NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta CEO

Prolog

Halo teman - teman, terimakasih sudah mampir ke Novel ku ini. Semoga kalian terhibur setelah membacanya.

Dan jangan lupa berikan like, komen dan juga votenya untuk mendukung Author biar semangat nulisnya.

Vote, vote, vote....

***

Seorang gadis cantik berlari-lari menghindar dari kejaran dua pria berbadan besar. Membelah kerumunan orang yang sedang berlalu lalang mengisi keramaian suatu jalan.

Gadis bertopi dengan wajah yang tertutupi kain hitam itu sudah sering kali berusaha melarikan diri untuk mendapat sedikit kebebasan.

Kebebasan yang hanya di dapatnya jika lepas dari pantauan kedua lelaki itu.

" Nona.. Nona muda... " teriak salah satu pria yang tengah mencari keberadaan gadis yang melarikan diri dari pengawasannya.

" Cepat sekali Nona muda menghilang.. " timpal pria satunya lagi dengan nafas yang terengah-engah.

" Lebih baik cepat temukan! jika tidak, kita akan terkena marah oleh Tuan Arnaf. " seru pria itu.

Di sisi lain, Milly tengah bersembunyi di balik mobil hitam yang sedang terpakir. Ya, gadis itu adalah Milly Arqinila Nugroho. Gadis yang selalu membuat para ajudan kakanya kelimpungan mencari dirinya.

" Huuuffftt... selamat. " ucap Milly dengan telapak tangan yang tertempel di dadanya.

Setelah kepergian kedua pria itu, Milly merapikan diri dengan melepas topi yang melingkar di kepalanya, tidak lupa juga melepas kain yang menutupi wajah cantiknya.

Kini wajah cantik yang selalu di kagumi banyak pria itu terlihat jelas, rambut panjang bergelombang itu terurai menambah kecantikan nya.

Milly melihat pantulan dirinya dari kaca mobil di sampingnya, mobil yang telah menyelamatkan dirinya dari kejaran dua pria itu.

" Sempurna.. " ucap Milly seusai merapikan penampilannya, tidak lupa senyum manis terlukis di wajahnya.

" Hallo.. aku sudah siap, jemput aku di tempat biasa. " titah Milly pada seseorang di sebrang sana melalui ponsel pintarnya, sebelum dirinya meninggalkan tempat itu.

Senyum tipis terukir di wajah tampan yang melihat semua kegiatan Milly di dekat mobilnya. Ya, mobil yang Milly pikir sedang terparkir dan tidak berpenghuni ternyata tuan pemilik mobil itu sedari tadi duduk manis di dalamnya.

Senyum tipis itu hilang tatkala terbukanya pintu mobil. " Maaf tuan, lama menunggu. " ucap Rai.

Dan hanya di angguki oleh sang tuannya.

***

" Cari sampai ketemu!! " tegas Arnaf memberi perintah pada ajudan yang ia tugaskan untuk menjaga adik perempuan nya.

" Ada apa lagi mas? " tanya Sasa pada suaminya.

" Milly kabur lagi.. "

Sasa hanya menganggukkan kepalanya. " Apa kau tidak terlalu mengekangnya? dia membutuhkan sedikit kebebasan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. "

" Di luar sana terlalu berbahaya, tidak baik untuknya, remaja jaman sekarang terlewat bebas! " tegas nya seolah tidak menginginkan bantahan.

" Kau itu kaku sekali! " cibiknya.

" Kau bilang apa? "

" Tidak, tidak bilang apapun. " jawab Sasa.

Arnaf dan Sasa baru menikah enam bulan yang lalu. Sasa yang berprofesi sebagai model terkenal rela meninggalkan dunianya untuk menjadi ibu Persit dan bersanding dengan Arnaf.

***

"Milly, apa kau yakin ingin ikut kesana? " tanya Mora teman dekatnya semenjak sekolah menengah pertama hingga kini kuliah di Universitas yang sama.

" Tentu saja, aku penasaran sekali. "

" Baiklah, tapi jangan salah kan aku jika nanti kedua kaka mu tau. " ucap Mora sembari mengemudi mobilnya menuju ke suatu tempat.

" Kau tenang saja. " Milly menepuk pundak sahabatnya itu.

" Oke! ini pasti akan jadi pengalaman terindahmu. " Mora.

Mobil Mora berhenti di tempat tujuan mereka, area balap liar yang sudah di penuhi para pemuda pemudi.

" Woww... keren sekali. " ucap Milly yang baru saja melihat ramainya dunia bebas. Ini pertama kalinya Milly menginjakan kakinya di tempat seperti itu.

Sebelum nya Milly kabur untuk sekedar hangout bersama temannya hanya mengunjungi mall dan nonton di bioskop hingga larut malam. Tapi kali ini beda, Milly ingin lebih tau dunia liar di luar sana.

" Sudah ku bilang kau akan menyukainya. "

" Kau tau dari mana tempat seperti ini? " tanya Milly.

" Darren, kekasihku. " Mora.

" Kau punya kekasih?? sejak kapan? " Milly terkejut dengan pengakuan Mora. Selama ini Milly belum pernah melihat Mora mempunyai kekasih.

" Dua minggu yang lalu.. " jelas Mora. " Dia sangat tampan. " lanjut Mora seraya membayangkan wajah kekasih nya.

" Kau bertemu di mana? apa teman satu kampus? " Milly antusias mendengar jawaban dari Mora.

" Iya, dia senior kita di kampus. Nanti akan ku kenalkan padamu, sebentar lagi dia datang. "

" Ohh. " Milly memanggut-manggutkan kepalanya. " Seperti apa rasanya memiliki kekasih? apakah menyenangkan? " tanya Milly yang memang tidak berpengalaman.

" Kau akan tau jika sudah memiliki kekasih. "

Milly mencebikan bibirnya. " Mana mungkin aku punya kekasih, mereka akan kabur setelah bertemu dengan ka Arnaf dan ka Gavin, sungguh menyebalkan. " celoteh Milly.

" Hahaha.. iya iya.. kenapa aku melupakan itu, mana ada pria yang mau mendekati mu. "

" Senang sekali kau melihat ku menderita.. " gerutu Milly.

" Jangan marah pada ku, aku hanya bercanda. Bila saatnya tiba kau akan menemukan tambatan hatimu, percayalah.. " ucap Mora.

" Entahlah aku harus menunggu sampai kapan.. " keluh Milly.

Mora hanya tersenyum menanggapinya, sungguh miris kehidupan Milly yang tidak bisa berkutik kemana pun, tidak seperti dirinya yang sedikit di beri kebebasan oleh orang tuanya, namun masih dalam batasan yang wajar.

" Mora.. " seseorang memanggil nama gadis yang baru saja keluar dari mobil.

Mora melambaikan tangannya setelah melihat siapa yang memanggil dirinya. " Darren.. "

" Kau sudah datang? " tanya Darren.

" Iya, dan aku datang bersama dengan teman ku. " ucap Mora. " ini.. namanya Milly.. " lanjut Mora.

Milly mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Darre." Milly. "

Darren pun menyambutnya. " Darren.. "

" Darren, kapan balapannya akan di mulai? " tanya Mora.

" Jam 9, sebentar lagi. "

" Apa kau akan ikut balapan? " Mora.

" Tentu saja, dan kau harus mendukungku. " Darren.

" Milly, apa kau tidak apa? acara nya di mulai jam 9, sekarang baru jam 8. Apa kau tidak takut pada kedua kaka mu itu, mereka pasti akan sangat marah jika kau pulang larut malam. " Mora.

" Kau tenang saja, aku akan meminta bantuan pada papa Valent, "

" Kau akan pulang ke rumah nya? "

" Tentu.. "

" Ck, kau yakin papa Valent mu itu tidak akan memarahi mu? "

" Mungkin akan memarahi ku, tapi lebih baik terkena marah pala Valent dari pada kemarahan Daddy dan kedua kaka ku. " Milly tersenyum sembari memamerkan gigi putihnya.

" Pintar sekali kau! "

" Harus!! " Milly.

" Ayo kita tunggu di sana, akan ku kenalkan kalian pada teman-teman ku. " ajak Darren pada Mora dan Milly.

Ponsel Milly berulang kali bergetar, sudah banyak panggilan tidak terjawab dari Arnaf dan juga Gavin. Bukanya menerima panggilan itu, Milly memilih untuk mematikan ponselnya agar tidak terganggu.

***

Vote... Vote.. Vote...

Bantu aku

Milly berkenalan dengan teman-teman Darren yang ikut meramaikan acara tersebut. Tidak sedikit pria yang langsung tertarik ketika melihat kecantikan Milly.

Tatapan nakal para pria itu membuat Milly merasa risih, ingin sekali segera meninggalkan tempat itu namun dirinya sangat tertarik ingin melihat dunia malam yang belum pernah ia lihat.

Milly memutar bola matanya malas menanggapi senyum evil setiap pria yang mencoba menarik perhatiannya.

Suara deru mobil memenuhi kebisingan, bersiap untuk menancapkan gas, melaju cepat berlomba untuk menjadi yang pertama.

Riuh pikuk dari sorakan penonton yang ikut serta meramaikan ajang balap liar tersebut.

Milly sangat menikmati tontonan yang baru saja ia lihat. Pandangannya yang tertuju pada mobil yang melaju cepat terhenti ketika suara seseorang memanggil namanya.

" Milly... " seorang pria meneriaki dari kejauhan.

Milly yang merasa namanya di panggil mengalihkan pandangannya ke arah asal suara itu. " Kak Rafi.. " pekik Milly.

Rafi Bagaskara, pria berprofesi sebagai dokter bedah, putra dari Samuel Bagaskara. Pria berparas tampan itu menghampiri Milly untuk mengajaknya pulang.

" Milly, Ayo pulang.. " Rafi menyeret tangan Milly agar ikut pulang bersama nya.

" Kak Rafi, aku tidak ingin pulang, pertandingan baru saja di mulai. " Milly menepis tangan Rafi.

" Ikut pulang atau tidak! jika tidak aku akan melaporkan ke Daddy mu. " ancam Rafi membuat Milly menciut nyalinya.

( Tunggu! kalian masih ingat pak Sam kan? Rafi ini putra dari pak Samuel Bagaskara, asisten abang kapten😁)

Milly menghembuskan nafasnya dengan kasar. " Baiklah.. selalu begitu, hanya bisa mengancam! " Milly menurut dengan malas mengikuti langkah Rafi menjauh dari kerumunan.

Sebelum meninggalkan tempat itu, Milly meraih ponselnya untuk memberi tahu pada sahabatnya, jika dirinya pulang terlebih dahulu agar Mora tidak khawatir mencari dirinya.

Sesampainya di mobil, Milly mendapati Naura tengah duduk santai.

" Ck, kalian ini sangat kompak menggangu kesenangan ku! " gerutu Milly pada kedua kaka adik itu.

Rafi melakukan mobilnya menuju tempat tinggal mereka. Rafi dan Naura tinggal di paviliun keluarga Nugroho. Semenjak meninggalnya kedua orang tua mereka.

Briano dan Jiandra sudah menganggapnya sebagai putra putri mereka. Pak Sam meninggal dunia karena penyakit jantungnya sewaktu Naura berusia lima tahun dan Rafi sembilan tahun, sedangkan ibu kandung mereka meninggal setelah melahirkan Naura.

Mereka berdua sudah di anggap bagian dari keluarga Nugroho. Jasa pak Sam sewaktu mengabdikan diri pada keluarga Nugroho sangatlah besar, tidak akan pernah terlupakan oleh Briano.

" Kak Naura.. apa Daddy sudah menunggu ku di rumah? " tanya Milly yang merasa gugup.

" Beliau tidak ada di rumah, Daddy dan Mommy menginap di hotel setelah mendatangi pesta. " jawab Naura di sertai senyum manis di wajahnya.

" Huff.. syukurlah.. " Milly bernafas lega.

" Lain kali jangan mencoba keluar tanpa pengawasan. Merepotkan saja! " ketus Rafi.

Milly mencebikan bibirnya. " Dasar pria tidak keren!! "

" Ck, tau apa kau tentang pria keren! " sindir Rafi.

" Tentu saja, yang pasti pria keren bukan seperti mu!! "

" Sudah - sudah, kalian ini berisik sekali. " ucap Naura menghentikan perdebatan antara Milly dan kakanya.

" Kak Rafi sangat menyebalkan! sudah tua menyebalkan pula! kasihan sekali kak Kenny menjadi kekasih mu! " cibir Milly.

" Apa kau bilang! " seru Rafi.

" Hentikan! kalian ini tidak bisa diam apa! " ucap Naura yang merasa geram mendengar pertengkaran kecil. " Milly, lebih baik kau pikirkan apa yang harus kau katakan pada kak Arnaf dan kak Gavin. " jelas Naura.

" Mereka menunggu ku? "

" Tentu saja. Bersiaplah. " Naura.

" Kak Rafi.. tolong Milly, " Rengek Milly meminta pertolongan pada Rafi.

" Cih, bisa sekali kau meminta bantuan ku setelah apa yang kau perbuat! " kesal Rafi.

" Ya sudah, jika tidak mau membantu ku. Akan ku adukan pada kak Kenny.. " ancam Milly.

" Iya iya.. bisa nya hanya mengancam. " Rafi.

***

Vote.. Vote.. Vote...

Debaran jantung hati

Sesampainya di rumah, kedatangan Milly telah di sambut oleh Arnaf dan Gavin yang tengah duduk. Milly hanya bisa menelan salivanya, melihat kedua kakanya yang menatap tajam dirinya. Sungguh Milly ingin sekali kabur menghindar dari kemarahan kedua kakanya.

" Matilah aku, Tuhan tolong Selamatkan aku " batin Milly berteriak meminta tolong.

" Apa kau sudah siap. " bisik Rafi yang ada di samping Milly.

" Ikhhss... kau senang sekali melihat ku seperti ini. " Milly ikut berbisik.

" Itu karena ulahmu sendiri. " Rafi.

Milly berjalan mendekat ke arah Arnaf dan Gavin.

" Dari mana kau! " tanya Arnaf dengan tatapan tajamnya.

" Aku.. aku.. pergi dengan Mora. " jawab Milly dengan mulut yang bergetar.

" Pergi kemana? " kali ini Gavin yang bertanya, namun Gavin lebih santai dibandingkan Arnaf.

" Aku hanya pergi menonton, itu saja tidak lebih. Kalo tidak percaya kalian tanya saja pada Kak Rafi. " elak Milly.

" Aku lagi yang menanggungnya. " batin Rafi.

Arnaf mengalihkan pandangannya ke arah Rafi, mencari kebenarannya disana. Rafi yang di tatap oleh Arnaf hanya bisa mengangguk pasrah, mengiyakan apa yang di katakan Milly.

" Lain kali, kau tidak boleh melakukan hal ini lagi, keluar tanpa pamit dan kabur dari pengawasan! " Gavin memperingatkan Milly.

" Jika kau ketahuan berbohong, jangan salahkan kami,Daddy tau dan akan menghukum mu! " tegas Arnaf.

Milly memutar kedua bola matanya dengan malas. " Iya.. iya.. aku tau itu. Sekarang apa aku sudah boleh pergi ke kamar? "

" Pergilah.. " Arnaf.

" Terimakasih kak Rafi, sudah menjaga Milly seperti adik mu sendiri. " ucap Arnaf seraya menghampiri Rafi.

" Tidak perlu sungkan, aku telah menganggap kalian semua seperti adik ku sendiri. " Rafi menepuk bahu Arnaf.

***

Pagi harinya di meja makan seluruh keluarga Nugroho tengah menikmati sarapan paginya tidak terkecuali Rafi dan Naura yang ikut serta.

" Naura.. apa jadwal ku hari ini diuar kantor? " tanya Gavin pada sekertaris pribadinya itu.

" Meeting bersama pak Kendra, hanya itu. " jawab Naura. Dan di angguki oleh Gavin.

Keheningan terjadi lagi, namun tak lama kemudian Milly memecahkan suasana dengan pertanyaannya. " Kak Naura, apa kau sudah mempunyai kekasih? bagai mana rasanya? " tanya Milly.

" Uhuk.. uhuk.. " Naura tersedak mendengarnya, dengan cepat Rafi memberikan segelas air minum.

" Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? " tanya Arnaf penuh selidik.

" Aku hanya bertanya, " Milly mencibirkan bibirnya. " Kak Naura ayo jawab. " desak Milly.

" Aku tidak punya waktu untuk berkencan. " jawab Naura dengan wajah datarnya.

" Ck, apa kak Gavin Sangat merepotkan mu? " Milly melirik ke arah Gavin.

" Tidak Milly, aku belum menemukan pria yang cocok untuk ku. " Naura.

" Bagaimana kau bisa menemukan nya, setiap hari kau hanya bersama kaka ku. " timpal Milly. " Lalu aku harus bertanya pada siapa? " lirih Milly namun masih bisa di dengar oleh semuanya.

" Tanyakan saja pada ku, aku kan ahlinya. " seru Rafi.

" Cih, kau bahkan sangat terlihat bodoh jika bersama dengan kak Kenny. " decak Milly.

" Milly! jaga bicarmu kak Rafi itu lebih tua dari mu. " ucap Arnaf.

" Iya.. iya.. maaf.. "

" Tanyakan saja pada kaka mu Gavin, di pria Casanova sejati, begitu banyak wanitanya tersebar di luar sana. " batin Naura. Karena Naura sangat tau apa saja yang di lakukan Gavin di luar sana selain pekerjaan tentunya.

Arnaf dan Gavin memiliki sifat yang sangat berbeda. Jika Arnaf seorang pria yang dingin terhadap wanita maka sebaliknya, Gavin adalah pria yang mudah memberikan harapan pada banyak wanita dengan bujuk rayunya.

Gavin dengan mudah mendapatkan wanita mana pun yang dia inginkan. Selain wajah tampannya dia juga seorang pria yang sangat mapan, banyak wanita yang ingin bersanding dengannya.

Sedangkan Arnaf tidak terlalu memikirkan tentang Wanita, bahkan Arnaf dan Sasa menikah karena di jodoh kan oleh Mommy nya.

Ke acuhkan Arnaf terhadap wanita membuat Jiandra memilih untuk menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya yaitu Alesya. Ya, Sasa adalah putri dari Leo dan Alesya.

" Kak Sasa bagaimana menerutmu? seperti nya kau lebih berpengalaman dari kami semua. " kali ini Milly bertanya pada kaka iparnya itu.

" Apa? " tanya Sasa.

" Bagaimana menurutmu mempunyai seorang kekasih? apakah menyenangkan? " tanya Milly.

" Tentu sangat menyenangkan, apalagi kalo kita saling mencintai, itu akan lebih menyenangkan. " ucap Sasa sambil menatap ke arah suaminya, Arnaf yang merasa di tatap istrinya hanya memasang wajah acuhnya.

Milly memanggutkan kepalanya. " Bagaimana rasa nya berciuman? " tanya Milly dengan wajah polosnya.

" Milly!!!!! " teriak semua orang yang ada di meja makan secara bersamaan.

" Ada apa dengan kalian, aku kan hanya bertanya. " gerutu Milly.

" Dari mana kamu dapat ide pertanyaan konyol itu! " tanya Arnaf.

" Aku hanya penasaran saja, Mora bilang itu sangat menyenangkan! " ucap Milly tanpa merasa bersalah. " Kak Sasa, ayo cerita kan pada ku.. kau pasti tau lebih banyak tentang itu. " bujuk Milly.

" Milly, singkirkan pikiranmu itu, kau belum saatnya tau. " seru Gavin.

" Bagaimana aku tau, kaka mu saja belum pernah menyentuh ku! Dia pria yang sangat kaku! " batin Sasa.

Milly mendengus kesal, karena tidak mendapat kan jawaban sesuai keinginannya. Bukan Milly namanya jika belum mendapatkan jawaban, Milly akan mencari tau dengan caranya sendiri.

Milly ingat betul perkataan Mora, jika kita jatuh cinta pada seseorang, ketika kita dekat denganya jantung kita akan berdebar sangat cepat. Itulah pedoman Milly saat ini.

Dengan sengaja, Milly mencoba mendekatkan diri pada pria yang ada di kampus nya, untuk memastikan jantung nya akan berdebar kencang atau tidak.

Sejauh dan sebanyak Milly mencoba, dia belum menemukan seorang pria yang membuat jantungnya berdebar.

Pantang menyerah bagi Milly untuk menemukan pria itu, dengan tekat yang kuat, Milly akan menemukannya dan menjadikannya kekasih.

***

Vote.. Vote.. vote...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!