NovelToon NovelToon

Peri Cintaku

Chapter 1

Fara nampaknya merasa geram saat melihat Leon sedang memikirkan Luna. Hatinya begitu merasa panas, karena Fara merasa tidak ada lagi di hati Leon.

Dia juga merasa sedih karena Leon tak lagi mengingatnya, walaupun Fara menyadari semua itu adalah kesalahannya sendiri.

Namun dia tidak ingin Leon sampai mendapatkan siapapun, termasuk Luna yang saat ini menjadi kekasihnya.

'Kamu tunggu saja pembalasanku, Leon! Aku akan menyingkirkan kekasihmu itu, tak akan ada yang bisa menggantikan posisiku, amuk Fara.

'Siapapun yang menjadi kekasihmu pasti akan segera kuhabisi termasuk janda itu,' kata Farah.

Walaupun Fara sebenarnya merasa takut dengan Rio yang bisa saja menghukumnya lagi. Tetapi Fara.tidak akan gentar.

Sebab dia pasti memiliki cara bagaimana agar bisa menyingkirkan Luna yang menjadi saingannya.

Fara tidak akan pernah berhenti sampai membuat Leon kembali bisa bersamanya.

Karena hati Fara begitu sakit ketika melihat Leon begitu senangnya ketika membayangkan Luna, seolah Fara tidak pernah hadir dalam kehidupan Leon.

Saat itu Leon sedang terlelap, Fara memutuskan untuk mendekati Leon. Dia sebenarnya sangat merindukan mantan kekasihnya itu.

Fara ingin menyentuh Leon walau sebentar saja. Dia pun kemudian masuk ke kamar Leon dan menghampiri mantan kekasihnya yang sedang tertidur nyenyak.

"Aku sangat merindukanmu, Leon. Apakah kamu tidak merindukanku?" tanya kepada Far.

Tentu tidak ada jawaban dari Leon saat dia tengah terlelap. Fara pun semakin berani membelai Leon dengan penuh kasih dan kerinduan.

"Kapan kita bisa bersama lagi seperti dulu, Leon? Sungguh aku sangat mengharapkan kamu melanjutkan kisah cinta kita lagi," tutur Fara yang terus membelai rambut Leon.

Namun dia juga berharap Leon tidak terbangun dan kaget ketika melihat Fara yang ada di hadapannya saat ini.

"Tenang saja, Leon! Aku akan berusaha untuk memikirkan batu penghalang di antara kita termasuk wanitamu yang bernama Luna," kata Fara sambil tersenyum nyeringai.

Lalu Fara pun menghilang dan Leon masih tidak menyadari jika tadi Fara datang untuk menghampirinya.

Fara berusaha mencari tahu di mana keberadaan Luna dan kapan waktu yang tepat baginya untuk menghabisi Luna.

Pada suatu malam, Luna ternyata ada pekerjaan sehingga dia harus lembur di kantornya.

Saat itu memang suasana kantor sudah sangat sepi. Bahkan tak ada orang yang menemani Luna saat itu.

Tetapi Luna harus tetap fokus menyelesaikan pekerjaan tambahannya, agar dia bisa segera pulang.

Kesendirian Luna pun menjadi nilai tersendiri bagi Fara. Sebab dia mendapatkan kesempatan agar bisa menyingkirkan Luna untuk selamanya.

Fara bisa menemukan keberadaan Luna dan Fara. Fara bisa menemukan keberadaan Luna dan Fara tahu aktivitas Luna, sehingga dia bisa memperoleh peluang untuk menghabisi kekasih Leon.

Fara saat itu mengawasi pada salah satu jendela yang berada di lantai lima dalam kondisi melayang.

Dia juga mengetahui ada beberapa makhluk yang menunggu gedung tersebut.

Namun Fara tidak mempedulikannya, bahkan para makhluk itu mengacuhkan keberadaan Fara, sehingga para bisa dengan bebas melanjutkan misinya untuk menghabisi Luna.

'Inilah saatnya bagiku untuk menyingkirkan kekasih Leon selamanya, kata Fara sambil menyunggingkan senyumnya yang menakutkan.

Lalu Fara pun masuk dan mendekat pada Luna. Listrik pun langsung padam, sehingga membuat Luna merasa kaget.

Akan tetapi, Luna tidak merasa takut sama sekali. Namun dia merasa kesal karena pekerjaannya di dalam komputer belum tersimpan.

'Sial! Kenapa listrik malah padam saat genting seperti ini? Apalagi aku belum menyimpan file yang tadi kukerjakan,' gerutu Luna sambil menepuk sedikit kencang keningnha kata keteledorannya.

Luna pun menghela napasnya, dia memang sempat dia kehilangan data pekerjaan yang belum tersimpan.

Namun Luna mendapatkan ide, dia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan laptopnya.

'Semoga saja laptopku masih kuat sampai listrik menyala lagi, harap Luna.

Dia pun segera membuka laptopnya, lalu mengerjakan aktivitasnya lagi tanpa ada ketakutan sekalipun di benaknya, jika padamnya listrik adalah ulah dari Fara.

Fara sebenarnya merasa sedikit jengkel karena Luna tidak menyadari kehadirannya, bahkan niat busuk Fara untuk menyingkirkannya.

"Ternyata gadis itu berani juga. Tetapi dia belum tentu berani ketika berhadapan denganku, kata Fara sambil tersenyum menyeringai.

Lalu saat Luna rengah asyik mengerjakan Proposalnya agar bisa selesai besok. Dia pun kaget ketika melihat ada seseorang yang lewat di depannya.

Namun saat Luna menoleh ke kanan dan ke kiri, dia tidak melihat siapapun di sana.

'Siapa tadi yang lewat di depanku? Kenapa aku begitu merinding?' pikir Luna. Dia menduga kalau ada office Boy yang masih berada di dalam kantor itu.

Namun Luna menyadari semua karyawan di kantor tersebut, bahkan office boy sudah pulang sejak sore tadi.

Luna pun kembali merasa merinding. Namun perasaan takut itu ditepisnya, sebab Luna harus mengerjakan pekerjaan tepat pada waktunya, agar dia bisa segera pulang.

Kemudian Fara pun mencoba lagi untuk mendekati Luna. Luna pun kaget ketika melihat pasti ada sosok di belakangnya.

Tetapi ketika Luna menoleh, dia kembali seorang diri. Tak ada seorangpun yang ada di ruangan itu.

'Sepertinya penunggu di sini tidak suka dengan keberadaanku. Aku tidak peduli, aku harus segera menyelesaikan tugas itu secepatnya, kata Luna, kembali mengerjakan tugasnya.

Walau saat itu Fara sudah ada di belakangnya.

'Aku tidak mau membuang waktuku lagi. Aku harus bisa menyingkirkan wanita ini, kata Fara.

Dia pun segera berubah menjadi sosok yang menyeramkan lalu menghampiri Luna untuk mencekik lehernya.

Namun saat para hendak mendekati Luna. Luna pun segera menyadari kalau ada sosok yang mendekat padanya.

Dia pun segera menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya Luna ketika melihat ada sosok yang mengerikan dengan rambut acak-acakan, mata yang berkilat merah serta kedua tangan dengan kuku yang panjang dan tajam.

Luna pun kemudian berteriak sekencang mungkin. Dia segera meninggalkan meja kerjanya untuk menyelamatkan diri.

Luna merasa tidak menyangka jika dirinya akan dikejar oleh makhluk mengerikan seperti itu.

"Mau ke mana kamu, anak cantik? Ikutlah

bersamaku! Kamu akan bisa Menikmati keindahan alamku, hihihi!" Seru Fara dengan wujudnya yang menakutkan, sehingga membuat

Luna semakin ketakutan dibuatnya.

'Astaga! Makhluk apa itu? Kenapa aku bisa diserang olehnya?' pikir Luna.

Luna pun terus berlari agar dia bisa menghindari Fara. Walaupun Fara pasti bisa menangkap Luna.

Kebetulan saat itu Luna membawa ponselnya. Dia merasa bingung harus siapa yang harus Luna hubungi.

Luna pun segera menelepon Leon kekasihnya. Namun saat Luna terus berlari.

Leon tampaknya tidak menerima panggilan dari Luna, sehingga Luna merasa semakin cemas jika terjadi sesuatu yang buruk kepada dirinya.

Sebab sosok menakutkan itu semakin mengejarnya.

"Ayolah, Leon! Angkat teleponku!' kata Luna.

Namun Fara mengetahui jika Luna sedang menghubungi kekasihnya.

Dengan sigap, Fara pun segera menghampiri Luna dan mengambil ponsel yang ada di dalam genggamannya.

Prak!

Chapter 2

Luna pun terkejut setengah mati ketika makhluk itu berhasil mengambil ponselnya dan membantingnya begitu saja.

Luna semakin ketakutan karena nampaknya Fara akan bersikap brutal kepada dirinya.

"Tuhan, tolonglah aku! Jauhkan aku dari makhluk mengerikan ini,' pinta Luna, berdoa dalam hatinya.

"Jangan pernah lari. Hei, kamu manusia! Aku tidak pernah melepaskanmu!" seru Fara, yang terus mengejar Luna.

Luna pun merasa bingung sekaligus ketakutan. Kenapa dia sampai dikejar makhluk menakutkan itu.

'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa makhluk ini menggangguku dan nampaknya ingin menyakitiku?' tanya Luna dalam hatinya.

Namun Luna pun harus berusaha untuk mendapatkan pertolongan, karena dia tidak ingin jika sampai Fara malah mendekatinya. Keemudian berbuat sesuatu yang mungkin saja membuat dirinya celaka.

Luna pun terus berdoa agar dia bisa segera terhindar dari gangguan makhluk itu, bagaimanapun caranya.

Namun sepertinya Fara terus saja mengejar Luna, sehingga Luna merasa bingung. Akankah ia akan selamat dari cengkraman Fara.

Luna pun segera menuju ke tangga darurat, karena saat itu lift kantor sedang mati.

Sehingga membuat Luna harus menuruni anak tangga agar dirinya bisa selamat dari kejaran Fara.

Fara sebenarnya bisa saja menangkap Luna dengan kekuatannya. Tetapi Fara sepertinya ingir bermain-main dengan Luna terlebih dahulu.

"Ayo, anak manis! Mau lari ke mana kamu? Aku tidak akan pernah melepaskanmu begitu saja, hahaha," tawa Fara begitu mengerikan, sehingga membuat Luna semakin gemetar.

Luna pun berusaha untuk lepas dari kejaran Fara, hingga akhirnya dia bisa sampai ke lantai dasar.

Namun saat itu, Luna ingin menghampiri pintu keluar. Baru beberapa langkah turun dari lantai darurat Fara sudah menghadang di hadapan Luna.

Sehingga Luna yang sangat terkejut malah jatuh terjerembab. Fara pun merasa senang karena dia sudah berhasil untuk membuat Luna tidak berdaya.

"Mau ke mana lagi kamu, anak manis? Sekarang kamu harus mati di tanganku!" Perkataan Fara tentu membuat Luna terkejut.

"Kenapa kamu ingin menghabisiku? Apa salahku padamu?" tanya Luna yang merasa ngeri dengan wujud Fara.

Namun di hatinya tidak berhenti berdoa, agar bisa mendapatkan bantuan dari siapapun agar bisa terlepas dari Fara.

"Kamu tahu? Kamu sudah mengganggu orang yang aku cintai dan aku tidak akan membiarkanmu bersatu dengan Leon," ungkap Fara yang membuat Luna kaget mendengarnya.

"Memangnya ada hubungan apa kamu dengan Leon?" tanya Luna, yang merasa sangat penasaran. Fara pun kemudian terkikik.

"Dia adalah kekasihku, dan tak akan kubiarkan kamu dan Leon bersatu," jawab Fara, yang membuat Luna semakin kaget.

"Apakah mungkin Leon bisa menjalin hubungan dengan makhluk berwujud mengerikan seperti dirimu?" ujar Luna yang membuat Fara menjadi naik pitam.

"Patutnya kamu tahu kalau aku ini lebih cantik daripada kamu!" tuding Fara.

Dia pun kembali ke wujud aslinya, namun dengan sorot mata yang tajam. Luna pun terperangah ketika melihat perubahan dalam diri Fara.

"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu menggangguku dan mengaku sebagai kekasih Leon?" tanya Luna.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku yang terpenting adalah kamu harus segera aku habisi. Aku tidak mau ada yang mengganggu hubunganku dengan Leon," tandas Fara yang kemudian kembali ke wujudnya yang menakutkan sembari menyerang Luna.

Luna pun segera menghindar dan melarikan diri. Dia berharap bisa mendapatkan pertolongan, karena saat itu situasi yang dihadapi Luna sangatlah genting.

Namun ketika Luna sedang menuju ke pintu depan. Dia kemudian menabrak seseorang.

Luna pun jatuh tersungkur. Luna malah bersyukur ketika melihat ada seseorang itu di hadapannya.

"Rio! Aku bersyukur kamu datang! Kamu harus membantuku sekarang juga! seru Luna.

Rio.pun merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Luna.

"Ada apa denganmu, Luna? Kenapa kamu nampaknya begitu ketakutan?" tanya Rio.

"Ada sosok makhluk wanita yang mendekatiku wujudnya sangat mengerikan," jawab Luna. Rio pun kaget mendengar apa yang diceritakan oleh Luna.

"Lalu ke mana makhluk itu?" tanya Rio.

Luna pun menunjuk ke arah pintu darurat. Sementara itu, Fara kaget ketika melihat ada Rio yang bersama dengan Luna.

'Sial! Kenapa Rio malah datang menyelamatkan Luna? Dari mana dia datangnya?' gerutu Fara.

Fara pun segera meninggalkan tempat itu, dia begitu takut kepada Rio yang bisa saja menghukumnya Ajian Kulhu Geni yang dimiliki oleh Rio.

Rio dan Luna pun segera menuju ke pintu darurat, tetapi tak ada sosok yang dimaksud oleh Luna.

"Tidak ada sosok yang kamu ceritakan tadi, Luna," kata Rio.

"Sungguh, Rio. Aku benar-benar melihatnya. Dia sangat menakutkan," tutur Luna.

"Bahkan dia memberi ancaman kepadaku kalau dia akan menghabisiku. Sebab aku sudah mengganggu hubungannya dengan Leon," ungkap Luna. Rio pun kembali terperanjat mendengarnya.

'Jangan-jangan dia adalah Fara. Fara berusaha untuk mengganggu Luna," pikir Leon dalam hatinya.

"Ada apa sebenarnya ini, Rio? Apa yang sebenarnya terjadi pada Leon? Kenapa dia bisa Sampai menjalin hubungan dengan makhluk menakutkan tadi?" cecar Luna. Rio pun terdiam sejenak.

"Sebaiknya tenangkan dirimu dulu, Luna,: kata Rio.

Luna pun berusaha mengambil napas dalam.

Dia sangat bersyukur ketika melihat kedatangan Rio. Ternyata Rio datang ke kantor itu untuk mengambil laptopnya yang ketinggalan.

Namun malah menemukan Luna yang tengah berlari dengan wajah yang begitu pucat dan ketakutan.

Beruntung saat itu setelah Fara pergi listrik menyala kembali, sehingga Rio dan Luna semakin lega.

Lalu Rio pun segera buatkan teh hangat untuk Luna, agar bisa segera menenangkan hatinya.

"Minumlah ini dulu, Luna! Agar kamu bisa semakin tenang," tawar Rio sambil menyerahkan secangkir teh hangat untuk Luna.

Badan Luna yang masih bergetar ketakutan membuat Rio pun membimbing cara untuk melantunkan doa agar dirinya kembali tenang.

Luna menuruti Rio, walaupun matanya masih terus menatap ke sekelilingnya. Dia sangat takut jika makhluk itu datang lagi.

Setelah beberapa saat Luna sedikit tenang. Luna pun kembali bertanya kepada Rio, sebenarnya apa yang terjadi pada Leon sehingga dia bisa dikejar oleh makhluk mengerikan tadi.

"Aku mohon kejujuranmu, Rio. Apakah Leon pernah menjalin hubungan dengan makhluk lain yang sangat mengerikan itu? Lalu siapa dia?" cecar Luna.

Rio pun kemudian terdiam sejenak. Dia memutuskan untuk membongkar rahasia Leon yang terpendam. Sebab Rio tidak ingin lagi ada yang ditutup-tutupi.

"Dulu Leon pernah menjalin hubungan dengan sosok jin penggoda berupa peri bernama Fara. Mereka menjalin hubungan selama dua tahun lewat aplikasi kencan," papar Rio.

Rio pun kemudian menceritakan Bagaimana dirinya memisahkan Fara dan Leon sampai akhirnya Rio menghukum para dengan Ajian Kulhu Geni.

Walaupun berhasil dicegah oleh Leon karena belas kasihan terhadap Fara. Kini Rio semakin yakin jika Luna tadi diganggu oleh Fara lagi.

Luna pun kaget mendengar cerita dari Rio. Ia tidak menduga kalau Leon pernah menjalin hubungan kasih dengan makhluk dari alam lain.

"Lalu apa yang harus aku lakukan, Rio? Aku takut jika makhluk itu akan menggangguku lagi?" ungkap Luna.

"Kamu tenang saja, Luna. Makhluk itu tidak akan mengganggumu lagi," jawan Rio.

Dia pun memberikan sebuah amalan yang harus dilantunkan Luna jika Fara kembali mengganggunya.

Luna pun menjadi ragu terhadap Leon, karena Leon pernah berhubungan dengan makhluk lain yang bisa saja mengancam jiwanya.

"Sepertinya makhluk itu sangat jahat, Rio. Aku sangat takut jika hubungan kami akan terus diganggunya. Apakah aku harus meninggalkan Leon?" tanya Luna. Rio pun segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Luna. Kamu sebenarnya adalah penyelamat bagi Leon. Jangan takut dengan makhluk itu! Karena dengan amalan tadi makhluk mengerikan itu, tidak akan bisa lagi mengganggumu," papar Rio.

"Tetapi bagaimana jika kami nanti menikah dan membina rumah tangga, akankah makhluk itu terus mengganggu kehidupan kami berdua?" tanya Luna lagi yang merasa cemas karena dia merasa trauma diganggu oleh Fara.

"Kamu tenang saja, Luna. Selama ada aku, tidak akan ada yang mengganggu kebahagiaan kalian, aku janji, ucap Rio.

"Dan terimalah Leon apa adanya. Aku akan seraya melindungi kalian berdua dari gangguan makhluk itu," pesan Rio.

"Bahkan jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan segera menghukumnya dengan Ajian Kulhu Feni yang aku miliki," tandas Rio yang berusaha menenangkan dan meyakinkan hati Luna.

Luna pun berusaha untuk tetap tenang. Walaupun dia masih merasa takut jika Fara akan kembali mendatanginya.

Tetapi Rio menyakinkan Fara, jika Fara tidak akan berani mengganggu Luna lagi, selama Luna bisa ucapkan amalan tersebut untuk bisa mengusirnya. Luna pun menganggukan kepalanya.

"Haruskah aku memberitahu Leon akan hal ini, Rio?" tanya Luna. Namun Rio menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu, Luna. Biar aku yang mengatakan hal ini kepada Leon. Jangan membuat dirinya semakin panik dan teringat lagi kepada Fara!" pinta Rio. Luna pun setuju, dan Rio terus meyakinkan Luna jika ia adalah wanita terbaik bagi Leon.

Dan Rio mengimbau supaya jangan pernah takut dengan teror dari Fara, karena Fara adalah makhluk yang berusaha untuk mengganggu Leon dan dirinya.

Demi rasa cinta Luna kepada Leon membuatnya percaya kepada Rio. Namun karena Luna masih merasa ketakutan Rio pun terpaksa untuk menemaninya sampai pekerjaannya selesai.

Bahkan membantu Luna agar dia bisa juga segera pulang, karena istrinya kini sedang mengandung dan Rio pun harus menjaganya

Sementara itu, Fara merasa kesal karena dirinya tidak bisa menghabisi Luna di malam itu.

'Ini semua gara-gara Rio, sahabat Leon sialan itu. Harus bagaimana aku memberi pelajaran kepada Rio?' pikir Fara dalam hatinya.

Kemudian Fara pun berusaha melacak keberadaan Rio, agar dia bisa membuat perhitungan kepada sahabat Leon itu.

Beberapa hari kemudian Fara berhasil menemukan rumah Rio, dan dia menemukan Tari, istri Rio yang sedang mengandung.

Terbesit niat jahat Farah kepada Tari dan bayi yang dikandungnya.

'Hehehe, aku akan membuat Rio menyesal seumur hidupnya karena sudah berani mencampuri urusanku dan membuatku menderita," kata Fara sambil terkekeh.

'Akan kubalas Rio, dua kali lipat menderita sepertiku, kata Farah sambil tersenyum menyeringai.

Dia pun segera menghampiri istri Rio yang saat itu tengah seorang diri, karena Rio belum pulang dari kantor. Melihat istri Rio membuat dendam Fara semakin membara.

Chapter 3

Saat senja, Rio belum juga kembali dari kantornya. Namun Tari tak merasa risau, karena sebelumnya Rio sudah izin padanya untuk pulang terlambat karena urusan pekerjaan. Namun saat itu, Tari sedang memgandung usia empat bulan dan dalam kondisi seorang diri.

Asisten rumah tangganya memang sudah pulang sejak sore tadi. Hal ini tentu menjadi kesempatan bagi Fara untuk mengincar nyawa Tari.

Dia ingin balas dendam pada Tari karena suaminya selalu saja mencampuri urusan Fara.

'Kamu lihat saja, Rio! Apa yang akan terjadi pada istri dan calon anakmu, tutur Fara.

'Aku yakin kamu akan menangis darah,” sambung Fara sambil tersenyum menyeringai.

Dia pun masuk ke rumah Rio dengan menembus dinding. Fara merasa beruntung karena di rumah itu tak ada penjaga gaib.

Kemudian Fara menghampiri Tari yang sedang ada di dapur. Saat itu memang Tari sedang mempersiapkan makan malam sembari menanti sang suami pulang.

Fara pun kemudian memadamkan listrik rumah itu. Tari pun kaget dia segera mematikan kompor, saat dia sedang memasak.

Tari segera mengambil lilin dan korek api yang berada di laci dapur itu. Dia kemudian menyalakan lilin tersebut untuk menerangi sekelilingnya yang kini gelap gulita.

Tidak ada firasat apapun di benak Tari jika dirinya sedang diawasi dan diincar oleh Fara.

Tari lalu memutuskan untuk menunggu sang suami di ruang tamu. Tetapi saat Tari berjalan ke ruang tamu, Fara semakin mendekat pada Tari.

Tari mulai erasa aneh, seperti ada seseorang yang di belakangnya. Dia pun kemudian menoleh, tetapi Fara malah menghilang.

Dia sengaja ingin mempermainkan rasa takut Tari terlebih dahulu. Tari pun merasa merinding, namun dia rada takutnya belum timbul.

"Kupikir tadi ada orang di belakangku, pikir Tari sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit.

Tari pun segera duduk di ruang tamu, tetapi saat itu juga Fara menggeser kursi makan, sehingga menimbulkan suara deritan di lantai.

Tari pun kembali terkejut, karena kursi makan itu tiba-tiba bergerak dengan sendirinya.

Bahkan Tari pun merasa merinding lagi, di hatinya mulai timbul rasa takut.

'Apakah ada sosok yang menggangguku saat ini?' pikir Tari.

Namun Tari berusaha untuk tetap tenang, dia lalu duduk di kursi tamu sembari menunggu listrik menyala lagi dan menantikan suaminya pulang.

Tari ingin secepatnya Rio pulang. Sebab dia kini seorang diri di rumah itu dalam kondisi gelap gulita.

Samun saat Tari hendak menelepon sang suami, dia merasa kecewa sebab ponselnya mati karena kehabisan daya baterai.

'Aduh, aku lupa mengisi daya baterai ponselku,' kata Tari sambil menepuk kuningnya.

Tentu Tari tak bisa mengisi daya baterai ponselnya sebab listrik belum juga menyala.

Sebenarnya Tari mulai merinding dan merasa takut lagi. Karena saat itu Fara masih mengawasinya di sudut ruangan.

Namun Tari tak menyadarinya, Tari pun memutuskan untuk menanti Rio di ruang tamu dengan pijar cahaya lilin yang diletakkan di atas meja.

'Inilah saatnya aku menghabisi istri Rio dan calon anaknya, kata Fara.

Lalu Fara pun tiba-tiba duduk di samping Tari. Taripun kaget ketika menoleh ada sosok wanita cantik dengan berkulit pucat.

"Sisiapa kamu? Kekenapa kamu ada di rumahku?" tanya Tari dengan nada tergeragap.

Dia pun segera terbangun dari sofa berwarna ungu itu untuk menjauhi Fara. Fara malah bangun dan mengikutinya dengan senyumnya yang mengerikan.

"Jangan takut, aku hanya ingin menemanimu," jawab Fara.

Namun Tari merasa curiga karena wajah Fara tampak angker dan menduga Fara bukanlah manusia.

"Kakamu ini manusia atau bukan? Lalalu bagaimana kamu bisa masuk rumah ini?" tanya Tari dengan nada masih terbata-bata sambil melangkah mundur. Dan Fara semakin mendekat pada dirinya.

"Tak perlu tahu siapa aku, mau kutemani sambil menunggu suamimu, hihihi?" jawab Fara sambil terkikik. Tari langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Kamu pergi saja dari rumah ini, aku tidak butuh ditemani olehmu," jawab Tari sambil terus melangkah mundur.

"Kalau begitu, bagaimana jika kamu yang ikut denganku?" Hahaha," ujar Fara sambil tertawa keras, sehingga membuat Tari semakin ketakutan.

Tari kemudian berlari ke arah kamarnya. Dia segera mengunci pintu kamar itu agar Fara tidak bisa masuk.

'Ayolah, Mas Rio! Segeralah pulang, ada hantu di rumah ini, kata Tari dalam hatinya.

Akan tetapi, Tari tiba-tiba kaget ketika melihat Fara menembus dinding kamar itu dan menghampirinya lagi.

"Kalau kamu tidak mau kutemani. Ayo ikut denganku saja! Kamu dan anakmu pasti akan merasa lebih bahagia daripada tinggal di sini!" ajak Fara kembali mendekati Tari.

Tari menggelengkan kepalanya lagi dengan wajah yang semakin takut dan cemas.

"Tidak! Pergi kamu! Aku tidak mau ikut denganmu! Jangan ganggu aku! tolak Tari.

Dia pun segera membuka pintu itu. Namun pintu kamar itu seperti terkunci dari luar. Tari pun semakin ketakutan.

Dia takut makhkuk itu akan berbuat semakin brutal pada dirinya.

"Tolong! Tolong!" jerit Tari. Namun tak ada seorang pun dari luar yang mendengar teriakan Tari.

"Tidak ada yang bisa menolongmu sekarang, karena kamu sudah ditakdirkan mati di tanganku," tandas Fara, yang membuat tubuh Tari semakin gernetar dipenuhi rasa takut.

"Kenapa kamu ingin menghabisiku? Apa salahku padamu?" tanya Tari sampai terus melangkah mundur.

"Karena suamimu sudah sering mencampuri urusanku,,dan aku akan membuat perhitungan kepadamu dan juga calon anak yang ada di dalam kandunganmu itu," jawab Fara.

Tangan Fara pun terarah pada leher Tari. Tari pun kaget ketika Fara hendak mencekiknya.

Tari kemudian berusaha menghindar dan berlari di sekitar kamar tersebut. Namun Fara terus mengejarnya sambil mengarahkan tangannya yang penuh dengan kuku tajam dan panjang.

"TOLONG! TOLONG!" jerit Tari lagi. Namun Fara malah tertawa keras.

"Hahaha, sudah kubilang, tidak ada yang bisa menolongmu. Jadi berpasrah sajalah jika aku kirim kamu ke alam baka," kata Fara sembari mengolok Tari.

"Dan anakmu itu akan kubawa ke alamku untuk kujadikan sebagai tuyul," sahut Fara. Tari pun terperanjat mendengarnya.

"Pergi kamu dari sini! Jangan pernah menggangguku dan calon anakku!" usir Tari. Namun Fara tetap tidak bergeming.

Dia tidak sabar lagi untuk menghabisi Tari.

Tangan Fara kembali ke arah ke leher Tari.

Namun Tari dengan sifap menghindarinya. Tetapi tenaga Tari tidak sebanding dengan Fara.

Fara pun kemudian berhasil mencekik leher Tari.

"Suamimu pasti akan menangis darah ketika melihat kamu sudah menjadi mayat dengan bayi yang ada di dalam kandunganmu," kata Fara sambil tersenyum.

Sementara Tari terus memberontak. Dia tidak ingin sampai Fara menghabisinya.

"Tuhan, tolonglah aku! Aku tidak mau mati di tangan makhluk jahat ini, Tari melantunkan doa dalam hatinya. Bahkan Tari pun melantunkan ayat suci agar Fara berhenti mengganggunya. Saat tari mengucapkan ayat suci, tangan Fara begitu terasa panas.

Brak!

Dia pun kemudian segera menghempaskan tubuh Tari ke lantai.

"Aaaah sakiiiit!” Tari pun mengerang kesakitan. Bahkan dia memegangi perutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!