!"

Teriak pemuda yg mendorong motornya ke arah jembatan. Dia adalah Iwan Sulistyo. Seorang pemuda kampung yg sering narik ojol di ibu kota ini. Di usia 21 tahun ini, ia mencukupi kebutuhan dan kuliahnya di kota dengan menarik ojol.

" Woy!, remukan risoles. Kalau ngomong jangan sembarangan dong..!"

Jawab seorang gadis yg berdiri di atas pagar jembatan. Kemudian turun ke jalanan. Beruntung tidak keliru ke arah kali. Membuat Iwan yg melihat dag dig dug seeeerr.

" Mau bunuh diri Lo...!"

Kembali teriakan Iwan membuat gadis itu menatapnya tajam, sambil berkacak pinggang.

" Iya!, emang kenapa?, mau ikut Lo..?"

Gadis itu mendatangi Iwan kemudian menariknya. Iwan yg belum siap pun akhirnya terjatuh.

" Sialan Lo..!"

Umpat Iwan, kemudian bangun dan membenahi motornya.

" Katanya elu mau ikut gw mati..!" Sahut gadis itu sambil nyengir.

" Brengs*k!, Apes gw nambah hari ini. Udah bensin habis ketemu sama cewek gila kaya elo..!" Gerutu Iwan. Kemudian mendorong motornya kembali, melewati jembatan.

Suasana yg sepi malam ini, membuat gadis itu bergidik. Kemudian mengikuti Iwan. Dan Iwan yg merasa di ikuti oleh gadis gila itu berhenti. Kemudian menatap tajam gadis gila yang mengikutinya.

" Sialan, ternyata mas ojol ganteng banget. Pantesan, jantungku mau copot.."celetuk cewek itu. Namun hanya berani dalam hati.

" Ngapain lu ikutin gw!, kalau mau mati?, tunggu gw jauh dulu..!" Gerutu Iwan, tapi masih didengar si gadis dibelakangnya.

Gadis tersebut masih diam membisu. Mengalihkan pandangannya sambil bersiul kecil. Seakan ia cuek dengan pemuda ojol didepannya.

Gleg...!

Sesaat Iwan terpesona dengan kecantikan gadis yg ingin bunuh diri itu. Bodynya yg aduhai membuat Iwan sampai menelan ludahnya sendiri. Rambutnya sebahu, dan dadanya sedikit menonjol. Dan yg paling utama Iwan lihat, adalah kaki mulusnya.

Kalau diperkirakan tinggi cewek itu sebahunya Iwan. Sedang Iwan mempunyai tinggi 175 cm. Kulit bersih dan kuning langsat, walau ia berasal dari kampung. Serta hidung mancung dari ayahnya, menurun kepadanya.

Karena perkataan Iwan diabaikan, maka ia kembali melangkah pulang."shiiitttt...ngapain tuh cewek ngikutin terus!, njiiir..hantu kali ya.!" gerutu Iwan dalam hati. Namun Iwan terus melangkah hingga sampai ke kontrakan.

Sebuah kontrakan kecil yg ia tinggali memang tidak banyak penghuninya. Karena hanya berisi dua petak kontrakan. Sementara kontrakan yg satu kosong, karena penghuninya pulang kampung. Dan kini hanya Iwan sendiri.

" Astaga naga...!"

Iwan tersentak kaget, ketika akan menyandarkan sepeda motornya. Sebab cewek yang diteriaki tadi sudah berada di sampingnya. Iwan pun mendengus kesal.

" ngapain Lo kemari!. Pulang sono kerumah elo..!" Ketus Iwan terhadap cewek yg mengikutinya.

" Mas..!"

" Apaa..!" Sahut Iwan sedikit ngegas.

" Mas!, minta tolong boleh..?"

Sesaat cewek itu terdiam, ingin mengutarakan niatnya. Namun karena tatapan tajam Iwan membuat nyali dirinya menciut.

" Apaaa..?" Sahutnya ketus.

" Saya ikut nginep ditempat mas ya..!" Mohon cewek tersebut kepada Iwan. Membuat Iwan mengerutkan keningnya.

" Gw cowok, ga baik bawa pulang cewek apalagi gw sendirian..!"

" Pliss deh mas!, rumah saya jauh. Dan tidak mungkin bisa pulang.." Pinta cewek itu dibuat selembut mungkin.

" Kalau gw khilaf bagaimana..?" Celetuk Iwan. Membuat cewek itu sedikit memundurkan wajahnya. Dan tampak ia pun menimbang nimbang perkataan Iwan.

" Mas!, tolong dong..!" mohon cewek itu lagi kepada Iwan.

" Lu siapa sih? gw kaga kenal elu..!" Celetuk Iwan kembali.

" Pliss deh mas!..hp gw jatuh dikali, sama kehabisan ongkos" Mohon gadis itu sekalian memberikan alasan.

" Elu cakep!. Tapi kalau gw khilaf jangan salahin gw ya!. Tapi biasanya gw khilaf sih, kalau sama beginian.." Gerutu Iwan sambil menjinjitkan kaki. Matanya melirik ke wajah gadis yg memohon itu. Membuat sang cewek langsung menutup kaosnya dengan tangan. Iwan hanya cekikikan.

" Nah..kan..!"

Celetuk Iwan kembali mengagetkan cewek itu lagi. Membuat dirinya bergidik ngeri. " sialan!, gw kira orangnya alim. Gak tahunya buaya buntung. Gw harus waspada nih!. Sial semua gara gara papa. Apes gw..!"

Akhirnya Iwan pun masuk kedalam kontrakan bersama cewek tersebut. Kemudian Iwan pun menutup pintu dan menguncinya. Membuat cewek yang bersamanya sedikit kaget.

" Elu satu kasur sama gw..!" Ucap Iwan sambil mengedipkan matanya. Bermaksud menggoda.

" Awas ya kalau macam macam..!" Ancam cewek itu. Dengan penampilan celana sedengkul, kaos putih dan topi hitam, menambah kecantikannya semakin terlihat.

" ga mandi?, mandi bareng yuk..!" Goda Iwan kembali. Membuat gadis itu bergidik dengan sikap Iwan." ganteng ganteng mesum..!" katanya dalam hati.

Namun Iwan enggan untuk pergi ke kamar mandi.

" Eh, cewek gila. Lu kalo naik kasur, sepatu lepas..!" Ketus Iwan memperhatikan sang gadis yg langsung naik kasur tanpa melepas sepatu.

" Ah elah, gw punya nama!, ga usah panggil gw cewek gila napa..!" sahutnya sambil cemberut. Kemudian bangun dan melepas sepatunya.

" Gw kaga kenal elu. Bentar lagi kalau digrebeg, siap siap jadi bini gw..!" celetuk Iwan sambil meng charger ponselnya. Kemudian ke arah belakang mengambil termos untuk menyeduh kopi. Serta menyulut seatang rokok dan menghisapnya.

" Gw Arshiela Paramita.." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah Iwan. Iwan hanya mencolek dikit tangan Shiela.

" Gw remukan risoles..!" Sahut Iwan memperkenalkan diri. Membuat Shiela melotot. Sebab kata kata itu darinya.

" Pelit amat sama nama!, ga sesuai dengan wajah elu yg tampan..!"

Shiela langsung menutup mulutnya menggunakan tangan. Sebab mulutnya sudah keceplosan." sialan nih mulut..!"

Iwan yg mendengar perkataan dari Shiela, kini menatap wajah Shiela.

" Iya gw ganteng, laki. masa gw cantik. sarap kali ya..!" ketus Iwan sambil menyeruput kopi.

" Nama Lo siapa?, serius ini..!" ucap Shiela bertanya nama dari tukang ojol.

" Mau Lo inget?, kalo gw khilaf entar..?" sahut Iwan sambil mengedipkan matanya.

" Isss..!"

Sahut Sheila kemudian rebahan di kasur. Matanya menatap langit langit yg sudah bolong. Tembok warna-warni karena luntur dan terkena rembesan air. Lama kelamaan matanya pun terpejam.

Iwan menghela nafas panjang. Sebab ia kembali ingat dengan kakaknya yg telah tiada beberapa tahun silam. Karena sakit dan tidak diketahui oleh orang lain saat di perantauan. Sungguh miris mengingat kejadian itu. Dan hanya Iwan yang tahu.

Mungkin gadis yg dihadapan ya ini juga seperti kakaknya, yg hidup di perantauan. Dan Iwan menebak, jika gadis yg dihadapannya ini lebih tua beberapa tahun darinya. Perkiraan Iwan adalah 23 tahun. Sementara Iwan saat ini adalah 21 tahun.

Saat ini Iwan disini untuk menyelesaikan pendidikannya di universitas. Dan pekerjaan menarik ojol ini adalah salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup kuliahnya serta kesehariannya.

Orang tua Iwan dikampung menjadi seorang petani dan berkebun. Walau tidak luas, namun bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup Iwan dan keluarganya.

Orang tua Iwan masih lengkap. Dan Iwan mempunyai 2 adik laki laki dan perempuan. Sementara kakak Iwan adalah Deswita. Namun telah meninggal dunia. Sebab saat itu mempunyai penyakit yg tidak diketahui orang tuanya. Hanya Iwan lah yg tahu. Dan sering berkeluh kesah tentang penyakitnya.

Kembali Iwan menatap gadis yg tidur dihadapannya. Tampak jika dari penampilannya, bukanlah gadis biasa. Mungkin anak orang kaya. Namun saat ini masih belum jelas siapa Arshiela Paramita ini.

...****************...

Part 2

Pagi harinya Iwan sudah memasak air serta membeli sarapan. Untuk dirinya dan juga tamu tak diundang itu. Iwan menyeduh kopi seperti biasanya. Kemudian sebatang rokok selalu mengiringinya.

Iwan pun berangkat menuju ke kampus. Pagi ini Iwan mendorong motornya menuju pom bensin ataupun warung bensin eceran yg biasa buka di pinggir jalan. Namun sudah hampir setengah jam belum ada yg buka. Maklum ia berangkat pukul 5:30.

Iwan meninggalkan Sheila, berharap Sheila segera pulang kerumahnya. Dan tidak mengganggunya lagi. Walau baru semalam, Iwan menemuinya, namun sudah mengguncang hatinya. Melalui pandangan pertamanya ketika di jalanan dekat jembatan.

Setelah mendapatkan bensin, Iwan pun segera melajukan kendaraannya. Berharap sebelum mata kuliah pagi ini bisa mendapatkan rejeki. Dengan menarik ojol yg searah kampusnya.

" Ibu Nadia ya..?" Tegur Iwan, ketika mendapatkan pelanggan pertama hari ini. Ia mendapatkan pelanggan yg searah dengan kampusnya.

" Iya !, pak Iwan ya?. Kantor Balai kota ya pak..!" Sahut Bu Nadia. Kemudian membonceng Iwan menuju tujuan sesuai aplikasi.

Perjalanan yg menempuh setengah jam itu pun telah berlalu. Iwan mendapatkan rejeki pagi ini. kemudian Iwan menyalakan aplikasi untuk mencari pelanggan lainnya.

Beruntung Iwan mendapatkan satu lagi pelanggan. Bahkan tujuannya adalah kampusnya sendiri. Iwan yg menggunakan masker tidak mudah di kenali.

Sesampainya di kampus pelanggan justru bingung. Karena ojol yg dinaikinya, mengantar sampai parkiran kampus. Tidak seperti biasanya yg hanya sampai gerbang.

" Sampai..!" celetuk Iwan kepada penumpang. Iwan memarkirkan kendaraannya sejajar dengan kendaraan lainnya. Motor 4 tak yang masih mulus itu pun dimatikan.

" Kok sampai dalam mas..?" Ucap pelanggan sambil membuka helm. Kemudian menyerahkan kepada Iwan. Gadis yg menjadi pelanggan juga memberikan uang kepada Iwan sesuai yg di aplikasi.

" Iya!, saya juga langsung kuliah mbak..!" Sahut Iwan. Sambil menerima helm dan uang dari penumpang.

" Mahasiswa baru ya mbak..?" tanya Iwan kepada gadis yg menjadi pelanggan.

" Iya mas!, masnya kuliah disini juga to..?" Sahut gadis bernama Diana tersebut. Iwan mengenali melalui aplikasi. Dan Iwan hanya mengangguk. Sementara gadis itu menatap iwan dengan sangat intens. Sebab wajah yg dibuka, membuat setiap gadis terpesona.

" Mbak!, saya duluan ya..?" Tegur Iwan, karena Diana justru melamun.

" i...i iya..!" sahut Diana, kemudian perlahan mengikuti Iwan masuk kedalam kampus.

...****************...

Siang harinya, Iwan pulang lebih dulu. Karena jika siang sangatlah sepi pelanggan. Berbeda di sore hari, sebab orang orang lebih banyak pulang dari kantor dan pekerja. Dan di sore hari, nominal di aplikasi lebih tinggi.

Sesampainya di kontrakan, Iwan sangatlah terkejut. Sebab Sheila masih berada di kontrakannya. Membuat Iwan merasa jengah dengan keberadaan Arshiela.

" Kenapa belum pulang..!!"

Suara ketus Iwan diberikan kepada Arshiela. Sementara Sheila yg masih tiduran tampak kaget kemudian terbangun.

" Maaf..!" Sahut Sheila lirih.

Iwan melihat wajah Sheila sangatlah pucat. Entah dia sakit atau kenapa. Membuat Iwan menghela nafas panjang. Kemudian mencantolkan tas dan jaket di dinding.

" Kenapa sarapan engga di makan..!" Tegur Iwan kepada Arshiela. Karena melihat nasi uduk yg ia beli masih utuh. Dan minuman teh juga belum di minum.

" Aku tidak tahu.." jawabnya lirih.

" merepotkan..!" ketus Iwan, kemudian mengambil nasi uduk dan teh, kemudian diberikan kepada Arshiela.

" Dimakan, cari duit susah!, jangan terbiasa manja dan dilayani..!" Kembali suara ketus Iwan menggema di ruangan kontrakan itu. Iwan pun menyeduh kopi, kemudian membawa keluar kontrakan. Dan duduk di teras depan.

Dengan terpaksa Sheila menerima nasi bungkus serta teh dari Iwan tersebut. Kemudian memakannya, walaupun sudah dingin. Terlihat jika Shiela susah payah menelannya, kemudian di dorong dengan teh yg sudah dingin tersebut.

Mau tak mau, Sheila pun menghabiskan makanan yg diberikan oleh Iwan tersebut. Walau di pipinya sempat air matanya mengalir membasahi. " Huh, ternyata perhatian juga nih si ganteng. Upss. Namanya siapa ya..?" monolog Sheila dalam hati. Kemudian membuang sampah bungkus nasi ke tempatnya. Sheila juga menghabiskan teh manisnya itu.

" Orangnya juga rapi, bersih dan pengertian. Walaupun tidak sesuai dengan ucapannya..!" batin Arshiela. kemudian menuju arah kamar mandi untuk cuci tangan dan buang air kecil.

" Pulang, pasti papa ngomel ngomel lagi. Mana fasilitas gw sudah disita semua lagi!. Ditambah hp nyemplung!. Uang habis!. Lengkap sudah penderitaan ku." monolog Sheila pada dirinya. Nafas panjang pun keluar.

" Coba hp engga nyemplung. Gw mau nemuin si Riska buat bantu gw. Eh. Malah ketemu remukan risoles. Baik sih!, cuman suaranya ketus banget. Beruntung gw ga diperkosa sama remukan risoles. Ganteng sih emang.."

Sheila menimang nimbang keputusannya hari ini. Entah ingin berbuat apa kedepannya.

Sheila pun menatap sekeliling ruangan itu. Dan ia melihat sebuah gantungan dengan kartu mahasiswa. Sheila pun perlahan membuka kartu itu, membaca nama pemuda yg baik hati ini.

" Iwan Sulistyo, mahasiswa universitas xxx " Ucap Sheila perlahan Agar tidak di dengar oleh Iwan, Kemudian duduk kembali di kasur yg ada di lantai. Sheila menggigit bibir bawahnya. Sambil mengingat ingat dengan tujuannya. Mengingat ingat masa yg telah berlalu. Hingga sampailah di tempat ini. Bertemu dengan Iwan Sulistyo.

Memang Sheila belum pulang kerumah beberapa hari lamanya. Sebab Sheila tidak mau menuruti keinginan papanya. Namun dengan kondisi saat ini, yang dialami di kontrakan ini membuatnya sadar. Bahwa mencari uang seperti Iwan ini sangatlah susah. Apalagi cuma narik ojol dan harus kuliah. Serta menyambung hidup kesehariannya. Berbeda dengan dirinya dari kalangan orang berada. Dan memaksakan diri keluar dari rumah, untuk menyambung hidup seadanya.

" Gw pulang deh, jalan kaki, semoga kuat. Tapi kalau diusir lagi?. Entah gw harus kemana ..!" Gerutu Sheila dalam hati. Kemudian ia mengambil tas selempangnya serta memakai sepatu. Bodo amat belum mandi. Setelah selesai, Sheila pun keluar.

" Tapi jika Iwan Sulistyo ini menemukan gw kembali. Maka gw akan ikut dengannya. gw pasrah.." Monolog Sheila dalam hati.

" Wan !, terima kasih ya. Gw cabut..!" Ucap Sheila, langsung berlalu pergi. Sementara Iwan hanya menatapnya datar.

" Hemm...!" Sahut Iwan, kemudian berdiri masuk ke dalam kontrakan.

" Kok tahu nama gw?" batin Iwan sambil menutup pintu. Kemudian merapikan tempat tidur. Iwan juga mencuci gelas yg ia pakai buat ngopi tadi dan gelas teh yg dipakai Sheila. Setelah itu bersiap untuk menarik ojol. Iwan tidak mau berdiam diri, menunggu waktu di kontrakan.

Iwan pun meninggalkan kontrakan. Tujuan utamanya adalah pangkalan para ojol di warung warung kopi.

" Weiiiss!, tumben Wan!, jam segini sudah mangkal..?" Ucap temannya yg sudah berada di warung kopi.

" Yo i broo!, sambil cari mangsa, siapa tahu rejeki.." Sahut Iwan , kemudian duduk disebelah temannya.

" Teh !, kopi item atu, jangan diaduk ya..!"

" Ya mas..!" sahut teteh penjual di warung kopi.

" Dah balik kuliah Wan?" Tanya temannya di samping.

" udah!, ke kontrakan dulu beberes. Langsung tancap kemari.." Sahut Iwan.

Tak lama kemudian temannya dapat tarikan. Kemudian meninggalkan Iwan sendirian.

" Gw tinggal Wan. Lumayan nih, jauh an.."

" Ok hati hati.." sahut Iwan sambil menikmati sebatang rokok dan memainkan ponselnya.

" Makasih teh..!"

" sama sama mas Iwan.."

Kopi pesanan Iwan pun telah jadi. Kemudian Iwan menikmati sejenak.

" kemana cewek tadi ya?, kok ga keliatan. Kan belum lama jalan. Ah paling juga sudah naik angkot" gerutunya dalam hati. Sambil menatap jalanan yg sudah mulai padat.

Panasnya matahari siang ini, tak mengurungkan kegiatan dan aktifitas kehidupan kota. Semakin lama semakin padat. Bahkan sering terjadi kemacetan akibat orang yg ingin menang sendiri.

Iwan mendapatkan tarikan pertamanya siang ini. Kemudian bergegas untuk menjemput rejeki. Tak lupa membayar kopi yg ia pesan tadi. Iwan melajukan kendaraannya menuju ke orang yg menyewa tenaganya. Mengikuti petunjuk di aplikasi.

" Permisi, selamat siang!, dengan pak Robi ya.." Sapa Iwan kepada pelanggan yg menunggu sesuai aplikasi.

" Oh iya bener bang.." Sahut pak Robi.

" tujuan sesuai aplikasi ya pak..?"

" Iya bang.."

Kemudian Iwan memberikan helm cadangannya untuk dipakai pelanggan. Kemudian melajukan kendaraannya meninggalkan tempat tersebut.

...****************...

Part 3

Lalu lalang kendaraan silih berganti. Iwan masih setia diatas motornya. Hari ini sudah mendapatkan pelanggan cukup lumayan. Sore harinya, Iwan akan berganti haluan. Yaitu mengantar jemput makanan. Sebab dari perhitungannya lebih menjanjikan daripada mengantar jemput orang.

Maka Iwan lebih banyak menuju ke gerai gerai terdekat untuk mendapatkan pelanggan.

" Gw duluan broo!, lumayan ini agak jauhan..!" Ucap Iwan kepada temannya, sesama ojek food. Mereka menunggu pelanggan di warung kopi lainnya.

" Siap!, bentar lagi gw nyusul..!" Sahut teman lainnya.

Dan Iwan pun mengambil makanan pesanan dari pelanggan. Ia menuju gerai makanan siap saji. Setelah mendapatkan dan membayar lebih dulu, Iwan pun meninggalkan tempat itu. Menuju ke tempat pemesan makanan.

Jalanan begitu macet, membuat Iwan sedikit terlambat mengantar pesanan. Beruntung Iwan sudah sering lewat jalanan itu. Kemudian mencari jalan pintas untuk mencapai tujuan.

Setelah mengantar pesanan, Iwan kembali ke tempat semula. Untuk mencari pelanggan yg lainnya. Namun jalanan saat ini semakin macet. Dan orang orang berkerumun dipinggir jalan. Iwan melewatinya perlahan.

" Ada apa bang..?" Tanya Iwan kepada salah satu orang yg berkerumun.

" Cewek keserempet!, kayaknya mabuk dia. Jalannya miring miring sejak tadi.." Sahutnya.

" Ohh, makasih!" Sahut Iwan, ingin berlalu dari tempat itu. Namun manik matanya sekilas melihat topi dan kaos yg dipakai gadis yg keserempet itu. Iwan berhenti kembali, untuk memastikan gadis tersebut.

" Sheila..?" Ucap Iwan, kemudian menyandarkan motornya, dan mendatangi gadis itu.

" Shel..!" Panggil Iwan kepada Sheila. Beberapa orang telah menolongnya, dan Sheila berada di pinggir jalan. Sheila tampak lemas dan duduk di pinggir trotoar.

Merasa namanya di panggil, Sheila menengadahkan wajahnya. dan mendapatkan Iwan di depannya.

" Temennya mas..?" Ucap salah satu yg menolong.

" Bukan.." Sahut Iwan.

" Tapi saya kenal.." Ucap Iwan kembali, dan tak berapa lama orang yg mengerumuni Sheila pun berangsur-angsur pergi meninggalkan Sheila dan Iwan. Iwan menyempatkan diri mengucapkan terima kasih.

" Kenapa Lo ga balik ke rumah..!" Ketus Iwan sambil memberikan air minum kepada Sheila. Walaupun itu bekas miliknya.

Sheila hanya geleng geleng kepala, mengambil air minum, sambil memperhatikan Iwan.

" Diusir dari rumah! Lo..?" Ucap ketus Iwan kembali keluar dari mulutnya. Sheila hanya mengangguk. Namun kemudian geleng geleng kepala.

" Apa sudah jadi ODGJ..?"

" Sialan Lo!" Sahut Shiela. Sambil melotot menatap Iwan.

" Terus..!"

" Gw ga punya duit buat pulang sampai rumah.." Sahut Sheila lemah dan merengek.

Iwan mengerutkan keningnya, mendengar Sheila kehabisan ongkos. Kemudian menghela nafas panjang.

" Kenapa engga bilang..?" Ketus Iwan.

" Iss..!, elu kan ngusir gw!" Sahut Sheila, membuat Iwan tersenyum tipis.

" Emang gw ngusir elu?, gw kan nanya kenapa elo kaga pulang.." Sahut Iwan lembut, membuat Sheila mengingat perkataan Iwan di kontrakan tadi. Sheila terdiam.

" Ya udah ayok!, gw antar..!" Ucap Iwan sambil menarik tangan Sheila. Lembut tangan Sheila membuat Iwan enggan untuk melepaskan. Sheila mengikutinya, walaupun badannya masih lemas.

" Lu belum makan apa mabuk kecubung..?" Celetuk Iwan melihat Sheila masih lemas. menuntunnya menuju ke sepeda motor.

Plak..

Sheila menepuk bahu Iwan, membuat Iwan menoleh.

" Belum makan. Emang gw apaan mabuk kecubung" Sahut Sheila. Kemudian mengingat video yg pernah ia lihat tentang orang yg mabuk kecubung.

" Biasanya orang mabuk kecubung ingin nyemplung kali. Siapa tahu, jalan raya lu anggap sungai.." Celetuk Iwan didepan, sambil menahan tawa.

" Sialan Lo..!"

Iwan cekikikan, kemudian melajukan motornya melewati jalan raya. Kemudian berhenti di warung pecel lele.

" Rumah gw arahnya kesana!, kenapa Lo berhenti disini sih..!" Celetuk Sheila. , kembali menepuk bahu Iwan.

" Katanya belum makan?. Ya udah makan dulu.." Sahut Iwan kemudian turun dari motor di ikuti oleh Sheila. Iwan duduk serta memesan makanan di warung itu.

" Doyan kaga Lo?, sama makanan beginian.." Tanya Iwan sambil menatap Sheila. Sheila hanya diam saja, sebab memang baru kali ini makan makanan pinggir jalan seperti ini. Dan baunya begitu menyengat.

" Bagaimana mau jadi bini gw, kalau makanan begini kaga doyan.." Celetuk Iwan kembali. Matanya melirik Sheila sekilas.

Plak..

" Sialan Lo..!" Sahut Sheila menepuk lengan Iwan. Sementara Iwan hanya tertawa cekikikan. Tak berapa lama pun pesanan sudah selesai. Iwan menikmati dengan lahap. Karena memang belum makan sejak sarapan pagi.

" Makan!, cari duit susah. Jangan di biasain manja dan makanan yg enak. Belum tentu masa depan lebih enak dari sekarang.." Ucap Iwan perlahan. Namun sangat mengena di hati Sheila.

Sheila mengangguk, walau belum tentu bisa menikmatinya. Perlahan lahan, sesuap demi sesuap nasi dan lauk pecel lele itu masuk kedalam mulutnya. Perlahan lahan menelannya. "enak.." batin Sheila. Kemudian melanjutkan makannya hingga habis.

" Anak pinter..!" celetuk Iwan disebelahnya. Sheila melotot karena di katain anak. " hah, anak!, emang gw anak elo..!" Teriak Sheila tapi hanya berani dalam hati.

" Paling usia elo lebih muda dari gw!, masa gw dibilang anak anak sih..!" Ucap Sheila sambil menatap Iwan.

" Kalau elu dewasa?, kaga bakalan kabur kaburan seperti sekarang.." Sahut Iwan sambil menyulut batang rokoknya.

Sheila terdiam dengan perkataan dari Iwan. Memang dirinya kabur dari rumah. Sebab tidak ingin mengikuti kemauan papanya. Mata Sheila sempat mengembun, mendengar ucapan dari Iwan. Beruntung Iwan segera menyudahi perkataannya. Dengan membayar, kemudian keluar dari warung tenda tersebut.

Sheila mengikutinya, kemudian naik diatas motor Iwan. Iwan melajukan kendaraannya perlahan, mengikuti arah yg ditunjuk Sheila. Seharian ini, Sheila mendapat pengalaman berharga dari Iwan. Baik perjuangannya maupun keikhlasan menolong sesama. Walaupun belum mengenalnya sama sekali. Namun sangat membekas di hati Sheila.

Dengan sengaja Sheila memeluk Iwan dari belakang. Entah rasa apa?, hanya Sheila yg tahu. Air matanya mengalir membasahi pipinya yg mulus. Sesekali Sheila seka, agar tidak terlihat oleh Iwan. Mengeratkan pelukannya dan dagunya bersandar di bahu Iwan.

Iwan yg dipeluk dari belakang tersenyum. Ia tidak memungkiri jika Sheila orang yg manis dan cantik. Tidak munafik Iwan menerima pelukan dari Sheila. Mungkin jika keadaan seperti semalam, akan berbeda kelanjutannya. Namun malam ini Iwan mengantarkan Sheila menuju rumahnya.

Sesampainya didepan rumah mewah yg dituju. Iwan tertegun sejenak. Sebab perkiraannya Iwan, Sheila hanya orang kaya biasa. Namun ini diluar dugaannya. Sementara Sheila masih memeluk erat Iwan, karena Isak tangisnya belum terhenti.

Tin..tin..

Suara klakson mobil mengagetkan Iwan dan Sheila. Mobil berhenti tepat disebelah Iwan dan Sheila.

" Kalian berdua masuk..!!"

Perintah lelaki paruh baya, dengan kumis tebal. Sambil menatap sinis Sheila yg masih memeluk Iwan. Namun dari pintu mobil sebelah, wanita paruh baya turun. Dan mobil melaju masuk ke dalam rumah.

" Kalian masuk dulu.." Ucap wanita itu selembut mungkin.

" Mah..." Sahut Sheila, kemudian turun dari motor dan memeluk mamanya.

" Ayo masuk!, sebelum papamu marah lagi" Ucap mamanya Sheila kepada Sheila. Kemudian menatap Iwan yg masih berada di atas motor.

" Masuk dulu nak..!" Perintah mama Sheila kepada Iwan.

" Maaf tante. Saya hanya mengantar Sheila.." Sahut Iwan kemudian berniat pergi dari tempatnya.

" Harus masuk. Karena kamu pulang bersamanya.." Sahut mama Sheila memaksa Iwan masuk ke dalam rumah.

Iwan menghela nafas panjang, karena mau tak mau terlibat urusan antara Sheila dengan orang tuanya. Iwan kemudian turun dan menyandarkan motornya. Mengikuti Sheila dan mamanya. Sejenak Iwan menatap lelaki paruh baya yg sudah menyambut didepan pintu. Berkacak pinggang seolah ingin menerkam mangsanya. Seakan Iwan mengenalnya.

.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!