Seorang pemuda berjalan ke arah kantin sambil membawa setangkai bunga di ikuti oleh ketiga sahabatnya dari belakang, namun ketiga sahabatnya berhenti di pintu masuk dan melihat dari jauh. Si pemuda pun melangkah mendekati salah satu meja yang di duduki dua orang wanita yang sedang menyantap makanannya. Si pemuda langsung berlutut sambil memberikan bunga dan berkata "Alma mau kah kamu menjadi pacarku? ".
Semua orang berteriak " Terima, Terima".
Alma gadis yang di sebut pemuda itu langsung berdiri karena kaget, dia melihat sekeliling. Alma diam karena dia baru dekat dengan pria yang saat ini berlutut di depannya di tambah pria itu incaran cewek-cewek di kampusnya.
"Kak, maaf Alma gak bisa" tolaknya dan langsung pergi dari kantin itu.
Alma melakukan itu karena dia gak mau punya masalah dengan cewek-cewek yang suka sama Rio, ya pemuda itu bernama Rio Wijaya anak dari seorang pengusaha sukses di kota itu.
"Ha... ha.... ha.... ha... " suara tertawa ketiga temannya yang melihat aksi Rio.
Alma pun melewati ketiga sahabat Rio dan dia tidak melihat mereka satu persatu.
"Salut gue sama tuh cewek, berani tolak lo" ujar Davin salah satu sahabatnya sambil menepuk pundak Rio setelah Rio kembali menghampiri ketiga sahabatnya.
"Sialan lo" sambil menyingkirkan tangan Davin.
"Udah masih banyak cewek yang ngejar lo" ujar Dimas sambil mendorong Rio pergi dari kantin.
Ke empat pemuda itu keluar dari kantin lalu duduk di belakang gedung kosong yang ada di kampus. Mereka mahasiswa akhir karena bulan depan mereka sudah lulus.
"Belagu tuh cewek, sok cantik" umpat Rio yang masih kesal.
"Tapi lo suka kan? " tanya Dimas. Rio hanya melihat Dimas dengan lirikan kesal.
"Lo marah, sakit hati? mending lo kasih pelajaran saja tuh cewek" saran Niko sambil merangkul Rio.
"Caranya? " tanya Dimas.
Rio pun mengangguk tanda setuju "kira-kira kasih pelajaran apa ya? " tanya Rio pada teman-temannya.
Semua orang berpikir terkecuali Davin. Namun tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Rio lalu melihat ke arah Davin yang sedang menikmati rokoknya.
"Ngapain lo lihat ke arah gue? " tanya Davin dengan ketus yang sadar di lirik Rio.
Rio pun mendekati Davin lalu duduk di samping Davin.
"Gimana kalau lo yang kasih pelajaran sama tuh cewek" ucapnya.
"Emang mau lo apakan tuh cewek? " tanya Dimas.
"Gue pengen tuh cewek di bikin malu ,kaya gue.
" Terus lo mau minta gue apakan tuh cewek? "tanya Davin.
Gue minta lo tidur sama dia dan jangan lupa di foto" ucapnya pada Davin.
"Gila lo sampai segitu nya, gue lihat tuh cewek kaya cewek baik-baik" ucap Dimas.
"Kalau dia cewek baik-baik gak mungkin dia mau gue ajak jalan" balas Rio.
"Gue kesal saja dia bisa-bisa nya bikin gue malu" lanjut Rii sambil memukul tembok.
Davin berdiri lalu berkata "kalau gue berhasil apa bayarannya? ".
" Motor gue"jawab Rio.
"Oke deal" ucap Davin lalu pergi dari tempat itu.
*****
#Alma.
"Al, lo berani banget tolak kak Rio! " ucap Suci sahabatnya di kampus.
"Gue gak mau punya urusan sama cewek-cewek yang suka sama kak Rio" balas Alma.
"Lo cari aman? " tanya Suci.
"Iya lah, walau gue suka sama kak Rio tapi gue tau diri. lagian kak Rio bentar lagi keluar dan gue masih lama, yang ada hidup gue gak aman" ucap Alma lalu bangkit untuk pulang.
Alma yang merupakan mahasiswa semester dua karena dia baru satu tahun tinggal di kota. Dia kuliah di kota karena perintah sang kakak yang merupakan istri dari pemilik perusahaan terbesar di kota ini.
Walau sang kakak tinggal di kota yang sama namun Alma memilih tinggal sendiri di sebuah kontrakan. Alma baru saja pulang dan dia segera pergi mandi, selesai mandi dia melihat ponselnya ternyata ada pesan masuk dari sang kakak yang membelikan makanan dan makanan itu sudah di depan.
Alma pun keluar dan ternyata sudah di gantungkan di pintu jadi Alma tinggal ambil dan makan. Saat makan Suci menghubunginya untuk memberitahu jika saat ini berita dirinya yang menolak Rio langsung tersebar di grup kampus dan bahkan tak sedikit yang mencemooh dia.
Alma hanya bisa tersenyum ternyata keputusannya tetap salah karena pada akhirnya dia tetap jadi pembicaraan dan bahan cemoohan semua orang di kampus.
"Apa yang membuat mereka tidak suka pada ku" gumam Alma sambil mengunyah.
Alma pun tidak mau ambil pusing dia lebih baik tidur karena sudah kenyang juga.
******
Davin.
"wey lihat ini" teriak Niko sambil menghampiri ketiga sahabatnya.
"Kejadian tadi siang jadi trending" ucapnya dan langsung dapat pukulan dari Rio yang kesal.
"Wajarlah dia kan banyak fansnya" ujar Dimas.
Niko berdiri menatap Rio. "Gue heran sama lo, apa bagusnya si tuh cewek sampai lo rela turunkan levelnya" ucapnya sambil melihat Rio dari atas sampai bawah.
"cuman satu" ucap Dimas.
"Apa? " tanya Rio.
"Gampang merayu cewek" ucapnya lalu tertawa puas karena sudah mengejeknya.
"Awas ya lo Dimas" teriaknya dan Dimas lalu berlari dan di kejar Rio.
"Dasar bocah" ujar Davin pada kedua temannya.
Davin pun beranjak hendak pulang namun tiba-tiba seorang cewek menghampirinya dan memeluknya.
"Sayang mau dimana? " bisik cewek itu di telinga Davin.
Davin langsung menyingkirkan tangan cewek itu lalu pergi membuat Niko menyusulnya. Mereka naik ke mobil dan meninggalkan Dimas dan Rio. Namun saat di jalan mereka kaget saat melihat banyak polisi dan membuat Davin harus putar balik.
Mereka putar balik karena kondisi mereka yang habis minum jadi gak mungkin jika harus berurusan dengan polisi karena dia gak mau kena hukuman sang om.
Esoknya mereka seperti biasa datang ke kampus dan Rio dia langsung tebar pesona lagi pada cewek-cewek dan membuat fans nya girang.
"Pantes lo di tolak" ujar Davin.
"Kenapa memang? " tanya nya.
"Karena lo hanya bisa tebar pesona" ujar Davin lalu belok ke arah kantin.
Rio pun segera menyusul Davin dan ikut sarapan. Saat Davin akan ke kamar mandi dia malah berpapasan dengan Alma yang baru kembali dari kamar mandi.
"Apa bagusnya tuh cewek sampai seorang Rio suka sama tuh cewek" pikirnya.
Alma yang merasa diperhatikan langsung melirik ke arah Davin namun Davin sudah melangkah pergi.
"Apa perasaan aku saja" ujarnya lalu melanjutkan langkahnya.
Davin keluar dan langsung berkumpul lagi dengan sahabatnya.
"Masuk yu" ajak Dimas pada sahabatnya.
Davin pun berdiri lalu pergi dan di ikuti ketiga sahabatnya. Namun saat di jalan lagi-lagi mereka di hadang beberapa gadis yang akan menyatakan cintanya pada Rio.
"Urus tuh pacar lo semua" ucapnya lalu pergi membuat Rio salah tingkah.
Davin mulai membuat rencana untuk menjebak Alma agar Alma percaya jika dirinya tidak ada niatan untuk berbuat jahat.
Davin memutuskan akan melakukan aksinya malam minggu ini dan dia sudah menyusun rencana.
"Yakin lo dengan rencana yang lo buat? " tanya Rio saat di beritahu Davin rencananya.
"Yakin gue karena gue udah mencari tahu kelemahannya." Balas Davin.
"Oke gue tunggu kabar dari lo" ujar Rio.
Malam minggu pun tiba Davin mengikuti Alma sepulang mencari makan dan mencari waktu yang tepat agar rencana sukses dan tidak membuat Alma curiga.
Davin melancarkan rencananya dengan pura-pura jadi korban pengeroyokan, dia duduk di atas trotoar yang akan di lewati Alma. Alma yang berjalan ke arah Davin kaget saat tiba-tiba Davin terkulai lemas di hadapannya.
"Abang kenapa? " tanya Alma sambil berjongkok membantu Davin bangun.
"Bisa tolongin saya? " tanya Davin dengan suara lirih.
"Apa bang? " tanya Alma.
Davin diam tidak menjawab dia hanya merintih kesakitan.
"Ya sudah saya bantu abang ke rumah sakit" ujar Alma hendak mencari bantuan.
Namun Davin langsung menarik tangan Alma dan Alma pun jongkok lagi.
"Tolong antar saya pulang saja"pinta Davin.
Alma pun terdiam memikirkan cara untuk membawa Davin pulang ke rumahnya. Tiba-tiba sebuah taksi lewat Alma pun menghentikannya dan meminta bantuan sopir taksi itu untuk membantu mengangkat Davin masuk mobil. Setelah masuk mobil Alma pun ikut masuk.
"Alamatnya dimana? " tanya alma.
Davin pun menyebutkan alamatnya sang sopirnya langsung menjalankan mobilnya. Tak butuh waktu lama mereka sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah dan rumah itu sudah Davin sewa untuk merencanakan ini semua. Alma pun membantu Davin turun lalu membawa Davin masuk. Setelah di dalam rumah Alma membaringkan Davin di dalam kamar dia segera pergi untuk mengambil air hangat untuk membersihkan lukanya. Namun belum sempat melangkah Davin langsung menarik Alma ke tempat tidur lalu memposisikan dirinya berada di atas Alma.
"Abang mau ngapain? " tanya Alma dengan suara bergetar karena ketakutan.
"Lo lumayan cantik juga" ucap Davin sambil membelai pipi Alma.
Alma mencoba menghindar namun langsung di cengkram pipinya. "Lo gak akan bisa lepas malam ini" ucap Davin terdengar menakutkan di telinga Alma.
Alma terus melawan namun tenaganya kalah dengan Davin. Davin mulai mencumbu Alma mulai dari wajah turun ke leher lalu dia merobek baju yang Alma pakai.
"Lo tenang saja, gua gak akan bikin lo hamil" bisik nya di telinga Alma membuat air mata Alma jatuh begitu saja. Namun Davin tidak peduli dia terus melancarkan aksi nya.
Namun Davin merasakan hal aneh saat dia akan melanjutkan perbuatannya. Dia merasa tidak seperti cewek-cewek yang sering tidur dengannya. Davin melihat wajah Alma yang sudah penuh dengan air mata. Davin tidak melanjutkan dia langsung masuk kamar mandi dan meninggalkan Alma.
Alma dia langsung menarik selimut dan menutup tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang pun karena di buka secara paksa oleh Davin dia hanya merakan sakit di inti tubuhnya. Keluar kamar mandi Davin melihat Alma masih meringkuk di tempat tidur.
Davin mengambil baju yang sudah dia siapkan untuk Alma. "Cepat mandi pakai baju itu, gue natar lo balik" ucapnya dan Alma pun mencoba bangun namun dia lagi-lagi merasakan di inti tubuhnya terasa perih.
Alma pun masuk ke kamar mandi dengan bejalan sedikit pelan dan memakai selimut lalu membawa baju yang di berikan Davin.
Davin pun berdiri dan berbalik berniat mengambil jaketnya yang ada di atas tempat tidur dia terkejut saat melihat bercak darah di seprai bekas melakukan aksinya.
"Sialan sia Rio, dia bilang dia cewek murahan. Gak akan gue ampuni tuh anak" gumamnya sambil mengepalkan tangannya karena dia merasa di tipu oleh Rio.Davin pikir Alma menangis karena dirinya melakukan nya secara paksa namun dia salah.
Alma keluar dengan wajah sembab karena dia terus menangis. Davin yang melihat itu hanya bisa diam karena dia benar-benar merasa menyesal telah melakukan itu pada Alma namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Davin pun mendekati Alma lalu menuntun Alma keluar dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil untuk mengantarkan Alma pulang. Di tengah jalan Davin berhenti di sebuah resto makanan karena dia ingat tadi Alma baru pulang beli makan. Alma diam saja dia nurut apa yang di katan Davin karena dia gak tau pulang jalan.
Davin masuk lalu menjalankan mobilnya dan tibalah mereka di depan kosan Alma. Alma hendak turun namun di cegah Davin.
"Bawa ini" ucapnya sambil memberikan satu kresek makanan. Alma pun mengambilnya karena dia tidak mau berdebat atau lebih lama berada di hadapan Davin pria yang sudah merusak masa depannya.
Alma berjalan masuk dengan sedikit tertatih karena rasa sakit itu masih ada. Alma masuk kamar dan dia langsung menjatuhkan tubuhnya di balik pintu dengan bersandar di balik pintu. Alma menangis dengan puas karena dia merasa hidupnya sudah berhenti. Alma terus menangis hingga dia tertidur di balik pintu.
Davin dia pergi menemui Rio karena dia marah merasa di tipu oleh Rio. Mobil Davin sampai di kosan Rio, di sana ada Dimas dan Niko menunggu kabar dari Davin.
Davin yang di penuhi dengan emosi langsung menendang pintu kamar Rio hingga terbuka membuat yang ada di dalam kaget. Davin berjalan ke arah Rio lalu menarik kerah baju Rio dan langsung melayangkan tinjunya ke wajah Rio yang ganteng.
Dimas dan Niko kaget lalu mereka mencoba menahan Davin untuk tidak memukul lagi Rio namun mereka malah kena dan dapat pukulan dari Davin.
"Vin kenapa lo? " tanya Dimas sambil menyentuh sudut bibirnya.
"Rio udah tipu gue, dia bilang Alma cewek murahan karena sering tidur dengan cowok-cowok, tapi buktinya dia masih virgin" jawab Davin masih dengan menahan emosi.
Niko dan Dimas kaget dengan ucapan Davin.
Rio dia malah tersenyum "terus kalau dia masih virgin kenapa? " tanya nya.
Davin menarik kerah Rio "Lo tau gue gak bisa nyakitin cewek yang seperti dia" jawab Davin dengan tegas.
"Sekarang sudah terjadi dan lo gak bisa berbuat apa-apa" ujarnya dengan senang.
"Itu alasan kenapa gue suka sama dia, karena dia cewek polos" lanjutnya membuat Davin semakin emosi.
Davin langsung memukul Rio lagi hingga membuat Rio tidak berdaya baru dia pergi meninggalkan tempat itu. Davin pergi ke sebuah diskotik dan dia habiskan kemarahannya dengan minum-minuman keras.
Dimas yang mengikutinya langsung menghampiri Davin dan ikut bergabung dengan Davin walau dia tidak ikut minum.
"Sekarang apa yang akan lo lakukan? " tanya Dimas.
"Gue gak bisa berbuat apa-apa. lo tau besok gue harus langsung pergi ke luar negeri untuk belajar bisnis" jawab Davin.
"Gue juga kecewa dengan Rio karena dia sudah menjebak lo" ujar Dimas.
"Antar gue balik" ucap Davin sambil berdiri dan Dimas langsung membantu Davin dan mengantarkannya balik.
******
Lamunan Davin buyar karena ponselnya berdering dan itu panggilan dari sang Om yaitu Kian. Kian menyuruh Davin ke ruangannya, Davin pun beranjak dan langsung menuju ke ruangan Kian.
Davin baru satu bulan kembali dari luar negeri setelah hampir empat tahun dia belajar di sana. Saat ini Davin mulai bekerja di kantor keluarga sebagai Direktur.
Di ruangan Kian ada seorang gadis yang di tunjuk Kian untuk jadi sekretaris Davin karena dia baru saja lulus kuliah dan ingin bekerja maka dari itu Kian menyuruh sang adik ipar untuk jadi sekretaris keponakannya agar bisa memantau kinerja sang keponakan yang nantinya akan di tunjuk untuk jadi pimpinan perusahaan peninggalan ayah nya.
Davin masuk dan langsung menghadap Kian sang om.
"Ada apa om panggil aku? " tanya nya tanpa melihat gadis yang ada di samping nya.
"Om sudah siapkan sekretaris untuk kamu" jawabnya.
"Ngapain?, Aku gak butuh" tolaknya.
"Dia akan menjadi kaki tangan om untuk mengawasi kinerja kamu" beritahu Kian.
Kian langsung menatap Alma dan berkata "Alma" panggil Kian dan Davin kaget saat sang om menyebut nama itu dia pun langsung melirik ke gadis itu. Davin kaget saat melihat sosok gadis yang akan menjadi sekretarisnya adalah gadis tiga tahun lalu yang pernah dia noda-i.
Alma berjalan di belakang Davin sambil membaca agenda Davin untuk hari ini. Namun Davin tiba-tiba berhenti membuat Alma menabrak punggung Davin.
Alma langsung mundur saat Davin berbalik.
"Kalau jalan lihat ke depan" ucap Davin dingin.
"Kan bapak yang salah berhenti mendadak" balas Alma membuat Davin kesal.
Alma yang menyadarinya jika ucapannya salah dia langsung minta maaf. "Maaf" sambil nunduk.
Davin pun langsung masuk ke ruangannya dan Alma hanya bisa menatap pintu di depannya yang tertutup.
Davin yang menyadari jika Alma gak ikut masuk dia langsung membuka pintu lagi "Kamu masuk! " perintahnya suara tegas dan Alma pun langsung masuk.
"Hari ini saat makan siang jadwal ku bertemu dengan pimpinan Cahaya grup dan aku minta kamu ikut" beritahu Davin sambil menatap Alma.
"Kenapa saya harus ikut pak? " tanya Alma yang merasa jika dirinya tidak harus ikut.
Davin menatap Alma tajam dan membuat Alma akhirnya mengangguk karena dia gak mau di marahi atasan nya ini.
"Kamu boleh keluar" perintahnya dan Alma pun langsung keluar.
"Gue heran orang-orang kenapa bisa suka sama bos macam dia, emosian gitu" gumam Alma di balik pintu.
Alma pun kembali ke meja kerjanya dan langsung mulai mengerjakan berkas yang sudah ada di mejanya. Jam istirahat pun akan tiba dan Davin keluar untuk memenuhi undangan makan siang dengan kliennya. Dia berjalan ke arah meja Alma yang sedang fokus ke layar komputernya.
"Ayo pergi! " ajaknya membuat alma mengangkat kepalanya. "Kemana? " tanya Alma.
"Jangan bilang kamu lupa! " balasnya.
Alma langsung berdiri dan langsung mengambil tasnya lalu mengikuti Davin pergi. Mobil sudah terparkir di lobi dan Davin masuk sedangkan Alma dia diam karena bingung apa dia harus ikut masuk dengan Davin.
"Mau sampai kapan kamu berdiri di sana?, cepat masuk! " ucap Davin. Alma pun langsung membuka pintu mobil dan masuk.
Davin langsung menjalankan mobil dan selama di jalan Alma diam saja dan Davin hanya fokus menyetir. Saat sampai restoran Alma langsung turun dan menunggu Davin keluar.
Davin berjalan lebih dulu dan masuk sedangkan Alma di belakangnya. Namun saat di dalam Davin berhenti menunggu Alma masuk. Setelah Alma masuk Davin langsung menarik tangan Alma agar berjalan berdampingan dengannya.
"Maaf kami terlambat" ucap Davin setelah sampai di meja yang sudah di isi dua orang ayah dan anak.
"Oh tidak masalah pak, silahkan duduk" balas orang itu sambil mempersilahkan Davin dan Alma duduk.
Mereka pun duduk dan Davin langsung membicarakan pekerjaan dengan tidak melepas pegangan tangannya di tangan Alma membuat Alma merasa risih.
"Em pak Davin sampai takut pacarnya di ambil orang" kelakar anak dari rekan bisnisnya.
Alma yang gak mau ada salah paham langsung berkata "maaf saya bukan pacarnya",membuat Davin meliriknya dan menatapnya tajam "Oh jadi kamu gak mau di sebut pacar?" Davin lalu menatap kedua orang di depannya lalu berkata "Dia bukan pacar saya tapi tunangan saya".
Membuat Alma kaget dan kesal kalau saja Davin bukan atasan nya dia pasti akan langsung memukulnya.
" Oh, saya pikir anda masih lajang"ucap rekan bisnisnya.
"Semua orang menganggap saya seperti itu. Makanya hari ini dengan spesial aku bawa dia dan baru kalian yang tau"ujar Davin dengan nada dingin.
" Karena sudah selesai makan kami pergi"lanjutnya lalu beranjak dan menuntun Alma keluar dari restoran ini.
Saat di luar Alma langsung menarik tangannya.
"Bapak seenaknya mengatakan kalau aku tunangan bapak, padahal kita baru kali pertama bertemu hari ini" kesal Alma.
Davin dengan santai menjawab "mungkin itu tugas kamu sebagai sekretaris melindungi atasannya dari wanita penggoda seperti itu" lalu melangkah masuk mobil dan Alma masih memasang wajah kesal.
Alma masuk ke mobil dan dia memasang wajah kesal sepanjang perjalanan kembali ke kantor. Davin hanya tersenyum melihat tingkah Alma karena menurutnya lucu.
Sampai di kantor Alma turun dan meninggalkan Davin, namun Davin tidak mempermasalahkannya.
Davin bertekad untuk mengejar Alma sebagai bentuk tanggu jawab nya atas kejadian tiga tahun lalu.
Sudah satu minggu Alma bekerja sebagai sekretaris Davin dan selama itu juga Alma selalu membuat Davin kesal karena kelakuan Alma yang sering ngomong seenaknya.
Seperti hari ini Alma yang harus ikut Davin untuk menghadiri acara makan dengan rekan-rekan nya, Alma yang merasa tidak enak dengan kelakuan Davin yang seolah-olah mereka pasangan.
"Bapak bisa gak, jangan seromantis ini karena aku gak mau sakit" ucap Alma saat Davin merangkul pinggang Alma.
"Kenapa, kamu sudah mulai terpesona oleh ku? " tanya Davin yang malah semakin berani.
Alma yang kesal langsung menginjak kaki Davin tanpa ampun membuat Davin merintih kesakitan.
"Rasain siapa suruh genit" ujar Alma lalu pergi ke luar meninggalkan Davin kesakitan.
Alma duduk di luar gedung karena dia gak bisa pulang akibat gak tau jalan. Ponselnya pun mati membuat dia kebingungan harus bagaimana.
Davin yang tadi mengejar melihat Alma duduk sendirian langsung menghampirinya namun langkahnya terhenti saat mendengar Alma menangis.
Davin mendekat lalu berkata "Maaf".
Alma yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya lalu berdiri dan memeluk Davin membuat Davin kaget.
" Kamu kenapa? "tanya Davin melepaskan pelukan Alma.
Alma menunduk " Aku gak tau jalan pulang".
Davin tersenyum karena Alma bisa bersikap polos juga.
Davin langsung menuntun Alma masuk ke dalam mobil dan membawanya pulang. Alma pun sampai di kosannya dan langsung turun.
"Terimakasih pak" ucapnya dan Davin hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Alma.
Alma melangkah masuk namun sebelum masuk kamar tiba-tiba teman sebelah kamarnya keluar lalu berkata "gue pikir lo suci ternyata sok suci".
" Maksud lo apa? "kesal Alma.
" Gue lihat lo balik di antar mobil bagus. Berapa tarif lo semalam? "ujarnya membuat Alma naik pitam lalu mengangkat tangannya dan langsung mendarat di pipi mulus orang itu.
" Kamu"
"Kenapa? jangan asal bicara ya lo! " peringatan Alma lalu masuk ke dalam kamar.
Alma setelah membersihkan tubuhnya langsung naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya yang lelah. Hingga akhirnya dia bangun kesiangan. Saat Alma bangun sudah jam tujuh pagi Alma pun segera mandi namun lagi-lagi dia harus kecewa karena air tidak mengalir ke kamarnya. Alma pun kembali ke tempat tidur lalu mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Davin jika dirinya hari ini gak masuk karena gak enak badan. Pesan nya tidak di balas dan satu jam kemudian Davin datang ke kosannya membawa obat.
Alma membuka pintu karena mendengar pintunya di ketuk namun saat membuka pintu Alma kaget ternyata itu Davin dan Alma langsung menutupnya kembali karena saat ini Alma hanya memakai baju tidur.
"Ngapain tuh orang ke sini? " tanya nya dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!