Sepulang sekolah seperti kebiasaan nya Raisya nongkrong di restoran Mall bersama teman-temannya .
" Apaan Sih Bebz lemas amat kami lihat " ucap Risc merangkul Raisya yang baru duduk di sofa sebelahnya namun terlihat galau .
" Aku capek pacaran sama yang seumuran, minta dimengerti tapi sama sekali nggak peka " ucap Raisya yang baru saja putus dengan pacarnya.
" Kalau Siswa bikin kamu galau coba geser sedikit ke guru " ucap Agnes dengan senyum menggodanya.
" Idih, nggak dulu deh Seng banyak aturan nya itu " ucap Risc mempelototi Agnes.
" Terus Aku jadi jomblo abadi gitu ?" ucap Raisya meneguk minuman nya dengan malas , mood nya benar-benar jelek hari ini .
"Ya santai aja , lagian jomblo tidak lah begitu buruk kok Bebz" ucap Risc merangkul Raisya juga seperti yang di lakukan Agnes.
" Dih nggak usah bacot kalian suruh Aku jomblo sedangkan kalian berdua punya pacar " ketus Raisya menepis tangan kedua sahabat nya itu .
" Hehehehe, iya deh nanti Aku minta Devon buat cariin temannya yang cocok sama Kamu" ucap Risc.
" Udah Aku bilang , Aku muak sama yang seumuran " tegas Raisya langsung berdiri dari duduknya lalu menyeret tas nya pergi , moodnya benar-benar tak tertolong lagi .
...........
" Akkksh" ringis Raisya saat seorang pria bertubuh kekar menabrak nya dengan cukup kencang untung dia tidak jatuh ke lantai .
" Anj,,, Om bisa liat nggak " teriak Raisya begitu kesal menatap pria yang baru saja menabrak nya sampai tas yang di pegang Raisya pun jatuh .
" Maaf Nona , Saya buru-buru lagian Nona yang berjalan tidak melihat " ucap pria dewasa itu meminta maaf , Tapi Raisya malah mengamuk dan memukulnya dengan tas.
" Astaga Bebz , udah " ucap Agnes dan Risc memegang Raisya yang terlihat emosi itu .
" Enak aja dia bilang Aku nggak liat jalan , emang dia pikir Aku buta " teriak Raisya entah mungkin karena moodnya yang sedang begitu jelek atau memang karena Om itu yang salah .
" Bebz udah , Sepertinya Om itu bodyguard nanti kalau di melawan balik bisa patah tulang mu" bisik Agnes .
" Berani dia mematahkan tulang ku , Aku patahkan kon',,, nya " Ucap Raisya masih saja kesal menatap pria berbadan kekar itu .
" Astaga Bebz " ngeri kedua sahabat Raisya mendengar ucapan nya .
" Ada apa ?" suara berat seorang pria yang berjalan bersama beberapa staf di belakangnya.
" Maaf tuan saya tidak sengaja menabrak Nona ini " ucap bodyguard pada Vicenzo yang berdiri di belakang ketiga gadis itu.
" Kalian ingin ganti rugi " ucap Vicenzo dari belakang dengan suara beratnya yang membuat Raisya langsung mengepal tangan nya.
" Kau pikir Aku kurang jajan apa? Aku hanya tidak suka dengan orang tidak sopan sudah jelas salah masih saja menya,,," ucapan Raisya terhenti begitu dia berbalik menatap orang yang berdiri di belakangnya.
" Ihhhh, ganteng nya " rintih Raisya bersama kedua temannya saling sikut , terpana melihat ketampanan pria yang berdiri di belakang mereka .
" Jadi apa mau kalian " ucap Vicenzo dengan wajah datarnya, sebenarnya juga kesal melihat gadis itu memukul bodyguard nya di tengah keramaian tapi bagaimana lagi tidak mungkin mereka membalas anak sekolah yang bukan lawan mereka .
" Eng,,, enggak Ada " jawab Raisya gelagapan saking terpesona melihat ketampanan pria itu yang sangat khas .
" Ayo " ucap Vicenzo yang memang sedang buru-buru untuk meeting itu langsung berjalan pergi menuju ruangan VIP di mana para kolega bisnisnya sudah menunggu .
" Sekali lagi maafkan saya Nona " ucap bodyguard itu sekali lagi sebelum pergi .
" Om, kasih tau dulu nama pria tadi " ucap Raisya memegang tangan bodyguard yang akan pergi itu .
" Tapi, "
" Kalau tidak Aku tidak mau memaafkan mu Om" ucap Raisya tetap tidak melepaskan tangan pria itu .
" Terserah Nona yang penting saya sudah minta maaf " ucap bodyguard itu cuek kembali berjalan segera menyusul Vicenzo walaupun gadis itu tidak mau melepaskan tangan nya .
" Mmmh, Aku teriak ya bilang Om udah apa,,," belum selesai Raisya bicara sambil terus mengikuti bodyguard itu sudah menjawab .
" Tuan Vicenzo Ferdinand" jawab bodyguard itu merasa risih di desak oleh gadis nekat yang tidak ada rasa takut nya itu .
" Okey , terimakasih Om ganteng " ucap Raisya dengan genit mengedipkan matanya sambil tertawa keras saat candaan nya berhasil membuat pria itu Baper .
" Ayok duduk lagi pesan makan " ucap Raisya mengajak kedua sahabatnya yang masih bengong itu kembali duduk di meja mereka tadi .
" Bebz " ucap Agnes menggenggam tangan Raisya yang tiba-tiba senyum-senyum sendiri.
" Kakak tadi ganteng kali kan " ucap Raisya yang benar-benar jatuh cinta pada pandang pertama melihat pesona pria tadi.
" Iya sih " jawab mereka berdua bersamaan.
" Aku menyukai nya maka dia harus jadi milikku" ucap Raisya pada teman-teman nya menatap pria tampan yang sedang meeting di ruang VIP restoran itu .
" Bebz Kakak tampan itu tidak akan mau dengan anak SMA seperti kita ?" ucap Agnes mengelus punggung Raisya seolah iba .
" Kalian yakin dia akan menolakku?" tanya Raisya mengibas rambut panjang sambil berkaca membuat teman-teman nya melongo .
" Astaga Bebz , jadi kamu bakalan berusaha dapetin Kakak itu?" kaget Risc .
" Apa salahnya berjuang dulu ?" ucap Raisya.
" Seorang Raisya Albara akan berjuang untuk mendapatkan cinta laki-laki?" ucap Agnes lebih kaget lagi , karena Raisya itu adalah bintang disekolah bahkan hanya dengan kibasan rambut saja di bisa mencuri perhatian banyak laki-laki.
" Ya nggak ada salahnya, sekali-kali aku yang berjuang dari pada diperjuangkan terus " ucap Raisya sambil tertawa tapi tidak di bantah oleh kedua sahabatnya karena itu memang suatu kenyataan.
" Iya deh Aku dukung Bebz , setidaknya biar kamu tau rasanya berjuang " ucap Risc dengan senyum lebarnya, meledek sahabat nya yang biasa menolak banyak pria kini akan berjuang untuk mendapatkan cinta seorang pria .
" Jadi kalian doan Aku gagal dapetin cinta kakak itu biar Aku merasakan sakitnya di tolak ?" ucap Raisya mempelototi kedua temannya.
" Ya enggak juga lah Bebz , maksud kami biar kamu merasakan juga bagaimana berjuang untuk Manarik perhatian seseorang" ucap Agnes .
" Tapi kayak nya Kakak itu tipe cowok dingin kali nggak sih bahkan tatapan nya datar " ucap Risc menatap kembali pria yang tengah meeting itu .
" justru itu yang lebih menantang " ucap Agnes menepuk pundak Raisya seolah menyemangati karena akan berjuang meluluhkan hati pria yang tak tersentuh.
" Tapi kalau gagal nggak boleh nangis ya " ucap mereka menatap Raisya yang sedari tadi terus memperhatikan pria itu , sebenarnya kali ini Raisya benar-benar jatuh cinta dengan seorang pria bukan seperti biasa hanya untuk formalitas dan main-main.
" Ya kali gagal, akan Aku cintai dia dengan ugal-ugalan sampai bisa menerobos masuk kedalam hatinya" ucap Raisya menatap penuh strategi pria itu yang seolah adalah tantangan yang harus di taklukkan.
next .
Sesampai nya dirumah Raisya langsung berlari menaiki tangga mencari Papa nya ke kamar .
" Papa Aku nggak mau datang ke pesta bisnis nanti malam " rengek Raisya memeluk lengan Papa nya yang masih berdiri di tepi ranjang begitu dia masuk .
Tadinya Raisya masih ingin nongkrong lebih lama bersama temannya tapi karena mendapat telfon dari Mama nya yang sedang berada di luar negri mengatakan dia harus menemani Papanya ke acara nanti Malam .
" Ya terserah Kamu, kalau kamu rela Papa kamu dianggap duda plus nggak punya anak ya , okey Papa datang sendiri " ucap Papa Raisya dengan santainya merapikan rambut nya .
" Ehhhh, enggak Ya. Datang sama Aku aja Papa masih dikira orang bawa pacar apalagi datang sendiri " ucap Raisya dengan sewot , karena Papa nya awet muda walaupun umurnya sudah 40 tahun lebih masih terlihat 30 tahunan jadi kalau orang yang tidak mengenal betul mereka akan menganggap Papa Raisya adalah pria matang yang belum menikah .
" Nah terus kenapa nggak mau temani Papa?" ucap Papa Raisya semakin santai .
" Ihhhh, Aku malas Pah datang ke acara bisnis pembicaraan disana benar-benar membagongkan " ucap Raisya yang selalu merasa muak mendengar pembicaraan seputar bisnis yang diluar dari frekuensi pemikiran nya sebagai anak remaja .
" Ya kan cuma nemenin Papa , nggak disuruh mimpin rapat juga " ucap Papa Raisya dengan hangat memeluk lalu anaknya yang sejak kecil memang tidak menyukai lingkup bisnis seperti apapun Papa berusaha melakukan pendekatan.
" Ayolah temani Papa, kasihan Mama kamu kepikiran nanti suami ganteng nya di goda wanita lain " ucap Papa Raisya mengangkat kedua alisnya.
" Dihhh, nggak kebalik Pah ?" tanya Raisya balik menggoda Papa nya.
Papa nya memang awet muda tapi Mama Raisya Baby fresh wajahnya malah orang sering bilang Mama adalah kakak nya Raisya.
" Kamu jangan nakut-nakutin ya Papa susul nih Mama kamu ke Belanda " ucap Papa Raisya yang jadi kepikiran juga .
" Tuh mulai nggak percaya sama istri nih " goda Raisya melihat wajah ragu Papa nya .
" Ehhh, Kamu ya yang bikin Papa jadi ragu " ucap Papa Raisya mencubit hidung anaknya.
" Yaudah ganti baju sana , kamu kalau dandan 2 jam males Papa nunggu " ucap Papa menyenggol Raisya lalu masuk keruang kerjanya.
" Ihhhh, gini kali punya Papa jiwa muda " kesal Raisya berjalan meronta-ronta, mau pergi malas kalaupun nggak ikut cemburu liat Papa nya digodain tante-tante.
Sebagai seorang anak Raisya tidak bisa memungkiri kalau dia lebih cemburu dan tidak rela lagi dari Mama nya melihat Papa nya yang memang sering di godain tante-tante bahkan gadis umur 20an .
Raisya adalah tipe orang yang tidak akan pernah rela orang yang dia cintai di ganggu orang lain .
Sesampai di acara bisnis.
" Ayo kita sapa rekan bisnis Papa dulu " ucap Papa mengajak Raisya menghampiri rekan bisnis nya.
" Papa Aku ke toilet dulu " ucap Raisya yang diangguki Papa nya yang sibuk mengobrol dengan rekan bisnis nya , tapi walaupun begitu Papa Raisya tetap memberikan kode pada bodyguard nya untuk menjaga Raisya.
" Ihhhh, kalau bukan demi Papa nggak mau Aku datang" gerutu Raisya yang sedang mencuci tangan menatap dirinya di kaca wastafel.
Raisya Memang tidak suka datang ke acara bisnis tapi kalau pesta pernikahan apalagi party, nggak di ajak Papa nya pun dia akan nyeyel minta di bawa .
Raisya kembali berjalan dengan langkah lesunya memasuki ruangan acara , benar-benar merasa malah bahkan tidak ada yang sefrekuensi dengan nya disini .
" Hai Nona manis sendiri aja" sapa seorang pria menyapa Raisya dan menyita banyak perhatian orang-orang saat dia mendekati Raisya.
" Iya " jawab Raisya seadanya, walaupun pria itu tampan tapi tak mampu menggetarkan hati Raisya yang merupakan tipe yang kalau nggak suka duluan nggak bakal respect.
Begitu Raisya mengangkat pandangan nya dia melihat Vicenzo yang tengah memasuki acara pesta bersama teman-temannya.
" Kak Zo " ucap Raisya menggigit bibir nya lagi dan lagi terpana melihat pesona Vicenzo yang sangat mempesona apalagi malam ini dia memakai stelan jas putih yang sangat elegan di kulit putih nya .
Raisya merapikan rambut dan penampilan nya lalu berjalan menghampiri Vicenzo meninggal pria tadi .
" Ohhh , nggak bisa nekat Raisya ini acara bisnis pertahankan image putri mahkota ku" batin Raisya langsung berjalan lambat karena cepat sadar .
Terpesona hampir membuat dia melupakan segalanya.
" Tetap lah elegan seolah tidak ada apa-apa walaupun naksir berat " ucap Raisya dengan prinsip cewek nya .
Raisya duduk di kursi menikmati cake sambil terus memperhatikan Vicenzo yang berdiri tak jauh darinya.
" Tapi dia sangat dingin bahkan tak tersentuh" ucap Raisya yang sudah cukup lama memperhatikan Vicenzo yang sama sekali tak peduli dengan wanita-wanita disekitarnya yang bahkan ada yang dengan jelas sekali mencoba menggoda nya .
" Mmmh,,, yang cuek-cuek gini nih yang menantang " batin Raisya semakin tertantang langsung berjalan ke toilet lagi begitu melihat Vicenzo juga berjalan ke arah Toilet pria .
.............
Begitu Vicenzo berjalan keluar toilet dia berpapasan dengan seorang gadis yang memakai gaun pesta selutut yang cukup mengalihkan perhatian nya .
" Hai Kakak ganteng " sapa nya dengan hangat bahkan kedua jari nya membentuk love .
" Ehhh, Bocil sekolah yang benar dulu. Malah merayu pria mana Papa kamu?" ucap Vicenzo malah memarahi gadis kecil yang menyapa nya itu .
" Ada di acara pesta " tunjuk Raisya kearah keramaian.
" balik " ucap Vicenzo dengan datar lalu berjalan pergi meninggalkan gadis kecil itu.
Vicenzo memang sudah biasa di goda wanita seperti itu tapi karena kali ini gadis yang dari wajahnya saja terlihat wajah anak sekolahan makanya dia marahi .
..........
" Dihh galak banget " ngeri Raisya mengangkat kedua bahunya lalu berjalan pergi juga mencari Papa nya .
" Kamu mules Nak?" tanya Papa begitu Raisya menghampiri nya .
" Enggak" jawab Raisya seadanya.
" Terus kenapa bolak-balik toilet?" tanya Papa menatap Raisya.
" Papa liat?" tanya Raisya heran .
" Ya liat lah , sibuk-sibuk gini Papa tetap memperhatikan anak " jawab Papa yang membuat Raisya nyengir mungkin barangkali Papa bertanya karena dua kali Raisya bolak balik toilet.
" Papa ayok pulang udah malam" ucap Raisya dengan suara kecil memeluk lengan Papa nya mengajak pulang .
" Sebentar lagi " senyum hangat Papa mengelus kepala Raisya yang manja itu .
" Ayo pulang mau bikin tugas " ajak Raisya lagi setelah beberapa saat merayu Papa nya agar mau pulang , padahal sebenarnya mau mengajak singgah di pasar dulu .
Saat Raisya dalam posisi manja begitu pada Papa nya , Vicenzo lewat tepat di sebelah Raisya bersama beberapa orang di belakangnya melirik Raisya dengan ujung makanya .
" Ayo Sayang " ucap Papa .
" Papa kita berhenti di pasar malam dulu ya " ucap Raisya semakin merayu Papa nya saat Vicenzo menatapnya.
" Iya Nak, Iya " ucap Papa Raisya segera berjalan menggandeng anak gadis nya yang sudah menyita perhatian banyak orang.
" Pergilah masuk mobil dulu Papa ingin berbicara dengan staf sebentar" ucap Papa Raisya begitu mereka sampai di lobby hotel .
" Jangan lama ya Pah " ucap Raisya yang sudah tidak sabar ingin datang ke pasar malam , berlari kencang menuju mobilnya yang di parkiran ujung .
" Nanana" Raisya berlari sambil bernyanyi tak peduli banyak orang di parkiran memperhatikan nya .
" Selamat malam kakak ganteng " sapa Raisya lagi saat dia lewat kedekat Vicenzo yang tengah mengobrol dengan teman-teman nya sambil bersandar pada mobil .
" Malam cantik " jawab ketiga teman Vicenzo melambaikan tangan menatap gadis manis yang menyapa mereka dengan santai tidak menggoda seperti wanita yang sering mereka temui .
Dalam diam Vicenzo menatap gadis manis yang sudah berlari masuk kedalam mobil itu dengan penuh tanda tanya .
Siapa dia sampai seberani itu menyapa pria , tapi entah mengapa naluri Vicenzo mengatakan dia gadis baik-baik, hanya saja karena terlalu periang dan penyapa membuat penilaian orang buram tentang watak aslinya.
" Kalian mengenalnya?" tanya Vicenzo menatap ketiga temannya.
" Anak Om Tara" tunjuk teman Vicenzo pada Papa Raisya yang berjalan diiringi bodyguard itu.
" Jadi itu beneran Papa nya" ucap Zo dengan suara pelan sekali .
" Kenapa Zo?" tanya mereka bersamaan.
" Tidak ada , kenapa kita malah membahas gadis itu kan lagi membicarakan tentang bisnis kita tadi " ucap Zo kembali ke topik awal karena tak ingin buang waktu juga memikirkan hal tidak penting seperti gadis itu.
Zo melanjutkan obrolan nya dengan teman-teman nya sejenak lalu pulang kerumah nya .
...........
Selesai mandi Zo menuju ruang persenjataan serta markas tersembunyi nya di ruang bawah tanah rumah nya .
" Bagaimana perkembangan nya?" tanya Zo yang berjalan tegas diikuti para bodyguard nya , melewati ratusan bodyguard yang tengah latihan bela diri .
" Semakin baik Tuan , bahkan pasukan kita sangat kuat sekarang bahkan tak terkalahkan sejak sistem operasi militernya diganti dengan sistem yang Tuan rancang " ucap ajudan Zo menjelaskan dengan detail kondisi markas dan sistem pertahanan mereka saat ini .
" Bagus , teruslah sempurnakan kekuatan" ucap Zo yang sudah sampai di ruangan nya, mengeluarkan satu persatu senjata yang sudah menjadi mainan sehari-hari nya .
Zo mulai sibuk dengan senjatanya serta komputer di atas meja menyelesaikan dengan cepat pekerjaan nya.
Drettt
Drettt
Zo melirik ponselnya di atas meja karena bergetar Akhirnya Zo mengambilnya.
" Selamat malam calon jodohku" suara cempreng Raisya sampai Zo menjauhkan ponselnya dari telinga nya .
" Ehhh, gadis gila dari mana kamu mendapatkan nomer saya " tegas Zo yang cukup heran saat gadis itu bisa mendapatkan nomernya yang padahal hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu .
Zo bisa tau kalau itu adalah gadis tadi hanya dengan mendengar suara nya .
" Dari koran lama " jawab Raisya dengan ketus saat di katai gadis gila oleh pria pujaan nya .
" Sejak kapan Saya menaruh nomor telepon di koran ?" ucap Zo dengan tak kalah ketus .
" Aaa udah lah Kakak nggak perlu tau, yang jelas ini nomor Raisya . Save ya " ucap Raisya lagi lalu langsung menutup telponnya secara sepihak .
" Benar-benar gadis gila " ucap Zo mengangkat bahunya langsung memblokir nomor gadis itu.
" Tapi enggak deh , Apa mau gadis itu ?" ucap Zo berpikir ulang , merasa gadis itu sedang merencanakan sebuah konspirasi sehingga Zo tidak jadi memblokir dan malah menandai nomer itu .
Keesokan harinya.
" Gimana Bebz udah dapat kakak itu?" tanya Risc merangkul pundak Raisya yang baru pagi hari sudah lemas saja .
" Jangan dapat yang ada aku malah dikatai gila sama dia " ucap Raisya dengan gugur yang membuat kedua temannya tertawa .
" Ya makanya jangan terlalu agresif lah Bebz " jawab Agnes terkekeh .
" Ihhh, kalian pikir Aku gatel agresif sama kakak itu " kesal Raisya menjitak kelapa kedua sahabatnya itu .
" Bukan begitu Bebz , maksud kami kalau mau dapatin orang itu bermainlah dengan elegan. Kalau soal di Pepet memang harus tapi jangan sampai di ilfil" jelas Risc yang membuat Raisya terdiam .
" makanya jangan tau nolak orang aja , giliran di tolak nangis " kekeh Agnes masih merasa tidak percaya kalau seorang Raisya benar-benar berambisi dalam mencintai pria waktu itu .
" Ya terus gimana lagi , Aku benar-benar menyukai nya" ucap Raisya dengan pikiran labil benar-benar ingin menjadikan Vicenzo miliknya.
Ditengah perjalan dan obrolan santai mereka bertiga berpapasan dengan Jhonatan.
" Selamat pagi cinta" ucap Jho memberikan coklat kepada Raisya.
" Ambillah Cinta, Aku rela tidak jajan hanya demi membelikan coklat untuk mu" ucap Jhonatan dengan aura puitis nya .
" Jho Aku sudah bilang berapa kali , Aku tidak ,,," belum selesai Raisya berucap Jhonatan sudah menyambung.
" Aku tau kamu tidak mencintai ku Raisya, makanya Aku akan terus berusaha dan berjuang sampai kau bisa mencintai ku " ucap Jhonatan yang memang tidak pernah marah di tolak Raisya berkali-kali.
" Ya tapi Aku tidak pernah bisa mencintaimu" ucap Raisya yang kadang juga merasa bersalah, bukan dia yang memberi harapan palsu tapi pria yang selalu menumpangkan harapan padanya .
" Ya nggak papa, setidaknya kamu tau Aku mencintai mu kan " ucap Jhonatan memberikan coklat itu ketangan Raisya lalu pergi .
" Ya tuhan , dari sekian banyak pria yang mencintai ku kenapa pria dingin seperti Kak Zo yang Aku suka " ucap Raisya dengan frustasi menggaruk kepalanya yang tidak gatal .
Raisya adalah tipe orang yang kalau bukan dia yang suka duluan maka tidak akan bisa respect mau seperti apapun orang mencintai nya, tapi kalau sudah suka seperti sekarang Raisya juga tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak berusaha mendekati orang itu .
" Sabar Bebz ini mungkin cara tuhan nunjukin sama kamu kalau berjuang itu tidak mudah " ucap Agnes yang tiba-tiba seolah jadi pendakwah handal .
" Bacot " teriak Raisya serasa ingin muntah di ceramahi temannya yang sama-sama sesat itu .
" yaudah Bebz coba aja berjuang dulu nanti hasil akhirnya kita serahkan sama yang diatas " ucap Risc mengelus punggung sahabatnya, Tau kalau kali ini Raisya benar-benar tersiksa dengan rasa suka yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.
" Tapi kalau dia tidak menyukai ku balik bagaimana?" ucap Raisya menjadi tidak pede mengingat sikap dingin Vicenzo padanya .
" Bebz berjuang dulu semampu mu " ucap Agnes memberi dukungan pada sahabatnya.
" Baiklah Aku akan berjuang meluluhkan hati Kak Zo dan hanya akan berhenti setelah dia sendiri yang meminta Aku mundur " ucap Raisya menanamkan tekat dalam dirinya.
Walaupun Raisya juga tidak mengerti kenapa rasa suka kali ini benar-benar membuatnya berambisi untuk menaklukkan Vicenzo.
Next
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!