University of Washington
Tiga orang gadis duduk di bawah pohon sakura Yoshino Quad, yang mana merupakan salah satu ikon di UW's ini.
Tempat nya sejuk, dan juga indah dengan pemandangan bunga sakura yg berwarna pink. Tempat ini menjadi tempat para mahasiswa bersantai, bercengkrama, mengerjakan tugas ataupun membaca sambil tiduran di atas rumput yang hijau.
"Aku penasaran tentang Twinflame." Kata salah satu gadis berambut keriting yang duduk di situ bernama Emily.
"Twinflame apa?" Ujar gadis satunya lagi bernama Laura.
"Entahlah... Aku hanya merasa penasaran dengan hal itu, aku pernah mendengarnya namun itu hanya sekilas saja. " Jawab Emily sambil memakan cemilannya. Lalu ia melanjutkan "katanya jika kita bertemu dengan twinflame kita, kita akan merasakan cinta yang berkobar, sehingga bisa membakar jiwa kita. Oh... Aku ingin merasakan hal itu. " Ucapnya dengan antusias dan dramatis
"Oh.. Really? Apakah bisa membakar ranjangku?" Ucap Laura sambil cekikikan.
Seorang gadis yang sedang asik membaca buku melirik kedua temannya itu, ia hanya menghela nafas dan kembali membaca bukunya. Namun sebelum itu ia sempat berkata.
"Kau random sekali Emily, aku tidak percaya dengan hal itu. " Ujar Kamari
"Kau tidak percaya, karena kau belum pernah merasakan nya. " Jawab Emily
"Of course.. Dia kan seorang biarawati suci. " Timpal Laura membuat mereka terbahak-bahak.
Kamari hanya bisa mengumpat terhadap teman-temannya. Memang ia akui selama ini di usia nya 20 tahun, ia belum pernah memiliki kekasih.
Kamari Princy Eduardo namanya, gadis ini berasal dari Spanyol. Wajah cantik, rambut berwarna blonde bergelombang, matanya yang bulat dan berwarna biru, menjadikan nya nampak seperti boneka. Banyak pria yang mencoba menarik perhatiannya tapi entahlah... Dia hanya belum merasa tertarik akan hal itu.
"Hey, lihatlah! Kearah jam 3. Apa menurutmu 2 pria itu melihat kearah kita?" Tanya Emily.
"Ya.. Kurasa begitu." Ujar Laura, ia tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada 2 pria tersebut.
Kamari mengerutkan alisnya menatap temannya Laura dengan tatapan tajam.
"Apa yang kau lakukan? " Tanya Kamari sambil menutup bukunya.
"Apa? Aku hanya melambaikan tanganku.." Jawab Laura
"Ya... Kepada orang asing tentunya" Kata Kamari memutar bola matanya.
"Dan orang asing itu lumayan tampan." Kata Emily tersenyum dan ber-tos ria bersama Laura.
"Oh.. God. Kenapa aku harus berteman dengan kalian. " Lagi-lagi Kamari hanya bisa memutar bola matanya.
"Hey girls... "
Tiba-tiba suara maskulin menyapa pendengaran di tengah perbincangan mereka. Mereka memutar kepala, menengok ke arah suara itu berasal dan ternyata itu salah satu suara dari 2 orang pria yang sedang di perbincangkan. Secepat itu 2 pria itu ada di belakang mereka, padahal tadi mereka lumayan berjarak sekitar 7 meter.
"Wow... Hai guys, mau bergabung bersama kami? " Tanya Laura sambil tersenyum genit. Kamari yang melihat itu hanya memutar bola matanya.
"Tentu saja" Jawab pria yang berambut brunette, dia duduk sambil tersenyum. Kamari memperhatikan itu dan ya..dia akui senyuman itu sangatlah tampan. Karena merasa di perhatikan pria itupun melihat ke arah Kamari, lalu ia menambahkan.
"Hai.. Kau Kamari kan? " Sambil tersenyum ramah.
"Ya.. Kau tau aku?" Tanya Kamari merasa heran
"Tentu saja kami mengenalmu, kau lumayan terkenal di kalangan pria di kampus ini." Tambah teman pria yang berambut keriting, ikut duduk di sebelah pria tadi.
"Oh ya.. Benar. Aku lupa kalau kita berteman dengan gadis populer, Emily." Kata Laura sambil melirik Emily lalu mengedipkan matanya terhadap Kamari dan tertawa menggoda nya. Emily hanya menggeleng dan tertawa melihat itu.
"Ohh.. C'mon girls stop it, okey?" Kata Kamari mukanya memerah, malu- di goda oleh temannya.
Melihat hal itu pria berambut brunette mencoba mengubah topik pembicaraan dengan memperkenalkan dirinya dan temannya.
Pria itu bernama Aaron, rambutnya berwarna brunette, rahangnya kokoh dan hidungnya-pun mancung, tidak lupa juga matanya yang terang berwarna hazel menambah pesona sosok pria itu. Sehingga bisa di bilang dia cukup...tampan? Tidak, sepertinya bukan hanya 'cukup' tapi ia memang tampan.
'Well.. Mereka juga sepertinya sosok pria populer disini' batin Kamari
Karena bukan hanya sosoknya yang tampan, ia juga terlihat easy going, dapat dengan mudah berbaur dengan siapapun termasuk yang baru ia kenal.
Begitu juga dengan teman nya yang bernama John. Pria yang berambut keriting dan berkulit hitam manis ini, merupakan orang yang asik dan juga humoris.
Mereka langsung merasa akrab satu sama lain, mereka banyak bercerita dan tertawa di sana dengan obrolan-obrolan random mereka. Walaupun usia Aaron dan John beda 1 tahun lebih tua dengan Kamari dan teman-temannya.
"Oh.. Iya apa kalian ingin ikut denganku dan Aaron ke club, tonight?" Tanya John di tengah perbincangan mereka.
"Are you guys going to party tonight? " Tanya Laura antusias
"yes...we are going to party tonight. How about you girls come along?" Kata Aaron
"Of course! Kami akan ikut, sepertinya memang sudah lama kami tidak pergi ke club, iyakan?" Kata Laura menanyakan persetujuan teman-temannya. Emily hanya mengangguk sambil tersenyum, merasa antusias sama hal nya dengan Laura. Berbeda dengan Kamari dia tidak se-excited itu.
"Aku tidak janji" Kata Kamari
"Oh.. C'mon K! Kita tidak setiap hari party. Kau sesekali harus menikmati hidupmu." Kata Emily
"It's right. Apalagi kau ini kan orang Spanyol." Kata Laura
"Apa hubungannya dengan negaraku?" Jawab Kamari sambil mengerutkan alisnya menatap Laura.
"Tentu saja ada. Kau tau sendiri kan kalau theory type orang Spanyol itu, ”they know how to enjoy life”. Sepertinya akulah yang paling cocok menjadi orang Spanyol, aku suka sekali berpesta. " Kata Laura matanya berbinar-binar excited. Mereka hanya tertawa melihat Laura seperti itu.
Benar kata Laura, berpesta ( fiesta ) sudah menjadi culture bagi orang-orang di negara Spanyol. Banyak sekali party disana apalagi di musim summer.
"Jadi, bagaimana apa kau akan ikut? " Tanya Emily melihat ke arah Kamari
Kamari menghela nafas "kau tau sendiri kan bukannya aku tidak suka party, tapi sejak terakhir kali aku berpesta, aku menimbulkan kekacauan karena terlalu mabuk, dan sekarang ayah ku menyuruhku mengurangi untuk pergi-pergi berpesta, apalagi sekarang aku tidak tinggal dengan orang tuaku. "
"Oh... Tapi memang kau gila sih pada saat itu, bayangkan saja itu pesta anniversary orang tuamu, yang datang ke pesta itu kolega-kolega bisnisnya, dan kau malah mengacaukannya dengan naik ke atas meja menari sambil bernyanyi berteriak-teriak seperti orang gila. Hahaha.. " Tawa Laura di akhir kalimatnya mengingat apa yang di lakukan oleh temannya waktu itu
Kamari hanya memutar bola matanya "maka dari itu, sebisa mungkin aku harus menghindari sebuah pesta terutama alkohol."
"Alkohol menjadikan kau lebih liar K. Aku menyukainya, hahaha... " Kata Emily
"Oh aku malah tidak sabar untuk melihatnya. " Pernyataan itu terlontar dari mulut Aaron dan langsung mendapatkan pelototan dari Kamari. Sehingga semuanya tertawa lepas melihat hal itu.
"Baiklah, kalau begitu sudah di pastikan semuanya ikut nanti malam." Kamari terlihat ingin protes, tapi Aaron langsung melanjutkan "aku tidak menerima penolakan" Sambil tersenyum Aaron bangun dari duduknya, menepuk sedikit bagian pantat untuk mengurangi kotoran yang menempel saat tadi dia duduk di rumput. Begitupun dengan John.
"Bye... See you tonight girls. " Kata John sambil melambaikan tangan nya.
***
...
...
New York City
Di sebuah ruangan terdapat seorang pria yang sedang berkutat dengan pekerjaannya. Mata Hazel nya yang indah dan tajam terlihat fokus ke depan ke arah komputer, seirama dengan tangannya yang kekar menekan keyboard dan mouse secara bergantian.
Ceklek
"Darling... " Tiba-tiba suara lembut seorang perempuan menyapa pendengarannya dari balik pintu. Perempuan itu masuk,ia menggunakan pakaian yang membentuk lekukan tubuhnya, berambut merah, memiliki kulit yang putih. Ia tersenyum cantik dengan Lipstik yang di gunakannya berwarna merah menggoda.
Pria itu melirik ke arah perempuan nya hanya sekilas, setelah itu kembali fokus dengan pekerjaan nya.
"Sudah ku katakan, ketuk dulu sebelum masuk ke ruangan ku, Jane! " Ucap si pria sedikit kesal karena merasa terganggu.
Perempuan itu cemberut, tapi tetap melangkahkan kaki nya mendekat ke arah pria tersebut.
"Oh darling... Aku ini tunangan mu, aku kesini karena aku merindukanmu."
Perempuan itu bernama Jane Alexander, usianya 28 tahun. Apa yang di katakan perempuan itu benar, ia adalah tunangan dari pria tersebut, pria dingin namun juga tampan. Selain itu pria ini juga merupakan salah satu pewaris keluarga terkaya di dunia. Sehingga banyak sekali wanita yang mendambakan untuk menjadi pasangan nya. Pria itu bernama
Kaiser Elio Anderson
Entah kenapa Kaiser menerima pertunangan itu, padahal sudah terlihat jelas dia tidak memiliki hati dengan Jane. Ia hanya mematuhi kata daddy nya untuk bertunangan dengan rekan bisnis daddy nya itu.
"Kau tidak merindukanku darling?" Bisik Jane di belakang telinga Kaiser. Entah bagaimana dia tiba-tiba sudah berada di belakang Kaiser. Tangannya sudah membelai-belai manja otot kekar nan kokoh Kai.
Kai dengan reflek menyingkirkan tangan Jane darinya.
"Stop it! Aku sedang bekerja Jane. "
Jane tidak memedulikan hal itu ia malah duduk di pangkuan Kai, membelakanginya dan menggesekkan bok**gnya pada milik Kai. Kai menggeram, bagaimanapun dia hanya pria biasa yang juga bisa h*rny.
Sampai pada saat Jane akan mencium bibir nya, Kai langsung membalikkan tubuh Jane dan memojokkannya di meja kerja.
"B*tch!! " Umpat Kai
"Sudah ku bilang jangan coba-coba mencium bibir ku tanpa seijin ku!!" Dengan penuh nada peringatan
Matanya merah dan tajam, Jane yang melihat itu meneguk saliva nya dengan susah. Jane tahu ia sudah di luar batas karena sudah mengganggu Kai.
"You want me to f**k you so hard, hm? " Bisik Kai di telinga Jane
"as you wish" Desisnya
"Sekarang menu**ging lah!!"
Tanpa memprotes dan bertanya apapun Jane langsung menu**ging dengan tangannya memegang kuat meja sebagai tumpuannya.
Kai melepaskan gesper nya, membuka resleting, dan menurunkan celananya, sehingga milik nya sudah terlihat. Kai menyibak rok dan melepaskan celana dalam yang di kenakan Jane dengan kasar. Tanpa aba-aba Kai langsung membenamkan milik nya kedalam Jane.
"Ohhh... " Lenguh Jane merasa sedikit perih, tapi ia menyukai apa yang di lakukan Kai terhadap nya.
Kai tanpa ampun menghentakkan milik nya keluar masuk dengan cepat. Ia terus saja mengejar kepuasan nya tanpa mempedulikan Jane.
"Ohhh... Yes... Darling.. Oh fu**ing so good. " Racauan Jane yang merasakan nikmat luar biasa
Kai menyeringai mendengar racauan Jane. Lenguhan-lenguhan terdengar di ruangan tersebut.
Saat Kai dengan gagah menghentakkan milik nya di belakang Jane, tiba-tiba pintu ruangan kantor terbuka, menampilkan sosok pria berkaca mata sedang membawa tumpukan dokumen.
"Kai sepertinya kit-" Ucapan nya terpotong karena melihat adegan tak senonoh di depan nya. "Si*lan kau!!" Umpatnya "ck.. Cepatlah! Kita tidak punya waktu. " Seru nya meninggalkan ruangan, sambil sedikit membanting pintu ruangan Kai karena merasa kesal.
"Oh sh**t!! " Umpat Kai semakin mempercepat gerakannya.
"Kai... Ohhh ak-aku ma-mau ohhh..." Ucapannya terpotong karena gelombang pelep**an yang akhirnya Jane dapatkan, kaki nya bergetar hebat. Begitupun dengan Kai.
Jane yang merasa Kai akan mendapat pele**san nya merapatkan kakinya supaya Kai melepasnya di dalam. Tapi Kai langsung mencabut milik nya menyemburkan ben*h nya di atas bok**g Jane.
"Arggghhh... " Lenguhnya, nafasnya berderu hebat. Ia duduk di kursi, menyandarkan punggungnya sambil memejamkan matanya, mengistirahatkan dirinya sejenak.
"Bersihkan-lah dirimu di toilet. " Ucap Kai di sela nafasnya yang terengah, masih dalam keadaan memejamkan mata.
Jane menghela nafas, ia pergi ke toilet yang ada di ruangan Kai.
Setengah jam kemudian...
Jane keluar dari dalam toilet, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, namun di sana tidak ada siapa-pun. Kai sudah tidak ada di ruangan itu.
"Bajin**n!!! " Umpat Jane merasa kesal.
Meeting room
"Saya tidak mau tau, besok saya sudah harus menerima laporan nya. Paham!! "
Suara yang terdengar dominan menggema di ruangan meeting. Semua orang yang ada di ruangan hanya bisa mengangguk pasrah. Tidak ada yang bisa menentang kehendak seorang Kaiser Elio Anderson, CEO dari perusahaan A corp.
"Yasudah, kalian boleh keluar !"
Kalimat itu seakan membawa angin segar, untuk yang berada di ruangan tersebut. Bagaimana tidak, selama 1 jam berada di ruangan meeting, mereka merasa tidak bisa bernafas. Entah kenapa bos besar mereka ini emosi nya meluap-luap, tidak terkontrol. Apapun yang mereka sampaikan seakan salah di mata bos nya ini. Apalagi project yang sedang di kerjakan harus maju lebih cepat dari deadline nya, membuat karyawan kelimpungan dan harus lembur.
Setelah para karyawan keluar meninggalkan meeting room, tinggal-lah di sana Kai dan asisten sekaligus teman nya bernama Dave.
Dave memperhatikan Kai yang sedang duduk, dari atas sampai bawah ia perhatikan. Kai tampak bersandar di kursi, menutup matanya sambil memijat kening, seakan-akan beban di dunia ini ada di pundak nya.
Dave menghela nafas lalu berkata "Apa kau belum puas dengan percintaanmu tadi. "
Mendengar itu Kai hanya mengerutkan alisnya tanpa ingin menjawab.
Kemudian Dave melihat jam tangan yang di gunakannya lalu menatap Kai kembali. "Lanjutkan-lah sekarang! Masih ada waktu 1 jam untuk Kau bercinta. "
Dave mengira, Kai marah karena merasa terganggu saat sedang bercinta tadi, mungkin hasratnya masih membumbung tinggi dan belum tersalurkan semua, sehingga membuat mood Kai hancur.
"Ck... Omong kosong apa lagi yang kau katakan?" Jawab Kai
"Ya mungkin saja, hasrat mu belum sepenuhnya tersalurkan. Waktumu ada 1 jam. Cukup kan?" Tanya Dave
"Untuk apa?"
"Untuk Kau dan tunanganmu itu bercinta. " Jawab Dave
"Sudahlah, aku tidak ada keinginan untuk itu." Kata Kai sambil berdiri dan menarik jas nya sedikit ke bawah agar rapih.
Dave juga berdiri mengikuti Kai dan membawa tas yang berisi dokumen-dokumen.
"Tapi ku lihat tadi kau sangat bersemangat melakukannya. " Kata Dave sambil tersenyum miring menggoda teman nya itu.
"Well... Aku menikmati s*x nya tapi tidak dengan hubungan nya." Jawab Kai tanpa dosa
"Cihh... Dasar si*lan! " Umpat Dave kepada teman nya
Mereka berjalan di lorong menuju ke lantai bawah, karena mereka akan menuju ke tempat selanjutnya untuk bertemu klien. Sesampainya di lobby, mereka mendengar suara perempuan yang tidak asing memanggil Kai.
"Kai.. Darling... " Jane bangun dari duduk nya menghampiri Kai. Semua itu tidak luput dari perhatian orang-orang yang ada di lobby karena suara Jane yang cukup keras.
Kai hanya melirik sekilas dan berlalu begitu saja, berjalan menuju mobil yang sudah berada di depan lobby, siap untuk pergi.
Jane yang di perlakukan seperti itu oleh Kai, hanya mencebikkan bibir nya, namun tetap mengikuti di belakang Kai.
Sampai di dekat mobil, Kai yang akan masuk, di tarik tangan nya oleh Jane "Kai... Tunggu... Kamu mau kemana sih? Aku nungguin tau, dari tadi, lama. Sekarang kamu malah pergi. " Nada nya begitu manja.
"Oh.. C'mon Jane, aku harus segera pergi waktu ku tidak banyak. " Jawab Kai sambil menurunkan tangan Jane yang ada di lengan nya.
"Memangnya kau mau kemana? Aku ikut, okey? " Kata Jane memohon
Kai hanya memutar bola mata, tanpa menghiraukan pertanyaan Jane ia masuk ke dalam mobil dan langsung menutup mobil. Mobil itu-pun melaju meninggalkan Jane yang terlihat kesal.
"Wahh... Kau tega sekali pada tunanganmu itu. " Kata Dave yang sudah duduk di depan bersebelahan dengan supir.
"Ck... Diamlah! Tidak usah berisik! Kau hanya perlu fokus pada pekerjaan mu, aku membayar mu untuk itu. " Sarkas Kai
"Cih... Baiklah Sir. " kata Dave sambil menekankan kata terakhir.
Kai memejamkan mata, ia ingin beristirahat selama perjalannya menuju Washington untuk menemui klien.
Kai merasa otak dan fisiknya sudah sangat lelah seharian ini. Apalagi jadwal pekerjaan nya yang padat itu ingin ia cepat selesaikan lebih awal.
Hal itu karena adiknya yang perempuan akan segera menikah minggu depan. Ia ingin menyaksikan moment istimewa dan membahagiakan untuk adiknya tersebut. Alhasil karena pekerjaan nya di percepat, selama 2 hari ini Kai hanya bisa menikmati tidurnya selama 1 jam saja.
***
Kamari beserta kedua temannya, Laura dan Emily, menyempatkan diri untuk hangout terlebih dahulu, setelah pulang kuliah.
Di sepanjang trotoar yang mereka lewati banyak toko-toko kecil seperti toko roti, toko buku, baju dll . Serta cafe-cafe yang terlihat cozy dan aesthetic menjadi salah satu pemandangan yang menarik.
Jalan nya pun di sana tidak terlalu ramai dengan kendaraan, sehingga tidak mengganggu orang-orang yang makan di cafe atau sedang melakukan aktivitas lain. Walaupun hanya sekedar mengobrol, mendengarkan musik dan lain sebagainya.
Kamari keluar dari salah satu toko, yaitu toko buku. Ia menyempatkan diri membeli sebuah buku untuk bahan dari tugas kuliah nya. Setelah itu Kamari menyusul kedua teman nya yang sudah berada di cafe.
Teman-teman nya duduk di kursi meja yang tepat berada di luar, sehingga Kamari dengan mudah melihat mereka dan langsung menghampiri meja itu.
Laura yang melihat Kamari langsung berkata "K, ayo cepat pesan. Kita sudah memesan duluan. "
"Oh.. Baiklah. " Jawab Kamari sambil duduk dan memanggil pelayan cafe untuk memesan makanan dan minuman nya.
Sambil menunggu pesanan, mereka berbincang, membicarakan hal apapun secara random.
"Kalian tau Jack?" Kata Laura
"Siapa?" Tanya Emily
"Oh.. My... Dia mengajakku berkencan tadi. " Jawab nya excited "Apakah aku harus menerima nya? " Lanjutnya
"Memang nya kau menyukai nya?" Tanya Kamari dengan tatapan menyipit
"Hemm... Well... He's not bad. " Jawab Laura terlihat sedikit berpikir
"Ck... Oh ayolah, aku bertanya kau menyukainya tidak? Bukan tentang dia baik atau buruk." Kata Kamari sambil menyilangkan tangan nya di dada. "Lagi pula kau kan baru saja putus seminggu yang lalu. " Lanjut Kamari menaikkan sebelah alis nya. Emily hanya mengangguk-angguk menyetujui ucapan Kamari.
"Oh... My honey Kamari, please... Listen! Kita itu masih muda okey? Carilah pria sebanyak-banyak nya sebelum kau nanti terbelenggu oleh pernikahan. " Ucap Laura sambil tersenyum menatap Kamari. Kamari memutar bola mata nya melihat ketengilan Laura.
"Hem.. Aku juga setuju yang di katakan Laura. " Kata Emily
"Benarkan?" Ucap Laura, sekilas melihat ke arah Emily mem-validasi ucapannya. Lagi-lagi Emily hanya mengangguk. "Lagipula banyak juga pria yang mau denganmu, kenapa kau tidak mencoba berkencan? " Lanjut Laura melihat ke arah Kamari.
Saat Kamari ingin menjawab terjeda dengan pelayan yang sudah membawa pesanan mereka.
"Thank you" Ucap Emily tersenyum ramah pada pelayan begitu juga yang lain nya. Pelayan itu tersenyum dan kembali ke tempat nya.
"Apa aku harus menerima semua pria yang mau denganku?" Tanya Kamari tiba-tiba sambil mengambil makan dan minum nya.
Emily dan Laura yang mendengar itu menatap Kamari sambil mengerutkan alis nya. Oh.. Mereka tau, Kamari masih membahas pertanyaan yang di lontarkan Laura tadi.
Laura menghela nafas lalu menjawab "tentu saja tidak, tapi kalau kau mau juga tidak masalah semuanya juga boleh. Hahaha" di akhiri dengan tawa Laura dan Emily. Kamari spontan melotot mendengar itu.
"Lagipula, kenapa kau masih mempertahankan virgin-mu? Oh.. Apa jangan-jangan kau... " Kata Laura memicingkan matanya menatap Kamari, kalimatnya tergantung.
"Apa? " Tanya Kamari tidak sabar dengan kalimat Laura selanjutnya, Emily juga sama penasaran nya.
"Kau... Apa kau penyuka sesama? "
Kalimat itu membuat Kamari dan Emily tersedak secara bersamaan.
"Dasar gila... " Umpat Kamari mukanya merah, dan Emily tertawa terbahak melihat tingkah teman-teman nya itu.
***
Mobil Roll Royce La Rose Noire Droptail, berhenti di depan lobby hotel. Sebuah hotel bintang lima, yang merupakan salah satu bisnis properti milik keluarga Anderson. Hotel ini terletak di Washington.
Kaiser membuka mata, merasakan mobil yang ia tunggangi berhenti.
"Apa kita sudah sampai Dave? " tanya Kai dengan suara serak nya khas bangun tidur.
"yes.. sir, kita sudah sampai di Washington dan sekarang kita check in terlebih dahulu, sebelum nanti malam bertemu klien di club. " jelas Dave menyampaikan scheduled sore ini sampai nanti malam.
Kai hanya mengangguk mendengarkan sambil merapikan pakaian dan jas nya. Petugas hotel membukakan pintu mobil, ia di sambut dengan baik di hotel milik nya itu.
Kai masuk menuju ke dalam hotel. Masih ada waktu untuk nya beristirahat, sebelum nanti malam pergi bertemu klien. Dia juga ingin mengisi perutnya terlebih dahulu, ia ingat belum makan siang tadi, bahkan dari pagi dia tidak memakan apapun, selain kopi yang di buatkan oleh sekretaris nya di kantor. Pantas saja ia merasa perut nya sudah berteriak-teriak meminta untuk segera di isi.
...****************...
Malam hari-pun tiba, tepat nya pukul 11 malam Kai akan pergi dengan asisten pribadi nya Dave menemui klien.
Setibanya di sana mereka di sambut oleh manajer club tersebut, karena fakta nya klien yang akan di temui oleh Kai merupakan pemilik club malam tersebut. Klien itu ingin bekerja sama dengan Kai untuk membuka club malam di New York.
"Mr.Anderson" ucap si manajer menyambut dengan senyum terbaik nya "Mr.Robert sudah menunggu anda, mari.. " lanjutnya sambil menunjukkan jalan. Kai dan Dave mengikuti manajer tersebut.
Mereka di arahkan ke dalam VIP room. Terlihat disana sudah ada Mr. Robert yang sedang duduk dengan beberapa anak buah nya.
"Mr.Robert" ucap Kai memasuki ruangan tersebut, spontan Mr. Robert menoleh ke arah suara berasal. Ia langsung berdiri dan tersenyum menyambut Kai.
"Hello, Mr. Anderson. " Mr. Robert tersenyum dan mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan Kai. Kai pun menyambut hal itu
"Wahh... aku tidak menyangka, kau setampan ini ternyata. " Lanjut Mr. Robert memuji Kai
"Benarkah? Kau juga terlihat luar biasa. " kata Kai dengan wajah datar nya
"hahah... Thank you. Oh iya ayo..duduk..duduk. "
Kai pun duduk dengan Dave di sebelah nya.
"Mau minum dulu Mr. Anderson? Kau ingin apa?" tawar Mr. Robert
"Tidak. Aku tidak biasa minum sebelum adanya kesepakatan. Terimakasih " Jawab Kai dengan tegas
"Oh... begitu rupanya, baiklah. kalau begitu kita mulai saja. " kata Mr. Robert
...****************...
Di tempat lain, tepatnya apartemen Kamari, tiga gadis sibuk menata riasan nya. Mereka akan pergi ke club malam ini mengikuti ajakan teman nya Aaron. Kesempatan mereka untuk bersenang-senang dan kebetulan besok juga hari weekend, jadi mereka tidak perlu bangun pagi untuk pergi kuliah.
"K, kok begitu sih pakaianmu? ganti okey? " protes Laura melihat penampilan Kamari
Kamari melihat penampilannya di kaca dari atas sampai bawah dan berputar-putar "kenapa memang nya? Aku merasa tidak ada yang salah. "
"Oh.. ayolah K, kau pasti tau apa maksud Laura. Kau tak sepolos itu K. " kata Emily menambahkan
Kamari hanya berdecak "aku hanya sedang ingin memakai celana jeans saja, tidak mau memakai dress. "
"tapi kita akan party ke club K. Aku tidak mau tau kau harus mengganti pakaianmu itu" jawab Laura
"ihh... kau ribet sekali. "
"sudah sana cepat ganti, ini... " perintah Laura sambil memberikan dress sexy kepada Kamari berwarna Lilac
Kamari pergi untuk berganti pakaian nya ke dalam toilet, dengan wajah nya yang di tekuk cemberut. Laura dan Emily tidak peduli akan hal itu, mereka hanya ingin Kamari mengeluarkan sisi liar nya, Kamari begitu cantik dan menarik, tanpa berdandan pun sebenarnya dia sudah bisa menarik perhatian para pria di sekitar nya.
Tak berselang lama Kamari keluar. Dress dengan body press dan split sleeve berwarna Lilac itu membuat penampilan Kamari semakin mempesona, lekukan tubuh Kamari pun lebih terlihat menonjol di bagian-bagian tertentu.
"you're so gorgeous babe.. " kata Laura sambil mengedipkan mata. Emily tertawa melihat tingkah teman nya itu.
"of course" jawab Kamari sambil memutar mata dan tertawa. "kau sudah menghubungi Aaron? " lanjutnya
"sudah... dia sudah di bawah. " jawab Laura
"dia menjemput kita? " Tanya Kamari
"hm... tadi dia telpon katanya ingin berangkat bersama, aku sudah menolak tapi dia memaksa. katanya, supaya kita para wanita aman jadi dia yang akan mengantar jemput dan menjaga kita. " kata Laura sambil terkekeh
"oh.. he's so gentleman, alright? " ucap Emily
Mereka tertawa bersama dan berjalan menuju lift untuk ke lantai bawah apartemen.
"Apa kau tidak tertarik pada nya Kamari? " tanya Emily tiba-tiba saat berada dalam lift.
"siapa? "
"Aaron" jawab Emily singkat dan Laura terkekeh melihat ekspresi Kamari, mata bulat nya melotot terkejut.
"Oh.. God.. yang benar saja. " ucap Kamari speechless
"Kenapa tidak. He's so gorgeous and gentlemen, why not? " kata Laura
"kalau begitu kenapa tak kau saja? lagipula aku tidak mau berkencan dengan temanku. " ungkap Kamari serius
Kedua temannya hanya mengangguk-angguk menerima pernyataan Kamari. Pada saat itu lift pun berhenti, mereka keluar dan sesampainya di lobby mereka sudah melihat mobil berwarna hitam di depan apartemen. Saat kaca mobil itu terbuka Aaron lah yang berada di dalam mobil sambil tersenyum ke arah mereka.
"wah... kau lihat senyuman itu? senyuman yang bisa mendamaikan dunia. " kata Laura dengan berbinar-binar, kemudian mereka tertawa bersama.
"Hello girls... sepertinya kalian happy malam ini. " Ucap Aaron
"Oh.. tentu saja happy. Apalagi kami di jemput oleh pangeran berkuda besi. " humor Laura dan dibarengi tawa oleh kedua teman nya.
"Oh baiklah tuan putri, apakah aku harus membukakan pintu nya juga? " balas Aaron sambil tersenyum
"boleh kalau kau mau" jawab Laura terkekeh
"Ah.. sudahlah ayo masuk, kapan kita sampai kalau begini. " sela Emily sambil membuka pintu mobil belakang dan di susul oleh Kamari kemudian Laura yang duduk di depan di samping Aaron.
Tibalah mereka di club yang di tuju, Mereka terlihat sangat antusias.
"Rame sekali.. " kata Emily
"mungkin karena besok weekend" jawab Kamari
"ayo... kita gabung bersama yang lain, itu mereka. " kata Aaron sambil menunjuk ke meja, dan di sana sudah ada beberapa teman Aaron juga.
Mereka bergabung dan saling memperkenalkan diri mereka masing-masing. Di sana kebanyakan teman-teman Aaron yang pria, ada sekitar lima orang dan hanya Kamari dan teman nya yang perempuan bertiga.
Mereka bersenang-senang di sana, menari, minum-minum. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 00.00. Kamari pun yang tadi nya ingin mengurangi pesta dan menghindari alkohol, ternyata melupakan hal itu. Kamari sudah mabuk, ia berceloteh, tertawa riang dan menari tanpa lelah. Itulah kebiasaan Kamari jika bertemu dengan alkohol. Ia akan menjadi sosok yang berbeda, Kamari dan alkohol adalah satu kesatuan yang berbahaya.
Di dalam VIP room Kaiser dan klien nya masih membahas tentang rencana mereka, sudah 1 jam berlalu sampai mereka sudah menemui kesepakatan.
"okey... Mr. Robert, kalau begitu saya permisi ingin ke toilet dahulu. " ucap Kai. Mr. Robert mempersilahkan dan Kai pun berdiri dari tempat duduk nya berjalan keluar menuju toilet.
Di lorong ruangan VIP menuju ke toilet Kai meregangkan otot tangan dan leher nya yang terasa kaku karena sudah 1 jam ia duduk. Saat di depan pintu toilet perbatasan area pria dan wanita, tiba-tiba seorang gadis terlihat sempoyongan menabrak tubuh Kai.
Brukk!!
"Aww.. stt" ucap si gadis meringis karena membentur tubuh kokoh di depan nya.
"ck.. dasar bodoh" umpat Kai kesal
Mendengar suara deep voice seorang laki-laki entah mengapa hati nya tergelitik, tiba-tiba gadis itu mendongak melihat ke arah wajah pria tersebut. Pada saat itu Kai pun melihat ke arah yang sama, Kai tertegun melihat gadis itu. Beberapa detik mereka saling menyelami ke dalaman mata satu sama lain, mereka tenggelam dalam pikiran nya masing-masing.
'Oh... God! Apakah dia nyata? She like an angel. ' batin Kai
Dengan tiba-tiba gadis itu berjinjit, wajah nya lebih mendekat dan...
CUP
Satu kecupan yang membuat Kai tidak bisa bergerak di tempat nya.
'Tidak. Tidak bisa mana boleh seperti ini. ' batin Kai
Saat ia ingin memprotes, tiba-tiba si gadis tersenyum menatap nya sambil mengelus-elus rahang nya. Oh... Kai sangat menikmati ini, ia sampai memejamkan mata nya merasakan elusan itu. Sampai pada saat gadis itu terkekeh, Kai sontak membuka mata nya
Gadis itu berkata "kamu menikmati nya?"
ya... gadis itu adalah Kamari
ini visual Kamari Princy Eduardo
dan ini Visual Kaiser Elio Anderson
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!