NovelToon NovelToon

KAHANAN

CH 1 - MUHIBBIN SANG PECINTA

Negeri Pantai adalah kepingan surga yang jatuh ke bumi. Tatanan kehidupan damai dan keindahan alam serta budaya menjadi daya tarik setiap orang untuk menetap di sana.

Sebagai koloni dari sebuah kerajaan besar bernama kerajaan Zamrud, Negeri Pantai terikat aturan dan mengikuti kebijakan yang di buat oleh penguasa kerajaan Zamrud yang di kendalikan oleh Dinasti Garuda Emas keluarga mendiang raja Harsuto.

Hari itu di sebuah kamar sempit yang hanya beralaskan tikar pandan, terlihat seorang pemuda dengan pakaian lusuh dan kondisi memperihatinkan terpasung pada sebuah kayu yang tertancap pada tanah. Terlihat kaki dan tangan pemuda itu terikat rantai-rantai besi yang membuat sang pemuda hanya terduduk lunglai dengan tatapan mata yang kosong.

Tiba-tiba seorang perempuan berkerudung ungu menghampirinya."Hai, Adik awak mengapa jadi semacam ini? Ayolah bangkit dan berjuang dari cobaan ini, Ibbin!"

"Muhibbin yang kakak kenal adalah lelaki tangguh, tabah dan tak pernah menyerah," Ujar wanita itu kembali.

Lelaki itu tak memperdulikan kedatangan wanita di depannya, namun tiba-tiba.

"Lepaskan aku, akan ku balaskan semua dendam ku pada keluarga wanita jala*ng itu! Bajing*an itu akan ku buat sengsara!"

"Hahahahahaha"

Pria itu menyeracau melampiaskan amarah dan kekesalannya walaupun dirinya tak menyadari apa yang di lakukan dan di alaminya.

Lelaki yang tak lain adalah Muhibbin itu memberontak berusaha melepaskan diri dari rantai besi yang melingkar di tangan dan kakinya.

"Siapa kau, Kau komplotan wanita tak tau diri itu, hah? Tanya lelaki itu tak ingat siapa yang dihadapannya.

" Hahahahaha, lepaskan aku! atau bunuh saja aku, bunuh saja aku, bangs*at!" Muhibbin masih berteriak pada wanita dihadapannya, terlihat air matanya bercucuran di antara tawanya yang menggema.

"Ibbin, ini kakak Bin."

"Ini kak Rizza Bin, sadarlah dik!"

"Tabahkan hati engkau." Isak wanita itu yang ternyata adalah Puan Rizza kakak angkat Muhibbin.

"Kakak!"

"Oh iya, aku ingat. Kau kakakku, ya! Kau kakak ku."

Wajah lelaki itu mengamati perempuan didepannya.

"Tapi tunggu dulu, Kau bukan kakak ku. Kau pasti suruhan wanita iblis itu!"

"Pergi kau, Pergi!" Teriak Muhibbin.

Puan Rizza hanya bisa terisak melihat kondisi adik angkatnya yang sedang mengalami goncangan jiwa akibat peristiwa terbunuhnya seluruh keluarganya oleh orang suruhan Habsari Bonawati kakak sulung Sariwati.

Peristiwa itu terjadi dilatar belakangi perebutan kekuasaan dan kekayaan mendiang raja Harsuto penguasa kedua kerajaan Zamrud yang dilakukan oleh cucu pertamanya Habsari.

Wanita itu adalah putri pertama tuan Bendowo dan nyonya Warika keturunan langsung mendiang raja Harsuto. Dia yang mengendalikan semua aset dan warisan penguasa kedua kerajaan Zamrud itu, hingga suatu ketika wanita ini mengetahui bahwa masih ada warisan harta karun kerajaan Zamrud yang sangat besar dan hanya bisa di temukan jika berhasil menguasai kotak Giok Hujan.

Kehidupan damai Negeri Pantai berubah tatkala mulai kedatangan Habsari dengan segala misinya, kisah asmara antara Muhibbin dan Sariwati pun melatar belakangi bergolaknya keadaan negeri itu.

Tatapan kosong masih terlihat dimata Muhibbin dan tiba-tiba lelaki itu berkata kembali,

"Bagaimana keadaan Emak, mbak yu Cahaya dan Raya Suci, Kak?" tanya Muhibbin.

Air matanya mengalir disudut-sudut kelopaknya. Lelaki itu bertanya kembali,

"Bagaimana kedaan Ajik dan Sekar, Kak?"

"Serta bagaimana keadaan Disya, Kak?" Masih dengan menangis Muhibbin Memberondong pertanyaan pada Puan Rizza.Matanya sayu memandang kosong ke arah wanita di depannya.

"Kau yang sabar ya , Dik!"

"Allah akan selalu jaga mereka!" Isak Puan Rizza.

Terlihat Muhibbin kembali menangis tersedu, Dia berbaring meringkuk membelakangi Puan Rizza.

Masih teringat jelas bagaimana kekejaman Habsari beserta anak buahnya pada orang-orang terdekatnya dan pengkhianatan Sariwati yang menghilang entah kemana, menambah luka dan derita Muhibbin membuncah tak tertahan.

"Pergi!"

"Pergi"

Teriak lelaki itu kembali.

Puan Rizza meninggalkan Muhibbin yang sedang tak stabil kejiwaannya.

"Kak, bagaimana keadaan dia?" Seorang gadis menghampiri Puan Rizza dan bertanya.

"Hai, Kakak tak kuasa lah lihat keadaan Ibbin, nasib yang menimpanya teruk sangat lah! Kakak sungguh tak tega." Ujar Puan Rizza masih terisak.

"Biarlah kita tinggalkan dia dulu untuk menenangkan diri, Di" Kembali Puan Rizza berkata.

"Diera tau kak, apa yang di alami Muhibbin sangat berat sekali. Dia kehilangan semua orang-orang yang dikasihinya hanya karena hubungan dengan wanita jala*ng itu, Kak!" Kini gadis disamping Puan Rizza yang tak lain adalah Diera ikut terisak dengan perasaan geram.

"Sudahlah, mari kita keluar. Biarkan Muhibbin beristirahat dulu, kondisi kejiwaan dia sekarang masih terganggu, lebih baik kita perbanyak doa saja agar dia cepat pulih dan kembali bangkit." Pungkas Puan Rizza.

Keduanya berlalu keluar dari ruangan kamar itu dan meninggalkan Muhibbin yang masih terpasung dan meringkuk berdiam diri dengan tatapan kosong.

****

CH 2- KAHANANING JAGAD

Kehidupan adalah sebuah keniscayaan yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Kuasa.

Alam beserta isinya mengemban takdir sebelum semesta jagad tercipta.

Ada siang, ada Malam

Ada mentari ada Rembulan

Ada Kebaikan dan ada pula Keburukan

Semua itu adalah Qodrati Sunnatullah.

Kahanan adalah sebuah keadaan yang tak lepas dari campur tangan penguasa semesta alam.

Waktu adalah mahluk yang tak berubah namun tak sama setiap saatnya,yang akan merekam dan menceritakan segala kejadian agar kita belajar mengambil hikmah dan tak terbuai serta larut dengan setiap kejadian untuk selalu berbenah dan melangkah tanpa merisaukan segala sesuatu yang telah berlalu. Masa lalu adalah sejarah yang bisa dijadikan cerminan untuk lebih baik lagi kedepannya. Masa kini adalah kenyataan yang ada saat ini yang harus ditapaki dan lalui serta masa depan adalah sebuah cita-cita dan arah tujuan untuk selalu lebih baik lagi dan penuh rasa optimis dalam melangkah.

Putaran Cakra penggilingan sebagai pertanda untuk selalu waspada,tabah dan teguh dalam darma sebagai Manusia Mahotama yang memiliki Budi Luhur tanpa ada dan meninggalkan dendam yang akan menjadi perusak dalam kemurnian jiwa.Kebencian hanya akan menimbulkan amarah dan kerasnya hati yang akan selalu menggerogoti rasa welas asih serta menafikan bahwa manusia dan seluruh alam diciptakan oleh Tuhan dengan penuh Rahman dan RahimNya.

Dunia adalah panggung sandiwara karena setiap mahluk mempunyai peranan dan tugas masing-masing, ada peran wajar apa adanya ,mengalir layaknya kehidupan biasa dan ada pula peran berpura-pura penuh intrik,manipulatif dan semena-mena yang melekat pada sifat manusia dengan mengandalkan sumberdaya pada dirinya yang ternyata melupakan bahwa segala sesuatunya akan menuai karmanya.

Tanpa sadar segala dihalalkan demi sebuah pencapaian dan tujuan, tak melihat dan mengabaikan nurani bahwa apakah itu baik maupun buruk, menyakiti ataukah disakiti.

Itulah yang terjadi tentang kisah anak manusia yang dengan segala keterbatasannya. Memperjuangkan sebuah asa yang sangat diyakininya namun dalam kenyataan perjalanannya peristiwa demi perisltiwa terjadi tidak sama dengan harapannya.Terpuruk, jatuh adalah hal niscaya namun dari sanalah belajar Waspada agar tak terulang kembali jatuh kedalam lobang yang sama.

Kembali sang roda waktu berputar seolah-olah menampar dan menempanya laksana kawah candradimuka.

Muhibbin adalah sang pencinta bersahaja, Memiliki kehidupan tenang dan damai bersama sahabat dan keluarganya terjebak dalam kisah asmara yang penuh drama, memeras air mata dan mengorbankan hati orang-orang disekitarnya.

Berawal perkenalannya dengan Dyah Pramodya Sariwati gadis yang penuh misteri yang datang tiba-tiba dalam kehidupannya membuat apa yang dibangunnya selama ini musnah seketika.

Kehilangan seluruh keluarga dan orang-orang yang dicintainya menjadikan Muhibbin sosok yang dingin penuh dendam.

-------------------

***PENGUMUMAN

Judul awal dari tulisan ini "Pinoccio Wati Siluman Syariah " oleh penulis diubah menjadi "KAHANAN" yang diambil dari bahasa jawa kuna yang memiliki arti keadaan sekitar kita, perubahan ini tak lain karena judul awal tetkesan asal . namun sejak dalam perkembangan chapter demi chapter penulis dan beberpa diskusi via sosmed dengan para senior dan sahabat yang memberi masukan supaya tulisan ini digarap lebih serius, teliti walaupun bergenre Fiksi Komedi. alur cerita dan segala yang ada disetiap chapter tidak ada perubahan baik, tokoh, nama lokasi maupun narasinya. muatan-muatan dan kearifan lokal akan lebih ditonjolkan dalam tulisan.

Sekali lagi penulis mohon maaf dan dukungannya agar lebih baik lagi dalam berkarya,,Terimakasih.... Salam***

CH 3 - PENGEMBARAAN

TUUUTTTT...TUUUUTTT

Terompet perahu meraung di keheningan malam,seorang lelaki remaja berdiri diantara sandaran dek kapal. Matanya menerawang jauh seolah-olah menggambarkan pergolakan batin dan beban yang ada dipundaknya.

Malam itu bulan semakin menua, pancaran sinar penuh indah menasbihkan penanggalan yang semakin dipuncak, tepatnya purnama kedasa yang tak lain bertepatan dengan tanggal 14 April dan waktu menunjukkan sepertiga malam tepatnya 01.21.

Angin malam semakin dingin,gemuruh ombak setinggi dua meter menghantam lambung kapal dan lelaki muda itu tetap tak beranjak dari tempatnya.

Rambutnya yang sebahu diikat keatas menyerupai gelung para resi dengan tubuh kurus dibalut jaket lusuh dan tas ransel yang selalu menggantung di salah satu pundaknya.

Di sela- sela jemarinya terselip sebatang rokok yang tinggal separuh, dihisapnya dalam-dalam dan dihembuskan perlahan seolah-olah menghembuskan beban yang menghimpit didadanya.

Lelaki muda itu menerawang mengingat perpisahan dengan keluarganya di kampung halaman siang tadi, sebuah desa kecil di Negeri Batu Ular. Disana lelaki itu meninggalkan seorang Wanita tua yang buta,kakak perempuannya serta seorang bayi perempuan yang mungil berusia sembilan bulan untuk merantau mengadu nasib di Negeri Pantai yang konon kabarnya adalah sebuah negeri yang indah, surga bagi para Penyair dan Seniman.

Kesohoran Negeri Pantai telah di kenal sampai diberbagai benua, banyak para wisatawan datang dan jatuh cinta dengan kondisi alam dan budaya masyarakat Negeri Pantai, sehingga segala usaha apapun berkembang disana terutama seni budaya.

Muhibbin menjura dan bersujud mencium kaki wanita tua dihadapannya dan wanita itu dengan lembut mengusap rambut Muhibbin.

"Emak, Saya mohon doanya. Hari ini saya akan berangkat mencari rizki demi keluarga kita, Mak." ujar Muhibbin lirih menahan tangisnya.

Wanita tua itu terus mengusap rambut anaknya yang masih bersujud di kakinya.

"Ya le..Emak restui perjalananmu, berangkatlah dan jaga dirimu baik-baik. Jaga iman mu, emak akan selalu mendoakan mu, Nang." jawab wanita tua itu dengan lembut.

Tangannya yang keriput merogoh sesuatu dari gulungan jarik yang ada disampingnya,

terlihat wanita itu menyerahkan sebuah cincin sederhana berwarna coklat bening yang telah lama dia miliki.

"Bawalah cincin emak ini, Le. Restu emak selalu bersamamu."

"Cincin ini adalah peninggalan mendiang leluhur mu, jagalah baik-baik. Nama cincin ini adalah Sulaiman Madu."

Wanita tua itu menyerahkan cincin bermata batu madu sulaiman dari Negeri Syam hadiah kakak kandung Wanita itu ketika menikah dengan almarhum Ahmad ayah Muhibbin.Wanita itupun berpesan kembali kepada putranya.

"Le..suatu saat nanti jika kamu menemukan wanita yang benar-benar kamu kasihi dan menerimamu apa adanya sebagai suaminya, berikanlah cincin itu pada istrimu "

Suratmi ibu dari Muhibbin yang sepeninggal suaminya enam tahun lalu mengalami kebutaan akibat sakit panas dan tekanan darah tinggi sehingga syaraf-syaraf di matanya mengering dan mengaganggu indra penglihatannya hingga saat ini.

Muhibbin memiliki empat orang saudara dan ketiganya sudah berumahtangga sehingga otomatis hanya tinggal dia dan kakak perempuannya di rumah pokok menemani ibunya dan sejak dua bulan lalu anggota keluarga ini bertambah dengan kehadiran bayi perempuan yang tak lain anak kakak pertama Muhibbin yang di beri nama Raya suci karena kelahirannya bertepatan dengan puncak bulan Saum dimalam hari raya.

Dia bangkit dari sujudnya dan mencium punggung tangan Suratmi ibunya, tak lupa pula mencium punggung tangan kakak perempuannya dan pipi Raya suci keponakannya.

"Yu, Aku pamit dulu. Jika tak ada halangan setiap purnama akan ku kirim kabar untuk kalian, Aku mohon doamu yu."

ujar Muhibbin ke kakak permpuannya yang akrab di panggil mbak yu Cahaya.

"Berangkatlah nang, doa mbak yu akan selalu menyertai mu. Kejarlah semua cita-citamu dan niatan mulyamu untuk memperjuangkan keluarga ini, Insya Allah akan selalu di ridhoi."

isak Cahaya memeluk adiknya yang diantara keduanya ada Raya suci dalam gendongannya.

TUUUTTTT...TUUUUTTT

Sekali lagi raungan terompet kapal berbunyi dan menyadarkan Muhibbin dari lamunannya, tak terasa buliran bening meleleh disudut matanya dan didalam hati bertekad membahagiakan ibu, kakak dan keponakannya.

Kapal bersandar di pelabuhan Negeri Pantai, tak terasa semburat kuning kemerahan menyembul diantara cakrawala ujung timur, Muhibbin bergegas turun dari dek atas kapal menuju jembatan dermaga.

"Selamat bertemu Negeri Pantai, Aku akan menaklukkan mu," ujar Muhibbin dalam hatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!