NovelToon NovelToon

Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Intan

Seorang wanita cantik keluar dari Rumah Utamanya, memasuki mobilnya lalu melaju membelah jalanan. Selama di perjalanan telfon berdering selalu sehingga membuat dirinya jengkel mau tak mau dia pun mengangkat telfon itu.

"Assalamualaikum... "Salam Intan sambil menyetir.

"Wa'alaikum salam... "Jawab orang di sebrang.

"Bagaimana tentang tawaranku yang dulu??" Tanya orang di sebrang.

"Ckkk jika itu yang Anda tanyakan terus, maka aku tak akan pernah mengangkat telfon Anda..." Jawab Intan langsung mematikan telfon sepihak dan kembali fokus pada menyetir dengan raut wajah yang kesal.

Hari ini hari libur, waktu baginya untuk bertemu keluarganya. Intan membagi waktunya setiap hari libur dirinya tinggal bersama Mutia sementara di hari kerja dirinya tinggal di Rumah utama yang dulu pernah di tinggali Ayah kandungnya. Rumah yang menjadi saksi bagaiman dia sudah tidak mempercayai kesetiaan dan cinta laki-laki.

Di rumah Bundanya saat intan datang, Dedek Zayn Adik bungsunya tengah bermain dengan adik-adik Intan yang lain. Mereka sekarang berada di ruang tengah mendengarkan cerita Dede Zayn yang sudah mulai masuk sekolah TK kecil. Sedang Bundanya baru memasak bersama bibi, Ayah sambungnya sendiri sedang memberi makan burung yang baru di belinya kemarin, alasannya rumah mulai sepi saat anak-anak sudah berada di luar jadi suara burung bisa membuat rumah menjadi lebih ramai.

Intan selalu datang dengan tangan yang tak pernah kosong, Dia membawa banyak makanan ringan juga buah-buahan, tak lupa mainan mobil-mobilan terbaru untuk Dedek Zayn tersayangnya. Wajah Intan semakin menawan di usianya yang semakin matang karirnya semakin bagus perusahannya semakin maju apa lagi semenjak dirinya bekerja sama dengan perusahaan yang cukup besar di Indonesia membuat nama perusahaannya semakin terkenal.

Adik Intan, Si Zea tumbuh menjadi gadis yang sedikit tomboi namun tetap setia dengan hijabnya, wajahnya semakin ayu dan manis di usianya yang sudah mulai dewasa. Zea mengambil jurusan Bisnis mengikuti jejak kakaknya.

Sementara saudara kembar Zea, Zia bak pinang di belah menjadi dua hanya gaya berpakaiannya saja yang berbeda dengan Zea, Zia lebih anggun dan feminim dengan jilbab juga yang syar'i membalut tubuhnya. Zia lebih suka dunia pendidikan jadi dirinya justru bercita-cita menjadi seorang pendidik.

Sedangkan Adik Intan yang ganteng, Kean sekarang tumbuh menjadi remaja yang tampan dan gagah, tubuhnya yang tinggi dan rupawan membuat dia banyak di gandrungi oleh teman-temannya di sekolahnya, namun nasehat Bunda dan Ayahnya selalu dia pegang membuat dirinya menjaga diri dari pergaulan remaja yang bebas.

Bunda Mutia, Bunda kebanggaan Intan selalu cantik meski usianya sudah tak makin muda lagi, tubuhnya masih terjaga karena pola hidup sehat dan olah raga yang di jalaninya. Bundanya sudah jatuh cinta berkali-kali lipat pada Ayah sambungnya yang sudah mengobati kesakitan hatinya.

Ayah Arsya, Ayah sambung Intan masih gagah dan menawan, kasih sayangnya ke pada keluarga tak pernah pudar meski Anak-anaknya semakin besar. Tentang rasa kasih dan cintanya kepada Bunda Mutia tentu tak akan pernah pudar, sudah terpatri sampai mati di dalam sanubarinya, setiap kali justru seperti semakin jatuh cinta pada istrinya.

Seperti saat ini saat anak-anak sedang asik bermain di depan ruang TV, Intan melihat Bunda Mutia membawa susu coklat kesukaan Ayah sambungnya juga sandwich untuk sarapan kecil sebelum masakannya matang. Intan mengikuti untuk menyalami dan menyapa Bundanya karena rindu sudah beberapa hari tak bersua.

"Yah... Minumnya..."Kata Bundanya lalu menaruh di meja teras belakang tempat Arsya bermain dengan burungnya.

"Makasih Sayang..." Kata Ayah sambungnya lalu mengambil susu itu dan meminumnya.

"Sama-sama Sayang..."Balas Bundanya, lalu Intan melihat Bundanya di tarik oleh Ayah sambungnya dengan senyum mesranya hingga Bundanya terduduk di atas pangkuan Ayah sambungnya dengan lengan memeluknya erat, nampak dagu Ayah sambungnya di letakkan di bahu Bundanya dengan mesra

"Sarapan vitamin cinta boleh kali ya..."Kata Ayah Arsya Ayah sambungnya itu, lalu mengambil wajah Bundanya, tak ingin melihat adegan panas kedua orangtuanya Intan memilih berbalik hingga terdengar suara Bundanya berkata pada Ayahnya.

"Stttt udah, nanti kalau anak-anak ke belakang pada lihat... Masih pagi..."Kata Bundanya lalu terdengar gelak tawa Ayah Arsya di sana.

"Berarti kalau siang dan malam boleh dong... Asal tidak ada anak-anak..." Kata Ayah Arsya masih sayup-sayup terdengar.

"Astaga... " Sahut Bundanya.

"Udah Bunda lanjutin masaknya biar bisa segera matang, Anak-anak sudah kumpul semua pasti lapar..."Kata Bundanya, Intan pun berjalan cepat berlalu agar Bundanya tak malu. Namun ternyata Bunda Mutia melihatnya lalu menyapanya.

"Waaah Putri sulung Bunda udah datang..." Kata Bunda Mutia membuat Intan menoleh lalu memeluk Bundanya penuh rindu.

"Kangennn..."Kata Intan lalu di kecup keningnya oleh Bundanya, masih hangat seperti saat dirinya kecil dulu.

Intan pun pamit ke Bunda untuk bergabung dengan Adik-adiknya sedang Bunda kembali kedapur untuk masak sarapan bersama bibi.

***

Di ruang TV.

"Dedek Zayn kangen Kak Intan gak???" Tanya Intan lalu memeluk Dedek Zayn.

"Kangen dong Kak... " Balas Dedek Zayn sambil memeluk balik Intan, gimana Dedek Zayn tidak sayang dan kangen setiap datang Intan selalu membawa makanan kesukaannya juga mainan-mainan terbaru untuknya, Intan juga selalu menuruti kemauannya jika ingin berjalan-jalan keluar.

"Kalau sama Kak Zea gimana???" Tanya Zea sambil nyengir.

"Gak... Tiap kali ketemu... Mana Makan Dedek suka di curi..."Jawab Dedek Zayn sambil cemberut, namun bukannya tersinggung Zea justru tergelak, karena baginya Dedek Zayn terlalu sayang jika tidak di usili atau hanya diam anteng tanpa mengomel atau pun marah.

"Kalau Sama Kak Zia giman Dek???" Zia tersenyum manis sambil merentangkan tanganya, sontak Dedek Zayn menghambur memeluknya.

"Sayangggg bangettt..." Zia yang selalu setia menemani dirinya main jika Bundanya atau Ayahnya sibuk, bahkan mandikannya jika tak mau sama bibi kadang tidurpun di bacakan dongeng oleh Zia saat Ayah dan Bundanya pulang terlambat atau ada kepentingan.

"Uuuuh gitu... pilih kasih... " Zea pura-pura marah namun justru di juluri lidah oleh Dedek Zayn.

"Kak Zea Usil... "Protes Dedek Zayn yang di jawab gelakan tawa Kean dan Zea bersamaan.

"Kalau sama Abang Kean gimana Dek???" Tanya Kean sambil membuka tanganya untuk minta peluk, namun Dedek Zayn tak membalasnya.

"Sayang tapi dikit... Abang Kean sibuk terus di sekolah... Dedek gak pernah di ajak main bola... Udah lama banget..."Kata Dedek Zayn sambil cemberut.

"Hehehe Maaf deh... Hari ini aja yuk... Main bolanya..."Kata Kean membuat Dedek Zayn langsung berdiri girang.

"Ayuk...." Kata Dedek Zayn langsung berlari mengambil bolanya membuat semua Kakak-kakaknya tertawa.

"Ok... Aku ikut..."Zea berdiri dan menyusul Kean, mereka bertiga pun ke halaman untuk bermain bola bersama sementara Intan dan Zia berjalan mengikuti hanya untuk melihat saja.

Intan menoleh kebelakang nampak di belakang mereka ada Ayah Arsya yang melihat ke arahnya dan adik-adiknya. Seolah sedang memandang kehangatan anak-anaknya dengan tersenyum penuh rasa syukur dan bahagia, di belakangnya ada Bunda Mutia yang sudah selesai memasak langkah Bundanya mengayun mendekati Ayah Arsya lalu merangkul pinggangnya sambil tersenyum mendekati Intan dan Zia.

"Yah... Sejuk ya di pandang kalau pada kumpul gini... Adem rasanya hati ini..."Kata Bundanya terdengar di telinganya.

"Iya Bun... Alhamdulillah... Mereka semua bisa akur dan rukun tak pernah ada pertengkaran yang serius... Makasih ya Bun... Tanpa didikan Bunda mereka semua tidak akan menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah semua... Ayah beruntung memiliki istri seperti Bunda..."Kata Arsya, Intan dan Zia menoleh terlihat Bundanya tersenyum sambil memeluk pinggang Ayah Arsya melangkah ke arah mereka lalu mengajak Intan dan adik-adiknya untuk istirahat dan sarapan bersama.

***

Raihan

Pekerjaan setiap hari bagaikan candu bagi Intan hingga dirinya kadang nyaris lupa untuk pulang, hanya waktu shalat dan hari libur yang tak pernah dia lupa, namun semua kesenangan bergaul dan mengenal lawan jenis nyaris dia tinggalkan dan tak pernah dia jalani.

Siang Ini Intan sedang melakukan rapat dengan partner perusahannya di restoran sekalian makan siang, Ayah Haris telah menjual sahamnya juga saham Omanya kepada laki-laki di hadapannya ini untuk membangun perusahaan di Jakarta.

Pemuda di hadapannya ini pemuda yang dingin dan arogan namun Pemilik RH Grub perusahaan bergerak di bidang apa saja, pemilik banyak Mall di banyak kota di Indonesia, pemilik banyak hotel di Indonesia juga perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, saat ini mengembangkan sayap di perusahaannya yang bergerak di bidang Fashion juga peralatan Rumah tangga.

Intan mendengarkan penuturan orang yang di hadapannya ini dengan kesal, undangan yang dia terima adalah undangan rapat namun sekretarisnya mendadak tidak ada kabar dan dirinya terpaksa rapat sendirian dengan pemuda di hadapannya ini namun yang di bahas pemuda di hadapannya ini justru keluar dari koridor perusahaan, selalu mengajak dirinya menikah kontrak dengan perjanjian-perjanjian.

"Jadi giman Nona Intan apakah dirimu bersedia menerima kesepakatan saya??? Kesempatan ini tidak banyak saya tawarkan... Saya bukan orang yang percaya Cinta namun saya butuh ikatan pernikahan..."Kata Raihan Hartono.

"Jika Anda tidak bisa maka mudah bagi saya menarik semua saham yang ada di perusahaan..."Kata Raihan masih berusaha menekan Intan.

"Kenapa butuh ikatan pernikahan jika tidak percaya Cinta??" Tanya Intan dingin.

"Aku butuh seorang istri agar aku bisa memiliki keturunan... Untuk meneruskan perusahaan keluargaku karena aku anak tunggal..." Kata Raihan.

"Cih... Kau pikir wanita hanya mesin pencetak anak???" Intan makin dingin dan datar.

"Kamu bisa cari wanita lain di luar sana..." Kata Intan masih datar.

"Aku butuh keturunan yang baik juga seorang yang berkarakter seperti dirimu untuk membuat keturunanku semakin unggul..." Jawab Raihan enteng.

"Cih... Kamu salah orang Bung... Aku bahkan tidak percaya pada makhluk berjenis laki-laki... Aku tidak ingin menikah jika bisa seumur hidupku... Bahkan jika mahluk laki-laki hanya dirimu aku tak pernah bisa tertarik...!" Intan berdiri dan meninggalkan Raihan tanpa permisi, hatinya kesal karena sikap Raihan yang terkesan seperti melecehkan wanita.

Intan mengumpat sepanjang jalan, perusahaannya mungkin kali ini akan terancam jika Raihan benar-benar melakukan tindakannya. Saham yang di miliki Raihan di perusahaannya cukup berpengaruh besar jika di tarik, akan ada pengurangan banyak karyawan juga pengurangan jumlah produksi yang berimbas pada pengurangan jumlah pendapatan.

"Sial... Kenapa Ayah bertindak konyol waktu itu dengan menjual saham pada pria arogan seperti Raihan itu..."Gerutu Intan lalu memasuki mobilnya namun terasa aneh saat dirinya ingin memajukan mobilnya.

Intan keluar dan saat keluar dirinya mengecek mobilnya, Intan merasa hari ini begitu di uji amarah dalam dirinya, Ke empat Ban mobilnya kempes seperti ada yang sengaja mengempeskan mobilnya.

Intan mengepalkan tangannya lalu kembali masuk kedalam restoran melangkah dengan kaki panjangnya dengan gemuruh di dadanya. Intan kembali ke meja tempat Raihan duduk lalu menggebrak meja itu dengan kecang karena kesalnya.

"Apa maksud kamu mengempeskan semua ban mobilku tuan Raihan yang terhormat???" Marah Intan hingga wajahnya memerah, dadanya naik turun menahan amarah.

Raihan yang ada di hadapannya justru tersenyum tipis lalu berkata, "Kenapa aku???"

"Lalu siapa lagi orang yang tidak menginginkan hidupku tenang selain Anda Tuan Raihan???" Intan memandang tajam Raihan yang justru tergelak mengejek ke arahnya.

"Nona Intan... Asal kamu tau... Bahkan aku bisa membuat perusahaanmu itu seperti mobil itu tak bergerak sama sekali hanya dalam hitungan detik..." Kata Raihan.

"Jadi saya beri waktu satu bulan paling lama untuk mempertimbangkan atau untuk bersiap dan mengambil keputusan... Pertimbangan baik-baik jangan sampai omongan saya barusan menjadi kenyataan..."Kata Raihan lalu berdiri gantian meninggalkan Intan yang masih berdiri dengan amarahnya.

***

Intan mengundang montir untuk mengganti ban Mobilnya lalu meminta Difa sekretarisnya untuk datang menemui dirinya di kafe sekaligus menjemputnya namun saat di telfon sekertaris itu pun bercerita jika ban mobilnya juga kempes semua.

Intan ingin naik taxi di depan restoran namun tidak ada sama sekali, memesan ojek online selalu mendadak di batalkan sepihak. "Astaga... Masa iya ini semua ulah manusia satu tadi juga..." Keluh Intan lalu duduk berfikir langkah apa yang akan dia ambil dan bagaimana dirinya pulang.

Intan menghubungi semua adik-adiknya, Zea tak bisa baru ada kelas, Zia baru mengajar di dalam kelas di sebuah SMA islami sebagai sambilannya sebelum ada mata kuliah. Kean juga tentu saja masih belajar di dalam kelas karena belum waktunya pulang.

Tidak lama sebuah mobil berhenti di hadapannya siapa lagi, tentu saja Raihan dengan arogannya membuka kaca mobil mewahnya sambil berkata, "Perlu tumpangan??" Katanya setengah mengejek.

Intan terdiam namun matanya melihat sebuah Bus lewat di sisi mobil Reihan tanpa meladeni Reihan Intan menghentikan mobil itu lalu masuk ke dalam Bus dan meninggalkan Raihan yang balik marah, nampak dari kaca dirinya memukul stir mobilnya karena kesal, usahanya gagal justru Intan milih berpanas-panasan menaiki Bus buluk di sisinya tadi.

Intan berdiri karena tak ada tempat duduk sama sekali, semua kursi sudah penuh oleh anak sekolah, pekerja dan pedagang bahkan ada yang merokok sembari duduk di belakang. Di sisinya ada yang membawa ayam jago di keranjang dan di pangku di pangkuannya.

"Astaga... Bau sekali di sini..." Batin Intan sambil menahan nafas, mana Bus yang di naiki ini adalah bus kecil tanpa AC dan menimbulkan polusi terbukti di belakang bus nampak meninggalkan kepulan asap hitam yang bahkan mungkin akan membuat batuk Mobil Raihan yang mengikuti Bus yang di tumpanginya ini.

Di lampu merah nampak masuk pengamen dua orang yang satu memegang gitar yang satu memegang ketipung lalu bernyanyi di tengah-tengah Bus, penampilannya amat lusuh seperti anak pank, pakaiannya sobek-sobek dan tindikan dimana-mana.

"Sungguh ku menyesal telah mengenal dia

Dan aku kecewa pernah menyayanginya

Dan aku tak akan mengulang kedua kalinya" Nyanyi yang membawa gitar dengan gaya dan suara kerasnya.

"Ku simpan rindu di hati, gelisah tak menentu

Berawal dari kita bertemu, kau akan ku jaga

Ku ingin engkau mengerti betapa kau ku cinta

Hanya padamu aku bersumpah kau akan ku jaga sampai mati" Penyanyi yang membawa kendang menyanyi tanpa ekspresi.

Intan mendadak mual dan pusing semakin menjadi saat mendengar pengamen itu bernyanyi dan menyatu dengan aroma rokok yang kuat, perutnya terasa di aduk-aduk. Intan mengambil uang merah di sakunya lalu memberikan pada pengamen itu agar lekas berhenti, pengamen itupun tak berkeliling ke penumpang dan turun.

Intan menahan rasa mual di perutnya, lalu setelah Bus sudah mulai dekat dengan jalan menuju perusahaannya Intan meminta berhenti, kemudian membayar dan turun setengah berlari, lalu menuju lahan kosong di tepi jalan dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Hoooeeekkk...."

"Hoooeeekkk...."

Di belakangnya nampak pemuda yang tidak di harapkan itu memberikan air mineral untuk meredakan mual di perutnya, terpaksa pun Intan meminumnya namun saat sudah setengah minum pemuda itu berkata padanya hingga dirinya ingin memuntahkan semua minuman yang masuk ke tenggorokannya.

"Awas... Minuman itu ada perangsang..." Kata Raihan.

"Apaaaa????" Intan terkejut lalu mencoba memuntahkan lagi isi perutnya namun apa yang di lakukan Intan justru membuat Raihan tergelak setengah mengejeknya.

"Hahaha kamu pikir seberapa menariknya tubuhmu yang terbungkus baju besar itu??? Hingga kamu percaya aku menaruh perangsang??? Konyol...!!!" Raihan menarik Intan dan mendorongnya masuk mobil lalu melajukan mobilnya menuju perusahaan Intan, dia rasa peringatan hari ini sudah cukup bagi Intan untuk mempertimbangkan keberadaannya juga penawarannya.

***

Mohon bantuan koreksi bila Typo ya...🙏😊

Kesialan di malam hari

Sore hari, saatnya untuk semua orang pulang kerja, namun Intan masih meminta Difa sekretarisnya untuk ikut lembur karena mendadak mendapat laporan keluhan konsumen yang banyak mengenai pakaian yang di hasilkan pabrik juga laporan keluhan parik yang mengelola alat rumah tangga. Padahal sebelumnya semua terkendali dan aman tidak ada keluhan sama sekali, namun entahlah setingan atau bagaimana ada banyak keluhan yang datang yang membuat Intan harus menelisik dan melihat kejanggalan laporan lebih lanjut.

Intan merasa ini bagian dari ancaman yang di lakukan Raihan partner sahamnya yang memintanya untuk menjadi istri kontrak. Intan merenung dengan nasib perusahaan selanjutnya jika di teruskan karena baru sehari saja sudah ada penurunan pembelian, jika itu di lanjutkan terus tanpa penanganan maka lambat laut makin terjadi penurunan yang berimbas pada perusahaan.

"Difa besok kita cek langsung ke pabrik, kita cek apakah ada korupsi bahan atau penukaran bahan sehingga kita menjadi penurunan kualitas..."Kata Intan.

"Baik Bu..."Kata Difa lalu mencatat apa saja strategi yang bakal di jalankan besok.

Lembur merekapun selesai Difa di jemput oleh kekasihnya karena mobilnya masih di bengkel, sedangkan Intan masih di kantor, dirinya tak ingin merepotkan banyak orang sehingga dirinya memilih untuk meminjam motor satpam yang bertugas malam ini.

"Pak Maman... Saya sewa motornya malam ini ya..., Mobil saya di bengkel soalnya..." Kata Intan menghampiri Satpamnya.

"Nggih Bu... Silahkan... Tidak usah sewa saya ikhlas..."Kata Pak Maman pada atasannya itu.

Pak Maman menyerahkan kunci lalu Intan mengambil motor satpamnya itu dan menuju parkiran, Intan memakai motor yang sudah lumayan tua itu. Motor hitam dengan rantai dan mesin yang sudah berkarat, Intan merenung sebelum menyalakannya. Menyalakannya butuh waktu ekstra karena harus di selah, intan menarik nafas, sepertinya keputusannya untuk membawa motor ini adalah salah, namun malam sudah larut tak mungkin baginya memesan taxi apalagi handphonenya sudah habis baterai sedari tadi.

Intan akhirnya memutuskan untuk menaiki motor itu setelah berhasil menyalakannya, sungguh betapa sangat sederhana satpamnya itu, dengan motor tua seperti ini masih bisa bertahan memakainya, sepertinya dirinya perlu melihat lebih jauh kondisi karyawan yang sudah bertahun-tahun bertahan di perusahaannya.

Intan melajukan motor yang berjalan dengan kecepatan maksimal tak lebih dari 40km/jam, membelah malam dengan angin menerpa dirinya yang tanpa jaket, untung dirinya memakai baju yang lumayan agak tebal, dengan helem hitam yang sudah buram kacanya, tak akan ada yang percaya jika dirinya direktur sebuah perusahaan.

Sampai di lampu merah Intan berhenti, dirinya bersyukur masih ramai jalannya meski sudah malam, sehingga Intan berharap tak ada bahaya di jalan yang di alaminya.

Di sisi Intan terdapat seorang pemuda yang terus mengikuti Intan sedari keluar dari kantornya, namun Intan tak menyadarinya. Pemuda Itu memandang Intan yang nampak begitu menikmati kondisinya malam ini, meski dengan motor butut yang dia kendarai, entah terlalu gengsi baginya untuk mengatakan jika wanita yang dia awasi itu cantik dan mulai membuatnya tertarik.

Pemuda yang masih mengikuti Intan itu menarik nafasnya dalam, kembali menanamkan pendapatnya yang sudah dia pegang sedari dirinya remaja. Wanita tak ada yang bisa benar-benar mencintai dengan tulus terhadap laki-laki, entah itu laki-laki yang miskin atau kaya.

Intan merasa motor yang di kendarainya mulai tidak nyaman, terbukti dengan gas motor itu mulai ngadat-ngadat dan mulai meredup lampunya. Intan menarik nafasnya kasar, lalu menepi dan motor itu benar-benar mati. "Astaghfirullah... "Intan mengusap wajahnya kasar, lengkap sudah penderita dan ujian untuk hari ini, mobilnya mengalami ban kempes siang tadi, lalu mabuk saat naik bus dan pabrik yang mengalami masalah lalu malam ini bensin motor yang di pinjamnya habis.

Pemuda yang mengikuti rada jauh di belakang itu tersenyum tipis saat melihat Intan setengah kesal dan menendang motor butut yang di pakainya itu. Pemuda itu makin tergelak saat melihat Intan duduk selonjor di tepi jalan dengan wajah yang nampak kesal dan berkeringat.

Sedangkan Intan tengah frustasi di tempatnya, handphone tidak bisa di gunakan karena mati, taxi atau ojek juga tidak ada yang lewat dan parahnya dirinya terdampar di tempat yang sepi dan gelap. Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 11 malam lebih rasanya hanya ada orang yang punya niat negatif jika ada yang lewat jam segini.

Intan pun beranjak dari duduknya lalu mendorong motor butut itu berharap ada orang yang bisa di mintai tolong namun sampai nafas dan langkahnya lelah tak ada harapan yang bisa dia harapkan untuk menolongnya

Sebuah mobil berhenti di sisi Intan lalu membuka kaca mobilnya, pemuda itu keluar dari mobil dan bersandar di pintu mobilnya. "Woaaaah.... apa yang terjadi? Kenapa malam-malam mendorong barang antik begini??" Tanya Pemuda itu yang tak lain adalah Reihan laki-laki yang rasanya ingin dia lempar dengan sepatu haknya.

Intan pandang dengan kesal juga dingin makhluk lain di hadapannya yang sombong itu, lalu mengelus dadanya untuk mencoba sabar. Intan tersenyum dingin lalu meneruskan langkahnya tak ingin terus di ejek oleh pengusaha sombong itu.

Raihan berdecak kesal merasa tak di acuhkan lalu masuk ke mobilnya dan dengan sengaja menabrak ringan bagian pada motor buntut itu, hingga Intan nyaris terpelanting, namun intan langsung melepas motor itu karena terkejut.

"Astaghfirullah....!!! Hei...!!!" Intan murka lalu berkacak pinggang karena kesalnya.

"Itu motor hanya pinjaman kenapa kamu tabrak...???" Intan murka, bukan masalah hanya motor buntut tapi itu harta berharga orang lain, Intan bisa saja mengganti tapi bisa jadi motor itu banyak kenangannya sehingga pemiliknya begitu mempertahankannya.

"Kamu benar-benar menyebalkan, kamu sudah membuat hari ku jadi menyedihkan!!! Sekarang kamu juga akan mengacaukan malam ku juga??? Bisa tidak kamu bertindak lebih manusiawi??? Bisa tidak berhenti mengganggu hidup ku??? Percuma kaya, percuma tampan tapi adab dan sikap kamu minus!!!" Cerocos Intan sudah tidak bisa menghargai pemuda di hadapannya itu lagi.

Raihan keluar lalu menelfon seseorang, membiarkan Intan marah-marah kepadanya sepuasnya, memang dirinya sengaja melakukannya, jika tidak gadis yang ada di hadapannya itu tidak akan mengindahkan keberadaannya.

"Haiii??? Kamu Bisu???" Intan kesal semua omongan yang dia utarakan tidak mendapat tanggapan sama sekali.

Tak lama kemudian montir datang dan menghampiri Reihan, lalu Reihan memerintahkan montir langganannya itu untuk membawa motor butut itu. Sang Montir mengisi bensin lalu membawa motor itu bersama rekannya meninggalkan Reihan dan Intan yang masih kesal di tempatnya.

Reihan membuka pintu lalu berkata, "Masuk...!!! Tak baik gadis malam-malam di jalanan..."

Intan membeku di tempatnya, malas namun mungkin tidak ada orang yang bisa dia mintai tolong lagi, akhirnya dirinya pun masuk dengan wajah datarnya.

Mobil itu pun melaju dan membawa Intan ke rumahnya, Intan heran bagaimana Raihan bisa tau rumahnya padahal dirinya tak pernah bercerita. "Bagaimana Anda bisa tau rumahku???" Tanya Intan datar saat sudah sampai di halaman rumahnya.

"Tidak sulit bagiku... Bahkan seluk-beluk tentang dirimu dan keluargamu sudah dalam genggamanku. Apa lagi kehidupan rumahtangga kedua orang tuamu. Ayahmu yang tidak bisa setia bahkan saat ini sudah menjalin hubungan baru dengan perawat adik tirimu..." Kata Reihan sambil tersenyum devil.

"Ckkk kamu mengirim mata-mata??? Kamu menyelidiki semua keluargaku??? Jangan ganggu mereka!!!" Kata Intan geram.

"Aku butuh semua datamu, makanya, Ayo menikah... Kita buat kesepakatan yang saling menguntungkan... Kamu juga inginkan membahagiakan Bundamu yang lemah lembut itu??" Kata Reihan.

"Terimakasih... ! Terimakasih atas tumpangannya... Aku pikirkan dulu... " Kata Intan lalu berlalu meninggalkan Raihan.

"Haiii!!! Waktunya 1 Minggu dari sekarang... Jika tidak..." Raihan berteriak dari mobilnya membuat langkah Intan terhenti.

"Aku tidak peduli!!!" Kata Intan berteriak tanpa menoleh, membuat Raihan kesal memukul stir mobilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!