NovelToon NovelToon

Inikah Cinta Itu

Bab 1 Terbebas

"April,bangun!" ucap laki-laki bertubuh tinggi,berkulit putih dan tampak masih muda,Edwin namanya.

Laki-laki tampan dan lajang berusia 30 tahun itu punya kebiasaan tidur bergonta-ganti pasangan.

Kali ini Edwin sengaja menyewa gadis yang masih perawan untuk melayaninya.Dan April lah orang yang di pilihnya.

Edwin berdiri tegap sambil melihat April dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Dia cantik juga" gumam Edwin

"Aduh" Suara April yang mulai sadar,dia seraya memegang kepalanya yang terasa begitu sakit.kemudian perlahan-lahan membuka matanya.

"Akhirnya kamu sadar juga" Kata Edwin sambil menyedekapkan kedua tangannya di dada.

Mata April seketika langsung melotot melihat seorang laki-laki asing ada tepat di hadapannya sekarang.

"Siapa kamu?'' tanya April kaget.

"Sudah,gak usah banyak tanya kamu.Cepat layani aku!" Ucap Edwin lagi yang membuat April jadi naik darah.

"Apa maksud kamu?" Tanya April sambil menatap tajam ke arah Edwin.

"Pura-pura gak tau lagi" Edwin membuka jas yang melekat di tubuhnya.

Hati April berdegup kencang di kala itu.Rasa takut kini mulai menyerang dirinya.Ingin rasanya April melarikan diri dari tempat itu, saat itu juga.Tapi seluruh tubuhnya terasa begitu lemah.

"Kau jangan berani macam-macam padaku!" April perlahan mencoba untuk bangun dan mengancam Edwin.

Sungguh malang nasib gadis berumur 21 tahun itu.Dia di jebak oleh temannya sendiri.

April tercengang melihat dirinya sendiri telah berpakaian sangat seksi saat itu.April segera menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

"Heh,jangan pura-pura sok alim kamu!! pake di tutupi segala" Kata Edwin dengan ketus membuat April tidak bisa membendung air matanya.

"Aku wanita baik-baik,Aku bukan pelacur" Teriak April dengan lantang.

"Halah..mana mungkin gadis baik-baik berpenampilan seperti itu" Edwin mencibirkan bibirnya.

"Aku benar-benar wanita baik-baik,Aku mohon jangan lakukan apapun padaku,Aku bersumpah kalau aku bukan seorang pelacur" kini April bersimpuh di lantai di hadapan Edwin.

Melihat hal itu Edwin menjadi jengkel.Niat hati ingin bersenang-senang malam ini semuanya jadi buyar.

"Aku sudah membayar mu dengan mahal.Ternyata mereka hanya memberiku gadis bodoh sepertimu"Edwin merogoh kembali jas yang tadi dia buka.Kemudian memakainya kembali.

Hasrat Edwin kini telah hilang,dia ingin keluar dari kamar itu.

"Ku serahkan lagi kau pada mereka!" seru Edwin.

Hal itu membuat April kaget."Bagaimana nasib ku nanti,jika kembali ke tangan orang-orang jahat itu?" Dia bergumam dalam hatinya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" April berpikir begitu keras, hingga akhirnya muncullah ide di benaknya untuk meminta bantuan pada Edwin.

"Tunggu! Aku mohon tolong aku! Aku tidak ingin kembali pada mereka tuan" April bersujud dan memohon di kaki Edwin.

"Lepaskan kakiku!" Teriak Edwin sambil menghentakkan kakinya.

"Tidak tuan,sebelum tuan berjanji akan menolongku" April malah memegang pergelangan kaki Edwin,sehingga Edwin tidak bisa melangkahkan kakinya.

" Aku mohon tuan, tolong aku! bebaskan aku dari cengkraman mereka" April menaruh harapan yang besar kalau Edwin akan menolongnya kali ini dari teman yang akan menjerumuskannya.

Edwin bingung,dia tidak mungkin menendang atau melakukan kekerasan lainnya agar April melepaskan pegangan pada kakinya.

"Baiklah,Kalau begitu apa imbalan yang akan kau berikan padaku,jika aku membebaskan mu dari mereka?" Setelah berpikir sebentar Edwin pun mengurungkan niatnya untuk meninggalkan April.Kemudian mengajukan pertanyaan yang membuat April bingung harus menjawab apa.

"Apapun yang tuan perintahkan akan aku turuti" jawab April spontan

"Benarkah? Apapun itu?" Edwin seolah-olah tidak percaya.

"Iya tuan"

Edwin membangunkan April dan melihatnya lagi dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Edwin yang di tuntut untuk segera mempunyai istri oleh pengacara, agar harta warisan ayahnya jatuh padanya tanpa ada gangguan dari ibu tirinya yang rakus dan ingin menguasai harta warisan itu.Dia mempunyai ide brilian setelah melihat April.

"Bagaimana jika aku menyuruhmu untuk berpura-pura jadi istriku,apa kamu bersedia?" Tatapan Edwin tidak lepas dari muka April,Dia penasaran dengan jawaban yang akan di berikan April padanya.

April begitu tercengang dengan syarat yang di ajukan Edwin,namun dia tidak punya pilihan lain lagi selain itu.

"Iya tuan.Aku bersedia asal tuan benar-benar menolongku"

"Baiklah kalau begitu tunggu dulu kamu di sini! nanti aku balik lagi.

"Iya tuan" jawab April seraya menganggukkan kepalanya.

Edwin keluar dari kamar hotel itu.Langkahnya tertuju pada seseorang yang berada di luar kamar tersebut.

Seseorang bertubuh tinggi besar yang tadi telah menerima cek darinya.

"Ada apa lagi tuan?..Apa pelayanan dia kurang baik?"Tanya laki-laki itu dia begitu penasaran dengan apa yang telah terjadi.Dia langsung bertanya setelah Edwin berada di hadapannya.

"Tidak, aku hanya ingin membeli dia seutuhnya" jawab Edwin.

Laki-laki itu tersenyum sinis "Dia kini jadi aset kami,Kami tidak mungkin menjualnya pada tuan"

Edwin kemudian merogoh sakunya dan memperlihatkan cek berjumlah sangat besar padanya.

Mata laki-laki itu sampai melotot melihat jumlah yang tertera di dalam cek tersebut.

"Cukupkah uang ini untuk membeli gadis itu?" tanya Edwin

"Cukup tuan" Senyuman terpancar dari raut mukanya.

"Sekarang dia sudah jadi milik tuan seutuhnya" tangan laki-laki itu meraih cek yang masih di tangan Edwin.

Edwin kembali lagi ke kamar sedangkan orang itu berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

"ceklek"

Suara handel pintu terdengar oleh April.Edwin pun terlihat menghampirinya.

"Sekarang kamu sudah bebas dari mereka.Tepati lah janjimu itu! Jangan mencoba kabur dariku jika tidak ingin mereka mengejar mu lagi!" seru Edwin

"Baik tuan" April terlihat sangat bahagia.

"Mulai sekarang jangan panggil aku tuan,panggil saja Edwin"

April pun menganggukkan kepalanya.

" Oh iya.Mulai besok kamu akan ikut denganku ke rumah dan berpura-pura menjadi calon istriku di hadapan mereka!"

"Baik tu_ maksud saya Edwin" April merasa canggung memanggil nama pemuda itu.

"Sekarang kamu tidurlah di sofa,Aku tidur di sini"

April langsung menuruti apa yang di perintahkan Edwin.Dia menuju sofa yang ada di kamar itu.

"Ini pakai selimutnya,biar kamu gak kedinginan" Edwin melemparkan selimut ke arah April.Dengan cekatan April pun bisa menangkap selimutnya.

"Ternyata dia baik juga" gumam April dalam hatinya.April membaringkan tubuhnya.Selimut itu di pakainya untuk membungkus seluruh badannya tidak terkecuali kepalanya.

April saat itu tidak bisa memejamkan matanya.Bayangan ketika dia di jerumuskan temannya untuk di jadikan pelacur terus saja mengganggu pikirannya.

Berbeda dengan Edwin yang saat itu langsung tertidur lelap.

Bab 2 Bagaikan Bidadari

"Bruk.."

Setelah menutup pintu mobil,Edwin pun segera melajukan mobilnya.

"Nanti kita ke butik langgananku dulu ya! Setelah itu kita ke salon.Biar mereka mendandani mu secantik mungkin" Kata Edwin.Walaupun Edwin saat itu menyadari kalau April sudah cantik alami.Hanya butuh polesan sedikit saja.Agar tampak lebih berkelas.

April menganggukkan kepalanya.Tanpa berkata apapun.

Selama perjalanan April anteng dengan lamunannya.

Hingga hening suasana dalam mobil membuat Edwin merasa bosan.Dia kemudian menyalakan musik favoritnya agak keras.Kepala dan jari-jarinya bergoyang mengikuti alunan musik itu.

Sesekali Edwin melirik ke arah April,kemudian menatap kembali ke depan.

April terlihat menarik napas panjang dan mengeluarkannya dengan kasar.April ingin beban di hatinya hilang dengan berhembus napasnya itu.

"Kenapa?" pertanyaan Edwin yang membuat April sontak terperanjat.

"Apa?" Tanya balik April yang memang saat itu tidak mendengar dengan jelas apa yang di katakan Edwin.

"Jangan melamun terus,nanti kemasukan setan" Tutur Edwin mengalihkan perkataannya yang tadi.

"Mana berani setan masuk ke dalam tubuhku?'' Candaan April membuat Edwin tertawa terbahak.

Edwin mematikan suara musiknya.Karena mereka kini telah sampai di butik.

Mobil pun di parkirkan berdekatan dengan mobil yang lainnya.

"Ayo turun!" perintah Edwin.April segera membuka pintu dan keluar.Di susul oleh Edwin.

Mereka berjalan bareng masuk ke dalam butik.Baju-baju cantik nan mewah terpampang di sana.

Satu orang pelayan segera menghampiri keduanya.Edwin menyuruh pelayan itu mencarikan gaun yang pantas untuk April.

Tanpa menunggu lama beberapa setel baju di bawa oleh pelayan itu.April pun mencobanya satu persatu di ruang ganti.

Setiap baju yang cocok dan pas di tubuh April,Edwin beli.Tidak ketinggalan juga dengan sepatunya.

Selesai membeli baju di butik Edwin membawa April ke salon yang jarak nya tidak jauh dari butik itu.

Sembari menunggu April di dandani,Edwin meminum kopi dan menikmati sebatang rokok di ruang tunggu.

"Seruput.." Kopi susu mulai membasahi tenggorokan Edwin. Edwin pun menyesap rokoknya yang kini tinggal setengahnya lagi dan membuang asap melalui mulut dan hidungnya saat itu.Sungguh kenikmatan yang tidak bisa Edwin ungkapkan.

Satu jam,dua jam telah berlalu.Kopi di gelas Edwin telah habis.Beberapa batang rokok pun kini tinggal kuntung nya.

Riasan di wajah April pun telah selesai.April pun memakai salah satu gaun berwarna merah marun selutut dari butik tadi.

April berjalan dengan anggun menghampiri Edwin sambil di gandeng penata rias.

"Tap tap tap"

Suara langkah sepatu yang di pakai di kaki April mulai terdengar.Edwin segera membalikan tubuhnya.

Begitu terkesimanya Edwin saat itu melihat penampilan April.

April bagaikan seorang bidadari turun dari kahiyangan.Maklum,April tadinya orang desa dengan penampilan yang sederhana kini di dandani dengan orang-orang profesional,penampilannya pun terlihat sangat berubah.

April berdiri menghadap ke arah Edwin dan sedikit mengulas senyumnya.Mata Edwin rasanya enggan sekali berkedip.

"Bagaimana hasil riasannya tuan?Apa sudah pas?"Pertanyaan penata rias itu mengagetkan Edwin.

"Sudah cukup" Kata Edwin sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.Edwin menghampiri April kemudian menggandengnya.Dalam hati Edwin sungguh bangga bisa menjadikan April istrinya walaupun sekedar pura-pura.

Mereka masuk kembali ke dalam mobil.Tujuan mereka sekarang yaitu berangkat menuju rumah Edwin.

"Ingat kamu jangan sampai keceplosan di hadapan mereka,Kamu ini calon istriku,ingat ya!" Edwin mewanti-wanti April dari sekarang.

"Ya,Edwin" Jawab April dia akan berusaha melakukan perintah Edwin dengan baik.

Selama perjalanan ke rumah,Edwin banyak bertanya pada April.Dia ingin tau banyak tentang April.Baik kesehariannya maupun asal usulnya.Sebenarnya hal itu dia lakukan agar April tidak terlihat melamun lagi seperti tadi.

"Bagaimana kamu bisa sampai jatuh ke tangan mereka?" Tanya Edwin

"Ceritanya panjang" jawab April sambil menengok ke arah Edwin. Edwin terlihat fokus menyetir mobilnya.

Edwin pun sekilas berbalik ke arah April sambil berkata "Ceritakan Lah semuanya jangan ada yang di tutup-tutupi!"

Aku terlahir dari orang tua yang miskin.Meskipun kami semua sudah bekerja keras namun hal itu tidak mengubah kemiskinan kami.Apalagi setelah ayah meninggal dan kakak ku satu-satunya meninggalkan kami.Sampai saat ini kami tidak mengetahui keberadaan kakak ku itu,entah dia masih hidup atau sudah meninggal karena tidak ada kabar apapun dari nya.

Kami pun hidup dari belas kasihan tetangga.Untuk membeli beras kadang ibu bekerja di ladang orang dengan gaji yang sangat kecil tapi kerjaannya sangat berat.Ibu sampai sakit karena terlalu kelelahan.

April menghentikan sejenak ceritanya sambil menarik napas panjang.

Edwin terlihat sudah tidak sabar ingin mendengar lanjutan kisah April.

"Lanjutkan!.."

Sudah cita-citaku dari dulu,ingin bekerja di Jakarta dan mengubah nasibku di kampung.Aku sudah lelah dengan semua ejekan para tetangga.Mereka tidak segan-segan menghinaku.

Apalagi jika mereka melihat gubukku yang reyot.Jika hujan turun langit-langit rumahku banyak yang bocor.Ember,baskom dan apapun yang ada di rumah kami gunakan untuk menampung air hujan tersebut. Kandang ayam itulah julukan yang di berikan mereka pada tempat tinggal ku.

Genangan air mata mulai terlihat di pelupuk mata April.

Aku sungguh terluka dengan hinaan mereka.Jadi aku memutuskan untuk pergi bekerja ke Jakarta dengan bermodalkan ijazah SMA ku.

Seseorang mengenalkan ku pada Mirna.Dia adalah tetangga jauh sekaligus temanku waktu kecil.

Tetangga ku semua memuji Mirna,walaupun dia baru satu tahun kerja di Jakarta,namun dia sudah bisa membeli segala macam,rumah,tanah bahkan sebuah mobil mewah.

Aku juga tergiur dengan penghasilannya yang cukup fantastic.Walaupun aku belum tau kerjaan pasti nya apa di Jakarta.Karena Mirna saat itu terus saja mengiming-imingi aku

Ku mulai mencoba merayu ibu agar mengijinkan ku ikut bekerja bersama Mirna.Dan dengan ijinnya tidak lama kemudian aku pun berangkat.

Muka April kini berubah menjadi terlihat kesal.

Ternyata setelah sampai ke Jakarta aku baru tau pekerjaan Mirna,dia mencari gadis-gadis seperti aku untuk dia perjual belikan.Gadis-gadis yang dia bawa kebanyakan di jadikannya pelacur.

Aku menyesal ikut dengannya bahkan aku juga hampir jadi korbannya.Untung saja ada kamu Edwin yang menyelamatkan ku dari mereka.

April bercerita semuanya pada Edwin tanpa ada yang di sembunyikan.

Melihat April yang kini nangis Edwin ikut juga merasakan kesedihannya.Edwin memberikan tisu pada April."Pakai ini!"

"Terima kasih" April menerima tisu itu dan segera menghapus air matanya.April tidak ingin riasan di wajahnya jadi berantakan gara-gara air matanya itu.

Bab 3 Ibu Tiri

"Masya Alloh .. "

April melongo melihat penampakan rumah Edwin.

"Ini rumah apa istana?" gumam April lagi.Dia tidak beranjak dari tempatnya berdiri saat ini.Hingga akhirnya dia di kaget kan oleh sentuhan Edwin pada lengannya.

"Ayo sayang!.."Edwin menggandeng April untuk masuk ke dalam rumahnya atau mungkin lebih tepatnya bisa di sebut dengan mansion.

Pertama kali April menginjakkan kaki di dalam rumah itu, dia di suguhkan dengan pemandangan barang-barang antik yang ada di sana,di tambah dengan interior rumah itu membuat April kagum.

"Wow..menakjubkan!" Batin April sambil terus mengamati seisi rumah itu.

Dan seketika mata April terhenti setelah melihat sosok wanita paruh baya yang terlihat angkuh sedang duduk di sofa mewah di sana.

Wanita paruh baya itu lantas menatap April dari atas ke bawah dengan tajam.

Edwin yang mengetahui arah pandangan April berbisik,"Itu ibu tiriku". Dengan langkah pelan mereka menghampirinya.

"Pela*cur dari mana yang kamu bawa kali ini?" Dengan tatapan yang masih tajam bu Sukma ibu tiri Edwin mengatai April.

Baru saja tiba di rumah kekasih pura-pura nya,untuk bertemu dengan keluarga pria itu,April justru di sambut sinis oleh calon mertua tirinya.

Mendengar hal itu,hati April berdenyut nyeri.

"Pela*cur lebih terhormat dari pada penipu" Edwin tidak diam saja mendengar hinaan bu Sukma pada April.Edwin membalas kata-kata bu Sukma dengan kata yang tidak kalah pedasnya.

Muka bu Sukma jadi berubah memerah "Berani-beraninya kamu bilang aku penipu!" Tegas bu Sukma sambil berdiri congkak.

"Ya.. kalau memang bukan penipu,kenapa pake tersindir segala!"Edwin semakin membuat bu Sukma marah.Bu Sukma melemparkan majalah yang dia pegang.Dengan sigap Edwin menangkap majalah tersebut.

"Seperti hal nya majalah ini yang bisa tertangkap,begitu pun dengan gerombolan penipu yang sebentar lagi akan di tangkap pula" Edwin berbicara dengan nada sinis.

"Apa maksud mu Edwin?" Bu Sukma heran.

"Nih sala satu bukti kecurangan kalian !!" Edwin melemparkan kertas-kertas yang dia bawa ke hadapan bu Sukma.Kertas itu berisi barang bukti kecurangan bu Sukma di perusahaannya yang sengaja dia bawa.

"Bi Inah!.." Teriak bu Sukma pada sala seorang asisten rumah tangganya.Bi Inah pun segera menghampiri bu Sukma.

"Ada perlu apa bu?" tanya bi Inah dengan sopan.

"Tuh,ambilkan kertas-kertas itu!"

Bi Inah segera memungut beberapa kertas itu dari lantai dan memberikannya pada bu Sukma.Betapa kagetnya bu Sukma,dia tidak tau dari mana Edwin menemukan bukti-bukti kecurangannya?

Di situ terera bukti kalau Bu Sukma beberapa kali mengambil uang dalam jumlah besar dari perusahaan Edwin.Uang tersebut bu Sukma pakai dengan anaknya untuk berfoya-foya.Sebagian lagi masuk ke rekening mereka.

"Halah.. ini akal-akalan mu saja Edwin,biar aku cepat di usir dari rumah ini kan? "Bu Sukma mengelak kalau dia yang sudah mengambil uangnya.Dan dengan sedikit berpura-pura kalau itu hanya tuduhan Edwin saja.

"Terserah apa katamu sajalah!!" Edwin tidak ambil pusing.lantas dia menyuruh April untuk duduk bersamanya.

"Perkenalkan,ini calon istriku!Namanya April"Kata Edwin sambil memegang tangan April.

"Jadi sekarang kamu pensiun dari kebiasaanmu setiap malam?" Bu Sukma malah mengalihkan pembicaraan sembari dia duduk juga.

"Tergantung.Jika orang-orang rese di sini terus saja merongrong ya.. tidak masalah cari hiburan di luar juga.Biar bisa menjernihkan otak" Tadinya Edwin berniat ngomong baik-baik sama bu Sukma namun setelah mendengar kata-kata bu Sukma barusan,emosi Edwin pun tersulut kembali.

April yang mendengarkan pembicaraan antara anak dan ibu tirinya itu merasa bingung,"Ada masalah apakah di antara keduanya?'' Pertanyaan di benak April.

"Kapan kalian mau menikah?" Tanya bu Sukma yang membuat kaget Edwin apalagi April.

"Secepatnya" Jawab Edwin tanpa berpikir panjang.

Jantung April mendengar itu rasanya mau copot.

"Bagaimana bisa aku menikah secepatnya dengan laki-laki asing yang baru saja menolong ku?Apakah pernikahan itu hanya sekedar pura-pura saja seperti yang di bilang Edwin waktu itu,ataukah sebaliknya?"April bermonolog sendiri dalam hati.

"Memangnya dia dari kalangan seperti kita?" Kata Bu Sukma lagi yang seolah-olah meragukan tentang asal usul April.

''Mau dari kalangan orang kaya,mau dari kalangan orang miskin sama saja.Nantinya juga setelah menikah dengan ku dia akan termasuk ke deretan wanita terhormat,sama seperti ibu dulu" Jawab Edwin dengan sedikit menyinggung status bu Sukma dulu.

Muka bu Sukma terlihat jadi memerah.Dia tidak menyangka pertanyaannya hanya akan membuka lagi masa lalunya dulu.

Edwin merasa cukup memperkenalkan April pada bu Sukma.Waktu juga sudah menunjukan pukul sembilan malam.Edwin berencana akan mengantar April ke hotel lagi.Edwin tidak akan menyuruh April tidur di rumahnya karena dia takut ibu tiri dan antek-anteknya akan menyakiti April.

"Sudah malam,Ayo kita pulang!" Ajak Edwin yang langsung di setujui oleh April.

Mereka berdiri dan langsung melangkahkan kaki meninggalkan bu Sukma tanpa permisi.Bu Sukma terlihat tidak peduli dengan kepergian mereka.Bu Sukma mengambil lagi majalah kemudian membukanya.

Walaupun sebenarnya dalam hati bu Sukma dia berbicara.

"Pintar sekali anak itu.Sekarang dia akan secepatnya menikah.Sesuai dengan wasiat almarhum suamiku,setelah Edwin menikah,maka aku harus keluar dari rumah ini dan pindah ke rumah kecilku dulu.Tidak..aku tidak ingin pergi ke rumah itu dan meninggalkan segala kemewahan di sini.Dengan berpindahnya aku ke sana,aku jadi tidak akan bisa menikmati seluruh kekayaan yang dia punya.Kalau begitu aku harus mencari cara agar semuanya tidak terjadi!"

Di luar rumah Edwin dan April berpapasan dengan Toni anak bu Sukma dan Karina menantunya.Di ikuti dengan dua orang asisten rumah tangga yang menenteng barang belanjaan mereka yang cukup banyak.Mereka terlihat kaget melihat Edwin ada di depannya.

"Tiap hari belanja ini itu menghabiskan uang orang saja.Kerja yang bener kasihan tuh istri lo di kasih makan terus sama uang haram!" Kata Edwin pada anak kandung laki-laki bu Sukma.

Edwin dan April pun berlalu dari hadapan mereka

Setelah Edwin jauh,anak bu Sukma itu marah dan mengatai Edwin."Brengsek!'' Mereka pun masuk dan menemui ibunya.

"Siapa yang dia bawa bu?" Tanya Toni sambil duduk di samping ibunya.Sedangkan Karina berlalu pergi bersama asisten rumah tangga.

"Dia April,Calon istrinya''.

"Gawat kalau begitu bu!" Kata Toni terlihat khawatir.

"Iya,kita harus secepatnya menyusun rencana baru" Jawab bu Sukma.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!