NovelToon NovelToon

My Husband Is Psycopath

Prolog

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Maaf kak Reina terlambat, kakak sudah lama menunggu ya?"

"Enggak kok, saya baru datang" jawab pria yang ada disebrang Reina dengan senyum hangat.

"Loh kak Reno sendiri? Annisa mana?" tanya Reina. Biasanya jika bertemu dengan Reina Reno akan mengajak adiknya Annisa. Alasannya sederhana, mereka tidak ingin hanya berdua karena itu bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi kali ini Annisa tidak kelihatan batang hidungnya, Reina mulai khawatir karena ia tak pernah hanya berdua dengan Reno.

"Jangan khawatir, saya sengaja memilih tempat yang ramai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu ada hal penting yang harus saya bicarakan sama kamu" ucap Reno menenangkan apa yang dipikirkan Reina.

"Tentang apa?" Entah kenapa apa yang baru saja diucapkan Reno membuat perasaan Reina tidak enak. Sebenarnya sejak semalam ia selalu kepikiran tentang Reno. Tidak tahu apa penyebabnya bayangan Reno selalu muncul dalam pikirannya, sehingga membuat ia gelisah.

"Reina saya sudah tidak bisa menungg kamu lebih lama lagi. Saya ingin kita segera menikah" ucap Reno yang sukses membuat Reina membulatkan matanya.

Reina Putri Ramdhani, seorang mahasiswi psikologi semester 6 yang berusia 21 tahun diminta menikah dengan Reno Saputra seorang dokter muda yang berusia 25 tahun. Bahkan ia belum diwisuda, secepat itukah?

"Menikah?" tanya Reina memberanikan diri.

"Ya menikah denganku, apa jawabanmu?"

"Kak Ren, secepat itukah? Bahkan Reina belum diwisuda, belum meraih cita-cita yang Reina inginkan, belum membahagiakan orang tua, dan belum-belum yang lain, masih banyak hal yang ingin Reina raih kak" jawab Reina menjelaskan.

"Jadi kamu menolak saya?" Ucap Reno dengan wajah lesu.

"Bukan begitu maksud Reina" ia sungguh pusing, bagaimana bisa? Menikah sama sekali belum terpikirkan oleh Reina. Masih banyak hal yang ingin ia lakukan, sebelum menikah.

"Lalu apa? Bukankah kita sudah saling suka sejak lama?"

"Apa hanya suka? Tidak cinta?" Reina balik bertanya.

"Kata cinta hanya akan saya berikan pada orang yang akan menjadi pasangan sah saya"

"Lalu kakak anggap apa perasaan Reina selama ini?" Reina sungguh kecewa, ia pikir selama ini Reno sangat mencintainya.

"Maka dari itu saya ingin kamu menjadi pasangan sah saya Reina" jawab Reno lembut sambil menatap Reina dengan teduh.

"Kak Ren bisa kasih Reina waktu?"

"Tidak bisa, itu harus dijawab sekarang juga" tegas Reno.

"Tapi Reina nggak bisa jawab sekarang kak, itu hal yang sangat serius. Harus diputuskan matang-matang"

"Saya mohon Reina, waktu saya tidak banyak" balas Reno dengan wajah memelas.

"Kenapa harus secepat dan semendadak ini sih kak?"

"Saya harus secepatnya meminta jawaban dari kamu, kalau tidak saya harus menerima perjodohan yang orang tua saya berikan"

Bagaikan petir disiang hari. Apa yang baru saja diucapkan Reno membuat Reina sangat terkejut. Jadi Reno ingin dijodohkan oleh orang tuanya?

"Bagaimana dengan janji kak Ren dengan Reina? Bukannya kak Ren janji setelah Reina wisuda kak Ren akan mengkhitbah Reina?" Reina berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Iya Reina. Maafin saya karena tidak bisa menepati janji itu. Saya minta jawaban kamu sekarang ya?"

Reina sungguh bingung, benar-benar bingung. Ia mencintai Reno, tapi disisi lain ia juga ingin meraih cita-citanya. Mana yang harus ia pilih?

"Reina saya mohon berikan jawaban kamu sekarang" desak Reno.

Bismillahirrahmanirrahim, semoga ini adalah yang terbaik ya Allah.

"Kalau begitu, menikahlah dengan wanita itu kak Ren. Reina terima dengan ikhlas, mungkin kakak bukan jodoh Reina" tumpah sudah air mata yang ia tahan sejak tadi.

Ikhlas

"Kalau begitu, menikahlah dengan wanita itu kak Ren. Reina terima dengan ikhlas, mungkin kakak bukan jodoh Reina" tumpah sudah air mata yang ia tahan sejak tadi.

"Reina apa maksud kamu?" Reina menatap wajah Reno dengan sendu.

"Menikahlah, Reina ikhlas"

"Reina apa kamu tidak memiliki perasaan sedikit pun untuk saya?" tanya Reno.

"Reina mencintai kak Ren. Tapi Reina juga harus memikirkan masa depan, Reina belum siap menikah kak Ren. Mungkin memang benar pilihan orang tua kak Ren, wanita itu sudah siap mendampingi kak Ren seumur hidup. Sedangkan Reina? Reina hanyalah mahasiswi yang tidak mengerti apa-apa tentang kehidupan rumah tangga. Reina takut akan mendapatkan dosa karena Reina tidak bisa menjadi istri yang baik buat kak Ren"

"Lalu bagaimana dengan janji saya pada kamu?"

"Anggap saja kak Ren sudah menepati janji pada Reina karena sudah menikahi wanita itu" balas Reina dengan air mata yang bercucuran.

"Reina tolong pikirkan lagi pilihanmu itu" Reno masih membujuk Reina agar mau menerimanya.

"Maaf, kak Ren tahu kan kalau Reina tidak pernah menarik kembali ucapan Reina?"

"Tapi Reina-"

"Reina pikir percakapan kita sudah selesai, kalau begitu Reina pamit dulu. Assalamu'alaikum" ucap Reina memotong Reno, lalu pergi secepat mungkin dari tempat itu.

"Reina, Reina." panggil Reno.

Reno harus menerima kenyataan kalau ia tidak akan menikah dengan wanita yang ia sukai. Penantiannya selama 6 tahun pupus sudah, ia tak bisa hidup bersama dengan Reina.

 

🍁🍁🍁

Sesampainya di rumah Reina langsung memasuki kamarnya, ia menguncinya rapat-rapat. Ternyata ini perasaan tidak enak itu. Sungguh sebelumnya ia tak pernah menyangka akan seperti ini. Menerima kenyataan bahwa laki-laki yang ia cintai akan menikah dengan wanita lain. Padahal sebentar lagi ia akan diwisuda, kenapa jadi seperti ini ?

Astaghfirullah alazim, Reina kamu tidak boleh berpikir seperti itu. Ini semua sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. kalau kamu berpikir seperti itu, sama saja kamu tidak menerima takdir Allah SWT.. Reina pun bangkit dari tempat tidurnya untuk mengambil air wudhu. Mungkin dengan shalat dan membaca Al-Qur'an hatinya akan menjadi tenang.

Dalam sujud terakhir Reina berdo'a "Ya Allah Tuhan semesta alam. Zat yang tak pernah tidur, yang selalu mengetahui setiap isi hati hamba-hamba-Nya. Hamba mohon jika kak Reno bukan jodoh hamba berilah hamba pendamping hidup yang lebih baik dari ia, yang paham betul tentang agama-Mu, yang sangat mencintai-Mu. Jika ini memang yang terbaik untukku, hamba ikhlas menerimanya. Hamba sudah salah dalam mencintai seseorang, seharusnya orang yang harus hamba cinta adalah suami hamba sendiri, pendamping hidup hamba seumur hidup. Maafkan hamba-Mu ini ya Allah. Seharusnya Engkaulah yang paling hamba cintai. Hamba mohon maafkan hamba-Mu ini ya Allah."

Reina berdo'a dengan sangat khusyu, sampai air matanya mengalir dengan deras. Ia menyesali perbuatannya, benar apa yang diucapkan Reno. "kata cinta hanya akan saya ucapkan pada orang yang menjadi pasangan sah saya" ia sungguh sangat menyesal.

 

🍁🍁🍁

"Reina" panggil seseorang yang tak lain adalah Aisyah sahabat Reina.

Reina tersenyum melihat sahabatnya yang kelelahan mengejarnya.

 

"kamu cepat sekali. Padahal tadi aku ke rumahmu, tapi bunda bilang kamu sudah berangkat" ucap Aisyah sambil mengelap keringatnya.

"Maaf, aku sengaja datang pagi-pagi karena ada sedikit laporan yang harus segera ku selesaikan"

"Iya deh, asisten dosen memang super sibuk" Reina hanya tertawa menanggapi tingkah sahabatnya itu, apalagi kalau sedang cemberut seperti ini menggemaskan.

"Awhh.. sakit Rey" keluh Aisyah.

"Habisnya kamu bikin aku gemes sih" ucap Reina tanpa dosa. Annisa hanya makin cemberut karena ucapan Reina.

"Oh iya Rey, aku dengar katanya kak Reno ingin menikah apa berita itu benar?" tanya Aisyah.

Reina menghentikan aktivitasnya. Ia lupa kalau belum menceritakan kejadian ini pada Aisyah. Mungkin ini saatnya ia menceritakannya pada sahabatnya itu.

 

"Ya itu benar" jawab Reina senormal mungkin. Ia tak ingin menunjukkan rasa perihnya pada sahabatnya.

"Serius??? Lalu bagaimana denganmu?"

"Bagaimana apanya?" Reina pura-pura tidak tahu.

"Bukankah kak Reno itu menyukaimu?"

"Entahlah"

"Reina jangan buat aku penasaran, jawab yang serius. Aku tahu kamu juga mempunyai rasa padanya bukan? Tidak usah membohongi dirimu sendiri."

Reina menghentikan kegiatannya dari mengetik laporan, lalu menatap Aisyah. Sebelumnya ia memang tidak pernah menceritakannya pada Aisyah. Hanya waktu itu saat mereka sedang berdua, Reno sering ke kampus Reina untuk bertemu dengan Reina. Mungkin dari situ Aisyah menganggap kalau Reno menyukainya.

 

"Oke. Aku memang mempunyai perasaan padanya. Seminggu yang lalu dia melamarku, tetapi aku menolaknya." Reina menundukkan wajahnya.

"Mengapa kamu menolaknya? Ku rasa dia laki-laki yang baik, Soleh, dan sudah mapan, dia dokter muda dan tampan. Siapa pun pasti tidak akan menolaknya. Itu sangat disayangkan, kau menolak orang yang nyaris hampir sempurna."

"Itu menurut kamu Aisyah. Tapi aku mempunyai pertimbangan lain, aku belum diwisuda, belum bisa membahagiakan orang tuaku, belum meraih cita-cita ku, masih banyak hal yang ingin aku lakukan sebelum menikah."

"Bukankah itu semua bisa dilakukan setelah kamu menikah?"

"Tidak, aku tidak ingin semua itu terganggu karena aku sudah menikah. Aku ingin fokus pada karierku."

"Kamu ini keras kepala sekali, kesempatan itu tidak datang dua kali Reina."

"Ya, memang tidak datang dua kali. Aku sudah memikirkannya matang-matang."

"Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan langsung menerima lamaran itu."

"Sebenarnya kami memang ada rencana menikah setelah aku diwisuda."

"Lalu kenapa jadi dipercepat?"

"Orang tua kak Ren menginginkan kak Ren segera menikah, mereka sudah mempunyai calon untuk kak Ren."

"Jadi wanita yang akan dinikahi kak Reno itu pilihan orang tuanya?" Reina hanya mengangguk.

"Ku rasa orang tuanya memang benar. kak Ren itu sudah mapan, usianya sudah pantas untuk menikah. Sedangkan aku? Aku hanyalah seorang mahasiswi yang tidak mengerti apa-apa tentang kehidupan rumah tangga. Aku masih sering bermanja-manja dengan bunda, ayah, dan mas Fi. Sangat tidak pantas dengan kak Ren."

"Jangan merendah seperti itu, bagiku kamu itu dewasa kok. Aku turut sedih mendengar ceritamu ini, ku kira kamu hanya mementingkan egomu karena menolaknya. Ternyata kamu punya pemikiran yang jauh, aku salut padamu. Mungkin ini rencana Allah SWT. yang baik untukmu, ada seseorang yang lebih baik dari kak Reno untukmu." ucap Aisyah memberi semangat.

"Terima kasih Aisyah, aku juga sudah ikhlas kok jika kak Ren menikah dengan wanita lain." mereka pun berpelukan untuk saling menguatkan.

🍁🍁🍁

AKIRA ANDRYLAW

"Cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" bentak pria bermata cokelat.

"Hah, sudah kubilang aku tidak akan memberitahunya walaupun aku mati sekalipun" jawab pria yang duduk dengan tangan dan kaki terikat.

Dor

Sebuah peluru tepat mengenai bagian dada kiri pria yang terikat itu.

"Akira apa yang kau lakukan? Kita kehilangan orang yang dapat memberi kita informasi penting!!" pria bermata cokelat yang tak lain adalah sahabatnya sendiri menatap Akira dengan tatapan kesal.

Tanpa mempedulikan ucapan pria itu, pria yang bernama Akira dengan santainya melangkahkan kakinya hingga ia berhenti tepat dihadapan pria yang diikat. Ia menatapnya dengan wajah datar dan tatapan tajam bak elang yang ingin menerkam mangsanya.

"K.. k.. kau..kau.. a.. kira..?"

"Ya ini aku. Bukankah kau mencariku? Sekarang aku sudah ada dihadapanmu." Ucap Akira dengan senyum smirknya.

"Kau..argh.. tunggu saja pem.. bala..san..ku..." Tubuh pria itu pun ambruk tak bernyawa.

"Kau terlalu lambat dalam menangani hal kecil seperti ini Akai. Aku sudah menemukan siapa orang dibalik ini semua"

"Benarkah?"

"Ya, mereka semua terlalu bodoh, mengirimkan orang-orang yang tak berguna seperti ini? Itu hanya akan membuat kita bersenang-senang. Tidak ada yang bisa mengalahkan keluarga Andrylaw." Akira mulai mensayat-sayat mayat yang baru saja ia bunuh dengan senyuman smirknya.

Akira Andrylaw, pria asli Jepang. Ia adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal. Pemilik perusahaan IT Global, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan perangkat lunak. Perusahaannya ada di berbagai manca negara. Memiliki bisnis persenjataan ilegal, dan organ tubuh manusia ilegal. Akira memiliki otak yang cerdas, sesuai namanya. Oleh karena itu di usia 22 tahun, ia sudah membangun perusahaan sendiri tanpa bantuan orang tuanya.

Seorang yang berdarah dingin dan tak berperasaan pada siapa pun. Jeritan dan teriakan ampun korbannya merupakan melodi indah yang terdengar oleh Indra pendengarannya, semakin korbannya berteriak, maka semakin puas Akira menikmatinya. Padahal dulu ia amat penyayang kepada setiap orang. Karena peristiwa saat ia masih berumur 17 tahun, ia menjadi amat dingin dan tak berperasaan. Ia bertekad tak ada yang boleh menginjak-injak keluarganya. Sebesar apapun orang itu, setinggi apapun jabatan orang itu, jika ia menginjak-injak keluarganya maka orang itu harus mati ditangannya.

"Selamat datang tuan, orang tua anda hari ini datang dan sudah menunggu anda sejak tadi" ucap bodyguard Akira saat membuka mobil.

"Dimana mereka?"

"Ada di ruang tamu tuan"

Akira memasuki rumahnya dan semua pembantu segera berbaris untuk menyambutnya. Ia melihat orang tuanya sedang duduk di ruang tamu.

"Sayang kau sudah datang" sambut sakura dengan senang yang tak lain adalah mama dari Akira.

Akira memberikan senyuman hangat dan pelukan pada mamanya. Ia amat menyayangi mamanya. Lalu ia menatap ke arah papanya, seperti biasa papanya hanya akan memasang wajah datarnya.

"Ayolah kalian ini benar-benar mirip sekali" ucap mamah Akira memecah keheningan diantara mereka.

"Ada apa papa kesini?"

"Ada yang ingin kami bicarakan denganmu Akira" balas Daniel, papah Akira.

Daniel Andrylaw, papa dari Akira. Sifatnya sangat menurun pada Akira, anak satu-satunya. Saat masih muda Daniel merupakan ketua mafia yang paling ditakuti se-Asia. Tetapi sejak menikah dengan istrinya Sakura, Daniel berhenti dari jabatannya sebagai ketua mafia dan memulai kehidupan normal bersama istrinya. Walaupun Daniel sudah berhenti dari dunia mafia, banyak musuhnya yang menginginkan kematiannya.

"Perjodohan lagi?" Tebak Akira.

"Kami tidak menjodohkanmu, hanya memperkenalkannya padamu. Jika kamu tidak mau tidak apa, kami tidak memaksa." Jelas Daniel.

"Aku sudah pernah bilang kan aku tidak mau dijodohkan?"

"Akira apa yang dibilang oleh papamu itu benar. Kami tidak akan memaksamu untuk menikah, kami hanya memperkenalkannya padamu. Jika kamu tidak suka tak apa." Ucap sakura lembut.

Sakura, mama dari Akira. Sakura mempunyai hati yang lembut, sehingga Daniel dapat luluh oleh sakura. Sakura tidak pernah marah pada Daniel, ia selalu sabar menghadapi sifat suaminya yang keras kepala.

"Mah, aku masih mencintai-"

"Ayumi. Sampai kapan kamu mengharapkan orang yang sudah mati?" potong Daniel.

"Bagiku Ayumi tidak pernah mati. Ayumi selalu hidup dihatiku"

"Pokoknya papa tidak mau tahu, kamu harus kasih jawabannya minggu depan." Balas Daniel lalu pergi meninggalkan Akira dan sakura.

"Mama mohon ini yang terakhir. Setelah itu kami tidak akan memperkenalkannya pada wanita lain lagi." sakura menatap Akira dengan teduh.

Ini adalah kesekian kalinya Akira diperkenalkan dengan wanita pilihan orangtuanya. Tetapi setiap ingin diperkenalkan, Akira tidak pernah datang. Alasannya karena ia masih mencintai wanita yang pernah membuat hari-harinya berwarna, Ayumi Miyato.

Flash back on

"Akira ayo kejar aku" ucap Ayumi dengan tawa riangnya.

"Aku akan menangkapmu Ayumi" balas Akira.

"Akira apa kau tahu? Aku dan Kevin sudah resmi pacaran, kemarin ia memintaku untuk menjadi pacarnya." cerita Ayumi dengan semangatnya.

Akira hanya diam menanggapi itu, ternyata wanita yang ia cintai sudah milik orang lain.

"Aku tak menyangka ternyata orang yang kusuka juga memiliki perasaan yang sama denganku" lanjut Ayumi.

Betapa perih hatinya mendengar berita itu langsung dari orangnya.

"Akira? hey...kau melamun?" Ayumi melambaikan tangannya didepan wajah Akira.

"Ah, tidak aku tidak melamun. Apa kau senang?"

"Sangat senang, semoga kami bisa bersama sampai hari tua" do'a Ayumi.

"Ya semoga" balas Akira.

'Semoga saja orang itu aku Ayumi. Aku akan sangat senang sekali, melebihi rasa senangmu yang sekarang ini' batin Akira.

 

///

 

"Akira tolong aku!!!" ucap Ayumi sambil menangis. Tangan dan kakinya terikat kencang sekali. Sedangkan dilehernya sudah ada pisau yang disodorkan oleh seseorang disampingnya, Kevin.

"Kau dasar ********. Kau tega membunuh pacarmu sendiri?" tanya Akira dengan sangat marah.

"Pacar? Itu hanya status bodoh. Aku sama sekali tidak mencintainya, aku sengaja pacaran dengannya hanya untuk membuatmu terluka. Aku tahu kau sangat mencintai wanita cantik ini bukan?" ucap Kevin sambil melukai pipi Ayumi dengan pisaunya itu.

"Argh... Kevin hentikan." jerit Ayumi kesakitan.

"Jauhkan tanganmu darinya" geram Akira.

"Sekali kau melangkah, hilang sudah nyawa wanita ini." ancam Kevin.

Akira sudah benar-benar frustasi. Ia tak tahan melihat Ayumi yang kesakitan, tapi ia juga bingung harus berbuat apa.

"Aku iri denganmu. Umur kita sama, kekayaan kita sama, tetapi kenapa kehidupanku denganmu berbeda? Aku tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuaku sejak kecil, aku tidak pernah mendapat juara di kelas, aku tidak punya banyak teman, aku tidak pernah dipuji oleh para guru, bahkan orang lain selalu menjauhiku. Kenapa? Kenapa aku harus merasakan ini semua?"

"Tapi aku mencintaimu Kevin" ucap Ayumi sambil menangis.

"Mencintaiku? Kau mencintaiku? Kalau kau mencintaiku, tidak akan mungkin kau selalu bersamanya. Tidak mungkin kau lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya dari pada aku." ucap Kevin sambil menunjuk-nunjuk kearah Akira.

"Dia sahabatku, wajar saja jika kita selalu bersama." jawab Ayumi.

Plak

"Kau lebih memilih sahabatmu daripada aku?"

'Cukup sudah aku tidak tahan lagi' batin Akira. Akira langsung menerjang disaat Kevin lengah. Ia memukuli Kevin dengan membabi buta.

"Akira hentikan!!!" teriak Ayumi.

Akira menghentikan pukulannya. Wajah Kevin sudah babak belur oleh pukulan Akira.

"Ayumi dia melukaimu"

"Tapi aku tak tega melihatnya seperti itu. Sudah cukup penderitaan yang ia alami, tidak dengan pukulanmu lagi Akira." balas Ayumi dengan tangisannya.

Melihat itu Kevin segera bangkit dan menusuk perut Akira.

"Akira..."

"Argh..."

"Drama yang sangat bagus sekali, tapi sayang sepertinya api sudah sampai disini." ucap Kevin.

"Lain kali kita lanjutkan dramanya ya, sekarang aku sangat sibuk." tawa Kevin lalu pergi meninggalkan Akira dan Ayumi.

Akira berusaha mendekati Ayumi dengan sisa tenaga yang ada dan menahan sakit di perutnya.

"Akira maafkan aku, hiks." tangis Ayumi semakin menjadi melihat Akira yang kesakitan seperti itu.

"Tidak apa. Yang penting kau selamat." Akira mencabut pisau yang tertancap pada tubuhnya dan menggunakannya untuk melepaskan tali yang mengikat Ayumi.

"Akira ayo kita pergi dari sini, apinya semakin besar." Ayumi berusaha membantu Akira untuk berdiri.

Api sudah melahap sebagian bangunan gedung tak terpakai itu, sehingga mereka kesulitan untuk mencari jalan keluar.

"Ayumi aku sudah tidak kuat lagi, tinggalkan saja aku disini." Akira semakin pucat dan lemah karena ia kehabisan banyak darah.

"Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu sendiri disini. Lihatlah sebentar lagi kita akan keluar dari sini." Ayumi tetap membawa Akira berjalan, walaupun ia sudah sangat lelah karena tubuh Akira lebih berat darinya.

"Ayumi aku mo-"

"Akira awas!!!" potong Ayumi. Ayumi mendorong tubuh Akira dengan kuat hingga Akira keluar dari gedung itu.

"Ayumi..." teriak Akira.

Ayumi tertimpa balok yang jatuh dari atas dan tak sadarkan diri. Akira berusaha ketempat Ayumi, tapi apa daya tubuhnya sangat lemah sekali. Ia tak dapat bergerak sedikit pun.

"Ada korban yang selamat" ucap seorang pemadam kebakaran.

"Tolong selamatkan dia, di.. dalam." ucap Akira menunjuk kearah tempat Ayumi tak sadarkan diri

"Ku.. mo..hon.." pandangan Akira semakin buram lalu semua hitam. Akira tak sadarkan diri.

 

///

 

Akira membukakan matanya perlahan, ia melihat mama, papa, dan beberapa perawat dan dokter.

"Dimana aku?"

"Kamu di rumah sakit sayang" jawab sakura dengan air mata bercucuran.

"Mama kenapa menangis?" tanya Akira dengan lemah.

"Mama sangat senang akhirnya kamu sadar"

"Memangnya aku tertidur berapa jam?" senyum Akira.

"Kamu tidak sadar selama satu bulan" jawab dokter yang menangani Akira.

Akira terkejut, memangnya apa yang terjadi padanya sampai ia tak sadar selama satu bulan.

"Dimana Ayumi?" tanya Akira setelah ia sadar apa yang terjadi.

Semua yang ada di ruangan itu diam tak menjawab.

"Mah, aku tanya dimana Ayumi?"

"Sayang tenanglah, kamu masih belum pulih benar." sakura menenangkan Akira.

"Mah jawab aku, dimana Ayumi?" Sakura menatap Daniel suaminya, Daniel menganggukkan kepala mengisyaratkan 'biar aku saja'.

"Ayumi tidak selamat saat kebakaran itu" jawab Daniel.

"Bohong. Papa bohong kan?"

"Papa benar, Ayumi tidak selamat saat kecelakaan itu. Kamu harus sabar." ucap sakura lembut.

"Tidak mungkin, tidak mungkin, Ayumi..." teriak Akira.

Flash back off

'Ayumi aku sangat mencintaimu'

Akira menelpon sakura

"Halo, sayang ada apa?" Jawab sakura disebrang.

"Aku akan datang untuk menemui wanita yang mama ajukan."

"Kamu serius?" tanya sakura senang.

"Ya aku serius"

"Baiklah lusa kita akan kesana"

"Oke"

"Mama sangat menyayangimu Akira"

"Aku juga"

Panggilan diputuskan oleh sakura. Akira sudah memikirkannya, ia akan menemui wanita yang orang tuanya ajukan. Mereka benar sampai kapan ia akan berkabung terus. Ia harus membuka hatinya untuk wanita lain.

🍁🍁🍁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!