Jangan lupa buat selalu tinggalin like dan jejak yah buat karya karya aku 😘😘😘
Tubuh ramping dengan tinggi badan 168cm, rambut panjang bergelombang hasil catokan, kulitnya putih bersih, dengan wajah berdarah Asia. Shenna Asterta Keynard, gadis cantik berusia 28 tahun yang akrab dengan panggilan Shei oleh semua teman temannya. Masih setia hidup melajang. Bukan, bukan karena tak laku tetapi hidup lajang seperti ini adalah bentuk kebebasan pilihan hidup Shenna. Bebas untuk berpergian kemanapun dengan siapapun tanpa harus merengek izin dari pasangan, atau hidup penuh dengan drama yang sering dikatakan kebanyakan orang sebagai budak cinta alias bucin.
Pagi ini Shei tengah bersiap untuk berangkat kerja, memakai rok pinsil putih selutut dipadu dengan blouse rayon berwarna hijau pastel, tak lupa sepatu heels 7 centi berwarna nude selalu menjadi andalannya. Bekerja sebagai PR ( Public Relation) dari perusahaan IT terbesar tentu dia dituntut untuk selalu berpenampilan menarik. PT Global Techno, kantor tempat Shenna bekerja merupakan kantor IT terbesar di kotanya. Dipimpin oleh seorang CEO yang sudah cukup berumur yaitu Pak Setya Adriawan yang hanya hidup berdua dengan istrinya tanpa memiliki keturunan. Dan Shenna adalah salah satu orang kepercayaan Pak Setya. Bisa dibilang bahwa Shenna bukannya PR perusahaan itu tetapi lebih seperti jubirnya (juru bicara) Pak Setya dan juga teman curhat pak Setya mengenai kondisi perusahaannya.
Setelah selesai bersiap, Shei mengambil kunci mobilnya, tas serta beberapa dokumen perusahaan yang dia bawa pulang kemarin untuk diperiksa dan mengunci pintu apartemennya.
Langkah kakinya tegas dan pasti kearah lift yang akan membawanya menuju basement parkiran, membuka mobilnya dan dengan segera melajukan mobilnya membelah jalanan padat ibukota pagi ini.
Lagu Jason Mraz more than friends menjadi teman perjalanannya, sambil bersenandung ikut bernyanyi dan mengetuk jari-jari lentik Shei pada setir kemudi.
I wanna be more than friends
I wanna be more than friends
I wanna tell everyone you're taken
And take your hand until the end
I wanna be more than friends
At the risk of sounding foolish
I don't wanna fool around no more
If we're gonna do this then let's do this
You can fix my broken heart if it's all yours
Caelah Shei Shei nyanyi buat siape amuuuhhh?? hahaha ..
Batin Shenna senyum senyum sendiri, boro boro ada yang bisa dijadiin pacar gebetan saat inipun tak ada.
'eiitsss gua bukan gak laku, iaaa enak aja ga laku, tuh Octavian, Michael, Raka juga sekarang lagi berusaha ngejar tapi gua tolak, gua kan cuma mau cari yang cocokk'.
Begitulah Shenna, suka bilang suka, tidak bilang tidak. Banyak yang hingga saat ini ingin dekat dengan Shenna tetapi semua tidak ada yang greget buat dirinya.
'Gak kompeten buat jadi pasangan!' Itu yang selalu menjadi alasan Shenna tetap terus menyeleksi, lagipula dia juga tak sedang buru buru untuk memiliki pasangan. Mengejar karirnya untuk membahagiakan mama dan menjadi mandiri secara finansial adalah tujuan utamanya saat ini.
Setibanya dikantor Shenna langsung menuju ruangannya, dengan menenteng tas, mengapit dokumen dilengannya, memegang gelas kopi dan kantong roti sandwich yang dibeli di cafe bawah gedung kantornya. Baru saja Shenna mendaratkan bokongnya dikursi ruangannya, tepukan dibahu dari Rara sahabatnya benar benar mengejutkannya sampai hampir tumpah kopi yang hendak Shenna minum.
"Sheiii...!!" Mungkin knalpot motor terong terongan juga kalah sama suara kecang Rara.
"Gelo lu Ra!! Ini kopi masih panas. Main nepok nepok aja kalo tumpah ini kopi bisa ledes semua kulit gua." sewot Shenna sambil memelototkan matanya.
"Sorry lah sorry.. hehehe." Rara selalu cengengesan menanggapi Shenna si judes.
"Ngapa sih lagian pagi pagi heboh bener udah kaya gak kebagian jatah sembako!" Shenna yang sewot sambil menyeruput pelan kopi panasnya.
" Ckck.. ini lebih penting dari pada jatah sembako, lu mendingan cepet buka email kantor. Nanti bakal ada rapat team PR sama Pak Setya jm 10, tapi sebelum itu pak Setya minta lu keruangan dia sekarang juga." Rara memainkan kuku lentiknya sambil berbicara tiada henti.
"Rapat team?? Apa apaan?? Kok gue sebagai ketua ga tau apa apa ada rapat?? Ini yang gelar hajatan siapa??" Shenna memang manager team divisi PR dikantornya yang beranggotakan 7 orang dan Rara adalah salah satu bawahannya dikantor. Tetapi hubungannya dengan Rara sudah terjalin sedari bangku kuliah sehingga tidak ada kecanggungan diantara keduanya.
"Laaah justru ini dikasi tau Jennaapp, Pak Setya yang ngadain hajatan tuuuh baru tadi pagi aja dia ngirim tuh email. Sana buruan ngadep Pak Setya sebelum hilang jabatan lu." cerocos Rara.
"Iisssshhh muncrat lu kalo ngomong payungin tuh mulut...! Ganti ganti nama orang seenak udel. Staples juga nihh tuh bibir!!" Shenna menghalau Rara dan Rara hanya menampilkan mimik muka meledek.
Shenna dengan segera bersiap menuju ruangan Pak Setya sambil terus bercanda dengan Rara.
Dengan menaiki Lift menuju ruangan CEO nya, Shenna sudah sampai dilantai tertinggi gedung tersebut.
"Tik..pak Setya nyariin gua??" tanya Shenna pada Kartika sekertaris Pak Setya.
" Iaa Shei, udah langsung masuk aja. Udah ditungguin sama pak Setya." Gadis itu tak berpaling dari layar komputernya.
Shenna hanya menganggukan kepalanya dan menuju ruangan Pak Setya.
"TOK TOK TOK..." Shenna mengetuk pintu ruangan pak Setya.
"Permisi pak Setya, bapak mencari saya?" Shei langsung masuk dan menuju meja pak Setya.
Guratan halus di wajah pak Setya dan senyumannya yang teduh selalu menghiasi wajah pak Setya.
"Sini Shei.. duduk saja. Saya ingin bicara." Pak Setya langsung mempersilahkan Shenna duduk dikursi depan mejanya.
" Ia pak Setya, ada masalah apa pak? Nanti jam 10 bapak juga mau mengadakan rapat?" Shenna langsung mendudukkan dirinya di hadapan pak Setya.
Sambil melepas kacamatanya Pak Setya memijit keningnya sebentar.
"Shei, kamu sudah bekerja dengan saya hampir 6 tahun. kamu juga yang paling mengerti bahwa saya sangat ingin pensiun dan menikmati hari tua saya dengan istri saya."
Hmmm lagi lagi persoalan pensiun ini.. kesian pak Setya..
Shenna terdiam sebentar sebelum berbicara.
"Ia pak.. saya tau..." Shenna tersenyum tipis dengan tertunduk dan hatinya langsung merasakan bahwa ujung pembicaraan ini akan membuat pak Setya sedih.
"Perusahaan ini sudah seperti anak untuk saya, terlebih perusahaan ini sudah dibangun oleh mendiang ayah saya dengan segenap hatinya. Tidak mudah buat saya untuk melepas perusahaan ini kesembarang orang." Pak Setya menatap lurus lurus tetapi pikirannya melayang mengingat perusahaan ini sebelum sebesar sekarang dan perjuangannya semasa muda untuk memajukan perusahaan ini dengan keras.
Shenna hanya terus menundukan kepalanya sambil memainkan jarinya dibawah meja menyimak perkataan pak Setya.
" Dan....... saya sekarang saya telah menemukan orang yang tepat yang akan mengurus perusahaan ini dengan baik...!" Wajah Pak Setya tiba tiba berbinar bahagia seolah ada harapan baru dalam hidupnya.
"Hahhh???!!!" Shenna tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya dan menatap pak Setya bingung.
Sudah tepat seminggu semenjak rapat dan pengumuman dari pak Setya yang menyatakan bahwa beliau ingin pensiun dan perusahaan akan diakusisi kepada keponakannya dan dijalankan keponakannya selaku CEO baru.
PT Global Techno akan berganti nama dengan PT KLV Techno. Pekerjaan Shenna seolah tidak ada ujungnya, wanita itu sibuk menggelar acara konferensi pers hingga menanggapi para pemegang saham serta klien penting diperusahaan demi tercapainya tujuan 'pensiun bahagia' untuk pak Setya. Rasa lelah dan kesal Shenna akan hilang jika melihat binar bahagia pak Setya yang telah menemukan orang yang dapat beliau percaya untuk mengurus secara penuh perusahaan yang telah dia bangun. Sungguh materi tidak menjadi hal utama lagi dalam impian pria tua itu. Dia hanya ingin tinggal dengan tenang bersama istrinya dan pindah ke Hawaii untuk menghabiskan hari-hari tuanya.
"Shei... ini daftar para klien penting yang sudah di follow up team marketing, ada beberapa perusahaan yang akan hengkang karena mereka tetap bertahan karena pak Setya kemarin ini. Yaaah wajar sih kita aja gak tau gimana wujud itu CEO baru yang katanya masih keponakan pak Setya.. jadi kita harus maklum kalau ada beberapa klien gak merasa sercure." Rara memberi beberapa map dan langsung menghempaskan dirinya duduk di kursi depan meja kerja Shenna.
"Iaa paham gua juga.. lagian pasti team marketing udah berusaha titik keringat penghabisan." Sembari membuka beberapa lembar kertas dalam map. "Lusa pak Setya ngajak gua buat ketemu CEO baru itu sebelum mereka ada meeting sama petinggi lainnya... Pak Setya mau gua tetap bekerja dalam posisi ini untuk CEO baru agar dia bisa tenang katanya." lanjut Shenna.
"Duuuh moga yahh tuh bos baru sebaik pak Setya, dia gak ada duanya sih.. Tapi kalo masih muda dan ganteng terus kaya raya juga boleh dehhh." Rara mengerjapkan matanya persis seperti orang kelilipan dan tertawa cengengesan.
"Kalo iya juga belom tentu mau sama lu Ra... Andro mau lu kemanain? dikantongin???" Shenna melempar pulpennya tepat diwajah Rara
"Issssshh Sheiiiiiii... sakiitt!!!" Rara berusaha membalas tetapi Shenna lebih sigap menghindar dan tertawa terbahak.
Meksi hari hari sibuk selalu menghantui Shenna tetapi suasana kantor ceria seperti ini yang selalu membuatnya semangat bekerja, terlebih lagi atasannya pak Setya sangat baik dan loyal terhadap karyawan. Shenna menjadi sendu dan sedih membayangankan tidak akan ada lagi atasan sebaik pak Setya. Beliau panutannya dan banyak sekali mengajarkan hal hal baru pada dirinya, meski terkadang beliau cerewet menasehati persoalan kehidupan pribadi Shenna.
***
Shenna duduk dengan gelisah di salah satu restoran hotel berbintang. Dia dan Pak Setya akan bertemu dengan calon bos barunya yang masih juga keponakan pak Setya.
"Pak Setya bapak ingin makan atau minum apa? Biar saya pesankan." tawar Shenna sopan.
"Pesankan saya Hot Black tea saja Sheii, saya kalau malam tidak makan berat.. Kamu saja pesan makan malammu sekalian Shei."
" Baik pak.." Shenna dengan segera memanggil pelayan dan memesan pesanan pak Setya dan dirinya.
"Keponakan saya masih akan tiba 15 menit lagi, kamu makan saja duluan Sheii. Jangan sampai kamu pingsan kelaparan nanti saat bertemu bos barumu." Pak Setya terkekeh pelan untuk meledek Shenna.
Iya kali pak saya pingsan gara gara laper, emangnya sinetron di tivi
Shenna menipiskan bibir dan menganggukan kepalanya.
Hanya dalam waktu 10 menit Shenna sudah menghabiskan 1 porsi nasi goreng pesanannya. Sleain lapar dia jugabterbiasa untuk makan dengan cepat. Tidak mungkin juga dia akan menemui calon bos barunya sambil menikmati makanannya, tidak etis. Dan kini Shenna sedang menikmati minumannya sembari mengobrol ringan dengan pak Setya.
"Kamu masih belum punya pacar Sheii?" Tanya pak Setya to the point.
Hadeuh ga ada pertanyaan lain pak, udah persis si mama aja pertanyaannya seputar calon mantu dan pacar. Rutuk Shenna dalam hati.
"Gak ada pak Setya, saya belum ketemu yang cocok." Shenna tersenyum kaku.
"Nungguin yang cocok gak akan ada habisnya Sheii.. Dengarin saya, nanti kamu akan melewatkan kesempatan bagus kalau terlalu lama menunggu." Berbagai wejangan pak Setya sudah keluar, jika begini Shenna hanya bisa berharap tiba tiba gempa atau mati lampu sehingga dia bisa terhindar dari pembahasan soal jodoh.
Shenna hanya bisa mangut mangut seperti boneka restoran H*kben dan tersenyum pias sambil meneguk sesering mungkin minumannya karena wejangan pak Setya seolah tidak ada habisnya.
"...Naah inget kan Sheii apa yang pernah saya nasihatin dulu soal mencari pasangan yang tepat?.. Kamu harus.."
"Halo om Setya sorry Kevin terlambat tadi jalanan macet banget pas pasan sama jam pulang kantor kan." Suara yang mengalihkan perhatian pak Setya itu bagaikan angin syurgah ditelinga Shenna. Sungguh penyelamat dikala telinga Shenna sudah mengeluarkan asap dan panasa karena sedari tadi mendengar wejangan pak Setya.
Shenna menenggak terakhir mimuman digelasnya, sebelum dia menengok kearah sumber suara untuk memperkenalkan diri.
Seketika mata wanita membesar menangkap sosok calon bos barunya.
"Prrfftttttttuusshhh..." Shenna sukses menyembur isi mulutnya kearah pria tersebut dan terbatuk batukkarena tersedak.
Seorang Kevin bagi Shenna yang masih remaja saat itu merupakan sosok yang sangat mengagumkan, baik dari segi fisik tubuh tegap berisi dan tinggi 185cm. Ditambah kecerdasan otaknya, terbukti saat mengobrol Kevin bukan tipikal pria yang bicara kosong.
Senyumnya, perhatiannya, tatapan matanya, semua begitu memabukkan untuk Shenna kala itu.
Berkenalan lewat Sosial Media tanpa sengaja, janjian untuk bertemu dan menjadi dekat untuk kurun waktu 2 bulan, sungguh membuat Shenna menjadi gadis yang sangat sangat kasmaran saat itu.
Sayangnya sikap Shenna yang sangat menunjukan tergila gilanya pada Kevin membuat Kevin mundur teratur dan berpacaran dengan teman Shenna, Herlin yang umurnya sepantaran dengan Kevin saat itu. Shenna patah hati dan menyesal pernah mengenalkan Herlin pada kevin. Dalam diam dia menangis untuk melupakan Kevin secepatnya.
Jika saat itu sudah adalah istilah fucekboy ... deskripsi itulah yang paling pas untuk menggambarkan seorang Kevin bagi Shenna.
Terbukti dengan saat ini, kecerdasan otak Kevin bukan main main sehingga bisa membawa dirinya pada kesuksesan diusia yang masih muda 34 tahun, sudah memiliki perusahaan sendiri dan kekayaan yang terbilang cukup fantastis untuk seorang yang memulai dari bawah. Masih menyandang nama Adriawan mengikuti mamanya dari pemberian sang kakek, Kaindra yang merupakan nama papanya Kevin tetap disematkan.
Sang papa bukanlah pebisnis dunia IT seperti kakek dan om Setya, keluarga dari mamanya. Maka dari itu Kevin memulai semua ini dengan tangan dan usahanya sendiri.
Keputusan Kevin saat menerima tawaran om Setya untuk membeli perusahaannya merupakan keputusan terbaik yang pernah Kevin buat, dan kini semakin terwujud mimpinya untuk memiliki perusahaan IT terbesar dengan menggabungkan dengan perusahaannya saat ini.
Syarat dari om Setya hanya satu, untuk tetap mempertahankan karyawannya yang saat ini sudah lama bekerja dan mengabdi untuk perusahannya.
Malam sebelum jamuan makan malam dari om Setya di hotel, Kevin sudah tahu Shenna bekerja pada om Setya dan akan bertemu Shenna malam itu.
Karena beberapa kali bertemu om Setya untuk membicarakan perusahaan, pria paruh baya itu pasti tidak akan lupa satu hal. Beliau selalu memuji muji pekerjaan 'jubir'nya Shenna, betapa wanita itu kompeten dalam bekerja. Karena penasaran lalu Kevin mencari tahu soal Shenna itu, dan memang Shenna yang bekerja untuk om Setya adalah Shenna yang sama yang dia kenal 9 tahun lalu.
Bocah ini bekerja dengan baik rupanya sampai Om Setya memuji dia banget.. Seperti apa rupanya dia sekarang? Apa masih seperti dulu.. meski berwajah manis tetapi penampilannya terlalu tidak modis dan tomboy.
Kevin menerka dalam hatinya sendiri.
***
Hari senin ini merupakan hari yang enggan dilalui untuk Shenna, duduk dalam ruangan kerjanya sedari tadi, Shenna datang sangat awal pagi ini. Masih jelas diingatannya bagaimana dia menyemburkan isi mulutnya tepat di wajah calon bos barunya itu hari jumat kemarin.
Sepanjang malam acara pertemuan itu Shenna sama sekali tidak berani menatap wajah kevin, sesekali Shenna hanya menyahuti Pak Setya untuk memberikan beberapa dokumen dan terlihat juga beberapa kali Pak Setya seperti menahan ketawa.
Satu jam acara itu berlangsung seperti berjam jam bagi Shenna, hingga acara pertemuan itu usai Shenna dengan segera secepat kilat undur diri untuk pulang.
Dan dua hari selama akhir pekan dihabiskan Shenna dengan menerka nerka nasibnya sendiri kelak dikantor.
Gimana bisa gua kerja kalau bos nya dia??? Ini sebenarnya lagi realty show apa yah?? Nanti tiba tiba ada kameramen keluar serta kru kru nya berteriak 'praaaankkkk!!!' Ini beneran gak sih???
Shenna mengacak acak rambutnya sendiri.
Apa jangan jangan gua bakal di pecat abis sembur tuh air zam zam????!!! Tiidaakkk cicilan apartemen gua masih berjalan!!!!!!!
Frustasi, sungguh sangat frustasi Shenna saat ini. Kenapa juga dia harus bertingkah konyol dan memalukan saat bertemu lagi dengan mantan gebetan yang dulu pernah menolaknya.
'TOK TOK..'
Tiba tiba Shenna dikejutkan dengan suara ketukan pintu, sambil melirik arloji di lengannya sudah menunjukan pukul 08.15 berarti pasti dluar sudah banyak karyawan yang datang.
"Masuk.." Sahut Shenna.
Begitu daun pintu terbuka pelan yanng muncul hanya kepala Rara yang mengintip.
"Dihhh kenapa luh Ra? Sehat? Pake ketok pintu kaya kesambet jin sopan" Shenna mengerutkan alisnya begitu melihat Rara yang muncul.
"Sembarang aje tuh mulut. Emang iya ada jin sopan???" Rara masuk kedalam ruangan Shena dan sewot.
"Hahaha kagak tau gua, abisnya lu pake ngetok segala kirain siapa yang nongol taunya induk semang." Rara memutar bola matanya malas mendmegar penturan Shenna.
"Justru gua yang mau tanya Shei, lu kenapa dah pagi pagi udah mendep di dalem. Kan gua kirain lu lagi sibuk banget makanya gue ketok." Rara duduk santai dikursi sebrang Shenna.
"Pusing gua Ra...." Shenna tertunduk lesu dan memijat pangkal hidungnya sambil menghela nafas panjang.
"Kenapa Sheii?" Rara langsung bangkit dari duduknya dibangku depan Shenna, raut wajah nya juga cemas. Karena jarang jarang Shenna terlihat banyak pikiran seperti ini.
" Ini soal CEO baru kita...." belum selesai Shenna bicara Rara langsung menepuk tangan Shenna dengan kencang.
'*P*laaaakkkk!'
" Gilaaaaa itu bahan ghibah gua pagi ini yang baru aja mau gua kasih tau ke lu!!!! CEO baru kita uda dateng Sheiii.. Yah Tuhan!!! Itu doi kece banget, beneran keceeeehhh abis. Doi uda langsung kesini buat offering job sama Pak Setya seminggu, ini yang gua denger denger. Bisa betaaaaahh gua lama lama dikantor!!" Rara benar benar antusias untuk membicarakan Kevin dihadapan Shenna yang masih shock memegang lengannya yang terasa perih akibat pukulan maut Rara.
Ini manusia sekali kali gua lempar ke laut boleh kali yah?!!
"Heehhh gila luh yah Ra?? Main pukul aja tangan orang!! Lu denger dulu apa yang mau gua ceritain!!" Shenna memandang Rara kesal, dia sungguh merasa panas di kepalanya terlebih mendengar kicauan Rara yang bising.
Rara hanya cengengesan persis seperti bocah edan ketawan nyolong.
Shenna menghembus kasar nafasnya sebelum bicara, "Ra itu CEO baru kita.." belum selesai Shenna berbicara sudah terdengar bunyi telefon dimeja nya.
'Trriitttt triiittt...!!'
Terlihat nomor ext dari Kartika sang sekretaris pak Setya.
Shenna lagi lagi menghembuskan nafasnya berat.
"Ya.. Halo kenapa Tik?"
"Halo Shei, lu dipanggil pak Setya keruangannya buat bawain dokumen data klien prospekan besar sekarang yeee!" Ucap Tika disebrang sana.
"Oke Tik gua siapin dokumennya sekarang nanti gua langsung naik yah. Thankyou Tika."
Begitu telefon ditutup Shenna langsung lanjut memandang kesal pada Rara.
"Gua ada kerjaan dari Pak Setya.. nanti kita lanjut!"
Setelah menyiapkan yang diperintahkan Shenna langsung menaiki lift untuk segera menuju ruangan pak Setya, dengan beberapa map ditangannya.
'TOK TOK TOK!'
"Permisi pak Setya, ini dokumen yang diminta Bapak. Ada beberapa data klien lainnya yang cukup potensional tetapi belum dirangkum oleh team marketing jadi..." Shenna berjalan masuk dan terus berbicara dengan pak Setya yang sedang duduk di kursinya seperti biasa, dan baru menyadari Kevin sedang duduk juga dalam ruangan itu juga dan menatap pada Shenna.
Owwh iyaah tadi kan Rara udah bilang yah kalau Kevin udah dateng perhari ini buat offering job sama pak Setya,, pikun amad gua!! Ringis Shenna.
Mendadak kerongkongan Shenna terasa kering dan mencekat karena kikkuk.
"Ehmm ehmm!" Shenna berdehem menormalkan degup jantungnya dan berusaha untuk bersikap profesional meski berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya.
Pak Setya hanya duduk diam mengamati pergerakan keponakannya dan Shenna, langsung tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
"Sheii...." Panggil pria tua itu.
"I.. iyaa pak Setya!" Shenna dengan segera tersadar kembali.
"Untuk selanjutnya kamu yang akan mendampingi Kevin dalam mengurus klien yah, juga laporan klien bisa kamu serahkan pada Kevin."
"Ba..baik pak Setya!" Shenna menelan ludahnya kasar, dia sungguh tak punya kuasa untuk menolak pekerjaan ini.
Dia manis sekali sekarang. Kevin tidak melepaskan pandangannya pada Shenna dengan senyum tipisnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!