NovelToon NovelToon

Terjerat Om CEO

Prolog

Arsenio Emilio Adhitama, seorang ceo ternama sekaligus pewaris tunggal kekayaan Adhitama Company. Diusianya yang menginjak 29 tahun, ia selalu diteror sang ibu dengan satu pertanyaan maut mematikan.

"Kapan kamu akan menikah Arsen?" Pertanyaan itu selalu dan selalu hal itu yang ibunya tanyakan. Elisia Adhitama ia sudah lelah melihat tingkat putra semata wayangnya yang sangat setia, ah tidak! Sangat sangat setia menyendiri menemani berbagai tumpukan berkas yang menurut Arsen itu lebih penting.

"Kau selalu saja lebih mementingkan pekerjaan mu itu Arsen." Elisia bahkan lelah hingga mulutnya hampir berbusa, jika setiap bertemu dengan putranya itu ia harus selalu mengulang perkataan yang sama.

"Aku belum menemukan seseorang yang tepat." Hanya itu, dan selalu itu yang keluar dari mulut putra tampannya itu, dan konsisten selalu jawaban itu yang Elisia dengar.

Bahkan Elang Adhitama pun menyerah, ia bahkan sempat mengira bahwa putranya itu memiliki kelainan emm... "Apakah kau yakin kau bukan gay Arsen?"

Oh ayolah Arsen bahkan muak jika mengingat sang ayah meragukan dirinya! Hey dia ini pria normal! Okeh? Dia pria tulen, dia masih waras untuk tidak belok!

Arsen itu definisi kulkas delapan pintu yang bisa berjalan, dingin, dan tak tersentuh. Menurutnya berurusan dengan wanita itu menyebalkan, dan merepotkan.

Bahkan jika disuruh memilih Arsen akan memilih mengerjakan setumpuk berkas dari pagi hingga malam, dibandingkan mengikuti kencan buta yang selalu Elisia rencanakan.

Arsen itu terlalu kaku, ia hanya belum menemukannya. Ya Arsen hanya belum menemukan seseorang yang bisa memikat hatinya.

Elisia sendiri ia sudah sangat geram, ia sangat menginginkan seorang cucu dan menantu. Apalagi mengingat ia hanya memiliki satu anak, yaitu Arsen.

Apakah permintaan memiliki seorang cucu sangat besar? Elisia mengerti, Arsen belum menemukan seseorang yang tepat. Hanya saja... Mau sampai kapan? Hey mengingat usia Arsen sudah sangat matang!

Tidak bahkan sangat matang untuk menikah, belum lagi Arsen pun mempunyai pekerjaan tetap dan penghasilan yang besar dengan jabatannya sebagai seorang ceo. Jadi apalagi yang Arsen pertimbangkan? Usianya bukan lagi remaja!

Jika saja Elisia punya anak lain selain Arsen, sudah pasti Elisia akan membiarkan anak nya itu menjadi perjaka ting ting!

Tapi... Jangan salahkan Elisia jika ia menyusun rencana untuk memaksa Arsen agar mau menikah dan memberinya seorang cucu sekaligus calon pewaris.

"Ada yang ingin mommy sampaikan." Ujar Elisia dengan nada datar

"Apakah kau masih ingin menyandang marga Adhitama dibelakang namamu?" Tanya Elisia, Arsen langsung menganggukkan kepalanya.

Jelas Arsen masih ingin menyandang marga Adhitama! Hey, mau bagaimana pun dia itu pewaris tunggal okeh? Dan lagi Arsen memiliki firasat buruk, mengapa tiba tiba mommy berbicara bertanya seperti itu? Batin Arsen.

"Mommy ingin membuat sebuah perjanjian denganmu."

"Langsung intinya saja mom, Arsen akan bertemu client sebentar lagi." Jawaban yang terkesan datar dari Arsen membuat Elisia berdecak kesal.

Lihatlah bahkan masih sempat-sempatnya anaknya itu memikirkan pekerjaan!

"Mommy ingin kamu segera menikah Arsen." Belum sempat Arsen menjawab, Elisia terlebih dulu melanjutkan perkataannya yang mampu membuat Arsen tercengang.

"Jika kau tidak segera menikah, maka mommy akan meminta daddy mu menghapus marga Adhitama dibelakang namamu!" Ujar Elisia dengan tegas.

"Mommy tidak bisa seenaknya seperti itu! Arsen janji akan menikah tapi nanti mom." Ujar Arsen mencoba memberi pengertian.

"Nanti kapan? Menunggu usiamu masuk kepala empat? Atau menunggu mommy dan daddy mu tidak ada hah?!" Elisia dengan geram menarik kencang telinga anaknya.

Elisia sudah terlanjut kesal! Sangat kesal dengan tingkat keras kepala anaknya ini.

"Kau bukan lagi remaja Arsen! Cepatlah segera menikah atau mommy akan benar-benar menendangmu dari kediaman ini! Dan satu lagi kamu tidak akan mendapatkan warisan apapun!"

Bab 1 - Pertemuan

Arsen mengendarai motor sportnya dengan kecepatan penuh. Arsen memang lebih menyukai membawa motor dibandingkan mobil, maklum semasa remaja Arsen tergolong anak nakal yang hobi balapan liar.

Arsen baru saja pulang dari kantornya, saat ini jalanan sangat sepi dikarenakan sudah gelap gulita, tapi tak membuat Arsen takut.

Seorang Arsen takut? Mimpi! Mana ada dalam sejarah dan kamus besar seorang Arsen takut, ah tidak! Arsen hanya takut pada sang mommy tercinta yang kini sedang mengomel dirumah.

Setelah menyepakati perjanjian dengan sang mommy kemarin, Arsen mulai memutar otak liciknya untuk bisa membohongi Elisia agar mommy nya itu berhenti merecokinya.

Bahkan lebih parah agar niat Elisia untuk membujuk Edgar agar menendang Arsen dari kediaman Adhitama bisa dihentikan.

Saat sedang gila-gilaan mengendarai motornya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang berlari kearahnya membuat ia terkejut dan mengerem mendadak yang mengakibatkan ban-nya beedecit dengan nyaring.

Citttt...

Untung saja Arsen bisa menjaga keseimbangan motornya yang sedikit lagi akan oleng dan menabrak gadis tersebut, kalau saja dia tidak memegang stir motornya dengan kuat.

Jika tidak, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkin ia akan mendapat siraman rohani dari Elisia.

Arsen pun menggeram kesal bercampur marah sambil melepas helmnya dengan kasar dan turun dari motornya dengan bola mata gelapnya, memandang dingin dan tajam bercampur marah membuat siapa saja yang melihatnya langsung lari terbirit-birit.

Dengan langkah lebarnya Arsen menghampiri gadis tersebut dan siap memarahinya karena sudah membuat perjalanannya terganggu.

"Mau mati hah?!" Bentak Arsen dengan nafas memburu.

"Ma-Maaf..." Ucap gadis tersebut dengan suara pelan karena masih dalam keadaan gemetar dan terkejut, serta pandangannya menunduk dalam menandakan bahwa ia sangat menyesal.

Arsen menghela nafasnya mencoba untuk rileks dan tidak meledak-ledak, ia melihat jam yang menunjukkan pukul sebelas malam. Lalu gadis ini masih berkeliaran di jalanan seorang diri, Arsen hanya bisa geleng-geleng kepala memikirkannya.

Saat Arsen ingin bertanya, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan dari arah belakang gadis tersebut. Membuat Arsen mengalihkan pandangannya dari gadis didepannya beralih ke belakang gadis itu.

Bukan hanya Arsen, gadis itu pun juga membalikkan tubuhnya guna melihat siapa yang berteriak tadi, dan langsung saja tubuh gadis itu menegang setelah melihat siapa yang berteriak tadi.

Gawat! Batin gadis itu.

"Hey!! Berhenti disana kau gadis sialan!" Teriak segerombolan orang kira-kira 10 orang preman dengan berlarian, sambil menatap dua orang yang ditengah-tengah jalan raya dengan tatapan tajam.

Mereka semakin mendekat kearah Arsen dan gadis tersebut, sontak langsung saja gadis itu bersembunyi dibelakang tubuh tegap pria didepannya.

Arsen dikejutkan dengan gadis itu yang bersembunyi dibalik tubuhnya yang tegap, da meremas jas yang dikenakan Arsen.

Bisa dilihat tatapan gadis itu memancarkan cahaya ketakutan dan matanya juga berkaca-kaca siap untuk segera menangis. Dan benar dalam waktu tiga detik air mata gadis itu turun dengan deras.

"Hiks... Om tolong, mereka mau nyulik aku huwa..." Tangis gadis itu dengan ingus yang keluar sedikit.

Arsen melotot, om? Apa?! Om?! Hey, dia masih muda okeh? Sial! Arsen jelas tidak terima dengan sebutan itu, apakah ia setua itu hah?! Arsen jadi mempertanyakan berapa umur gadis ini hingga berani menyebut dirinya om!

Arsen menatap datar gadis itu. Merasa Arsen tidak merespon, gadis itu kembali menangis.

"Diam!"

Gadis tersebut langsung menghentikan tangisannya setelah mendengar ucapan tegas pria yang ada didepannya.

Karena tinggi tubuh Arsen itu melebihi gadis itu. Kalau diukur gadis itu hanya sebatas dada Arsen, membuatnya harus mendongak guna melihat wajah datar tanpa ekspresi apapun.

"Siapa yang kau pang-" Ucapan Arsen terpotong oleh teriakan salah satu preman.

"Hey, serahkan gadis itu!" Segerombolan preman tadi sekarang sudah ada didepan Arsen dan gadis itu. Membuat Arsen terkekeh mendengar ucapan salah satu dari mereka yang memiliki luka jahitan didahinya.

"Siapa?" Sahut Arsen dengan nada dingin yang terselip dalam kata tersebut.

"Jangan pura-pura tidak tau, cepat!! Serahkan gadis yang ada dibelakangmu itu sialan!"

Arsen menajamkan matanya, sialan! Berani-beraninya preman sok jago ini membentaknya!

"Gak! Key gak mau! Hiks... Om tolongin Key." Ucap gadis itu yang menyebut dirinya sendiri dengan nama Key, sambil menggelengkan kepalanya kuat. Key meremas jas Arsen dengan sesegukan.

Arsen pun seketika tersenyum miring mendengar ucapan gadis itu dan menatap tajam segerombolan pria didepannya.

"Dengar, dia gak mau." Arsen mengatakannya dengan penuh penekanan di setiap katanya. Segerombolan preman itu langsung memberi aba-aba untuk menyerang Arsen.

Sedangkan Arsen malah terkekeh santai seakan menunggu kegiatan ini, berbeda dengan gadis dibelakangnya yang semakin terlihat takut dan was-was. Memikirkan apa saja kemungkinan jika pria didepannya ini kalah.

Ya ampun om ayo dong harus menang! Batin gadis itu menjerit.

"Serang!"

"Ck! Hama, saatnya olahraga." Gumam Arsen.

Lalu gadis itu berlari menuju motor sport Arsen dan bersembunyi disana dengan harap-harap cemas. Matanya tak pernah lepas menatap pria yang menolongnya.

"Wah!! Om besar keren ya, ih key terpesona deh jadinya." Gumam gadis itu dengan mata berbinar-binar menatap Arsen.

Dalam waktu singkat Arsen mengakhiri pertarungan, gadis yang bersembunyi itu semakin menatap kagum melihat betapa lihainya Arsen menghindari serangan para preman yang mengejarnya tadi. Gadis itu mengira Arsen akan kalah tapi...

"Wah!! Om itu kerena banget aaaaa!! Key suka ih keren banget ganteng lagi! Pengen key jadiin suami deh ih gemes!" Tanpa sadar gadis itu menjerit kesenangan. Ia benar-benar mengagumi sosok pahlawan penyelamatnya itu.

"Pokonya om itu pahlawan key!"

Pertarungan dimenangkan oleh Arsen. Sontak membuat gadis itu bertepuk tangan girang layaknya anak kecil. Melihat segerombolan preman yang mengeluarkan tergeletak mengenaskan.

Arsen yang melihat kelakuan gadis itu sontak terdiam, ia kira gadis itu akan ketakutan dan menangis lagi seperti tadi. Tapi ternyata ehh malah bertepuk tangan seperti anak TK. Lalu ia mengalihkan pandangannya kepada orang-orang sampah yang telah ia kalahkan.

"Lemah." Ujar Arsen dengan nada terselip ejekan.

Mereka yang mendengar pun sontak merasa malu karena kalah! Hey, padahal Arsen hanya sendiri, ck! Beraninya keroyokan, batin Arsen meremehkan.

"Pergi!!" Seakan mengerti bahwa perintah itu mutlak dan tidak terbantahkan mereka langsung pergi tetapi sebelum pergi mereka sempat melirik gadis itu dengan tajam dan langsung meninggalkan Arsen dan gadis itu ditengah jalan raya.

Setelah itu ia menghampiri gadis yang terlihat mengenaskan yang masih berdiri disamping motor sportnya dengan mata yang berbinar-binar. Setelah sampai didepan gadis itu ia langsung menatap dengan tatapan tajam setajam silet tapi tak membuat gadis itu merasa takut.

"Xixixixi om keren deh! Makasih ya udah nolongin Key!" Ucap gadis itu dengan riang tanpa menghiraukan tatapan maut Arsen.

"Berhenti panggil saya om!"

"Eh?"

Bab 2 - Kesepakatan

"Berhenti panggil saya om!"

"Eh?"

Arsen menatap gadis itu dari atas sampai bawah dan melihat pakaian yang dikenakan gadis tersebut, celana jeans berwarna putih yang dipadukan dengan kaos polos berwarna hitam. Ditambah gadis itu mengikat rambutnya pony tail, sehingga menunjukkan leher jenjangnya yang putih mulus dan anggun.

Dan yang paling jelas, tatapan Arsen turun ke dada gadis itu.

Dadanya sangat besar.

Tanpa sadar Arsen terfokus menatap dada besar itu, sontak ia menelan ludahnya. Sial! Ada apa dengan dirinya, sejak kapan ia menjadi seperti ini? Dan kenapa dadanya sangat besar? Pikir Arsen.

Tapi Arsen sekuat tenaganya tidak menatapi dada gadis itu lebih lama, agar tidak ketahuan.

Gadis itu mengangkat alisnya. Apa om tampan itu baru saja menatap dadanya? Atau hanya perasaannya saja?

Arsen pun berdehem guna menghilangkan rasa gugupnya karena baru pertama kali ia merasa sedikit, tolong digaris bawahi sedikit! Tertarik untuk menatap dada gadis didepannya.

"Nama?" Tanya Arsen dengan datar namun tidak dengan telinganya yang sedikit memerah. Sial! Kenapa jadi panas seperti ini?

"Hah? Nama siapa om?" Gadis itu mengerutkan keningnya merasa bingung dengan perkataan Arsen. Ini om ngomong singkat banget sih ih!

Arsen menghela nafas panjang, lalu menatap gadis mungil yang hanya sebatas dadanya.

"Ah! Nama Key? Kalo nama key itu Keisha Claudia! Om bisa panggil Key aja ." Ah ternyata nama gadis itu Keisha Claudia. Tanpa sadar Arsen tersenyum tipis.

Eh? Tunggu dulu! Arsen menyeringai ketika ia mendapati ide licik dengan memanfaatkan gadis didepannya ini.

"Mereka siapa?" Tanya Arsen dengan alis terangkat satu.

Arsen akan memanfaatkan situasi ini dengan alasan balas budi, ada untungnya juga nolongin nih cewek.

"Itu... Anu gimana ya jelasinnya om." Key pun bingung mau menjelaskan dari mana, ia malu untuk mengatakannya.

Sementara Arsen tersenyum paksa mendengar gadis itu masih saja menyebut dirinya om!

"Sudah saya bilang berhenti panggil saya om!" Tegas Arsen. "Apa saya setua itu Dimata kamu hm"?

"Hehehehe terus Key harus panggil apa dong? Kak? Mas? Sayang?" Key mengucapkan dengan begitu lancar dan tak menyadari telinga Arsen bertambah merah.

Sial! Masa seorang Arsenio Emilio Adhitama baper diginiin doang?! Heh! Bisa turun wibawanya!

"Arsenio Emilio Adhitama, panggil saya Arsen." Ucap Arsen dengan tatapan yang tak setajam awal.

"Jadi bagaimana kamu bisa dikejar segerombolan preman itu? Apa kamu mencuri?" Key sontak menggelengkan kepalanya mendengar tuduhan Arsen.

"Tidak! Key tidak mencuri, em... Key tadi gak sengaja nabrak salah satu dari mereka terus mereka godain Key, terus karena takut Key tendang burung salah satu dari mereka terus Key lari deh." Key menundukkan kepalanya, ia merasa malu.

Arsen diam ia tak menjawab, Key pun menjadi kikuk.

"Emm... Kalo gitu makasih ya Arsen udah nolongin Key." Key tersenyum tulus menatap Arsen.

"Gak ada yang gratis." Mendengar lontaran itu membuat Key menatap bingung pria didepannya.

"Emm emang Arsen mau apa? Key gak punya apa-apa, Key baru aja dipecat, Key gak punya uang." Ucap Key bingung dan bertanya-tanya apa yang dibutuhkan pria didepannya ini.

Arsen menyeringai, ah ini dia yang ia tunggu-tunggu. Ia akan memanfaatkan permintaan ini untuk bisa menjalankan rencana liciknya.

"Tiga Permintaan."

"Hah?" Beo Key tidak mengerti. Arsen hanya terdiam malas untuk menjelaskan.

"Oh maksud Arsen itu minta tiga permintaan?" Ucap Key langsung mengerti.

Arsen menganggukkan kepalanya, untunglah gadis ini mengerti. Dan sepertinya rencana ini akan berjalan mulus, melihat Key ini tipe cewek polos yang gampang sekali ditipu.

"Oke, jadi Arsen mau minta apa?"

"Akan saya jelaskan nanti, sekarang ayo saya antar kamu pulang." Saat akan memakai kembali helmnya, sontak Arsen terdiam mendengar perkataan Key yang mana hal itu akan semakin melancarkan rencana liciknya.

"Tapi Key udah gak punya rumah, Key diusir dari kontrakan, barang-barang Key juga tadi ketinggalan deket gang sana." Key baru ingat jika tadi saat melarikan diri dari para preman ia lupa membawa koper yang berisi barang-barang miliknya.

"Tak masalah, kita akan membuat kesepakatan yang akan menguntungkan." Arsen menaiki motornya, ia menatap Key yang hanya terdiam.

"Jadi Key boleh ikut sama Arsen?" Tanya Key mendongak menatap Arsen dengan tatapan berbinar-binar.

Arsen menganggukkan kepalanya, membuat Key menjerit kesenangan. Namun masih ada satu hal yang ingin Arsen tanyakan kepada gadis itu.

"Berapa usiamu?" Tanya Arsen dengan nada datar.

"Sembilan tahun Arsen." Arsen melotot, sial! Masa iya menjadi seorang pedofil! Dan pantas saja dada gadis itu besar, tapi setidaknya Key bukan gadis dibawah umur.

"Pantas saja dadanya sangat besar." Gumam Arsen.

"Apanya yang besar Arsen?"

...••••••••••...

"Saya akan memberi kamu kartu black card, tempat tinggal, dan semua fasilitas yang kamu inginkan."

Arsen membawa Key menuju mansion pribadinya, ia akan segera membuat kesepakatan agar rencananya bisa segera terlaksana. Sungguh Arsen tak sanggup jika harus mengorbankan telinganya mendengar omelan Elisia setiap hari.

Kini Arsen sedang bernegosiasi tentang sebuah kontrak dengan Key.

"Key harus berpura-pura menjadi calon istri Arsen?" Arsen menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis yang bahkan tidak bisa dilihat dengan kasat mata.

"Berapa lama Key harus berpura-pura?"

"Sampai mommy saya merasa puas, tenang saja selama kamu mau bekerja sama bersama saya. Kamu akan mendapatkan semua yang kamu inginkan." Tegas Arsen.

"Apa Arsen tidak laku?" Sontak Arsen melotot mendengar pertanyaan polos yang keluar dari bibir mungil Key.

Bukannya Arsen tidak laku atau tidak suka dengan pernikahan, hanya saja entah mengapa Arsen ingin Key yang menjadi calon istri- ah maksudnya calon istri palsu Arsen.

Ia merasa Key bukanlah gadis jahat yang akan membuat situasi menjadi runyam. Dan Arsen merasa sedikit tertarik. Ingat hanya sedikit tertarik!

"Ck! Bahkan jika aku mengeluarkan sayembara untuk mencari istri sudah pasti sekarang banyak wanita yang mengantri untuk menjadi istri saya." Sombong Arsen.

"Lalu kenapa Arsen tidak mengadakan saja sayembara? Kenapa harus minta bantuan Key?" Key masih tidak mengerti mengapa tiba-tiba pria ini memintanya untuk berpura-pura menjadi calon istrinya.

"Ck! Apakah kamu tidak lupa? Saya sudah menolong kamu dari para preman itu dan sebagai gantinya kamu harus menuruti permintaan saya! Lagipula kamu tidak akan merasa rugi." Sewot Arsen terlampau kesal.

"Berarti ini salah satu dari tiga permintaan Arsen?" Arsen menganggukkan kepalanya dengan malas.

"Yaudah deh tapi Key boleh mengajukan permintaan? Key mau minta pekerjaan, dan kalo kontraknya sudah berakhir Key jadi tetap punya pekerjaan." Entah mengapa Arsen mendadak tidak suka mendengar kata kontrak berakhir.

"Hm, tidak masalah." Arsen menjawab dengan tenang.

"Kalo gitu sepakat, Key mau bekerja sama dengan Arsen, dan setelah kontrak berakhir Key bisa punya banyak uang, Key juga punya pekerjaan dan Key bisa jalan-jalan keluar negeri terus cari suami bule deh hore!" Sial! Kalimat terakhir Key membuat Arsen mendadak merasa panas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!