Terjebak Cinta Duda Tampan
perkenalan
Bagaskara Setiawan
Selamat siang, perkenalkan saya Bagaskara Setiawan. Saya disini mengajar mata kuliah hukum tata negara di semester satu, Saya harap semua mahasiswa disini mampu belajar dengan baik.
Tut tut tut suara dering ponsel dari saku celana seorang gadis yang duduk di pojok kanan.
Bagaskara Setiawan
Suara ponsel siapa itu?
Tanya Bagas dengan kening berkerut...
Ujar seorang gadis yang duduk di pojok kanan sana.
Bagaskara Setiawan
Kamu? Berdiri kamu.
Bagaskara Setiawan
Siapa nama kamu?
Tanya Bagas dengan nada ketus!
Najwa zahira
Nama saya zahira, Najwa zahira.
Ucap gadis itu dengan nada pelan.
Bagaskara Setiawan
Najwa zahira. Pindah ke depan.
Najwa zahira
Tapi pak saya?
Bagaskara Setiawan
Tidak ada tapi tapian pindah ke depan atau saya keluarkan kamu dari kelas saya.
Dengan langkah lesu zahira pun akhirnya menuruti perintah dosennya itu.
Bagaskara Setiawan
Bagus.
Ucap Bagas sambil tersenyum miring.
Bagaskara Setiawan
Baik saya akan meneruskan. Tata negara adalah....
Bagas menjelaskan dengan detail tentang mata kuliah perkuliahan.
Bagaskara Setiawan
Apakah ada yang di tanyakan?
Bagaskara Setiawan
Rupanya semua murid di sini sudah pintar semua. Baiklah jika tidak ada yang bertanya, saya yang akan bertanya.
Bagaskara Setiawan
Kamu? Berdiri.
Tunjuknya pada gadis Ayu yang duduk di depan, yang tak lain adalah zahira.
Bagaskara Setiawan
Iyaa kamu!! Pake nanya lagi.
Najwa zahira
Ketus banget sumpah’. [ batin gadis itu.]
Bagaskara Setiawan
Tolong jelaskan apa itu tata negara. Dan sebutkan unsur-unsur nya.
Najwa zahira
Baik izin menjawab. Tata negara adalah....
Zahira menjelaskan dengan sedetailnya.
Bagaskara Setiawan
Bagus lumayan pintar kamu yah ternyata.
Najwa zahira
Dia pikir gue bodoh kali yah. [ batin zahira kesal.]
Beberapa saat kemudian...
Bagaskara Setiawan
Baik sampai disini dulu perkuliahan hari ini. Minggu depan pelajari tentang Pemda dan pemkot.
Bagaskara Setiawan
Oh iya satu lagi. Saya tidak suka jika ada mahasiswa yang berbuat onar seperti tadi.
Ucap Bagas sambil melirik ke arah zahira yang duduk sambil menunduk.
Bagaskara Setiawan
Selamat siang dan sampai jumpa.
Bagas meninggalkan ruang kelas.
Bagaskara Setiawan
Seorang duda berusia 35 tahun, bercerai dengan istrinya bernama Anindia Natasya, ia bercerai lantaran sang istri lebih memilih seseorang yang amat kaya raya. Karena pada saat itu, Bagas masih pengangguran dan belum bekerja tetap. Ia hanya seorang mahasiswa dan kadang bekerja serabutan jika ada yang menyuruh.
Desah Bagas sambil menerawang angan-angannya. Pria berusia 35 tahun itu menyandarkan bahunya di kursi dosen.
Bagaskara Setiawan
Sial!!! [ lirihnya.]
Seseorang gadis yang berjalan di lobi kampus bersama temannya. Iyap, siapa lagi kalau bukan Najwa zahira gadis berusia 18 tahun itu kini ada di lobi hendak ke kantin.
Friska
Zah lo tau gak sih dosen yang ngajar tadi.
Ujar friska dengan matanya berbinar, membayangkan Bagas yang dengan mengajar dengan rupawan.
Friska
Aduh yang tadi pak Bagaskara Setiawan. Uhh dia idaman aku banget tahu!
Najwa zahira
Oh iya? masa Idaman lo kayak om-om gitu? Kayaknya dia udah punya istri deh. Lihat aja wajahnya udah tua gitu.
Friska
Eh enak aja, tapi meskipun dia om-om paling-paling yah usianya 30 an ke atas. Masih wort it lah.
Najwa zahira
Aduh kalau gue gak dulu deh.
Friska
Kenapa? [ tanya friska.]
Najwa zahira
Dia itu ketus tau. Lihat pas tadi dia nyuruh gue duduk di depan. Iyaa emang sih gue terledor karena hanphone gue tiba-tiba bunyi. Tapi yah! bisa gak sih dengan cara halus nyuruh nya.
Najwa zahira
Itu malah kasar banget, Ngebentak lagi...
Jawab zahira seolah kesal dengan ungkapannya. Gadis itu masih mengingat ketika Bagas menyuruhnya dan menatapnya dengan tatapan ketus...
di kantin
Disebuah kantin kampus, zahira dan friska duduk sambil menyeruput segelas es jeruk yang mereka pesan tadi.
Friska
Menurut lo pak Bagas itu udah punya cewek gak sih?
Tanya friska tiba-tiba. Pergerakan zahira yang ingin menghabiskan es yang dia sedot pun terhenti.
Najwa zahira
Gak tau. Emang kenapa? Lo naksir sama dia?
Friska
Gak naksir sih, cuma gue kagum aja.
Friska
Yah dia ganteng, macho. Meskipun ketus. Gue jamin deh. Cowok cuek kayak gitu setia sama ceweknya.
Najwa zahira
Tau dari mana kalau dia setia.
Friska
Ihhh, kebanyakannya sih kayak gitu. Menurut kacamata gue. Pak Bagas itu setia orangnya.
Najwa zahira
Kacamata kodok kali ah,
Bug!!!. Friska mencubit lengan zahira.
Najwa zahira
Aduh sakit. Gila Lo main cubit aja!
Gerutu zahira sambil mengusap lengannya. Sebetulnya tidak sesakit itu kok guys.
Friska
Hehehe sorry, abisnya gue Gemes lihat Lo.
Najwa zahira
Gemes, emang gue Dede bayi,
Friska
Bukan itu. Nada bicara Lo kayak gak mengenakkan gitu kalau bahas pak Bagas.
Najwa zahira
Yah gimana yah? Kesan pertama gue sama dosen itu. Kayak gak bagus gitu. Gara-gara tadi sih.
Friska
Udah sabar aja mungkin pak Bagas emang gitu orangnya.
Ditengah permbicaraan keduanya. Seorang pemuda datang menghampiri zahira dan friska. Lalu duduk di depannya begitu saja.
Dio
Haii...berdua aja. Gabung boleh?
Najwa zahira
Boleh silahkan.
Tanyanya pada gadis Ayu bertudung coklat di depannya itu.
Najwa zahira
Iyaa. Kamu Dio itu kan?
Dio
Hehehe, Iyaa gue Dio. Kita kan satu kelas.
Ucap zahira tersenyum manis dengan menampilkan gigi ginsul nya. Mereka bertiga akhirnya kembali ke kelas setelah selesai berbincang di kantin untuk sekedar mengisi perut yang kosong.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!