Disebuah rumah yang begitu megah bak istana, yang dihuni oleh satu keluarga besar yang terdiri dari dua pasangan kakek dan nenek dari kedua belah pihak, dan juga sepasang suami istri yang merupakan pemilik dari rumah besar tersebut. dengan satu putra dan dua orang putri juga tiga orang menantu yang merupakan pilihan mereka untuk satu putra tunggal mereka yang merupakan pewaris tahta kerajaan bisnis yang mereka miliki.
Dia adalah Marvel Davidson, pria tampan dan dingin berusia 30 tahun, dengan ketiga istri yang memiliki perbedaan umur beragam.
Kedua Isti pertamanya itu adalah Lolita dan Lona mereka adalah sahabat yang menjadi musuh karena persaingan dalam merebut perhatian suaminya itu.
Keduanya merupakan anak dari keluarga terpandang di kota itu, meskipun masih jauh dibawah kekuasaan keluarga Davidson yang melalang buana tersebut.
Lolita berusia 29 tahun, sementara Lona 35 tahun, mereka dinikahi oleh Marvel di pesta dansa yang diadakan di kediaman keluarganya.
Atas desakan dari kedua orang tuanya itu Marvel terpaksa menikahi mereka di hari yang sama, dia juga di tuntut untuk segera memiliki anak dari mereka berdua.
Sementara istri ketiganya Utari dinikahi olehnya satu tahun setelah pernikahan pertama dengan dua istrinya itu. di usianya yang masih terbilang sangat muda dan paling cantik dari yang lainnya.
Usia Utari saat ini memasuki 23 tahun dia baru saja lulus kuliah S1 jurusan seni, Utari dipaksa menikah oleh ibu tirinya karena dia berhutang banyak terhadap nyonya Davidson yang merupakan ketua Genk sosialita di dalam perkumpulan wanita-wanita berduit tersebut.
Ibu tiri Utari selalu ingin tampil lebih glamor dari sahabatnya yang lain, hingga saat dirinya tidak mampu lagi membayar hutang-hutangnya itu. akhirnya dia menawarkan Utari pada nyonya Davidson untuk dijadikan menantu di keluarganya.
Karena Hugs tau bahwa temannya itu menginginkan punya banyak cucu dari putra tunggalnya itu. Hingga akhirnya ia setuju dengan syarat itu dan langsung menjemput gadis itu secara langsung ke kediaman tuan Gatot yang merupakan pengusaha kelas menengah itu.
Tanpa nyonya Davidson tau bahwa putranya itu sudah menaruh rasa pada Utari sejak pertama kali bertemu di pameran seni lukis tersebut.
Utari yang saat itu tampil sederhana namun masih terlihat sangat cantik dari wanita yang hadir di sana pun akhirnya menghadiahi Utari secara diam-diam lewat tangan kanannya itu tiket masuk pameran lukisan kelas atas.
Utari saat itu datang dengan tampilan yang berbeda dari saat pertama kali mereka bertemu. kali ini dia menggunakan gaun terbaik yang Marvel kirimkan lewat kurir, penampilan nya yang glamor bahkan menarik pusat perhatian semua orang yang ada di sana, dan itu membuat Marvel menyesal karena seharusnya dia memikirkan akibat dari imajinasinya itu sebelum semua itu terjadi.
Hingga akhirnya tuan Gatot tiba-tiba datang menjemput putrinya itu karena Utari sebelumnya tidak pernah berpergian di malam hari, ayah dari gadis itu benar-benar menjaga putrinya itu dengan sangat baik.
Utari adalah satu-satunya putri yang ia miliki dan merupakan putri tunggalnya, namun Hugs memiliki anak laki-laki yang selama ini selalu membantu dirinya di perusahaan.
Sepulangnya Utari saat itu Marvel tidak pernah lagi melihat gadis itu berada di pameran manapun di tanah air, namun tersebar kabar bahwa dia melanjutkan kuliah di Paris.
Sejak saat itu Marvel seperti orang gila, namun dirinya tidak mengutarakan perasaannya itu terhadap siapapun, hingga akhirnya impiannya terwujud saat melihat ibunya membawa gadis itu kerumahnya untuk dijadikan menantu ketiga.
Sejak saat itu Utari yang awalnya ia kenal ceria dan selalu tertawa lepas bersama dengan para sahabatnya itu,kini dia sudah tidak seperti yang dulu! Gadis itu menjadi seorang yang sering menyendiri dan pendiam bahkan jika ditanya oleh Marvel jawabannya akan sangat irit.
Sejak mereka menikah hingga saat ini Marvel belum pernah mengambil hak nya dari Utari sejak pernikahan mereka yang saat ini sudah berjalan dua tahun.
Ada satu hal yang Marvel inginkan dan semua itu belum pernah ia ungkapkan sampai saat ini, yaitu Marvel ingin melihat senyum manis yang tulus yang pernah ia lihat dari bibir gadis itu.
Dan seperti yang Marvel tau gadis itu dipaksa oleh ibu tirinya untuk membayar hutang saat itu, mungkin itulah alasan yang Marvel pahami karena tidak adanya cinta atau rasa suka terhadap dirinya. selama ini Marvel tengah berusaha untuk membuat istrinya jatuh cinta padanya secara alami dan tidak ada keterpaksaan, tidak seperti dua istrinya yang saat ini tengah mengandung mereka adalah tipe wanita yang realistis dan mengesampingkan cinta sebagai landasan sebuah hubungan.
Karena keduanya lebih mengutamakan kepuasan dari segala sisi yang Marvel dan keluarganya beri, yaitu kehidupan yang glamor dan kepuasan batin seperti yang diketahui oleh semua orang bahwa Marvel adalah pria yang sempurna dan tidak pernah terlihat kekurangannya.
Namun dibalik semua itu tidak ada satupun orang yang tau atau memahami bahwa Marvel tidak pernah merasa bahagia dengan kehidupannya saat ini, selain dia tidak mencintai kedua istrinya itu, dia juga harus terus hidup dalam tekanan keluarga yang menginginkan dirinya memiliki anak yang banyak untuk mewarisi seluruh aset berharga yang mereka miliki, dan satu lagi satu-satunya istri yang ia cintai justru malah bersikap lebih dingin darinya.
Ya dia adalah Utari yang sampai saat ini hanya akan berbaring di sampingnya tanpa berkata apa-apa seperti sebuah benda mati yang akan berguna jika di gunakan, dan jika tidak dia akan tetap menjadi benda mati.
Utari yang dulu periang saat ini bahkan akan menyajikan sarapan pagi pada dirinya dan hanya kata ."Selamat menikmati sarapannya sayang" dengan dinginnya karena itu adalah kata-kata wajib yang diharuskan oleh dirinya di setiap waktu memanggil dirinya dengan mesra, meskipun kemesraan itu tidak pernah terwujud karena Utari seperti boneka hidup yang akan bicara jika diminta, dan akan tetap bungkam jika dibiarkan.
Tanpa Marvel tau bahwa selama ini istrinya sudah hidup didalam tekanan dari kedua madu dan juga ibu mertuanya yang sering berlaku semena-mena dan membandingkan dirinya dengan kedua istri tua suaminya itu.
Tidak jarang dia harus melayani keduanya karena mereka beralasan yang mandul harus melayani yang sedang mengandung, Marvel tidak pernah tau apa yang sehari-hari istri ketiganya alami karena dia tidak pernah ada di rumah, dan Cctv rumah pun tidak pernah dihidupkan saat dia berada di luar rumah oleh ibunya nyonya Davidson dengan alasan quality time bersama keluarga itu tidak boleh terganggu dengan benda-benda tersebut, bahkan handphone Utari tidak pernah aktif setiap kali Marvel ingin memberikan perhatian atau sekedar bertanya apa ada sesuatu yang Utari inginkan.
*******
Saat ini adalah hari ulang tahun Marvel yang ke tiga puluh, dirinya diminta untuk tidak bekerja oleh kedua orang tuanya karena mereka bilang ingin mengadakan pesta syukuran sekaligus untuk memberitahu publik bahwa kedua istrinya sudah mengandung calon pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga Davidson.
Persiapan pesta sendiri saat ini sudah lima puluh persen, dan seluruh keluarga tengah duduk santai di ruang keluarga. kecuali istri ketiganya yang selalu sibuk membantu pelayan di dapur.
Dan jika Marvel bertanya dia hanya akan menjawab bahwa ia bosan dan tidak punya kegiatan lain, tanpa Marvel ketahui bahwa istrinya itu selalu diperlukan layaknya babu oleh ketiga wanita paling berkuasa disana, yaitu ibu Marvel dan juga kedua istri tuanya hingga yang lain tidak bisa berkutik ataupun membela Utari termasuk ayah mertuanya itu.
Nyonya Davidson selalu menekankan bahwa Utari dibawa ke rumah tersebut hanya untuk membayar hutang, dan karena dia tidak bisa memberikan cucu, maka dia akan dijadikan pelayan di rumah itu.
Utari tengah sibuk membantu pelayan mempersiapkan jamuan makan untuk para tamu yang akan datang, disana ada banyak koki profesional yang bekerja saat ini dan Utari berada di antara mereka.
Tangan yang halus dan lembut selama ini yang hanya dia gunakan untuk melukis dan bermain piano itu pun kini tampak bergerak dengan lincah saat dirinya tengah bekerja.
Terdengar perbincangan yang hangat antara para chef profesional itu dengan Utari yang mereka kenal sebagai salah satu tuan rumah disana, dan yang mereka tau Utari adalah seorang pelukis dan juga pianis yang cukup terkenal di luar sana meskipun untuk bakat keduanya itu tidak banyak orang yang tau.
Namun satu diantara mereka yang ada di dapur tersebut adalah salah satu pengikut setia dari akun Utari yang memiliki nama (@ U.🌞) tersebut.
"Nyonya muda, apa? Saat ini anda tidak pernah mengikuti pameran seni seperti dulu, dan bagaimana dengan karir anda di Paris saat ini saya dengar salah satu penggemar anda ada yang sengaja datang dari negara tersebut untuk mencari anda dan ingin belajar pada anda"ucap salah seorang chef wanita yang kini tengah sibuk memotong sayuran dengan sangat sempurna dan telaten itu.
Tiba-tiba semua orang yang ada di sana menatap kearah Utari yang saat ini tengah berusaha untuk menyangkal semua itu.
"Ah... mengenai itu, saya hanya orang biasa yang masih harus banyak belajar Chef... dan mengenai orang itu, dia bukan fans saya... dia hanya orang yang tidak sengaja saya tolong waktu itu ya... begitu"ucap Utari yang tidak pandai berbohong.
Sementara seseorang kini tengah berdiri tidak jauh darinya dia sedang memperhatikan istrinya yang tidak kunjung bergabung dengan keluarga besarnya saat ini.
Pria itu melihat Utari yang bersikap ramah terhadap mereka yang tengah bekerja bersamanya, meskipun penampilan Utari menunjukkan bahwa dia adalah salah satu anggota keluarga di rumah itu dengan pakaian dan perhiasan yang ia kenakan, tapi ada satu hal yang membuat suaminya merasa miris sekaligus bangga pada istrinya itu, yaitu dia tidak sungkan membantu para pelayan itu bekerja di dapur dan hampir semua ia kerjakan meskipun hanya bantu-bantu mereka di sana, tapi bukan tempat itu yang Marvel inginkan untuk istri yang ia cintai didalam hatinya itu.
Marvel ingin istrinya selalu ada disisinya mendampingi dirinya saat ini dan seterusnya.
Hingga acara yang diadakan di kediamannya itu akan segera dimulai, gadis itu tidak kunjung bersiap seperti kedua istrinya yang selalu sibuk sedari kemarin untuk memilih gaun yang akan mereka gunakan di pesta saat ini.
Utari justru sibuk menyiapkan semua kebutuhan dirinya hingga tangan kekar itu meraih tangan Utari yang ramping dan halus itu.
"Mau sampai kapan kamu terus melayani orang lain, kamu itu bukan pelayan... dan sekarang adalah hari spesial untuk ku, apa? tidak ada waktu untuk bisa mendampingi ku sebentar saja"ucap Marvel yang kini menatap lekat wajah cantik itu.
"Maaf kan aku sayang, aku hanya tidak terbiasa dengan ini... tapi bukankah dua istri mu sudah lebih dari cukup, lagipula mereka yang akan dikenalkan ke publik sebagai pewaris tahta bukan aku yang mandul ini"ucap gadis itu yang membuat mata Marvel membulat sempurna.
"Mandul apa? Maksud mu dengan kata-kata itu"ucap Marvel bertanya.
"Ya mereka bilang aku mandul"ucap gadis itu yang kini mengalihkan pandangannya.
"Utari siapa? yang berani mengatakan hal itu padamu"ucap Marvel yang langsung membuat Utari menyadari kesalahannya dan langsung mengalihkan pembicaraan.
"Ah... lupakan aku hanya asal bicara mungkin karena kurang fokus"ucapnya yang terlihat sangat jelas sedang berusaha untuk menyembunyikan sesuatu.
"Apa? kamu sudah siap untuk mengandung anak kita"tanya Marvel dengan serius.
"Ah, lupakan sayang bukankah sudah aku bilang aku asal bicara...aku tidak ingin kamu berpikiran negatif di hari spesial mu"ucap gadis itu yang membuat Marvel kembali menahan pergerakan Utari.
"Kamu tau hari ini hari apa?"tanya Marvel sambil menatap lekat wajah cantik yang menyejukkan jiwa tersebut.
"Hmm..."lirih gadis itu.
"Apa? kamu tidak ingin mengucapkan sesuatu untuk ku"ucap pria itu lagi.
"Aku sibuk, maaf dasi mu juga belum dirapihkan dan"
"Aku ingin mendengar yang pertama kali darimu meskipun secara paksa"ucap Marvel lagi.
"Ah aku lupa mommy bilang aku diminta untuk memilihkan beberapa aksesoris yang cocok untuk dia pakai saat ini jadi tolong kerja samanya"ucap Utari sambil merapihkan dasi yang sudah terpasang itu lalu berlalu pergi begitu saja tanpa memberikan suaminya yang kembali berbicara padanya.
"Tidak bisakah"ucapan itu terhenti dengan kepalan tangan yang begitu kuat.
Sementara gadis itu bukan menemui ibu mertuanya, melainkan pergi ke sebuah tempat yang jarang sekali di datang orang lain kecuali para pekerja, itupun hanya untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai yang selama ini Utari bereskan dan bersihkan bagian yang harus dibersihkan karena dia tidak ingin tempat tenangnya itu kotor dan berdebu.
Gadis itu berdiri di bawah pohon rindang tepat di samping kolam tua yang kini dijadikan sebagai kolam ikan.
Gadis itu mengeluarkan sebuah pena dari saku celana panjang yang kini ia kenakan, dengan sebuah memo di tangannya dia menuliskan sesuatu disana dan menempelkan kertas itu di batang pohon.
Sudah dua kertas, dan itu artinya sudah dua tahun dia menikah dengan Marvel suaminya.
Utari pun pergi ke sebuah ruangan dimana dirinya selalu menyendiri dengan peralatan melukisnya itu, disana sudah banyak lukisan yang terbungkus rapi hasil karya tangan halus dan berbakatnya itu.
"Aku tidak punya apapun untuk diberikan sebagai kado, tapi saat ini aku akan membuat hal yang paling spesial di hari kelahiran mu"ucap Utari yang kini duduk di kursi kayu menghadap ke arah kanvas kosong itu dengan pensil khusus di tangannya itu, dia mulai menggoreskan pensil tersebut sejalan dengan apa yang ada di pikiran dan penglihatannya di kanvas tersebut.
Tidak butuh waktu lama, Utari sudah mendapatkan sketsa yang ia inginkan, dia pun menyiapkan kuas dan juga warna yang akan digunakan untuk memperjelas lukisannya itu.
Sampai Utari menghabiskan waktu satu jam untuk mewarnai lukisannya yang sungguh sangat perfeksionis itu.
"Ah selesai juga, mungkin mereka sudah berada di tengah pesta jadi aku bisa kembali ke kamar ku"ucap Utari setelah meminta bantuan seseorang untuk memberikan lukisan tersebut sebagai kado ulang tahun dari dirinya.
Gadis itu pun berjalan santai menuju ke arah jendela kamarnya tempat dia keluar masuk menggunakan tangga jika ada acara khusus di rumah tersebut.
"Darimana saja kamu, bukankah sudah kubilang jangan pergi dari dapur"ucap nyonya Davidson yang sengaja mencari Utari.
"Maafkan saya nyonya"ucap gadis itu yang kemudian bergegas kembali ke dapur.
Sementara itu di tengah pesta saat ini tengah terjadi keributan karena mereka melihat hasil karya seorang bintang yang sudah lama menghilang sejak dia tahun yang lalu.
Disana ketiga orang yang merupakan pasangan suami istri yang ada di dalam lukisan tersebut terlihat memancarkan senyuman, padahal didalam hati Marvel saat ini tersimpan api amarah karena Utari yang sudah memercikkan api itu sendiri.
Bagaimana bisa, dia tidak mengakui Marvel sebagai suaminya dengan hanya melukis dirinya dengan kedua Isti pertamanya itu.
Marvel hendak menghampiri Utari yang terlihat melintas dengan menggunakan pakaian pelayan tersebut, hatinya semakin terasa panas! bagaimana bisa disaat acara pentingnya itu Utari malah menjelma menjadi seorang pelayan.
Namun saat dirinya hendak pergi, kedua istrinya yang tengah hamil besar itupun bergelayut manja pada lengan kekarnya itu.
"Suamiku disini saja...aku sedang ingin ditemani"ucap keduanya kompak.
Sementara semua orang yang sedari tadi terus mengagumi karya terbaik putri bangsa itupun membuat Marvel marah karena dia tidak ingin orang lain tidak mengetahui istri tercintanya itu.
Marvel terus melirik ke sekeliling matanya terus mencari keberadaan istrinya itu, hingga tuan Gatot datang untuk mengucapkan selamat sekaligus ingin menengok putrinya itu.
Saat itu pula Marvel begitu gelagapan saat pria itu bertanya dimana istrinya itu.
Hingga saat tuan Gatot menemukan Utari yang kini menggunakan pakaian pelayan, dan tengah membawa minuman untuk nyonya Davidson di hadapan geng sosialitanya itu.
"Utari.... jadi ini yang kamu sebut kebahagiaan!"ucap tuan Gatot yang langsung membuat sang istri gelagapan begitu pula dengan nyonya Davidson yang kini terlihat sangat malu dengan teman-temannya itu.
"Ikut papah sekarang juga kita pulang"ucap tuan Gatot tegas.
"Tidak pah, papah salah faham... Utari memang suka bermain cosplay seperti saat ini ia kan nyonya besan"ucap Hugs yang kini terlihat memberikan isyarat pada nyonya Davidson.
"Ya tuan Gatot putri anda memang suka bermain-main padahal tadi saya sudah peringatkan agar dia bersiap untuk mendampingi Marvel"ucap nyonya Davidson yang kini memberikan isyarat pada Utari untuk mengakui hal yang tidak pernah ia lakukan.
"Papah... lihat deh tari tadi buat lukisan yang bagus, papah ikut tari ke galeri ya, karena duduk di sini sungguh sangat membosankan"ucap gadis itu yang kini bergelayut manja di lengan sang papah yang akhirnya luluh juga.
"Dimana galeri mu sayang"ucap tuan Gatot yang memang baru beberapa kali datang ke rumah itu, tanpa pernah melihat tempat-tempat yang dijadikan fasilitas utama untuk putrinya itu.
"Mereka berdua berjalan menuju halaman belakang, tepat di depan pohon rindang tersebut, ada sebuah bangunan cukup besar seperti gudang.
"Dimana galeri mu sayang"ucap tuan Gatot sambil mengusap puncak kepala putrinya yang kini masih menggunakan seragam pelayan.
"Ini disini adalah galeri ku Pah, surprise"ucap gadis itu sambil membuka pintu gudang yang terlihat rapi dan sebagian gudang tersebut disulap olehnya menjadi tempat yang nyaman, meskipun sofa yang ada di sana terlihat usang tapi ditangan terampil putrinya itu menjadi terlihat sangat nyaman.
Bahkan Utari melukis dinding tersebut dan terlihat pemandangan yang sangat cantik menyejukkan hati, dia memang seniman sejati seperti almarhum istrinya.
"Sayang...tidak kah kamu rindu rumah dan ingin pulang...di rumah galeri milikmu jauh lebih nyaman dari tempat ini"ucap tuan Gatot.
"Tidak pah, suami Tari siapa yang ngurus kalo Tari pulang kerumah"ucap Utari.
"Sayang mereka bukan orang susah mereka punya banyak pelayan, dan ada dua istri yang akan mengurus dia... papah tidak habis pikir kenapa? Putri papah mau dijadikan istri ketiga... padahal masih banyak pria yang datang untuk melamar mu dan mereka tidak kalah tampan dari suami mu"ucap tuan Gatot.
"Mungkin ini sudah takdir Tari Pah... Utari bahkan tidak pernah bermimpi untuk menikah disaat aku sedang mengejar karir dan ingin sukses agar bisa membantu papah jika suatu saat nanti mengalami masalah di perusahaan, tapi tidak apa-apa yang terpenting saat ini kita semua sehat, dan papah jaga kesehatan papah karena Utari tidak bisa berada di samping papah lagi"ucap gadis itu sambil memeluk sang papah.
"Papah selalu menjaga kesehatan sayang kamu tidak usah khawatir, justru papah ingin tanya apa mereka semua baik padamu sayang"ucap tuan Gatot.
"Tentu Pah semuanya baik, dan Utari sangat betah tinggal di sini"ucap Utari sambil mengalihkan tatapannya dan berjalan kesana kemari agar sang papah tidak melihat wajahnya saat dia berbicara. Karena pria paruh baya itu selalu tau jika putrinya itu berbohong.
Sementara itu pria yang sedari tadi berdiri sambil mendengarkan percakapan ayah mertuanya dan sang istrinya itu. kini mulai mengerti jika saat ini ada yang tidak beres yang dihadapi oleh istrinya.
Terutama dia tidak pernah tau apa alasan Utari mau menikah dengan dirinya, karena jika soal kenyamanan dan harta dia bukan gadis yang serakah seperti kedua istrinya.
Justru dia selalu memilih berpenampilan sederhana meskipun sederhana bagi keluarga Marvel adalah mewah bagi keluarga menengah kebawah seperti keluarga Utari.
"Pah sekalian pulang, tari titip lukisan ini dan tolong berikan pada kak Zaki... dia tau kemana dia harus menyimpan semua ini"ucap Utari.
Tuan Gatot pun mengangguk dan tersenyum pada putrinya itu, dia kemudian memeluk Utari dengan sangat erat."Utari kamu adalah putri papah satu-satunya, papah berharap kamu selalu berada dalam kebahagiaan serta umur panjang....di hari ulang tahun mu nanti Papah akan datang untuk menjemput mu karena kita akan merayakan hari itu di luar kota tempat dimana mama mu lahir"ucap tuan Gatot.
"Tentu saja Pah, Tari juga sudah merindukan mama... bilang pada mama tari minta maaf karena tidak bisa mewujudkan keinginan mamah untuk menjadi seperti dia"ucap Utari.
"Kamu bisa mengatakan semua itu saat kamu berdoa untuk Mama... dia tau semua yang terjadi pada mu, dan tidak akan ada yang bisa disembunyikan darinya"ucap tuan Gatot yang tau bahwa putrinya itu merahasiakan sesuatu darinya.
"Pah...di rekening Utari yang tersimpan di berangkas yang ada di galeri itu ada cukup uang, siapa tau papah butuh ambil lah itu sepertinya cukup untuk membeli beberapa saham agar perusahaan kita berkembang pesat"ucap Utari.
"Tidak sayang simpan semua itu untuk masa depan mu dan cucu papah nanti"ucap tuan Gatot.
"Tidak pah anggap saja tari sedang berinvestasi, dan uang itu akan terus mengalir setiap Minggu dan bulannya, karena tangan tari masih berfungsi dengan baik, papah jangan khawatir dengan itu"ucap Utari.
"Baiklah sayang tapi kenapa tidak kamu ambil secara langsung, kenapa harus lewat papah bukankah bisa transfer secara langsung ke akun bank papah"ucap tuan Gatot heran.
"Tidak pah, mengertilah Tari punya alasan tersendiri untuk itu"ucap gadis itu.
"Baiklah nak, papah tidak bisa berlama-lama di sini papah harap putri papah akan baik-baik saja"ucap tuan Gatot yang saat ini mendekap putrinya itu dan mengecup puncak kepala putrinya dengan sangat sayang dan doa terbaik untuk putri semata wayangnya itu.
Utari meminta bantuan sopir pribadi tuan Gatot untuk membawa semua lukisan yang lumayan banyak itu ke mobil tuan Gatot, dan hal itu membuat semua orang yang melihat itu tercengang terutama orang rumah yang tidak pernah tau jika selama ini Utari yang terkenal itu ada di rumahnya.
Sementara nyonya Davidson yang mendengar mereka mengeluh-eluhkan menantunya itu pun terlihat datar, entah apa yang wanita itu pikirkan saat ini.
Sementara pesta masih berlangsung dengan meriah, Utari pergi kedalam kamarnya untuk menenangkan diri karena dia merasa sangat bersalah terhadap ayahnya yang kini sudah pulang ke rumahnya.
Utari melepaskan pakaiannya dan pergi menuju kamar mandi, dia menyalahkan head shower dan memejamkan mata sambil memikirkan semua yang terjadi selama ini, jika saja dia tidak peduli dengan keselamatan sang ayah mungkin saat ini dia sudah berada di puncak karier sebagai pianis terkenal dan juga pelukis, meskipun namanya telah dikenal luas, tapi saat ini dia sengaja menghilang dari dunia seni yang telah membuat dia dikenal banyak orang.
Utari langsung mengakhiri mandinya dan meraih bathrobe karena ketukan pintu yang tidak kunjung berhenti.
Utari yang kini tengah membalut rambutnya yang panjang itu dengan handuk sambil berkata."Tunggu sebentar"sambil merapihkan handuk tersebut Utari membuka pintu.
Utari langsung mematung di tempatnya saat melihat suaminya berdiri di hadapannya dengan ekspresi wajah datar lalu berkata."Segar berpakaian dan setelah itu ikut aku kebawah"ucap Marvel yang terlihat dingin tidak seperti biasanya.
"Hmm"lirih Utari yang pergi memasuki walk-in closed dan membiarkan suaminya menunggu di dalam kamarnya yang terlihat sangat rapi itu.
Pandangan Marvel tertuju pada sudut kamar Utari dimana disana ada sesuatu yang terbungkus rapi, entah itu lukisan atau foto, yang terlihat jelas adalah bingkai yang berukuran besar.
Marvel mendekat ke arah benda itu, dia sungguh sangat penasaran dengan isi yang ada di dalam sana.
Sampai saat Utari keluar dan sudah menggunakan gaun berwarna merah meskipun belum merias wajah dan menggunakan perhiasan, tapi gaun itu sudah memancarkan kecantikan seorang Utari yang selalu berpenampilan sederhana selama ini.
Gadis itu duduk di depan meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya, setelah itu dia menggunakan skincare dan makeup natural dengan sangat cepat tapi begitu rapi dan semakin memancarkan kecantikan nya itu.
"Ada apa?"tanya Utari yang baru saja selesai menggunakan lipstik berwarna merah marun itu.
Dia melihat suaminya tidak bergerak di pojokan kamar pribadinya itu.
"Apa? ini"ucap Marvel.
"Oh itu paket lukisan yang belum sempat aku kirimkan."ucap nya.
"Apa?kamu masih melukis"ucap Marvel pura-pura tidak tahu.
"Aku sudah mengirimkan kado ulang tahun untuk mu, apa? itu namanya"ucap Utari dingin.
Marvel mengepalkan tangannya ketika ingat dengan lukisan yang hanya ada dirinya dan dua istrinya yang sedang hamil tua.
"Apa? kamu benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini"ujar Marvel yang langsung membuat Utari menoleh kearah suaminya.
"Maksudnya?"ucap Utari.
"Aku tanya apa kamu benar-benar tidak menginginkan pernikahan kita"ulang Marvel lagi
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan sayang, tapi aku sudah mencoba melakukan semua sesuai kemampuan ku, aku sudah berusaha untuk menjadi istri dan menantu yang baik untuk keluarga ini tapi jika masih kurang aku minta maaf"ucap Utari.
"Aku tidak bertanya tentang itu"ucap Marvel yang terlihat menatap lekat wajah cantik itu.
"Kenapa? tidak ada dirimu di lukisan itu, apa kamu benar-benar tidak ingin bersanding dengan ku"ucap Marvel terlihat sangat kecewa.
"Sayang... aku tidak sedang hamil seperti mereka, bukankah mommy bilang jika di pesta ini dia akan memperkenalkan keduanya yang sedang mengandung sang pewaris"ucap Utari dengan santai sambil merapihkan tatanan rambutnya.
"Tapi istri ku bukan hanya mereka,kamu juga istri ku"ucap Marvel.
"Ya, tapi aku mandul,aku hanya akan membuat mu dan keluarga malu, maka biarlah aku tetap seperti ini tanpa orang lain tau aku ada"ucap Utari berusaha menjelaskan, meskipun itu tidak sepenuhnya benar.
Utari yang selalu mendapatkan tekanan dari ketiga wanita itu memilih untuk mengasingkan diri.
"Kau bahkan tidak pernah mengungucapkan itu setelah dua tahun kita menikah"ucap Marvel yang mengungkapkan kekecewaannya saat ini.
"Maafkan aku jika selalu terlambat, aku hanya ingin kamu mendapatkan ucapan selamat dari orang yang paling berharga dalam hidup mu..."ucap Utari.
"Kau tau siapa? yang paling berharga dalam hidupku setelah kedua orang tuaku"ujar Marvel.
"Istri pertama mu"ucap Utari yang kini kembali merapihkan penampilannya yang sudah menjelma menjadi seorang ratu kecantikan di rumah tersebut, dan itu adalah salah satu alasan mertuanya melarang Utari menggunakan semua yang ia miliki, kecuali jika sedang ingin memperkenalkan para menantunya pada geng sosial dulu, tapi saat Utari tidak kunjung memberikan cucu pada keluarga itu beberapa bulan yang lalu, akhirnya mertuanya itu tidak lagi melibatkan dia dalam pertemuan apapun.
Sampai saat keduanya menuruni tangga, dan Marvel merangkul pinggang istrinya itu dengan sangat posesif, semua orang yang tengah menikmati suguhan di pesta itupun terus menatap penuh kagum, bahkan tidak sedikit mereka yang mengenali Utari sang pelukis sekaligus pianis handal.
"Mohon perhatiannya pada seluruh tamu undangan yang sangat saya hormati, karena seperti yang ada tau bahwa Utari yang selama ini kalian kenal karena karyanya, baik diluar atau di dalam negeri jadi saya tidak perlu lagi memperkenalkan dirinya sedetil itu, tapi yang harus anda ketahui dia adalah istri saya seperti kedua wanita yang ada di sana"ucap Marvel tanpa ragu.
Saat itu Utari sudah mencoba untuk menghentikan Marvel lewat gerakan tangan yang menekan tangan Marvel, tapi pria itu tetap tidak mempedulikan Utari, dia ingin Utari tidak lagi menyembunyikan diri hanya karena dia dijadikan istri ketiganya. itu adalah prasangka yang selalu hadir di hati Marvel selama ini karena istrinya itu selalu berusaha menjauh dari dirinya terutama saat ada acara besar seperti saat ini.
Utari malah selalu mendorong dirinya untuk dekat dengan mereka berdua dan tidak lagi peduli padanya, padahal semua itu adalah sebuah kesalahan besar. Marvel ingin Utari lah yang selalu mendampingi dirinya dibanding istri pertamanya yang dua itu, bukan karena Utari adalah istri muda, tapi rasa cinta yang ia miliki pada Utari sejak mereka bertemu kala itu.
"Dia ingin mengucapkan sesuatu pada saya dihadapan kalian semua"ucap Marvel.
Dan hal itu benar-benar sebuah jebakan sekaligus hukuman bagi Utari, tapi beruntunglah Utari bukan gadis lemah dan bodoh, dia pun langsung meraih mikropon yang diberikan oleh suaminya itu.
"Disini saya hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk suami saya... semoga dia panjang umur serta sehat selalu, dan yang paling penting seluruh doa terbaik untuknya dan keluarga besar kami"ucap Utari yang kini berjalan menuju sebuah piano.
Utari yang kini duduk di hadapan piano tersebut, memejamkan matanya sejenak, kemudian dia mulai memainkan piano tersebut, dan nada-nada cinta pun mengalun merdu seiring dengan suara yang sama merdunya dari bibir indah itu membuat siapapun terpana termasuk sutradara musik yang saat ini hadir di sana.
Marvel dan kedua istrinya terpaku di tempatnya saat ini ratusan orang penting dan keluarga besar Marvel benar-benar merasa terlena dibuatnya, tepuk tangan meriah terdengar menggema di sana.
Semua orang larut dalam cinta hingga saat permainan itu berakhir Utari pun langsung bangkit dan membungkukkan badannya lalu pergi dari pesta tersebut begitu saja tanpa peduli pada suaminya yang kini tengah digelayuti oleh kedua bumil itu, di bagian kiri dan kanan lengannya.
Marvel menatap lekat kepergian istrinya itu, dia tidak habis pikir kenapa? istrinya lebih suka mengasingkan diri dibandingkan bergabung dengan seluruh keluarganya.
Sementara itu sesampainya di dalam kamar tiba-tiba.
Plak....
Tamparan keras itu mendarat di pipi wanita cantik itu hingga hampir terhuyung karena sebelumnya Utari bahkan tidak melihat kearah depan.
"Mom..."ucap Zoya lirih sambil menatap kearah wanita yang selama dua tahun ini menjadi mertuanya.
"Beraninya kamu membuat aku malu di hadapan semua orang, dengan mempertontonkan bakat receh mu itu, dan kau merasa diatas angin karena putraku mengakui mu sebagai istrinya dihadapan orang banyak... tidak kah kau pikir bahkan derajat mu lebih rendah dari pelayan di rumah ku yang bergelar sarjana S2"ucap nyonya Davidson dengan angkuhnya.
Utari tidak sedikitpun membela diri, dia hanya terdiam sambil menunduk dengan tetes air mata yang mengalir deras.
"Kau pikir dengan aku menjemput mu kesana kau adalah satu-satunya gadis yang paling berharga untuk putraku! tidak Utari, kau harus sadar bahwa kau itu tidak lebih dari alat pembayar hutang yang ibu tirimu pinjam, jadi jangan pernah menunjukkan kehebatan mu disini... karena jika aku mau aku bahkan bisa mempekerjakan ratusan seniman musik yang terbaik jika aku mau"ucap nyonya Utari yang kini terlihat sangat benci pada Utari.
Sementara Utari langsung duduk tersungkur di lantai, dia tidak tau jika ternyata dirinya begitu rendah di mata sang mertua hingga ia begitu membencinya, apa salahnya dia jika dia memenuhi keinginan suaminya itu.
"Mam... maafkan Tari yang sudah berbohong pada papah, Tari hanya tidak ingin kesehatan papah terganggu jika dia memikirkan nasib Tari yang bahkan lebih menyedihkan ini, tadi juga tidak ingin keselamatan papah terancam"ucap Utari lirih.
Gadis itu perlahan bangkit sambil mengusap wajahnya yang basah dengan air mata, dia langsung melepaskan semua yang ia kenakan saat ini dan melemparnya keatas sofa, dia berjanji pada dirinya sendiri suatu hari nanti dia akan membalas semua sakit hati yang saat ini ia rasakan terhadap siapapun yang telah membuat harga dirinya terinjak-injak seperti saat ini.
Utari langsung membersihkan makeup nya dan menatap gambar tangan di pipi tirus nya itu, dia tidak mengobati itu, ataupun menutupi itu.
Setelah selesai berganti pakaian Utari langsung mengunci pintu dan berbaring di atas ranjangnya lalu memejamkan matanya seperti biasanya.
Pesta yang berakhir di malam hari itu membuat semua orang puas dengan jamuan yang disiapkan dan juga mereka bisa menyaksikan Utari idola mereka yang sudah lama menghilang itu.
Sementara Marvel terus mengetuk pintu kamar Utari meskipun seharusnya saat ini adalah jatah dia tidur dengan Lona istrinya pertamanya itu.
"Utari sayang buka pintunya"ucap Marvel yang tidak kunjung mendapatkan jawaban.
"Marvel nak kamu sedang apa?"ucap sang daddy yang kini tengah menghampiri putranya itu.
"Aku sedang ada penting dengan Utari daddy"ucap Marvel.
"Jika dia tidak kunjung membuka pintu sebaiknya kamu periksa seluruh Cctv di rumah ini maka semua yang menjadi pertanyaan mu akan terjawab"ucap tuan Davidson yang akhirnya pergi meninggalkan putranya itu.
Dia tidak bisa membela menantunya itu, dan dia juga tidak menganjurkan Marvel untuk membenci ibunya, tapi dia berharap setidaknya Marvel bisa sedikit mengurangi penderitaan istrinya yang selama ini selalu diperlukan semena-mena oleh seluruh anggota keluarga terutama ketiga wanita itu.
Marvel yang merasa heran pun langsung bergegas menuju ruang baca, dia berjalan terburu-buru dan langsung duduk di kursi kebesarannya dan langsung menyalakan laptopnya dia tidak melihat langsung dari ruang kontrol, tapi dia bisa melihat semua rekaman Cctv di seluruh bagian rumah termasuk setiap kamar para istrinya.
Adegan demi adegan kejadian yang membuat hatinya terbakar amarah itu terlihat jelas dimana setiap harinya istrinya Utari selalu diperlukan semena-mena oleh mereka, dan yang paling mengejutkan lagi Cctv di kamar Utari menunjukkan bahwa ibunya berani menampar Utari dengan makian yang terdengar jelas, bahwa ia tidak lebih sebagai alat pembayar hutang di rumah itu.
Marvel mengepalkan tangannya erat, dia pun langsung turun kebawah untuk mencari keberadaan istrinya yang dua yang kini tengah berendam di dalam bathtub-e di masing-masing kamar mandinya.
Disaat Marvel tengah mengetuk pintu kamar Lolita, ibunya datang menghampiri dia karena terdengar kegaduhan disana.
"Ada apa?ini nak"ucap nyonya Davidson dengan lemah lembut.
"Aku ingin memberikan pelajaran terhadap kedua istri ku dan orang-orang yang sudah menindas Utari selama ini"ucap Marvel dengan dinginnya.
"Apa? dia mengadu padamu "ucap nyonya Davidson.
"Istriku bukan wanita seperti itu, dia justru membela kalian semua dihadapan orang tuanya, dia bilang hidupnya bahagia disini... tapi ternyata itu semua adalah kebalikannya"ucap Marvel.
Sang mommy langsung memalingkan wajahnya, entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini yang jelas wanita itu langsung pergi meninggalkan putranya itu.
"Lolita... Lona buka pintunya jika tidak kalian akan tau akibatnya"ucap Marvel.
Saat itu juga terdengar jeritan yang memekakkan telinga semua orang yang sedang terlelap setelah pesta berakhir, ternyata nyonya Davidson bermimpi buruk mungkin karena rasa bersalahnya itu yang tadi telah menampar wajah Utari yang saat ini ikut terbangun, hingga dia melihat kebencian di mata putra kesayangannya itu.
"Ada apa? ucap tuan Davidson yang kini ikut terbangun dari tidurnya saat sang istri bermimpi buruk.
Sementara Marvel yang sedang tidur dengan Lona kini bangkit dan meninggalkan istrinya yang tidak terganggu sama sekali dengan suara jeritan keras itu.
Utari pun berjalan menuju lantai bawah dimana keributan itu terjadi karena orang-orang berkumpul untuk menanyakan apa yang terjadi pada nyonya Davidson tersebut.
Saat dia selesai menuruni anak tangga, tiba-tiba tangan seseorang menariknya kedalam dekapannya.
Pemilik tangan itu tidak lain adalah suaminya yang baru saja memastikan keadaan ibunya yang hanya mimpi buruk tersebut.
"Kamu juga mendengar itu sayang"ucap Marvel yang kini mencuri kesempatan untuk bisa memeluk istrinya yang selalu menjaga jarak tersebut.
"Tentu saja, memangnya apa yang terjadi pada nyonya Davidson"ucap Utari keceplosan.
"Nyonya"ucap Marvel yang kini membalikkan badan Utari yang sedari tadi ia peluk dari belakang.
"Ah maksud aku mommy"ucap Utari yang kini tersenyum pada pria yang tengah menunggu klarifikasi darinya, tapi tiba-tiba mata Marvel membulat sempurna saat melihat pipi sebelah kiri Utari yang masih terdapat bekas tamparan di pipinya itu.
"Jawab aku dengan jujur, siapa yang telah melakukan itu padamu"ucap pria itu.
"Ah ini tadi aku menepuk nyamuk di belakang tadi ada nyamuk yang hinggap dan aku langsung reflek hingga rasanya sangat sakit"ucap Utari sambil tersenyum.
"Jangan berbohong padaku sayang...aku tau kamu bohong"ucap pria yang kini mengelus pipi Utari dengan jempolnya itu.
"Terserah mau percaya atau tidak"ucap Utari yang akhirnya melepaskan tangan Marvel dan pergi, tapi pria itu langsung meraih tangan Utari dan membawa dia pergi menuju kamar pribadinya.
"Sayang Lona akan mencari mu"ucap Utari.
"Tidak apa-apa... bukankah aku sudah menunaikan kewajiban ku"ucap Marvel membuat Utari memalingkan wajahnya, dia bukan tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa saat berada di dalam kamar, meskipun dia sendiri tidak pernah melakukan hal itu karena dia tidak mendapatkan hal itu dari suaminya yang menurutnya tidak mencintai dirinya karena Marvel tidak kunjung memberikan haknya selain tidur seperti biasanya memeluk nya pun bisa dihitung dengan jari, karena tari lebih banyak memeluk bantal guling.
Marvel tiba-tiba menggendong tubuh ramping yang terasa seperti bantal guling yang kaku itu, dia tidak tau apa istrinya adalah wanita yang normal atau tidak karena sampai saat ini gadis itu tidak pernah sedikitpun berinisiatif mendekatinya kecuali saat mengurus semua keperluannya itu.
"Honey...kamu kenapa? hmm"ucap pria itu saat melihat istrinya terlihat sangat gelisah saat ini mencari keberadaan bantal guling yang biasa ia gunakan.
"Peluk aku, mulai sekarang tidak ada lagi bantal guling di sini"ucap Marvel dengan entengnya.
"Sayang...aku tidak bisa tidur tanpa bantal guling "ucap Utari.
"Kita tidak akan tidur honey... lihat jam, tapi kamu bisa tidur sambil memeluk ku"ucap Marvel.
"Sayang boleh aku menginap di rumah papah besok, bukankah besok kamu libur"ucap Utari sambil menatap kearah lain.
"Honey..kamu bicara dengan ku atau dengan angin"ucap Marvel.
"Hmm... boleh tidak"ucap Utari.
"Apanya yang boleh"ucap Marvel pada Utari.
"Ah sudahlah lupakan"ucap Utari yang merasa jika suaminya tidak akan pernah mengijinkan hal itu.
"Aku tidak suka dengan sikap mu yang satu ini"ucap Marvel dengan tegas.
"Maaf"ucap gadis itu yang kini berbalik memunggungi Marvel.
"Apa?kamu tidak pernah tau memunggungi suami tanpa izin itu dosa"ucap Marvel yang kini membalikkan badan Utari agar menghadap kearahnya.
"Hmm..."lirih Utari yang dengan sengaja memejamkan matanya.
Marvel benar-benar merasa gemas dengan sikap istrinya itu, Utari tidak pernah mau mengulang kata-katanya itu. dan sebagai seorang suami ia harus cepat tanggap karena jika tidak Utari pasti akan mendiamkan dirinya sampai kapan pun.
Memiliki istri yang irit bicara ketika tidak suasana hatinya sedang terganggu, hal itu membuat Marvel ingin sekali berteriak dan menasehati istrinya itu agar dia bisa mengerti dengan dirinya.
Hingga waktu menunjukkan pukul tujuh pagi semua orang belum satupun yang terlihat di meja makan kecuali Utari yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk mereka semua sesuai jadwal.
Utari masih mengerjakan semua itu karena dia sadar bahwa ia berada di sana hanya untuk membayarkan hutang-hutang ibu tirinya itu, dan dia tidak berani mengadu pada Marvel karena nyawa ayahnya terancam jika dia sampai berbicara tentang semua perlakuan buruk yang ia terima otomatis hutang itu akan semakin berlipat ganda dan dia dipulangkan ke rumah keluarganya, pada saat itu ayahnya akan segera dihabisi oleh wanita licik itu untuk merampas semua harta yang saat ini sudah digerogoti secara diam-diam.
"Honey... kamu kenapa? Ninggalin aku sih, dan kemana para pelayan... apa? Kerja mereka hingga nyonya muda rumah ini yang mengerjakan semua ini"ucap Marvel yang saat ini sudah berada di belakangnya memeluk dan mengecup leher jenjangnya yang putih mulus itu.
"Sayang...malu di lihat orang, tidak apa-apa aku ikhlas melakukan semuanya ini, bukankah ini bagian dari bakti ku sebagai seorang istri dan juga menantu..."ucap Utari.
"Kenapa? Belum mandi hmm bukankah ingin menginap di rumah papah"ucap Marvel yang kembali mengecup pipi istrinya yang tengah sibuk menyajikan sarapan pagi tersebut.
"Aku tidak bersiap karena tidak ada izin"ucap Utari.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!