NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Mafia Jenius

Bab 1 : Kecelakaan Pesawat

Bandara Kota Milan, Italia.

Seorang wanita terlihat berjalan memasuki pintu masuk bandara sambil menyeret koper berwarna putih, rambut panjangnya sesekali bergoyang karena tertiup angin.

Wanita itu mengangkat satu tangannya untuk membenarkan letak kacamata hitamnya.

Sesampainya di dalam Bandara, wanita itu segera mengurus semua prosedur terbang sebelum akhirnya ia mendudukkan bok*ngnya yang tidak terlalu berisi di sebuah kursi tunggu.

Ia memainkan ponselnya sambil sesekali menggulir tabletnya untuk memeriksa deretan kode yang berada di layar tablet. Sebagai seorang peretas profesional, ia tidak pernah jauh dari gadgetnya.

Alexa Geovany, wanita berusia 25 tahun yang saat ini berprofesi sebagai “Freelance”. Bukan freelance pada umumnya, hanya saja, wanita itu terlalu banyak memiliki keahlian dan profesi, tidak adil rasanya jika hanya menyebutkan salah satu.

Baiklah, mari kita perjelas!

Alexa Geovany, seorang jenius ber IQ 200, menyelesaikan gelar Doctornya diusia 17 tahun dan menjadi lulusan terbaik di Universitas Harvard. Wanita yang menyukai matematika itu, memutuskan untuk menjadi seorang peretas profesional dan bekerja untuk siapa pun yang bersedia membayar jasanya. Selain menjadi peretas, ia juga merupakan jenius hebat dalam banyak hal. Salah satu bakat "unik" dari wanita itu ialah.. berjudi!

Benar, ia adalah Ratu Judi!

Alexa merupakan pribadi yang cukup tertutup, ia tidak memiliki sanak saudara karena dirinya adalah yatim piatu yang tumbuh di panti asuhan sejak ia masih bayi. Alexa paling tidak suka jika orang lain ingin tahu mengenai dirinya dan ingin masuk ke dalam hidupnya, ia sangat menyukai ketenangan. Hingga suatu hari, seorang bos mafia tertarik dengan bakatnya.

Alexa yang saat itu masih berusia 20 tahun, mencoba meretas sebuah situs ilegal milik Klan Mafia Mawar Hitam. Tanpa ia ketahui, aksinya itu telah menarik perhatian pemimpin dari Klan Mafia Mawar Hitam, yang bernama George Abraham, pria tampan berdarah Latin.

George tiba-tiba menghubungi Alexa dan menawarinya sebuah kerja sama yang akan membuat mereka mendapatkan banyak uang dan keuntungan. Alexa yang tergiur dengan nominal uangnya, tidak bisa menolak tawaran tersebut. Sejak saat itu, mereka menjadi rekan bisnis yang saling menguntungkan, George dengan koneksi dan jaringan mafianya, dibantu oleh Alexa yang memiliki otak jenius, mereka menjadi partner yang ditakuti oleh banyak gangster dan para elit besar dalam dunia gelap.

Hingga tanpa keduanya sadari, kedekatan mereka menumbuhkan benih-benih cinta yang tidak bisa mereka tolak, dan keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan. Namun, peristiwa mengerikan yang terjadi lima tahun yang lalu, membuat Alexa harus kehilangan rekan bisnis sekaligus kekasihnya. Alexa harus merelakan kekasihnya yang tewas karena serangan dari musuh besar kekasihnya.

Hingga di hari pemakaman George, para anak buah George, memutuskan untuk menunjuk Alexa sebagai pengganti George untuk memimpin Klan Mafia Mawar Hitam.

Lima tahun kemudian, Alexa yang memimpin anak buah George yang masih tersisa, dibantu dengan bakat dan otak jeniusnya, berhasil menjadikan Klan Mafia Mawar Hitam sebagai Klan Mafia terbesar dan ditakuti di seluruh Eropa dan Amerika.

Kringgg...

Alexa yang melamun langsung tersadar oleh suara dering ponselnya. Ia menatap ponselnya dan langsung mengangkat panggilan teleponnya, saat mengetahui jika tangan kanannya lah yang menelepon.

"Halo.."

"Aku akan menenangkan diri ke Maladewa untuk beberapa hari."

"Semua hal penting yang harus dibereskan sudah aku urus, kalian tinggal menyelesaikan sisanya."

Panggilan telepon itu berakhir.

Alexa yang merasa jenuh dengan kehidupannya yang sepi sejak kekasihnya terbaring kaku di peti mati, memutuskan untuk pergi berlibur ke Maladewa. Ia ingin menenangkan pikirannya yang kalut setelah mengunjungi makam sang kekasih.

Setelah beberapa saat menunggu, asistennya menghampiri Alexa dan memberitahu bahwa jet pribadinya telah siap. Wanita itu segera menyeret kopernya dan melewati jalur VIP untuk menuju ke jet pribadinya.

Beberapa saat setelah pesawat berada di udara, Alexa mulai menikmati perjalanannya dengan mendengar musik dari earphone. Secara perlahan, wanita itu mulai tertidur.

"Jangan! Jangan sakiti gadis itu! Dia bisa mati!"

"Jangan!!"

"Hahhhh.. Hahh.."

Alexa tiba-tiba terbangun karena mimpi buruk, ia bermimpi melihat seorang gadis yang menggunakan kursi roda didorong oleh seseorang hingga terjatuh dan tewas karena benturan keras di kepalanya. Menyadari itu hanya mimpi, Alexa menghela nafas lega. Saat melihat ke jendela, langit masih cukup terang dan ia melanjutkan tidurnya.

Saat langit semakin menunjukkan warna gelapnya dan Alexa semakin terlelap dalam tidurnya, getaran yang kuat disusul dengan goncangan seperti gempa bumi membangunkan wanita itu, namun semua sudah terlambat..

Hingga tiba-tiba..

DUARRRRR!!!

...----------------...

Kerajaan Elang, Benua Angin.

Paviliun Bulan, Kediaman Jendral Wang.

Di sebuah Paviliun yang memiliki pemandangan indah, seorang gadis cantik bak boneka porselen terbaring lemah di atas tempat tidur kayu, wajahnya yang lembut terlihat sangat pucat tanpa rona kehidupan.

Gadis cantik yang bernama Wang Chun Ying, putri bungsu dari Jendral Wang yang baru berusia 15 tahun itu mengalami kelumpuhan sejak dirinya dilahirkan. Kondisi kakinya yang lumpuh dan fisiknya yang lemah, membuat gadis itu selalu dihina dan diejek oleh orang-orang.

Ayah Wang Chun Ying, Wang Xiu Huan, merupakan Jendral Besar di Kerajaan Elang, Jendral Wang memiliki dua orang putra dan satu orang putri. Putra pertamanya, Wang Xue Min, merupakan ahli bela diri yang akan mewarisi posisinya sebagai Jendral Besar suatu hari nanti. Putra keduanya, Wang Dun Rui, adalah seorang jenius dalam berbisnis dan saat ini tengah sibuk menjalankan bisnis keluarga Wang yang semakin berkembang ditangan pria itu, dan yang terakhir, Wang Chun Ying, putri bungsu Keluarga Wang sekaligus satu-satunya Nona Muda di Keluarga Wang.

Keluarga Wang selalu memanjakan Wang Chun Ying karena dia satu-satunya perempuan di Keluarga Wang, apalagi kondisi tubuh gadis itu sangat lemah dan mudah sakit, membuat keluarganya harus ekstra hati-hati dalam menjaga satu-satunya perempuan dalam keluarga mereka.

Jendral Wang yang duduk di samping tempat tidur putrinya tak henti-hentinya menyalahkan dirinya atas kemalangan yang menimpa putri bungsunya.

"Maafkan atas kebodohan ayah yang telah membuatmu seperti ini Ying'er. Seharusnya dari awal ayah tahu, bahwa pertunangan kalian bukanlah hal yang baik untukmu!" Jendral Wang berbicara pada putrinya dengan penuh rasa penyesalan, pria berusia tiga puluhan itu memandang wajah pucat putrinya dengan tatapan sendu. Sudah satu bulan putrinya tidak sadarkan diri sejak kecelakaan yang menimpa gadis malang tersebut.

Wang Xue Min, putra sulung Jendral Wang yang baru saja kembali dari Akademi Elang yang menjadi tempatnya untuk belajar bela diri segera menghampiri ayahnya yang sedang bersedih.

"Ayah, adik pasti akan baik-baik saja, ia hanya sedang beristirahat untuk memulihkan tubuhnya." Wang Xue Min berusaha menghibur ayahnya yang selama satu bulan ini terus menerus menyalahkan dirinya.

Wang Xue Min mendekat ke tempat tidur dan memegang tangan kecil adiknya, "Adik, kakak baru saja kembali dari Akademi, kakak membawakan hadiah untukmu, jika adik sudah bangun, kakak akan memberikan hadiahnya untukmu, jadi adik harus cepat bangun."

Jendral Wang menatap putra sulungnya dan memegang pundaknya dengan kuat, "Min'er, ini adalah kesalahan ayah, Ayah akan berbicara pada Yang Mulia Raja untuk membatalkan pertunangan itu!"

"Tapi ayah, adik sangat menyukai Putra Mahkota, jika ia terbangun dan mengetahui pertunangannya dengan Putra Mahkota telah dibatalkan, adik pasti akan sedih." Wang Xue Min mencoba menahan ayahnya untuk mempertimbangkan lagi keputusan itu. Seluruh Keluarga Wang tahu, betapa Wang Chun Ying menyukai Putra Mahkota.

Jendral Wang telah mempertimbangkan keputusannya, ia mungkin akan membuat putrinya sedih, namun jika pertunangan itu terus dilajutkan, ia tidak tahu hal buruk apa lagi yang akan menimpa putrinya.

"Tidak bisa Min'er, ayah yakin ini keputusan yang terbaik untuk adikmu dan juga keluarga kita." Jendral Wang menatap sendu putrinya yang terbaring lemah dan merasa bahwa keputusannya sudah tepat dan mutlak.

Jendral Wang segera berbalik dan mengambil langkah cepat untuk menuju Istana Kerajaan.

Wang Xue Min menatap kepergian ayahnya dengan tatapan pasrah, ia merasa sedih untuk adiknya, namun di satu sisi ia juga merasa lega, karena adiknya tidak akan diganggu lagi oleh para gadis yang suka menindas adiknya karena menjadi tunangan Putra Mahkota.

"Mungkin ini memang yang terbaik untukmu, adik." Wang Xue Min mengelus pucuk kepala Wang Chun Ying dengan lembut.

Malam itu, tanpa di sadari oleh siapapun, sesosok berbaju hitam memasuki ruangan Wang Chun Ying dan membunuh gadis itu dengan sebuah racun.

Bab 2 : Reinkarnasi

Paviliun Bulan, Kediaman Jendral Xiao.

Rasa sakit yang menusuk hingga ke tulang dirasakan oleh gadis yang tubuhnya terbaring di atas tempat tidur. Bibirnya yang pucat meringis kesakitan, begitu merasakan tubuhnya seperti ditimpa oleh batu seberat beberapa ton.

"Sshhh.."

Kelopak mata gadis itu bergerak hingga membuat bulu matanya sedikit bergetar, saat kelopak itu perlahan terbuka, sorot mata yang biasanya sayu, kini menjadi dingin dan tajam. Gadis dengan mata berbentuk almond itu mencoba menggerakkan tubuhnya, namun hanya rasa sakit yang ia rasakan disetiap sendi tubuhnya.

Gadis itu sekali lagi mencoba menggerakkan tubuhnya, hingga akhirnya berhasil menyandarkan tubuhnya di sandaran kayu. Ia menatap sekeliling dan menyadari jika tempat itu sangat asing baginya.

"Ini di mana?"

Gadis itu menatap ke arah tubuhnya yang terlihat kurus dan kulitnya yang sepucat kertas. Ia meraba-raba wajahnya dan sangat terkejut saat mendapati wajah dan tubuhnya yang berbeda. Ia mulai menatap ke setiap sudut tempat itu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya!

"Apa yang terjadi denganku? Bukankah pesawat jet yang aku naiki meledak? Seharusnya aku sudah tewas, bukan?"

"Tempat apa ini?"

Gadis itu mencoba menggerakkan kakinya untuk beranjak dari tempat tidur. Namun, ia tidak dapat merasakan kakinya. Gadis itu tertegun sejenak.

Ia mencoba lagi untuk mengangkat kakinya, namun nihil, kedua kakinya tetap diam di tempat.

Gadis itu menyingkap selimut yang menutupi kedua kakinya dan ia sangat terkejut saat mendapati kedua kakinya begitu kurus dan kecil. Seperti tidak ada lagi daging yang menempel pada tulang kakinya yang sangat kurus.

"Apa-apaan ini! Kenapa kakiku menjadi seperti ini!?" Seru gadis itu tidak terima.

Saat ia memaksakan kedua kakinya untuk bergerak, rasa sakit yang tidak tertahankan menghantam kepalanya disertai denging yang memekakkan telinga. Hingga tiba-tiba, gadis itu kembali tidak sadarkan diri.

...----------------...

Di tengah padang ilalang, seorang gadis berpakaian serba putih terduduk di sebuah kursi roda. Gadis itu menatap hamparan ilalang di hadapannya.

Senandung merdu namun terdengar sangat pilu, keluar dari bibir gadis itu. Kesedihan begitu terasa di setiap alunannya.

Alexa yang sejak tadi memperhatikan gadis itu, mulai penasaran dan memutuskan untuk mendekati sosok itu dan menyapa, "Hei, kau siapa?"

Sosok itu membalikkan tubuhnya, saat mendengar suara di belakangnya. Gadis itu memperhatikan Alexa dengan pandangan bingung.

"Kakak siapa?" Tanya sosok itu.

Alexa mendudukkan dirinya di samping gadis itu, dia menekuk kedua lututnya dan menopang tangannya di atas lutut sebelum menjawab, "Aku Alexa, kau siapa gadis kecil?"

Gadis itu mengerutkan wajahnya, "Nama kakak aneh, aku Wang Chun Ying."

"Kenapa kau bisa ada di sini, gadis kecil?"

Gadis itu tiba-tiba menunduk lesu, "Aku tidak tahu, aku rindu ayah dan kedua kakakku, aku ingin bersama mereka, tapi aku tidak bisa."

"Memangnya apa yang terjadi?" Tanya Alexa penasaran.

Gadis itu terdiam, ia terlihat sedih.

"Aku akan menceritakannya pada kakak, tapi kakak tidak boleh memberitahu ayahku, aku tidak ingin ayah merasa bersalah dan sedih." Ujar gadis itu dengan mengangkat jari kelingking kepada Alexa.

Alexa menautkan jari kelingking mereka dan berjanji, "Baik, kakak tidak akan mengatakannya pada ayahmu."

Gadis itu mulai bercerita, "Namaku Wang Chun Ying. Aku merupakan putri bungsu dari Keluarga Wang. Saat ini usiaku 15 tahun. Ayahku seorang Jendral Besar yang kuat dan dihormati. Aku memiliki dua orang kakak laki-laki yang sangat menyayangiku. Aku tidak memiliki ibu karena ibuku sudah meninggal saat melahirkanku. Kata ayah, kondisi ibu sangat buruk saat mengandung diriku. Namun, ibu memilih untuk tetap melahirkanku meski nyawa taruhannya. Karena kondisi ibu yang memang sudah buruk, aku akhirnya terlahir dengan kondisi kaki yang lumpuh, aku tidak bisa berjalan dan memiliki fisik yang lemah. Selama lima belas tahun, aku hidup dengan baik bersama ayah dan kedua kakakku, mereka tidak menyalahkanku atas kematian ibu, justru mereka merawatku dengan sangat baik."

Gadis itu terdiam beberapa saat, tatapan sendu dan kilatan marah terlihat dimata gadis itu saat dia melanjutkan, "Hingga di usiaku yang ke 14 tahun, aku bertemu Putra Mahkota dan jatuh cinta padanya, dia pria yang sangat tampan namun sangat dingin. Hingga suatu hari, ayahku baru saja kembali dari medan perang setelah satu bulan lebih berperang demi Kerajaan Elang. Ayah berhasil memenangkan perang atas Kerajaan Naga dan merebut kembali wilayah selatan yang selama puluhan tahun telah dimonopoli oleh Kerajaan Naga."

"Raja Zhang sangat senang mendengar kemenangan ayah. Setelah kemenangan itu, Yang Mulia Raja meminta Keluarga Wang datang ke Istana Kerajaan untuk menerima hadiah dan penghargaan dari Yang Mulia Raja. Saat itu, Yang Mulia Raja memberikan hak istimewa pada ayahku untuk meminta sesuatu kepada Yang Mulia Raja. Namun, aku tidak menyangka jika ayah akan meminta pertunangan untuk diriku dan Putra Mahkota. Semua orang terkejut begitu mengetahui permintaan ayah yang menurut mereka tidak masuk akal. Aku adalah gadis lumpuh dan lemah, hak apa yang aku miliki untuk menikah dengan Putra Mahkota. Namun tanpa diduga, Yang Mulia Raja menyetujui permintaan ayahku, hingga akhirnya aku dan Putra Mahkota bertunangan. Aku pikir setelah hari itu, semua akan berjalan baik, rupanya aku terlalu naif. Para gadis yang menyukai Putra Mahkota tidak terima dengan pertunangan kami, mereka mulai secara terang-terangan menindasku, mereka menghina dan merendahkanku. Aku mencoba untuk tidak memperdulikan mereka, selama aku bisa bersama orang yang aku sukai, namun ternyata aku salah."

"Saat itu, di hari ulang tahun Putra Mahkota yang ke 20 tahun, aku mendengar dengan jelas dari mulut pria itu bahwa dia tidak pernah menyukaiku. Dia tidak menolak pertunangan itu lantaran tidak ingin membuat Yang Mulia Raja marah karena Yang Mulia Raja memiliki hubungan baik dengan ayahku. Pantas saja dia selalu bersikap dingin padaku, itu karena dia tidak menyukaiku tapi juga tidak bisa membatalkan pertunangan kami. Saat itu, aku berniat untuk memberikan hadiah terakhir untuknya sebagai hadiah perpisahan dan setelah itu aku akan melupakan perasaanku padanya dan meminta ayah untuk membatalkan pertunangan kami. Namun, saat aku dengan perlahan mendorong kursi rodaku untuk menghampiri pria itu, sekelompok gadis yang merupakan putri para bangsawan datang menghadang jalanku. Mereka mengolok-olok diriku dan dengan tega mendorong kursi rodaku hingga aku terjatuh ke dalam danau. Setelah itu, aku tidak ingat apa-apa dan berakhir di tempat ini."

Alexa yang sejak tadi menyimak cerita gadis itu akhirnya menyadari sesuatu, "Gadis kecil, sepertinya kita sudah mati dan saat ini kita hanya sebuah jiwa yang masih terombang-ambing di dunia."

Gadis itu tiba-tiba tertegun begitu mengerti maksud Alexa, "Mati? Maksud kakak, aku tidak akan bisa bertemu dengan ayah dan kedua kakakku?"

Alexa hanya mengangguk tanpa bisa berkata-kata.

Gadis itu tiba-tiba berdiri dan menatap Alexa lembut, "Kakak, terimakasih sudah menemani Ying'er bercerita. Semoga kakak bisa bisa menjalani kehidupan kedua kakak dengan baik. Selamat tinggal kakak."

"Hahh..."

"Hahh.."

Alexa tiba-tiba terbangun dengan nafas tersengal dan keringat membanjiri tubuh kurusnya.

"Mimpi yang aneh, siapa gadis itu?" Gumam Alexa sambil mencubit pangkal hidungnya.

Saat menyentuh dahinya yang terasa basah, Alexa tiba-tiba terperanjat. Dia menunduk dan menelisik setiap bagian tubuhnya. Higga dia menyadari jika tubuh ini memang bukanlah tubuhnya.

"Apa yang terjadi denganku?" Alexa tidak bisa mencerna apa yang ada di depan matanya. Ruangan aneh, pakaian aneh, perabotan yang meskipun terlihat mewah namun sangat kuno.

Apa aku bereinkarnasi ke dunia lain? Jika begitu, lalu bagaimana nasib Klan Mafia Mawar Hitam?

Bab 3 : Keluarga Wang

Paviliun Bulan, Kediaman Jendral Wang.

Alexa yang merasakan pusing dan sakit di sekujur tubuhnya, mencoba memahami keanehan yang terjadi.

"Gadis di mimpi itu, jangan-jangan.."

Saat Alexa sedang memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada di kepalanya, suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya.

Krieettt..

Seorang gadis yang memakai hanfu berwarna putih masuk dengan membawa wadah berisi air dan kain bersih, gadis yang berjalan pelan itu tiba-tiba mendongak, saat merasakan tatapan seseorang padanya.

"Nona.." Suara lirih yang dipenuhi ketidakpercayaan terdengar jelas di telinga Alexa.

Siapa orang ini?

Gadis itu tiba-tiba menjatuhkan wadah yang berada di tanganya ke lantai, hingga membuat air tumpah dan ia langsung berlari keluar.

"Lebih baik aku diam dulu sampai aku bisa memahami semuanya." Gumam Alexa.

Beberapa saat setelah gadis berpakaian putih itu pergi, suara langkah kaki yang cukup berisik terdengar dari luar ruangan tempat Alexa berada.

"Putriku, di mana putriku?!!" Teriakan panik dari seorang pria membuat kening Alexa berkerut.

Sepertinya aku tidak asing dengan suara itu?

Tidak lama setelah itu, tiga orang pria dan gadis berhanfu putih sebelumnya, berjalan dengan langkah cepat menghampiri tempat tidur Alexa.

"Putriku, syukurlah kamu sudah sadar! Ayah pikir ayah bermimpi saat melihatmu terduduk di atas tempat tidur!" Seorang pria paruh baya yang memiliki kumis tipis di atas bibirnya, memegang lengan kurus Alexa dengan begitu lembut dan hati-hati, seakan takut jika gerakan yang terlalu keras akan membuat lengan itu patah.

Seorang pria berparas tampan, mendekati Alexa dengan perlahan, pria itu menangkup pipi kiri Alexa yang terlihat begitu tirus hingga tulang pipinya menonjol, "Adik, kakak senang kamu sudah sadar setelah satu bulan tidak sadarkan diri."

"Apa? Satu bulan?!" Tanpa sadar, Alexa membuka mulutnya saat mendengar jika dirinya sudah koma selama satu bulan.

Eh? Suaraku? Ini bukan suaraku yang biasanya!

Wang Xue Min yang menyadari adiknya terkejut, bertanya dengan nada cemas, "Adik, ada apa?"

"Kalian siapa?" Alexa mau tidak mau bertanya pada mereka, meskipun dia sudah memiliki pemikiran tentang apa yang terjadi, dia tetap harus memastikannya.

Keempat orang yang berada di ruangan itu sangat terkejut, saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Alexa.

Jendral Wang sangat khawatir dengan keadaan putrinya, "Ying'er, apa yang terjadi padamu, nak?"

Alexa tidak tahu harus menjawab apa.

Apa lebih baik aku berpura-pura hilang ingatan? Dengan begitu, aku bisa menanyakan banyak hal tanpa dicurigai.

"Aku tidak mengingat apapun, siapa aku? Siapa kalian?" Alexa memegang kepalanya, berpura-pura menahan sakit.

Wang Xue Min sangat panik melihat adiknya kesakitan, "Panggilkan tabib! Cepat panggil tabib!"

Gadis berpakain putih yang berdiri di samping segera berlari keluar untuk memanggil tabib.

Setelah menunggu beberapa saat, tabib tua datang dan memeriksa Alexa yang hanya diam dengan tatapan bingung.

Begitu tabib selesai memeriksa, tabib tua itu menatap Jendral Wang dan segera menjelaskan, "Jendral Wang, putri anda mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya, hal itu menyebabkan putri anda kehilangan hampir semua ingatannya, hingga ia tidak mengenali dirinya dan orang lain. Dan kemungkinan, putri anda juga tidak mengenali lingkungan tempat tinggalnya sendiri."

Jendral Wang dan kedua putranya tertegun, begitu mendengar penjelasan tabib tua mengenai kondisi gadis itu.

"Ying'er, maafkan ayah nak, semua ini salah ayah hiksss.." Jendral Wang tidak bisa tidak menyalahkan dirinya sendiri saat melihat kondisi putrinya yang begitu menyedihkan.

Wang Xue Min dan Wang Dun Rui tidak bisa menahan air mata mereka, saat memikirkan nasib adiknya.

"Adik, maafkan kakak karena tidak bisa menjagamu dengan baik." Wang Xue Min memandang adik bungsunya dengan sedih.

Alexa hanya diam, menyaksikan ketiga orang pria di hadapannya menangis.

Sekarang aku yakin bahwa aku benar-benar bereinkarnasi ke tubuh orang lain, namun yang membuatku tidak mengerti, kenapa aku justru bereinkarnasi ke zaman kuno alih-alih zaman modern?

Jendral Wang menatap tabib tua dan bertanya, "Tabib, apa yang harus kami lakukan agar putriku kembali mengingat semuanya?"

"Kalian harus sering berbicara dengannya dan menceritakan semua hal yang pernah terjadi padanya untuk membantu mengembalikan ingatannya." Jelas Tabib.

Wang Xue Min dengan serius bertanya, "Apakah kami juga harus menceritakan kejadian buruk yang dialami adikku, tabib?"

Tabib tua mengangguk, "Benar, kenangan buruk membantu Nona Wang pulih lebih cepat, namun kalian juga harus berhati-hati jika ingin menceritakan kenangan buruk, hal itu mungkin akan memicu rasa sakit pada kepalanya."

"Baik tabib, kami mengerti." Ucap Jendral Wang. Ia akan mengingat ucapan tabib itu dengan baik.

Beberapa saat setelah tabib tua itu pergi, Jendral Wang dan kedua putranya menatap jiwa Alexa yang berada di tubuh Wang Chun Ying dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.

Jendral Wang mencoba berbicara dan menjelaskan asal-usul putrinya dengan hati-hati, "Putriku, namamu adalah Wang Chun Ying, aku adalah Wang Xiu Huan, ayahmu."

"Sedangkan, kedua pria ini adalah kakakmu, Wang Xue Min dan Wang Dun Rui." Jelas Jendral Wang sambil menunjuk kedua putranya.

Jadi, namaku adalah Wang Chun Ying, dan mereka adalah keluargaku? Bukankah Wang Chun Ying adalah gadis yang aku temui dalam mimpiku? Jadi benar dugaanku, aku sudah mati dan bereinkarnasi ke tubuh gadis itu.

Alexa hanya diam dan menatap ketiga orang itu dengan pandangan datar, tidak ada emosi apapun di dalam matanya, wajahnya pucat dan tanpa ekspresi.

Jendral Wang mulai cemas saat putrinya tidak meresponnya sama sekali.

Wang Xue Min yang mengerti perasaan ayahnya mencoba berbicara dengan adiknya, "Adik, ini kakak Min, Kakak sudah membelikan tanghulu kesukaanmu."

"Tanghulu? Apa itu?" Alexa akhirnya membuka suara, ia penasaran dengan nama asing itu. Ia bukanlah keturunan Tionghoa, sehingga ia tidak tahu apapun mengenai sejarah Cina di masa lalu. Meskipun ia bisa berbahasa mandarin, semua itu hanya untuk kelancaran bisnis Klan Mawar Hitam yang mengharuskan Alexa belajar bahasa mandarin, selebihnya ia tidak tahu apapun mengenai sejarah Cina.

Wang Xue Min yang mendengar adiknya mau berbicara merasa senang dan menjelaskan, "Tanghulu adalah buah-buahan yang dilapisi gula manis, kamu sangat menyukai tanghulu dan selalu meminta pada kakak untuk membelikannya di pasar saat kakak kembali dari Akademi."

Jendral Wang menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca, "Putriku, ayah akan melakukan yang terbaik agar kamu cepat sembuh dan ingatanmu kembali."

Sekarang aku mengerti kenapa gadis itu sangat sedih saat tidak bisa bertemu lagi dengan keluarganya. Gadis itu sangat beruntung memiliki keluarga yang begitu peduli dan menyayanginya.

Mulai saat ini, aku adalah Wang Chun Ying, putri bungsu Jendral Besar Wang dari Kerajaan Elang. Ketiga orang ini adalah keluargaku, keluarga yang tidak pernah aku miliki di kehidupan pertamaku.

Kepada siapapun pemilik alam semesta ini, terimakasih karena telah memberiku kesempatan kedua untuk merasakan cinta dan kasih sayang di tengah- tengah keluarga yang hangat.

Wang Chun Ying, aku berjanji akan menjaga keluargamu dengan baik, dan untuk semua orang yang telah menindasmu, biarkan aku, Alexa, yang akan membuat mereka membayar setiap perbuatan mereka kepadamu!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!